Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum
1
STUDI PENGARUH PEMBERIAN MIKORIZA VESIKULAR
ARBUSKULAR (MVA) TERHADAP BEBERAPA VARIETAS KACANG
HIJAU (Phaseolus radiatus L.) PADA MEDIA SUB-OPTIMUM
SKRIPSI
Oleh:
EVANS LOUIS GEMAYEL
020307023
BDP – Pemuliaan Tanaman
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
2
STUDI PENGARUH PEMBERIAN MIKORIZA VESIKULAR
ARBUSKULAR (MVA) TERHADAP BEBERAPA VARIETAS KACANG
HIJAU (Phaseolus radiatus L.) PADA MEDIA SUB-OPTIMUM
SKRIPSI
Oleh:
EVANS LOUIS GEMAYEL
020307023
BDP – Pemuliaan Tanaman
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana di Departemen
Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui oleh,
Komisi Pembimbing
(Ir. Hot Setiado, MS)
(Ir. M. K. Bangun, MS)
Ketua
Anggota
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
3
STUDI PENGARUH PEMBERIAN MIKORIZA VESIKULAR
ARBUSKULAR (MVA) TERHADAP BEBERAPA VARIETAS KACANG
HIJAU (Phaseolus radiatus L.) PADA MEDIA SUB-OPTIMUM
SKRIPSI
Oleh:
EVANS LOUIS GEMAYEL
020307023
BDP – Pemuliaan Tanaman
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana di Departemen
Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
4
Judul
: Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular
(MVA) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau
(Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-optimum.
Nama
: Evans Louis Gemayel
NIM
: 020307023
Departemen
: Budidaya Pertanian
Program Studi : Pemuliaan Tanaman
Disetujui oleh,
Komisi Pembimbing
(Ir. M. K. Bangun, MS)
(Ir. Hot Setiado, MS)
Ketua
Anggota
Mengetahui :
(Ir. Edison Purba, Ph.D)
Ketua Departemen Budidaya Pertanian
Tanggal Lulus :
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
5
ABSTRACT
The objective of this research was to know the influence of sub-optimum
growing media to the growth of mung bean. VAM which given in this research
aimed to assist in plant root enlargement that is not support enough to the growth
processing. This research using Randomized Block Design with 2 factor
treatment, those are 1. factor VAM (M), consists of 2 level : without any VAM
given ; M1 : with VAM given for 5 g/plant ; and 2. factor variety (V), consists of 3
level : V1 : variety Parkit; V2 : variety Sriti; V3 : variety Kutilang. Data were
analized using ANOVA and HSD test at 5%. From this research, gained result that
statistically show that VAM give a significabt influence for flowering age,
harvesting age, plant height, and production, neither with sprouting age and 100
seed weight. Variety give a significant different for flowering age, harvesting age,
and plant height, neither with sprouting age, 100 seed weight, and production.
The interaction between VAM and variety give not significant influence for all
parametre. For KVG, the low value present at flowering age, harvesting age, 100
seed weight; medium value present at plant height. For heritability, it low at 100
seed weight, but high at sprouting age, flowering age, harvesting age, and
production.
Key word : Mung bean, VAM, Variety, Sub-optimum growing media.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
6
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media tanam
sub-optimum terhadap pertumbuhan kacang hijau. Sedangkan pemberian
Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) pada penelitian ini bertujuan untuk
membantu perkembangan perakaran tanaman, agar lebih mudah untuk beradaptasi
dengan kondisi lingkungan yang kurang mendukung bagi proses pertumbuhan.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 faktor
perlakuan, yaitu :1. Faktor Pemberian MVA (M), yang terdiri dari 2 taraf, yaitu :
1. Mo = tanpa pemberian MVA dan
M1 = dengan pemberian MVA
sebanyak 5g/tanaman; 2. Faktor Varietas (V), yang terdiri atas 3 varietas, yaitu :
V1 = varietas Parkit, V2 = varietas Sriti dan
V3 = varietas Kutilang. Data
hasil penelitian dianalisis menggunakan ANOVA dan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ)
pada taraf 5%. Dari penelitian ini, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
secara statistik pemberian MVA memberi pengaruh yang nyata pada parameter
umur mulai berbunga, umur panen, tinggi tanaman, dan produksi/plot, namun
tidak memberikan pengaruh yang nyata pada parameter umur muncul tunas, dan
parameter bobot 100 biji. Secara statistik penggunaan varietas yang berbeda,
menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada parameter umur mulai berbunga,
umur panen, dan tinggi tanaman, namun tidak berbeda nyata ada parameter umur
muncul tunas, parameter bobot 100 biji, dan produksi/plot. Interaksi antara
pemberian MVA dengan varietas secara statistik berpengaruh tidak nyata terhadap
seluruh parameter pertumbuhan. Nilai KVG rendah terdapat pada parameter umur
mulai berbunga, umur panen, dan bobot 100 biji, nilai KVG sedang terdapat pada
parameter tinggi tanaman. Nilai heritabilitas rendah pada parameter bobot 100
biji, namun tinggi pada parameter umur muncul tunas, umur ulai berbunga, umur
panen, dan parameter produksi/plot.
Kata kunci :Kacang hijau, MVA,Varietas, Media Sub-optimum.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
7
RIWAYAT HIDUP
Evans Louis Gemayel. Penulis lahir di Medan pada tanggal 3 Januari 1984.
Putra dari Alfons Oetara dan Elisa Efawani Nasution.
Penulis menyelesaikan pendidian dasar di SD INPRES 064024 Medan pada
tahun 1996, kemudian melanjutkan pendidikan ke SLTP Nurcahaya, selesai pada
tahun 1999, dan pada tahun 2001, penulis menyelesaikan pendidikan di SMU
Negeri 2 Medan dan kemudian melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Penulis memilih program studi Pemuliaan Tanaman Departemen Budidaya
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Semasa kuliah, penulis mengikuti beberapa organisasi kemahasiswaan, seperti
HIMADITA, BKM AL-Mukhlisin, dan pengajian BDP.
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juni – Juli 2006
di Afdeling III, Kebun Rambutan PTPN-3.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
8
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur saya haturkan ke hadirat
Allah ta’ala yang senentiasa memberikan rezeki dan kemudahan dalam segala
pekerjaan saya, sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan S-1 dan menyusun
skripsi ini yang berjudul ”Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular
Arbuskular (MVA) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus L.) Pada Media Sub-optimum”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
seberapa besar pengaruh media tanam sub-optimum terhadap pertumbuhan
kacang hijau. Sedangkan pemberian MVA pada penelitian ini bertujuan untuk
membantu perkembangan perakaran tanaman, agar lebih mudah untuk beradaptasi
dengan kondisi lingkungan yang kurang mendukung bagi proses pertumbuhan
(dalam hal ini adalah media sub-optimum).
Terima kasih saya ucapkan kepada keluarga, para staf pengajar, para asisten
praktikum, staf administrasi, dan rekan-rekan mahasiswa, yang senantiasa
memberikan uluran tangan, mendengarkan, memperhatikan, membimbing, serta
menemani saya selama awal perkuliahan sampai saya menyelesaikannya.
Saya harap penelitian dan penulisan skripsi ini dapat membantu para petani
dan rekan mahasiswa, dalam kegiatan pertanian. Untuk itu saya berharap atas
saran dan kritik serta tambahan yang positif untuk perbaikan skripsi ini. Terima
kasih.
Medan, Agustus 2008
Penulis
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
9
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
10
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
11
DAFTAR TABEL
hal
TabelDwi Kasta Umur Mulai Muncul Tunas (hst)..........................................15
TabelDwi Kasta Bobot 100 Biji (g)................................................................. 16
TabelDwi Kasta Umur Mulai Berbunga (hst)..................................................17
TabelDwi Kasta Umur Panen (hst)..................................................................17
TabelDwi Kasta Tinggi Tanaman (cm)..............................................................17
TabelDwi Kasta Produksi/Plot (g)....................................................................18
TabelDwi Kasta Umur Mulai Muncul Tunas (hst)...........................................19
TabelDwi Kasta Bobot 100 Biji (g)...................................................................19
TabelDwi Kasta Produksi/Plot (g).....................................................................19
TabelDwi Kasta Umur Mulai Muncul Berbunga (hst)......................................20
TabelDwi Kasta Umur Panen (hst)....................................................................20
TabelDwi Kasta Tinggi Tanaman (cm)..............................................................20
TabelNilai KVG, KVP, dan Heritabilitas...........................................................21
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
12
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Bagan Penelitian ..............................................................................................26
Jadwal Kegiatan Penelitian...............................................................................27
Deskripsi Tanaman......................................................................................... ..28
Model Analisis Data..........................................................................................29
TabelPengamatan..................................................................................29
TabelSidik Ragam.................................................................................29
Rumus uji Beda Nyata Jujur...................................................................29
TabelEstimasi Kuadrat Tengah Bagi Analisis RAK.............................29
TabelDwi Kasta Umur Mulai Muncul Tunas (hst)...........................................30
TabelSidik Ragam Umur Mulai Muncul Tunas (hst).......................................30
TabelDwi Kasta Umur Mulai Berbunga (hst)...................................................30
TabelSidik Ragam Umur Mulai Berbunga (hst)...............................................30
TabelDwi Kasta Umur Panen (hst)...................................................................31
TabelSidik Ragam Umur Panen (hst)................................................................31
TabelDwi Kasta Tinggi Tanaman (cm).............................................................31
TabelSidik Ragam Tinggi Tanaman (cm)..........................................................31
TabelDwi Kasta Bobot 100 Biji (g)...................................................................32
TabelSidik Ragam Bobot 100 Biji (g)...............................................................32
TabelDwi Kasta Produksi/Plot (g)....................................................................32
TabelSidik Ragam Produksi/Plot (g).............................................................. ..32
TabelNilai KVG, KVP, dan Heritabilitas..........................................................33
Rangkuman Uji Beda Rataan..............................................................................34
Gambar –Gambar Penelitian.............................................................................. .35
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
13
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman kacangkacangan yang cukup penting di Indonesia. Permintaan terhadap kacang hijau
cukup tinggi dan cenderung meningkat dari tahun ketahun, sementara laju
peningkatan luas areal tanamannya masih dibawah jagung, kedelai, maupun
kacang tanah (Marzuki dan Soeprapto, 2004).
Tanaman ini memiliki prospek yang cukup menjanjikan, dengan bentuk
komoditas sebagai biji yang merupakan salah satu keuntungannya, dimana akan
mudah
untuk
disimpan
dalam
jangka
waktu
yang
cukup
lama
(Andrianto dan Indarto, 2004).
Beberapa varietas unggul yang sering ditanam antara lain seperti varietas
Parkit, Sriti, Kutilang, Murai, Betet, dan banyak lagi. Varietas
atau klon
introduksi perlu diuji adaptabilitasnya pada suatu lingkungan untuk mendapatkan
genotip unggul pada lingkungan tersebut. Penampilan suatu tanaman pada suatu
lingkungan tumbuhnya merupakan hasil interaksi faktor genetik dengan
lingkungannya. Penampilan suatu genotip pada lingkungan yang berbeda dapat
pula berbeda, sehingga sampai sejauh mana interaksi antara genotip dengan
lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui dalam
program
pemuliaan
tanaman
ataupun
dalam
pengembangannya
(Mangoendidjodjo, 2003).
Semakin sempitnya lahan pertanaman yang ideal bagi pertumbuhan tanaman,
menjadi kendala tersendiri guna memenuhi kebutuhan akan kacang hijau.
Sementara lahan yang tersedia cenderung miskin hara, mengalami cekaman, serta
tekstur yang tidak baik untuk pertumbuhan. Salah satunya adalah lahan vegetasi
alang-alang (Imperata cylindrical(Linn) P. Beauv) yang memiliki tekstur liat, dan
terutama sekali mengandung senyawa allelopati yang memberi efek negatif pada
pertumbuhan tanaman.
