Critical Review Jurnal Analisis Lokasi D

(1)

[Year]

[Type the document

title]

[Type the document subtitle]

Stanley Adrian Stanloco


(2)

Critical Review Jurnal Analisis Lokasi dan Keruangan (RP14-1316)

Stanley Adrian ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas mata kuliah Analisis Lokasi dan Keruangan (RP14-1316) yang berjudul

“Critical Review Jurnal: “ANALISIS STRATEGI LOKASI RITEL DAN CITRA

TOKO GIANT BOTANI SQUARE BOGOR” dengan lancar.

Selama proses penulisan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari pihak-pihak lain sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan optimal, sehingga pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, yaitu :

1. Bapak Arwi Yudhi Koswara, ST ; Vely Kukinul Siswanto, S, ST, M.T; selaku dosen mata kuliah Analisis Lokasi dan Keruangan.

2. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan motivasi.

3. Rekan-rekan di jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ITS yang memberikan motivasi dan bantuan demi kelancaran pembuatan makalah ini.

Kami berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat terutama dalam menambah wawasan tentang analisis lokasi dan keruangan. Tak ada gading yang tak retak, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Surabaya, 15 Maret 2016


(3)

Stanley Adrian iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 REVIEW ... 1

1.1.1 METODE PEMERINGKATAN FAKTOR ... 3

1.1.2 METODE PUSAT GRAVITASI ... 4

1.1.3 ANALISIS CITRA MENGGUNAKAN METODE LIKERT ... 5

1.2 TUJUAN PENULISAN ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 KONSEP DASAR TEORI LOKASI ... 7

2.1.1 TEORI CENTRAL PLACE ... 8

BAB III ANALISA ... 9

3.1 ALASAN PEMILIHAN LOKASI ... 9

3.2 FAKTOR-FAKTOR LOKASI ... 10

3.2.1 PEMILIHAN PASAR ... 10

3.2.2 ANALISIS AREA PERDAGANGAN ... 11

3.2.3 ANALISIS LOKASI ... 12

3.3 IMPLIKASI TEORI TERHADAP LOKASI YANG DIPILIH ... 13

BAB IV PENUTUP ... 14

4.1 KESIMPULAN ... 14

4.2 LESSON LEARNED ... 15


(4)

Stanley Adrian 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Review

Dalam aplikasi penentuan penataan ruang, perencanaan berkaitan dengan keberlangsungan suatu proses dalam pengambilan keputusan atau pilihan mengenai bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin guna mencapai tujuan-tujuan tertentu di masa depan. Di dalam perencanaan tersebut sangat penting untuk memperhatikan atau mempertimbangkan kelangkaan berbagai sumber daya, misalnya sumber daya yang terbatas seperti lokasi dan pola ruang. Aspek lokasi dan pola ruang menjadi salah satu faktor penting karena keberadaannya yang semakin terbatas akibat dipenuhi aktivitas manusia. Maka dari itu, pengenalan terhadap karakteristik lokasi dan ruang menjadi hal penting dalam mengoptimalkan suatu penentuan keputusan ke depannya.

Analisis yang dilakukan terhadap lokasi dibagi menjadi dua, yaitu analisis untuk memahami karakteristik lokasi dan kegiatan dalam skala wilayah dan kota, serta analisis untuk membuat ketersediaan lokasi dan ruang bagi kegiatan tertentu untuk membuat penataan ruangan yang optimal. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai analisis strategi lokasi ritel dan kegiatannya dalam bentuk penetapan Citra Toko Giant Botani Square Bogor.

Definisi ritel menurut Gilbert (2003,p.6), ritel adalah semua usaha bisnis yang mengarahkan secara langsung kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ritel adalah penjualan barang atau jasa kepada khalayak (Manser, 1995). Jadi dapat disimpulkan bisnis ritel merupakan kegiatan penjualan barang dan jasa antara pedagang dan konsumen dimana didalamnya terdapat akitivitas-aktivitas yang saling mendukung dan mempengaruhi. Pertumbuhan ritel modern yang cukup pesat di Indonesia diawali dengan dicanangkannya era otonomi daerah sehingga setiap daerah baik Kabupaten atau Kota berlomba-lomba untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dimana ritel modern dengan skala yang besar (seperti hypermart dan supermarket) merupakan salah satu sumber pemasukan bagi pendapatan daerah.


(5)

Stanley Adrian 2

Atas dasar itulah, pendirian suatu kegiatan ritel, diperlukan berbagai pertimbangan, baik dari segi strategi penentuan lokasi maupun pemasarannya. Secara tradisional, penentuan lokasi sering dihubung-hubungkan dengan ilmu tua nenek moyang (arah angin, keberuntungan, hoki, feng shui, dan lain-lain). Ini semakin menandakan bahwa sudah lama penentuan lokasi bisnis sangat penting dan menentukan bagi kesuksesan. Bahkan, ada pendapat ekstrem yang mengatakan bahwa tiga kunci sukses bisnis ritel, yaitu pertama lokasi, kedua lokasi, dan ketiga lokasi. Pendapat tersebut sangat masuk akal mengingat bahwa kunci kesuksesan bisnis ritel sangat bergantung pada jumlah pengunjung. Dengan semakin pesatnya perkembangan jaman, analisis yang digunakan dalam penentuan lokasi menjadi semakin detail dan akurat tanpa menggunakan cara tradisional. Melalui analisis lokasi, dapat memberikan pengaruh tertentu, misalnya apabila menentukan suatu bangunan perdagangan dan jasa di tengah lingkungan yang tidak padat penduduk, maka laba yang diperoleh tidak akan maksimal. Seperti pada hal nya mendirikan outlet percetakan di lingkungan pendidikan atau instansi pemerintahan, maka akan mendapatkan laba yang lebih daripada mendirikan jasa tersebut di daerah permukiman, sehingga penataan lokasi bangunan untuk kegiatan ritel menjadi hal yang harus dipertimbangkan. Selain itu, faktor kepadatan lalu lintas, kompetisi, gaya hidup, serta kedekatan dengan fasilitas juga menjadi faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi kegiatan ritel. Maka dari itu, lokasi penentuan kegiatan ritel hendaknya sinergis dengan strategi Segmentasi, Targeting dan Positioning, dimana lokasi ini akan berdampak pada kelangsungan hidup dari bisnis ritel ini sendiri.

