Berdasarkan penggunaan obat Gambaran Penggunaan Obat

6 ACEI bekerja dengan menghambat perubahan angiotensin-I menjadi angiotensin II, dimana angiotensin-II adalah vasokonstriktor poten yang juga merangsang sekresi aldosteron 8 . Selain itu, ACEI menurunkan resistensi perifer tanpa diikuti refleks takikardia. Obat golongan ini tidak hanya efektif pada hipertensi dengan kadar renin yang tinggi, tetapi juga pada hipertensi dengan renin normal maupun rendah. Hal ini karena ACEI menghambat degradasi bradikinin yang mempunyai efek vasodilatasi. ACEI juga diduga berperan menghambat pembentukan angiotensin-II secara lokal di endotel pembuluh darah 12 . ACEI terpilih untuk hipertensi dengan gagal jantung kongestif. Obat ini juga menunjukkan efek positif terhadap lipid darah dan mengurangi resistensi insulin sehingga sangat baik untuk hipertensi pada diabetes, dislipidemia dan obesitas. Obat ini juga sering digunakan untuk mengurangi proteinuria pada sindrom nefrotik dan nefropati diabetik. Selain itu, ACEI juga sangat baik untuk hipertensi dengan hipertrofi ventrikel kiri dan penyakit jantung koroner 12 . ACEI tidak mempunyai banyak efek samping seperti pada diuretik dan beta-blocker 3 . Pengobatan dengan ACEI memberikan hasil pengurangan yang signifikan pada semua penyebab kematian. Karena tingginya prevalensi hipertensi, penggunaan ACEI dapat memberikan keuntungan penting dalam menyelamatkan nyawa 14 . Antihipertensi lain yang sering digunakan adalah antihipertensi golongan CCB dengan persentase 20,5. CCB bekerja dengan menghambat influks kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan otot jantung sehingga terjadi relaksasi 12 . Hal ini akan menurunkan resistensi perifer dan menyebabkan penurunan tekanan darah 3 . Efek antihipertensi dari CCB berhubungan dengan dosis, bila dosis ditambah maka efek antihipertensi semakin besar dan tidak menimbulkan efek toleransi. CCB tidak dipengaruhi asupan garam sehingga berguna bagi orang yang tidak mematuhi diet garam. Menurut beberapa studi penggunaan CCB dalam hipertensi secara umum tidak berbeda dalam efektivitas, efek samping, atau kualitas hidup dibandingkan dengan obat antihipertensi lain. Ditinjau dari mortalitas, tidak ada perbedaan bermakna antara CCB, diuretik, dan ACEI dalam pengobatan hipertensi. CCB mempunyai efek tambahan yang menguntungkan pasien. CCB dan ACEI lebih baik dari diuretik dan beta-blocker dalam mengurangi kejadian hipertrofi ventrikel kiri yang merupakan risiko independen pada hipertensi, selain itu CCB juga mempunyai efek proteksi vaskular 15 . Obat-obat golongan CCB berguna untuk pengobatan pasien hipertensi yang juga menderita asma, diabetes, angina danatau penyakit vaskular perifer 2 .

