PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI
Puru sebelum pengolahan emas seperti Kali Bunet, Kali Pakelan, Kali Kedungjero dan Kali
Congklok, aliran Kali Tangkluk hingga Bendungan Krisak dan aliran Kali Pacinan
yang dihuni oleh breksi vulkanik dan lava andesitik tak termineralisasi dan tidak terdapat
penambangan dan pengolahan bijih emas. Peta sebaran unsur merkuri dalam conto sedimen
sungai tersebut dapat dilihat pada gambar 3.
3.5.2. Sebaran Unsur Merkuri Hg Dalam Conto Tanah.
Analisis kimia terhadap conto tanah menunjukkan nilai konsentrasi antara 40 ppb
pada conto SLGS.13 Kali Puru dan S.15 Kali Ngemplak yang merupakan batas
kemampuan deteksi alat hingga 117.000 ppb pada conto SLGS.02 yang diambil di sekitar
amalgamator Ibu Repi di Desa Jendi. Dalam eksplorasi mineral logam untuk mengetahui
daerah termineralisasi, referensi yang sering digunakan adalah data kelimpahan rata-rata
atau dispersi unsur Tabel 1, konsentrasi unsur merkuri dalam tanah berkisar antara
10 ppb sampai dengan 30 ppb, hal ini mengindikasikan bila konsentrasi unsur
merkuri di atas 30 ppb menunjukkan adanya mineralisasi sulfida terutama pada endapan
tipe epithermal. Namun mengingat lokasi pengambilan conto dilakukan pada daerah
lokasi pengolahan emas amalgamasi, maka nilai konsentrasi unsur Hg dalam tanah perlu
dipertimbangkan batasan anomalinya karena selain kemungkinan adanya pengaruh
mineralisasi juga dapat disebabkan adanya kontaminasi merkuri yang lepas pada saat
amalgamasi.
Pengolahan data hasil analisis conto tanah menghasilkan 3 kelompok unsur konsentrasi
merkuri. Kelompok pertama memiliki nilai konsentrasi unsur merkuri lebih dari 58.000
ppb yang terdapat dalam conto tanah di sekitar lokasi pembuangan tailing dan pembakaran
amalgam di sekitar lokasi pertambangan, antara lain di lokasi amalgamator Ibu Repi dan
conto tanah sawah di bagian bawahnya, amalgamator pak Kadus dan amalgamator
penambang dari Tasikmalaya dan Pak Sam di Desa Jendi. Tingginya konsentrasi unsur
merkuri dalam tanah di lokasi-lokasi tersebut diintepretasikan sebagai pengaruh dari
kontaminasi unsur merkuri dari tailing yang masuk ke dalam tanah karena meluap dari
kolam pengendap dan terserak di tanah sekitarnya, selain itu dapat disebabkan oleh
uap merkuri yang mengendap ke dalam tanah pada saat penggarangan amalgam.
Kelas kedua memiliki kisaran nilai unsur merkuri antara 1000 ppb – 58.000 ppb Hg,
terdapat pada conto-conto tanah yang diambil di sawah dan tebing sungai bagian hilir Kali
Puru dan Kali Jendi, hal ini dapat disebabkan oleh kontaminasi merkuri yang terbawa oleh
lumpur dari bagian hulu sungai yang terdapat amalgamator pada saat debit air tinggi atau
banjir maupun pemakaian pestisida oleh petani.
Kelas ketiga berkisar antara 44 ppb – 1000 ppb, kelompok konsentrasi ini dapat dianggap
sebagai rona awal kadar merkuri dalam tanah di wilayah Selogiri. Sebaran kelompok ini
terdapat di tebing-tebing sungai Kali Bulu, bagian hulu Kali Puru dan Kali Nglenggong.
Peta sebaran unsur merkuri dalam conto tanah tersebut dapat dilihat pada gambar 3.
3.5.3. Merkuri Dalam Tailing