Pengembangan Perpustakaan Kota Medan : Arsitektur Metafora
PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAERAH
KOTA MEDAN
( ARSITEKTUR METAFORA )
LAPORAN PERANCANGAN
TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2012/2013
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
GUNTUR TOPAN PERKASA ALAM
07 0406 023
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A
2013
(2)
PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAERAH
KOTA MEDAN
( ARSITEKTUR METAFORA )
LAPORAN PERANCANGAN
TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2012/2013
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
GUNTUR TOPAN PERKASA ALAM
07 0406 023
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A
2013
(3)
PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAERAH
KOTA MEDAN
( ARSITEKTUR METAFORA )
Oleh :
GUNTUR TOPAN PERKASA ALAM
07 0406 023
Medan, 22 Oktober 2013
Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Arsitektur
Pembimbing II
Pembimbing I
WAHYU ABDILLAH, ST
NIP 19730810 2002121 001Dr. Ir. DWIRA N AULIA, Msc
NIP 19630527 1993032 005
Ir. N Vinky Rahman, MT
NIP 196606221997021001(4)
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR
(SHP2A)
Nama : Guntur Topan Perkasa Alam
NIM : 07 0406 023
Judul Proyek Tugas Akhir : Pengembangan Perpustakaan Kota Medan
Tema : Arsitektur Metafora
Rekapitlasi Nilai
A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No Status
Waktu Pengumpulan
Laporan
Paraf Pembimbing
I
Paraf Pembimbing
II
Koordinator TKA-490 1 Lulus Langsung
2
Lulus Melengkapi 3
Perbaikan Tanpa Sidang 4
Perbaikan Dengan Sidang 5
Tidak Lulus
Medan, 22 Oktober 2013
Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA-490
Ir. N Vinky Rahman, MT
NIP.196201091987012001
Ir. Nurlisa Ginting, MSc
NIP 196606221997021001(5)
KATA PENGANTAR
Pertama – tama penulis mengucapkan Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, sebagai syarat yang diwajibkan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Salawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW, semoga mendapatkan syafa’at Beliau di akhir kelak.
Laporan ini tersusun dari kumpulan data – data yang penulis dapatkan dari studi literatur, studi banding, survey dan observasi langsung ke lapangan serta wawancara yang bersifat pribadi dengan berbagai pihak.
Penulis juga banyak mendapat masukan, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak didalam menyelesaikan laporan ini. Terutama dukungan dari kedua orang tua dan kakak-kakak yang saya sayangi. Tugas akhir ini saya perjuangkan untuk
ibunda saya tercinta (Asni Yunaida) dan Ayah (Drs.Subandar Muda) yang selalu memberikan doa dan nasehat kepada saya.
Saya juga mengucapkan terima kasih yan sebesar-besarnya kepada :
Ibu Dr. Ir. DWIRA N AULIA, Msc sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan saran dan masukan yang sangat berarti pada Tugas Akhir Saya dan membuka pikiran Saya. Terima kasih juga atas kesediaanya membimbing Saya dengan sabar. Memberi dorongan serta nasehat.
Bapak Wahyu Abdillah, ST sebagai Dosen Pembimbing II yang juga telah memberikan saran dan masukan yang sangat berguna terhadap Tugas Akhir Saya. Dan tentunya terima kasih atas kesabaran yang bapak berikan dalam membimbing Saya.
Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT.,Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Ibu Bassaria selaku koordinator Tugas Akhir, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT dan Ibu Bassaria selaku dosen penguji yang turut serta juga dalam memberikan masukan bagi proyek Tugas Akhir Saya. Para staff Tata Usaha yang telah ikut membantu proses pengerjaan Tugas
(6)
Kakak-kakak saya Fitri Julia.S dan Evi Zulqaida.S yang telah memberikan motivasi serta dukungan.
Teman terdekat penulis Mona Desi Yasir Lubis, atas dukungannya yang tiada henti.
Semua teman-teman stambuk 2007, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas sumatera Utara terutama M.yunus kirana (ucup), Tri Susanto Sembiring (Tongatz), Crew P.T Serba bisa, Imam adlin sinaga (Juventini yang selalu menangis kalo jumpa Internisti...) yang udah berkeluarga Rahadian rihardi dan Fandha N. Azzahra Nasution, Baneng (frend awak) Koko Maik, Ricom (Bancilona yang selalu menangis juga kalo jumpa Internisti...) dua sejoli yang sedang kasmaran Gredy wira Paksi (Surya Paloh) feat Dewi, Bembeng
(CR 7), Faisal (arsitek masa depan), Angga Kim Prapto ( Keeerrrbbooooo )
Udin, Rozi, (bib..bip..bip.. KAPAL INDUK..!!!) Kimo, Wak Genk dan untuk leadis-leadisnya Diana, Vivi, Sisin, Enstenia, Bertua, dan Rebecca. Terima kasih atas dukungan dan pendapat kepada penulis selama proses pengerjaan Tugas akhir ini.
Teman – teman seperjuangan Tugas Akhir Studio Tugas Akhir Semester A TA 2011/2012, Departemen Arsitektur,Fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara Terutama Teman satu angkatan yang ancur (Maik, Rozi, Baneng) sukses untuk semua.
Kak Dewi, Kak Ayu, Mpok Atiikk...!!! terimakasih buat dukungannya. Semua pihak yang mensukseskan Tugas Akhir Saya ini.
(7)
Saya menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik allah SWT, oleh karena itu saya menerima dengan tangan terbuka saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kebaikan di kemudian hari. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya khususnya di lingkungan Arsitektur USU.
Medan,20 Juli 2012
(8)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR GAMBAR...vii
DAFTAR TABEL...xii
DAFTAR DIAGRAM...xiii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1
1.2 Maksud dan Tujuan Proyek 3 1.3 Perumusan Masalah 3 1.4 Pendekatan 3 1.5 Lingkup Pembahasan 4 1.6 Kerangka Berfikir 5 1.7 Sistematika Laporan 6 BAB II. DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul 8 2.1.1 Fungsi Perpustakaan 9
2.1.2 Klasifikasi Perpustakaan 10 2.1.2 Jenis Bahan Informasi 11
2.2 Tinjauan Teoritis 10
2.2.1 Sejarah berdirinya Perpustakaan Daerah Sumatera Utara 14 2.2.2 Struktur Organisasi 17 2.2.3 Bidang – Bidang kerja 17
2.2.4 Deskripsi Kondisi Eksisting 19 2.2.5 Eksiting Bangunan 21 2.2.6 Fasilitas Yang Ada Sekarang 24
2.2.6.1 Gazebo dan fasilitas wifi 24 2.2.6.2 Area bermain anak 25
2.2.6.3 Posyandu anak, kantin dan mushola 25
(9)
2.2.6.5 Ruang Internet 26
