PENGARUH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG BRAND iB TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH DI YOGYAKARTA

(1)

SKRIPSI

Oleh:

SURYADI

NPM: 20120730180

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Starata Satu

pada Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam (Muamalat) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

SURYADI NPM : 20120730174

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii 2016

Hal : Persetujuan

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Assalamu’alaikum wr.wb

Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Suryadi

Nim : 20120730174

Judul : PENGARUH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG BRAND iB TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH

Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dan segera dimunaqasyahkan.

Atas perhatiannya diucapkan terimakasih. Wassalamu’alaikum wr.wb

Pembimbing


(4)

iii

PENGARUH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG BRAND iB

TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama : Suryadi

NPM : 20120730174

Telah dimunaqasahkan di depan Sidang Munaqasah Prodi Muamalat Kosentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam Pada tanggal 21 Desember 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima :

Sidang Dewan Munaqosah

Ketua Sidang : Diyah Pikanti D., SE. MM ( ) Pembimbing : Satria Utama S.E.I, M.E.I ( ) Penguji : M. Sobar, SE.I, M.sc. ( )

Yogyakarta, 21 Desember 2016 Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,

Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si.


(5)

iv Nama : Suryadi

Nim : 20120730174

Judul : PENGARUH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG

BRAND iB TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsu ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam datar pustaka. Bila suatu hari nanti di temukan dengan judul yang sama atau dengan isi yang sama saya selaku penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan apabila suatu hari nanti ada yang ingin memperbaiki skripsi ini saya dengan senang hati mendukung.

Yogyakarta, 04 November 2016 Yang membuat pernyataan


(6)

v

Sebuah langkah usai sudah Satu cita telah ku gapai

Namun…

Itu bukan akhir dari perjalanan Melainkan awal dari satu perjuangan

Hari tak akan indah tanpa mentari dan rembulan, begitu juga hidup tak akan indah tanpa harapan serta tujuan. Meski terasa berat, namun manisnya hidup justru akan

terasa, apabila semuanya terlalui dengan baik, meski harus memerlukan pengorbanan

Kupersembahkan karya kecilku ini, untuk cahaya hidup, yang senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia mendampingi, saat saat kulemah tak berdaya

(Ayah dan Ibu tercinta) yang selalu memanjatkan do’a kepada putramu tercinta

setiap sujudnya. Terima kasih untuk semuanya.

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, karena tragedi

terbesar dalam hidup bukanlah kematian tapi hidup tanpa tujuan. Teruslah bermimpi untuk sebuah tujuan, pastinya juga harus diimbangi dengan tindakan nyata, agar mimpi dan juga angan, tidah hanya menjadi sebuah bayangan semu.

Dan seandainya pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuan lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha


(7)

vi

memberikan nikmat yang sempurna, rahmat, hidayah dan kekuatan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana (S1) yaitu Sarjana Ekonomi Islam pada prodi Ekonomi dan Perbankan Islam fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, keluarga serta sahabat yang telah membawa perubahan bagi peradaban dunia dengan hadirnya adama Islam sebagai peradaban terbesar yang tak lekang oleh zaman, dan telah memberikan contoh suri tauladan bagi seluruh umat.

Merupakan satu tugas dari penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dan

alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG BRAND iB TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH”. Untuk itu sebagai ungkapan rasa syukur, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si. selaku Ketua Dekan Fakultas Agama Islam.

2. Syarif As’ad, S.EI., MSI. selaku Ketua Jurusan Ekonomi & Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(8)

vii skripsi ini.

4. Bapak M. Sobar S.E.I, M.sc. dosen penguji yang telah memberi kritik yang membangun, dan memberikan solusi sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi.

5. Seluruh dosen prodi Ekonomi dan Perbankan Islam fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah mencurahkan segala tenaga dan pikiran sehingga penulis dapat mengembangkan cakrawala keilmuan.

6. Segenap staff Universtas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda basyarudin & Ibunda Haromah yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan baik lahir maupun batin dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas semua perhatian, bimbingan, kasih sayang dan cinta Ayahanda dan Ibunda kepada saya, semoga saya selalu menjadi anak yang berbakti dunia akhirat.

8. Keempat Saudara kakakku Eliya Wati, kakaku Hayati , kakaku Mira Wati dan kakanda Syam Sari. Dan seluruh kakak Ipar dan seluruh keponakan yang tercinta.


(9)

viii

Ain, Edi Mustofa, Ahsan, Deki Juanda, Rosadi, Habibi, bang Widodo,Dan Sidik, Juga seluruh Keluarga Besar yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu yang telah memberikan dukungan dalam terselesainya skripsi ini. 10. Seluruh Rekan-rekan Ikatan pelajar Riau Yogyakarta yang di Yogyakarta

yang sudah menjadi tempat diskusi dan sedikit berbagi Ilmu dan pengalaman dalam mengembangkan seni melayu dan slalu membawa saya show dalam acara di Yogyakarta. Terutama buata bang Hengky dan deki, rinop, aspuri dan juga aspura.

11. Teman-teman kontrakan, Heru, Anivl, Yoga dan Wahyu terimakasih sudah hidup bersama ketawa bersama makan bersama maupun susah bersama.

12. Teman-teman sama-sama berjuang dalam mengerjakan skripsi, Intan, Intari, Indah, Ayu, Hevin dan Yunita.

13. Patner-ku (Nurlina) yang selalu menyemangati dan memberi solusi dalam mengerjakan skripsi.

14. Teman-teman seperjuangan di prodi Ekonomi dan Perbankan Islamn 2012 terkhusus untuk teman-teman EPI D yang sudah menjadi keluarga selama kuliah.


(10)

ix

Semoga amal baik yang telah kalian berikan mendapat ridha Allah SWT. Saya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan senang hati saya menerima kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Saya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi saya khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 21 Desember 2016 Penulis,

Suryadi (20120730174)


(11)

x

NOTA DINAS ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 9


(12)

xi

3. Populasi dan Sampel ... 41

4. Teknik pengumpulan data ... 42

5. Defenisi operasional variabel dan pengukur variabel ... 44

6. Teknik analisis data ... 46

7. Kerangka Berfikir ... 49

8. Hipotesis ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil peneliti ... 52

B. Pembahasan ... 67

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 77


(13)

xii

Tabel 4.2 Pertanyaan Umum ... 55

Tabel 4.3 Uji validits variabel pengaruh pengetahuan tentang brand iB (X) ... 56

Tabel 4.4 Uji validitas Variabel Keputusan Nasabah (Y) ... 57

Tabel 4.5 Hasil uji reabilitas ... 58

Tabel 4.6 Uji Normalitas ... 59

Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ... 60

Tabel 4.8 Hasil uji T ... 61

Tabel 4.9 Pertanyaan Wawancara Kepada Responden ... 63

Tabel 4.10 Indikator Peran Merek ... 68

Tabel 4.11 Indikator brand image ... 69


(14)

(15)

The research was quantitative descriptive in nature, by using primary data, with the result (answer) of questionnaire from 100 respondents. The analysis conducted was simple linear regression analysis. The research did the validity and reliability test towards questionnaire data. The result of the research showed that from the simple linear regression result, the value of R coefficient was 0.0730 or 73 percent showed that the variable of the influence of the society knowledge towards iB had a high relationship with the variable of customer decision.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi perkembangan dinamika bisnis yang selalu berubah pada saat ini, membuat perusahaan memerlukan pengelolaan pemasaran yang tepat. Perusahaan harus dapat mengembangkan produk yang baik, menawarkan dengan harga yang menarik dan membuatnya mudah diperoleh oleh pelanggan yang membutuhkan, sehingga dapat tercipta Brand yang positif dibenak konsumen. Brand yang sudah dikenal masyarakat luas dengan baik, akan menuntun perusahaan untuk selalu melakukan inovasi produk. Disisi lain,

Brand juga memberi manfaat bagi perusahaan untuk melakukan segmentasi pasar, menarik konsumen untuk melakukan pembelian, serta memberikan perlindungan terhadap produk yang dihasilkan.

Konsumen memandang sebuah Brand sebagai bagian dari produk, dan pemberian Brand dapat menambah nilai produk. Pemberian Brand telah menjadi isu penting dalam strategi produk. Nama Brand menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu produk. Pembeli yang selalu membeli Brand

yang sama akan tahu bahwa pada setiap kali mereka membeli, mereka akan memperoleh mutu yang sama pula. Nama Brand menjadi landasan yang diatasnya dapat dibangun sebuah citra yang menyeluruh tentang mutu khusus produk itu.


(17)

Perluasan merek merupakan salah satu strategi yang digunakan para produsen untuk memperbanyak jenis-jenis produk yang dihasilkan dengan menggunakan merek yang sudah mapan dengan harapan untuk memperoleh perluasan pasar dan tingkat penggunaan produk yang tinggi. Sebagai contoh adalah Bank Syariah dengan Brand iB yang sudah mapan untuk produk Bank Syariah.

