Kriteria Diagnostik Pengobatan ARTHRITIS RHEUMATOID

Gangguan Muskuloskeletal Meilina, S.Ked 406080067 Arthritis rheumatoid dapat menyebabkan anemia normositik normokromik melalui pengaruhnya pada sumsum tulang. Anemia ini tidak berespons terhadap pengobatan anemia yang biasa dan dapat membuat penderita cepat lelah. Seringkali juga terdapat anemia kekurangan besi sebagai akibat pemberian obat untuk mengobati penyakit ini. Anemia semacam ini dapat berespons terhadap pemberian besi. Cairan sinovial normal bersifat jernih, berwarna kuning muda hitung sel darah putih kurang dari 200mm 3 . Pada arthritis rheumatoid cairan sinovial kehilangan viskositasnya dan hitungan sel darah putih meningkat mencapai 15.000 – 20.000 mm 3 . Hal ini membuat cairan menjadi tidak jernih. Cairan semacam ini dapat membeku, tetapi bekuan biasanya tidak kuat dan mudah pecah.

D. Kriteria Diagnostik

Diagnosis arthritis rheumatoid tidak bersandar pada satu karakteristik saja tetapi berdasar pada evaluasi dari sekelompok tanda dan gejala. Kriteria diagnostik adalah sebagai berikut: 1. Kekakuan pagi hari sekurangnya 1 jam 2. Arthritis pada tiga atau lebih sendi 3. Arthritis sendi-sendi jari-jari tangan 4. Arthritis yang simetris 5. Terdapat nodula rheumatoid 6. Faktor rheumatoid dalam serum 7. Perubahan-perubahan radiologik erosi atau dekalsifikasi tulang Diagnosis arthritis rheumatoid dikatakan positif apabila sekurang-kurangnya empat dari tujuh kriteria ini terpenuhi. Empat kriteria yang disebutkan terdahulu harus sudah berlangsung sekurang-kurangnya 6 minggu.

E. Pengobatan

Terapi farmakologis yang utama untuk artritis rheumatoid adalah penggunaan obat anti inflamasi non steroid AINS. Obat anti inflamasi non steroid umumnya diberikan kepada arthritis rheumatoid sejak masa dini penyakit ini dimaksudkan untuk mengatasi rasa nyeri sendi akibat inflamasi. Keterbatasan dalam penggunaan AINS adalah toksisitasnya. Toksisitas AINS yang paling sering dijumpai adalah efek sampingnya pada gastrointestinal, terutama jika AINS digunakan bersama obat lain, alkohol, kebiasaan merokok, atau dalam keadaan stress. Usia juga merupakan faktor resiko untuk mendapatkan efek samping gastrointestinal akibat AINS. Bagi pasien yang sensitif dapat digunakan preparat AINS dalam bentuk supositoria atau enteric coated. Preparat dalam bentuk ini kurang berpengaruh dalam mukosa lambung dibandingkan dengan preparat biasa. Pada pihak lain, walaupun AINS dalam bentuk ini seringkali dianggap kurang menyebabkan timbulnya iritasi gastrointestinal akibat kontak langsung dengan mukosa gastroduodenal, umumnya obat dalam bentuk ini tetap memiliki efek sistemik terutama menekan sintesis prostaglandin sehingga obat ini juga harus digunakan secara hati-hati terutama pada pasien yang telah memiliki gangguan gastroduodenal. Efek samping lain yang mungkin dijumpai pada pengobatan AINS antara lain adalah reaksi hipersensitivitas, gangguan fungsi hati dan ginjal serta penekanan sistem hematopoetik. Selain AINS pengobatan arthritis rhematoid juga dilakukan dengan terapi fisik dan okupasional yang harus dilakukan bersama-sama dengan exercise serta pemakaian peralatan penopang dan mungkin pula cara-cara jasmaniah untuk Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteraan Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 64 Gangguan Muskuloskeletal Meilina, S.Ked 406080067 meringankan rasa nyeri misalnya kompres hangat atau dingin pada tempat yang sakit. Meskipun istirahat perlu dianjurkan pada saat-saat kambuhnya penyakit, immobilitas irreversibel dapat terjadi jika seorang pasien lanjut usia dibiarkan tirah baring dalam waktu yang lama. Jika pasien tidak memperlihatkan respon yang memuaskan terhadap pengobatan dan terapi fisik dalam waktu 6 hingga 12 minggu, terapi pilihan kedua second line therapy harus segera dimulai. Banyak pasien dengan inflamasi yang aktif pada persendian memberikan respon terhadap terhadap preparat kortikosteroid sistemik misalnya pemberian prednison selama 1 bulan yang dimulai dengan takaran 25 mghari dan kemudian diturunkan secara perlahan-lahan dengan cara tappering-off menjadi 5-10 mghari. Efek jangka panjang osteoporosis, katarak, kesembuhan luka yang jelek, hiperglikemia, hipertensi dan peningkatan resiko infeksi harus seimbang dengan manfaat yang diberikan oleh pengobatan ini. Pemberian preparat steroid intra artikular dapat membantu mengatasi inflamasi rheumatoid akut yang mengenai satu sendi.

VI. ARTHRITIS GOUT