2.2.6.6 Ruang Baca Dewasa B 26
2.2.6.7 Loker, area duduk dan bag. Informasi 27
2.2.6.8 Koridor dan area pameran 28
2.2.6.9 Lobby 28
2.2.6.10 Bag. administrasi dan pendaftaran 28
2.2.6.11 Ruang Deposit dan Referensi 28
2.2.6.12 Ruang Baca Remaja 29
2.2.6.12 Ruang bag. Pengolahan 29
2.3 Aliran Kegiatan
2.3.1 Aliran kegiatan pengguna layanan perpustakaan 31
2.3.2 Aliran sirkulasi koleksi perpustakaan 31
2.3.3 Aliran sirkulasi fasilitas Komersil 33
2.3.4 Aliran sirkulasi Keseluruhan kegiatan 33
2.4 Studi Banding Fungsi Proyek Sejenis
2.4.1 Seattle Central Library,Washington,USA 34
2.4.2 Perpustakaan Soeman H.S Pekanbaru,Riau 36
BAB III. ELABORASI TEMA
3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema 37
3.1.1 Pengertian Arsitektur 37
3.1.2 Pengertin Metafora 38
3.1.3 Pengertian Arsitektur Metafora 39
3.2 Interpretasi Tema 42
3.3 Studi Banding Tema Sejenis 44
3.3.1 Milwaukee Art Museum . 44
3.3.2 Sidney Opera House 46
3.3.3 Lyon Satoles Station 47
BAB IV. ANALISA PERANCANGAN
4.1 Analisa Eksisting 49
4.1.1 Analisa Lokasi 49
(10)
4.1.3 Sarana & Prasarana 52
4.2 Analisa Potensi dan Kondisi Site 53
4.2.1 Analisa Sirkulasi 53
4.2.2 Analisa View 55
4.2.3 Analisa Vegetasi dan Matahari 57
4.2.4 Analisa Kebisingan 58
4.2.5 Analisa Metahari 59
4.2.6 Analisa Utilitas 60
4.3 Analisa Fungsional 4.3.1 Ruang Dalam 60
4.3.1.1 Layanan Koleksi 60
4.3.1.2 Ruang Baca/Ruang Belajar 63
4.4 Program Ruang 4.4.1 Besaran Parkir 70
44.5 Struktur 71
4.6 Bentuk dan Massa Bangunan 74
4.7 Sistem Utilitas 75 4.9 Sistem Akustik 79
4.10 Sistem Instalasi Listrik dan Air 80
4.11 Sistem Kebakaran 80
BAB V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 82
5.2 Konsep Penzoningan 83
5.3 Konsep Sirkulasi 84
5.4 Konsep Parkir 85
5.5 Konsep Vegetasi dan Landscape 86
5.6 Konsep Perancangan 87
5.7 Konsep Ruang Dalam Bangunan 88
5.8 Konsep Struktur 91
(11)
6.1 Siteplan 93
6.2 Groundplan 94
6.3 Denah Lantai 2 95
6.4 Denah Lantai 3 96
6.5 Denah Lantai 4 97
6.6 Denah Lantai 5 98
6.7 Denah Lantai 6 99 6.8 Tampak 100
6.9 Potongan 168
6.10 Rencana Pondasi 171
6.11 Rencana Pembalokan 172
6.12 Detail-detail 175
6.13 Aksonometri Rencana AC 181
6.14 Aksonometri Rencana Elektrikal 182
6.15 Aksonometri Rencana Telepon 183
6.16 Aksonometri Rencana Kebakaran 184
6.17 Aksonometri Rencana CCTV 185
6.18 Aksonometri Rencana Utilitas 186
6.19 Eksterior Bangunan 187
6.20 Interior Bangunan 188
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kapasitas Rak Buku Pada Grid Kolom 69000 mm 33
Gambar 2.2 Jarak Minimum Antar Rak Pada Berbagai Prilaku Gang Sempit 33
Gambar 2.3 Jarak Minimum Antar Rak Pada Perilaku Gang Lebar 34
Gambar 2.4 Kapasitas Buku Per Rak 34
Gambar 2.5 Ketinggian Rak Maksimum Untuk Dewasa 34
Gambar 2.6 Ketinggian Rak Maksimum Untuk Anak-Anak 34
Gambar 2.7 Ketinggin Rak Maksimum Untuk Remaja 34
Gambar 2.8 Jarak Minimal Area Baca 35
Gambar 2.9 Jarak Minimal Untuk Meja Dua Orang 35
Gambar 2.10 Jarak Minimal Untuk Meja Delapan Orang 35
Gambar 2.11 Jarak Minimal Untuk Meja Empat Orang 35
Gambar 2.12 Jarak Minimal Untuk Enam Orang 35
Gambar 2.13 Jarak Minimal Untuk Meja Satu Orang 35
Gambar 2.14 Jarak Minimal Untuk Meja Lingkaran 35
Gambar 2.15 Ketingian Meja Untuk Anak-Anak 35
Gambar 2.16 Ketinggian Meja Untuk Dewasa 36
Gambar 2.17 Ruang Carrel Untuk Satu Orang 36
Gambar 2.18 Carrel Terbuka 36
Gambar 2.19 Carrel Terbuka Pada Area Anak 37
Gambar 2.20 Carrel Terbuka Pada Area Koleksi 37
Gambar 2.21 Jenis-Jenis Counter Peminjaman dan Pengembalian 37
Gambar 2.22 Peta Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan 48
Gambar 2.23 Peta Peta Lokasi Jalan Perintis Kemerdekaan 50
Gambar 2.24 Peta Lokasi Jalan Gatot Subroto 50
Gambar 2.25 Batas-Batas Alternatif Lokasi 1 51
Gambar 2.26 Batas-Batas Alternatif Lokasi 2 52
Gambar 2.27 Peta Kota Medan 56
Gambar 2.28 Ekterior Perpustakaan 72
Gambar 2.29 Conference Room 72
(13)
Gambar 2.31 Interior Lobby 73
Gambar 2.32 Discussion Room 73
Gambar 2.33 Internet Room 73
Gambar 2.34 Newspaper Room 73
Gambar 2.35 Children Room 73
Gambar 2.36 Cafetaria 74
Gambar 2.37 Bilik Melayu 74
Gambar 3.38 Tempat Penyimpanan Buku 74
Gambar 2.39 Opac Room 74
Gambar 2.40 Ruang Baca Pemustaka 74
Gambar 2.41 Suasana Seattle Central Library 75
Gambar 2.42 Penzoningan Vertikal 1 76
Gambar 2.43 Eskalator yang Mencolok di Lengkapi dengan Lampu 76
Gambar 2.44 Penzoningan Vertikal 2 77
Gambar 2.45 Interior Seattle Central Library 77
Gambar 2.46 Sistem Bookramp Perpustakaan 78
Gambar 2.47 Skematik Penegasan Struktural 78
Gambar 2.48 View Perspektif University of Seville Library 79
Gambar 2.49 Ekserior Penegasan Struktural 79
Gambar 2.50 Ruang Baca University of Sevile Library 79
Gambar 2.51 Interior University of Seville Library 80
Gambar 2.52 Eksterior Salt Lake City Public Library 81
Gambar 2.53 Interior Salt Lake City Public Library 81
Gambar 2.54 Ruang Baca Salt Lake Public Library 82
Gambar 2.55 Tangga Menuju Auditorium 82
Gambar 2.56 Cafetaria Salt Lake Public Library 82
Gambar 2.57 Eksterior Alexandria Public Library 83
Gambar 2.59 Interior Alexandria Public Library 83
Gambar 3.1 Arsitek Louis Sullivan 95
Gambar 3.2 Arsitek Frank Lloyd Wright 96
Gambar 3.3 Eksterior Komplek Lincoln Center 98
(14)
Gambar 4.1 Peta Lokasi Site 100
Gambar 4.2 Analisa Kondisi Sekitar Site 101
Gambar 4.3 Kondisi Eksisting Lahan 102
Gambar 4.4 Tata Guna Lahan 102
Gambar 4.5 Bangunan Sekita Site 103
Gambar 4.6 Massa Potensial Sekitar Site 104
Gambar 4.7 Ketebalan Bangunan Sekitar Site 104
Gambar 4.8 Peruntukkan Lahan Berdasarkan Fungsinya 105
Gambar 4.9 KDB Jalan Perintis Kmerdekaan 105
Gambar 4.10 Potongan Site Untuk Skyline 106
Gambar 4.11 Potongan A dan B Untuk Skyline 106
Gambar 4.12 Analisa Batas-Batas Site 109
Gambar 4.15 Bangunan disekitar Site 109
Gambar 4.16 Analisa Pencapaian Site 110
Gambar 4.17 Potongan Jalan Perintis Kemerdekaan 111
Gambar 4.18 Potongan Jalan Gaharu 111
Gambar 4.19 Potongan Jalan Timor 111
Gambar 4.20 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki 112
Gambar 4.21 Analisa Pencapaian Internal 113
Gambar 4.22 Penempatan Entrance Berdasarkan Analisa Pencapaian 116
Gambar 4.23 Analisa View Keluar 117
Gambar 4.24 Analisa View kedalam Site 118
Gambar 4.25 Konsep View Vertikal 119
