5 digunakan dengan total item yang
digunakan berjumlah
195, antihipertensi
yang paling sering digunakan adalah captopril dengan
jumlah pemakaian 72 dan persentase 36,9.
Sedangkan metildopa
merupakan antihipertensi
yang paling
sedikit digunakan
dengan jumlah pemakaian 1 dan persentase
0,5.
Captopril merupakan
salah satu
antihipertensi dari golongan ACE- inhibitor yang pertama ditemukan
12
. Captopril
dapat digunakan
pada hipertensi ringan sampai sedang,
baik secara
tunggal maupun
kombinasi dan hipertensi berat yang resisten terhadap pengobatan lain,
gagal jantung
kongestif, setelah
infark miokard,
serta nefropati
diabetik mikroalbuminuria
lebih dari
30 mghari
pada diabetes
tergantung insulin
13
. Captopril
bekerja dengan
menghambat perubahan
angiotensin-I menjadi
angiotensin-II sehingga
terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi
aldosteron. Selain
itu, degradasi
bradikinin juga dihambat sehingga kadar
bradikinin dalam
darah meningkat dan berperan dalam efek
vasodilatasi. Vasodilatasi
secara langsung akan menurunkan tekanan
darah, sedangkan
berkurangnya sekresi
aldosteron akan
menyebabkan ekskresi
air dan
natrium
12
. Metildopa adalah antihipertensi dari
golongan agonis alfa-2 adrenergik. Metildopa jarang digunakan dalam
terapi hipertensi karena obat ini merupakan antihipertensi lini kedua.
Pemakaiannya
yang terbatas
dikarenakan oleh sering timbulnya efek samping. Selain itu, metildopa
lebih sering
digunakan pada
pengobatan hipertensi
pada kehamilan
12
.
b. Berdasarkan golongan obat
Secara umum terdapat 8 golongan obat yang digunakan untuk terapi
hipertensi. Dalam penelitian terdapat 6 golongan obat antihipertensi yang
digunakan.
Tabel berikut
ini menunjukkan
penggunaan antihipertensi berdasarkan golongan
obatnya. Tabel 4. Penggunaan antihipertensi
berdasarkan golongan obat
Golongan Obat Jumlah
Persentase Diuretik
38 19,5
ACE-Inhibitor ACEI
85 43,6
Calcium-Channel Blockers CCB
40 20,5
Angiotensin-II Receptor Blockers
ARB 18
9,2 Beta-Blockers BB
11 5,6
Agonis Alfa-2 Adrenergik AA2A
3 1,5
Total 195
100
Berdasarkan Tabel 4, dari 195 obat yang digunakan, 38 obat merupakan
golongan diuretik, 85 obat termasuk golongan ACE-inhibitor, 40 obat
termasuk golongan CCB, 18 obat termasuk golongan ARB, 11 obat
merupakan golongan beta-blockers, dan 3 obat termasuk golongan agonis
alfa-2 adrenergik. Dari data tersebut, antihipertensi
golongan ACEI
merupakan golongan
obat yang
paling sering
digunakan dengan
persentase 43,6.
6 ACEI bekerja dengan menghambat
perubahan angiotensin-I
menjadi angiotensin II, dimana angiotensin-II
adalah vasokonstriktor poten yang juga merangsang sekresi aldosteron
8
. Selain
itu, ACEI
menurunkan resistensi perifer tanpa diikuti refleks
takikardia. Obat golongan ini tidak hanya efektif pada hipertensi dengan
kadar renin yang tinggi, tetapi juga pada hipertensi dengan renin normal
maupun rendah. Hal ini karena ACEI menghambat
degradasi bradikinin
yang mempunyai efek vasodilatasi. ACEI
juga diduga
berperan menghambat
pembentukan angiotensin-II secara lokal di endotel
pembuluh darah
12
. ACEI
terpilih untuk
hipertensi dengan
gagal jantung
kongestif. Obat ini juga menunjukkan efek
positif terhadap lipid darah dan mengurangi
resistensi insulin
sehingga sangat baik untuk hipertensi pada
diabetes, dislipidemia
dan obesitas.
Obat ini
juga sering
digunakan untuk
mengurangi proteinuria pada sindrom nefrotik
dan nefropati diabetik. Selain itu, ACEI
juga sangat
baik untuk
hipertensi dengan hipertrofi ventrikel kiri dan penyakit jantung koroner
12
. ACEI tidak mempunyai banyak efek
samping seperti pada diuretik dan beta-blocker
3
. Pengobatan
dengan ACEI
memberikan hasil
pengurangan yang signifikan pada semua penyebab kematian. Karena
tingginya prevalensi
hipertensi, penggunaan
ACEI dapat
memberikan keuntungan
penting dalam menyelamatkan nyawa
14
. Antihipertensi
lain yang
sering digunakan
adalah antihipertensi
golongan CCB dengan persentase 20,5.
CCB bekerja
dengan menghambat influks kalsium pada
sel otot polos pembuluh darah dan otot
jantung sehingga
terjadi relaksasi
12
. Hal ini akan menurunkan resistensi perifer dan menyebabkan
penurunan tekanan
darah
3
. Efek
antihipertensi dari CCB berhubungan dengan dosis, bila dosis ditambah
maka efek antihipertensi semakin besar dan tidak menimbulkan efek
toleransi. CCB tidak dipengaruhi asupan garam sehingga berguna bagi
orang yang tidak mematuhi diet garam.
Menurut beberapa
studi penggunaan CCB dalam hipertensi
secara umum tidak berbeda dalam efektivitas,
efek samping,
atau kualitas hidup dibandingkan dengan
obat antihipertensi lain. Ditinjau dari mortalitas,
tidak ada
perbedaan bermakna antara CCB, diuretik, dan
ACEI dalam pengobatan hipertensi. CCB mempunyai
efek tambahan
yang menguntungkan pasien. CCB dan ACEI lebih baik dari diuretik
dan beta-blocker dalam mengurangi kejadian hipertrofi ventrikel kiri yang
merupakan risiko independen pada hipertensi,
selain itu
CCB juga
mempunyai efek proteksi vaskular
15
. Obat-obat golongan CCB berguna
untuk pengobatan pasien hipertensi yang juga menderita asma, diabetes,
angina danatau penyakit vaskular perifer
2
.
c. Berdasarkan penggunaan obat