Menurut Nani Cahyani, dan Monita (2009) Sistem perbankan di Indonesia beberapa tahun yang lalu di dominasi oleh bank konvensional yang tidak berdasarkan prinsip syariah (tidak sesuai dengan kaidah Islam). Namun, perubahan pandangan terhadap bank syariah dan dampak dari krisis moneter, banyak bank konvensional yang mendirikan divisi usaha syariah maupun pendirian bank umum syariah itu sendiri.

Perbedaan bank syariah dan bank konvensional selain menjalinkan kegiatan usahanya berdasarkan nilai-nilai islam dan secara konvensional dimana bank syariah dan bank konvensional sama-sama dalam naungan BI tetapi yang membedakan bank syariah dan bank konvensional dilihat dari

Brand bank syariah ditandai dengan Brand iB (islamic Banking) sedangkan bank konvensional di tandai dengan Brand BI (Bank Indonesia). Dengan adanya Brand iB itu merupakan penanda bahwa bank syariah itu benar-benar memiliki Brand sendiri.

Promosi yang dilakukan oleh dunia perbankan syariah masing sangat kurang, sehingga masih banyak masyarakat yang tidak mengerti bagaimana mengakses layanan perbankan syariah. Aspek pendanaan memang menjadi


(18)

kendala utama dalam melakukan promosi di bank syariah, minimnya anggaran promosi yang dimiliki menyebabkan kurang gencarnya promosi yang dilakukan oleh bank syariah. Sementara anggaran promosi di bank konvensional relatif lebih besar dibandingkan dengan di bank syariah, akhirnya menyebabkan gaung perbankan syariah masih kalah dibandingkan dengan perbankan konvensional.

Menurut Jimmi Tumpal Mangisi Hasungian, (2015) Jika anda memperhatikan disetiap logo bank syariah terdapat tambahan tulisan iB dengan lambang kristal diatasnya. Mungkin sebagian masyarakat menyangka atau berfikir bahwa logo iB yang terdapat di bank syariah merupakan nama dari bank syariah itu sendiri. Jika suatu Brand (merk) dapat memenuhi harapa konsumen atau bahakan dapat melebihi harapan konsumen dan memberikan jaminan kualitas pada setiap kesempatan penggunanya. Serta merk tersebut di produksi oleh perusahaan yang memiliki reputasi. Maka konsumen akan semakin yakin dengan pilihanna dan konsumen akan memiliki kepercayaan pada merek. Menyukai merek serta menganggap merek tersebut sebagai bagian dari dirinya.

iB (baca ai-Bi) singkatan dari Islamic Banking dipopulerkan sebagai penanda identitas bersama industri perbankan syariah di Indonesia yang diresmikan sejak 2 Juli 2007. Logo iB (ai-Bi) merupakan penanda identitas industri perbankan syariah di Indonesia, yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai utama system perbankan syariah yang modern, transparan, berkeadilan, seimbang dan beretika yang selalu mengedepankan nilai-nilai


(19)

kebersamaan dan kemitraan. Dengan semakin banyaknya bank yang menawarkan produk dan jasa perbankan syariah, kehadiran logo iB (ai-Bi) akan memudahkan masyarakat untuk mengenali secara cepat dan menemukan kelebihan layanan perbankan syariah untuk kebutuhan transaksi keuangannya. Jadi iB (ai-Bi) perbankan syariah itu bukan merujuk kepada nama bank tertentu. iB (ai-Bi) merefleksikan kebersamaan seluruh bank-bank syariah di Indonesia untuk melayani seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. (www.bi.go.id)

Bagi para penyelenggaran perbankan syariah, semakin banyaknya bank-bank syariah yang bermunculan merupakan suatu kenyataan yang harus dihadapi untuk bersama-sama bersaing secara sehat dalam memperebutkan konsumen. Hanya bank yang memberikan kepuasan terbaiklah yang akan menang dalam persaingan jangka panjang. Sedangkan bagi masyarakat khususnya masyarakat Yogyakarta, semakin banyak bank syariah yang ada di Yogyakarta memungkinkan untuk dapat memilih bank mana yang dapat memberikan tingkat kepuasan tertinggi, sehingga kepentingan masyarakat tidak dirugikan.

Indonesia adalah Negara yang luas. Terbentang dari sabang sampai merauke. Tidak diragukan lagi Indonesia sebagai Negara yang kaya akan budaya memiliki daerah, agama, Suku bangsa yang berbeda, dan tentunya Indonesia juga banyak pendatang dari luar. Salah satunya adalah daerah istimewa Yogyakarta. Yang merupakan daerah istimewa yang memiliki berbagai macam budaya, adat, dan kebiasaan-kebiasaan tertentu, dan banyak


(20)

juga penduduk dari berbagai daerah yang datang. Misalnya mahasiswa yang setiap tahunnya bertambah dan ada juga yang dari luar negeri, sehingga banyaknya terjadinya transaksi yang dilakukan di berbagai bank.

Kita lihat dari tabel tersebut bertambahnya masyarakat dalam tahun pertahun bahwa masyarakat yogyakarta dalam setiap tahunya bertambah. Dan dalam hal ini peneliti berkesimpulan banyaknya terjadi dalam perharinya transaksi di bank oleh masyarakat Yogyakarta. Saat ini di Yogyakarta telah cukup banyak bank-bank syariah, diantaranya adalah Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, Bank BPD Syariah, dan Bank Mega Syariah.

Dalam perkembangannya setiap lembaga perbankan tersebut terus meningkatkan pelayanannya dan meyakini bahwa kunci untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan pada pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa yang berkualitas dengan harga bersaing (Fandy Tjiptono, 1996), dengan demikian konsumen dapat bebas menentukan apa yang menjadi kebutuhannya dan akan membelinya. Dengan demikian kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan pada konsumen.

Masyarakat saat ini mengosumsi suatu produk tidak lagi terlalu memperhatikan Brand suatu produk. Mereka kebanyakan hanya memikirkan secara sempit bahwa produk yang banyak diminati oleh banyak masyarakat karena sudah lama berkembang dan sudah banyak diminati atau dikenal oleh masyarakat, misalnya bank konvensional banyak diminati oleh masyarakat


(21)

karena bank tersebut sudah dikenal terlebih dahulu oleh masyarakat dibandingkan bank syariah. Jadi masyarakat masih menganggap bank syariah tersebut sama dengan bank konvensional.

Penelitian yang dilakukan oleh Jennie Liando (2013) yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Karyawan JW Marriott Hotel Surabaya Terhadap Brand Identity Perusahaan“ Dia menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan

karyawan JW Marriott Hotel Surabaya terhadap Brand identity perusahaan adalah tinggi. Penelitian ini dilakukan pada 167 orang responden dengan 16 butir pertanyaan inti pada kuisioner yang terdiri dari dimensi nama Brand, logo Brand, dan kisah Brand, dimana hasilnya memaparkan hampir seluruh responden (98.8%) mempunyai tingkat pengetahuan tinggi terhadap Brand

identity perusahaan.

Penelitian sejenis lainya yang dilakukan oleh Jimmi Tumpal Mangisi Hasungian (2015) yang berjudul “Pengaruh Brand Image Dan Brand Trust

Terhadap Brand Loyalty Telkomsel (Survey Terhadap Pelanggan Telkomsel Di Grapari Samarinda)”. Brand image dan Brand trust secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Brand loyalty Telkomsel. Brand image maupun Brand trust secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Brand loyalty Telkomsel. Brand trust memiliki pengaruh paling dominan dibanding

Brand image terhadap Brand loyalty Telkomsel. Bagi PT. Telkomsel, harus mempertahankan dan meningkatkan citra merek, kepercayaan merek serta loyalitas mereknya, dengan cara : Memperhatikan dan meningkatkan fasilitas


(22)

pendukung layanan yang dimiliki serta dapat merekomendasikan produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Berbeda dengan kedua penelitian yang dijelaskan sebelumnya, peneliti akan melakukan penelitian mengenai “PENGARUH PENGETAHUAN

MASYARAKAT TENTANG BRAND iB TERHADAP KEPUTUSAN

NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH”

yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Brand iB terhadap nasabah dalam menggunakan bank syariah.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah. Apakah pengetahuan masyarakat tentang Brand

iB berpengaruh terhadap keputusan nasabah menggunakan bank syariah ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengetahuan masyarakat tentang Brand iB terhadap keputusan nasabah dalam menggunakan jasa bank syariah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti

a. Untuk mengasah kemampuan peneliti dalam menjawab permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terkait dengan Brand iB bank syariah.