Gambar 4.26 Vegetasi Sekitar Site 119
Gambar 4.27 Analisa Kebisingan 120
Gambar 4.28 Analisa Angin 121
Gambar 4.29 Standart Rak Buku Untuk Perpustakaan 124
Gambar 4.30 Jarak Minimal Rak Buku tergantung Koleksi Buku 124
Gambar 4.31 Standart-standart Ruang Katalog Mikrofilm 124
Gambar 4.32 Standart-standart Peletakan Meja Perpustakaan 125
Gambar 4.33 Peletakan Meja Perpustakaan 125
(15)
Gambra 5.2 Konsep Penzoningan Massa Bangunan 144
Gambar 5.3 Konsep Penzoningan Pada Perpustakaan 145
Gambar 5.4 Konsep Sirkulasi Entrance dan Pencapaian 146
Gambar 5.5 Konsep Parkir 147
Gambar 5.6 Konsep Vegetasi dan Landscape 148
Gambar 5.7 Pemakaian Brasoleil Pada Salah Satu Bangunan di Brazil 150
Gambar 5.8 Salah satu gaya brise soleil di perkantoran di Balma 151
Gambar 5.9 Honolulu, HI IBM Building yang juga memanfaatkan brise-soleil 151
Gambar 5.10 Penzoningan Lt. 1 151
Gambar 5.11 Penzoningan Lt. 2 152
Gambar 5.12 Penzoningan Lt. 3 152
Gambar 5.13 Penzoningan Lt. 4 153
Gambar 5.14 Detail Potongan Double Glazed Panel 154
Gambar 5.15 Macam-macam Bahan Struktur Lantai 155
Gambar 5.16 Detail Pondasi Tiang Pancang 155
Gambar 6.1 Siteplan 157
Gambar 6.2 Groundplan 158
Gambar 6.3 Denah Lantai 1 159
Gambar 6.4 Denah Lantai 2 160
Gambar 6.5 Denah Lantai 3 161
Gambar 6.6 Denah Lantai 4 162
Gambar 6.7 Denah Lantai Atap 163
Gambar 6.8 Tampak Utara dan Selatan 164
Gambar 6.9 Tampak Timur dan Barat 165
Gambar 6.10 Tampak Site 166
Gambar 6.11 Tampak Site 167
Gambar 6.12 Potongan A-A 168
Gambar 6.13 Potongan B-B 169
Gambar 6.14 Potongan C-C 170
Gambar 6.15 Rencana Pondasi 171
Gambar 6.16 Rencana Pembalokan Lantai 1 172
(16)
Gambar 6.18 Rencana Pembalokan Lantai Atap 174
Gambar 6.19 Detail-detail 175
Gambar 6.20 Detail-detail 176
Gambar 6.21 Detail-detail 177
Gambar 6.22 Detail-detail 178
Gambar 6.23 Detail-detail 179
Gambar 6.24 Detail-detail 180
Gambar 6.25 Rencana AC 181
Gambar 6.26 Rencana Elektrikal 182
Gambar 6.27 Rencana Telepon 183
Gambar 6.28 Rencana Kebakaran 184
Gambar 6.29 Rencana CCTV 185
Gambar 6.30 Rencana Utilitas 186
Gambar 6.31 Eksterior Bangunan 187
Gambar 6.32 Interior Bangunan 188
Gambar 6.33 Interior Bangunan 189
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Standar Jumlah Buku Pada Perpustakaan Umum 45
Tabel 2.2 Standart Jumlah Tempat Duduk pada Perpustakaan Umum 45 Tabel 2.3 Pembagian Wilayah Pengebangan dan Pembangunan (WPP) 47
Tabel 2.4 Kriteria Lahan Untuk Menentukan Lokasi 48
Tabel 2.5 Jumlah Penyebaran Bersekolah dan Jumlah Pelajar pada WPP 49 Tabel 2.6 Tabel Perbandingan Alternatif Lokasi 54 Tabel 2.7 Penilaian Alternatif Lokasi 55
Tabel 2.8 Kebutuhan Ruang 67
Tabel 2.9 Kesimpulan Studi Banding 86 Tabel 4.1 Analisa Pencapaian Site 110
Tabel 4.2 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki 112
Tabel 4.3 Analisa Pencapaian Internal 113
(17)
Tabel 4.5 Analisa Pencapaian Internal 115
Tabel 4.6 Penempatan Entrance Berdasarkan Analisa Pencapaian 116
Tabel 4.7 Analisa View Keluar 118
Tabel 4.8 Analisa Vegetasi dan Matahari 120
Tbale 4.9 Analisa Kebisingan 122
Tabel 4.10 Tanggapan Analisa Kebisingan 122
Tabel 4.11 Analisa Angin 123
Tabel 4.12 Jumlah Penduduk Kota Medan 126
Tabel 4.13 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Kota Medan 127
Tabel 4.14 Besaran Ruang 131
Tabel 4.15 Struktur Bawah Tanah 134
Tabel 4.16 Bahan Struktur 135
Tabel 4.17 Perbandingan Bentuk Dasar 136
Tabel 4.18 Jenis Lampu dan Besarannya 140
Tabel 5.1 Warna Penzoningan Tapak 143
Tabel 5.2 Warna Penzoningan Pada Bangunan 153
Tabel 5.3 Konsep Utilitas 156
DAFTAR DIAGRAM Diagram 1.1 Diagram Kerangka Berfikir 8 Diagram 2.1 Alur Kegiatan Pengunjung Secara Umum 61 Diagram 2.2 Alur kegiatan Pengelola 61 Diagram 2.3 Skematis Kedekatan Antar Ruang 62 Diagram 2.4 Struktur Organisasi Pengelola Perpustakaan Umum 63
Diagram 2.5 Proses Pelayanan Arus Sirkulasi Buku 63 Diagram 2.6 Proses Alur Koleksi Buku Baru 63 Diagram 2.7 Proses Alur Kolesi Buku Lama 64
(18)
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Saat ini, informasi menjadi kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat modern. Informasi bisa didapatkan dari berbagai macam bahan atau sumber, salah satunya adalah buku dan media cetak lainnya semisal surat kabar, tabloid, dan lain-lain. Buku pun memegang peranan sebagai faktor penunjang terpenting demi tercapainya kemajuan kota dan masyarakatnya. Ironisnya, kebudayaan membaca tersebut belum merupakan kebiasaan bagi masyarakat kota Medan. Salah satu faktor yang melatarbelakanginya adalah perpustakaan yang tidak memfasilitasi dan kurang memadai.
Ketersediaan sarana dan prasarana, yang mendukung dan menunjang minat baca masyarakat, yang memadai diyakini dapat meningkatkan minat baca masyarakat. Sebagai contoh adalah ketersediaan perpustakaan yang layak dan nyaman di sebuah kota akan menarik datangnya pembaca ke perpustakaan tersebut. Perpustakaan biasanya akan menjadi sentral ilmu pengetahuan yang perlu dikembangkan dari masa ke masa. Selama ini perpustakaan masih lebih berorientasi di sekolah - sekolah dan perguruan tinggi, dan jarang digunakan sebagai perpustakaan publik. Seharusnya perpustakaan harus menyebar dalam lingkungan masyarakat dan harus dekat dengan masyarakat. Lebih jauh lagi harus menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat dalam peningkatan kualitas kehidupannya.
Medan yang merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan memiliki jumlah penduduk sebanyak ± 2.121.053, namun di kota Medan kurang tersedia fasilitas perpustakaan yang berbasis masyarakat dan diminati seluruh masyarakat kota.
Sesuai dengan visi dan misi Gubsu dan Wagubsu yaitu agar rakyat semakin takwa kepada Tuhan yang Maha Esa, rakyat tidak bodoh dan rakyat memiliki masa depan, maka Perpustakaan Daerah Sumatera Utara memberi fasilitas – fasilitas guna menunjang hal tersebut. Namun, fasilitas yang diberikan memberi dampak buruk pada pengembangan bangunan, sehingga bangunan terlihat sembrawut dan kurang teratur. Walaupun sudah memberi inovasi namun perpustakaan daerah yang ada di kota
(19)
Medan ini pun belum menjadikan masyarakatnya tertarik akan dunia baca, terbukti dari penggunaan perpustakaan ini hanya digunakan oleh pelajar, mahasiswa, instansi pendidikan dan pemerintahan.