Penggunaan mikoriza dan varietas yang tepat merupakan salah satu usaha
dalam mengatasi kendala tersebut. Beberapa jenis tanaman dapat melakukan
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
2
hubungan simbiosis dengan bakteri penambat N dan cendawan akar, sehingga
diharapkan tanaman dapat tumbuh dengan baik meskipun ditanam pada media
sub-optimum.
Berdasarkan uraian di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan suatu
penelitian mengenai pengaruh pemberian MVA pada beberapa varietas kacang
hijau pada media sub-optimum.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh MVA terhadap pertumbuhan
beberapa varietas kacang hijau pada media sub-optimum.
Hipotesis Penelitian
1. Adanya pengaruh pemberian MVA terhadap pertumbuhan kacang hijau.
2. Adanya perbedaan varietas pada pertumbuhan kacang hijau.
3. Adanya interaksi antara pemberian MVA dengan varietas terhadap
pertumbuhan kacang hijau.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Sistematika tanaman kacang hijau adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub-dividio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledonae
Ordo
: Papilionales
Famili
: Leguminosae
Genus
: Phaseolus
Species
: Phaseolus radiatus
(Sharma, 1993).
Akar tanaman kacang hijau merupakan akar tunggang. Sistem perakarannya
dibagi menjadi 2, yaitu mesophytes (mempunyai banyak cabang akar pada
permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar), dan xerophytes (memiliki
akar cabang lebih sedikit dan memanjang ke arah bawah).
Bunga berbentuk kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat.
Bunga termasuk jenis hermaphrodit atau berkelamin ganda. Biji berbentuk bulat
lonjong dengan bobot sekitar 0.5 mg – 0.8 mg. Kulit biji berwarna hijau
mengkilap atau hjau kusam dan biji berwarna putih (Purwono dan Hartono, 2005).
Tanaman ini merupakan tanaman dengan tekstur tubuh yang tegak, tinggi
sekitar 0.5 m – 1 m, dengan percabangan yang banyak yang tertutupi bulu pendek
kecoklatan dan daun beranak daun tiga (trifoliate). Ada kultivar berhari pendek
dan berhari panjang. Bunga membuahi sendiri, menghasilkan polong dengan
panjang 5 cm – 10 cm, yang matang dalam waktu sekitar 20 hari setelah berbunga
(Rubatzky and Yamaguchi, 1998).
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
4
Syarat Tumbuh
Kacang hijau dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 250 C – 270 C,
dengan tingkat kelembaban udara antara 50% - 89%. Tanaman ini termasuk
tanaman golongan C3 dengan panjang hari optimum sekitar 10 jam/hari.
Jenis tanah yang baik bagi pertumbuhan kacang hijau adalah latosol ataupun
regosol. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan
optimal yaitu antara 5.5 – 6.5 (Purwono dan Hartono, 2005).
Curah hujan yang dikehendaki untuk pertumbuhan kacang hijau berkisar
antara 700 – 900 mm/tahun, dan memiliki toleransi yang baik pada kondisi curah
hujan yang lebih rendah dengan memanfaatkan kelembaban tanah dan air tanah.
Demikian juga terhadap suhu, dimana suhu optimum sekitar 280C- 300C cukup
baik untuk pertanaman kacang hijau (Erythrina, 2001).
Tanaman ini tumbuh baik pada dataran rendah sampai dengan tempat dengan
ketinggian 500 mdpl. Bahkan masih cukup baik pada daerah dengan ketinggian
tempat
hingga
700
mdpl,
meskipun
produksinya
cenderung
turun
(Rukmana, 1997).
Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA)
Asosiasi simbiosis antara jamur dan sistem perakaran tanaman tinggi memiliki
istilah umum yaitu mikoriza yang secara harfiah diartikan sebagai akar jamur.
Jamur akar ditemukan oleh seorang botanis Jerman, Frank, pada tahun 1855 di
pepohonan hutan seperti pinus tetapi penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa
asosiasi simbiotik semacam itu juga ada dalam kondisi alami dalam sistem
perakaran pada banyak tanaman budidaya lainnya (Rao, 1982).
Beberapa kelebihan jamur akar dalam membantu perkembangan tanaman
yang diperoleh dalam banyak penelitian antara lain dapat meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
kekeringan dan kelembaban (Nusantara, 2004), meningkatkan ketahanan terhadap
serangan patogen akar atau tanah, karena cendawan ini dapat memproduksi
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
5
senyawa antiobiotik dan merangsang sistem pertahanan pada tanaman inang
(Herawati dan Setiamiardja, 2000), meningkatkan aktivitas mikroba dalam tanah,
yang selanjutnya dapat menyediakan unsur hara yang dapat digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Rao, 1982 : Dunnigan, 1979), pada tanaman di tanah
bertekstur lempung liat berpasir secara nyata menyebabkan agregat tanah menjadi
lebih baik, lebih berpori dan memiliki permeabilitas tinggi, namun tetap memiliki
kemampuan memegang air yang cukup untuk menjaga kelembaban tanah
(Thomas et al, 1993), meningkatkan penyerapan air dan unsur hara terutama unsur
P (Jakobsen, 1992; Smith dan Read, 1997; Bryla dan Duniway,1997),
pembentukan vitamin dan beberapa zat pengatur tumbuh seperti sitokinin dan
giberelin
(Khairul,
2001),
meningkatkan
produksi
hormon
auksin
(Subashini dan Natarajan, 1997), bertindak sebagai pelindung biologi bagi
patogen akar (Sastrahidayat, 1995), berperan sinergis dengan keberadaan bakteri
penambat N (Azcon dan Al-Atrash, 1997), menjamin terselenggaranya proses
biogeokemis (Nuhamara, 1994), memperluas bidang serapan air dan hara dengan
memanfaatkan ukuran hifa yang lebih halus dari bulu-bulu akar sehingga dapat
menyusup ke pori mikro tanah (Killham, 1994), mengeluarkan enzim phosphatase
yang mampu melepaskan P dari ikatan-ikatan spesifik sehingga tersedia bagi
tanaman (Subiksa, 2002), serta membantu tanaman agar lebih tahan terhadap
cekaman kekeringan, kemasaman, salinitas, keracunan logam berat dalam tanah
(Ruiz-Lozano et al, 1995; Goicoechea, et al, 1997), serta meningkatkan berat
kering biji pada tanaman kacang kedelai (Tjondronegoro dan Gunawan , 2004).
Berdasarkan struktur dan cara jamur menginfeksi akar, mikoriza dapat
dikelompokkan menjadi ektomikoriza dan endomikoriza. Pada
ektomikoriza
jamur yang menginfeksi tidak masuk ke dalam sel akar tanaman dan hanya
berkembang di antara dinding sel jaringan korteks, akar yang terinfeksi membesar
dan bercabang. Sedangkan pada endomikoriza jamur yang menginfeksi masuk ke
dalam jaringan korteks dan akar yang terinfeksi tidak membesar (Khairul, 2001).
Endomikoriza membentuk struktur karakteristik khusus yang disebut arbuskel
dan vesikel. Arbuskel merupakan hifa yang membelit atau struktur hifa yang
bercabang, terbentuk di antara sel-sel akar, arbuskel membantu dalam mentransfer
nutrisi (terutama fosfat) dari tanah ke sistem perakaran.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
6
Vesikel merupakan struktur cendawan yang berasal dari pembengkakan yang
terbentuk pada hifa dan mengandung minyak. Bentuk struktur ini adalah dasar
untuk menunjukan endomikoriza sebagai Mikoriza Vesikular Arbuskular atau
disingkat MVA (Foth, 1951).
Imas et al (1993) menyatakan bahwa struktur mikoriza dapat berfungsi
sebagai pelindung biologi bagi serangan patogen akar. Mekanisme perlindungan
dapat diterangkan sebagai berikut :
1. adanya selaput hifa (mantel) dapat berfungsi sebagai barrier masuknya
patogen
2. mikoriza menggunakan hampir semua kelebihan karbohidrat dan eksudat
lainnya, sehingga tercipta lingkungan yang tidak cocok untuk patogen
3. cendawan mikoriza dapat mengeluarkan antibiotik yang dapat mematikan
patogen
4. akar tanaman yang diinfeksi cendawan mikoriza, tidak dapat diinfeksi lagi
oleh cendawan patogen yang menunjukkan adanya kompetisi.
Faktor lingkungan terutama intensitas cahaya dan suhu sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan MVA serta keberhasilan simbiosisnya
dengan inang. Intensitas cahaya matahari yang tinggi akan meningkatkan suhu
tanah, selanjutnya suhu tanah akan mempengaruhi kapasitas dan derajat
perkembangan MVA dalam menginfeksi akar tanaman
(Smith and Read, 1997; Brundrett, 1991).
Media Tanam Sub-optimum
Dalam perakitan sifat, benih diharapkan unggul tidak hanya pada satu kondisi
lingkungan, namun juga tetap unggul meskipun ditanam pada daerah dengan
kondisi lingkungan yang berbeda, dengan kata lain memiliki stabilitas gen yang
mantap. Salah satu contoh kondisi lingkungan yang berbeda adalah media tanam
sub-optimum.
Media tanam sub-optimum adalah media tanam yang secara fisiologis kurang
mendukung bagi pertumbuhan tanaman, dalam hal ini media tanam merupakan
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
7
tanah bekas vegetasi alang-alang, yang menghasilkan bahan kimia melalui
metabolisme sekunder yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman budidaya
(Laude, 2002).
Lalang atau alang-alang mengeluarkan zat ekskresi yang mengandung phenol,
vanilik
dan
asam
karbolik
(C6H5OH)
yang
menyebabkan
tertekannya
pertumbuhan tanaman lain. Lalang mengeluarkan zat allelopati dari rimpang dan
daunnya (Nasution, 1986). Allelopati adalah produksi substansi (zat) oleh suatu
tanaman yang bersifat merugikan tanaman lain (Fitter dan Hay, 1994).
Mekanisme senyawa allelopati mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah
dengan cara menurunkan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan, menghambat
pembelahan sel, menghambat pertumbuhan, menghambat aktivitas enzim-enzim
(Sastroutomo, 1990).
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
8
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 mdpl, dimulai sejak bulan Maret
sampai Juni 2008.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang hijau
varietas Parkit, Sriti, Kutilang, pupuk Urea, KCl, TSP, mikoriza vesikular
arbuskular, fungisida, insektisida, herbisida, air, serta tanah vegetasi lalang.
Alat-alat yang digunakan antara lain polibeg berukuran 25 cm x 35 cm,
cangkul,gembor, tali plastik, pacak, rol atau meteran, handsprayer ukuran 1 liter,
timbangan analitik, alat tulis, kalkulator, gunting, pisau.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2
faktor perlakuan, yaitu :
1. Faktor pemberian MVA (M), yang terdiri dari 2 taraf, yaitu:
M0 = tanpa pemberian MVA
M1 = dengan pemberian MVA sebanyak 5 g/ tanaman
2. Faktor varietas yang terdiri dari 3 varietas, yaitu :
V1 = varietas Parkit
V2 = varietas Sriti
V3 = varietas Kutilang
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
9
Sehingga diperoleh 6 interaksi perlakuan, yaitu
M0 V1
M0 V2
M0 V3
M1 V1
M1 V2
M1 V3
Jumlah ulangan (blok)
: 4 ulangan
Jumlah plot
: 24 plot
Jumlah tanaman/plot
: 4 tanaman
Jumlah sampel
: 4 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya : 96 tanaman
Jumlah sampel seluruhnya
: 96 tanaman
Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam model linear aditif sebagai
berikut :
Yijk = µ + i + j + k + (
i = 1, 2, 3, 4
j = 1, 2
)jk + ijk
k = 1, 2, 3
dimana:
Yijk
= hasil pengamatan pada blok ke-i, karena pengaruh pemberian MVA pada
taraf ke-j, dan pengaruh varietas pada varietas ke-k
µ
= nilai tengah
i
= efek blok ke-i
j
= efek pemberian MVA pada taraf ke-j
k
= efek varietas pada varietas ke-k
(
)jk = interaksi pemberian MVA pada taraf ke-j, dengan varietas pada varietas
ke-k
ijk
= efek galat pada blok ke-i yang disebabkan pemberian mikoriza pada taraf
ke-j dengan varietas pada varietas ke-k
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
10
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Areal Pertanaman
Areal yang akan digunakan untuk penelitian terlebih dahulu dibersihkan dari
gulma dan sampah, lalu dilakukan pembuatan plot-plot percobaan.