(23)

b. Untuk meningkatkan dan memperluas, serta mengembangkan pemahaman keilmuan penelitian.

2. Bagi akademisi

a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi yang berkaitan dengan masalah preferensi nasabah dalam memilih jasa bank syariah b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tabahan pengetahuan dapat

dijadikan motivasi untuk melakukan penelitian dimasa mendatang. 3. Bagi nasabah

a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu nasabah dalam memahami bank syariah tentang Brand iB.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Dalam pengamatan penulis ada beberapa hasil penelitian yang terkait dengan penelitian ini. Dari beberapa hasil penelitian terdahulu diantaranya yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Penelitian yang dilakukan oleh Jennie Liando (2013) yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Karyawan JW Marriott Hotel Surabaya Terhadap

Brand Identity Perusahaa”. Berdasarkan analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan karyawan JW Marriott Hotel

Surabaya terhadap brand identity perusahaan adalah tinggi. Penelitian ini dilakukan pada 167 orang responden dengan 16 butir pertanyaan inti pada kuisioner yang terdiri dari dimensi nama brand, logo brand, dan kisah

brand, dimana hasilnya memaparkan hampir seluruh responden (98.8%) mempunyai tingkat pengetahuan tinggi terhadap brand identity perusahaan. Hasil ini menjelaskan bahwa fungsi Internal Communications di

JW Marriott Hotel Surabaya sudah berjalan dengan baik sehingga mayoritas responden mendapatkan informasi mengenai brand identity perusahaan secara menyeluruh dan memahaminya dengan tepat. Selain itu, stimulus berupa pesan mengenai elemen brand yang terdiri dari nama, logo, dan kisah brand, yang disampaikan melalui berbagai media dan kegiatan komunikasi, dapat diterima dengan baik dan menghasilkan pengetahuan yang tinggi pada karyawan. Mengacu pada analisis tersebut


(25)

pula, peneliti menemukan beberapa hal yang bisa menjadi saran yang membangun bagi pihak JW Marriott Hotel Surabaya seperti lebih gencar dalam mengkomunikasikan nama dan logo brand pada seluruh karyawan, terutama dalam training, mengingat cukup banyak karyawan yang kurang mengetahui nama kepanjangan dari JW Marriott dan nilai-nilai pada logo dengan tepat. Selain itu, menggunakan media atau pesan komunikasi yang disesuaikan dengan latar belakang karyawan; memastikan informasi mengenal brand perusahaannya sudah dikomunikasikan secara menyeluruh; dan memfokuskan sosialisasi brand identity kepada karyawan, terutama yang sudah bekerja selama 18-24 bulan dan 24 bulan ke atas, mengingat pada prinsipnya, mereka seharusnya telah menjadi

brand deliverer (duta brand).

Adapun beberapa aspek yang bisa menjadi pertimbangan untuk penelitian selanjutnya, yaitu pesan komunikasi dalam sosialisasi brand identity perusahaan pada karyawan, mengingat terkadang unsur-unsur tertentu dalam elemen brand perusahaan tidak disosialisasikan secara berkelanjutan; efektivitas media sosialisasi brand identity perusahaan pada karyawan, mengingat terdapat perbedaan antara satu karyawan dengan karyawan lainnya dalam memanfaatkan media sosialisasi serta dalam kemampuannya menerima dan mengingat pesan yang diberikan; pengaruh pengetahuan karyawan mengenai brand identity perusahaan terhadap interaksi karyawan dengan stakeholders, sehingga dampak signifikansinya bisa terlihat oleh perusahaan; dan penelitian selanjutnya bisa


(26)

menggunakan pendekatan kualitatif atau mix-method sehingga diperoleh analisis data lebih mendalam, selama mampu menjawab permasalahan yang ada dalam perusahaan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Marheni Eka saputra dan Tutut Ratna Pranata (2014) yang berjudul “Pengaruh Brand Image Tehadap Kesetiaan Pengguna Smarrtphone Iphone“ Dari hasil analisis dan pengolahan data

dapat disimpulkan sebagai berikut. Melalui pengui secara serempak/simulat (uji F) dapat disimpulkan bahwa citra merek (brand image) dengan indikator keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek secra simulat mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap variabel dependen, yaitu loyalitas pelanggan sehingga dapat dikaitkan bahwa citra merek melalui indikator keuggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek berpengaruh positif terhadap loyalitas pengguna smartphone iphone. Berdasarkan penguji secara persial (uji T), ternyata hasil penelitian membuktikan tidak semua indikator dari variabel indivenden citra merek berpengruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen loyalitas pelanggan. Variabel kekuatan asosiasi merek berpengaruh signifikan terhadap variabel loyalitas pengguna smartphone iphone. Keunikan asosiasi merek berpengaruh signifikan terhadap pariabel loyalitas pengguna smartphone iphone. Keunggulan asosiasi merek berpengaruh, tetapi tidak signifikan terhadap loyalitas pengguna smarphone iphone. Nilai t hitung yang diperoleh untuk variabel keunikan asosiasi merek (X3)


(27)

adalah sebesar 5,549 dan t tabel 1,660 seingga dapat disimpulkan bahwa keunikan asosiasi merek berpengaruh dan signifikan terhadap loyalitas pengguna smartphone iphone. Menurut keller brand harus unik dan menarik sehingga prosuk tersebut memiliki ciri khas dan sulit untuk ditiru oleh para produsen pesaing. Keunikan suatu produk akan memberikan kesan yang cukup membekas terhdap ingatan pelanggan akan keunikan brand. Sebuah brand yang memiliki sebuah khas harus dapat melahirkan keinginan pelanggan untuk mengetahui untuk lebih jauh dimensi brand yang terkandung. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa keunikan asosiasi merek meliputi sinyal jaringan yang luas, iklan, logo, pelanggan, komunitas, dan slogan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nicky Timpal, Lapian S.L.H.V.J, dan Paulina Van Rate (2016) yang berjudul “ Pengaruh Brand Awreness Dan

Brand Attitude Terhadap Keputusan Pembelian Handpone Merek Nokia

(Study Kasusu Pada Siswa SMA Dan SMK Dikota Manado)”. Brand awareness dan Brand Attitudes berpengaruh secara simultan terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Nokia di Kota Manado. Brand awareness berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian

Handphone Merek Nokia di Kota Manado. Brand Attitudes berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Nokia di Kota Manado.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Rizan (2012) yang berjudul “Pengaruh Brand Image Dan Brand Trust Terhadap Brand Loyaliti Teh


(28)

BotolSostro”. Deskripsi citra merek pada teh siap minum dalam kemasan merek teh Botol Sosro adalah sebuah upaya Teh Botol Sosro untuk memberikan nilai produk baik dari segi harga, rasa, penampilan kemasan, serta manfaat yang ditawarkan agar konsumen mampu memberikan kesan yang baik dibenaknya dan juga menyukai merek Teh Botol Sosro.

Kemudian deskripsi kepercayaan terhadap merek Teh Botol Sosro

adalah sebuah upaya Teh Botol Sosro untuk bisa dipercaya konsumennya dalam hal memberikan kepuasan serta keunggulan Teh Botol Sosro kepada konsumennya dan juga meyakinkan konsumennya bahwa produk bermerek Teh Botol Sosro adalah produk yang aman untuk dikonsumsi agar tercipta kepercayaan terhadap merek Teh Botol Sosro di benak konsumen. Sedangkan deskripsi loyalitas merek teh dalam kemasan siap minum Teh Botol Sosro adalah tingkat kesetiaan konsumen yang terwujud dalam bentuk perilaku menginformasikan hal positif dari Teh Botol Sosro

dan merekomendasikannya ke orang lain dan berkomitmen untuk tidak beralih ke merek lain dengan alasan apapun. Hasil perhitungan regresi linear sederhana pada variabel citra merek terhadap loyalitas merek menunjukkan bahwa citra merek memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas merek Teh Botol Sosro dengan t hitung sebesar 3.186 lebih besar daripada t tabel 1.9847. Persentase sumbangan pengaruh citra merek terhadap loyalitas merek adalah sebesar 9.4 persen. Sedangkan sisanya sebesar 90 persen. dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Hasil


(29)

perhitungan regresi linear sederhana pada variabel kepercayaan merek. terhadap loyalitas merek memberikan hasil bahwa kepercayaan merek memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas merek Teh Botol Sosro dengan t hitung sebesar 5.089 lebih besar daripada t tabel 1.9847. Persentase sumbangan pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas merek adalah sebesar 20.9 persen Sedangkan sisanya sebesar 79,1 persen dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Berdasarkan perhitungan regresi linier berganda pada variabel citra merek dan kepercayaan merek terhadap loyalitas merek, diperoleh angka R2 (R square) sebesar 0.293 atau 29,3 persen. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen yaitu citra merek dan kepercayaan merek terhadap variabel dependen yaitu loyalitas merek sebesar 29.3 persen. Atau dengan kata lain variasi variabel independen yang digunakan dalam model citra merek dan kepercayaan merek mampu menjelaskan sebesar 29 persen. variasi variabel dependen, loyalitas merek. Sedangkan sisanya sebesar 61.7 persen dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Abraham Adijaya (2016) yang berjudul

“Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone

Samsung Oleh Mahasiswa Universitas X”. Berdasarkan analisis data yang


(30)

keputusan pembelian smartphone Samsung oleh mahasiswa Universitas X tahun 2012-2014, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

a. Brand awareness, brand association, perceived quality, brand loyalty

dan other proprietary brand assets Samsung mampu memberikan kontribusi terhadap brand equity Samsung

b. Variabel brand loyalty Samsung merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling besar dalam memberikan kontribusi terhadap brand equity Samsung.

c. Brand equity sebagai variabel independen memiliki pengaruh sebesar 34,8 persen terhadap keputusan pembelian sebagai variabel dependen 6. Penelitian yang dilakukan oleh Jimmi Tumpal Mangisi Hasungian (2015)

yang berjudul “Pengaruh Brand Image Dan Brand Trust Terhadap Brand Loyalty Telkomsel (Survey Terhadap Pelanggan Telkomsel Di Grapari Samarinda)”. Brand image dan brand trust secara simultan berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty Telkomsel. Brand image maupun brand trust secara parsial berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty Telkomsel. Brand trust memiliki pengaruh paling dominan dibanding brand image terhadap brand loyalty Telkomsel. Bagi PT. Telkomsel, harus mempertahankan dan meningkatkan citra merek, kepercayaan merek serta loyalitas mereknya, dengan cara : Memperhatikan dan meningkatkkan fasilitas pendukung layanan yang dimiliki serta dapat merekomendasikan produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Menjaga kepercayaan pelanggan terhadap produk dengan mengedepankan kepetingan pelanggan


(31)

dengan cara memberikan kepuasan kepada pelanggan terhadap merek yang digunakan, serta bisa memenuhi janji-janji yang diberika kepada pelanggan agar kepercayaan pelanggan dapat sepenuhnya diraih. Menjaga loyalitas pelanggan terhadap Telkomsel dengan lebih meningkatkkan citra serta kepercayaan mereknya dari semua segmen sehingga pelanggan secara pribadi akan menyukai produk Telkomsel yang mereka gunakan. Berbeda dengan beberapa penelitian diatas, dimana penelitian tersebut keseluruhan menggunakan penelitian kuantitatif yakni dengan menyebarkan kuisioner kepada masyarakat. Sedangkan penelitian yang ingin saya teliti, menjadikan nasabah sebagai subjek penelitian. Kemudian, penelitian ini bersifat kuantitatif dimana peneliti ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang apakah brand iB berpengaruh dalam memilih produk bank syariah. pada penelitian sebelumnya, masih banyak ditemukan penelitian serupa tetapi penelitian brand (merek) iB belum ada yang menteliti sehingga saya berminat untuk menteliti tentang “pengaruh pengetahuan masyarakat tentang brand iB terhadap keputusan nasabah untuk menggunakan produk bank syariah.

B. KERANGKA TEORI

1. Pemasaran

a. Pengertian pemasaran

“Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai dengan sesuatu yang lain” (Kotler, 2000: 8).


(32)

Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran mencakup kegiatan-kegiatan:

1) Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan.

2) Menentukan produk yang perlu diproduksi. 3) Menentukan harga yang sesuai.

4) Merencanakan saluran distribusi yang efektif. b. Konsep pemasaran

Konsep pemasaran yakni bahawa pencarian sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien ketimbang pesaing. Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.menurut Kotler (1997 : 17).

Menurut Joseph P. Guiltinan dkk. (1994 : 5) “pada dasarnya konsep pemasaran memusatkan semua kegiatan dari organisasi dalam memuaskan kebutuhan pelanggan dengan memanukan kegiatan-kegiatan ini dengan pemasaran untuk mencapai sasran jangka panjang organisasi”.

2. Brand (Merk)

Keahlian pemasar prefesional yang paling unik adalah kemampuan mereka untuk menciptakan, mempertahankan, memajukan, dan melindungi merek. Menurut kotler (1997 : 283) “merek adaah janji


(33)

penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat, dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli”.

Definisi lainnya menyebutkan “Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing” (The American Marketing Association menurut Kotler, 1997: 63).

Merk dapat juga dibagi dalam pengertian lainnya, seperti (Rangkuti, 2002: 2)

1) Brand name (nama merk) yang merupakan bagian dari yang dapat diucapkan.

2) Brand mark (tanda merk) yang merupakan sebagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain huruf, atau warna khusus.

3) Trade mark (tanda merk dagang) menurut Indriyo Gitosudarmodo (2008: 233) trand merek adalah sebagian dari brand yang dinyatakan dalam bentuk dalam simbol logo, desain, warna atau huruf tertentu. yang merupakan merk atau sebagian dari merk yang dilindungi hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak istimewanya untuk menggunakan nama merk ( tanda merk).


(34)

4) Copyright (hak cipta) yang merupakan hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, menjual karya tulis, karya musik, atau karya seni.

3. Peran Merk

Menurut Kotler (2012 : 259) Merk mengidentifikasikan sumber pembuat produk dan memungkinkan konsumen bisa individual ataupun kelompok untuk menuntut tanggung jawab atas kinerja terhadap pabrikan atau distributor tertentu. Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda tergantung bagaimana pemerekan produk tersebut. Dimana merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puaskan dapat dengan mudah memilih produk kembali.

4. Brand Image

Keterkaitan konsumen pada suatu merk akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakkan untuk mengkomunikasikannya sehingga akan terbentuk citra merk (Brand image). Citra merk yang baik akan mendorong untuk meningkatkan volume penjualan.

Citra merk dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merk tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan pada merk tertentu, sama halnya ketika kita berpikir mengenai orang lain.


(35)

Pendapat Phillip Kotler dan Gary Amstrong (1997:164) dimana Brand Image adalah himpunan keyakinan konsumen mengenai berbagai merk. Intinya Brand Images atau Brand Description, yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.

Dari sebuah produk dapat lahir sebuah brand jika produk itu menurut persepsi konsumen mempunyai keunggulan fungsi (functional Brand), menimbulkan asosiasi dan citra yang diinginkan konsumen (image brand) dan membangkitkan pengalaman tertentu saat konsumen berinteraksi dengannya (experiential brand).

5. Nilai Merk

Merk bervariasi dalam besarnya pengaruh dan nilai pasar. Beberapa merk pada umumnya tidak dikenal oleh kebanyakan pembeli. Menurut Kotler (1997: 284) merk yang ampuh mempunyai nilai merk yang tinggi. Merk mempunyai nilai merk lebih tinggi kalau mempunyai loyalitas merk, kesadaran merk, anggapan mutu, asosiasi merk lebih tinggi, dan aset lain seprti paten, merk dagang dan hubungan saluran.

6. Keputusan Merk

Menurut kotler (1987 : 440) “Konsumen memandang merek sebagai bagian instrinsik dari produk yang bersangkutan, dan pemberian merek dapat menambah nilai produk itu.

Pertama-tama, kita harus memahami benar istilah-istilah tentang merek. Di bawah ini adalah defenisi kunci :


(36)

a. Merk

Sebuah nama, istilah, tand, simbol, atau disain, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untu mengidentifikasi produk atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakan nya dari produk atau jasa pesaing.

b. Nama merek

Bagian dari suatu merek yang adapat dlafalkan atau diucapkan. c. Tanda merk

Bagian dari suatu merekyag dapat dikenali tetapi tidak dapat dilafalkan seperti suatu simbol, disain, atau semacamnya.

d. Merek dagang

Merek atau sebagian dari suatu merek yang dapat perlindungan hukum karena mampu untuk memperoleh hak secara ekslusif sebuah merek dagang melindungi hak eklusif penjual untuk menggunakan nama merek dan atau tanda merk.

e. Hak cipta

Hak sah ekslusif untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual bahan dan bentuk tulisan, musik, atau karya seni.

7. Keputusan memberi nama merek

Menurut Kotler (1987: 440) pertama-tama perusahaan yang bersangkutan harus memutuskan apakah ia harus menerapkan nama merk pada produknya. Pemberian merk telah tumbuh demikian kuatnya sehingga dewasa ini hampir tidak ada barang yang tidak bermerek.