Kegiatan memajukan pendidikan di Indonesia telah dilakukan antara lain melalui peningkatan pendidikan yang diwujudkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pasal 1 menyebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. `
Masyarakat belum berpendapat bahwa perpustakaan merupakan gudangnya ilmu pengetahuan. Mungkin dikarenakan perpustakaan itu terkesan terlalu formal, buku-buku di dalamnya hanya berisi tentang buku-buku pelajaran sekolah, buku-buku lama, buku-buku sejarah yang sangat tidak diminati masyarakat khususnya kalangan anak-anak, remaja dan mahasiswa. Anak-anak, mahasiswa dan masyarakat umum lebih senang membaca di toko buku yang maju, bersih dan mudah diakses transpotasi misalnya toko buku Gramedia walaupun harus membeli buku tetapi masih sangat diminati kalangan masyarakat. Dengan latar belakang inilah muncul gagasan untuk mengembangkan Perpustakaan daerah kota Medan dengan berbagai fasilitas dan pelayanan yang lebih baik seperti perpustakaan modern yang ada di dunia.Perpustakaan yang bukan hanya sebagai tempat untuk menyimpan,meminjam dan membaca buku.Tetapi juga sebagai tempat untuk tempat pertemuan dan berbagai aktifitas lain yang diharapkan akan menumbuhkan minat dan keinginan masyarakat Kota Medan untuk mengunjungi perpustakaan dan membantu terciptanya pendidikan sepanjang hayat.
(20)
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilaksanakannya proyek ini adalah :
Mengembangkan bangunan sebelumnya, baik dari segi penataan ruang, display buku, tampak bangunan, dan luas bangunan.
Menyediakan suatu tempat yang edukatif dan rekreatif sebagai sarana baca. Menciptakan masyarakat yang terdidik dan terbiasa membaca, berbudaya
tinggi serta mendorong terciptanya pendidikan sepanjang hayat. Menyediakan wadah pusat informasi bagi seluruh kalangan.
I.3 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam perencanaan pengembangan perpustakaan daerah kota medan ini adalah :
Bagaimana menciptakan sebuah rancangan lingkungan dan bangunan yang sesuai dengan judul yang diangkat dan maksud tujuan yang hendak dicapai demi menunjang keberadaan fungsi bangunan sesuai dengan kasus proyek. Bagaimana memahami maksud dari sarana baca yang edukatif dan rekreatif
yang diangkat dan mewujudkannya dalam perancangan bangunan dan lingkungannya.
Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah (easy accessibility).
Bagaimana menentukan kebutuhan akan program ruang untuk diwujudkan kedalam sebuah proses perancangan.
I.4 Pendekatan
Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam pengembangan konsep dan perencanaan selama proses perancangan berlangsung adalah :
Studi pustaka dan studi banding terkait dengan proyek dan tema sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan dengan melihat keadaan yang sudah ada, sumber dapat berupa buku, majalah, internet,dan sebagainya.
(21)
Studi lokasi, data dan wawancara dengan instansi terkait dan masyarakat, untuk lebih memahami tentang karakteristik, potensi, lokasi, permasalahan dan hal lain yang bermanfaat bagi proyek penyusunan tugas akhir ini.
I.5 Lingkupan dan Bahasan
Masalah mengembangkan bangunan perpustakaan lama dari yang baru : 1. Mengembangan bangunan perpustakaan yang edukatif dan rekreatif. 2. Pengorganisasian ruang berdasarkan kegiatan, fungsi, dan pemakai.
3.
Mengembangan sarana lain yang mendukung kegiatan dalam perpustakaan. 4. Mempertahankan sistem struktur yang lama dan merancang sistem strukturyang dapat menahan beban sekaligus menghasilkan bentukan desain yang bagus.
(22)
Latar Belakang
Belum tersedianya fasilitas yang memadai di perpustakaan itu sendiri, dan bangunan yang belum bisa mengakomodasi kebutuhan koleksi dan pengunjung yang lebih besar
Menciptakan suatu perpustakaan yang lebih representatif terhadap kemajuan zaman serta mengikuti perkembangan masyarakat
Maksud dan Tujuan
Merancang ruang dan bangunan yang berbeda dan lebih baik dari bangunan sebelumnya, baik dari segi penataan ruang, display buku, tampak bangunan, dan luas bangunan. Menyediakan suatu tempat yang edukatif dan rekreatif sebagai sarana baca.
Menciptakan masyarakat yang terdidik dan terbiasa membaca,berbudaya tinggi serta mendorong terciptanya pendidikan sepanjang hayat.
Menyediakan wadah pusat informasi bagi seluruh kalangan.
Menciptakan masyarakat yang terdidik dan terbiasa membaca,berbudaya tinggi serta
Perumusan Masalah
Bagaimana menciptakan sebuah rancangan lingkungan dan bangunan yang sesuai dengan judul yang diangkat dan maksud tujuan yang hendak dicapai demi menunjang keberadaan fungsi bangunan sesuai dengan kasus proyek.
Bagaimana memahami maksud dari sarana baca yang edukatif dan rekreatif yang diangkat dan mewujudkannya dalam perancangan bangunan dan lingkungannya.
Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah (easy accessibility). Bagaimana menentukan kebutuhan akan program ruang untuk diwujudkan kedalam
sebuah proses perancangan.
I.7. Kerangka Berpikir
(23)
I.8. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan ini meliputi:
Bab I. Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang pemilihan kasus proyek, maksud dan tujuan dari kasus serta permasalahan yang dihadapi dalam perancangan.
Bab II. Deskripsi Proyek
Pembahasan pada bab ini dititik beratkan pada pengenalan dan pendalaman tentang kasus proyek yang mengacu pada kebutuhan ruang berdasarkan studi kasus proyek sejenis serta pengenalan fungsi proyek yang direncanakan.
Pengumpulan Data Literatur :
Studi banding
Data penduduk kota medan Survey :
Peta lokasi Data eksisting Data lokasi
Analisa
Diagram 1 Diagram kerangka befikir
Konsep
(24)
Bab III. Elaborasi tema
Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.
Bab IV. Analisa
Berisi analisa kondisi tapak dan lingkungan, kondisi eksisiting, analisa kegiatan, organisasi ruang, kebutuhan ruang, analisa struktur, analisa material, analisa konstruksi, dan analisa utilitas.
Bab V. Konsep Perancangan
Membahas konsep dasar penerapan tema pada desain, konsep perancangan tapak, konsep dasar fisik ruang, penzoningan ruang, konsep dasar fisik bangunan, konsep sisitem teknologi struktur dan konstruksi bangunan, dan konsep sistem utilitas yang akan dipakai.
Bab VI. Perancangan Arsitektur
Merupakan hasil gambar rancangan arsitektur dan maket.
Daftar Pustaka
Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek.
(25)
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
II.1 Terminologi Judul
Judul proyek ini adalah PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA MEDAN. Berikut merupakan penjelasan dari judul tersebut.
Pengertian Pengembangan
Pengembangan artinya penambahan / tumbuh dari cara, perbuatan mengembangkan secara bertahap dan teratur yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki.1
Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan adalah 1. Kumpulan buku – buku bacaan,2. Bibiliotek,3. Buku – buku kesustraan. 2
Perpustakaan adalah suatu bangunan yang berisi informasi atau buku-buku koleksi yang tersusun rapi dan sisusun sedemikian rupa sehingga mudah dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu dipergunakan untuk membaca yang biasanya berisi ilmu pengetahuan,rekreasi,hiburan dan ibadah. 3
Pengertian Daerah
Suatu batasan kawasan. 4 Pengertian Kota
daerah yg merupakan pusat kegiatan pemerintahan, ekonomi, kebudayaan. 5 Medan
adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara,Indonesia.6 1
Kamus Besar Bahasa Indonesiahttp://kbbi.web.id/.
