infrastruktur perekonomian di daerahnya. agar perekonomian daerah dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik
2.4 Menurunnya kualitas infrastruktur perekonomian
Rendahnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan menurunya kemampuan pemerintah memelihara, memperbaiki infrastruktur perekonomian daerah. Untuk memelihara
dan memperbaiki infrastruktur perekonomian pemerintah tidak memiliki kemampuan keuangan yang memadai. Menurunya kemampuan keuangan pemerintah mengakibatkan
sebagian besar infrastruktur didaerah sudah tidak berfungsi dengan baik dalam mendukung perkembangan dunia usaha. Ketidak mampuan pemerintah memelihara dan memperbaiki
sarana jalan, oleh karena. rendahnya pertumbuhan ekonomi telah mengakibatkan sebagian besar ruas jalan di Kota Medan telah mengalami kerusakan yang sangat parah, bahkan
sebagian ruas jalan bahkan sudah tidak dapat dilalui kenderaan bermotor. Memburuknya kualitas infrastruktur perekomian semakin diperberat dengan
terjadinya krisis sumber daya energi terutama yang disebabkan berkurang dan tidak lancarnya pasokan bahan bakar minyak BBM dan terjadin terjadinya krisis listrik Krisis
listrik telah mengakibatkan produksi barang dan jasa dunia usaha mengalami penurunan.
2.5 Dampak rendahnya pertumbuhan ekonomi, menurunnya kualitas infrastruktur
dan terjadinya kenaikan harga
Perekonomian Indonesia terjebak kedalam perangkap pertuumbuhan yang rendah sebagai akibat menurunnya kualitas sebagian besar infrastruktur perekonomian daerah
serta terjadinya kenaikkan harga bahan bakar minyak, tarif dasar listrik telepon, mengakibatkan daya beli masyarakat semakin menurun. Akibatnya dunia usaha mengalami
berbagai permasalahan dalam meningkatkan produksi terutama terjadinya kenaikan biaya produksi sementara itu daya beli masyarakat semakin rendah. Kenaikan harga minyak dunia
yang semula AS 56 per barel 2005 telah meningkat menjadi AS 65 per barel 2006 dan AS 89 per barel Oktober 2007 Laporan BPS : 2007 akan mengakibatkan terjadinya
krisis dan menurunnya kemampuan keuangan pemerintah dalam membiayai. kegiatan pemeliharaan dan perbaikan serta kemampuan membangun infrastruktur perekonomian
didaerah. Cerra dan Saxena mengatakan bahwa terjadi shifting kebawah dalam total out-put
perekonomian Indonesia sebagai akibat krisis ekonomi. Perekonomian Indonesia menderita permanent out-put losses. Akibatnya peranan dunia usaha semakin menurun, jika tidak
didukung dengan penyediaan infrastruktur perekonomian fisik dan non – fisik yang memadai baik dalam jumlah atau kwantitas maupun kualitasnya
III. Pembahasan
Critical Review Jurnal Ekonomi Kota 3
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana infrastruktur memberikan daya dukung terhadap perkembangan dunia usaha di Kota Medan, mengetahui kekurangan
dan kelemahan infrastruktur di Kota Medan dan mengetahui hubungan resiprokal antara kegiatan dunia usaha dengan berbagai jenis infrastruktur terutama, ketersediaan, kapasitas,
utilitas, kualitas, kemudahan akses pemanfaatan infrastruktur perekonomian provinsi oleh dunia usaha di Kota Medan serta, mengetahui kondisi, keadaan infrastruktur dan daya
dukung infrastruktur terhadap pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha di Kota Medan. Salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi adalah tersedianya infrastruktur
perekonomian yang memadai, karena infrastruktur perekonomian mempunyai peranan yang sangat penting dalam menggairahkan iklim dunia usaha dan perkembangan investasi di
daerah. Infrastruktur perekonomian dibagi menjadi infrastruktur fisik dan non fisik. Infrastruktur perekonomian fisik meliputi lahanarea untuk berproduksi, sarana trasnsportasi,
sarana penyediaan energi BBM dan listrik serta sarana teknologi dan komunikasi. Sedangkan infrastruktur non fisik berupa iklim dunia usaha yang kondusif bagi pertumbuhan,
stabilitas perekonomian, birokrasi, stagnasi, regulasi, kesulitan mengakses pasar dan sebagainya. Ketidaktersediaan infrastruktur perekonomian sudah pasti akan menyulitkan
perkembangan dunia usaha dan peningkatan investasi didaerah. Kenyataan empiris menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan perekonomian
Indonesia termasuk sangat rendah, yakni hanya berkisar antara 4 - 5 saja. Kenyataan ini berdampak pada rendahnya kemampuan pemerintah untuk melakukan maintenance yang
baik pada infrastruktur perekonomian yang ada, apalagi untuk dapat menambah jumlah infrastruktur. Memburuknya kualitas infrastruktur perekomian daerah berdampak kepada
terjadinya peningkatan biaya produksi, biaya distribusi barang dan jasa–jasa yang pada akhirnya meningkatkan harga serta menurunkan kemampuan daya saing dunia usaha di
Indonesia. Memburuknya kualitas infrastruktur perekomian daerah seperti rusaknya sebagian
ruas jalan di kota Medan berdampak kepada terjadinya peningkatan biaya produksi, biaya distribusi barang dan jasa–jasa yang pada akhirnya meningkatkan harga serta menurunkan
kemampuan daya saing dunia usaha di Indonesia. Tidak hanya infrastruktur jalan yang mengalami kemunduran, tetapi juga infrastruktur energi, hal ini berkaitan dengen pasokan
bahan bakar minyak yang berkurang serta terjadinya krisis listrik di Kota Medan. Krisis listrik ini telah mengakibatkan produksi barang dan jasa dunia usia mengalami penurunan.