(37)

a. Dari sudut pandang pembeli

Sebagian pembeli melihat pemberian merk sebagai suatu alat yang digunakan oleh penjual untuk menaikkan harga produk mereka. Nama merk menunjukkan pada pembeli sesuaitu mengenai mutu produk. b. Dari sudut pandang penjual

Ternyata pemberian merk membuahkan beberapa keuntungan bagi penjual.

1) Nama merek memudahkan penjual untukmemperoses pesanan dan menelusuri masalah yang timbul

2) Namamerek dan merek dagang penjual merupakan pelindungan hukum terhadap ciri khas produk, yang tan’pa perlindungan hukum akan ditiru oleh pesaing

3) Pemberian merk memberikan kesempatan kepada penjual untuk menarik konsumen yang setia dan yang menguntungkan.

4) Pemberian merk membantu penjual melakukan segmentasi pasar 5) Merek yag baik akan membantu membangun citra perusahaan. c. Dari sudut pandangan masyarakat

1) Pemberian merk menimbulkan mutu produk lebih tinngi dan kosisten.

2) Pemberian merk akan mempertinggikan inovasi dan masyarakat. 3) Pemberian merk meningkatkan efisiensi di pihak pembeli, karena

dapat memberikan keterangan lebih banyak mengenai produk dan dimana dapat diperoleh.


(38)

Pihak lain menganggap pemberian merk sebagai sesuatu yang berlebihan. Menurut kotler (1987 : 446) alasan mereka adalah:

1) Pemberian merk dapat enimbulkan perbedaan yang salah dan tidak berguna, terutama dalam bidang homogenitas kategori produk 2) Pemberi merk mengakibatkan harga yang tinggi bagi konsumen

karena pemberian merk memerlukan ikan, pengemasan dan biaya lain yang cukup besar yang akhirnya dibebankan pada konsumen. 3) Pemberian merk meningkatkan kesadaran status orang-orang yang

membeli merek tertentu untuk “mempengaruhi” orang-orang.

8. Keputusan mengenai sponsor merk

Menurut Kotler (1987 : 446) dalam mengambil keputusan untuk memberikan merk pada suatu produk, produsen mempunyai tiga pilihan dalam hal sponsor merk.

a. Produk daat dijual sebagai merk pabrikan (disebut juga merek nasional).

b. Pabrikan dapat menjual produk pada perantara yang memberi produk privat pada produk (disebut juga merk perantara, merk distributor atau merek dealer).

c. Produsen dapat memproduksi beberapa keluaran dengan namanya sendiri dan sebagian lagi yang dijual dengan privat.


(39)

Menurut Kotler (1997: 287) “Walaupun kebanyakan pabrik menciptakan nama merk sendiri, pabrik lain memasarkan merek dengan lisensi”.

Pesaing diantara merk pabrikan dengan merk perantara dinamakan perang merk. Merk perantara sering kali harganya ditetapkan lebih rendah daripada merk pabrikan yang setaraf, dengan demikian penjual dapat menarik pembelinya.

9. Keputusan mengenai mutu merk

Dalam mengembangkamn suatu merk, pabrikan harus memilih tingkat mutu dan ciri lainnya yang bukan menunjang posisi mereknya didalam pasar sasaran.

Menurut Kotler (1987: 450) pada mulanya, kebanyakan merk ditetapkan pada salah satu dari empat tingkat mutu yaitu: rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Perusahaan harus pula memutuskankan bagaimna cara mengelola mutu merek dari waktu ke waktu.

Ada tiga strategi diperhatikan yaitu:

a. Bilamana produsen tereus menerus melakukan investasi dalam riset dan mengembangkan untuk memperbaiki produk, biasanya akan diperoleh hasil dan market share yang paling tinggi

b. Mempertahan mutu produk.


(40)

10. Keputusan untuk memperluas merk

Menurut Indrio Gitosudaramono (2008: 245) usaha untuk menggunakan suatu nama merk (Brand name) yang sudah terkenal untuk meluncurkan modifikasi produk atau produk baru.

Menurut Kotler (1987 : 452) suatu strategi untuk memperluas merek adalah usaha untuk menggunakan suatu nama merek yang sudah terkenal untuk melancarkan modifikasi produk atau produk baru. Dan ia juga mengemukakan (1997: 291) strategi perluasan merk menawarkan banyak keuntungan. Talaah mutakhir menemukan bahwa perluasan merek merebut pangsa pasar lebih besar dari pada menyadari efisiensi iklan yang lebih besarketimbang merek individual.

11. Keputusan aneka merk

Strategi aneka merek menurut Indriyo Gitosudarmono (2008: 235) adalah pegembangan dua atau lebih merk oleh produsen untuk katagori produk yang sama.

Strategi aneka merk adalah pengembangan dua atau lebih merk oleh penjual untuk katagori yang sama. Menurut Kotler (1987: 454) menggunakan strategi aneka merek karena berbagai alasan.

a. Pabrikan lebih banyak memperoleh lebih banya ruang tempat penjualan, dengan demikian akan meningkatkan ketergantungan pengecer pada merek mereka.

b. Berapa konsumen demikian setianya pada suatu merk sehingga mereka tidak beralih pada merk lain.


(41)

c. Menciptrakan merek baru akan meningkatkan gairah dan efisiensi didalam organisasi perusahaan.

12. Memilih sebuah nama merk

Menurut Kotler (1987 : 455) menemukan nama merk-merk yang paling baik bukanlah sebuah tugas yang mudah. Terdapat banyak sekali syarat-syarat yang harus dipenuhi. Di antaranya syarat-syarat-syarat-syarat tersebut:

a. Nama merk harus menunjukan sesuatu tentang manfaat atau mutu produk tersebut.

b. Nama merk harus mudah di ucapkan, dikenal, dan diingat. Nama yang pendek akan sangat membantu.

c. Nama merk harus mudah dibedakan. Memang betul-betul khas.

d. Nama merk harus mudah diterjemahkan kledalam bahasa-bahasa asing.

e. Nama merk harus bisa memperoleh hak untuk didaftarkan dan dapat perlindungan hukum.

13. iB (Islamic Banking)

iB (baca ai-Bi) singkatan dari Islamic Banking dipopulerkan sebagai penanda identitas bersama industri perbankan syariah di Indonesia yang diresmikan sejak 2 Juli 2007. Penggunaan identitas bersama ini bertujuan agar masyarakat dengan mudah dan cepat mengenali tersedianya layanan jasa perbankan syariah di seluruh Indonesia. (www.bi.go.id).

Brand iB merupakan penanda identitas industri perbankan syariah di Indonesia, yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai utama system


(42)

perbankan syariah yang modern, transparan, berkeadilan, seimbang dan beretika yang selalu mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan kemitraan. Dengan semakin banyaknya Bank yang menawarkan produk dan jasa perbankan syariah, kehadiran Brand iB akan memudahkan masyarakat untuk mengenali secara cepat dan menemukan kelebihan layanan perbankan syariah untuk kebutuhan transaksi keuangannya.

Dengan adanya Brand iB kita dapat mengetahui bahwa bank syariah telah memiliki pengenalan sendiri dengan adanya Brand iB. Jadi bank syariah sudah tidak bisa di samakan lagi dengan bank konvensional karna sudah memiliki Brand sendiri. Hal ini dapat disiasati dengan dilakukannya promosi bersama oleh seluruh bank syariah yang ada termasuk bekerjasama dengan Bank Indonesia. Salah satu bentuk pemasaran bersama yang dilakukan adalah dengan memperkuat brand perbankan syariah melalui peluncuran brand iB (Islamic Banking) oleh Bank Indonesia.

Setiap logo atau lambang pasti memiliki makna dan tujuan khusus, begitu pula logo iB ini. Adapun penjelasan dari logo iB yang bersumber dari logo

a. Ornamen grafik:

Bentuk dari kristalisasi nilai-nilai keseimbangan, keteraturan, presisi matematis, dan perubahan yang terus menerus menuju keparipurnaan. b. Warna yang digunakan


(43)

2) Merah mewakili kedinamisan

3) Jingga mewakili kehangatan yang mencerminkan pribadi yang ramah dan rndah hati.

4) Hijau mewali suatu hasrat yang terus tumbuh dan berkembang. 5) Putih mewakilisasitem perbankan yang bersih dan transfaran

selaras dengan prinsip syariah.

14. Pengertian Bank Syariah

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga adalah lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW atau dengan kata lain, bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam (Muhammad, 2002:13).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pada Bab 1 pasal 1 dan ayat 7 disebutkan bahwa Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.


