TINDAKAN YANG DIAMBIL UNTUK MEMPERKUAT MORATORIUM APP DAN

6 para manajer distrik terhadap tujuan pra-penilaian serta pekerjaan penilaian HCVHCS yang sedang dilakukan di areal-areal “No Go”. Selanjutnya, tidak terdapat protokol komprehensif yang jelas dan proses persetujuan resmi sign- off antara para manajer wilayah dan distrik sehubungan dengan areal “No Go” dan “Go”. 5. Seandainya tim operasional para pemasok kayu pulp telah diberikan suatu daftar periksa checklist yang jelas tentang tindakan dan dokumen yang memerlukan sign-off resmi serta pemantauan dan supervisi terus menerus, maka insiden ini dapat dihindari. 6. Tidak ada satupun dari kayu hutan alam yang ditebang pada pembukaan 69,45 ha dikirim ke pabrik APP.

6. TINDAKAN YANG DIAMBIL UNTUK MEMPERKUAT MORATORIUM APP DAN

PELAKSANAAN FCP NYA Sebagai hasil dari pelanggaran terhadap moratorium hutan ini di areal “No Go”, maka langkah-langkah berikut telah diambil: a. Tim Pelaksana FCP membuat prosedur yang jelas, yang mencakup: I. Suatu proses sign-off yang menggambarkan bagaimana rekomendasi HCS dan HCV terkait dengan peta akhir “Go” dan “No Go” yang dihasilkan harus digunakan oleh staf operasional sebagai bagian dari perencanaan operasionalnya. II. Suatu daftar periksa checklist untuk menyertai proses sign-off agar memastikan bahwa terdapat suatu sign-off yang resmi pada setiap tahap dari proses. b. Prosedur ini akan berlaku terhadap semua proses pembangunan lahan di masa mendatang di seluruh basis pasokan APP. c. Pengarahan kembali: Seluruh staf operasi yang relevan dari APP dan pemasok kayu pulp akan dipanggil untuk pengarahan kembali untuk memastikan bahwa ada suatu pengertian yang jelas tentang prosedur sign-off dan operasionalisasi dari rekomendasi sesuai dengan FCP dari APP. 7 d. Pemantauan: I. Peta Realisasi Penanaman yang diperbaharui harus dikirim secara bulanan ke tim pelaksana FCP. II. Pemeriksaan lapangan yang acak akan dilakukan oleh tim pelaksana FCP setiap tiga bulan. e. Restorasi: TFT merekomendasi agar APP mengembalikan atau memberikan kompensasi setara dengan areal HCS yang telah dibuka sejak tanggal 1 Pebruari 2013. 8 Lampiran 1. Ringkasan hasil pra-penilaian untuk mengidentifikasi areal HCSHCVlahan gambut Metodologi Pra-penilaian untuk mengidentifikasi areal HCSHCVlahan gambut telah dilakukan di BAP, BMH dan SBA, yang dipusatkan pada areal-areal yang direncanakan untuk dibangun selama tahun 2013 petak operasional RKT 2013. Perusahaan meminta agar pra-penilaian tersebut dilaksanakan untuk memfasilitasi pembangunan tanaman di areal “berisiko rendah” agar memenuhi estimasi tanaman para pemasok untuk rencana pabrik pulp baru yang sedang dibangun di Sumatra Selatan. Pra-penilaian tidak diterapkan di tempat lain dari para pemasok APP yang lain. Penilaian HCS dan HCV termasuk lahan gambut yang lengkap sedang dilakukan pada saat ini di seluruh areal dari ketiga perusahaan tersebut. Lingkup Konsesi HTI blok RKT 2013: 1. PT. Bumi Mekar Hijau BMH 2. PT. Sebangun Bumi Andalas SBA 3. PT. Bumi Andalas Permai BAP Data tentang masing-masing konsesi adalah sebagai berikut: Nama Perusahaan Total Luas Ha Luas RKT 2013 Ha PT. Bumi Mekar Hijau BMH 253,612 33,896 PT. Sebangun Bumi Andalas SBA 135,689 8,147 PT. Bumi Andalas Permai BAP 194,589 17,717 Total 583,891 59,760 Sumber: Tata ruang dan analisa ruang dari petak RKT 2013 Metode 1. Studi Meja  Peta tutupan lahan 9  Peta