Perpustakaan Anak Medan (Arsitektur Perilaku)

PERPUSTAKAAN ANAK MEDAN (ARSITEKTUR PERILAKU)
LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 – TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2011 / 2012 Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur
Oleh JENIFER SALIM
080406063
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012
Universitas Sumatera Utara

PERPUSTAKAAN ANAK MEDAN
(ARSITEKTUR PERILAKU) LAPORAN PERANCANGAN
TKA 490 - TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2011 / 2012 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Arsitektur Oleh
JENIFER SALIM
080406063
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012
Universitas Sumatera Utara

PERPUSTAKAAN ANAK MEDAN
(ARSITEKTUR PERILAKU)

Oleh : JENIFER SALIM
08 0406 063
Medan, 12 Juli 2012

Pembimbing I

Disetujui Oleh : Pembimbing II

Andalucia, S.T.,M.Sc. NIP : 197402252 002122 001

Imam Faisal Pane,S.T.,M.T. NIP : 197409102 002121 002

Ketua Departemen Arsitektur
Ir. N. Vinky Rahman, MT. NIP. 19660622 199702 1 001

Universitas Sumatera Utara

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama NIM Judul Proyek Tugas Akhir Tema Rekapitulasi Nilai :


: Jenifer Salim : 08 0406 063 : Perpustakaan Anak Medan : Arsitektur Perilaku

A B+ B C+

C

D

E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu Pengumpulan
Laporan

Paraf Pembimbing
I


Paraf Pembimbing
II

Koordinator TKA-490

1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan Tanpa Sidang
4. Perbaikan Dengan Sidang
5. Tidak Lulus

Ketua Departemen Arsitektur,

Medan, 11 Juli 2012

Koordinator TKA-490,


Ir. N.Vinky Rahman, MT.
NIP : 19660622 199702 1 001

Ir. Nelson.M.Siahaan,M.Arch NIP : 195811271 987011 001
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tersusun tepat pada waktunya. Laporan ini berisikan penjelasan mengenai proyek Tugas Akhir dari penulis yang berjudul “Perpustakaan Anak Medan“. Pada tahapan ini terdapat latar belakang , deskripsi proyek , elaborasi tema , analisa dan konsep dari perancangan bangunan “Perpustakaan Anak Medan“ ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : • Ibu Anda Lucia, S.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing I atas kesabaran dan
perhatiannya dalam proses asistensi, masukan-masukan, inspirasi, serta motivasi yang diberikan kepada penulis. • Bapak Imam Faisal Pane, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing II atas kesabaran dan perhatiannya dalam proses asistensi, masukan-masukan, serta motivasinya. • Bapak Prof. Ir. Moehammad Nawawiy Loebis, MPhil., PhD. atas kritikan dan masukannya. • Kedua orang tua saya atas bantuan,dukungan dan motivasi yang tiada hentinya. • Teman-teman seangkatan 2008,serta senior stambuk ’07, atas masukanmasukan dan motivasi kepada penulis.
Penulis percaya laporan yang disusun masih jauh dari sempurna. Namun dengan adanya laporan ini, semoga dapat memberikan informasi dan gambaran yang cukup jelas mengenai proyek dan tema yang dipilih. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini berguna bagi pihak yang membutuhkan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2012
Penulis
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM

i ii v viii ix


BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan Perancangan I.3. Perumusan Masalah I.4. Pendekatan Perancangan I.5. Lingkup / Batasan Perancangan I.6. Metoda Pendekatan I.7. Asumsi-Asumsi I.8. Kerangka Berpikir I.9. Sistematika Pembahasan

1 3 3 4 4 5 5 7 8

BAB II. DESKRIPSI PROYEK II.1. Terminologi Judul II.2. Tinjauan Proyek II.2.1. Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan Anak II.2.2. Sejarah Perkembangan Perpustakaan Anak di Indonesia II.2.3. Perpustakaan II.2.4. Jenis-jenis Perpustakaan II.2.5. Teori Tentang Anak II.2.5.1. Perkembangan pada Anak II.2.5.2. Minat Baca Anak II.2.6. Perpustakaan Anak II.2.6.1. Pengertian II.2.6.2. Peranan,Tugas dan Fungsi II.2.6.3. Macam-macam Bahan Informasi II.2.6.4. Program Kegiatan Perpustakaan Anak

9 10 10 15 16 19 20 20 24
26 26 26 27

Universitas Sumatera Utara

II.2.7. Teori Dasar Perpustakaan II.2.7.1. Penataan Ruang II.2.7.2. Alur Sirkulasi II.2.7.3. Pencahayaan II.2.7.4. Sistem Ventilasi II.2.7.5. Sistem Akustik II.2.7.6. Warna II.2.7.7. Perabot
II.3. Lokasi Proyek II.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi Proyek II.3.2. Pemilihan Lokasi II.3.3. Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan
II.4. Tinjauan Fungsi II.4.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
II.4.2.Deskripsi Perilaku
II.4.3. Klasifikasi Ruang pada Perpustakaan Anak II.4.4. Kebutuhan Ruang II.5. Studi Banding Arsitektur dengan Fungsi Sejenis

29 30 32 34 35 35 37 38 38 41 44 46 46
49

51 53 56

BAB III. ELABORASI TEMA III.1. Arsitektur Lingkungan dan Perilaku
III.1.1. Pengertian Arsitektur Lingkungan dan Perilaku
III.1.2 Psikologi Lingkungan III.1.3 Arsitektur untuk Manusia III.2. Interpretasi Tema III.3. Studi Banding Arsitektur dengan Tema Perilaku

64 64 68 69 73 74

BAB IV. ANALISIS PERANCANGAN IV.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan IV.1.1. Analisa Lokasi (Posisi Site Lingkungan) IV.1.2. Kondisi Eksisting Lahan IV.2. Analisa Potensi dan Kondisi Site

Terhadap

76 Kota-Kawasan
76 77 77

Universitas Sumatera Utara

IV.2.1 Analisa Lokasi Tapak dalam Lingkungan Kawasan IV.2.2 Tata Guna Lahan IV.2.3 Batas Site IV.2.4 Eksisting Bangunan Sekitar dan Sarana Prasarana IV.2.5 Garis Langit(Skyline) IV.2.6 Analisa Sirkulasi IV.2.7. Analisa Sirkulasi IV.2.8. Analisa Kebisingan IV.2.9 Analisa Matahari IV.2.10.Analisa Vegetasi IV.2.11. Analisa View IV.2.12.Analisa Utilitas IV.2.13 Analisa Struktur IV.3. Analisa Fungsional IV.3.1. Analisa Ruang Dalam
IV.3.1.2. Ruang Baca/Ruang Belajar (Study Room) IV.3.1.2. Organisasi Ruang IV.3.2. Analisa Kapasitas Ruang IV.3.3. Program Ruang BAB V. KONSEP PERANCANGAN V.1. Penerapan Tema pada Bangunan V.2. Konsep Penzoningan Site V.3. Konsep Sekitar dan Bangunan V.3.1. Konsep Vegetasi V.3.2. Konsep Sirkulasi Bangunan V.3.3. Konsep Parkir dan Enterance V.4. Konsep Struktur V.5 Konsep Utilitas V.5.1. Elektrikal V.5.2. Pengkondisian Udara V.5.3.Plumbing V.6. Konsep Penzoningan Ruang Dalam BAB VI. HASIL PERANCANGAN VI.1 Site Plan