(44)

15. Produk Jasa Dalam Perbankan Syariah

Adapun produk yang dikemukakan oleh M. Syarif dkk (2002: 18) :

a. Produk pengerahan dana

1) Giro Wadi’ah

Dana nasabah yang di titipkan di bank. Setiap nasabah berhak mengambilkannya dan berhak mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana giro oleh bank. Besarnya bonus tidak ditetapkan dimuka tetapi benar-benar merupakan “kebijaksanaan” bank.

b. Tabungan mudharabah

Dana yang disimpan nasabah akan dikelola bank, untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan akan diberikan kepada nasabah berdasarkan kesepakatan bersama.

c. Deposito investasi mudharabah

Dana yang disimpan nasabah hanya bisa ditarik berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan, dengan bagi hasil keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama.

d. Tabungan haji mudharabah

Simpanan pihak ketiga yang penarikannya diakukan pada saat nasabah akan akan menunaikan ibadah haji, atau pada kondisi-kondisi tertentu sesuai dengan perjanjian nasabah. Merupakan simpanan dengan memperoleh imbalan bagi hasil (mudharabah).


(45)

e. Tabungan qurban

Simpanan pihak ketiga yang dihimpunkan untuk ibadah qurban dengan penarikan dilakukan pada saat nasabah akan melakukan ibadah qurban, atau atas kesepakatan antara pihak bank dan nasabah. Juga merupakan simpanan yang akan memperoleh imbalan bagi hasil (mudharabah).

16. Produk pelayanan dana a. Mudharabah

Bank dapat menyediakan pembiayaan modal investasi atau modal kerja, hingga 100 persen, sedangkan nasabah menyediakan usaha dan manajemennya. Bagi hasil keuntungan melalui perjanjian yang sesuai dengan proporsinya.

b. Salam

Pembiayaan kepada nasabah untuk membuat barang tertentu atau pesanan pihak-pihak lain atau pembeli. Bank memebrikan dana pembiayaan di awal untuk membuat barang tersebut setelah ada kesepakatan tentang harga jual kepada pembeli. Barang yang akan di beli berada dalam tanggungan nasabah dengan ciri-ciri yang ditentukan.

c. Istisnhna’

Pembiayaan kepada nasabah yang terlebih dahulu memesan barang kepada bank atau produsen lain dengan krikteria tertentu kemudian


(46)

nasabah dan bank membuat perjanjian yang mengikat tentang harga jual dan cara pembayaranya.

d. Ijarah wa Iqtina’

Merupakan penggabungan sewa beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir mana sewa (finansial lease). e. Murabahah

Pembiayaan pembelian barang lokal atau internasional pembiayaan ini dapat diaplikasikan untuk tujuan modal kerja pembiyaan investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek. Bank mendapatkan keuntungan dari barang harga yang dinaiki.

f. Al_Qardhul Hasan

Pinjaman lunak bagi pengusaha yang benar-benar kekurangan modal. Nasabah tidak perlu membagi keuntungan kepada bank tetapi hanya membayar biaya admnistrasi saja.

g. Musyarakah

Pembiayaan sebagian dari modal usaha keseluruhan, dimana pihak bank akan dilibatkan dalam proses manajemen. Pembagian keuntungan berdasarkan perjanjian.

h. Selain itu produk pemberian jasa lainya, seperti:

1) Jasa penerbitan L/C 2) Jasa transfer

3) Jasa inkasso 4) Bank garansi


(47)

5) Menerima zakat, infak dan sodaqoh (untuk disalurkan).

17. Keputusan konsumen

Pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses keputusan membeli bukan sekedar mengetahui sebagai faktor yang akan mempengaruhi pembeli. Tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli. Terdapat lima peran dalam keputusan membeli:

a. Pemrakarsa (initiator). Orang pertama kali menyarankan membeli suatu produk atau jasa tertentu.

b. Pemberi pengaruh (influencer). Orang yang pandangan/nasehatnya memberi bobot dalam pengambilan keputusan akhir.

c. Pengambilan keputusan (decider). Orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian. Apakah membeli, apa yangh dibeli, kapan hendak membeli, dengan bagaimana cara membeli,dan dimana akan membeli.

d. Pembeli (buyer). Orang yang melakukan pembelian nyata.

e. Pemakai (user). Orang yang mengosumsi atau menggunakan produk atau jasa

18. Tahap-tahap dalam proses keputusan konsumen

Penentuan tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan konsumen yang diterapkan oleh Bilson Simamora (2002: 15) yakni:

a. Pengenalan masalah

Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara ada yang


(48)

nyata dan ruang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun eksternal.

b. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya atau mungkin juga tidak, mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan produk itu berada didekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya.

c. Evaluasi alternatif

Konsumem memperoses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir.

d. Keputusan pembelian

Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembeli. Biasanya ia akan memilih merek yang disukai

e. Laku sesuadah pembeli

Sesudah pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkatan kepuasan atau ketidak puasan.

19. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Menurut Bilson Simamora (2002: 14) Keputusan pembelian dari konsumen sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini sangat penting untuk diketahui bagi pemasar agar dapat menemukan strategi yang akan diterapkan. Faktor-faktor yang berpengaruh pada


(49)

perilaku konsumen adalah faktor budaya, faktor social, faktor personal, dan faktor psikologi.

a. Faktor kebudayaan

Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasaran harus memahami peran yang dimainkan yang mainkan oleh kultur, sub-cultur, dan kelas social pembeli.

1) Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan prilaku seseorang. Makhluk yang lebih rendah umumnya dituntut oleh naluri. Sedangkan manusia, prilaku biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya.

2) Subkultur tiap kultur kelompok mempunyai subkultur yang lebih kecil, atau orang dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan stuasi hidup yang sama.

3) Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang sama.

b. Faktor sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi tanggapan konsumen, oleh karena itu pemasar harus benar-benar memperhitungkannya untuk menyusun strategi pemasaran.


(50)

1) Kelompok. Perilaku seorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang berpengaruh langsung dan didalam mana seseorang menjadi anggotanya disebut dengan keanggotaan. Ada yang disebut kelompok primer, dimana anggotanya berinteraksi secara tidak formal seperti keluarga, teman, dan sebagainya. Ada juga yang disebut dengan kelompok sekunder, yaitu seseorang berinteraksi secara formal tetapi tidak regular.

2) Keluarga. Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli. Keluarga orientasi adalah keluarga yang terdiri dari orang tua yang memberikan arah dalam hal tuntunan agama, politik, ekonomi dan harga diri.

3) Peran dan status. Posisi orang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat.

c. Faktor pribadi

Keputusan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan terhadap daur hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.

1) Usia dan tahap daur hidup. Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia.


(51)

2) Pekerjaan. Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan kasa yang dibeli. Dengan demikian pemasar dapat mengindentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat diatas rata-rata terhadap produk mereka.

3) Keadaan ekonomi. Ini sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi produk.

4) Gaya hidup. Orang yang berasal dari struktur, kelas social danp pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda 5) Kepribadian dan konsep diri. Tiap orang mempunyai kepribadian

yang khas dan ini akan mempengaruhi prilaku pembelianya. d. Faktor psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi pilihan pembelian terdiri dari empat faktor, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap. Motivasi adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak. Dengan memuaskan kebutuhan tersebut ketegangan akan berkurang. Persepsi adalah proses yang digunakan seseorang dalam memil;ih, mengatur dan menginterprestasikan masukan informasi yang menciptakan gfambaran yang berarti.


(52)

Seseorang termotivasi siap berindak, bagaimana seseorang termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu.

Dalam prilaku konsumen yang dipengaruhi oleh faktor budaya, social, pribadi da psikologis dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pembelian suatu produk khususnya dalam pengambilan keputusan. Dalam pembeli dipengaruhi oleh empat faktor tersebut, meskipun pengaruhnya pada setiap konsumen berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen ini akan dapat menghasilkan petunjuk bagaimana meraih dan melayani konsumen secara lebih efektif dan efisien.

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori hubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah penting (Sugiyono, 2010: 87). Penelitian ini memiliki dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, perlu dikemukakan kerangka berfikir (Sugiyono, 2010: 88).

GJKBKBKB Tingkat pengaruh

nasabah bank syariah (Y) Regresi linier

sederhana Brand iB (X)


(53)

Keterangan :

1. Variabel bebas (independent variable) : Pengetahuan yang mencangkup minat nasabah dalam memakai jasa bank syariah. 2. Variabel terikat (dependent variable): Tingkat pengaruh nasabah

yang mencangkup tentang Brand iB.

D. Hipotesis

Bank merupakan lembaga keuangan yang menawarkan jasa, jasa yang dimaksud adalah jasa keuangan yang diwujudkan dalam beberapa produk yang dimiliki bank.

Saat ini persaingan bisnis yang ada hanya tidak terbatas pada kualitas produk, teknologi produk, dan tanpila produk, tetapi juga menyangkut pada merek yang di gunakan padaproduk tersebut yang dapat menyebabkan suatu pencitraan bagi konsumen. Merek atau Brand adalah label yang mengandung arti dan asosiasi serta janji yang dikomunikasikan oleh produsen kepada konsumen atas kualitas produk yang dihasilkan.(Abraham Adijaya, 2016)

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2010: 93).