SPOT5 dan interpretasinya  Kemajuan kegiatan HTI pembukaan lahan, tanaman, dsb. 2. Analisa Data Sekunder 3. Survei Udara 4. Pengukuran Stok Karbon biomass di atas tanah 5. Konsultasi dengan pihak terkait yang terpilih 6. Survei Keanekaragaman Hayati HCV 1, 2, 3 Studi Meja dan Analisanya Data sekunder, sebagai dasar untuk formulasi rencana pengumpulan data lapangan dan analisanya kemudian, dapat dilihat di dalam tabel di bawah Tabel. Data sekunder untuk rencana pengumpulan data dan hasil analisa Tahap Data Sumber Peta dasar dan Fisik Studi Meja  Tutupan Lahan SPOT - 2012 SMF Landsat 2010 Kemenhut  Areal tangkapan air DAS RLPS Kemenhut 2010  Sistem Lahan RePPProT 1990  Peta Dasar sungai, jalan PDTK – Kemenhut Survei Lapangan  Survei Udara TFT-SMF 4-5 Pebruari 2013 RKT 2013 SBA, BAP, BMH  Survei Darat TFT-SMF 25 – 29 Pebruari 2013 District Jelutung, Bagan Rame, Simpang Heran HTI, Peat, SS, BZ Ekologi Studi Meja  Jenis Ekosistem Peta Ecoregion Sumatra - WWF  Habitat Gajah Sumatra  Habitat Harimau Sumatra  Areal Burung Penting Kehidupan Burung  Lahan gambut Wetlands 2003 RePPPRot 1990 Peta operasi SMF Studi Meja Pemeriksaan Lapangan  Lokasi Perjumpaan Gajah Meja dan peta pemantauan SMF Survei Keanekaragaman Hayati  Survei Ekologi TFT-SMF di o 34 Jalur penampang lintang identifikasi fauna o 9 Petak identifikasi vegetasi 23 Pebruari – 7 Maret Lokasi:  Simpang Heran HK,BZ,SS,BT  Air Sugihan BM  Sungai Jelutung BT, DPSL  Sungai Beyuku HTI  Sungai Penyabungan DPSL,BM, KPPN 10 Tahap Data Sumber  Padang Sugihan HK, BT  Kuala Lumpur KPPN, BM  Teluk Pulai HTI, BZ  Tanjung Jati BT, HK  Tanjung Kait LT, SS  Sungai Ketupak BR, HTI  Sungai Serdang BT  Sungai Gebang Karet, BM, LT, BM, HTI, LT  Sungai Serdang BT  Sungai Gebang Karet, BM, LT, BM, HTI, LT Sosial Studi Meja  Data statistik OKI OKI Dalam Angka BPS OKI  Peta konflik lahan BAP, SBA, BMH Wawancara FGD  Wawancara FGD TFT-SMF 23 Pebruari – 7 Maret 2013 Lokasi:  Desa Banyu Biru  Desa Jadi Mulya  Desa Kuala 12  Desa Lebong Gajah  Desa Simpang Tiga Jaya S. Pedada  Desa Simpang Tiga Sakti  Desa Srijaya Baru  Desa Sungai Batang  Desa Tulung Seluang  3 Dusun Penyabungan, Desa Riding  Dusun Bagan Rame  Dusun Parit 26  Dusun Sungai Janun  Dusun Sungai Kong Dokumen Legal Studi Meja  Deliniasi Makro BAP, SBA, BMH  RKU  LHP Gelam  LHP Karbon  RKL RLP 2012  Laporan LITBANGHUT  Budidaya LHP dari jenis Gelam  Karbon Gambut LHP 2012  Emisi Gambut LHP 2011  Teknologi Rehabilitasi LHP dari Hutan Rawa Gambut  Penerusan pengelolaan Lahan Hutan dan Rawa dengan suatu cara Terpadu dan Bijaksana  Penerusan Peran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Iptek dalam Mendukung Balitbanghut 11 Tahap Data Sumber Pembangunan Hutan Perkebunan dan Kesejahteraan Masyarakat  Blok RKT BAP, SBA, BMH Analisa data sekunder, pengumpulan data di lapangan diperoleh dari kegiatan-kegiatan berikut: Survei Udara Survei udara meliput 56 dari total areal di dalam RKT 2013 dari seluruh 3 perusahaan tersebut. Lingkup observasi terhadap setiap konsesi disampaikan pada tabel di bawah. Tabel. Lingkup obser vasi dari kegiatan “Survei Udara” HTI Luas RKT 2013 Ha Luas Observasi Survei Udara Ha Observasi BMH 33,896 16,034 47.3 SBA 8,147 5,463 66.7 BAP 17,717 12,100 68.3 Total 59,760 33,597 56.2 Pengukuran Stok Karbon Petak-petak HCS secara acak telah disebar dengan intensitas pengambilan contoh dari 0,01 sampai 0,025 yang dirinci di tabel di bawah. Petak-petak HCS, yang diambil secara acak ini, hanya mentargetkan pada areal non-gambut yang ditetapkan berdasarkan peta gambut yang tersedia, karena areal ini secara otomatis digolongkan sebagai areal “No Go”. 