Persiapan Media Tanam
Tanah vegetasi lalang yang digunakan diambil hanya yang lapisan tanah atas
sampai kedalaman 20 cm(Nasution, 1986). Kemudian tanah dibersihkan dari
gulma dan sisa-sisa akar tanaman, digemburkan, kemudian dimasukkan ke dalam
polibeg dan disusun sesuai dengan perlakuan.
Penanaman dan Aplikasi MVA
Penanaman dilakukan bersamaan dengan pemberian MVA pada lubang tanam.
Dalam 1 lubang tanam dimasukkan 2 atau 3 benih kacang hijau.
Pemeliharaan
Pemupukan
Pemupukan TSP (0.3g/tanaman) dan KCl (0.5g/tanaman) dilakukan 3 – 4 hari
sebelum penanaman, sementara untuk pupuk Urea (0.5 g/tanaman) diberikan pada
awal penanaman.
Penjarangan
Dari beberapa tanaman yang tumbuh dari masing-masing lubang tanam,
disisakan hanya 1 saja, dipilih yang paling baik pertumbuhannya secara visual.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
11
Penyisipan
Penyisipan dilakukan terhadap tanaman yang mati atau menunjukkan gejala
pertumbuhan yang terhambat, dengan menggantikan tanaman yang rusak atau
mati dengan tanaman cadangan dari perlakuan yang sama.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan handsprayer dan atau gembor,
dan intensitas penyiraman disesuaikan dengan kelembaban media tanam.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan menggunakan cangkul, herbisida, ataupun
secara manual.
Pengajiran
Pengajiran dilakukan pada tanaman yang terlihat terlalu rebah, agar tidak
mengganggu pertumbuhannya dan tanaman yang lain.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakuan dengan menggunakan insektisida
dan fungisida, dan segera dilakukan jika didapati gejala serangan.
Panen
Pemanenan dilakukan dengan memetik polong yang sudah berwarna coklat
kehitaman dan kulitnya sudah mengeras. Pemetikan bisa dilakukan secara manual
dengan tangan ataupun dengan menggunakan gunting atau pisau.
Pengeringan
Hasil panen dikeringkan dengan cara dijemur. Waktu pengeringan polong
sekitar 3 hari, dan dilanjutkan dengan penjemuran biji selama 3 hari
(sesuai kondisi cuaca).
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
12
Pengamatan Parameter
Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari leher akar sampai dengan titik tumbuh
tanaman dengan menggunakan tali, lalu panjang tali diukur dengan penggaris atau
meteran.
Umur Muncul Tunas (hari setelah tanam)
Umur muncul tunas dihitung saat plumula sudah terangkat ke atas permukaan
tanah.
Umur Mulai Berbunga (hari setelah tanam)
Umur mulai berbunga diambil pada saat bunga pertama muncul.
Umur Panen (hari setelah tanam)
Umur panen diambil saat polong sudah siap untuk dipanen, terlihat sudah
coklat kehitaman dan kulit polong mengeras.
Bobot 100 Biji (gram)
Bobot 100 biji diambil dengan menimbang 100 biji dari perlakuan yang sama,
dengan menggunakan timbangan analitik.
Produksi (gram)
Produksi/plot diambil dengan menimbang hasil panen dengan menggunakan
timbangan analitik.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
13
Analisa Data
Jika data yang dianalisa dengan sidik ragam berpengaruh nyata, maka akan
dilanjutkan dengan menggunakan uji beda rataan berdasarkan Beda Nyata Jujur
(BNJ) pada taraf nyata 5% (Bangun, 1991).
Variabilitas genetik diduga dengan menggunakan analisis komponen varian
menurut Poespodarsono (1998).
KVG = √
2
g x 100%
X
KVP = √
2
p x 100%
X
Koefisien variasi genetik dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
rendah
: 0 – 25% dari KVG tertinggi
sedang
: >25 – 50% dari KVG tertinggi
sangat tinggi : >75 % dari KVG tertinggi
Heritabilitas = H =
2
g
2
p
Menurut Stansfield (1991), kriteria heritabilitas adalah sebagai berikut :
Heritabilitas tinggi
: H > 0.5
Heritabilitas sedang
: 0.5 > H > 0.2
Heritabilitas rendah
: H < 0.2
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
14
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari analisa data yang dilakukan, diperoleh bahwa faktor pemberian MVA
(M) berpengaruh nyata pada parameter umur mulai berbunga, umur panen, tinggi
tanaman, dan produksi/plot, namun tidak berpengaruh nyata pada parameter umur
muncul tunas dan bobot 100 biji.
Faktor varietas (V) berbeda nyata pada parameter umur mulai berbunga,
umur panen, dan tinggi tanaman, namun tidak berbeda nyata pada parameter umur
muncul tunas, bobot 100 biji , dan produksi/plot.
Adapun interaksi antara MVA dengan varietas (M x V) tidak berbeda nyata
pada semua parameter.
Nilai KVG memiliki kriteria rendah pada parameter umur mulai berbunga,
umur panen, bobot 100 biji, kriteria sedang pada parameter tinggi tanaman. Nilai
heritabilitas memiliki kriteria tinggi pada parameter umur mulai berbunga, umur
panen, kriteria sedang pada parameter tinggi tanaman, namun memiliki kriteria
rendah untuk parameter bobot 100 biji.
Grafik pertumbuhan tanaman 2 MST – 8 MST ditampilkan pada Gambar 1.
Tinggi Tanaman
(cm)
Gambar 1. Grafik pertumbuhan tanaman 2 MST - 8 MST.
60
50
40
30
20
10
0
M0V1 M1V1 M0V2 M1V2 M0V3 M1V3
Grafik Pertumbuhan
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
15
Umur Muncul Tunas (HST)
Dari data pengamatan umur muncul tunas pada Lampiran 5 dan sidik ragam
pada Lampiran 6, dapat dilihat bahwa faktor pemberian MVA, varietas dan
interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter umur muncul tunas.
Data hasil uji beda rataan umur muncul tunas dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Umur muncul tunas beberapa varietas kacang hijau terhadap pemberian
MVA (5g/tanaman).
M0
M1
(0 g)
(5 g)
V1 = Parkit
8.63
8.56
8.59
V2 = Sriti
8.63
8.63
8.63
V3 = Kutilang
8.50
8.63
8.56
RATAAN M
8.58
8.60
-
RATAAN V
Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat faktor pemberian MVA tidak berpengaruh
nyata pada parameter umur muncul tunas, faktor varietas tidak berbeda nyata pada
parameter umur muncul tunas, dan interaksi tidak berpengaruh nyata pada
parameter umur muncul tunas. Rataan paling cepat diperoleh pada perlakuan
M0V3 (8.50).
Umur Mulai Berbunga (HST)
Dari data pengamatan umur mulai berbunga pada Lampiran 7 dan sidik ragam
pada Lampiran 8, dapat dilihat bahwa pemberian MVA berpengaruh nyata pada
parameter umur mulai berbunga, varietas berbeda nyata pada parameter umur
muncul tunas, namun interaksi tidak menunjukkan pengaruh yang nyata.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
16
Data hasil uji beda rataan umur mulai berbunga dapat dilihat pada Tabel 2,
Tabel 2. Umur mulai berbunga beberapa varietas kacang hijau terhadap pemberian
MVA (5g/tanaman).
M0
M1
(0 g)
(5 g)
V1 = Parkit
35.75
V2 = Sriti
RATAAN V
BNJ .05
35.50
35.62 b
0.59
36.50
35.94
36.21 ab
V3 = Kutilang
36.81
36.12
36.46 a
RATAAN M
36.35 a
35.85 b
-
-
BNJ .05
0.46
-
-
Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa faktor pemberian MVA berpengaruh
nyata terhadap umur mulai berbunga dimana rataan M0 (36.30) dan M1 (35.85).
Faktor varietas berbeda nyata terhadap umur mulai berbunga, dimana rataan
paling cepat diperoleh pada V1 (35.62), dan paling lama pada V3 (36.46). Interaksi
tidak berpengaruh nyata, dimana M1V1 memiliki rataan umur mulai berbunga
paling cepat (35.50), dan paling lama pada M0V3 (36.81).
Hubungan antara MVA dengan umur mulai berbunga ditampilkan dalam
bentuk histogram pada Gambar 2.
Gambar 2. Hubungan antara MVA dengan umur mulai berbunga.
Umur mulai berbunga (HST)
40
36,35
35,85
35
30
25
20
15
10
5
0
M0
M1
Mikoriza Vesikular Arbuskular
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
17
Hubungan antara varietas dengan umur mulai berbunga ditampilkan dalam bentuk
histogram pada Gambar 3.
Umur mulai berbunga (HST)
Gambar 3. Hubungan antara varietas dengan umur mulai berbunga.
40
35,62
36,21
36,46
V1
V2
V3
35
30
25
20
15
10
5
0
Varietas
Umur Panen (HST)
Dari data pengamatan umur panen pada Lampiran 9 dan sidik ragam pada
Lampiran 10, dapat dilihat bahwa pemberian MVA berpengaruh nyata pada
parameter umur panen, varietas berbeda nyata pada parameter umur panen, namun
interaksi tidak menunjukkan pengaruh yang nyata.
Data hasil uji beda rataan umur mulai berbunga dapat dilihat pada Tabel 3,
Tabel 3. Umur panen beberapa varietas kacang hijau terhadap pemberian MVA
(5g/tanaman).
M0
M1
(0 g)
(5 g)
V1 = Parkit
62.06
V2 = Sriti
RATAAN V
BNJ .05
61.38
61.71 b
0.82
62.50
62.06
62.28 a
V3 = Kutilang
63.13
62.63
62.87 a
RATAAN M
62.56 a
62.01 ab
-
-
BNJ .05
0.69
-
-
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
18
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa faktor pemberian MVA berpengaruh nyata
terhadap umur panen dimana rataan M0 (62.56) dan M1 (62.01). Faktor varietas,
berpengaruh nyata terhadap umur panen, dimana rataan paling cepat diperoleh
pada V1 (61.71), dan paling lama pada V3 (62.87). Namun interaksi tidak
menunjukkan pengaruh yang nyata, dimana rataan umur panen paling cepat
diperoleh pada perlakuan M1V1 (61.38) dan paling lama pada M0V3 (63.13).
Hubungan antara MVA dengan umur panen ditampilkan dalam bentuk
histogram pada Gambar 4.
Gambar 4. Hubungan antara MVA dengan umur panen.
70
62,56
62,01
Umur panen (HST)
60
50
40
30
20
10
0
M0
M1
Mikoriza Vesikular Arbuskular
Hubungan antara varietas dengan umur panen ditampilkan dalam bentuk
histogram pada Gambar 5.
Gambar 5. Hubungan antara varietas dengan umur panen.
Umur panen (HST)
70
61,71
62,28
62,87
V1
V2
V3
60
50
40
30
20
10
0
Varietas
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
19
Tinggi Tanaman 8 MST (cm)
Dari data pengamatan tinggi tanaman 8 MST pada Lampiran 23 dan sidik
ragam pada Lampiran 24, dapat dilihat bahwa pemberian MVA berpengaruh nyata
terhadap parameter tinggi tanaman 8 MST, faktor varietas berbeda nyata pada
parameter tinggi tanaman 8 MST , namun interaksi tidak berpengaruh nyata pada
parametert tinggi tanaman 8 MST.