(54)

Penguji Hipotesis dilakukan dengan uji test (t). menurut Ghazali (2007), uji statistik t pada dasarnya menunjukan apakah variabel Brand iB yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen atau terikat. (Abraham Adijaya, 2016). Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan F hitung dengan ketentuan:

1. Jika sig t ≥ 0,05,maka H1 di tolak 2. Jika sig t < 0,05, maka H1 diterima

Dari uraian diatas maka penulis telah menyusun hipotesis sebagai berikut: H1: Peran Brand iB dalam produk bank syariah berpengaruh yang positif

dan signifikan terhadap minat nasabah dalam memakai jasa bank syariah.


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional, dengan metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Teknik pengambilan datanya dengan angket atau kuesioner. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008: 8) metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pengertian diatas, peneliti akan mendeskripsikan tentang seberapa pengaruh pengetahuan masyarakat tentang Brand iB terhadap keputusan nasabah untuk menggunakan jasa bank syariah.

1. Obyek Dan Subjek Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian ini dimaksudkan untuk mempersempit ruang lingkup dalam pembahasan, supaya peneliti dapat lebih maksimal dalam meneliti obyek penelitian sehingga mampu menghasilkan beberapa fakta baru dari penelitian tersebut. Lokasi yang saya pilih adalah kota Yogyakarta sedangkan subjek dalam peneliti ini adalah nasabah bank syariah di Yogyakarta.


(56)

Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah karena banyaknya terlihat bank syariah di Yogyakarta dan banyaknya pendatang di Yogyakarta sehingga pada setiap harinya akan selalu ada transaksi yang dilakukan. Dan ingin mengetahui dari segi nasabah yang telah memakai jasa bank syariah, apakah mereka dengan adanya Brand iB tersebut berpengaruh terhadap pemakaian jasa bank syariah. Dengan adanya kesesuaian masalah yang ingin diangkat oleh peneliti dengan lokasi, sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di lokasi tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa sumber, antara lain sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber aslinya atau data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perseorangan (Umar Husein, 2010: 130). Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuisioner kepada nasabah bank syariah di Yogyakarta.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh dari sumbernya langsung, melainkan sudah dikumpulkan oleh pihak lain. Data ini diambil melalui kajian pustaka dari buku, jurnal ataupun dari penelitian lain yang terkait dengan tema penelitian ini (Husein, 2010 : 130).


(57)

2. Populasi Dan Sampel a. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:115).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh masyarakat yang menggunakan layanan jasa keuangan syariah, dikarenakan jumlahnya sangat banyak tersebar diberbagai daerah dan sulit diketahu secara pasti, maka dilakukan pengambilan sampel untuk penelitian ini.

b. Sampel

Sampel Merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:118). Sebagai berikut : 1. Masyarakat yang menggunakan jasa perbankan syariah yang

memiliki aset tertinggi di Indonesia (BSM) 2. Masyarakat yang berdomisili di Yogyakarta

Berdasarkan kriteria diatas maka didapat sampel yakni dapat di simpulkan bahwa banyaknya transaksi di daerah Yogyakarta karena banyak pendatang dari berbagai daerah. Adapun teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel digunakan dengan cara porposive sampling.


(58)

Menurut Juliansyah (2008 : 159) dalam penentuan sampel jika populasinya besar dan jumlahnya tidak diketahui maka digunakan rumus :

n = 96,04, maka di bulatkan menjadi 100 orang responden. Dimana:

n : Jumlah sampel

z : Nilai Z dengan tingkat keyakinan yang di butuhkan penentuan sampel persen. Pada = 5%, Z=1,96

moe : Taraf kesalahan (eror) sebesar 0.1 (10%).

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk dapat mengumpulkan data dan informasi secara lengkap, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Kuesioner

Kuesioner/ angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:199).Adapun perolehan data kuesioner bersifat tertutup, digunakan untuk mendapatkan informasi yang mendasar dari laporan tentang diri sendiri (self resport) atau pada pengetahuan atau


(59)

keyakinan pribadi subyek atau informasi yang di teliti. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data tersebut digunakan kuesioner yang bersifat tertutup yaitu pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dalam memberikan jawaban kepada beberapa alternatif saja atau pada satu jawaban saja.

Sedangkan penyusunan skala digunakan metode likert summated ratings (LSR). Dengan alternatif pilihan 1 sampai dengan 4 jawaban pertanyaan dengan ketentuan berikut:

Nilai 4 : untuk jawaban yang sangat tinggi Nilai 3 : untuk jawaban tinggi

Nilai 2 : untuk jawaban cukup Nilai 1 : untuk jawaban rendah

Dalam metode ini pengumpulan datanya yang dipakai adalah angket (kuesioner). Angket (kuesioner) tersebut ditujukan kepada nasabah bank syariah.

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2010 : 194). Menurut Cholid Narbuko dalam bukunya, wawancara merupakan proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang


(60)

atau lebih bertatap muka mendengarkan langsung informasi-informasi atau keterangan (Narbuko dan Achmadi, 2007 : 77). Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk memperkuat kuesioner yang disebarkan peneliti kepada responden, sehingga informasi yang didapat bisa melengkapi apa yang dibutuhkan peneliti.

4. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Variabel peneliti adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2012: 38)

a. Variabel Independen (X) Brand iB

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel dependen (terikat). (sugiono, 2012 : 39).

Adapun variabel independen yang akan diuji dalam penelitian ini adalah pengaruh masyarakat akan Brand iB. Brand iB adalah suatu merek sebagai identitas bank syariah atau tanda pengenal bank syariah. b. Varibel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah nasabah bank syariah yang berada di Yogyakarta.


(61)

Tabel 3.1 Variabel Dependen

No Variabel Indikator

1 Brand iB (X) 1. Peran Merek

2. Brand Image

3. Nilai Merk

2 Pengetahuan masyarakat mengambil keputusan sebagai nasabah (Y)

1. Keputusan Konsumen

c. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah unsur-unsur dari sebuah penelitian yang menjelaskan bagaimana untuk mengukur suatu variabel. Sehingga dengan variabel operasional tersebut mampu menunjukkan indikator-indikator yang menjadi pendukung dari variabel-variabel yang akan dianalisa.

5. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dalam (Sugiyono, 2010: 427) menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya diinformasikan kepada orang lain. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(62)

a. Uji Normalitas

Untuk memenuhi prasyarat analisis data, maka dilakukan uji normalitas. Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang bersangkutan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov untuk melihat apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Apabila nilai signifikansinya lebih dari 0,05 maka data terdistribusi normal, namun apabila nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka data terdistribusi tidak normal. b. Uji Kualitas Data

Uji kualitas data dalam penelitian ini meliputi uji validitas dan reliabilitas.

1) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya kuesioner. Suatu alat ukur dikatakan valid jika r hitung product moment pearson lebih besar dari r table (Sugiyono, 2010 : 45). 2) Uji reliabilitas (reliability) menunjukkan sejauh mana suatu alat

ukur yang dapat memberikan hasil yang relatif sama apabila dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang sama. Uji yang digunakan menggunakan Cronbach Alpha. Tingkat reliabilitas

yang dapat diterima adalah lebih besar atau sama dengan 0,6 (Sugiyono, 2010: 53).

c. Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana adalah analisis untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen


(63)

dengan menggunakan linier. Namun dalam penelitian ini, hanya digunakan saat variabel dependen sehingga disebut regresi linier sederhana (Priyanto, 2010: 51). Analisis ini untuk meramalkan atau memprediksi suatu nilai variabel dependen dengan adanya perubahan dari variabel indipenden. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengaruh pengetahuan masyarakat tentang Brand iB, sedangkan variabel dependennya adalah keputusan nasabah.

Adapun persamaan regresi linier sederhana adalah sebagai berikut:

Y = a + bX Keterangan:

Y’ = Nilai prediksi variabel dependen a = Konstanta, yaitu nilai Y’ jika X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y’ yang didasarkan variabel X

X = Variabel Independen d. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian terdiri dari analisis regresi linear sederhana uji statistik t dan koefisien determinan.

1) Uji t (parsial) adalah untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikatnya.

2) R² (koefisien determinan)

Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel


(64)

independen (X1, X2,……Xn) secara serentak terhadap variabel

dependen (Y). R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel

independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna.


(65)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini meliputi: jenis kelamin dan menggunakan bank syariah serta jawaban katagoris jawaban responden.