2
Kamus Besar Bahasa Indonesiahttp://kbbi.web.id/.
3
Kamus Besar Bahasa Indonesiahttp://kbbi.web.id/.
4
http://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan .
5
(26)
6
Kamus Besar Bahasa Indonesiahttp://kbbi.web.id/.
Berdasarkan dari pengertian diatas maka Pengembangan Perpustakaan Daerah Kota Medan adalah : melakukan penambahan dengan tujuan mengembangkan bangunan Perpustakaan Daerah Kota Medan yang sudah tersedia agar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai, dimana salah satunya adalah meningkatnya minat baca masyarakat Kota Medan.
II.1.1 Fungsi Perpustakaan
Fungsi perpustakaan di masyarakat yaitu : Sebagai sarana simpan karya manusia
Dalam kaitannya dengan fungsi simpan, perpustakaan bertugas menyimpan khazanah budaya hasil masyarakat. Salah satu jenis perpustakaan yang benar – benar berfungsi sebagai sarana simpan ialah perpustakaan nasional.
Fungsi informasi
Informasi yang diminta dapat berupa informasi mengenai tugas sehari – hari, pelajaran maupun informasi lainnya.
Fungsi rekreasi
Masyarakat dapat menikmati rekreasi cultural dengan cara membaca dan bacaan ini disediakan oleh perpustakaan. Fungsi rekreasi ini tampak nyata pada perpustakaan umum yaitu perpustakaan yang dikelola dengan dana umum serta terbuka untuk umum.
Fungsi pendidikan
Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan informal, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar diluar bangku sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah. Dalam hal ini yang berkaitan dengan pendidikan nonformal ialah perpustakaan umum, sedangkan yang berkaitan dengan pendidikan informal adalah perpustakaan sekolah dan perguruan tinggi.
(27)
Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat. Pendidikan ini dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan pameran, ceramah, pertunjukan kesenian, pemutaran film bahkan bercerita untuk anak – anak.
II.1.2 Klasifikasi Perpustakaan
Jenis perpustakaan yang ada saat ini adalah sebagai berikut : Perpustakaan Internasional
Adalah perpustakaan yang didirikan oleh 2 negara atau lebih atau perpustakaan yang merupakan bagian sebuah organisasi internasional.
Perpustakaan Nasional
Adalah perpustakaan yang menyimpan semua bahan pustaka yang tercetak dan terekam yang diterbitkan di suatu Negara.
Perpustakaan umum dan perpustakaan keliling
Adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum. Ciri – cirinya :
Terbuka untuk umum Dibiayai oleh dana umum
Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma – Cuma.
Yang termasuk perpustakaan umum adalah perpustakaan wilayah, perpustakaan propinsi, perpustakaan umum kotamadya, kabupaten, kecamatan desa, dan perpustakaan keliling.
Badan Perpustakaan daerah
Adalah yang berkedudukan ditiap provinsi di Indonesia yang mengelola perpustakaan. Perpustakaan daerah ini telah berganti nama menjadi perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Perubahan tersebut sesuai dengan Undang – Undang No 22 tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah yang sudah disempurnakan dengan UU No 32 tahun 2003.
(28)
Adalah perpustakaan yang dimiliki dan dikelola oleh lembaga – lembaga keagamaan. Perpustakaan ini dapat berupa perpustakaan masjid, perpustakaan gereja, hindu, budha dan lembaga keagamaan lain.
Perpustakaan Kantor Perwakilan Negara – Negara Asing
Adalah perpustakaan yang dikelola oleh lembaga atau kantor perwakilan Negara – Negara asing. Dapat ditemukan pada kedutaan besar Negara – Negara sahabat atau lembaga – lembaga tertentu. Contoh : British Council, perpustakaan lembaga kebudayaan Amerika, dan lain – lain.
Perpustakaan swasta ( pribadi )
Artinya perpustakaan yang dikelola pihak swasta atau pribadi dengan tujuan melayani keperluan bahan pustaka bagi kelompok, keluarga, atau individu tertentu yang dibiayai oleh swasta dan hanya melayani keperluan kelompok terbatas pula. Perpustakaan khusus
Perpustakaan khusus dapat merupakan perpustakaan sebuah departemen, lembaga Negara, lembaga penelitian, organisasi massa, militer, industry maupun perusahaan swasta.
Perpustakaan Digital
Adalah perpustakaan yang menggunakan teknologi sebagai pemberi informasi. Perpustakaan ini tidak berdiri sendiri namun merupakan pengembangan dalam sisitem pengelolaan dan layanan perpustakaan.
Perpustakaan sekolah
Adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.
Perpustakaan perguruan tinggi
Ialah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafilasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya.
(29)
II.1.2 Jenis Bahan Informasi
Bahan-bahan yang informasi yang diterima perpustakaan dapat terdiri dari bahan buku dan bahan nonbuku.
Buku Teks
Buku teks adalah lembaran tercetak berisi ilmu pengetahuan atau bidang tertentu dan biasanya digunakan sebagai bahan pelajaran, penataran, kuliah , dan dapat dipelajari secara mandiri.
Buku Rujukan
Buku ini disusun untuk memberi informasi tentang kata, subjek / pokok masalah, nama orang, nama tempat, peristiwa, pustaka, angka, waktu, ukuran, dan lainnya. Adapun jenis –jenis buku rujukan adalah : Kamus, ensiklopedi, buku pegangan, direktori, buku tahunan, sumber-sumber biografi, bibliografi, indeks, abstrak, almanak, sumber-sumber geografi, dan pemerintah.
Kamus
Buku acuan yang memuat kata dan ungkapan. Ensiklopedi
Ensiklopedi berarti pelajaran atau petunjuk dalam lingkungan seni dan ilmu pengetahuan.
Buku Pegangan
Buku Pegangan meliputi :
- Handbook, pada umumnya berisi uraian ringkasan dalam suatu bidang yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu.
- Manual, hampir seperti Handbook. Manual memberi instruksi atau perintah tentang mengerjakan, mengidentifikasi, dan menulis sesuatu
- Guidebook, petunjuk bagi para wisatawan. Direktori
Berisi daftar nama-nama orang, lembaga, organisasi, maupun perkumpulan yang disusun sistematis.
(30)
Berisi kejadian-kejadian penting atau perkembangan-perkembangan baru dalam jangka waktu satu tahun yang mencakup bidang sosial, organisasi profesi, perdagangan, pendidikan, dan ilmu pengetahuan.
- Sumber Bibliografi - Bibliografi
Diartikan sebagai kajian buku (discussion of books) - Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang disusun alfabetis yang ditempatkan dibagian akhir suatu buku, berupa nama orang, subjek, dll.
- Abstrak
Ringkasan karya ilmiah atau karya akademik yang dapat disertai data bibliografi.
- Almanak
Catatan peristiwa dalam berbagai bidang dalam waktu tertentu. - Sumber-sumber Geografi
Memberikan keterangan tentang kota, gunung, danau, sungai, dan sumber-sumber alam.
Karya Tulis Ilmiah
Yakni tulisan yang menyajikan pengetahuan ilmiah ditujukan kepada ahli atau masyarakat tertentu dengan metode dan penyajian yang ilmiah.
Makalah
Yakni tulisan yang disampaikan pada pertemuan ilmiah, seperti seminar, lokakarya, workshop, semiloka, diskusi panel, dll.
Karya akademik
Karya ini disiapkan untuk memenuhi tugas dan/ atau syarat akademik, seperti tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, dll.
Literatur Abu-abu
Yakni jenis bahan pustaka yang jarang didapatkan secara bebas, kecuali apabila perpustakaan memiliki hubungan khusus dengan produsen bahan informasi tersebut
Karya Fiksi
(31)
Terbitan Berkala
Yakni Publikasi yang direncanakan terbit terus-menerus tanpa dibatasi waktu, berisi informasi menarik yang ditulis beberapa orang.
Mikrofis
Berupa film yang berukuran kecil/ mikro, tembus cahaya, dan berisi informasi dalam bentuk tulisan, gambar, maupun grafis yang diatur pada selembar film secara berbanjar horizontal maupun vertikal.