Adapun metode penelitian dalam menentukan analisis strategi lokasi ritel dan Citra Toko Giant Botani Square Bogor adalah menggunakan metode deskriptif eksploratif. Hubungan antar variabelnya sendiri dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini :

Gambar. Paradigma Penelitian

Gambar di atas terdiri atas Lokasi Ritel sebagai variabel X atau variabel independen dan Citra Toko sebagai variabel Y atau variabel dependen. Indikator untuk mengukur Variabel Lokasi Ritel terdiri dari Kemudahan Mencapai Lokasi,


(6)

Critical Review Jurnal Analisis Lokasi dan Keruangan (RP14-1316)

Stanley Adrian 3

Ketersediaan Angkutan Umum dan Kenyaman Parkir. Sedangkan untuk Variabel Citra digunakan indikator Ramainya Pengunjung.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah bertujuan untuk mendeskripsikan strategi lokasi ritel dalam menunjang tercapainya citra toko yang baik dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil identifikasi dari faktor- faktor kekuatan dan kelemahan akan dimasukan dalam matrik IFES, sedangkan faktor – faktor peluang dan ancaman akan dimasukan pada matrik EFAS, setelah itu akan dilanjutkan dengan pemberian rating dan bobot terhadap setiap faktor tersebut. Hasil jumlah rating dan bobot matrik IFES dan EFAS tersebut nantinya akan dimasukkan kedalam matrik IE ( Internal – Eksternal) untuk merumuskan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan.

Kemudian metode penelitian juga didukung dengan beberapa metode analisis lokasi. Adapun metode analisis lokasi yang digunakan adalah :

1.1.1 Metode Pemeringkatan Faktor

Metode pemeringakatan faktor sering digunakan karena meliputi beragam faktor yang dapat diikutsertakan secara objektif, mulai dari pendidikan hingga kesimpulan tenaga kerja. Tabel menyusun daftar beberapa dari banyak faktor


(7)

Stanley Adrian 4

yang mempengaruhi keputusan lokasi. Metode pemeringkatan faktor memiliki enam langkah:

1. Membuat daftar faktor yang berhubungan, yang disebut sebagai faktor penunjang keberhasilan (critical success faktor - CFSs).

2. Memberikan sebuah bobot untuk setiap faktor untuk menggambarkan kepentingan relatif tujuan perusahaan.

3. Membuat sebuah skala untuk setiap faktor (sebagai contoh, 1 hingga 10, atau 1 hingga 100 poin).

4. Meminta penilaian manajemen untuk setiap lokasi dan setiap faktor, dengan menggunakan skala pada langkah 3.

5. Kalikan nilai dengan bobot untuk setiap faktor dan jumlahkan nilai untuk setiap lokasi.

6. Membuat rekomendasi berdasarkan nilai poin maksimal, yang juga mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif.

Berikut merupakan tabel analisis metode pemeringkatan faktor :

1.1.2 Metode Pusat Gravitasi

Metode pusat gravitasi merupakan teknik matematis yang digunakan untuk menemukan lokasi pusat distribusi yang akan meminimalkan biaya distribusi. Metode ini memperhitungkan jarak lokasi pasar, jumlah barang yang


(8)

Critical Review Jurnal Analisis Lokasi dan Keruangan (RP14-1316)

Stanley Adrian 5

dikirim ke pasar tersebut, dan biaya pengiriman untuk menemukan lokasi terbaik untuk sebuah pusat distribusi. Langkah pertama metode pusat gravitasi adalah menempatkan lokasi pada suatu sistem koordinat. Titik asal sistem koordinat dan skala yang dipergunakan keduanya memiliki sifat berubah-ubah, selama jarak relative (antar lokasi) dinyatakan secara tepat. Hal ini dapat dikerjakan dengan mudah, dengan menempatkan titik-titk pada peta biasa. Metode gravitasi mengasumsikan bahwa biaya secara langsung berimbang pada jarak dan jumlah yang dikirim. Lokasi yang ideal adalah lokasi yang meminimalkan jarak berbobot antara gudang dan toko ecerannya, dimana pembobotan jarak dilakukan sesuai dengan jumlah kontainer yang dikirim.

1.1.3 Analisis Citra Menggunakan Metode Likert

Analisis ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian


(9)

Stanley Adrian 6

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan.