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Jenis kelamin responden

Jenis kelamin Frekuensi Persentase

Perempuan 43 43 %

Laki-laki 57 57 %

Jumlah 100 100 %

Berdasarkan keterangan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa dari total 100 orang yang dijadikan sebagai responden yang diambil untuk dilakukan penelitian, sebanyak 43 orang berjenis kelamin laki-laki dengan persentase sebesar 43 persen dan 57 orang berjenis kelamin perempuan dengan persentase 57 persen. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa masyarakat yogyakarta didominasi perempuan yaitu: 57 responden atau 57 persen.


(66)

Tabel 4.2 Pertanyaan umum

Pernyataan Frekuensi Persentase

1. Bank Syariah Lebih Menguntungkan

28 28%

2. Bank Syariah Lebih Mudah Dijangkau

21 21%

3. Pelayanan Bank Syariah Lebih Menguntungkan

47 47%

4. Lain-lain 4 4%

Berdasarkan keterangan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa dari total 100 orang yang dijadikan sebagai responden yang diambil untuk dilakukan penelitian ada beberapa pernyataan dari responden bisa dilihat dari tabel bahwa yang sangat mendominasi bahwa pelayanan bank syariah lebih menguntungkan sebanyak 47 responden atau 47% berarti ini sangat berpengaruh besar dalam minat nasabah dalam menggunakan jasa bank syariah. ada 4 responden atau 4% yang menyatakan di antaranya responden memakai jasa bank syariah karen dalam segi pelayanannya bagus, dan ada juga responden mengatakan Bank syariah lebih pleksibel dan menghindari terjadinya riba. Jadi bisa diambil kesimpulan dari hasil pernyataan umum yang di dapatkan dari responden, bahwa Bank syariah sangat bagus dalam pelayanan, dan responden sedikit banyak nya ia telah mengetahui tentang perbankan syariah salah satunya untuk menghindari dari riba.


(67)

2. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan secara terpisah antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil uji validitas ditunjukkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.3

Uji Validitas Variabel (X)

Pengetahuan Sig. (2-tailed) Signifikan Keterangan

X1 000 0,6 VALID

X2 000 0,6 VALID

X3 031 0,6 VALID

X4 004 0,6 VALID

X5 006 0,6 VALID

X6 000 0,6 VALID

X7 000 0,6 VALID

X8 000 0,6 VALID

X9 003 0,6 VALID

X10 000 0,6 VALID

X11 000 0,6 VALID

X12 000 0,6 VALID

X13 000 0,6 VALID

X14 000 0,6 VALID

X15 000 0,6 VALID

Untuk mengetahui apakah item diatas valid atau tidak, dapat diketahui melalui nilai signifikansinya (Sig. 2-tailed). Jika signifikansi < 0,6 maka item dikatakan valid, sedangkan jika signifikansinya > 0,6 maka item dikatakan tidak valid. Dari output diatas, diperoleh hasil bahwa nilai


(68)

signifikansi pada keseluruhan butir item memiliki tingkat signifikansi < 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa ke seluruhan item pada variable X1 adalah VALID.

2. Uji validitas variabel keputusan (Y)

Hasil uji reliabilitas dari data kuisioner yang disebar adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4

Uji validitas Variabel Keputusan Nasabah (Y)

Variabel Sig. (2-tailed) Signifikan Keterangan

Y1 000 0,6 VALID

Y2 004 0,6 VALID

Y3 000 0,6 VALID

Y4 000 0,6 VALID

Y5 000 0,6 VALID

Y6 000 0,6 VALID

Y7 000 0,6 VALID

Y8 000 0,6 VALID

Y9 000 0,6 VALID

Untuk mengetahui apakah item diatas valid atau tidak, dapat diketahui melalui nilai signifikansinya (Sig. 2-tailed). Jika signifikansi < 0,6 maka item dikatakan valid, sedangkan jika signifikansinya > 0,6 maka item dikatakan tidak valid. Dari output diatas, diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi pada keseluruhan butir item memiliki tingkat signifikansi <


(1)

LAMPIRAN. UJI VALIDITAS RELIABILITAS (X)

Correlations

Pengetahuan

Pengetahuan_1 Pearson Correlation .540**

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Pengetahuan_2 Pearson Correlation .391**

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Pengetahuan_3 Pearson Correlation .216*

Sig. (2-tailed) .031

N 100

Pengetahuan_4 Pearson Correlation .289**

Sig. (2-tailed) .004

N 100

Pengetahuan_5 Pearson Correlation .272**

Sig. (2-tailed) .006

N 100

Pengetahuan_6 Pearson Correlation .420**

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Pengetahuan_7 Pearson Correlation .614**

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Pengetahuan_8 Pearson Correlation .405**

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Pengetahuan_9 Pearson Correlation .297**

Sig. (2-tailed) .003

N 100

Pengetahuan_10 Pearson Correlation .541**

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Pengetahuan_11 Pearson Correlation .386**

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Pengetahuan_12 Pearson Correlation .459**


(2)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Pengetahuan_14 Pearson Correlation .454**

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Pengetahuan_15 Pearson Correlation .500**

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Pengetahuan Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items


(3)

LAMPIRAN. UJI VALIDITAS RELIABILITAS (Y)

Correlations

Keputusan

Keputusan_1 Pearson Correlation .493**

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Keputusan_2 Pearson Correlation .286**

Sig. (2-tailed) .004

N 100

Keputusan_3 Pearson Correlation .420**

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Keputusan_4 Pearson Correlation .361**

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Keputusan_5 Pearson Correlation .676**

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Keputusan_6 Pearson Correlation .493**

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Keputusan_7 Pearson Correlation .718**

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Keputusan_8 Pearson Correlation .676**

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Keputusan_9 Pearson Correlation .591**

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Keputusan Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 100

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(4)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items


(5)

LAMPIRAN. UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pengetahuan Masyarakat tentang Brand

iB

Keputusan Nasabah

N 100 100

Normal Parametersa,b Mean 27.29 46.03

Std. Deviation 2.603 3.907

Most Extreme Differences

Absolute .124 .068

Positive .124 .058

Negative -.086 -.068

Kolmogorov-Smirnov Z 1.244 .680

Asymp. Sig. (2-tailed) .091 .743

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(6)

LAMPIRAN. ANALISIS REGRESI LINEAR SEDERHANA

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .730a .533 .529 2.682

a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Masyarakat tentang Brand iB

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 805.882 1 805.882 112.019 .000b

Residual 705.028 98 7.194

Total 1510.910 99

a. Dependent Variable: Keputusan Nasabah

b. Predictors: (Constant), Pengetahuan Masyarakat tentang Brand iB

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 16.114 2.839 5.675 .000

Pengetahuan Masyarakat tentang Brand iB

1.096 .104 .730 10.584 .000


Dokumen yang terkait

Pengaruh karakteristik Bank, pengetahuan nasabah, pelayanan dan kepercayaan pada Bank, serta objek fisik Bank terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Syariah

0 12 122

PENGETAHUAN LOGO iB SEBAGAI BRAND MARKETING PERBANKAN SYARIAH INDONESIA TERHADAP KEPUTUSAN MENJADI NASABAH BANK SYARIAH (STUDI KASUS MASYARAKAT KELURAHAN NOTOPRAJAN KECAMATAN NGAMPILAN YOGYAKARTA)

1 8 114

PENGARUH AGAMA, PRODUK, DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH MENGGUNAKAN JASA BANK SYARIAH MANDIRI PADANG.

16 95 6

Pengaruh kualitas produk dan promosi penjualan terhadap keputusan nasabah memilih tabungan ib siaga pada bank syariah bukopin kantor cabang Sidoarjo.

3 24 124

PENGARUH PEMAHAMAN PRODUK (FAMLIARITY) PERBANKAN SYARIAH TERHADAP NASABAH MENABUNG DI iB HASANAH PT. BANK BNI SYARIAH CABANG PONTIANAK

0 0 16

ANALISIS PENGARUH PROMOSI, HARGA, PENGETAHUAN PRODUK DAN PENGETAHUAN AGAMA TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH MEMILIH MENABUNG DI BANK BRI SYARIAH DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

1 4 17

ANALISIS PENGARUH PROMOSI, HARGA, PENGETAHUAN PRODUK DAN PENGETAHUAN AGAMA TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH MEMILIH MENABUNG DI BANK BRI SYARIAH DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 1 17

ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH (Studi Kasus Bank BRI Syariah KCP Magelang) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

0 0 125

PENGARUH BUDAYA, PSIKOLOGIS, PELAYANAN, PROMOSI DAN PENGETAHUAN TENTANG PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH BANK SYARIAH (Studi Kakus Pada Nasabah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Khasanah Ummat)

0 0 14

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH BANK KALBAR DALAM MEMILIH PRODUK TABUNGAN SIMPEDA

0 0 21