77 78 78 79 82 83 84 85 86 86 87 88 89 93 93 95 89 96 99
106 107 107 108 109 109 110 114 114 114 116 117
119

Universitas Sumatera Utara

VI.2 Ground Plan VI.3 Denah Lantai 1 VI.4 Denah Lantai 2 VI.5 Denah Lantai 3 VI.6 Denah Lantai 4 VI.7 Denah Atap VI.8 Tampak Depan dan Tampak Kiri VI.9 Tampak Samping Kanan dan Tampak Belakang VI.10 Potongan VI.11 Rencana Pondasi VI.12 Rencana Pembalokan Lantai2 VI.13 Rencana Pembalokan Lantai3 VI.14 Rencana Pembalokan Lantai4 VI.15 Rencana Atap VI.16 Rencana Eleltrikal VI.17 Rencana Pengendali Kebakaran VI.18 Rencana Pengkondisian Udara VI.19 Rencana Telepon VI.20 Rencana Utilitas VI.21 Detail-detail VI.22 Perspektif dan 3D Bangunan VI.23 Interior Perpustakaan VI.24 Foto Maket Lampiran Daftar Pustaka

120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 141 142 147

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Perpustakaan anak tahun sebelum tahun 1914 Gambar 2. Perpustakaan anak pada tahun 1920-an -1930-an Gambar 3. Perpustakaan anak pada tahun 1945-1980 Gambar 4. Perpustakaan anak setelah tahun 1980 Gambar 5. Alur Sirkulasi Gambar 6. Pola Sequential Circulation Gambar 7.Pola Random Circulation Gambar 8. Pola Radical Circulation Gambar 9. Pola Linear Bercabang Gambar 10.Pemantulan cahaya ke permukaan meja Gambar 11.Jangkauan anak-anak Gambar 12.Optimum shelving for children Gambar 13.Peta peruntukan lahan Gambar 14 Lokasi di JL.Perintis Kemerdekaan Gambar 15 Lokasi di JL.Kapten Patimura Gambar 16 Lokasi di JL.Sudirman Gambar 17.Peta kota Medan Gambar 18.Facade Children’s Library Discovery Center Gambar 19.Interior Children’s Library Discovery Center Gambar 20.Facade The International Library of Children's Literature Gambar 21.Interior The International Library of Children's Literature Gambar 22.Potongan Interior The International Library of Children's Literature Gambar 23.Facade ImaginOn Gambar 24.Interior spangler library Gambar 25.Kegiatan The Teen Loft Gambar 26.Kegiatan studio i Gambar 27.Story jar Gambar 28.Stage play Gambar 29.Perilaku anak-anak

11 13 14 15 30 31 31 32 32 33 37 38 40 41 42 42 45 56 57 59 59 60 61 61 62 63 63 64 74

Universitas Sumatera Utara


Gambar 30.Latrobe City Child Care

75

Gambar 31.Taman bermain Latrobe City Child Care

76

Gambar 32.Analisa lokasi site

77

Gambar 33.Titik lokasi fasilitas pendidikan dengan radius 1km

78

Gambar 34.Tata Guna Lahan

79


Gambar 35.Analisa batas site

79

Gambar 36.Eksisting sekitar

81

Gambar 37.Analisa skyline

83

Gambar 38.Potongan A-A

83

Gambar 39.Potongan B-B

83


Gambar 40.Analisa sirkulasi

84

Gambar 41.Pola sirkulasi pejalan kaki

84

Gambar 42.Peta pencapaian ke site

85

Gambar 43.Penjelasan kebisingan sekitar site

86

Gambar 44.Posisi putar matahari pada site

87


Gambar 45.Vegetasi sekitar site

87

Gambar 46.View dari tapak

88

Gambar 47.View. menuju tapak

89

Gambar 48.Standar rak untuk perpustakaan

93

Gambar 49.Jarak minimal antara rak buku

94

Gambar 50.Susunan rak buku PBJC library dan The International Children’s Literature

94

Gambar 51.Standar ruang daftar catalog microfilm

94

Gambar 52.IT workstation Spangler library dan Swiss Cottage Children’s Library

95

Gambar 53.Standar peletakan meja baca perpustakaan

95

Gambar 54.Perpustakaan Balita Spangler library dan Woodside Children’s Library

96

Gambar 55. Perpustakaan anak Levi Yitzchak Jewish Children’s Library dan Nelson

Library

96

Gambar 56. Konsep bentukan massa

106

Gambar 57. Konsep penzoningan site

107

Gambar 58.Konsep vegetasi pada site

108

Universitas Sumatera Utara

Gambar 59.Konsep sirkulasi site Gambar 60.Konsep parkiran Gambar 61.Detail potongan green roof Gambar 62.Detail potongan double-glaced glass Gambar 63.Detail potongan tiang pancang Gambar 64.Konsep zoning lantai 1 Gambar 65.Konsep zoning lantai 2 Gambar 66.Konsep zoning lantai 3 Gambar 67.Konsep zoning lantai 4 Gambar 68.Site Plan Gambar 69.Ground Plan Gambar 70.Denah Lt.1 Gambar 71.Denah Lt.2 Gambar 72.Denah Lt.3 Gambar 73.Denah Lt.4 Gambar 74.Denah Atap Gambar 75. Tampak Depan dan Samping Kiri Gambar 76. Tampak Belakang dan Samping Kanan Gambar 77. Potongan A-A dan Potongan B-B Gambar 78. Rencana Pondasi Gambar 79. Rencana Balok lt.2 Gambar 80. Rencana Balok lt.3 Gambar 81. Rencana Balok lt.4 Gambar 82. Rencana Atap Gambar 83. Rencana Rencana Elektrika Gambar 84. Rencana Pengendali Kebakaran Gambar 85. Rencana Pengkondisian Udara Gambar 86. Rencana Telepon Gambar 87. Rencana Utilitas Gambar 88. Detail-detail Gambar 89. Tampak Utara Gambar 90. Tampak Barat Gambar 91. Tampak Selatan Gambar 92. Tampak Timur

109 110 112 113 113 117 118 118 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 140 140 140

Universitas Sumatera Utara

Gambar 93. Tampak Depan Gambar 94. View Malam Gambar 95. Game Corner Gambar 96.Interior Perpustakaan 1 Gambar 97.Interior Perpustakaan 2 Gambar 98.Foto Maket 1 Gambar 99.Foto Maket 2 Gambar 100.Foto Maket 3 Gambar 101.Foto Maket 4

140 140 141 141 141 141 141 141 141

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Tabe l1. Intensitas cahaya yang dianjurkan pada perpustakaan