Film Mikro
Film mikro adalah film yang sangat kecil, digunakan untuk menyimpan, memuncukan kembali, atau mempublikasikan duplikat dokumen, cetakan, gambar, dan foto.
Piringan Hitam
Piringan hitam dibuat dari bahan ebonite berwarna hitam dan berbentuk bulat pipih. Pada kedua permukaan terdapat lekukan halus berbentuk spiral yang menyebabkan jarum piringan hitam yang melaluinya bergetar dan mengeluarkan suara.
Kaset
Kotak untuk melindungi bahan perekam gambar yang sekaligus berfungsi sebagai pengulung bahan tersebut.
Cakram Tetal
Wadah penyimpan informasi berbentuk lempeng kecil berdiameter 5 inchi yang dimanfaatkan dengan sinar laser, menyimpan data digital, baik berupa naskah, suara, gambar, atau kombinasi ketiganya. Cakram ini berkapasitas simpan sangat tinggi. Contohnya adalah CD/ROM.
(32)
II.2 Tinjauan Teoritis
II.2.1 Sejarah berdirinya Perpustakaan Daerah Sumatera Utara
Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No. 4762/S/1956, berdirilah Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 1 Agustus 1956 dengan nama Perpustakaan Negara Provinsi Sumatera Utara.walaupun perpustakaan ini didirikan pada tahun 1956, namun peresmiannya dilaksanakan tahun 1957.
Pada tanggal 23 juni 1978 Perpustakaan Negara berubah menjadi Perpustakaan Wilayah Sumatera Utara berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0199/1978. Setahun kemudian menteri pendidikan dan kebudayaan menerbitkan surat keputusan no. 095/0/1979 yang menyatakan bahwa perpustakaan wilayah sumatera utara termasuk tipe B ( kriteria perpustakaan dilihat dari koleksinya ), yang mana perpustakaan ini memiliki koleksi kurang dari 20.000 judul.
Perkembangan selanjutnya, berdasarkan keputusan keppres No. 11 tahun 1989 tertanggal 6 Maret 1989, Perpustakaan ini berubah menjadi Perpustakaan Daerah Sumatera Utara. Perpustakaan Daerah Sumatera Utara merupakan suatu organisasi dilingkungan Perpustakaan Nasional RI yang berada di ibukota Provinsi Sumatera Utara. Tugas dan fungsinya diatur oleh Perpustakaan Nasional RI melalui keputusan Kepala Perpustakaan Nasional No. 001/RG/1990 tertanggal 21 September 1990.
Pada tanggal 29 Desember 1997, dikelurkannya Keppres No. 50 tahun 1997 tentang Perpustakaan Nasional RI, yang menyatakan bahwa Perpustakaan Daerah Sumatera Utara berubah nama menjadi Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara. Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara termasuk Tipe A dengan eselon IIa melalui keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI No. 44 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja Perpustakaan Nasional RI tertanggal 23 juli 1998.
Setelah Perpustakaan ini menjadi perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara, Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara berubah nama menjadi Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Peraturan Daerah No. 4 tahun 2000.
Tugas yang diemban oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi sumatera Utara adalah pengembangan, pembinaan dan pendayagunaan semua jenis
(33)
perpustakaan di instansi atau lembaga pemerintahan maupun swasata dalam rangka pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya serta pelayanan informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur Provinsi Sumatera Utara, melaksanakan pengelolaan dan penataan arsip di lingkungan Pemerintahan Provinsi sumatera Utara dengan melakukan pembinaan pada unit – unit kearsipan yang ada di provinsi Sumatera Utara.
Tugas pokok dan fungsi dari Perpustakaan Daerah Sumatera Utara adalah : Tugas pokok
1. Perpustakaan Daerah Sumatera Utara adalah penunjang pemerintah Provinsi, dipimpin seorang kepala yang berkedudukan dan bertangguna jawab kepada kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.
2. Mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam pengelolaan, pembinaan, perpustakaan dan kearsipan.
Fungsi
1. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dalam pengelolaan perpustakaan dan kearsipan.
2. Menyelenggarakan pengelolaan perpustakaan arsip in aktif, arsip in statis, dan pembinaan kearsipan.
3. Melaksanakan tugas lain yang terkait dengan perpustakaan dan arsip sesuai dengan ketetapan kepala daerah.
Tujuan dan fungsi dan peran serta visi dan misi Perpustakaan Daerah Sumatera Utara adalah :
Tujuan Perpustakaan
1. Pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat
2. Sumber informasi yang menyajikan berbagai jenis buku pustaka
3. Sumber kebudayaan dan juga sember referensi bagi seluruh lapisan masyarakat.
Fungsi dan peran perpustakaan
1. Melaksnakan pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan bahan pustaka. 2. Melaksanakan jasa perpustakaan, perawatan, pelestarian bahan pustaka. 3. Melaksanakan penyusunan dan penerbitan bibiliografi daerah dan catalog induk
(34)
4. Melaksanakan penyusunan bahan rujukan berupa indeks, bibiliografi, subjek, abstrak dan direkton.
5. Melaksanakan urusan ketatausahaan. Visi dan misi
1. visi
Menjadi pusat informasi literature dan sarana belajar sepanjang hayat dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui layanan prima. 2. Misi
Layanan prima jasa perpustakaan, dokumentasi dan informasi serta kearsipan guna pengembangan kualitas sumber daya manusia. Pembinaan semua jenis perpustakaan dan kearsipan pada instansi pemerintah swasta. Pelestarian karya cetak dan karya rekam serta arsip sebagai hasil karya budaya bangsa.
II.2.2 Struktur Organisasi
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :
Skema 2.1 Struktur Organisasi Perpustakaan Daerah Sumatera
Sub Bid Otomasi & Multimedia
KEPAL
SEKRETARIS
SubBag Umum
SubBag Org & Hukum SubBag Keuangan Bidang arsip Sub Bid Pembukuan Sub Bid Arsip In Statis Sub Bid Arsip In Aktif
B
id pengembangan & pengolahanSub Bid Pengolahan Bahan Sub Bidang Deposit Bid pelayanan Perpustakaan Sub Bid pelayanan perpustakaan Bid Pembukuan Perpustakaan
Sub Bid Sumber Daya Manusia
Sub Bid Kelembagaan
(35)
ll.2.3 Bidang – Bidang kerja
Jika dilihat dari struktur organisasinya, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumatera utara mempunyai perbedaan dengan struktur organisasi sebelum ketika namanya masih Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara. Pada struktur yang baru Badan perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara dikepalai seorang Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip dibantu oleh beberapa kepala yakni :
Bidang arsip daerah Bidang pengembangan Bidang layanan
Bidang pembinaan Sekretariat
Kelompok fungsional pustakawan
Untuk bagian sekretariat dipimpin oleh kepala bagian sekretariat membawahi : Sub bagian umum
Sub bagian keuangan Sub bagian organisai
Tugas pada bagian sekretariat adalah yang berkaitan dengan urusan surat menyurat, administrasi, kepegawaian urusan rumah tangga perkantoran dan urusan bagian keuangan.
Untuk dibidang arsip daerah dipimpin oleh seorang kepala bidang yang membawahi tiga sub bidang yakni :
Sub bidang pengolahan arsip in aktif Sub bidang pengolahan arsip in statis Sub bidang pembinaan kearsipan
Bidang kearsipan ini merupakan peleburan dari kantor Arsip Daerah Sumatera Utara. Adapun tugas dari bidang kearsipan ini mengurus berbagai hal yang berkaitan dengan masalh kearsipan. Bidang pengembangan dan pengolahan membawahi 2 sub bidang yakni :
Sub bidang deposit
(36)
Tugas di bagian ini adalah untuk melakukan pemasyarakatan Undang – Undang No. 4 Tahun 1990 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam serta melakukan pengadaan dan pengolahan Bahan Pustaka. Bidang pelayanan perpustakaan membawahi 2 sub bidang yakni :
Sub bidang layanan
Sub bidang otomasi dan multimedia.
