Pengertian Masyarakat Ruang Lingkup Masyarakat

b. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan. c. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat. d. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

3. Ciri-ciri Kriteria Masyarakat

Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan disebut sebagai masyarakat. a. Ada sistem tindakan utama. b. Saling setia pada sistem tindakan utama. c. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota. d. Sebagian atau seluruh anggota baru didapat dari kelahiran reproduksi manusia.

C. Eksistensi

1. Pengertian Eksistensi

Kata eksistensi berasal dari kata Latin Existere, dari ex keluar sitere = membuat berdiri. Artinya apa yang ada, apa yang memiliki aktualitas, apa yang dialami. Konsep ini menekankan bahwa sesuatu itu ada. Dalam konsep eksistensi, satu-satunya faktor yang membedakan setiap hal yang ada dari tiada adalah fakta. Setiap hal yang ada itu mempunyai eksistensi atau ia adalah suatu eksisten. Menurut Bapak Gerakan Eksistensialis Kierkegaard, menegaskan bahwa yang pertama-tama penting bagi keadaan manusia yakni keadaannya sendiri atau eksistensinya sendiri. Ia menegaskan bahwa eksistensi manusia bukanlah „ada’ yang statis, melainkan „ada’ yang „menjadi’. Dalam arti terjadi perpindahan dari „kemungkinan’ ke „kenyataan. Apa yang semula berada sebagai kemungkinan berubah menjadi kenyataan. Gerak ini adalah perpindahan yang bebas, yang terjadi dalam kebebasan dank e luar dari kebebasan. Ini terjadi karena manusia mempunyai kebebasan memilih. Dengan demikian eksistensi manusia adalah suatu eksistensi yang dipilih dalam kebebasan. Bereksistensi berarti muncul dalam suatu perbedaan, yang harus dilakukan tiap orang bagi dirinya sendiri. Kierkegaard menekankan bahwa eksistensi manusia berarti berani mengambil keputusan yang menentukan hidup. Maka barang siapa tidak berani mengambil keputusan, ia tidak hidup bereksistensi dalam arti sebenarnya. Menurut Zainal Abidin 2008 Eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan individu dalam meng- aktualisasikan potensi-potensinya. Eksistensi bisa kita kenal juga dengan satu kata yaitu keberadaan. dimana keberadaan yang di maksud adalah adanya pengaruh atas ada atau tidak adanya kita. eksistensi ini perlu “diberikan” orang lain kepada kita, karena dengan adanya respon dari orang di sekeliling kita ini membuktikan bahwa keberadaan eksistensi kita diakui. Tentu akan terasa sangat tidak nyaman ketika kita ada namun tidak satupun orang menganggap kita ada, oleh karena itu pembuktian akan keberadaan kita dapat dinilai dari berapa orang yang menanyakan kita atau setidaknya merasa sangat membutuhkan kita jika kita tidak ada. Eksistensi Dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah; hal berada, keberadaan. 13 Makna terkaya dan terdalam dari istilah eksistensi ditemukan dalam bahasa arab. Eksistensi berasal dari akar kata kerja wajada . bentuk kata kerja ini berarti “menemukan” dan turunannya adalah wujud ada, wijdan sadar, wajd nirwana dan wujd. Menurut Sartre, manusia merupakan satu-satunya makhluk yang bereksistensi, artinya bahwa manusia itu bukanlah sesuatu yang konseptual melainkan sesuatu yang aktual. Dengan demikian, eksistensi pertama-tama bertolak dari manusia sebagai subjek. Oleh karena eksistensi bertolak dari manusia sebagai subjek, maka eksistensi manusia tidak sama dengan objek- objek yang lain, karena eksistensi manusia tidak dihasilkan dari sesuatu yang ditentukan melainkan suatu penyangkalan terhadap objek 13 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, edisi ke- 4 Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. i