34

Tabel 2. Pembagian Wilayah Pengembangan dan Pembangunan (WPP) Kota Medan

38

Tabel 3. Kriteria penilaian lokasi

42

Tabel 4.Kebutuhan Ruang

53

Tabel 5.Respon psikologi warna

71

Tabel 6.Penerapan tema pada perancangan

75

Tabel 7. Batas-batas site

80

Tabel 8. Keterangan eksisting sekitar

81

Tabel 9. Keterangan pencapaian

85

Tabel 10.Keterangan vegatasi

88

Tabel 11. Stuktur bawah

91

Tabel 12. Badan stuktur

92

Tabel 13. Stuktur atas

92

Tabel 14.Persentasi tiap jenis bahan pustaka

98

Tabel 15. Program Ruang

99

Tabel 16. Keterangan vegetasi

108

Tabel 17. System distribusi

115

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. Diagram Kerangka Berpikir

7

Diagram 2. Stuktur organisasi perpustakaan

48

Diagram 3. Pola Sirkulasi Pengunjung

49

Diagram 4. Pola Sirkulasi Pengelola

50

Diagram 5. Arus Sirkulasi Buku

50

Diagram 6. Tiga sub-sistem yang saling berinteraksi dalam sistem besar lingkungan

hidup

66

Diagram 7. Elektrikal

114

Diagram 8. Pengkondisian udara

114

Diagram 9. Plumbing air kotor

116

Diagram10. Plumbing air bersih

116

Diagram11. Air buangan

117

Diagram12. Favorite color

142

Diagram13. Female-Favorite color

142

Diagram14. Male-Favorite color

143

Diagram15. Favorite color by Age Group

143

xi 
  Universitas Sumatera Utara

Bab I
Pandahuluan
I.1 Latar Belakang Medan sebagai ibukota Propinsi Sumatera Utara yang juga merupakan kota
terbesar ke-3 di Indonesia juga mengalami perkembangan pembangunan yang cukup pesat. Pesatnya perkembangan pembangunan di Kota Medan tidak terlepas dari berbagai masalah yang membutuhkan penyelesaian secara optimal, salah satunya adalah masalah yang menyangkut pendidikan. Fungsi pendidikan sangat strategis dan penting dalam upaya mewujudkan kemajuan dan peningkatan kemakmuran masyarakat, bahkan berkorelasi dengan upaya-upaya peningkatan kesempatan kerja, dan mengurangi kemiskinan. Oleh karenanya, fungsi pendidikan merupakan salah satu prioritas urusan wajib yang diselenggarakan. Pendidikan dapat terealisasi jika ada dasar yang kuat untuk mendukung pembangunan pendidikan kota Medan. Pendidikan dibentuk dari pengenalan akan tulisan, pendengaran akan pengajaran, pengajaran moral, pembacaan buku berkualitas dan pengalaman. Dari kelima pembentukan pendidikan, tiga diantaranya : pengenalan tulisan, pendengaran pengajaran, pengajaran moral dapat diperoleh dari sekolah. Sedangkan pembacaan buku berkualitas dapat diperoleh melalui perpustakaan.
Aktifitas membaca sejauh ini masih menjadi bagian dunia dewasa saja. Tak ayal, di berbagai kota yang ada negeri ini, termasuk mudah menemukan perpustakaan untuk dewasa. Sayangnya, teramat sangat jarang bisa menemukan perpustakaan untuk anak. Perpustakaan anak hanya ada di sekolahnya yang kurang memadai. Di tempat di luar itu, hanya ada sebagian kecil saja.Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Medan harus dimulai sejak dini yaitu dengan memperkenalkan dan mendekatkan dunia buku dan membaca kepada anak-anak,serta menumbuhkan minat membaca mulai dari kanak-kanak,melihat sekarang ini anak-anak kurang minat membaca.
Di sisi lain,faktor perekonomian penduduk di Kota Medan yang tidak mendukung untuk membeli buku bagi anak-anak, dikarenakan harga buku sekarang cukup mahal.Melihat pendidikan yang berilmupengetahuan membutuhkan biaya yang
Universitas Sumatera Utara

cukup mahal dan sebagian anak-anak putus sekolah karena kekurangan biaya,maka sebuah sarana pendidikan yang murah sangat diperlukan untuk meningkatkan wawasan mereka,karena membaca merupakan jendela pengetahuan yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup mulai dari kecil.
Peranan buku sebagai sumber ilmu merupakan suatu hal yang pasti, berinteraksi dengan buku dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama dalam aspek peningkatan intelegensinya. Beberapa penelitian oleh badan survey independen menunjukkan hasil bahwa negara yang maju dan unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi adalah Negara yang pada umumnya memiliki masyarakat yang gemar membaca, secara langsung mereka menanamkan budaya baca sejak usia dini dengan menjadikan buku sebagai kebutuhan.
Di kota Medan sendiri,hanya terdapat sebuah perpustakaan anak yang merupakan layanan anak dari Perpustakaan Daerah Kota Medan.Ruangan perpustakaan anak tersebut hanya berukuran kecil sehingga anak-anak tidak merasa nyaman dan leluasa untuk membaca buku di sana.Dan jika ada beberapa kunjungan ke perpustakaan anak tersebut pada waktu yang bersamaan,ruangan tersebut tidak dapat menampung seluruh penunjung.Hal ini menyebabkan pengunjung harus menunggu terlebih dahulu di luar untuk mendapat giliran masuk ke perpustakaan anak tersebut.
Perpustakaan Anak Medan merupakan salah satu alternative untuk mengatasi masalah tersebut.Perpustakaan Anak Medan diperuntukan untuk usia anak-anak(312tahun). Perpustakaan dalam kalangan masyarakat masih terkesan asing. Masyarakat belum berpendapat bahwa perpustakaan itu merupakan gudangnya ilmu pengetahuan. Mungkin dikarenakan perpustakaan itu terkesan terlalu formal, bukubuku di dalamnya hanya berisi tentang buku-buku pelajaran sekolah, buku-buku lama, buku-buku sejarah yang sangat tidak diminati masyarakat khususnya kalangan anakanak dan remaja. Dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebuah perpustakaan,selain buku-buku yang berkualitas,diperlukan juga berbagai fasilitas yang mendukung seperti ruang audiovisual,ruang computer,dsb,dan juga kualitas interior yang nyaman dan menarik sehingga dapat menarik perhatian anak-anak.Selain itu,diperlukan ekterior yang menarik pula untuk menarik perhatian anak-anak.
Universitas Sumatera Utara