Tugas dibagian pelayanan ini adalah melaksanakan layanan informasi, melakukan kerja sama dan otomasi, bibiliografi, serta melakukan kegiatan promosi perpustakaan seperti pameran, perlombaan, serta memuat literatur sekunder. Bidang pembinaan perpustakaan membawahi 2 sub bidang yakni :
Sub bidang sumber daya manusia Sub bidang kelembagaan.
ll.2.4 DESKRIPSI KONDISI EKSISTING
Kasus Proyek : Pengembangan Perpustakaan Daerah Kota Medan Status proyek : Fiktif
Lokasi : Jl Bridgen Katamso No 45, Medan Luas lahan : 6.144,5358
Kontur : Datar
KDB : 80%
Batas – batas site :
Utara : Jl. Mesjid Raya, perumahan dan pertokoan Selatan : perusahaan, perumahan dan pertokoan
Barat : Istana Maimun, Jl Bridgen Katamso Timur : Jl. Mahkamah dan pertokoan Pemilik : Pemerintah Kota Medan
Potensi lahan : - Berada pada sekitaran daerah tujuan wisata,
- Merupakan site perpustakaan daerah dan akan dikembangkan
(37)
Gambar 2.1 Eksisiting
site
Selain Mesjid Raya, perumahan penduduk sekaligus tempat usaha ini ada di bagian timur site
Sebelah utara site berbatasan dengan jl. Mesjid raya dan ruko
Perumahan dan pertokoan ada disebelah selatan site
Adanya jalan setapak bekas rel kereta api dan rumah penduduk yang berjejer sepanjang jalur ini.
Jl Bridgen Katamso ISTANA MAIMUN.
Berada tepat di depan site, atau sebelah barat site
Lokasi proyek, PERPUSTAKAAN DAERAH SUMATERA UTARA
(38)
ll.2.5 EKSISITING BANGUNAN
Denah lantai 1
Denah lantai 2
(39)
Tampak Depan Perpustakaan Daerah
Tampak Belakang Perpustakaan Daerah
(40)
Potongan
Gambar 2.2 ground plan, denah, tampak, dan potongan dari bangunan eksisiting
Bangunan ini telah sering di renovasi dengan penambahan – penambahan ruang yang pada dasarnya tidak diperhitungkan. Penambahan ruang ini timbul karena beberapa faktor, seperti :Kurangnya kebutuhan ruang akan fasilitas – fasilitas baru dalam perpustakaan
Perpustakaan daerah sumatera utara ini di tuntut untuk memberi inovasi – inovasi baru pada fasilitasnya, sehingga masih dibutuhkannya rencana pengembangan bangunan yang lebih luas dan lebih besar. Dengan perbaikan bangunan yang lebih luas maka diharapkan perpustakaan ini dapat mengakomodasi pengunjung yang lebih besar juga dan dapat menampung jumlah koleksi yang akan terus bertambah.
Penambahan ruang yang tidak teratur adalah salah satu alasan mengapa perpustakaan ini dikembangkan. Masih ada ruang yang memang sangat dibutuhkan namun tidak ada diperpustakaan ini ( contoh : R. fotocopy ) Perpustakaan saat ini sedang melakukan pengembangan akan fasilitas bangunan, maka perlu di akomodasi dengan ruang yang cukup untuk menampungnya, dan dibutuhkan penambahan fasilitas – fasilitas baru yang dapat mendukung dan menjadikan perpustakaan ini sarana baca yang menarik.
(41)
ll.2.6 FASILITAS YANG ADA SEKARANG
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara menyediakan ruang layanan:`
- R. layanan umum
- R. layanan referensi, Koran dan majalah - R. layanan anak/ r. baca
- R. layanan remaja - R. layanan deposit - Layanan keanggotaan
- Layanan konsultasi dan magang - R. baca publik
Sedangkan fasilitas yang ditambah dengan asumsi bahwa penambahan fasilitas ini akan menunjang aktifitas baca dan menunjang penambahan inovasi – inovasi baru yang lebih maju dan mengikuti perkembangan zaman pada perpustakaan.
ll.2.6.1 Gazebo dan fasilitas wifi
Gazebo yang ditempatkan pada area taman ini
merupakan
sebuah
potensi
yang
harus
dikembangkan. Yang menjadi masalah saat ini
adalah gazebo ini jarang dipakai oleh masyarakat,
karena berada pada daerah yang memiliki tingkat
kebisingan tinggi dan kurangnya kenyamanan dari
sinar matahari.
(42)
ll.2.6.2 Area bermain anak
ll.2.6.3 Posyandu anak, kantin dan mushola
ll.2.6.4 Ruang Baca Dewasa A
Area bermain anak yang berada pada bagian
sebelah kiri bangunan. area ini pada dasarnya
tidak dikonsep, namun seiring penambahan
fasilitas, maka dibuatlah area ini. masalahnya
adalah : area ini ditempatkan pada area yang
dekat dengan parkir, sehingga tidak aman bagi
anak dan juga jauh dari posyandu anak yang
berada pada area belakang bangunan. hal ini
sangat menggangu, mengingat psikologi anak
yang masih dalam tahap yang bergerak lebih
banyak.
Posyandu anak dan kantin serta mushola ditempatkan pada bagian belakang
bangunan. hal ini membuat perpustakaan anak seolah terpisah dari bagian
perpustakaan.
Gambar 2.5 Gambar suasana perpustakaan anak Gambar 2.4 Area Bermain anak
(43)
ll.2.6.5 Ruang Internet
Area duduk yang cukup banyak merupakan suatu potensi, namun
kurangnya pelayanan dalam hal koleksi menjadikan perpustakaan ini tergolong
sepi. Penataan rak yang tidak teratur dan sirkulasi yang sempit, sirkulasinya juga
sering digunakan sebagai tempat penyimpanan bangku.
Jarak antara satu rak dengtan rak lainnya hanya ± 60 cm, sehingga menyulitkan
pencarian buku dan hanya bisa dilalui oleh 1 orang saja.
Penataan buku yang tidak teratur dan kurangnya penataan buku.
Ruang internet ini terkesan gelap dan pengap, karena memang pencahayaan
tidak dimaksimalkan.
Gambar 2.6 Ruang baca dewasa
(44)
ll.2.6.6 Ruang Baca Dewasa B
ll.2.6.7 Loker, area duduk dan bag. Informasi
Ruang baca dewasa ini adalah salah satu ruang yang memiliki penataan ruang yang lumayan baik, baik dari segi penataan rak dan penataan meja. Namun ruangan ini jarang juga dikunjungi karena kurangnya fasilitas koleksi buku.
area informasi yang tersembunyi menyebabkab bagian ini tidak banyak
diketahui orang karena berada pada bagian yang tersembunyi.
Loker masih kurang memadai dari segi jumlah, saat ini jumlah lokernya adalah
160, dan pengunjung memasukkan sendiri barang kedalam loker. Namun hal
ini kurang aman karena tidak adanya pengawasan. Dengan asumsi penambahan
pengunjung nantinya, loker ini masih kurang dan membutuhkan luasan yang
lebih besar lagi.
Gambar 2.8 Ruang Baca Dewasa B
(45)
ll.2.6.8 Koridor dan area pameran
ll.2.6.9 Lobby
ll.2.6.10 Bag. administrasi dan pendaftaran
Koridor ini digunakan juga sebagai area pameran
pakaian adat dari berbagai suku di sumatera utara.
Namun jika difungsikan sebagai area pameran dan
galeri juga, maka area ini tergolong sempit.
Pameran dari pakaian adat tersebut dapat di
jadikan potensi untuk merancang ruangan galeri
yang lebih luas dan dapat menampung berbagai
bahan pameran.
Bagian ini berada pada area lobby, sehingga bagian
ini dapat langsung diketahui pengunjung.
Jika dilihat dari kapasitas pengunjung yang
akan bertambah, maka lobby ini harus lebih
besar lagi dan dapat menampung pengunjung
dan didesain agar pengunjung memiliki
pengalaman tersendiri pada area ini.