c. Berdasarkan penggunaan obat

Dalam penggunaannya, antihipertensi dapat digunakan sebagai obat tunggal ataupun dapat dikombinasikan dengan antihipertensi lain. Persentase cara penggunaan antihipertensi tersebut dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini. 7 Tabel 5. Cara penggunaan antihipertensi Penggunaan Obat Jumlah Persentase Tunggal 35 29,2 Kombinasi 2 Antihipertensi 54 45 Kombinasi 3 Antihipertensi 7 5,8 Kombinasi 4 antihipertensi 1 0,8 Kombinasi Antihipertensi + obat lain 23 19,2 Total 120 100 Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa cara penggunaan dengan kombinasi 2 antihipertensi sebesar 45, untuk penggunaan antihipertensi secara tunggal sebesar 29,2, penggunaan kombinasi antihipertensi dengan obat lain sebesar 19,2, penggunaan dengan kombinasi 3 antihipertensi sebesar 5,8, dan penggunaan dengan kombinasi 4 antihipertensi sebesar 0,8. Dari data tersebut, penggunaan dengan kombinasi 2 antihipertensi adalah cara penggunaan yang paling banyak digunakan. Terapi kombinasi diperlukan pada sekitar 75 pasien dengan hipertensi. Kebanyakan pasien dengan hipertensi memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang diinginkan. Dalam the Antyhipertensive and Lipid-lowering Treatment to Prevent Heart Attack Trial ALLHAT yang melakukan penelitian terhadap pasien hipertensi, diketahui hanya 26 pasien yang memiliki tekanan darah yang terkontrol dengan penggunaan obat tunggal 16 . Terapi kombinasi dapat efektif pada pasien yang tidak memberikan respon terhadap monoterapi 17 . Penambahan obat kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila pemakaian obat tunggal dengan dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah. Apabila tekanan darah melebihi 2010 mmHg diatas target, dapat dipertimbangkan untuk memulai terapi dengan dua obat 10 . Terapi kombinasi rasional dimulai dengan pemilihan kombinasi dua obat yang menunjukkan penurunan tekanan darah yang aditif dan memiliki tolerabilitas yang baik 16 . Dalam penelitian, diporeleh data penggunaan kombinasi antara 2 antihipertensi yang disajikan dalam tabel berikut. Tabel 6. Kombinasi 2 antihipertensi Kombinasi Obat Jumlah Persentase ACEI-Diuretik 20 37 ACEI-CCB 11 20,4 ACEI-BB 5 9,3 Diuretik-CCB 6 11,1 Diuretik-ARB 1 1,9 Diuretik-BB 1 1,9 CCB-ARB 7 13 CCB-AA2A 2 3,7 CCB-CCB 1 1,9 Total 54 100 Berdasarkan Tabel 6 diketahui penggunaan kombinasi antara ACEI dengan diuretik sebesar 36,9, kombinasi ACEI dengan CCB sebesar 20,4, kombinasi CCB dengan ARB sebesar 13, kombinasi diuretik dengan CCB sebesar 11,1, kombinasi ACEI 8 dengan beta-blocker sebesar 9,3, kombinasi CCB dengan agonis alfa2- adrenergik sebesar 3,7, kombinasi diuretik dengan ARB sebesar 1,9, kombinasi diuretik dengan beta- blocker sebesar 1,9, dan kombinasi CCB dengan CCB sebesar 1,9. Baru-baru ini, the American Society of Hypertension ASH mengeluarkan hasil studi pada terapi kombinasi yang membagi kombinasi 2 obat ke dalam 3 kategori, yaitu kategori pilihan, diterima dan kategori kurang efektif. Klasifikasi ini didasarkan pada efikasi dalam menurunkan tekanan darah dan tolerabilitas 18 . Berikut ini adalah tabel rekomendasi kombinasi obat antihipertensi. Tabel 7. Rekomendasi kombinasi obat dalam hipertensi Kategori Kombinasi Obat Pilihan ACE inhibitor – Diuretik ARB – Diuretik ACE inhibitor – CCB ARB – CCB Diterima Beta-blocker – Diuretik CCB dihidropiridin – Beta- blocker CCB – Diuretik Renin inhibitor – Diuretik Renin inhibitor – ARB Diuretik Tiazid – Diuretik Hemat Kalium Kurang Efektif ACE inhibitor – ARB ACE inhibitor – Beta-Blocker ARB – Beta-blocker CCB nondihidropiridin – Beta-blocker Kombinasi antara ACEI dengan diuretik adalah kombinasi antihipertensi yang paling banyak digunakan. Berdasarkan Tabel 7 kombinasi ACEI dengan diuretik merupakan kombinasi kategori pilihan. Kombinasi ACEI dengan diuretik memberikan efek sinergistik dan sekitar 85 pasien tekanan darahnya dapat terkendali dengan kombinasi ini 12 . Kombinasi antara ACEI dengan diuretik tiazid dosis rendah dapat menghasilkan penurunan tekanan darah yang aditif. Diuretik akan mengurangi volume intravaskular sehingga mengaktifkan sistem renin-angiotensin-aldosteron. Dengan adanya ACEI akan terjadi kontraregulasi yang meghambat pengaktifan sistem tersebut sehingga menghasilkan penurunan tekanan darah yang aditif. Berdasarkan pada keamanan, efikasi, dan kinerja yang menguntungkan dalam uji jangka panjang tersebut maka kombinasi ACEI dengan diuretik dosis rendah dikategorikan sebagai kombinasi pilihan 18 . Kombinasi lain yang banyak digunakan adalah kombinasi antara ACEI dengan CCB. Kombinasi ini juga termasuk dalam kombinasi kategori pilihan. Dalam Aziza 2008 disebutkan bahwa CCB paling baik dikombinasikan dengan ACEI. Kombinasi ACEI dengan CCB menghasilkan penurunan tekanan darah yang aditif. ACEI dapat meningkatkan tolerabilitas dari CCB. ACEI juga dapat menetralkan efek samping edema perifer pada penggunaan CCB sebagai monoterapi 19 . Dalam the Avoiding Cardiovascular events through Combination in Patients Living with Systolic Hypertension yang melakukan penelitian terhadap pasien hipertensi dengan risiko tinggi, kombinasi ACEI dengan CCB dapat menurunkan risiko infark myocard, kejadian stroke, dan 9 kematian akibat penyakit kardiovaskular 18 . Dalam penggunaannya, antihipertensi juga seringkali dikombinasikan dengan obat lain untuk penyakit penyerta hipertensi. Kombinasi tersebut disajikan dalam tabel dan gambar berikut. Tabel 8. Kombinasi antihipertensi dengan obat lain Kombinasi Obat Jumlah Persentase Antihipertensi + Antidiabetik 20 87 Antihipertensi + Antilipemik 1 4,3 Antihipertensi + Obat Penyakit Jantung Koroner 1 4,3 Antihipertensi + Obat Post Stroke 1 4,3 Total 23 100 Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa