PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI
3.5.1. Sebaran Unsur Merkuri Hg Dalam Conto Sedimen Sungai.
Analisis kimia terhadap conto sedimen sungai menunjukkan nilai konsentrasi antara
42 ppb – 194.000 ppb. Dalam eksplorasi mineral logam untuk mengetahui daerah
termineralisasi, referensi yang sering digunakan adalah data kelimpahan rata-rata
atau dispersi unsur Tabel.1. Konsentrasi unsur merkuri dalam sedimen sungai aktif
berkisar antara 10 ppb sampai dengan 100 ppb, hal ini mengindikasikan bila konsentrasi
unsur merkuri di atas 100 ppb menunjukkan adanya mineralisasi sulfida terutama pada
endapan tipe epithermal. Namun mengingat lokasi pengambilan conto dilakukan pada
daerah lokasi pengolahan emas amalgamasi, maka nilai konsentrasi unsur Hg dalam
sedimen sungai aktif perlu dipertimbangkan batasan anomalinya karena selain
kemungkinan adanya pengaruh mineralisasi juga dapat disebabkan adanya kontaminasi
merkuri yang lepas pada saat amalgamasi.
Pengolahan data hasil analisis conto sedimen sungai aktif menghasilkan 3
kelompok unsur konsentrasi merkuri. Kelompok pertama memiliki kisaran
konsentrasi unsur merkuri antara 76.000 ppb – 194.000 ppb yang terdapat pada sungai-sungai
di wilayah pertambangan, antara lain dalam conto yang diambil di Kali Nglenggong, Kali
Puru, Kali Jendi dan Kali Geritan. Tingginya konsentrasi unsur merkuri di lokasi-lokasi
tersebut diintepretasikan sebagai pengaruh dari kontaminasi unsur merkuri yang ditambahkan
pada proses amalgamasi maupun yang berasal dari mineral yang mengandung merkuri seperti
sinabar pada batuan yang termineralisasi. Kontaminasi ini dapat disebabkan antara lain
oleh tailing yang mengandung merkuri bercampur dengan lumpur di sungai seperti
pada Kali Nglenggong dan tailing amalgamasi yang dibawa ke sungai yaitu di Kali Jendi dan
Kali Puru diolah kembali dengan menggunakan sluice box dan didulang untuk
diperoleh logam berat dan amalgamnya kemungkinan lepas ke badan air sehingga
mengkontaminasi sungai tersebut. Terlokalisirnya kelompok pertama di sekitar
penambangan dan pengolahan dapat disebabkan oleh perilaku penambang yang
mengolah bijih emas di darat sehingga pasokan kontaminan ke sungai relatif kurang intensif,
namun masih adanya tailing yang terbuang langsung ke sungai seperti di Kali Nglenggong
dan Kali Puru serta perilaku penambang yang menggunakan sluice box dan dulang untuk
mengolah tailing amalgamasi di sungai memungkinkan untuk terjadinya kontaminasi
merkuri. Selain itu adanya kelas pertama yang hanya di wilayah pertambangan tersebut
kemungkinan disebabkan oleh pasokan kontaminan yang sedikit dan sifat sungai yang
intermitten seperti Kali Jendi dimana debit airnya rendah dan terkadang menggenang atau
tak berair yang memperlambat dispersi unsur merkuri, sehingga kelompok pertama masih
terdapat di sekitar pengolahan bijih emas. Adanya kecenderungan kelas pertama
terkonsentrasi di sekitar lokasi penambangan dan pengolahan ini menunjukkan bahwa
dispersi merkuri di daerah ini masih terbatas di sekitar pengolahan, hal ini kemungkinan
karena merkuri merupakan logam berat yang mobilitasnya rendah.
Kelas kedua memiliki kisaran nilai unsur merkuri antara 1000 ppb – 76.000 ppb Hg,
tersebar di bagian tengah hingga hilir Kali Puru dan Kali Jendi sampai di Kali Blatukan
tempat pertemuan dengan Sungai Bengawan Solo, kondisi ini menunjukkan bahwa
konsentrasi merkuri dalam sedimen sungai telah mengalami penurunan karena
kemampuan mobilitas merkuri yang rendah sehingga belum banyak mencapai ke bagian
hilirnya. Sedangkan hal yang memungkinkan membantu dispersi unsur merkuri adalah aliran
air yang terus menerus seperti Kali Puru yang merupakan sungai permanent dimana
sepanjang tahun terus berair atau aliran banjir yang membantu dispersi merkuri pada sungai
permanen atau intermitten seperti Kali Jendi. Selain itu, pada daerah tersebut dan 3 conto
yang terdapat di Kali Pacinan merupakan areal pesawahan sehingga terdapat kemungkinan
tingginya konsentrasi merkuri di wilayah tersebut karena kontamisasi merkuri dari
pestisida yang dipakai. Hal ini karena di daerah Pacinan tidak terdapat pengolahan
emas maupun batuan yang termineralisasi.
Kelas ketiga berkisar antara 42 ppb – 1000 ppb, kelompok konsentrasi ini dapat dianggap
sebagai rona awal kadar merkuri pada sedimen sungai di wilayah Selogiri. Sebaran kelompok
ini terdapat di daerah aliran sungai Kali Bulu dari bagian hulu hingga hilir, Bagian hulu Kali
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI
Puru sebelum pengolahan emas seperti Kali Bunet, Kali Pakelan, Kali Kedungjero dan Kali
Congklok, aliran Kali Tangkluk hingga Bendungan Krisak dan aliran Kali Pacinan
yang dihuni oleh breksi vulkanik dan lava andesitik tak termineralisasi dan tidak terdapat
penambangan dan pengolahan bijih emas. Peta sebaran unsur merkuri dalam conto sedimen
sungai tersebut dapat dilihat pada gambar 3.
3.5.2. Sebaran Unsur Merkuri Hg Dalam Conto Tanah.