Data hasil uji beda rataan tinggi tanaman 8 MST dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Tinggi tanaman 8 MST beberapa varietas kacang hijau terhadap
pemberian MVA (5g/tanaman).
M0
M1
(0 g)
(5 g)
V1 = Parkit
43.01
V2 = Sriti
RATAAN V
BNJ .05
52.77
47.85 b
5.42
50.68
52.12
51.26 ab
V3 = Kutilang
52.81
56.07
54.05 a
RATAAN M
48.62 b
53.48 a
-
-
BNJ.05
4.46
-
-
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pemberian MVA berpengaruh nyata pada
parameter tinggi tanaman 8 MST, dimana rataan M0 (48.62) dan M1 (53.48).
Varietas berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman 8 MST, dimana rataan
paling tinggi diperoleh pada V3 (54.05) dan paling pendek pada V1 (47.85).
Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman 8 MST, dimana
rataan paling tinggi diperoleh pada M1V3 (56.07) dan paling rendah pada
M0V1 (43.01).
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
20
Hubungan antara MVA dengan tinggi tanaman 8 MST ditampilkan dalam
bentuk histogram pada Gambar 6.
Gambar 6. Hubungan antara MVA dengan tinggi tanaman 8 MST.
Tinggi Tanaman (cm)
60
50
53,48
48,62
40
30
20
10
0
M0
M1
Mikoriza Vesikular Arbuskular
Hubungan antara varietas dengan tinggi tanaman 8 MST ditampilkan dalam
bentuk histogram pada Gambar 7.
Gambar 7. Hubungan antara varietas dengan tinggi tanaman 8 MST.
60
Tinggi tanaman (cm)
50
47,85
51,26
54,05
40
30
20
10
0
V1
V2
V3
Varietas
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
21
Bobot 100 biji (g)
Dari data pengamatan bobot 100 biji pada Lampiran 27 dan sidik ragam pada
Lampiran 28, dapat dilihat bahwa pemberian MVA tidak berpengaruh nyata pada
parameter bobot 100 biji, varietas tidak berbeda nyata pada parameter bobot 100
biji dan demikian juga interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot
100 biji.
Data hasil uji beda rataan umur mulai berbunga dapat dilihat pada Tabel 5,
Tabel 5. Bobot 100 biji beberapa varietas kacang hijau terhadap pemberian MVA
(5g/tanaman).
M0
M1
(0 g)
(5 g)
V1 = Parkit
5.98
5.98
5.98
V2 = Sriti
6.03
6.70
6.36
V3 = Kutilang
6.18
6.13
6.15
RATAAN M
6.05
6.26
-
RATAAN V
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa faktor pemberian MVA tidak berpengaruh nyata
terhadap bobot 100 biji dimana rataan M0 (6.03) dan M1 (6.26). Faktor varietas
tidak berbeda nyata terhadap umur bobot 100 biji, dimana rataan bobot tertinggi
diperoleh pada V2 (6.36), dan terendah pada V1 (5.98). Interaksi juga tidak
menunjukkan pengaruh yang nyata, dimana rataan bobot 100 biji tertinggi
diperoleh pada perlakuan M1V2 (6.70) dan paling lama pada M0V1 dan M0V1
(5.98).
Produksi/plot
Dari data pengamatan produksi/plot pada Lampiran 29 dan sidik ragam pada
Lampiran 30, dapat dilihat bahwa pemberian MVA berpengaruh nyata pada
parameter produksi/plot, namun faktor varietas tidak berbeda nyata dan interaksi
tidak menunjukkan pengaruh yang nyata.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
22
Data hasil uji beda rataan produksi dapat dilihat pada Tabel 6,
Tabel 6. Produksi beberapa varietas kacang hijau terhadap pemberian MVA
(5g/tanaman).
M0
M1
(0 g)
(5 g)
V1 = Parkit
27.83
49.16
38.49
V2 = Sriti
30.62
39.82
35.21
V3 = Kutilang
33.82
50.41
42.1
RATAAN M
30.75 b
46.45 a
-
BNJ .05
7.45
RATAAN V
-
Dari Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa faktor pemberian MVA berpengaruh
nyata terhadap produksi/plot dimana rataan M0 (30.75) dan M1 (46.45). Faktor
varietas tidak berpengaruh nyata terhadap produksi/plot, dimana rataan bobot
tertinggi diperoleh pada V3 (42.11), dan terendah pada V2 (35.21). Namun
interaksi antara MVA dan varietas tidak menunjukkan pengaruh yang nyata,
dimana rataan produksi/plot tertinggi diperoleh pada perlakuan M1V3 (50.41) dan
paling rendah pada M0V1 (27.83).
Hubungan antara MVA dengan produksi tanaman ditampilkan dalam bentuk
histogram pada Gambar 8.
Gambar 8. Hubungan antara MVA dengan produksi tanaman.
Produksi (g)
50
45
40
35
30
25
46,45
30,75
20
15
10
5
0
M0
M1
Mikoriza Vesikular Arbuskular
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
23
Perbandingan produksi/ha tanaman di lapangan dengan deskripsi tanaman.
Perbandingan produksi/ha tanaman penelitian dengan deskripsi tanaman dapat
dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Perbandingan produksi/ha tanaman di lapangan dengan deskripsi
tanaman.
Varietas
Di lapangan
Deskripsi
t (hitung)
t (tabel)
V1 = Parkit
1.6
1.35
0.08
2.01
V2 = Sriti
1.46
1.58
- 0.04
2.01
V3 = Kutilang
1.75
1.13
0.22
2.01
Dari Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa potensi produksi/ha varietas Parkit
dan Kutilang cenderung meningkat, sementara pada varietas Sriti cenderung
menurun. Namun potensi produksi ini tidak berbeda nyata dengan deskripsi
menurut uji t. Hasil paling tinggi diperoleh pada perlakuan V3 dengan potensi
produksi sebesar 1.75 to/ha.
Pengamatan Parameter Genetik
Hasil perhitungan Nilai Variabilitas Genotip ( 2g), Nilai Variabilitas Fenotip
( 2p), Koefisien Variabilitas Genotip (KVG), Koefisien Variabilitas Fenotip
(KVP), dan heritabilitas dapat dilihat pada Tabel7.
Tabel8. Nilai Variabilitas Genotip ( 2g), Nilai Variabilitas Fenotip ( 2p), Nilai
Koefisien Variabilitas Genotip (KVG), Koefisien Variabilitas Fenotip
(KVP), dan heritabilitas.
Parameter
2
Umur Mulai Berbunga
g
2
p
KVG
KVP
H
0.2
0.34
1.23 r
1.61
0.58 t
Umur Panen
0.29
0.56
0.86 r
1.20
0.51 t
Tinggi Tanaman 8 MST
16.54
27.89
7.93 s
10.29
0.59 t
Bobot 100 Biji
0.025
0.225
2.56 r
7.70
0.11 r
Produksi/plot
83.04
114.66
23.60 t
27.74
0.72 t
Keterangan : r = rendah ; s = sedang ; t = tinggi.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
24
Pembahasan
Pengaruh
Pemberian
Mikoriza
Vesikular
Arbuskular
Terhadap
Pertumbuhan Kacang Hijau.
Dari hasil analisis data diketahui bahwa pemberian MVA berpengaruh nyata
pada parameter umur mulai berbunga, dengan rataan M0 (36.35) dan M1 (35.85),
parameter umur panen dengan rataan M0 (62.56) dan M1 (62.01), parameter
tinggi tanaman dengan rataan M0 (48.83) dan M1 (53.48) dan parameter
produksi/plot dengan rataan M0 (30.75) dan M1 (46.45). Dapat dilihat bahwa
pemberian
MVA
mampu
mempercepat
umur
berbunga,
umur
panen,
mempertinggi batang tanaman, serta meningkatkan produksi/plot. Diduga hal ini
disebabkan karena tanaman yang diberikan perlakuan MVA mengalami
peningkatan pada kemampuan untuk menyerap unsur hara, sehingga metabolisme
untuk pertumbuhan dapat berjalan dengan baik. Tanaman tidak mengalami
hambatan pada fase vegetatif menuju fase generatif. Mengacu pada beberapa
literatur seperti
Jakobsen (1992) yang menyatakan bahwa MVA membantu
meningkatkan penyerapan air dan unsur hara terutama unsur P, pembentukan
vitamin dan beberapa zat pengatur tumbuh seperti sitokinin dan giberelin
(Khairul,
2001),
meningkatkan
produksi
hormon
auksin
(Subashini dan Natarajan, 1997), berperan sinergis dengan keberadaan bakteri
penambat N (Azcon dan Al-Atrash, 1997), menjamin terselenggaranya proses
biogeokemis (Nuhamara, 1994), mengeluarkan enzim phosphatase yang mampu
melepaskan P dari ikatan-ikatan spesifik sehingga tersedia bagi tanaman
(Subiksa, 2002).
Berbeda dengan tanaman yang tidak diberi MVA, dimana umur mulai berbunga
dan umur panen cenderung lebih lama, batang tanaman lebih pendek, dan
produksi/plot yang cenderung sedikit. Hal ini diduga karena tanaman mengalami
hambatan pada tiap proses pertumbuhannya (baik fase vegetatif maupun fase
generatif) akibat cekaman dari media tanam sub-optimum. Laude (2002)
menyatakan bahwa media tanam sub-optimum adalah media tanam yang secara
fisiologis kurang mendukung bagi pertumbuhan tanaman, dalam hal ini media
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
25
tanam merupakan tanah bekas vegetasi alang-alang, yang menghasilkan bahan
kimia melalui metabolisme sekunder yang dapat menghambat pertumbuhan
tanaman budidaya.
Pengaruh Perbedaan Varietas Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau.
Dari hasil analisis data diketahui bahwa varietas berbeda nyata pada parameter
umur mulai berbunga dengan rataan V1 (35.62), V2 (36.21), dan V3 (36.46), pada
parameter umur panen, dengan rataan V1 (61.71), V2 (62.28),dan V3 (62.87),
pada parameter tinggi tanaman dengan rataan V1 (47.85), V2 (51.26), dan
V3 (54.05). Pada ketiga parameter diatas, varietas berbeda nyata, hal ini diduga
karena sifat genotip dari ketiga varietas di atas yang berbeda, sehingga gen-gen
yang berperan dalam pembentukan bunga, pematangan polong serta pembentukan
tubuh
tanaman
memiliki
perbedaan
karakteristik
dan
respon
terhadap
lingkungannya. Hal ini tentu saja sedikit banyak akan memberikan pengaruh yang
berbeda, sesuai yang tertera pada Mangoendidjodjo (2003), bahwa penampilan
suatu genotip pada lingkungan yang berbeda dapat berbeda pula. Dari hasil di
atas,bisa kita lihat bahwa untuk V1 cenderung lebih cepat berbunga, lebih cepat
dalam pematangan polong, namun untuk tinggi tanaman, V3 memiliki figur yang
lebih tinggi dibandingkan kedua varietas lainnya.
Interaksi MVA dan Varietas Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau.
Interaksi MVA dengan varietas (MxV) tidak menunjukkan adanya pengaruh
yang nyata pada semua parameter. Hal ini diduga karena faktor MVA hanya
berfungsi untuk membantu akar dalam proses pertumbuhan tanaman untuk
memperoleh hasil produksi yang optimal, sehingga tidak memperlihatkan hasil
yang cukup signifikan, ditambah lagi dengan penggunaan media tanamn suboptimum yang kurang mendukung pertumbuhan tanaman.
Menurut Hanafiah (2001), jika faktor utama A nyata, faktor utama B nyata,
sedangkan interaksi tidak nyata, hal ini berarti sifat antara faktor utama A dengan
faktor utama B adalah saling menekan (antagonis).
