2.5.4 Fungsi Aktivasi
Fungsi aktivasi merupakan bagian penting dalam tahap perhitungan JST karena dipakai untuk menentukan keluaran dari suatu neuron. Peran fungsi aktivasi pada
jaringan saraf tiruan adalah untuk mengaktifkan keluaran dari jaringan dan menentukan apakah sinyal dari input neuron akan diteruskan ke neuron lain atau tidak.
Beberapa fungsi aktivasi yang dipakai dalam JST adalah:
2.5.4.1 Fungsi
sigmoid biner logsig
Fungsi sigmoid biner memiliki range nilai [0,1]. Oleh karena itu, fungsi ini sering digunakan untuk Jaringan Saraf yang membutuhkan nilai output yang terletak pada
interval 0 sampai 1.
Fungsi sigmoid biner dirumuskan sebagai:
= 1
1 +
−
2.31 dengan
′
= 1 − 2.32
2.5.4.2 Fungsi
sigmoid bipolar tansig
Fungsi sigmoid bipolar hampir sama dengan fungsi sigmoid biner, hanya saja fungsi ini memiliki range antara 1 sampai -1. Fungsi sigmoid bipolar dirumuskan sebagai:
= 1
−
−
1 +
−
2.33
dengan
′
=
1 2
1 + 1 − 2.34
2.6 K-Fold Cross Validation
Cross validation validasi silang merupakan metode untuk memperkirakan akurasi kesalahan dari data berdasarkan “resampling” Sarle, β004. K-Fold Cross Validation
membagi data menjadi k subset yang ukurannya sama satu sama lainnya. Himpunan
Universitas Sumatera Utara
yang dihasilkan yaitu S
1
, S
2
,…, S
k
yang digunakan sebagai data pelatihan dan data pengujian. Dalam metode ini, dilakukan iterasi sebanyak k kali. Setiap melakukan
iterasi, salah satu subset dijadikan data uji, sedangkan subset lainnya sebagai data latih. K-fold cross validation akan mengulang pengujian sebanyak k kali, dan hasil
pengukuran adalah nilai rata-rata dari k kali pengujian.
2.7 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Pengarang Judul
Keterangan
1 Kaur et.al,
2008 Fingerprint Verification
System using Minutiae Extraction Technique
Pengenalan dilakukan
dengan menghilangkan titik minusi yang
dianggap salah, menemukan titik percabangan dengan menghasilkan
citra thinning dengan hasil yang baik.
Telah ditemukan
24 percabangan bifurcation dalam
penelitian ini, sehingga sistem memerlukan waktu ekseskusi yang
lebih singkat. 2
Kanata, 2008 Deteksi Sidik Jari Berbasis Alihragam
Gelombang Singkat wavelet dan Jaringan
Saraf TiruanJST Khusus Kota Mataram
dan Sekitarnya Penelitian ini menerapkan wavelet
daubechies yang digunakan untuk menghasilkan ciri dari sidik jari
dengan memilih koefisien yang dihasilkan yang memiliki nilai
magnitude terbesar
dan menggunakan
backpropagation sebagai pembelajarannya . Ruang
citra warna yang digunakan YIQ skala keabuan. Pada penelitian
ini mampu mengenali 100 data
Universitas Sumatera Utara
sidik jari yang pernah dilatihkan dan mampu menguji citra yang
terdistorsi sebesar 70 3
Saraswat, 2010 An Efficient Automatic
Attendance System Using Fingerprint
Verification Technique Pengenalan dilakukan dengan
memperhatikan minusi sidik jari, menghilangkan titik minusi yang
dianggap tidak
perlu dan
menggunakan transformasi
fourier dalam perbaikan citranya. Hasil verifikasi sekitar 92
dengan penggunaan waktu yang lebih singkat.
4 Pokhriyal
et.al, 2010
Fingerprint Authentication
using 2-D Wavelets
Pada penelitian
ini menggunakan
wavelet dan
pseudo Zernike
Moments. Wavelet
digunakan untuk
mengurangi noise
dan mengekstraksi
ridge. Sedangkan
pseudo Zernike
moments digunakan
untuk mengekstraksi
fitur yang
membawa informasi deskriptif mengenai citra sidik jari dan
sebagai pencocokannya
digunakan Euclidean distance 5
Barua et.al, 2011 Fingerprint
Identification Penelitian ini menerapkan sistem
identifikasi sidik jari online menggunakan minutiae based
dengan melakukan
beberapa tahapan
yaitu deteksi
tepi, thinning, ekstraksi fitur dan
klasifikasi. Tahap
praproses
Universitas Sumatera Utara
meliputi binerisasi
dan skeletonisasi
ridge, yang
dibutuhkan untuk klasifikasi. Fitur
yang dinilai
yaitu endpoint,
percabangan bifurcation, dan titik inti core
point dari sidik jari, yang kemudian dilanjutkan dengan
penghapusan minusi
yang dianggap salah.
6 Reavindo, 2009
Pengaruh Faktor
Proporsional Pada
Jaringan Saraf
Propagasi Balik Untuk Pengenalan
Wajah Berbasis Eigenface
Faktor pembelajaran ketiga yang disebut faktor proporsional
digunakan pada penelitian ini untuk mengamati pengaruhnya
pada pengenalan wajah berbasis eigenfaces. Pengaruh tersebut
dapat diukur
melalui perbandingan kinerja dari kedua
jenis jaringan saraf propagasi balik tersebut. Kinerja jaringan
yang digunakan sebagai acuan adalah kecepatan konvergensi
jaringan, kemampuan
memorisasi dan
kemampuan generalisasi jaringan. Melalui
pengukuran terhadap
kinerja tersebut, maka penelitian ini
menilai bahwa
faktor proporsional akan memperburuk
kinerja jaringan
saraf bila
digunakan pada interval [0.1 , 0.9] dan [0.01 , 0.09] sedangkan
pada interval [0.001 , 0.009]
Universitas Sumatera Utara
akan memberikan kinerja yang
baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini menjelaskan proses sistem jaringan saraf tiruan propagasi balik untuk pengenalan citra sidik jari dan analisis kebutuhan sistem yang akan dibangun serta
perancangannya. Tindakan yang akan dilakukan pada tahap perancangan adalah mentransformasikan model analisis ke model perancangan.
3.1 Analisis Data Sistem