Berdasarkan analisis pendahuluan disimpulkan bahwa faktor-faktor yang di pertimbangkan konsumen untuk mendatangi suatu supermarket untuk berbelanja yang ditinjau dari lokasinya adalah :

1. Kemudahan mencapai lokasi. 2. Mudah transportasi umum 3. Lapangan parkir luas. 4. Parkir aman.

5. Parkir nyaman.

6. Pelayanan parkir baik. 7. Tarif parkir murah. 8. Kelengkapan produk. 9. Harga produk murah. 10. Promosi menarik.

11. Pelayanan personel baik. 12. Fasilitas lengkap.

Dengan mengambil responden sebanyak 100 orang, maka hasil yang diperoleh adalah seperti yang di sajikan pada tabel skala likert Giant Botani Squre.


(10)

Critical Review Jurnal Analisis Lokasi dan Keruangan (RP14-1316)

Stanley Adrian 7

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman sehingga mengetahui implikasi teori-teori lokasi terhadap fenomena lokasi dan keruangan yang terbentuk dalam wilayah dan kota.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Teori Lokasi

Teori lokasi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi. Atau dapat juga diartikan sebagai ilmu tentang alokasi secara geografis dari sumber daya yang langka, serta hubungannya atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha atau kegiatan lain. Teori lokasi membahas pertanyaan penting tentang siapa (perusahaan, individu, pemerintah) yang memproduksi barang atau jasa tertentu pada lokasi yang mana, dan mengapa memilih lokasi tersebut. Banyak kebijakan pemerintah yang


(11)

Stanley Adrian 8

melibatkan upaya untuk mengalihkan atau mengarahkan kegiatan produksi, yang pertama harus diteliti adalah dasar keputusan-keputusan lokasi awal untuk memahami dampak insentif yang dapat mengubah pola lokasi.

Adapun teori lokasi yang digunakan pada jurnal ini adalah teori central place dan hotelling.

2.1.1 Teori Central Place

Teori Central Place diperkenalkan pertama kali pada tahin 1933 oleh seorang Geographer Walter Christaller yang menjelaskan distribusi spasial kota dalam suatu ruang. Pada suatu pusat kota di Selatan Jerman, Crhristaller berpendapat bahwa tujuan utama sebuah pusat permukiman atau pasar adalah menyediakan barang dan jasa untuk populasi di lingkungan sekitarnya. Teori Central place menggunakan konsep dasar threshold dan range. Lokasi atas suatu tempat ditentukan oleh threshold-nya, atau kebutuhan area pasar minimum atas suatu barang maupun jasa untuk dapat ditawarkan secara ekonomis, contohnya membawa sebuah perusahaan dapat mengadakan barang dan jasa dan menjaganya menjadi sebuah bisnis. Christaller menyarankan bahwa setiap lokasi mengembangkan pasarnya sampai rangenya atau ukuran maksimum atau jarak maksimum dimana konsumen mampu melakukan perjalanan untuk menjangkau suatu komoditi atau jasa. Dalam kondisi ideal pusat pasar dengan ukuran dan fungsi yang sama akan memiliki jarak yang sama satu sama lain.

Teori Christaller mengasumsikan kondisi ideal dimana sebuah dataran homogen yang sama dengan kepadatan populasi dan daya beli yang sama. Dalam hal ini, teori central place mirip dengan teor lokasi Weber dan Von Thunen, dimana lokasi diasumsikan euclidean, dataran isotropic dengan kemampuan daya beli konsumen yang sama besar ke segala arah. Christaller menyarankan bahwa barang dan jasa dapat dikategorikan menjadi rangkaian tingkatan dari kekhususan rendah atau orde dasar (seperti produk pangan) sampai orde tinggi atau memiliki kekhususan tinggi (seperti sebuah tingkatan layanan kesehatan atau tingkatan alat-alat rumah tangga maupun kendaraan). Misal: dilakukan kategorisasi atau pengelompokan produk.


(12)

Critical Review Jurnal Analisis Lokasi dan Keruangan (RP14-1316)

Stanley Adrian 9

BAB III ANALISA 3.1 Alasan Pemilihan Lokasi

Berikut merupakan beberapa tipe ritel berdasarkan konsep toko (store based) :

1. Central Business District (CBD) biasanya terdiri dari area perbelanjaan yang direncanakan sekitar titik geografis di mana semua sistem transportasi umum berkumpul; biasanya dipusat kota dan di mana sejarah kota itu berasal.

2. Sekunder Business District (SBD) adalah area perbelanjaan yang lebih kecil dari CBD dan berkisar setidaknya satu departemen atau toko di berbagai persimpangan jalan besar.

3. Neighborhood Business District (NBD) merupakan daerah yang berkembang memotong untuk memenuhi kebutuhan belanja dan kenyamanan berorientasi lingkungan, umumnya mengandung beberapa toko kecil (dengan pengecer besar menjadi supermarket atau toko), dan yang terletak di arteri utama dari daerah perumahan.

4. Pusat Perbelanjaan (mall) adalah sebuah distrik perbelanjaan yang dimiliki atau dikelola secara terpusat yang direncanakan, memiliki sewa seimbang (toko saling melengkapi dalam penawaran barang), dan dikelilingi oleh fasilitas parkir.

5. Toko Jangkar adalah toko di pusat perbelanjaan yang paling dominan dan diharapkan untuk menarik pelanggan ke pusat perbelanjaan.

6. Free-Standing Retailer umumnya menempatkannya pada arteri lalu-lintas utama dan tidak memiliki pengecer yang berdekatan untuk berbagi lalu-lintas.

Berdasarkan tipe ritel yang disebutkan diatas, Citra Toko Giant Botani Square Bogor termasuk kedalam tipe yang ke empat yaitu pusat perbelanjaan karena Botani Square sendiri merupakan mall yang dibangun di lokasi yang strategis di Kota Bogor, dengan posisi di samping pintu tol Kota Bogor dan tepat di depan Tugu Kujang (segitiga Kebun Raya Institut Pertanian Bogor-terminal Baranang Siang). Botani Square menjadi area komersial yang paling mencolok dan mempunyai nilai tinggi. Kemudahan akses dari berbagai penjuru


(13)

Stanley Adrian 10

Kota Bogor dan sekitarnya ini juga diantisipasi dengan tersedianya area parkir yang sangat luas dan akses langsung ke Tol Jagorawi, sehingga dalam waktu singkat, Botani Square sudah menjadi tujuan utama berbelanja di Kota Bogor. Dari sebuah studi mengungkapkan bahwa faktanya riteller memiliki kriteria tertentu yang digunakan untuk mencari lokasi baru untuk sebuah toko. Charles G. Schmidt, seorang profesor dari Departemen Geografi di University Colorado-Denver, mengemukakan emapt karakteristik utama dalam memilih lokasi ritel yaitu :

1. Volume lalu lintas yang padat, kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran, dan ambulans.

2. Frontage yang lebar dan akses yang aman untuk keluar masuk menuju tapak.

3. Ukuran tapak untuk ekspansi, ekspansi yaitu tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian hari.

4. Threshold populasi (batas minimum penduduk yang dapat mendukung keberadaan suatu fungsi perdagangan, seperti pusat perbelanjaan). Dari karakteristik-karakteristik tersebut, dapat disimpulkan bahwa Botani Square merupakan tempat yang pas sebagai lokasi Citra Toko Giant sehingga pihak Giant mengambil keputusan untuk memilih lokasi di Botani Square.

3.2 Faktor-Faktor Lokasi

Jika berbicara mengenai lokasi, berarti kita bebicara tentang kemudahan pelanggan dalam mengunjungi toko atau lokasi kegiatan ritel. Karena itu, jarak dari lokasi pelanggan ke lokasi kegiatan ritel merupakan salah satu faktor yang penting dalam menunjang keberlangsungan kegiatan ritel.

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi Giant di Botani Square :

3.2.1 Pemilihan Pasar (Market Selection)

Dalam pemilihan pasar, terdapat beberapa aspek penting seperti : 1. Tingkat perekonomian masyarakat.


(14)

Critical Review Jurnal Analisis Lokasi dan Keruangan (RP14-1316)

Stanley Adrian 11

Yang dimaksudkan dari tingkat perekonomian masyarakat adalah keadaan dari perekonomian masyarakat di sekitar kegiatan ritel. Pada kasus ini tingkat perekonomian masyarakat sekitar Botani Square adalah tingkat menengah ke atas.

2. Tingkat persaingan.

Kita dapat mengasumsikan bahwa semakin rendah tingkat kejenuhannya, semakin besar pula peluang untuk sukses dalam bisnis yang akan kita jalani. Berdasarkan lokasinya, saingan dari Botani Square adalah Pangrango Plaza (PP), Bogor Trade Malll (BTM), Ada Swalayan.

3. Ukuran populasi dan karakteristiknya

Dari lokasi Giant yang terletak di Botani Square dapat disimpulkan bahwa lokasi yang kita pilih harus memenuhi kebutuhan yang ada di sekitar yang berarti barang-barang yang dijual di Giant apakah sudah sesuai dengan kebutuhan dari orang-orang yang berada di sekitar lokasi.

4. Industri atau bisnis di lingkungan sekitar.

Mengukur perekonomian yang ada di sekitar dengan memperhatikan perusahaan atau bisnis yang ada.

3.2.2 Analisis Area Perdagangan (Trading Area Analysis)

Area perdagangan adalah suatu wilayah di mana beberapa perusahaan menjual barang atau jasa secara menguntungkan. Analisis area perdagangan, di bagi menjadi dua daerah utama yaitu :

1. Area primer (primary trading area) yang meliputi sebagian besar pelanggan dalam area yang kita pilih dan merupakan orang-orang dengan tingkat pembelian potensial tertinggi. Kita bisa melihatnya dari segi jumlah atau orang yang paling mudah mencapai. Area primer dari Botani Square adalah para mahasiswa IPB, yang letak kampusnya persis berada di samping daripada Botani Square itu sendiri.

2. Area sekunder (secondary trading area). Disini kita melihat mereka yang akan menjadi pelanggan potensial yang berada di luar primary trading area. Biasanya, jarak dan waktu tempuh mereka ke lokasi jauh lebih tinggi dibandingkan yang berada di area primer. Intinya, analisis karakter populasi yang telah dilakukan pada saat menganalisis pasar, pada analisis ini dilakukan secara lebih detail lagi. Dari segi jenis kelamin, tren


(15)

Stanley Adrian 12

pertumbuhan, pendidikan, umur dan banyaknya anggota keluarga (family size) sangat penting kita perhatikan. Area sekunder yang ingin dicapai adalah para eksekutif muda, ibu rumah tangga, dan tidak lupa tentunya para pelancong yang datang ke kota Bogor. Hal ini disebabkan karena letak Botani Square yang strategis yaitu berada di dekat pintu Tol Jagorawi, dekat dengan terminal bus Bogor, dan juga dekat dengan Kebun Raya Bogor.