I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud:
¾ Memperkenalkan dan mendekatkan dunia buku dan membaca kepada anak-anak sejak dini.
¾ Menumbuhkan minat membaca anak-anak untuk meningkatkan wawasan dan edukasi anak-anak.
¾ Memberikan suatu wadah edukasi dan rekreasi kepada anak-anak. ¾ Membantu memperkembangkan kegemaran dan hobi siswa dengan
adanya berbagai buku tentang keterampilan-keterampilan yang meningkatkan daya kreasi anak-anak.
Tujuan:
¾ Menyediakan fasilitas penunjang dalam upaya meningkatkan gemar membaca anak pada usia dini di Medan.
¾ Menciptakan suatu bangunan rekreasi edukatif yang berfungsi sebagaimana mestinya dengan pertimbangan untuk menarik minat anakanak.
¾ Menciptakan fasilitas yang mengundang untuk dapat mengakses segala sumber media secara terbuka.
I.3 Masalah Perancangan
Masalah yang timbul dari perancangan Perpustakaan Anak ini adalah: a) Permasalahan yang melekat pada desain seperti sirkulasi, aktifitas, fungsi, kenyamanan, utilitas, keamanan, lighting, akustik, dan dimensi ruang. b) Permasalahan fasilitas perpustakaan, bagaimana mengaplikasikan fasilitas media baru ke dalam perpustakaan seperti mikrofilm, mikrofiche, tape audio, CD, LP, tape video dan DVD, dan menyediakan fasilitas umum untuk mengakses gudang data CDROM dan internet.
Universitas Sumatera Utara

c) Permasalahan facade, bagaimana facade terbaik untuk menarik minat kalangan anak-anak juga tidak terlepas juga terhadap kalangan dewasa.
d) Bagaimana merancang perpustakaan yang bisa mengajak anak untuk menjadi kooperatif dan mandiri dalam melakukan rentetan aktivitas yang dilakukan selama berada di perpustakaan.
e) Permasalahan penggabungan, bagaimana penggabungan antara eksterior dan interior yang sejalan agar konsep konsisten terhadap eksterior maupun interior.
f) Permasalahan lansekap yang connect dengan tema.
I.4 Pendekatan Perancangan
Pendekatan perancangan dilakukan dengan mempertimbangkan item-item perancangan Perpustakaan Anak Medan antara lain:
a) Ruang dalam b) Ruang luar c) Style bangunan perpustakaan d) Struktur e) Utilitas (elektrikal, plumbing, akustik, dll) f) Vegetasi g) Material dan warna Pendekatan diatas harus mempertimbangkan kaidah ramah lingkungan, dimana sebuah bangunan perpustakaan harus bisa berbicara kuat untuk membuktikan bangunan tersebut turut menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan yang tercatat dalam buku-buku di dalamnya.
I.5 Lingkup/ Batasan Perancangan
Masalah perancangan yang timbul dibatasi pada:
a) Kompleksitas bangunan yang membutuhkan analisa yang mendalam tentang tema, kenyamanan tiap ruangan, pembagian ruangan, sirkulasi, program ruang, dan aktifitas terpadu.
Universitas Sumatera Utara

b) Pengorganisasian ruang berdasarkan kegiatan, fungsi, dan pemakai. c) Perancangan sistem akustik ruang dan lighting yang baik dalam penerapan
material dan desain ruangan. d) Pemilihan sistem struktur ramah lingkungan yang efisien yang dapat menahan beban sekaligus menghasilkan bentukan desain perpustakaan.
I.6 Metoda Pendekatan
¾ Studi pustaka,dilakukan dengan mempelajari data literature tentang teori psikologi anak,warna,material,anthropometri anak,jangkauan dan bentangan anak,pola tata ruang,pencahayaan,penghawaan,dan proteksi kebakaran.
¾ Studi literatur dengan mempelajari permasalahan tentang perpustakaan anak dan masalah tentang utilitas ramah lingkungan yang ada serta pemecahan masalah berdasarkan referensi-referensi yang dianggap relevan dan mendukung dalam proses perancangan seperti buku panduan, standar bangunan maupun standar keselamatan pada bangunan sesuai dengan fungsi proyek dan kelayakannya.
¾ Survey lapangan dalam pemilihan lokasi dengan menganalisa potensipotensi yang ada pada lingkungan sekitar.
¾ Mendapatkan informasi dari instansi-instansi terkait untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk mendukung kelayakan studi proyek, baik dengan instansi pemerintah maupun swasta.
I.7 Asumsi-Asumsi ¾ Perpustakaan diasumsikan dapat menarik minat membaca kalangan anakanak dari agar mereka tahu betapa pentingnya pendidikan itu, dan betapa sudah majunya dunia. ¾ Kendalaan pembebasan penggunaan lahan tidak menjadi kendala. ¾ Perpustakaan diasumsikan dapat membuka wawasan anak bangsa dan meningkatkan kualitas bagi mereka yang sudah bekerja maupun yang sudah berkeluarga.
Universitas Sumatera Utara

¾ Lokasi tapak diasumsikan berupa lahan kosong dan memenuhi persyaratan fungsi bangunan sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Medan.
¾ Kesadaran masyarakat terhadap budaya membaca Indonesia sejak dini semakin meningkat.
¾ Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya ilmu pengetahuan sejak dini semakin meningkat.
Universitas Sumatera Utara

I.8 Kerangka Berpikir

Perpustakaan Anak Medan

Latar Belakang:
• Minimnya perpustakaan untuk kalangan anak-anak
• Anak-anak Medan perlu pendidikan lebih dengan biaya relatif murah • Butuh adanya suatu wadah edukasi yang menarik minat anak-anak
Medan untuk membaca.
• Belum adanya perpustakaan di Medan yang ramah lingkungan

Maksud: • Menumbuhkan minat membaca anak-anak untuk meningkatkan wawasan dan
eduksi anak-anak. • Memberikan suatu wadah edukasi dan rekreasi kepada anak-anak. • Membantu memperkembangkan kegemaran dan hobi siswa dengan adanya
berbagai buku tentang keterampilan-keterampilan yang meningkatkan daya kreasi anak-anak.

Tujuan: • Menyediakan fasilitas penunjang dalam upaya meningkatkan gemar membaca
anak pada usia dini di Medan. • Menciptakan suatu bangunan rekreasi edukatif yang berfungsi sebagaimana
mestinya dengan pertimbangan untuk menarik minat anak-anak. • Menciptakan fasilitas yang mengundang untuk dapat mengakses segala
sumber media secara terbuka.