Untuk mengetahui hubungan antara kondisi infrastruktur perekonomian terhadap produktivitas dunia usaha kota medan, peneliti melakukan survey dengan menyebarkan
angket kepada 110 responden, dengan jumlah pertanyaan sebanyak 20 item yang terdiri dari pertanyaan variable bebas Ketersediaan Infrastruktur dan variabel terikat
Produktivitas Dunia Usaha. Jawaban responden kemudian di tabulasikan untuk Critical Review Jurnal Ekonomi Kota
4
mempermuah proses analisis dan dihitung menggunkan uji “F” dari Analisis of Varian ANOVA dengan moel analisis regresi sederhana menggunakan bantuan program
Statistical Product and Service Solution SPSS versi 15. Dari jawaban responden diperoleh data bahwa nilai tertinggi dari variabel
Ketersediaan infrastruktur adalah 47 dengan nilai minimum 11 dan rata-rata nya adalah 31,55 sedangkan nilai dari variabel Produktivitas dunia usaha memiliki nilai maksimum 47
dan minimum 12 dengan rata-rata 31,50. Data-data tersebut memiliki tingkat penyebaran yang ekstrim, hal tersebut terlihat dari selisih yang cukup tinggi antara nilai minimum dan
maksimum, sehingga standar deviasinya cukup tinggi. Nilai kepercayaan pada penelitian ini sebesar 95 dengan nilai error dibawah 0,05
atau probabilitas signifikan sebesar 0,000 0,05 pada uji dua arahsisi. Dari hasil perhitungan didapatkan angka Adjusted R Square 0.902. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa 90,2 produktivitas dunia usaha dapat diperoleh dan dijelaskan dengan ketersediaan infrastruktur. Sedangkan sisanya 100 - 90,2 = 9,8 dijelaskan oleh
pengaruh faktor lain atau variabel diluar model, seperti letak usaha dan kebijakan perusahaan lainya. Sehingga sangatlah jelas disini bahwa infrastruktur yang disediakan
pemerintah sangat mempengaruhi produktivitas dunia usaha. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, dunia usaha sangat bergantung
terhadap infrastruktur dan jasa–jasa infrastruktur dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Akan tetapi kualitas yang ada saat ini masih belum memadai untuk menunjang
perkembangan dunia usaha. Sehingga dunia usaha masih memerlukan pembangunan dan peningkatan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah untuk dapat mendukung
pertumbuhan dunia usaha dan kegiatan investasi guna meningkatkan pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan rakyat di Kota Medan
Disamping itu peneliti juga memberikan beberapa rekomendasi untuk dunia usaha yang lebih baik di Kota Medan, sebagai berikut:
Pemerintah diharapkan mampu menyedikan infrastruktur perekonomian yang memadai
di Kota Medan agardunia usaha bisa menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi.
Pemerintah harus dapat melaksanakan kordinasi, integrasi dan kerjasama di dalam membangun infrastruktur di daerah.
Perlu dilakukan penelitian dan kajian untuk mencari model kerjasama yang paling baik
antara pemerintah, swasta dan masyrakat dalam pembangunan infrastruktur
Perlu dilakukan penelitian dan kajian untuk mencari model pengembangan transportasi, model pembangunan infrastruktur energi dan model pengembangan sarana informasi
dan komunikasi yang paling sesuai untuk pembangunan infrastruktur di Kota Medan dari segi efektifitas dan biaya
Critical Review Jurnal Ekonomi Kota 5
IV. Kritik Terhadap Jurnal