3.2.3 Analisis Lokasi (Site Analysis)

Pada analisis ini dilakukan evaluasi terhadap pemilihan lokasi. Secara garis besar, terdapat tiga pilihan dalam pemilihan lokasi yaitu :

1. Di pusat perbelanjaan (malll, trade centre, kompleks ruko dan lain-lain) 2. Di tengah kota atau keramain

3. Berdiri sendiri secara terpisah.

Pada setiap pemilihan lokasi yang ada diatas tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk pemilihan lokasi Giant pada Botani Square memiliki beberapa keuntungan yaitu :

1. Banyak kendaraan umum yang tersedia untuk menuju Botani Square maupun pulang dari Botani Square.

2. Tersedia tempat parkir yang luas dan aman

3. Botani Square selalu terjaga kebersihannya sehingga memberikan kenyamanan bagi pengunjung

Meskipun demikian, penempatan lokasi Giant pada Botani Square juga memiliki beberapa kerugian yaitu :

1. Biaya sewa yang sedikit lebih mahal

2. Tingkat kemacetan menuju lokasi Botani Square karena banyaknya jumlah pengunjung.

Dari beberapa faktor diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan lokasi ritel Citra Toko Giant pada Botani Square adalah :


(16)

Critical Review Jurnal Analisis Lokasi dan Keruangan (RP14-1316)

Stanley Adrian 13

1. Faktor permintaan (demografi, perubahan permintaan, dan variabel psikografis)

2. Faktor pasokan (perubahan organisasi dan sistem pasokan retail dan variabel teknologi)

3. Faktor daya beli konsumen (variabel sosio-ekonomi konsumen)

4. Faktor fisik lokasi (harga tanah, sewa lahan, dan lokasi fisik dari retail sendiri)

5. Faktor tingkat persaingan (variabel persaingan), faktor aksesibilitas dan faktor kebijakan perencanaan lokal.

3.3 Implikasi Teori Terhadap Lokasi Yang Dipilih

Penerapan teori lokasi pada pemilihan lokasi Giant di Botani Square sudah sesuai. Berikut adalah penjabarannya menurut setiap teori lokasi yang digunakan.

1. Teori Central Place

Penerapan teori central place dalam pemilihan lokasi Giant sesuai dengan pendapat Christaller bahwa tujuan utama pasar adalah menyediakan barang dan jasa untuk populasi di lingkungan sekitarnya yang ditunjukkan melalui konsep dasar threshold dan range. Kemudian, Christaller juga menyarankan bahwa barang dan jasa dapat dikategorikan menjadi rangkaian tingkatan dari kekhususan rendah atau orde dasar (seperti produk pangan) sampai orde tinggi atau memiliki kekhususan tinggi (seperti sebuah tingkatan layanan kesehatan atau tingkatan alat-alat rumah tangga maupun kendaraan). Misal: dilakukan kategorisasi atau pengelompokan produk. Pada Botani Square juga terdapat pengelompokkan produk yang dapat dilihat dalam pembagian produk pada setiap lantainya, dimana Botani Square sendiri memiliki 5 lantai yang terdiri dari Basement, Lower Ground, Ground Floor, Lantai 1 dan Lantai 2.


(17)

Stanley Adrian 14

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Terdapat beberapa metode analisis lokasi yang digunakan dalam jurnal yaitu metode pemeringkatan faktor dimana dilakukan pembobotan terhadap faktor penunjang keberhasilan dalam meletakkan Giant pada Botani Square. Setelah dilakukan pembobotan, kemudian akan dibuat rekomendasi berdasarkan nilai poin maksimal, yang juga mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif. Metode analisis yang kedua yaitu metode pusat gravitasi, dimana metode ini memperhitungkan jarak lokasi pasar, jumlah barang yang dikirim ke pasar tersebut, dan biaya pengiriman untuk menemukan lokasi terbaik untuk sebuah pusat distribusi. Metode gravitasi mengasumsikan bahwa biaya secara langsung berimbang pada jarak dan jumlah yang dikirim. Lokasi yang ideal adalah lokasi yang meminimallkan jarak berbobot antara gudang dan toko ecerannya, dimana pembobotan jarak dilakukan sesuai dengan jumlah container yang dikirim. Setelah dilakukan perhitungan pada metode pusat gravitasi, ditemukan Koordinat Pusat Gravitasi terletak di (108, 141,2) yang ditunjukan pada gambar estimasi lokasi gudang Giant sehingga Giant dapat mempertimbangkan pusat gudang mereka dipindahkan ke daerah yang sesuai dengan koordinat, yaitu di daerah Jalan Sudirman, agar pendistribusian barang ke cabang Giant se Kota Bogor dapat optimal. Metode analisis terakhir yang digunakan adalah analisis citra dengan menggunakan skala likert, yaitu untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Metode analisis lokasi yang dijelaskan didalam jurnal telah dipaparkan secara detil apalagi metode analisis lokasi tersebut juga didukung dengan analisis SWOT untuk merumuskan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan Giant. Melalui analisis SWOT, Giant dapat terus berinovasi untuk mendapatkan perhatian pelanggan karena dengan analisis ini telah di identifikasikan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang kedepannya berpengaruh terhadap keberlangsungan Giant itu sendiri.

Didalam jurnal ini juga dijelaskan beberapa tahapan yang lakukan sebelum memutuskan satu lokasi yang tepat, mulai dari pemilihan pasar (market


(18)

Critical Review Jurnal Analisis Lokasi dan Keruangan (RP14-1316)

Stanley Adrian 15

selection), analisis area (area trading analysis), dan analisis tempat (site analysis). Pada tahap pemilihan pasar, telah dijelaskan aspek-aspek penting yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi sehingga ditemukan lokasi pasar yang potensial. Dari beberapa aspek yang dijelaskan, dapat dikatakan bahwa pemilihan lokasi Giant pada Botani Square merupakan lokasi pasar yang potensial. Kemudian pada tahapan analisis area perdagangan juga telah dijelaskan secara detil dimana terdapat dua daerah utama yaitu area primer dan sekunder. Melalui area-area ini dapat diketahui apakah investasi yang ditanamkan dapat menguntungkan atau tidak dengan menggunakan asumsi-asumsi terhadap penjualan potensial. Sedangkan untuk tahapan terakhir yaitu tahapan analisis lokasi berfungsi untuk melakukan evaluasi terhadap pemilihan lokasi, dimana dalam analisis lokasi ini terdapat tiga pilihan lokasi yang dimiliki oleh para pebisnis, yaitu lokasi pusat perbelanjaan (mall), ditengah kota dan lokasi yang berdiri sendiri secara terpisah. Pada analisis lokasi, pemaparan hanya sebatas kelebihan dan kekurangan apabila memilih lokasi pada pusat kota sedangkan untuk lokasi pusat perbelanjaan dan lokasi yang berdiri sendiri tidak dijelaskan secara detil mengenai kelebihan dan kekurangannya.

4.2 Lesson Learned

Pelajaran yang bissa diambil melalui jurnal ini adalah :

 Faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam menjalani bisnis ritel adalah lokasi. Giant Botani Square berada pada kawasan Mall Regional yang berkonsepkan pada Mall One Stop Shopping. Kemudahan akses dari berbagai penjuru Kota Bogor dan sekitarnya diantisipasi dengan tersedianya area parkir yang sangat luas dan akses langsung ke Tol Jagorawi, sehingga dalam waktu singkat, Botani Square sudah menjadi tujuan utama berbelanja di Kota Bogor.

 Metode analisis lokasi Giant didukung dengan analisis SWOT sehingga banyak pertimbangan dalam menetapkan lokasi Giant pada Botani Square Bogor. Dari pertimbangan tersebut didapatkan data yang cukup akurat bahwa lokasi Giant pada Botani Square merupakan lokasi yang potensial dimana banyak memberikan keuntungan dan pertimbangan tersebut juga didukung oleh strategi alternatif yang didapatkan melalui analisis SWOT sehingga terdapat berbagai macam alternatif strategi yang mendukung Giant Botani Square dapat beroperasi terus-menerus.


(19)

Stanley Adrian 16

 Didalam metode pusat gravitasi ditemukan lokasi pusat gudang Giant yang paling pas yaitu sesuai dengan koordinat pusat gravitasi karena koordinat tersebut merupakan lokasi yang pas untuk melakukan pendistribusian barang ke cabang Giant se Kota Bogor dengan optimal.

 Berdasarkan analisis, faktor-faktor yang di pertimbangkan konsumen untuk mendatangi suatu supermarket untuk berbelanja yang ditinjau dari lokasinya adalah kemudahan mencapai lokasi, mudah transportasi umum, lapangan parkir luas, parkir aman dan nyaman, pelayanan parkir baik, tarif parkir murah, kelengkapan produk, harga produk murah, promosi menarik, dan fasilitas lengkap. Pemilihan lokasi Giant pada Botani Square dilandasi oleh faktor-faktor yang disebutkan diatas.

DAFTAR PUSTAKA

Santoso, E. B., Umilia, E., & Aulia, B. U. 2012. Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan (RP091209). Surabaya

Setyawarman, Adityo. 2009. Pola Sebaran dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Retail Modern (Studi Kasus Kota Surakarta). Tesis S-2 MTPWK, UNDIP, Semarang.

Nurendah, Yulia dan Mulyana, Mumuh. 2012. Analisa Strategi Lokasi Ritel dan Citra Toko Giant Botani Square Bogor. Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Volume 14 April 2012.

Christaller, W. (1966 [1933]) Central Places in Southern Germany (Die zentralen Orte in Süddeutschland), trans. C.W. Baskin, Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.


(1)

Stanley Adrian 11 Yang dimaksudkan dari tingkat perekonomian masyarakat adalah keadaan dari perekonomian masyarakat di sekitar kegiatan ritel. Pada kasus ini tingkat perekonomian masyarakat sekitar Botani Square adalah tingkat menengah ke atas.

2. Tingkat persaingan.

Kita dapat mengasumsikan bahwa semakin rendah tingkat kejenuhannya, semakin besar pula peluang untuk sukses dalam bisnis yang akan kita jalani. Berdasarkan lokasinya, saingan dari Botani Square adalah Pangrango Plaza (PP), Bogor Trade Malll (BTM), Ada Swalayan.

3. Ukuran populasi dan karakteristiknya

Dari lokasi Giant yang terletak di Botani Square dapat disimpulkan bahwa lokasi yang kita pilih harus memenuhi kebutuhan yang ada di sekitar yang berarti barang-barang yang dijual di Giant apakah sudah sesuai dengan kebutuhan dari orang-orang yang berada di sekitar lokasi.

4. Industri atau bisnis di lingkungan sekitar.

Mengukur perekonomian yang ada di sekitar dengan memperhatikan perusahaan atau bisnis yang ada.

3.2.2 Analisis Area Perdagangan (Trading Area Analysis)

Area perdagangan adalah suatu wilayah di mana beberapa perusahaan menjual barang atau jasa secara menguntungkan. Analisis area perdagangan, di bagi menjadi dua daerah utama yaitu :

1. Area primer (primary trading area) yang meliputi sebagian besar pelanggan dalam area yang kita pilih dan merupakan orang-orang dengan tingkat pembelian potensial tertinggi. Kita bisa melihatnya dari segi jumlah atau orang yang paling mudah mencapai. Area primer dari Botani Square adalah para mahasiswa IPB, yang letak kampusnya persis berada di samping daripada Botani Square itu sendiri.

2. Area sekunder (secondary trading area). Disini kita melihat mereka yang akan menjadi pelanggan potensial yang berada di luar primary trading area. Biasanya, jarak dan waktu tempuh mereka ke lokasi jauh lebih tinggi dibandingkan yang berada di area primer. Intinya, analisis karakter populasi yang telah dilakukan pada saat menganalisis pasar, pada analisis ini dilakukan secara lebih detail lagi. Dari segi jenis kelamin, tren


(2)

Stanley Adrian 12 pertumbuhan, pendidikan, umur dan banyaknya anggota keluarga (family size) sangat penting kita perhatikan. Area sekunder yang ingin dicapai adalah para eksekutif muda, ibu rumah tangga, dan tidak lupa tentunya para pelancong yang datang ke kota Bogor. Hal ini disebabkan karena letak Botani Square yang strategis yaitu berada di dekat pintu Tol Jagorawi, dekat dengan terminal bus Bogor, dan juga dekat dengan Kebun Raya Bogor.

3.2.3 Analisis Lokasi (Site Analysis)

Pada analisis ini dilakukan evaluasi terhadap pemilihan lokasi. Secara garis besar, terdapat tiga pilihan dalam pemilihan lokasi yaitu :

1. Di pusat perbelanjaan (malll, trade centre, kompleks ruko dan lain-lain) 2. Di tengah kota atau keramain

3. Berdiri sendiri secara terpisah.

Pada setiap pemilihan lokasi yang ada diatas tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk pemilihan lokasi Giant pada Botani Square memiliki beberapa keuntungan yaitu :

1. Banyak kendaraan umum yang tersedia untuk menuju Botani Square maupun pulang dari Botani Square.

2. Tersedia tempat parkir yang luas dan aman

3. Botani Square selalu terjaga kebersihannya sehingga memberikan kenyamanan bagi pengunjung

Meskipun demikian, penempatan lokasi Giant pada Botani Square juga memiliki beberapa kerugian yaitu :

1. Biaya sewa yang sedikit lebih mahal

2. Tingkat kemacetan menuju lokasi Botani Square karena banyaknya jumlah pengunjung.

Dari beberapa faktor diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan lokasi ritel Citra Toko Giant pada Botani Square adalah :


(3)

Stanley Adrian 13 1. Faktor permintaan (demografi, perubahan permintaan, dan variabel

psikografis)

2. Faktor pasokan (perubahan organisasi dan sistem pasokan retail dan variabel teknologi)

3. Faktor daya beli konsumen (variabel sosio-ekonomi konsumen)

4. Faktor fisik lokasi (harga tanah, sewa lahan, dan lokasi fisik dari retail sendiri)

5. Faktor tingkat persaingan (variabel persaingan), faktor aksesibilitas dan faktor kebijakan perencanaan lokal.

3.3 Implikasi Teori Terhadap Lokasi Yang Dipilih

Penerapan teori lokasi pada pemilihan lokasi Giant di Botani Square sudah sesuai. Berikut adalah penjabarannya menurut setiap teori lokasi yang digunakan.

1. Teori Central Place

Penerapan teori central place dalam pemilihan lokasi Giant sesuai dengan pendapat Christaller bahwa tujuan utama pasar adalah menyediakan barang dan jasa untuk populasi di lingkungan sekitarnya yang ditunjukkan melalui konsep dasar threshold dan range. Kemudian, Christaller juga menyarankan bahwa barang dan jasa dapat dikategorikan menjadi rangkaian tingkatan dari kekhususan rendah atau orde dasar (seperti produk pangan) sampai orde tinggi atau memiliki kekhususan tinggi (seperti sebuah tingkatan layanan kesehatan atau tingkatan alat-alat rumah tangga maupun kendaraan). Misal: dilakukan kategorisasi atau pengelompokan produk. Pada Botani Square juga terdapat pengelompokkan produk yang dapat dilihat dalam pembagian produk pada setiap lantainya, dimana Botani Square sendiri memiliki 5 lantai yang terdiri dari Basement, Lower Ground, Ground Floor, Lantai 1 dan Lantai 2.


(4)