Pengumpulan Data
Data Primer • Data penduduk • Data fasilitas rekreasi edukatif
di Medan

Survey Lokasi

Data Sekunder
• Studi Banding: 9 The International
Children’s Library Literature. 9 Children’s Library
Discovery Centre 9 ImaginOn Children
Library

Analisa: Fisik: • Site • Bangunan

Non Fisik: • Pengguna • Aktivitas • Program Ruang

Konsep Fisik : • Site • Bangunan • Struktur

Non Fisik: • Ruang dalam • Ruang luar • Utilitas

Desain Akhir

Pra perancangan • penzoningan • bentuk massa sesuai tema • kaidah ramah lingkungan

Diagram 1.kerangka berpikir 

Universitas Sumatera Utara

I.9 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan ini meliputi: Bab I. Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar apa yang menjadi dasar perumusan perancangan yang meliputi: latar belakang, maksud dan tujuan pembahasan, sasaran, pendekatan, batasan masalah, kerangka berpikir dan sistematika pembahasan. Bab II. Deskripsi Proyek Berisi terminologi judul, alternatif lokasi, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis. Bab III. Elaborasi tema Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis. Bab IV. Analisa Berisi analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema dan kesimpulan. Bab V. Konsep Perancangan Berisi konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah. Bab VI. Perancangan Arsitektur Merupakan hasil gambar rancangan arsitektur dan maket. Daftar Pustaka Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek.
8   
Universitas Sumatera Utara

Bab II Deskripsi Proyek II.1 Terminologi Judul Judul proyek ini adalah Perpustakaan Anak Medan.Berikut merupakan penjelasan tentang judul proyek tersebut.  Perpustakaan merupakan kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia 1 Perpustakaan adalah tempat, gedung, ruang yg disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dsb2.
 Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas 3 Anak adalah manusia yg masih kecil 2
 Medan merupakan salah satu nama kota terbesar ke-3 di Indonesia yang merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara yang berada di Pulau Sumatera.4
Dengan demikian,Perpustakaan Anak Medan merupakan sebuah gedung perpustakaan yang diperuntukkan bagi anak-anak,dimana anak-anak mulai sejak dini dapat mengenal buku,memperoleh berbagai ilmu pengetahuan,berimajinasi,dsb dan menjadikan perpustakaan sebagai salah satu sarana hiburan maupun rekreasi yang bersifat edukatif ,serta tempat berinteraksi antara sesama.
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan(04 feb/12:40) 2 www.KamusBahasaIndonesia.org
3http://id.wikipedia.org/wiki/Anak (04 feb/12:40)
4 Kamus
9
Universitas Sumatera Utara

II.2. Tinjauan Proyek II.2.1 Sejarah Perpustakaan Anak Sejarah perkembangan perpustakaan anak dibagi menjadi 4 peroide:
 Sebelum Perang Dunia I (Before 1914):School and Shelter Tidak hanya sampai akhir abad ke-19 dimana ketentuan untuk
perpustakaan anak diatas semua pendekatan skala atau bentuk yang kita lihat.Setelah melewati setengah abad,perkembangan perpustakaan umum di Negara Inggris akhrinya mempercepat ,memudahkan,dan melegitimasi timbulnya spesialisasi pelayanan,termasuk pelayanan terhadap anakanak.Pertumbuhan spesialisasi didukung oleh perkembangan dari lingkungan kepustakaan yang professional, mengikuti pendiri asosiasi perpustakaan tahun 1877.Beberapa pustakawan menjadi semakin teliti bahwa perpustakaan membutuhkan anak-anak dan mulai menulis secara intensive dalam tekanan perpustakaan tentang isu yang ada.
Pertambahan permintaan untuk fasilitas anak-anak datang dari pertumbuhan gerakan pemberantasan buta huruf pada anak-anak mengikuti kedatangan edukasi negara tahun 1870.Perkembangan yang sangat cepat dalam angka dan kualitas buku-buku,majalah-majalah diarahkan pada anakanak terjadi pada pertengahan abad ke-19.Para pustakawan mengharapkan pembacaan yang baik akan mengubah jalan hidup anak-anak.Gedung perpustakaan anak tersendiri pertama kali berdiri tahun 1882 di Nottingham.
Kebanyakan perpustakaan anak melayani seperti tempat naungan(shelter),tempat perlindungan terhadap lingkungan luar yang tidak ramah,dan keramaian,lingkungan rumah yang kotor.Pada awalnya ruang perpustakaan anak juga dirasakan seperti ruangan sekolah,menanamkan kedisplinan,dan kelakuan baik.Meja dan kursi hanya mengizinkan pembaca menghadap ke satu arah seperti tradisi sekolah dan gereja.Seorang pustakawan J.D. Stewart mengatakan bahwa penyusunan meja dan kursi yang hanya berbentuk persegi panjang serta mengahadap ke satu arah dapat memberikan keteraturan daripada bentuk meja yang bulat yang membuat ruangan terkesan membingungkan.
10
Universitas Sumatera Utara

Gambar 1. perpustakaan anak tahun sebelum tahun 1914
 The 1920s and 1930s: Middle-Class Domesticity and Constructive Play
Perkembangan perpustakaan anak selanjutnya diantara peperangan bertepatan dengan pertumbuhnya inisiatif dan ide-ide yang sudah mulai muncul pada akhir zaman Victoria dan Edwardian,mengenai masa kanak-kanak dan kesejahteraan anak-anak.Ide-ide ini telah diutarakan apa yang menjadi keyakinan Hendrick layak dimasukkan dalam „modern childhood‟,selama periode masa kanak-kanak, adalah secara hukum,legislative,social,secara medis,psikologis,edukasi,serta secara politik.Munculnya keyakinan yang tidak dapat dipahami pada awal generasi,bahwa anak-anak adalah warga Negara yang memiliki hak kebebasan social dari orang tua mereka,hak dimana negara wajib memberikan perlindungan.Penetapan anak-anak menghendaki didirikan literature bacaan anak-anak dan sistem registrasi yang membantu dari perkembangan orang tua.
11
Universitas Sumatera Utara

Pergerakan pembimbing anak-anak pada tahun 1920-an -1930-an mencoba mengobati dan menyembuhkan,sampai kepada klinik penyakit kejiwaan,gugup,tidak dapat menyesuaikan diri,sampai kepada anak-anak yang nakal.Berbagai perkembangan dalam psikologi anak dan psikiatri direfleksikan dengan pemahaman baru tentang masa kanak-kanak,sebuah realisasi dari permasalahan pada masa kanak-kanak.Abad ke-20 telah menjadi abad untuk anak-anak.
Perkembangan yang menarik dalam psikologi anak dan kesejahteraan yang tampak masuk ke dalam pemikiran dari beberapa perpustakaan.Pada awalnya,kontribusi utama adalah Sayers‟ The Children’s Library (1911).Sayer mengamati bahwa baru-baru ini ditemukan permintaan dari pembaca muda yang memerlukan perlakuan khusus.Dia menyarankan pelatihan khusus,untuk hal-hal penting dimana pustakawan harus berkenalan lebih jauh dengan psikologi untuk mengerti proses mental anak-anak,dan pelatihan yang terbaik untuk persiapan pelatihan teknikal,dia berkeyakinan terhadap metoda Froebelian.Metoda Froebelian menekankan kepada kebebasan bermain,bernyanyi,kerja sama,pembelajaran yang alami,menari,aktivitas luar dan pembacaan cerita.
Hal yang sulit untuk mengukur luasnya ide-ide baru dalam pendidikan dan psikologi anak yang mempengaruhi para pustakawan,dan disainer perpustakaan serta perencana-perancana pada masa itu.Walaupun ada kesamaan yang hidup dari pendidik dan ahli psikologi dan semua yang terkait dengan penyediaan perpustakaan-perpustakaan anak,termasuk didalamnya perawatan secara arsitektural.Setelah peran,Sayers membuka departemen anak-anak di Croydon.Perencanaan warna ruangan dikerjakan oleh Borough Engineer‟s Department.Dinding-dinding didekorasi mengkilap „Spanish red‟ dengan lapisan atas berwarna hijau dan cream.Rak buku kecil dan bingkai hijau diletakkan saling berlawanan dan dipertunjukan juga beberapa gambar besar.Semua pintu dan jendela terdapat tirai.Ditengah ruangan diletakkan mejameja.Meja-meja dapat dilipat sehingga ruangan dapat menjadi area pertunjukan.Ruangan tersebut tidak hanya sekedar datang untuk membaca
12
Universitas Sumatera Utara

