Penggolongan Narkoba 1 Narkotika Narkoba dan penggolongannya 1 Pengertian Narkoba, Pengguna dan Pengedar

dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam UU NarkotikaPsikotropika. Dalam ketentuan UU Narkotika maka “pengguna” diatur dalam Pasal 116, 121, 126, 127, 128, 134, dan dalam UU Psikotropika diatur dalam Pasal 36, 37, 38, 39, 40, 41, 59 ayat 1 huruf a, b dan Pasal 62 UU Psikotropika. 21

2.2 Penggolongan Narkoba 1 Narkotika

Pengertian yang paling umum dari narkotika adalah zat-zat obat baik dari alam atau sintesis maupun semi sintesis yang dapat menimbulkan ketidaksadaran atau pembiusan. Efek narkotika disamping membius dan menurunkan kesadaran, adalah mengakibatkan daya khayalhalusinasi ganja, seta menimbulkan daya rangsangstimulant cocaine. Narkotika tersebut dapat menimbulkan ketergantungan depence. 22 Narkotika menurut Soedjono Dirdjosisworo adalah sejenis zat yang bila dipergunakan dimasukkan dalam tubuh akan membawa pengaruh terhadap tubuh si pemakai, pengaruh tersebut berupa menenangkan, merangsang, dan menimbulkan khayalan-khayalan halusinasi. 23 Pengertian Narkotika dalam Pasal 1 angka 1 dalam Undang-undang No. 35 Tahun 2009 yaitu : 21 Ibid 22 Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana, Mandar Maju, Bandung, 2003, hal. 35 23 Soedjono Dirdjosisworo, Hukum tentang Narkotika di Indonesia, Karya Nusantara, Bandung, 1990, hal. 9 Universitas Sumatera Utara Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini. Penggolongan narkotika dalam penjelasan pasal 6 Undang-undang No.35 Tahun 2009 tentang narkotika adalah, sebagai berikut : a. Narkotika Golongan I Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan ”Narkotika Golongan I” adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. b. Narkotika Golongan II Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan ”Narkotika Golongan II” adalah Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. c. Narkotika Golongan III Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan ”Narkotika Golongan III” adalah Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Universitas Sumatera Utara

M. Ridha Ma’roef menyebutkan bahwa narkotika ada dua macam yaitu