Stanley Adrian 14 BAB IV

PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Terdapat beberapa metode analisis lokasi yang digunakan dalam jurnal yaitu metode pemeringkatan faktor dimana dilakukan pembobotan terhadap faktor penunjang keberhasilan dalam meletakkan Giant pada Botani Square. Setelah dilakukan pembobotan, kemudian akan dibuat rekomendasi berdasarkan nilai poin maksimal, yang juga mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif. Metode analisis yang kedua yaitu metode pusat gravitasi, dimana metode ini memperhitungkan jarak lokasi pasar, jumlah barang yang dikirim ke pasar tersebut, dan biaya pengiriman untuk menemukan lokasi terbaik untuk sebuah pusat distribusi. Metode gravitasi mengasumsikan bahwa biaya secara langsung berimbang pada jarak dan jumlah yang dikirim. Lokasi yang ideal adalah lokasi yang meminimallkan jarak berbobot antara gudang dan toko ecerannya, dimana pembobotan jarak dilakukan sesuai dengan jumlah container yang dikirim. Setelah dilakukan perhitungan pada metode pusat gravitasi, ditemukan Koordinat Pusat Gravitasi terletak di (108, 141,2) yang ditunjukan pada gambar estimasi lokasi gudang Giant sehingga Giant dapat mempertimbangkan pusat gudang mereka dipindahkan ke daerah yang sesuai dengan koordinat, yaitu di daerah Jalan Sudirman, agar pendistribusian barang ke cabang Giant se Kota Bogor dapat optimal. Metode analisis terakhir yang digunakan adalah analisis citra dengan menggunakan skala likert, yaitu untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Metode analisis lokasi yang dijelaskan didalam jurnal telah dipaparkan secara detil apalagi metode analisis lokasi tersebut juga didukung dengan analisis SWOT untuk merumuskan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan Giant. Melalui analisis SWOT, Giant dapat terus berinovasi untuk mendapatkan perhatian pelanggan karena dengan analisis ini telah di identifikasikan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang kedepannya berpengaruh terhadap keberlangsungan Giant itu sendiri.

Didalam jurnal ini juga dijelaskan beberapa tahapan yang lakukan sebelum memutuskan satu lokasi yang tepat, mulai dari pemilihan pasar (market


(5)

Stanley Adrian 15 selection), analisis area (area trading analysis), dan analisis tempat (site analysis). Pada tahap pemilihan pasar, telah dijelaskan aspek-aspek penting yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi sehingga ditemukan lokasi pasar yang potensial. Dari beberapa aspek yang dijelaskan, dapat dikatakan bahwa pemilihan lokasi Giant pada Botani Square merupakan lokasi pasar yang potensial. Kemudian pada tahapan analisis area perdagangan juga telah dijelaskan secara detil dimana terdapat dua daerah utama yaitu area primer dan sekunder. Melalui area-area ini dapat diketahui apakah investasi yang ditanamkan dapat menguntungkan atau tidak dengan menggunakan asumsi-asumsi terhadap penjualan potensial. Sedangkan untuk tahapan terakhir yaitu tahapan analisis lokasi berfungsi untuk melakukan evaluasi terhadap pemilihan lokasi, dimana dalam analisis lokasi ini terdapat tiga pilihan lokasi yang dimiliki oleh para pebisnis, yaitu lokasi pusat perbelanjaan (mall), ditengah kota dan lokasi yang berdiri sendiri secara terpisah. Pada analisis lokasi, pemaparan hanya sebatas kelebihan dan kekurangan apabila memilih lokasi pada pusat kota sedangkan untuk lokasi pusat perbelanjaan dan lokasi yang berdiri sendiri tidak dijelaskan secara detil mengenai kelebihan dan kekurangannya.

4.2 Lesson Learned

Pelajaran yang bissa diambil melalui jurnal ini adalah :

 Faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam menjalani bisnis ritel adalah lokasi. Giant Botani Square berada pada kawasan Mall Regional yang berkonsepkan pada Mall One Stop Shopping. Kemudahan akses dari berbagai penjuru Kota Bogor dan sekitarnya diantisipasi dengan tersedianya area parkir yang sangat luas dan akses langsung ke Tol Jagorawi, sehingga dalam waktu singkat, Botani Square sudah menjadi tujuan utama berbelanja di Kota Bogor.

 Metode analisis lokasi Giant didukung dengan analisis SWOT sehingga banyak pertimbangan dalam menetapkan lokasi Giant pada Botani Square Bogor. Dari pertimbangan tersebut didapatkan data yang cukup akurat bahwa lokasi Giant pada Botani Square merupakan lokasi yang potensial dimana banyak memberikan keuntungan dan pertimbangan tersebut juga didukung oleh strategi alternatif yang didapatkan melalui analisis SWOT sehingga terdapat berbagai macam alternatif strategi yang mendukung Giant Botani Square dapat beroperasi terus-menerus.


(6)

Stanley Adrian 16  Didalam metode pusat gravitasi ditemukan lokasi pusat gudang Giant yang paling pas yaitu sesuai dengan koordinat pusat gravitasi karena koordinat tersebut merupakan lokasi yang pas untuk melakukan pendistribusian barang ke cabang Giant se Kota Bogor dengan optimal.  Berdasarkan analisis, faktor-faktor yang di pertimbangkan konsumen

untuk mendatangi suatu supermarket untuk berbelanja yang ditinjau dari lokasinya adalah kemudahan mencapai lokasi, mudah transportasi umum, lapangan parkir luas, parkir aman dan nyaman, pelayanan parkir baik, tarif parkir murah, kelengkapan produk, harga produk murah, promosi menarik, dan fasilitas lengkap. Pemilihan lokasi Giant pada Botani Square dilandasi oleh faktor-faktor yang disebutkan diatas.

DAFTAR PUSTAKA

Santoso, E. B., Umilia, E., & Aulia, B. U. 2012. Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan (RP091209). Surabaya

Setyawarman, Adityo. 2009. Pola Sebaran dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Retail Modern (Studi Kasus Kota Surakarta). Tesis S-2 MTPWK, UNDIP, Semarang.

Nurendah, Yulia dan Mulyana, Mumuh. 2012. Analisa Strategi Lokasi Ritel dan Citra Toko Giant Botani Square Bogor. Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Volume 14 April 2012.

Christaller, W. (1966 [1933]) Central Places in Southern Germany (Die zentralen Orte in Süddeutschland), trans. C.W. Baskin, Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.