Faktor faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum

c. Faktor sarana atau fasilitas Sarana atau fasilitas sangat mempengaruhi penegakan hukum. Dengan adanya fasilitas yang mendukung maka proses penegakan hukum akan lebih muda untuk dicapai. Kepastian penanganan suatu perkara senantiasa tergantung pada masukan sumber daya yang diberikan di dalam program pencegahan dan pemberantasan kejahatan. Tidak mungkin penegakan hukum akan berjalan dengan lancar tanpa adanya sarana atau fasilitas tertentu yang ikut mendukung dalam pelaksanaannya. Maka menurut Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, sebaiknya untuk melengkapi sarana dan fasilitas dalam penegakan hukum perlu dianut jalan pikiran sebagai berikut : 1 Yang tidak ada, harus diadakan dengan yang baru, 2 Yang rusak atau salah, harus diperbaiki atau dibetulkan, 3 Yang kurang, harus ditambah, 4 Yang macet, harus dilancarkan, 5 Yang mundur atau merosot, harus dimajukan dan ditingkatkan. d. Faktor masyarakat Faktor masyarakat merupakan faktor lingkungan di mana hukum tersebut berlaku dan diterapkan penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk mencapai kedamaian di dalam masyarakat itu sendiri. Secara langsung masyarakat dapat mempengaruhi penegakan hukum. Hal ini dapat dilihat dari pendapat masyarakat mengenai hukum. Maka muncul kecendrungan yang besar pada masyarakat untuk mengartikan hukum sebagai petugas, dalam hal ini adalah penegakan hukumnya sendiri. Ada pula dalam golongan masyarakat tertentu yang mengartikan hukum sebagai tata hukum atau hukum positif tertulis. Di setiap kegiatan atau usaha dalam rangka penegakan hukum, tidak semuanya diterima masyarakat sebagai sikap tindak yang baik, ada kalanya ketaatan terhadap hukum yang dilakukan dengan hanya menengahkan sanksi-sanksi negatif yang berwujud hukuman atau penjatuhan pidana apabila dilanggar, hal itu hanya menimbulkan ketakutan masyarakat terhadap para penegak hukum semata atau petugasnya saja. e. Faktor kebudayaan Faktor kebudayaan yaitu hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. Kebudayaan atau sistem hukum pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku bagi pelaksana hukum maupun pencari keadilan, nilai-nilai yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik yang seharusnya dihindari. Mengenai faktor kebudayaan terdapat pasangan nilai-nilai yang berpengaruh dalam hukum, yakni : 1 Nilai ketertiban dan nilai ketentraman, 2 Nilai jasmaniah dan nilai rohaniah, 3 Nilai konservatisme dan nilai inovatisme. Kelima faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh terhadap penegak hukum, baik pengaruh positif maupun pengaruh yang bersifat negatif. Dalam hal ini faktor penegak hukum bersifat sentral, hal ini disebabkan karena undang-undang yang disusun oleh penegak hukum, penerapannya dilaksanakan oleh penegak hukum itu sendiri dan penegak hukum dianggap sebagai golongan panutan hukum oleh masyarakat luas. Hukum yang baik adalah hukum yang mendatangkan keadilan dan bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini tergantung pada faktor-faktor, diantaranya : a. Harapan masyarakat yakni apakah penegakan hukum tersebut sesuai atau tidak dengan nilai-nilai masyarakat, b. Adanya motivasi warga masyarakat untuk melaporkan pelanggaran hukum kepada organ-organ penegak hukum, c. Kemampuan dan kewajiban daripada organisasi penegak hukum.

III. METODE PENELITIAN

Metode sangat penting untuk menentukan keberhasilan penelitian agar dapat bermanfaat dan berhasil guna untuk dapat memecahkan masalah yang akan dibahas berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode adalah cara kerja untuk memahami objek yang menjadi tujuan dan sasaran penelitian. 1 Soerjono soekanto mengatakan metodelogi berasal dari kata metode yang artinya jalan, namun menurut kebiasaan metode dirumuskan dengan beberapa kemungkinan yaitu suatu tipe penelitian yang digunakan untuk penelitian dan penilaian, suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan, dan cara tertentu untuk melaksanakan suatu prosedur. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

A. Pendekatan Masalah

Pembahasan terhadap masalah penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan masalah secara yuridis normatif. Di dalam penulisan skripsi terdapat 2 macam pendekatan masalah yang di kenal dengan yuridis normatif dan yuridis empiris: a Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan masalah yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan, teori-teori, dan konsep-konsep yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. Pendekatan tersebut dilakukan dengan cara melihat dan mempelajari kaidah-kaidah, norma-norma, aturan-aturan, yang erat hubungannya dengan penulisan penelitian ini. 1 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta, 1986, Hal.5. b Pendekatan yuridis empiris adalah adalah dengan mengadakan penelitian lapangan, yaitu dengan melihat fakta-fakta yang ada dalam praktik dan mengenai pelaksanaannya. Pendekatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari kenyataan yang terjadi pada praktek lapangan, dimana pendekatan ini dilakukan dengan wawancara langsung terhadap pihak-pihak yang dianggap mengetahui dan ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas dan diperoleh atau didapatkan dilokasi penelitian.