Evans louis Gemayel : Studi Pe
STUDI PENGARUH PEMBERIAN MIKORIZA VESIKULAR
ARBUSKULAR (MVA) TERHADAP BEBERAPA VARIETAS KACANG
HIJAU (Phaseolus radiatus L.) PADA MEDIA SUB-OPTIMUM
SKRIPSI
Oleh:
EVANS LOUIS GEMAYEL
020307023
BDP – Pemuliaan Tanaman
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
2
STUDI PENGARUH PEMBERIAN MIKORIZA VESIKULAR
ARBUSKULAR (MVA) TERHADAP BEBERAPA VARIETAS KACANG
HIJAU (Phaseolus radiatus L.) PADA MEDIA SUB-OPTIMUM
SKRIPSI
Oleh:
EVANS LOUIS GEMAYEL
020307023
BDP – Pemuliaan Tanaman
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana di Departemen
Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui oleh,
Komisi Pembimbing
(Ir. Hot Setiado, MS)
(Ir. M. K. Bangun, MS)
Ketua
Anggota
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
3
STUDI PENGARUH PEMBERIAN MIKORIZA VESIKULAR
ARBUSKULAR (MVA) TERHADAP BEBERAPA VARIETAS KACANG
HIJAU (Phaseolus radiatus L.) PADA MEDIA SUB-OPTIMUM
SKRIPSI
Oleh:
EVANS LOUIS GEMAYEL
020307023
BDP – Pemuliaan Tanaman
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana di Departemen
Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
4
Judul
: Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular
(MVA) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau
(Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-optimum.
Nama
: Evans Louis Gemayel
NIM
: 020307023
Departemen
: Budidaya Pertanian
Program Studi : Pemuliaan Tanaman
Disetujui oleh,
Komisi Pembimbing
(Ir. M. K. Bangun, MS)
(Ir. Hot Setiado, MS)
Ketua
Anggota
Mengetahui :
(Ir. Edison Purba, Ph.D)
Ketua Departemen Budidaya Pertanian
Tanggal Lulus :
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
5
ABSTRACT
The objective of this research was to know the influence of sub-optimum
growing media to the growth of mung bean. VAM which given in this research
aimed to assist in plant root enlargement that is not support enough to the growth
processing. This research using Randomized Block Design with 2 factor
treatment, those are 1. factor VAM (M), consists of 2 level : without any VAM
given ; M1 : with VAM given for 5 g/plant ; and 2. factor variety (V), consists of 3
level : V1 : variety Parkit; V2 : variety Sriti; V3 : variety Kutilang. Data were
analized using ANOVA and HSD test at 5%. From this research, gained result that
statistically show that VAM give a significabt influence for flowering age,
harvesting age, plant height, and production, neither with sprouting age and 100
seed weight. Variety give a significant different for flowering age, harvesting age,
and plant height, neither with sprouting age, 100 seed weight, and production.
The interaction between VAM and variety give not significant influence for all
parametre. For KVG, the low value present at flowering age, harvesting age, 100
seed weight; medium value present at plant height. For heritability, it low at 100
seed weight, but high at sprouting age, flowering age, harvesting age, and
production.
Key word : Mung bean, VAM, Variety, Sub-optimum growing media.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
6
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media tanam
sub-optimum terhadap pertumbuhan kacang hijau. Sedangkan pemberian
Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) pada penelitian ini bertujuan untuk
membantu perkembangan perakaran tanaman, agar lebih mudah untuk beradaptasi
dengan kondisi lingkungan yang kurang mendukung bagi proses pertumbuhan.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 faktor
perlakuan, yaitu :1. Faktor Pemberian MVA (M), yang terdiri dari 2 taraf, yaitu :
1. Mo = tanpa pemberian MVA dan
M1 = dengan pemberian MVA
sebanyak 5g/tanaman; 2. Faktor Varietas (V), yang terdiri atas 3 varietas, yaitu :
V1 = varietas Parkit, V2 = varietas Sriti dan
V3 = varietas Kutilang. Data
hasil penelitian dianalisis menggunakan ANOVA dan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ)
pada taraf 5%. Dari penelitian ini, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
secara statistik pemberian MVA memberi pengaruh yang nyata pada parameter
umur mulai berbunga, umur panen, tinggi tanaman, dan produksi/plot, namun
tidak memberikan pengaruh yang nyata pada parameter umur muncul tunas, dan
parameter bobot 100 biji. Secara statistik penggunaan varietas yang berbeda,
menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada parameter umur mulai berbunga,
umur panen, dan tinggi tanaman, namun tidak berbeda nyata ada parameter umur
muncul tunas, parameter bobot 100 biji, dan produksi/plot. Interaksi antara
pemberian MVA dengan varietas secara statistik berpengaruh tidak nyata terhadap
seluruh parameter pertumbuhan. Nilai KVG rendah terdapat pada parameter umur
mulai berbunga, umur panen, dan bobot 100 biji, nilai KVG sedang terdapat pada
parameter tinggi tanaman. Nilai heritabilitas rendah pada parameter bobot 100
biji, namun tinggi pada parameter umur muncul tunas, umur ulai berbunga, umur
panen, dan parameter produksi/plot.
Kata kunci :Kacang hijau, MVA,Varietas, Media Sub-optimum.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
7
RIWAYAT HIDUP
Evans Louis Gemayel. Penulis lahir di Medan pada tanggal 3 Januari 1984.
Putra dari Alfons Oetara dan Elisa Efawani Nasution.
Penulis menyelesaikan pendidian dasar di SD INPRES 064024 Medan pada
tahun 1996, kemudian melanjutkan pendidikan ke SLTP Nurcahaya, selesai pada
tahun 1999, dan pada tahun 2001, penulis menyelesaikan pendidikan di SMU
Negeri 2 Medan dan kemudian melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Penulis memilih program studi Pemuliaan Tanaman Departemen Budidaya
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Semasa kuliah, penulis mengikuti beberapa organisasi kemahasiswaan, seperti
HIMADITA, BKM AL-Mukhlisin, dan pengajian BDP.
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juni – Juli 2006
di Afdeling III, Kebun Rambutan PTPN-3.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
8
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur saya haturkan ke hadirat
Allah ta’ala yang senentiasa memberikan rezeki dan kemudahan dalam segala
pekerjaan saya, sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan S-1 dan menyusun
skripsi ini yang berjudul ”Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular
Arbuskular (MVA) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus L.) Pada Media Sub-optimum”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
seberapa besar pengaruh media tanam sub-optimum terhadap pertumbuhan
kacang hijau. Sedangkan pemberian MVA pada penelitian ini bertujuan untuk
membantu perkembangan perakaran tanaman, agar lebih mudah untuk beradaptasi
dengan kondisi lingkungan yang kurang mendukung bagi proses pertumbuhan
(dalam hal ini adalah media sub-optimum).
Terima kasih saya ucapkan kepada keluarga, para staf pengajar, para asisten
praktikum, staf administrasi, dan rekan-rekan mahasiswa, yang senantiasa
memberikan uluran tangan, mendengarkan, memperhatikan, membimbing, serta
menemani saya selama awal perkuliahan sampai saya menyelesaikannya.
Saya harap penelitian dan penulisan skripsi ini dapat membantu para petani
dan rekan mahasiswa, dalam kegiatan pertanian. Untuk itu saya berharap atas
saran dan kritik serta tambahan yang positif untuk perbaikan skripsi ini. Terima
kasih.
Medan, Agustus 2008
Penulis
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
9
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
10
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
11
DAFTAR TABEL
hal
TabelDwi Kasta Umur Mulai Muncul Tunas (hst)..........................................15
TabelDwi Kasta Bobot 100 Biji (g)................................................................. 16
TabelDwi Kasta Umur Mulai Berbunga (hst)..................................................17
TabelDwi Kasta Umur Panen (hst)..................................................................17
TabelDwi Kasta Tinggi Tanaman (cm)..............................................................17
TabelDwi Kasta Produksi/Plot (g)....................................................................18
TabelDwi Kasta Umur Mulai Muncul Tunas (hst)...........................................19
TabelDwi Kasta Bobot 100 Biji (g)...................................................................19
TabelDwi Kasta Produksi/Plot (g).....................................................................19
TabelDwi Kasta Umur Mulai Muncul Berbunga (hst)......................................20
TabelDwi Kasta Umur Panen (hst)....................................................................20
TabelDwi Kasta Tinggi Tanaman (cm)..............................................................20
TabelNilai KVG, KVP, dan Heritabilitas...........................................................21
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
12
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Bagan Penelitian ..............................................................................................26
Jadwal Kegiatan Penelitian...............................................................................27
Deskripsi Tanaman......................................................................................... ..28
Model Analisis Data..........................................................................................29
TabelPengamatan..................................................................................29
TabelSidik Ragam.................................................................................29
Rumus uji Beda Nyata Jujur...................................................................29
TabelEstimasi Kuadrat Tengah Bagi Analisis RAK.............................29
TabelDwi Kasta Umur Mulai Muncul Tunas (hst)...........................................30
TabelSidik Ragam Umur Mulai Muncul Tunas (hst).......................................30
TabelDwi Kasta Umur Mulai Berbunga (hst)...................................................30
TabelSidik Ragam Umur Mulai Berbunga (hst)...............................................30
TabelDwi Kasta Umur Panen (hst)...................................................................31
TabelSidik Ragam Umur Panen (hst)................................................................31
TabelDwi Kasta Tinggi Tanaman (cm).............................................................31
TabelSidik Ragam Tinggi Tanaman (cm)..........................................................31
TabelDwi Kasta Bobot 100 Biji (g)...................................................................32
TabelSidik Ragam Bobot 100 Biji (g)...............................................................32
TabelDwi Kasta Produksi/Plot (g)....................................................................32
TabelSidik Ragam Produksi/Plot (g).............................................................. ..32
TabelNilai KVG, KVP, dan Heritabilitas..........................................................33
Rangkuman Uji Beda Rataan..............................................................................34
Gambar –Gambar Penelitian.............................................................................. .35
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
13
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman kacangkacangan yang cukup penting di Indonesia. Permintaan terhadap kacang hijau
cukup tinggi dan cenderung meningkat dari tahun ketahun, sementara laju
peningkatan luas areal tanamannya masih dibawah jagung, kedelai, maupun
kacang tanah (Marzuki dan Soeprapto, 2004).
Tanaman ini memiliki prospek yang cukup menjanjikan, dengan bentuk
komoditas sebagai biji yang merupakan salah satu keuntungannya, dimana akan
mudah
untuk
disimpan
dalam
jangka
waktu
yang
cukup
lama
(Andrianto dan Indarto, 2004).
Beberapa varietas unggul yang sering ditanam antara lain seperti varietas
Parkit, Sriti, Kutilang, Murai, Betet, dan banyak lagi. Varietas
atau klon
introduksi perlu diuji adaptabilitasnya pada suatu lingkungan untuk mendapatkan
genotip unggul pada lingkungan tersebut. Penampilan suatu tanaman pada suatu
lingkungan tumbuhnya merupakan hasil interaksi faktor genetik dengan
lingkungannya. Penampilan suatu genotip pada lingkungan yang berbeda dapat
pula berbeda, sehingga sampai sejauh mana interaksi antara genotip dengan
lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui dalam
program
pemuliaan
tanaman
ataupun
dalam
pengembangannya
(Mangoendidjodjo, 2003).
Semakin sempitnya lahan pertanaman yang ideal bagi pertumbuhan tanaman,
menjadi kendala tersendiri guna memenuhi kebutuhan akan kacang hijau.
Sementara lahan yang tersedia cenderung miskin hara, mengalami cekaman, serta
tekstur yang tidak baik untuk pertumbuhan. Salah satunya adalah lahan vegetasi
alang-alang (Imperata cylindrical(Linn) P. Beauv) yang memiliki tekstur liat, dan
terutama sekali mengandung senyawa allelopati yang memberi efek negatif pada
pertumbuhan tanaman.