12 Tabel. Jumlah plot pengukuran HCS pada setiap Konsesi HTI HTI Luas Belukar pada RKT 2013 ha Intensitas pengambilan contoh ∑ Rencana Plot ∑ Realisasi Plot Keterangan SBA 4,034 0.025 20 18 2 petak telah dibuka; 4 petak karbon mengandung lebih dari 35 tonha dan 14 petak karbon mengandung kurang dari 35 tonha; Tidak ada indikasi terdapat gambut di dalam petak-petak ini BMH 27,754 0.010 56 56 4 petak karbon mengandung lebih dari 35 tonha dan 52 petak karbon mengandung kurang dari 35 tonha; Tidak ada indikasi terdapat gambut di dalam petak-petak ini BAP 12,515 0.025 63 60 3 petak telah dibuka; 4 petak karbon mengandung lebih dari 35 tonha dan 56 petak karbon mengandung kurang dari 35 tonha; Tidak ada indikasi terdapat gambut di dalam petak-petak ini Total 44,303 139 134 12 petak karbon mengandung lebih dari 35 tonha dan 122 petak karbon mengandung kurang dari 35 tonha; Tidak ada indikasi terdapat gambut di dalam petak-petak ini 13 Peta-peta di bawah memperlihatkan lokasi plot dan jalur-jalur penerbangan. 14 Konsultasi dengan pihak-pihak terkait yang terpilih Konsultasi hanya dilakukan pada tingkat desadusun. Ini dilakukan karena desadusun sebagian besar mempunyai kepentingan yang kuat di areal konsesi HTI dan oleh karenanya terlibat di dalam proses ini. Proses konsultasi telah dilakukan melalui wawancara dan Diskusi Kelompok FGDFocus Group Discussions di empat belas desadusun. Proses pra-penilaian untuk identifikasi areal HCV dan HCS tidak termasuk lahan gambut digambarkan di bawah ini. 15 Di dalam penilaian HCS pendahuluan, 134 plot ditempatkan secara acak di areal-areal RKT 2013 dengan intensitas pengambilan contoh sebesar 0,01 sampai 0,025. Ikhtisar dari petak percontohan dibuat dalam tabel di bawah. Tabel 1. Ikhtisar Petak Percontohan dari Penilaian Pendahuluan Jenis Jumlah Pohon Min DBH cm Max DBH cm Distrik Total Distrik Distrik KL SH ST KL SH ST KL SH ST Gelam 64 45 40 149 5 5 5 29 13 13 Jambu-jambu 7 7 6 30 Jelutung 2 2 6 6 Mate Ketam 1 1 9 9 Pulai 3 40 35 78 20 9 5 21 1 9 30 Rengas 4 4 5 13 Terentang 31 31 7 30 Total Keseluruhan 71 95 119 285 Keterangan: - Minimum DBH : Diameter pohon terkecil yang ditemukan di dalam petak percontohan - Maksimum DBH : Diameter pohon terbesar yang ditemukan di dalam petak percontohan 16 - KL : Kuala Lumpur - SH : Simpang Heran - ST : Simpang Tiga Pendekatan HCS membedakan hutan alam dari lahan yang terdegradasi yang hanya tersisa pohon-pohon kecil, belukar atau rumput. Pendekatan tersebut menggolongkan vegetasi dalam enam golongan yang berbeda stratifikasi melalui analisa citra satelit dan petak lapangan. Deskripsi dalam Bahasa Indonesia tentang hal ini adalah: Hutan Kepadatan Tinggi HK3, Hutan Kepadatan Sedang HK2, Hutan Kepadatan Rendah HK1, Belukar Tua BT 3, Belukar Muda BM, dan Lahan Terbuka LT. Untuk tujuan studi ini, telah ditetapkan suatu nilai ambang batas sementara untuk hutan HCS yakni sebesar lebih dari 35 tCHa dari biomas di atas tanah AGB. Sebagai hasil pra-penilaian HCSHCVlahan gambut, maka secara luas petak RKT 2013 operasional dapat digolongkan dalam tiga kategori yaitu:

1. TELAH DIBANGUN: - Dibangun: Petak di mana HTI telah dibangun tanaman dan