B. Sumber dan Jenis Data

Sumber data dalam penulisan skripsi ini diperoleh dari dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. 2 secara langsung dari hasil penelitian lapangan, baik melalui pengamatan dan wawancara dengan para responden, dalam hal ini adalah pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan asalah penullisan skripsi ini. 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan menelusuri literatur-literatur maupun peraturan-peraturan dan norma-norma yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini. Pada umunya data sekunder dalam keadaan siap terbuat dan dapat dipergunakan dengan segera. 3 Data sekunder dalam penulisan skripsi ini terdiri dari: a Bahan hukum primer, antara lain: 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP 2 Amirudin, S.H.,M.Hum, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, Hal.30. 3 . Soerjono Soekanto, op. cit., hlm.12. 2 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP 3 Undang Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat 4 Undang Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum b Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti, rancangan undang-undang, hasil penelitian dan pendapat para pakar hukum. c Bahan hukum tersier adalah bahan hukum penunjang yang mencakup bahan memberi petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,, seperti kamus, bibliografi, karya-karya ilmiah, bahan seminar, hasil-hasil penelitian para sarjana berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini.

C. Penentuan Narasumber

Narasumber adalah seseorang yang memberikan informasi yang diinginkan dan dapat memberikan tanggapan terhadapinformasi yang diberikan. 4 Pada penelitian ini penentuan Narasumber hanya dibatasi pada: 1. Akademisi Fakultas Hukum Universitas Lampung : 1 Orang 2. Anggota LSM Damar Bandar Lampung : 1 Orang 2 Orang 4 . http:bloger.lat1 , pengertian narasumber, diakses 9 juni 2013.

D. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data

Penyusunan skripsi ini sesuai dengan jenis dan sumber data sebagaimana ditentukan diatas mempergunakan dua macam prosedur, dalam rangka mengumpulkan data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Prosedur Pengumpuan Data a Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data yang bersumber dari dokumentasi yang berhubungan dengan masalah yang sedang dibahas, yang berhubungan dengan informan yang dikehendaki oleh peneliti. Data atau informasi yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder . pengumpulan data sekunder adalah terlebih menerima sumber pustaka, buku-buku, peraturan perundang-undangan dan lain-lain yang berkaitan dengan permasalahan b Studi Lapangan Studi lapangan dilakukan dengan cara obserasi dan wawancara untuk pengumpulan dan memperoleh data primer. Studi lapangan diakukan dengan cara mengadakan wawancara dengan responden, wawancara dilakukan secara mendalam dengan sistem jawaban terbuka untuk mendapatkan jawaban yang utuh. 2. Pengolahan Data Setelah data terkumpul dengan baik yang diperoleh dari studi kepustakaan dan studi lapangan kemudian diolah dengan cara sebagai berikut : a Editing, yaitu data yang didapatkan dari penelitian diperiksa dan diteiti kembali untuk mengetahui apakah data yang didapat itu sudah sesuai dengan pokok bahasan penelitian ini. Sehingga dapat terhindar dari adanya kesalahan data. b Interpretasi, menghubungkan data-data yang diperoleh sehingga menghasilkan suatu uraian yang kemudian dapat ditarik kesimpulan. c Sistematisasi, yaitu proses penyusunan dan penenmpatan sesuai dengan pokok permasalahan secara sistematis sehingga memudahkan analisis data.

Dokumen yang terkait

Peranan Pusaka Indonesia Sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat Dalam Memberikan Advokasi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Di Daerah Kota Medan

0 52 102

Tinjauan Yuridis Terhadap Peranan Lembaga Perlindungan Saksi Dan Korban (LPSK) Dalam Melindungi Saksi Dalam Tindak Pidana Korupsi

1 86 129

Analisis Yuridis Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Rumah Tangga Menurut Hukum Positif Indonesia Sebagai Wujud Hukum Berkeadilan Gender

5 100 136

Peranan Lembaga Sosial Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Studi di LBH-APIK Medan)

3 112 117

STRATEGI LEMBAGA ADVOKASI PEREMPUAN (DAMAR)DALAM MENANGGULANGI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Study Kasus Pada Lembaga Advokasi Perempuan (DAMAR))

1 35 96

Strategi Lembaga Advokasi Perempuan (DAMAR) dalam menanggulangi kekerasan terhadap perempuan di Kota Bandar Lampung (Studi Pada Lembaga Advokasi Perempuan (DAMAR) Kota Bandar Lampung)

2 21 93

PERANAN LEMBAGA ADVOKASI PEREMPUAN DAMAR LAMPUNG DALAM PENDAMPINGAN TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA INCEST

1 22 57

UPAYA KONSELING DALAM MENANGANI KORBAN KEKERASAN PADA ANAK DI LEMBAGA ADVOKASI PEREMPUAN DAMAR BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 117

PENDAMPINGAN PSIKOLOGIS BAGI KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) DI LEMBAGA ADVOKASI PEREMPUAN DAMAR BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 113

APLIKASI KETERAMPILAN KOMUNIKASI KONSELOR BAGI KETERBUKAAN DIRI KONSELI KORBAN PENCABULAN (Studi Kasus di Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR) - Raden Intan Repository

0 0 106