Penggunaan mikoriza dan varietas yang tepat merupakan salah satu usaha
dalam mengatasi kendala tersebut. Beberapa jenis tanaman dapat melakukan
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
2
hubungan simbiosis dengan bakteri penambat N dan cendawan akar, sehingga
diharapkan tanaman dapat tumbuh dengan baik meskipun ditanam pada media
sub-optimum.
Berdasarkan uraian di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan suatu
penelitian mengenai pengaruh pemberian MVA pada beberapa varietas kacang
hijau pada media sub-optimum.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh MVA terhadap pertumbuhan
beberapa varietas kacang hijau pada media sub-optimum.
Hipotesis Penelitian
1. Adanya pengaruh pemberian MVA terhadap pertumbuhan kacang hijau.
2. Adanya perbedaan varietas pada pertumbuhan kacang hijau.
3. Adanya interaksi antara pemberian MVA dengan varietas terhadap
pertumbuhan kacang hijau.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Sistematika tanaman kacang hijau adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub-dividio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledonae
Ordo
: Papilionales
Famili
: Leguminosae
Genus
: Phaseolus
Species
: Phaseolus radiatus
(Sharma, 1993).
Akar tanaman kacang hijau merupakan akar tunggang. Sistem perakarannya
dibagi menjadi 2, yaitu mesophytes (mempunyai banyak cabang akar pada
permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar), dan xerophytes (memiliki
akar cabang lebih sedikit dan memanjang ke arah bawah).
Bunga berbentuk kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat.
Bunga termasuk jenis hermaphrodit atau berkelamin ganda. Biji berbentuk bulat
lonjong dengan bobot sekitar 0.5 mg – 0.8 mg. Kulit biji berwarna hijau
mengkilap atau hjau kusam dan biji berwarna putih (Purwono dan Hartono, 2005).
Tanaman ini merupakan tanaman dengan tekstur tubuh yang tegak, tinggi
sekitar 0.5 m – 1 m, dengan percabangan yang banyak yang tertutupi bulu pendek
kecoklatan dan daun beranak daun tiga (trifoliate). Ada kultivar berhari pendek
dan berhari panjang. Bunga membuahi sendiri, menghasilkan polong dengan
panjang 5 cm – 10 cm, yang matang dalam waktu sekitar 20 hari setelah berbunga
(Rubatzky and Yamaguchi, 1998).
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
4
Syarat Tumbuh
Kacang hijau dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 250 C – 270 C,
dengan tingkat kelembaban udara antara 50% - 89%. Tanaman ini termasuk
tanaman golongan C3 dengan panjang hari optimum sekitar 10 jam/hari.
Jenis tanah yang baik bagi pertumbuhan kacang hijau adalah latosol ataupun
regosol. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan
optimal yaitu antara 5.5 – 6.5 (Purwono dan Hartono, 2005).
Curah hujan yang dikehendaki untuk pertumbuhan kacang hijau berkisar
antara 700 – 900 mm/tahun, dan memiliki toleransi yang baik pada kondisi curah
hujan yang lebih rendah dengan memanfaatkan kelembaban tanah dan air tanah.
Demikian juga terhadap suhu, dimana suhu optimum sekitar 280C- 300C cukup
baik untuk pertanaman kacang hijau (Erythrina, 2001).
Tanaman ini tumbuh baik pada dataran rendah sampai dengan tempat dengan
ketinggian 500 mdpl. Bahkan masih cukup baik pada daerah dengan ketinggian
tempat
hingga
700
mdpl,
meskipun
produksinya
cenderung
turun
(Rukmana, 1997).
Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA)
Asosiasi simbiosis antara jamur dan sistem perakaran tanaman tinggi memiliki
istilah umum yaitu mikoriza yang secara harfiah diartikan sebagai akar jamur.
Jamur akar ditemukan oleh seorang botanis Jerman, Frank, pada tahun 1855 di
pepohonan hutan seperti pinus tetapi penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa
asosiasi simbiotik semacam itu juga ada dalam kondisi alami dalam sistem
perakaran pada banyak tanaman budidaya lainnya (Rao, 1982).
Beberapa kelebihan jamur akar dalam membantu perkembangan tanaman
yang diperoleh dalam banyak penelitian antara lain dapat meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
kekeringan dan kelembaban (Nusantara, 2004), meningkatkan ketahanan terhadap
serangan patogen akar atau tanah, karena cendawan ini dapat memproduksi
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
5
senyawa antiobiotik dan merangsang sistem pertahanan pada tanaman inang
(Herawati dan Setiamiardja, 2000), meningkatkan aktivitas mikroba dalam tanah,
yang selanjutnya dapat menyediakan unsur hara yang dapat digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Rao, 1982 : Dunnigan, 1979), pada tanaman di tanah
bertekstur lempung liat berpasir secara nyata menyebabkan agregat tanah menjadi
lebih baik, lebih berpori dan memiliki permeabilitas tinggi, namun tetap memiliki
kemampuan memegang air yang cukup untuk menjaga kelembaban tanah
(Thomas et al, 1993), meningkatkan penyerapan air dan unsur hara terutama unsur
P (Jakobsen, 1992; Smith dan Read, 1997; Bryla dan Duniway,1997),
pembentukan vitamin dan beberapa zat pengatur tumbuh seperti sitokinin dan
giberelin
(Khairul,
2001),
meningkatkan
produksi
hormon
auksin
(Subashini dan Natarajan, 1997), bertindak sebagai pelindung biologi bagi
patogen akar (Sastrahidayat, 1995), berperan sinergis dengan keberadaan bakteri
penambat N (Azcon dan Al-Atrash, 1997), menjamin terselenggaranya proses
biogeokemis (Nuhamara, 1994), memperluas bidang serapan air dan hara dengan
memanfaatkan ukuran hifa yang lebih halus dari bulu-bulu akar sehingga dapat
menyusup ke pori mikro tanah (Killham, 1994), mengeluarkan enzim phosphatase
yang mampu melepaskan P dari ikatan-ikatan spesifik sehingga tersedia bagi
tanaman (Subiksa, 2002), serta membantu tanaman agar lebih tahan terhadap
cekaman kekeringan, kemasaman, salinitas, keracunan logam berat dalam tanah
(Ruiz-Lozano et al, 1995; Goicoechea, et al, 1997), serta meningkatkan berat
kering biji pada tanaman kacang kedelai (Tjondronegoro dan Gunawan , 2004).
Berdasarkan struktur dan cara jamur menginfeksi akar, mikoriza dapat
dikelompokkan menjadi ektomikoriza dan endomikoriza. Pada
ektomikoriza
jamur yang menginfeksi tidak masuk ke dalam sel akar tanaman dan hanya
berkembang di antara dinding sel jaringan korteks, akar yang terinfeksi membesar
dan bercabang. Sedangkan pada endomikoriza jamur yang menginfeksi masuk ke
dalam jaringan korteks dan akar yang terinfeksi tidak membesar (Khairul, 2001).
Endomikoriza membentuk struktur karakteristik khusus yang disebut arbuskel
dan vesikel. Arbuskel merupakan hifa yang membelit atau struktur hifa yang
bercabang, terbentuk di antara sel-sel akar, arbuskel membantu dalam mentransfer
nutrisi (terutama fosfat) dari tanah ke sistem perakaran.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
6
Vesikel merupakan struktur cendawan yang berasal dari pembengkakan yang
terbentuk pada hifa dan mengandung minyak. Bentuk struktur ini adalah dasar
untuk menunjukan endomikoriza sebagai Mikoriza Vesikular Arbuskular atau
disingkat MVA (Foth, 1951).
Imas et al (1993) menyatakan bahwa struktur mikoriza dapat berfungsi
sebagai pelindung biologi bagi serangan patogen akar. Mekanisme perlindungan
dapat diterangkan sebagai berikut :
1. adanya selaput hifa (mantel) dapat berfungsi sebagai barrier masuknya
patogen
2. mikoriza menggunakan hampir semua kelebihan karbohidrat dan eksudat
lainnya, sehingga tercipta lingkungan yang tidak cocok untuk patogen
3. cendawan mikoriza dapat mengeluarkan antibiotik yang dapat mematikan
patogen
4. akar tanaman yang diinfeksi cendawan mikoriza, tidak dapat diinfeksi lagi
oleh cendawan patogen yang menunjukkan adanya kompetisi.
Faktor lingkungan terutama intensitas cahaya dan suhu sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan MVA serta keberhasilan simbiosisnya
dengan inang. Intensitas cahaya matahari yang tinggi akan meningkatkan suhu
tanah, selanjutnya suhu tanah akan mempengaruhi kapasitas dan derajat
perkembangan MVA dalam menginfeksi akar tanaman
(Smith and Read, 1997; Brundrett, 1991).
Media Tanam Sub-optimum
Dalam perakitan sifat, benih diharapkan unggul tidak hanya pada satu kondisi
lingkungan, namun juga tetap unggul meskipun ditanam pada daerah dengan
kondisi lingkungan yang berbeda, dengan kata lain memiliki stabilitas gen yang
mantap. Salah satu contoh kondisi lingkungan yang berbeda adalah media tanam
sub-optimum.
Media tanam sub-optimum adalah media tanam yang secara fisiologis kurang
mendukung bagi pertumbuhan tanaman, dalam hal ini media tanam merupakan
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
7
tanah bekas vegetasi alang-alang, yang menghasilkan bahan kimia melalui
metabolisme sekunder yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman budidaya
(Laude, 2002).
Lalang atau alang-alang mengeluarkan zat ekskresi yang mengandung phenol,
vanilik
dan
asam
karbolik
(C6H5OH)
yang
menyebabkan
tertekannya
pertumbuhan tanaman lain. Lalang mengeluarkan zat allelopati dari rimpang dan
daunnya (Nasution, 1986). Allelopati adalah produksi substansi (zat) oleh suatu
tanaman yang bersifat merugikan tanaman lain (Fitter dan Hay, 1994).
Mekanisme senyawa allelopati mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah
dengan cara menurunkan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan, menghambat
pembelahan sel, menghambat pertumbuhan, menghambat aktivitas enzim-enzim
(Sastroutomo, 1990).
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
8
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 mdpl, dimulai sejak bulan Maret
sampai Juni 2008.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang hijau
varietas Parkit, Sriti, Kutilang, pupuk Urea, KCl, TSP, mikoriza vesikular
arbuskular, fungisida, insektisida, herbisida, air, serta tanah vegetasi lalang.
Alat-alat yang digunakan antara lain polibeg berukuran 25 cm x 35 cm,
cangkul,gembor, tali plastik, pacak, rol atau meteran, handsprayer ukuran 1 liter,
timbangan analitik, alat tulis, kalkulator, gunting, pisau.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2
faktor perlakuan, yaitu :
1. Faktor pemberian MVA (M), yang terdiri dari 2 taraf, yaitu:
M0 = tanpa pemberian MVA
M1 = dengan pemberian MVA sebanyak 5 g/ tanaman
2. Faktor varietas yang terdiri dari 3 varietas, yaitu :
V1 = varietas Parkit
V2 = varietas Sriti
V3 = varietas Kutilang
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
9
Sehingga diperoleh 6 interaksi perlakuan, yaitu
M0 V1
M0 V2
M0 V3
M1 V1
M1 V2
M1 V3
Jumlah ulangan (blok)
: 4 ulangan
Jumlah plot
: 24 plot
Jumlah tanaman/plot
: 4 tanaman
Jumlah sampel
: 4 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya : 96 tanaman
Jumlah sampel seluruhnya
: 96 tanaman
Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam model linear aditif sebagai
berikut :
Yijk = µ + i + j + k + (
i = 1, 2, 3, 4
j = 1, 2
)jk + ijk
k = 1, 2, 3
dimana:
Yijk
= hasil pengamatan pada blok ke-i, karena pengaruh pemberian MVA pada
taraf ke-j, dan pengaruh varietas pada varietas ke-k
µ
= nilai tengah
i
= efek blok ke-i
j
= efek pemberian MVA pada taraf ke-j
k
= efek varietas pada varietas ke-k
(
)jk = interaksi pemberian MVA pada taraf ke-j, dengan varietas pada varietas
ke-k
ijk
= efek galat pada blok ke-i yang disebabkan pemberian mikoriza pada taraf
ke-j dengan varietas pada varietas ke-k
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
10
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Areal Pertanaman
Areal yang akan digunakan untuk penelitian terlebih dahulu dibersihkan dari
gulma dan sampah, lalu dilakukan pembuatan plot-plot percobaan.