tetapi anak-anak juga dapat mengekpresikan diri mereka dan dapat memainkan permainan yang bersifat membangun.
Gambar 2. perpustakaan anak pada tahun 1920-an -1930-an
 1945-1980: Open Plan and Modern Office Setelah Perang Dunia II perpustakaan anak kembali dilanjutkan sebagai
aspek utama ketetapan perpustakaan umum yang sangat memberikan keuntungan dari pertumbuhan negara dan suatu tahun kekerasan pasca peperangan dari anggaran pengeluaran juga. Setelah periode pasca perang,kepulan dari Victorialism masih dapat ditemui dalam pemandangan dari perpustakaan anak.Pada tahun 1951 pustakawan Charles Elliot menuliskan „kekejaman yang berlangsung sebentar saja‟yang mempermalukan perpustakaan anak-anak.Pustakawan sering menampakkan kebudayaan pertempuran.Para puatakawan dipandang perpustakaan anak sebagai kebudayaan medan perang dimana naik turunnya sikap manusia yang merusak sangat popular – dalam bentuk apa literature propaganda,buku komik.televisi,atau perpustakaan mendasar pertunjukan boneka – dapat kembali lagi.Pustakawan mengidentifikasi sebuah hubungan antara komik horror dengan kenakalan anak-anak.Sehingga mengizinkan perpustakaan memperkenalkan buku kepada anak-anak sebelum mereka kecanduan terhadap komik strip.Anak-anak dibawah usia 7atau 8 tahun lebih aktif dalam mendukung.Pertumbuhan yang menarik dalam pelayanan untuk anak-anak
13
Universitas Sumatera Utara

terlihat di tempat lain juga.,seperti yang direfleksikan dalam perusahaan IFLA Committee on Library Work with Children and Young People tahun 1955.
Pada akhir tahun 1950-an,iklim ekonomi tidak mengizinkan penerusan konstruksi perpustakaan umum,tetapi kemudian ,sampai pertengahan tahun 1970-an,investasi dalam fisik infrastruktur perpustakaan umum bertumbuh dengan cepat.Pertumbuhan keterbukaan kea rah pembaca anak-anak jelas berlanjut tahun 1939 setelah perang dan menemukan ekspresi dalam pergerakan ke arah depan perencanaan terbuka dalam arsitektur,termasuk disain untuk rumah,sebuah lingkungan dimana perpustakaan anak telah menggambarkan perlakuan yang baik dari inspirasi disain antara perangperang yang ada.Perubahan perencanaan yang terbuka kedepannya menandai perubahan yang signifikan dalam sejarah disain perpustakaan anak dan beberapa diskusi tentang keasliannya dan perkembangan yang epat terhadap anak-anak.
Setelah perekonomian kembali,konstruksi perpustakaan kembali dilanjukan,satu decade pasca Perang Dunia ke-2,menyaksikan perkembangan dari modernisasi disain perencanaan terbuka,akar dari semua yang dapat mengusut kembali kepada awal abad 20,kepada evolusi dan pengaruh dari disain Skandinavia dan perkembangan dalam disain rumah Amerika.Sesuai dengan semangat dunia terhadap modernism,orang dewasa dan perpustakaan anak-anak menjadi semakin sama dengan disain mereka:sama seperti perkantoran – jarak usia – efisiensi perubahan rumah tangga yang baik.
Gambar3. perpustakaan anak pada tahun 1945-1980
14
Universitas Sumatera Utara

 Setelah 1980: Pelayanan ‘Area Nyaman’ dan Tercetusnya Budaya Taman Bermain Berakhirnya generasi masa lalu,seperti pertambahan kegelisahan telah menjadi focus pada keluarga telah mematahkan usia post-modern.Sebagai pertambahan kepentingan sudah menjadi konsekuensi biasa pada pemeliharaan, dan pada awal tahun pendidikan,disain perpustakaan anak memiliki banyak cara untuk merefleksikannya,area yang nyaman dari pelayanan tempat berlindung,focusnya yang sangat komersialisasi dibawah pengaruh dari retail besar seperti IKEA dan semangat budaya dari kemajuan rumah.Dalam tambahan,pengalaman social memperkuat pemakai dan budaya tekenal,perpustakaan anak mengambil gambaran dari taman bermain,sehingga disain-disain menjadi lebih jenaka,hidup dan berteknologi tinggi,penggunaan warna dan pemilihan furniture,serta perabot yang meniru Disney dan Mc.Donald,menjadi dasar hiburan.
Gambar 4. perpustakaan anak setelah tahun 1980 Sumber: IFLA,The History of Children‟s Library
II.2.2 Sejarah Perpustakaan Anak di Indonesia Perpustakaan anak di Indonesia belum terlalu terkenal ,baru sekitar tahun 1978
dengan didirikannya Perpustakaan Umum DKI Jakarta sebagai proyek perintis perpustakaan dengan koleksi dan fasilitas yang cukup baik.Pelayanan terbagi 3 bagian:perpustakaan anak,remaja dan dewasa,dimana dana pembangunan dan operasionalnya berasal dari pemerintah.Selanjutnya badan swasta dan pemerintahan
15
Universitas Sumatera Utara

mulai turut berpartisipasi dalam mendirikan perpustakaan anak.perum Balai Pustaka penerbit menyediakan pusat perpustakaan anak-anak walaupun koleksi bukunya banyak buku terbitan Balai Pustaka Sendiri.Dan pada bulan Desember 1979 BK3S bekerla sama dengan Dewan Kesenian Jakarta mendirikan perpustakaan anak di TIM.Da ini merupakn satu-satunya perpustakaan khusus anak-anak yang ada di Indonesia.
II.2.3 Perpustakaan
Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah “perpustakaan”(berasal dari kata Sansekerta pustaka artinya kitab, buku. Dalam bahasa Inggris, istilah library (berasal dari kata Latin liber atau libri ) artinya buku. Dari kata Latin tersebut terbentuklah istilah librarus yang artinya tentang buku. Dalam bahasa Belanda bibliotheek , Jerman bibliothek , Perancis bibliothrquo, Spanyol bibliotheca, dan Portugal bibliotheca. Semua istilah itu (berasal dari bahasa Yunani biblia ) artinya tentang buku, kitab.Dari istilahistilah diatas diperoleh batasan perpustakaan merupakan kumpulan buku, manuskripsi dan bahan pustaka lainnya yang digunakan untuk keperluan studi atau bacaan, kenyamanan atau kesenangan (Webster's Third Edition International Dictionary ,1961).
Pengertian perpustakaan menurut beberap ahli:
 Definisi Naskah RUU : Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. (UU Perpustakaan No 43 2007)
 Harold's Librarians' Glossary edisi ke 8, 1995 memberikan beberapa arti perpustakaan: 1) koleksi buku atau materi lain yang disimpan untuk bacaan, pembelajaran, dan konsultasi; 2) tempat, bangunan, ruang yang dikhususkan bagi koleksi buku dsb.; 3) sejumlah buku yang diterbitkan oleh penerbit dengan judul yang komprehensif dan biasanya memiliki karakter khusus seperti subyek, cara penjilidan, atau tipografi; 4) Koleksi film, foto dan media non-buku lain termasuk pita, cakram, pita atau
16
Universitas Sumatera Utara