Persiapan Media Tanam
Tanah vegetasi lalang yang digunakan diambil hanya yang lapisan tanah atas
sampai kedalaman 20 cm(Nasution, 1986). Kemudian tanah dibersihkan dari
gulma dan sisa-sisa akar tanaman, digemburkan, kemudian dimasukkan ke dalam
polibeg dan disusun sesuai dengan perlakuan.
Penanaman dan Aplikasi MVA
Penanaman dilakukan bersamaan dengan pemberian MVA pada lubang tanam.
Dalam 1 lubang tanam dimasukkan 2 atau 3 benih kacang hijau.
Pemeliharaan
Pemupukan
Pemupukan TSP (0.3g/tanaman) dan KCl (0.5g/tanaman) dilakukan 3 – 4 hari
sebelum penanaman, sementara untuk pupuk Urea (0.5 g/tanaman) diberikan pada
awal penanaman.
Penjarangan
Dari beberapa tanaman yang tumbuh dari masing-masing lubang tanam,
disisakan hanya 1 saja, dipilih yang paling baik pertumbuhannya secara visual.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
11
Penyisipan
Penyisipan dilakukan terhadap tanaman yang mati atau menunjukkan gejala
pertumbuhan yang terhambat, dengan menggantikan tanaman yang rusak atau
mati dengan tanaman cadangan dari perlakuan yang sama.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan handsprayer dan atau gembor,
dan intensitas penyiraman disesuaikan dengan kelembaban media tanam.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan menggunakan cangkul, herbisida, ataupun
secara manual.
Pengajiran
Pengajiran dilakukan pada tanaman yang terlihat terlalu rebah, agar tidak
mengganggu pertumbuhannya dan tanaman yang lain.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakuan dengan menggunakan insektisida
dan fungisida, dan segera dilakukan jika didapati gejala serangan.
Panen
Pemanenan dilakukan dengan memetik polong yang sudah berwarna coklat
kehitaman dan kulitnya sudah mengeras. Pemetikan bisa dilakukan secara manual
dengan tangan ataupun dengan menggunakan gunting atau pisau.
Pengeringan
Hasil panen dikeringkan dengan cara dijemur. Waktu pengeringan polong
sekitar 3 hari, dan dilanjutkan dengan penjemuran biji selama 3 hari
(sesuai kondisi cuaca).
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
12
Pengamatan Parameter
Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari leher akar sampai dengan titik tumbuh
tanaman dengan menggunakan tali, lalu panjang tali diukur dengan penggaris atau
meteran.
Umur Muncul Tunas (hari setelah tanam)
Umur muncul tunas dihitung saat plumula sudah terangkat ke atas permukaan
tanah.
Umur Mulai Berbunga (hari setelah tanam)
Umur mulai berbunga diambil pada saat bunga pertama muncul.
Umur Panen (hari setelah tanam)
Umur panen diambil saat polong sudah siap untuk dipanen, terlihat sudah
coklat kehitaman dan kulit polong mengeras.
Bobot 100 Biji (gram)
Bobot 100 biji diambil dengan menimbang 100 biji dari perlakuan yang sama,
dengan menggunakan timbangan analitik.
Produksi (gram)
Produksi/plot diambil dengan menimbang hasil panen dengan menggunakan
timbangan analitik.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
13
Analisa Data
Jika data yang dianalisa dengan sidik ragam berpengaruh nyata, maka akan
dilanjutkan dengan menggunakan uji beda rataan berdasarkan Beda Nyata Jujur
(BNJ) pada taraf nyata 5% (Bangun, 1991).
Variabilitas genetik diduga dengan menggunakan analisis komponen varian
menurut Poespodarsono (1998).
KVG = √
2
g x 100%
X
KVP = √
2
p x 100%
X
Koefisien variasi genetik dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
rendah
: 0 – 25% dari KVG tertinggi
sedang
: >25 – 50% dari KVG tertinggi
sangat tinggi : >75 % dari KVG tertinggi
Heritabilitas = H =
2
g
2
p
Menurut Stansfield (1991), kriteria heritabilitas adalah sebagai berikut :
Heritabilitas tinggi
: H > 0.5
Heritabilitas sedang
: 0.5 > H > 0.2
Heritabilitas rendah
: H < 0.2
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
14
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari analisa data yang dilakukan, diperoleh bahwa faktor pemberian MVA
(M) berpengaruh nyata pada parameter umur mulai berbunga, umur panen, tinggi
tanaman, dan produksi/plot, namun tidak berpengaruh nyata pada parameter umur
muncul tunas dan bobot 100 biji.
Faktor varietas (V) berbeda nyata pada parameter umur mulai berbunga,
umur panen, dan tinggi tanaman, namun tidak berbeda nyata pada parameter umur
muncul tunas, bobot 100 biji , dan produksi/plot.
Adapun interaksi antara MVA dengan varietas (M x V) tidak berbeda nyata
pada semua parameter.
Nilai KVG memiliki kriteria rendah pada parameter umur mulai berbunga,
umur panen, bobot 100 biji, kriteria sedang pada parameter tinggi tanaman. Nilai
heritabilitas memiliki kriteria tinggi pada parameter umur mulai berbunga, umur
panen, kriteria sedang pada parameter tinggi tanaman, namun memiliki kriteria
rendah untuk parameter bobot 100 biji.
Grafik pertumbuhan tanaman 2 MST – 8 MST ditampilkan pada Gambar 1.
Tinggi Tanaman
(cm)
Gambar 1. Grafik pertumbuhan tanaman 2 MST - 8 MST.
60
50
40
30
20
10
0
M0V1 M1V1 M0V2 M1V2 M0V3 M1V3
Grafik Pertumbuhan
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
15
Umur Muncul Tunas (HST)
Dari data pengamatan umur muncul tunas pada Lampiran 5 dan sidik ragam
pada Lampiran 6, dapat dilihat bahwa faktor pemberian MVA, varietas dan
interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter umur muncul tunas.
Data hasil uji beda rataan umur muncul tunas dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Umur muncul tunas beberapa varietas kacang hijau terhadap pemberian
MVA (5g/tanaman).
M0
M1
(0 g)
(5 g)
V1 = Parkit
8.63
8.56
8.59
V2 = Sriti
8.63
8.63
8.63
V3 = Kutilang
8.50
8.63
8.56
RATAAN M
8.58
8.60
-
RATAAN V
Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat faktor pemberian MVA tidak berpengaruh
nyata pada parameter umur muncul tunas, faktor varietas tidak berbeda nyata pada
parameter umur muncul tunas, dan interaksi tidak berpengaruh nyata pada
parameter umur muncul tunas. Rataan paling cepat diperoleh pada perlakuan
M0V3 (8.50).
Umur Mulai Berbunga (HST)
Dari data pengamatan umur mulai berbunga pada Lampiran 7 dan sidik ragam
pada Lampiran 8, dapat dilihat bahwa pemberian MVA berpengaruh nyata pada
parameter umur mulai berbunga, varietas berbeda nyata pada parameter umur
muncul tunas, namun interaksi tidak menunjukkan pengaruh yang nyata.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
16
Data hasil uji beda rataan umur mulai berbunga dapat dilihat pada Tabel 2,
Tabel 2. Umur mulai berbunga beberapa varietas kacang hijau terhadap pemberian
MVA (5g/tanaman).
M0
M1
(0 g)
(5 g)
V1 = Parkit
35.75
V2 = Sriti
RATAAN V
BNJ .05
35.50
35.62 b
0.59
36.50
35.94
36.21 ab
V3 = Kutilang
36.81
36.12
36.46 a
RATAAN M
36.35 a
35.85 b
-
-
BNJ .05
0.46
-
-
Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa faktor pemberian MVA berpengaruh
nyata terhadap umur mulai berbunga dimana rataan M0 (36.30) dan M1 (35.85).
Faktor varietas berbeda nyata terhadap umur mulai berbunga, dimana rataan
paling cepat diperoleh pada V1 (35.62), dan paling lama pada V3 (36.46). Interaksi
tidak berpengaruh nyata, dimana M1V1 memiliki rataan umur mulai berbunga
paling cepat (35.50), dan paling lama pada M0V3 (36.81).
Hubungan antara MVA dengan umur mulai berbunga ditampilkan dalam
bentuk histogram pada Gambar 2.
Gambar 2. Hubungan antara MVA dengan umur mulai berbunga.
Umur mulai berbunga (HST)
40
36,35
35,85
35
30
25
20
15
10
5
0
M0
M1
Mikoriza Vesikular Arbuskular
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
17
Hubungan antara varietas dengan umur mulai berbunga ditampilkan dalam bentuk
histogram pada Gambar 3.
Umur mulai berbunga (HST)
Gambar 3. Hubungan antara varietas dengan umur mulai berbunga.
40
35,62
36,21
36,46
V1
V2
V3
35
30
25
20
15
10
5
0
Varietas
Umur Panen (HST)
Dari data pengamatan umur panen pada Lampiran 9 dan sidik ragam pada
Lampiran 10, dapat dilihat bahwa pemberian MVA berpengaruh nyata pada
parameter umur panen, varietas berbeda nyata pada parameter umur panen, namun
interaksi tidak menunjukkan pengaruh yang nyata.
Data hasil uji beda rataan umur mulai berbunga dapat dilihat pada Tabel 3,
Tabel 3. Umur panen beberapa varietas kacang hijau terhadap pemberian MVA
(5g/tanaman).
M0
M1
(0 g)
(5 g)
V1 = Parkit
62.06
V2 = Sriti
RATAAN V
BNJ .05
61.38
61.71 b
0.82
62.50
62.06
62.28 a
V3 = Kutilang
63.13
62.63
62.87 a
RATAAN M
62.56 a
62.01 ab
-
-
BNJ .05
0.69
-
-
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
18
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa faktor pemberian MVA berpengaruh nyata
terhadap umur panen dimana rataan M0 (62.56) dan M1 (62.01). Faktor varietas,
berpengaruh nyata terhadap umur panen, dimana rataan paling cepat diperoleh
pada V1 (61.71), dan paling lama pada V3 (62.87). Namun interaksi tidak
menunjukkan pengaruh yang nyata, dimana rataan umur panen paling cepat
diperoleh pada perlakuan M1V1 (61.38) dan paling lama pada M0V3 (63.13).
Hubungan antara MVA dengan umur panen ditampilkan dalam bentuk
histogram pada Gambar 4.
Gambar 4. Hubungan antara MVA dengan umur panen.
70
62,56
62,01
Umur panen (HST)
60
50
40
30
20
10
0
M0
M1
Mikoriza Vesikular Arbuskular
Hubungan antara varietas dengan umur panen ditampilkan dalam bentuk
histogram pada Gambar 5.
Gambar 5. Hubungan antara varietas dengan umur panen.
Umur panen (HST)
70
61,71
62,28
62,87
V1
V2
V3
60
50
40
30
20
10
0
Varietas
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
19
Tinggi Tanaman 8 MST (cm)
Dari data pengamatan tinggi tanaman 8 MST pada Lampiran 23 dan sidik
ragam pada Lampiran 24, dapat dilihat bahwa pemberian MVA berpengaruh nyata
terhadap parameter tinggi tanaman 8 MST, faktor varietas berbeda nyata pada
parameter tinggi tanaman 8 MST , namun interaksi tidak berpengaruh nyata pada
parametert tinggi tanaman 8 MST.
Data hasil uji beda rataan tinggi tanaman 8 MST dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Tinggi tanaman 8 MST beberapa varietas kacang hijau terhadap
pemberian MVA (5g/tanaman).
M0
M1
(0 g)
(5 g)
V1 = Parkit
43.01
V2 = Sriti
RATAAN V
BNJ .05
52.77
47.85 b
5.42
50.68
52.12
51.26 ab
V3 = Kutilang
52.81
56.07
54.05 a
RATAAN M
48.62 b
53.48 a
-
-
BNJ.05
4.46
-
-
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pemberian MVA berpengaruh nyata pada
parameter tinggi tanaman 8 MST, dimana rataan M0 (48.62) dan M1 (53.48).
Varietas berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman 8 MST, dimana rataan
paling tinggi diperoleh pada V3 (54.05) dan paling pendek pada V1 (47.85).
Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman 8 MST, dimana
rataan paling tinggi diperoleh pada M1V3 (56.07) dan paling rendah pada
M0V1 (43.01).
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
20
Hubungan antara MVA dengan tinggi tanaman 8 MST ditampilkan dalam
bentuk histogram pada Gambar 6.
Gambar 6. Hubungan antara MVA dengan tinggi tanaman 8 MST.
Tinggi Tanaman (cm)
60
50
53,48
48,62
40
30
20
10
0
M0
M1
Mikoriza Vesikular Arbuskular
Hubungan antara varietas dengan tinggi tanaman 8 MST ditampilkan dalam
bentuk histogram pada Gambar 7.
Gambar 7. Hubungan antara varietas dengan tinggi tanaman 8 MST.
60
Tinggi tanaman (cm)
50
47,85
51,26
54,05
40
30
20
10
0
V1
V2
V3
Varietas
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
21
Bobot 100 biji (g)
Dari data pengamatan bobot 100 biji pada Lampiran 27 dan sidik ragam pada
Lampiran 28, dapat dilihat bahwa pemberian MVA tidak berpengaruh nyata pada
parameter bobot 100 biji, varietas tidak berbeda nyata pada parameter bobot 100
biji dan demikian juga interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot
100 biji.
Data hasil uji beda rataan umur mulai berbunga dapat dilihat pada Tabel 5,
Tabel 5. Bobot 100 biji beberapa varietas kacang hijau terhadap pemberian MVA
(5g/tanaman).
M0
M1
(0 g)
(5 g)
V1 = Parkit
5.98
5.98
5.98
V2 = Sriti
6.03
6.70
6.36
V3 = Kutilang
6.18
6.13
6.15
RATAAN M
6.05
6.26
-
RATAAN V
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa faktor pemberian MVA tidak berpengaruh nyata
terhadap bobot 100 biji dimana rataan M0 (6.03) dan M1 (6.26). Faktor varietas
tidak berbeda nyata terhadap umur bobot 100 biji, dimana rataan bobot tertinggi
diperoleh pada V2 (6.36), dan terendah pada V1 (5.98). Interaksi juga tidak
menunjukkan pengaruh yang nyata, dimana rataan bobot 100 biji tertinggi
diperoleh pada perlakuan M1V2 (6.70) dan paling lama pada M0V1 dan M0V1
(5.98).
Produksi/plot
Dari data pengamatan produksi/plot pada Lampiran 29 dan sidik ragam pada
Lampiran 30, dapat dilihat bahwa pemberian MVA berpengaruh nyata pada
parameter produksi/plot, namun faktor varietas tidak berbeda nyata dan interaksi
tidak menunjukkan pengaruh yang nyata.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
22
Data hasil uji beda rataan produksi dapat dilihat pada Tabel 6,
Tabel 6. Produksi beberapa varietas kacang hijau terhadap pemberian MVA
(5g/tanaman).
M0
M1
(0 g)
(5 g)
V1 = Parkit
27.83
49.16
38.49
V2 = Sriti
30.62
39.82
35.21
V3 = Kutilang
33.82
50.41
42.1
RATAAN M
30.75 b
46.45 a
-
BNJ .05
7.45
RATAAN V
-
Dari Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa faktor pemberian MVA berpengaruh
nyata terhadap produksi/plot dimana rataan M0 (30.75) dan M1 (46.45). Faktor
varietas tidak berpengaruh nyata terhadap produksi/plot, dimana rataan bobot
tertinggi diperoleh pada V3 (42.11), dan terendah pada V2 (35.21). Namun
interaksi antara MVA dan varietas tidak menunjukkan pengaruh yang nyata,
dimana rataan produksi/plot tertinggi diperoleh pada perlakuan M1V3 (50.41) dan
paling rendah pada M0V1 (27.83).
Hubungan antara MVA dengan produksi tanaman ditampilkan dalam bentuk
histogram pada Gambar 8.
Gambar 8. Hubungan antara MVA dengan produksi tanaman.
Produksi (g)
50
45
40
35
30
25
46,45
30,75
20
15
10
5
0
M0
M1
Mikoriza Vesikular Arbuskular
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
23
Perbandingan produksi/ha tanaman di lapangan dengan deskripsi tanaman.
Perbandingan produksi/ha tanaman penelitian dengan deskripsi tanaman dapat
dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Perbandingan produksi/ha tanaman di lapangan dengan deskripsi
tanaman.
Varietas
Di lapangan
Deskripsi
t (hitung)
t (tabel)
V1 = Parkit
1.6
1.35
0.08
2.01
V2 = Sriti
1.46
1.58
- 0.04
2.01
V3 = Kutilang
1.75
1.13
0.22
2.01
Dari Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa potensi produksi/ha varietas Parkit
dan Kutilang cenderung meningkat, sementara pada varietas Sriti cenderung
menurun. Namun potensi produksi ini tidak berbeda nyata dengan deskripsi
menurut uji t. Hasil paling tinggi diperoleh pada perlakuan V3 dengan potensi
produksi sebesar 1.75 to/ha.
Pengamatan Parameter Genetik
Hasil perhitungan Nilai Variabilitas Genotip ( 2g), Nilai Variabilitas Fenotip
( 2p), Koefisien Variabilitas Genotip (KVG), Koefisien Variabilitas Fenotip
(KVP), dan heritabilitas dapat dilihat pada Tabel7.
Tabel8. Nilai Variabilitas Genotip ( 2g), Nilai Variabilitas Fenotip ( 2p), Nilai
Koefisien Variabilitas Genotip (KVG), Koefisien Variabilitas Fenotip
(KVP), dan heritabilitas.
Parameter
2
Umur Mulai Berbunga
g
2
p
KVG
KVP
H
0.2
0.34
1.23 r
1.61
0.58 t
Umur Panen
0.29
0.56
0.86 r
1.20
0.51 t
Tinggi Tanaman 8 MST
16.54
27.89
7.93 s
10.29
0.59 t
Bobot 100 Biji
0.025
0.225
2.56 r
7.70
0.11 r
Produksi/plot
83.04
114.66
23.60 t
27.74
0.72 t
Keterangan : r = rendah ; s = sedang ; t = tinggi.
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
24
Pembahasan
Pengaruh
Pemberian
Mikoriza
Vesikular
Arbuskular
Terhadap
Pertumbuhan Kacang Hijau.
Dari hasil analisis data diketahui bahwa pemberian MVA berpengaruh nyata
pada parameter umur mulai berbunga, dengan rataan M0 (36.35) dan M1 (35.85),
parameter umur panen dengan rataan M0 (62.56) dan M1 (62.01), parameter
tinggi tanaman dengan rataan M0 (48.83) dan M1 (53.48) dan parameter
produksi/plot dengan rataan M0 (30.75) dan M1 (46.45). Dapat dilihat bahwa
pemberian
MVA
mampu
mempercepat
umur
berbunga,
umur
panen,
mempertinggi batang tanaman, serta meningkatkan produksi/plot. Diduga hal ini
disebabkan karena tanaman yang diberikan perlakuan MVA mengalami
peningkatan pada kemampuan untuk menyerap unsur hara, sehingga metabolisme
untuk pertumbuhan dapat berjalan dengan baik. Tanaman tidak mengalami
hambatan pada fase vegetatif menuju fase generatif. Mengacu pada beberapa
literatur seperti
Jakobsen (1992) yang menyatakan bahwa MVA membantu
meningkatkan penyerapan air dan unsur hara terutama unsur P, pembentukan
vitamin dan beberapa zat pengatur tumbuh seperti sitokinin dan giberelin
(Khairul,
2001),
meningkatkan
produksi
hormon
auksin
(Subashini dan Natarajan, 1997), berperan sinergis dengan keberadaan bakteri
penambat N (Azcon dan Al-Atrash, 1997), menjamin terselenggaranya proses
biogeokemis (Nuhamara, 1994), mengeluarkan enzim phosphatase yang mampu
melepaskan P dari ikatan-ikatan spesifik sehingga tersedia bagi tanaman
(Subiksa, 2002).
Berbeda dengan tanaman yang tidak diberi MVA, dimana umur mulai berbunga
dan umur panen cenderung lebih lama, batang tanaman lebih pendek, dan
produksi/plot yang cenderung sedikit. Hal ini diduga karena tanaman mengalami
hambatan pada tiap proses pertumbuhannya (baik fase vegetatif maupun fase
generatif) akibat cekaman dari media tanam sub-optimum. Laude (2002)
menyatakan bahwa media tanam sub-optimum adalah media tanam yang secara
fisiologis kurang mendukung bagi pertumbuhan tanaman, dalam hal ini media
Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa
Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.
USU Repository © 2009
25
tanam merupakan tanah bekas vegetasi alang-alang, yang menghasilkan bahan
kimia melalui metabolisme sekunder yang dapat menghambat pertumbuhan
tanaman budidaya.
Pengaruh Perbedaan Varietas Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau.
Dari hasil analisis data diketahui bahwa varietas berbeda nyata pada parameter
umur mulai berbunga dengan rataan V1 (35.62), V2 (36.21), dan V3 (36.46), pada
parameter umur panen, dengan rataan V1 (61.71), V2 (62.28),dan V3 (62.87),
pada parameter tinggi tanaman dengan rataan V1 (47.85), V2 (51.26), dan
V3 (54.05). Pada ketiga parameter diatas, varietas berbeda nyata, hal ini diduga
karena sifat genotip dari ketiga varietas di atas yang berbeda, sehingga gen-gen
yang berperan dalam pembentukan bunga, pematangan polong serta pembentukan
tubuh
tanaman
memiliki
perbedaan
karakteristik
dan
respon
terhadap
lingkungannya. Hal ini tentu saja sedikit banyak akan memberikan pengaruh yang
berbeda, sesuai yang tertera pada Mangoendidjodjo (2003), bahwa penampilan
suatu genotip pada lingkungan yang berbeda dapat berbeda pula. Dari hasil di
atas,bisa kita lihat bahwa untuk V1 cenderung lebih cepat berbunga, lebih cepat
dalam pematangan polong, namun untuk tinggi tanaman, V3 memiliki figur yang
lebih tinggi dibandingkan kedua varietas lainnya.
Interaksi MVA dan Varietas Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau.
Interaksi MVA dengan varietas (MxV) tidak menunjukkan adanya pengaruh
yang nyata pada semua parameter. Hal ini diduga karena faktor MVA hanya
berfungsi untuk membantu akar dalam proses pertumbuhan tanaman untuk
memperoleh hasil produksi yang optimal, sehingga tidak memperlihatkan hasil
yang cukup signifikan, ditambah lagi dengan penggunaan media tanamn suboptimum yang kurang mendukung pertumbuhan tanaman.
Menurut Hanafiah (2001), jika faktor utama A nyata, faktor utama B nyata,
sedangkan interaksi tidak nyata, hal ini berarti sifat antara faktor utama A dengan
faktor utama B adalah saling menekan (antagonis).
Evans louis Gemayel : Studi Pe