cakram komputer, dan program;  Menurut Dr. Sukarman,Perpustakaan adalah Institusi / lembaga pengelola koleksi
karya tulis, cetak dan atau rekam sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diatur dan ditata menurut sistem yang baku dan didayagunakan untuk keperluan pendidikan, penelitian, informasi, dan rekreasi bagi masyarakat. Suatu perpustakaan adalah perpaduan dari 7 unsur atau komponen pokok yaitu: - Unsur tujuan Unsur tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh perpustakaan. Perpustakaan harus beraktifitas, bergiat dan berproses untuk dapat tercapainya tujuan tersebut. tujuan perpustakaan berorientasi kepada kepentingan pemakai, bangsa dan negara. - Unsur koleksi bahan pustaka Unsur koleksi bahan pustaka : koleksi perpustakaan adalah berupa informasi, pengetahuan, fakta, ide, dan sebagainnya, baik yang tercetak ataupun terekam. Informasi tersebut dapat berbentuk buku, majalah, brosur, surat kabar, piringan hitam, slide, film, kaset, foto dan sebagainya yang tercakup dalam istilah bahan pustaka. - Unsur gedung/ruang dan perlengkapan Unsur gedung/ruangan dan perlengkapan : gedung perpustakaan hendaknya mempunyai bentuk khusus yang membedakannya dengan gedung-gedung yang lain. Begitu juga dengan ruangan-ruangan yang terdapat di dalamnya, haruslah disesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh perpustakaan yaitu kegiatan pengadaan, pengolahan, pemeliharaan, pelayanan dan sebagainya. Perlengkapan perpustakaan disesuaikan juga, misalnya bentuk meja sirkulasi, rak-rak buku, rak majalah, meja/kursi untuk pemakai perpustakaan yang ingin belajar sendiri dan lain sebagainya. - Unsur isi Unsur sistem tertentu : sistem adalah tehnik, metode atau cara. Prasarana, sarana dan kegiatan perpustakaan semua ditata, dikelola dan dilaksnakan dengan sistem tertentu. Sistem ini yang antara lain membedakan perpustakaan dengan toko buku dan lain-lain. Sistem tertentu pada perpustakaan misalnya sistem katalogisasi, sistem klassifikasi, tajuk subjek, filing dan sebagainya.
17
Universitas Sumatera Utara

- Unsur tenaga tertentu Unsur organisasi dan tata kerja : perpustakaan mempunyai wadah, pembagian tugas dan sumber daya. Suatu perpustakaan merupakan suatu unit kerja atau suatu satuan organisasi yang mempunyai tugas sesuai dengan fungsi dan tujuan perpustakaan. - Unsur organisasi dan tata kerja Unsur tenaga : perpustakaan haruslah dikelola oleh tenaga yang berpendidikan dan berketerampilan perpustakaan. Disamping mempuyai pengetahuan dan keterampilan perpustakaan, seorang tenaga perpustakaan juga harus mempunyai jiwa mengabdi untuk kepentingan masyarakat yang dilayaninya : berusaha untuk meningkatkanminat baca masyarakat, rajin, tekun, teliti, dan selalu siap sedia untuk memberikan bimbingan dan pengarahan tentang cara penggunaan perpustakaan, sehingga masyarakat akan tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan dan menjamin bahan pustaka yang tersedia. - Unsur masyarakat pemakai Unsur masyarakat yang dilayani : masyarakat ini berada diluar bentuk fisik perpustakaan, namun perpustakaan dibentuk dan diselenggarakan terutama untuk kepentingan masyarakat. Oleh kerena itu perpustakaan tanpa masyarakat yang dilayani, tidak akan ada manfaatnya. Masyarakat adalah suatu unsur terutama dalam penyelenggaraan perpustakaan.
Perkembangan perpustakaan menempatkannya menjadi sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Dari istilah pustaka, berkembang istilah pustakawan, kepustakaan, ilmu perpustakaan, dan kepustakawanan yang akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Pustakawan : Orang yang bekerja pada lembaga – lembaga perpustakaan atau
yang sejenis dan memiliki pendidikan perpustakaan secara formal. 2. Kepustakaan : Bahan – bahan yang menjadi acuan atau bacaaan dalam
menghasilkan atau menyusun tulisan baik berupa artikel, karangan, buku, laporan, dan sejenisnya. 3. Ilmu Perpustakaan : Bidang ilmu yang mempelajari dan mengkaji hal – hal yang berkaitan dengan perpustakaan baik dari segi organisasi koleksi, penyebaran dan pelestarian ilmu pengetahuan teknologi dan budaya serta jasa- jasa lainnya kepada
18
Universitas Sumatera Utara

masyarakat, hal lain yang berkenaan dengan jasa perpustakaan dan peranan secara lebih luas. 4. Kepustakawanan : Hal – hal yang berkaitan dengan upaya penerapan ilmu perpustakaan dan profesi kepustakawanan.
II.2.4 Jenis-jenis Perpustakaan IFLA (Internasional Federation of Library Association) mengelompokkan jenis-
jenis perpustakaan atas :
1. Perpustakaan Nasional (National Library) Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan yang didirikan di ibukota negara dan merupakan perpustakaan induk dari semua jenis perpustakaan yang ada di negara tersebut. Perpustakaan Nasional Indonesia didirikan di Jakarta.
2. Perpustakaan Umum (Public Library) Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan pustakanya untuk masyarakat umum. Perpustakaan umum diselenggarakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa memandang latar belakang pendidikan, agama, adat istiadat, umur, jenis dan lain sebagainya, maka koleksi perpustakaan Umum pun terdiri dari beraneka ragam bidang dan pokok masalah sesuai dengan kebutuhan informasi dari pemakainya.
3. Perpustakaan Perguruan Tinggi (University Library) Perpustakaan perguruan tinggi yaitu perpustakaan yang diselenggarakan untuk mengumpulkan, memelihara, menyimpan, mengatur, mengawetkan dan mendaya gunakan bahan pustakanya untuk menunjang pendidikan/pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
4. Perpustakaan Sekolah (School Library) perpustakaan sekolah yaitu perpustakaan yang mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur dan mengawetkan bahan pustkanya untuk menunjang usaha pendidikan dan pengajaran di sekolah. Masyarakat pemakainya ialah para siswa, tenaga pengajar dan staf sekolah lainnya.
5. Perpustakaan Khusus (Special Library)
19
Universitas Sumatera Utara

Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh kantor atau instansi yang tujuannya adalah untuk untuk menunjang kegiatan kantor atau instansi dimana perpustakaan itu berada. 6. Perpustakaan Wilayah Perpustakaan wilayah yaitu perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan berkedudukan di setiap ibu kota Propinsi, bertugas mengumpulkan serta melestarikan semua penerbitan daerah yang bersangkutan. 7. Perpustakaan Keliling Perpustakaan keliling pada prinsipnya merupakan perluasan dari pelayanan perpustakaan umum. Perpustakaan keliling adalah merupakan jenis perpustakaan yang dalam memberikan pelayanan bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan mengunjungi pemakai.
II.2.5 Teori Tentang Anak II.2.5.1 Perkembangan pada Anak
Pandangan tentang anak-anak terdapa perbedaab sesuai dengan perkembangan alam pemikiran manusia dan ilmu pengetahuan khusus ilmu jiwa(Psikologi anak). Dalam ilmu jiwa,ada 2 pendapat tentang anak sesuai dengan waktu:  Ilmu jiwa lama(sebelum tahun 1900)
Anak adalah menusia dewasa dengan ukuran kecil,anak unya kesanggupan dan kemampuan yang sama dengan orang dewasa.,tetapi masih dalam bentuk sederhana dan masih dalam tahap perkembangan.  Ilmu jiwa modern(setelah tahun 1900) Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk mini,tetapi anak adalah anak.Anak mempunyai dunianya sendiri,yang masih dalam tahap perkembangan.Anak mempunyai perasaan,pikiran dan kehendaknya sendiri.Anak mempunyai psikis,sifat dan struktur yang berlainan pada tiap-tiap tahap perkmbangan.Oleh karena ituanak harus diperlakukan khusus yang berlainandengan orang dewasa. Menurut Munsinger,perkembangan anak dari lahir hingga remaja dapat dibagi menjadi beberapa tahap:
20
Universitas Sumatera Utara

- Newborn-usia lahir hingga 1bulan - Neonate- usia 1minggu hingga 1 bulan - Infant- usia 1 bulan hingga 1 tahun - Toodler-usia 1-3 tahun - Preschool child-usia 3-6 tahun - School child –usia 6-12 tahun - Adolescent- usia 12-17 tahun Perkembangan anak dipengaruhi oleh 2 faktor,yaitu:  Faktor bawaan(herediter).Merupakan kondisi yang sudah ada sejak lahir seperti
potensi kecerdasan,bakat,minat dan kecenderungan atau sifat yang diturunkan dari orang tua.  Faktor pengalaman.Merupakan kondisi yang dialami anak hidupnya,baik di rumah,sekolah maupun di lingkungan pergaulan.Setiap anak mengembangkan pola dan prilaku yang unik sesuai dengan pengalaman yang berbeda-beda dalam pemenuhan dan perkembangan kebutuhannya. Aspek tumbuh kembang anak:  Psikomotorik,sasarannya kesehatah fisik,kekuatan motorik,kemampuan
merawat diri sendiri,kemandirian dan rasa kompetensi  Kognitif-intelektual,sasarannya kreatifitas,penalaran,perkembangan bahasa ,
pengetahuan dasar umum dan pengenalan lingkungan hidup  Emosi,sasarannya:pengendalian diri,ketekunan dan antusianisme pada
kegiatan  Sosial,sasarannya: ketertiban,disiplin kegiatan,kerjasama, dan latihan‟aturan
main social(mis perilaku antri,kompromi,dan tenggang rasa)  Moral,sasarannya;perilaku benar atau salah(etika)dan perilaku baik atau buruk.
Jean Piaget,seorang psikolog yang memperlajari perkembangan anak membagi proses perkembangan kognitif (kemampuan berpikir)anak ke dalam 5 fase:
 Fase sensorimotor Berlangsung dari anak mulai lahir sampai umur 24 bulan,anak mengenal lingkungan dan berusaha mengikutinya.Anak berpikir secara reflex.
 Fase pra-konsep
21
Universitas Sumatera Utara

 Usia 2-4 tahun,anak berusaha mengenal lingkungannya dan mulai dapat melakukan kontak social dengan lingkungan
 Fase berpikir intuitif Usia 4-7 tahun,minat terhadap lingkungan bertambah,egosentris makin berkurang,kemampuan simbolis sudah baik
 Fase berpikir konkrit Usia 7-11 tahun,anak mulai mampu berpikir secara konkrit operasional, mampu mengintegrasikan pendapat,pengalaman sebagai suatu tindakan yang menyeluruh dan beraturan.
 Fase berpikir formil Usia 11-15 tahun,anak mulai mampu mendekati masalah dan pengalamamnya secara sistematis dan hipotesis. Menurut studi akhir,pembagian tersebut tidak terbukti benar secara
mutlak,karena batas usia antara periode yang satu dengan yang lain tidak dapat dipatok dengan tegas.Namun demikian pendapat ini masih dipegang secara proses perkembangan secara umum.Tahap perkembangan menurut Erikson,yaitu:  Tahap pra-mandiri(usia0-11/2 tahun)  Tahap Swadaya (usia 11/2 tahun-3 tahun)  Tahap Swa Karsa(usia 3-6 tahun)  Tahap Swa Karya(usia 6-12 tahun),anak-anak sudah mulai melakukan tugas-
tugasnya.Mulai dapat menurut terhadap peraturan-peraturan.Lingkup lingkungannya makin luas dengan hadirnya teman-teman yang memiliki norma berbeda dengan norma yang ada di rumah.Sangat dibutuhkan kesempatan terlibat lebih aktif pada lingkungan luar rumah untuk perkembangan kemampuannya. Tugas perkembangan anak kelompok 0-6 tahun:  Belajar  Memakan makanan keras  Belajar berbicara  Belajar mengatur dan mengurangi gerakan tubuh yang tidak penting  Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin  Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya
22
Universitas Sumatera Utara

 Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang umum  Mencapai stabilitas fisiolofis Tugas perkembangan anak kelompok usia 6-12 tahun:  Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan  Belajar bergaul  Mengembangkakn keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan
berhitung  Belajar membentuk sikap terhadap seseorang  Mengembangkan sikap terhadap kelompok social dan lembaga Karakteristik anak dapat dibedakan menjadi:  Karateristiik fisik;meliputi struktur fisiologis,anatomis dan kesehatan.Struktur
anatomis/organ tubuh anak kecil disbanding dengan orang dewasa.Anak dengan kondisi anatomi tubuhnya ditambah dengan kebutuhan area gerak dari kegiatan yang dilakukan,serta besaran fasilitas yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatannya itu,membutuhkan bentuk dan dimensi tertentu.  Karateristik intelektual;meliputi karakter intelektual,emosional,social,moral dan kepribadian.Secara psikologis anak berbeda dengan orang dewasa,baik kondisi maupun