Gambar 2.30 Area Pameran
(46)
ll.2.6.11 Ruang Deposit dan Referensi
ll.2.6.12 Ruang Baca Remaja
Ruang deposit dan referensi adalah ruang baca yang koleksinya tidak boleh
dipinjam, sehingga pada area ini lebih banyak memiliki area baca. Namun
masalahnya adalah ruangan ini dicampur adukkan dengan bagian pengelola dan
pengeditan, sehingga kurangnya kenyamanan dalam membaca dan menggangu
aktifitas pegawai yang bekerja.
(47)
ll.2.6.12 Ruang bag Pengolahan
Masalah – masalah yang paling umum di perpustakaan ini adalah :
Kurangnya penzoningan ruang, area – area untuk umum dan area pengelola bercampur sehingga kurangnya privasi dan aktifitas kerja terganggu juga.
Kurangnya pencahayaan ruang sehingga ruang terlihat gelap
Area baca yang tidak memiliki view kearah luar sehingga memberi suasana yang agak membosankan, ada baiknya area baca dekat dengan jendela, selain memberi view yang baik, juga membantu pencahayaan alami.
Penataan rak yang tidak memperhitungkan sirkulasi manusia dan sirkulasi kereta dorong buku, sehingga raknya tersusun tumpang tindih dan sempit. Dan kurangnya kenyamanan pengguna perpustakaan.
Ruang baca remaja ini terlihat pengap, kurangnya sirkulasi pengunjung yang
akan mencari buku karena jarak antar rak sekitar 60 cm saja. Jendelanya juga
tertutup oleh rak, sehingga membuat bangunan ini memang gelap.
Penataan ruang yang cukup baik dan memiliki pencahayaan yang baik
sehingga tingkat kenyamanan pada bagian ruang ini tergolong nyaman.
Gambar 2.33 Ruang Baca Remaja
(48)
Sistem peminjaman dan pengembalian buku masih menggunakan cara tradisional, belum memiliki inovasi – inovasi yang lebih cepat dan dapat mempermudah sistem. Tidak adanya ruang – ruang yang seharusnya memang dibutuhkan pada perpustakan, seperti : R. baca tunanetra khusus, area fotocopy, R. serbaguna dan galleri.
(49)
ll.3.
ALIRAN KEGIATAN
ll.3.1`Aliran kegiatan pengguna layanan perpustakaan
ll.3.2 Aliran sirkulasi koleksi perpustakaan
Organisasi koleksi lama
Skema 3.1 aliran kegiatan pengguna
Skema 3.2 aliran koleksi buku lama
datan
lobb
pinjam
Penitipan
a
katalog
pulan
- Koleksi dewasa
-koleksi remaja
-koleksi anak
-koleksi referensi & deposit
-R. tunanetra
-R. audiovisual
-koleksi majalah & surat
kabar
-Teater
Penitipan
parki
Koleksi yang
dipinjam
Meja sirkulasi
Perbaikan yang
rusak
Disimpan petugas
Ke bagian masing
(50)
Organisasi buku baru
Skema 3.3 aliran koleksi buku baru
Koleksi datang
- - Diterimadibongkar
Dicatat dan diperiksa,
Disortir dan diklasifikasikan,
Dicatat dalam daftar induk.
Buku
–
buku
- Diteliti, dinilai, diklasifikasikan - Diberi katalog, penomoran, penyampulan
- Pencatatan dalam daftar statistik.
Majalah
- Dilabel, dinomori dan disampul
- Dicatat dalam daftar statistik
- Rak buku
- Dipamerkan dalam R. majalah dan koran
(51)
ll.3.3 Aliran sirkulasi fasilitas Komersil
ll.3.4 Aliran sirkulasi Keseluruhan kegiatan
Gerbang
utama
parkir
Pusat orientasi
utama/ lobby
Fasilitas koleksi
umum,
Fasilitas koleksi
dewasa,
Fasilitas koleksi
remaja,
Fasilitas koleksi anak,
Fasilitas referensi,
R. audiovisual,
Teater,
kafetaria
R. serbaguna
R. staff,
R.
penyimpanan
Loading area
parkir
pulang
Skema 3.4 aliran fasilitas komersil
Skema 3.5 aliran keseluruhan kegiatan
Datang
lobby
Penitipan barang
-kafetaria
(52)
ll.4 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS ll.4.1. SEATTLE PUBLIC LIBRARY
Gambar 4.1 Gedung Perpustakaan Umum Seattle
Lokasi : Seattle, Washington, United States.
Arsitek : Rem Koolhas
Fungsi bangunan : perpustakaan umum
Tema bangunan : Eklektik modern
Perpustakaan bertempat di perkotaan dengan ketinggian 29 kaki (sepanjang 8,8 meter). Begitu memasuki entrance pada Fifth Avenue, pengunjung akan bertemu dengan ruang tamu yang sangat besar, sebuah area luas tidak teratur yang
(53)
menawarkan sebuah toko kopi sebagai tempat bersantai, bersosialisasi, membaca dan dapat melakukan koneksi internet nirkabel.
Lurus kedepan, terdapat sebuah ujung yang bertindih yang menopang ruang baca dan area terbuka yang dilengkapi dengan ruang komputer. Pusat dari bangunan merupakan buku – buku yang disusun berputar berderet empat tempat koleksi buku non-fiksi. Rute pedestrian dengan tangga, ramp dan eskalator dibuat berurut mengikuti Sistem Decimal Dewey. Tempat ini memilikikapasitas untuk 1,4 juta buku dan materi lain.
a. Fasilitas – fasilitas yang disediakan pada perpustakaan ini terdiri dari, ruang baca umum dan diskusi, ruang baca anak, ruang buku, ruang internet, ruang pertemuan sampai ruang serbaguna.
Gambar 4.2. Ruang baca umum Gambar 4.3 Ruang buku
(54)
2.4.2 BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVONSI RIAU
Gedung baru Badan Perpustakaan dan Arsip (BPA) Provinsi Riau ini baru saja diresmikan pada tahun 2008 lalu. Dana dari pembangunan gedung baru ini murni berasal dari Pemda Riau. Pembangunan BPA Prov Riau dirancang secara Islami, Melayu dan modern. Kemudian ditambahkan peruntukannya tidak hanya untuk membaca dan meminjam buku saja tapi juga menjadi pusat informasi kebudayaan. BPA Prov Riau memuat beberapa layanan seperti anak-anak, manusia usia lanjut (manula), umum, referensi, bilik melayu, penyandang cacat, multi media, audio visual, toko buku, teater dan ruang serba guna. Sehingga dapat menjadi tempat multifungsi seperti diskusi, bedah buku dan seminar.
Gambar 4.5 Eksterior Perpustakaan
(55)
BAB III
ELABORASI TEMA
lll.1 LATAR BELAKANG TEMA
Proyek ini merupakan proyek Pengembangan dari Perpustakaan Daerah Kota Medan yang akan dikembangkan lebih baik lagi dan lebih inovatif. Bangunan ini memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi salah satu tujuan masyarakat Medan untuk belajar informal, menimba ilmu dan meningkatkan pengetahuan dan informasi.
Untuk menghilangkan kesan kaku pada bangunan perpustakaan yang sering menjadi masalah di dalam masyarakat, maka disisati dengan pendidikan yang lebih santai namun berisi ilmu. Belajar sambil berekreasi sangat dapat mendukung tumbuhnya minat baca dan ketertarikan masyarakat akan perpustakaan dan menghidupkan bangunan perpustakaan yang lebih baik lagi. Baik dari segi tata ruang dan fasad bangunan.
lll.1.1 PENGERTIAN ARSITEKTUR
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam
artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan
binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan,
lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk.
Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Arsitektur menurut kamus Oxford : art and science of building; design or
style of building(s). adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Pameo
mengatakan: Architecture is silent language (Arsitektur merupakan bahasa yang
tidak terucapkan) namun dapat dimengerti para pemakainya. Buku De
Architectura
merupakan karya tulis rujukan paling tua yang ditulis Vitruvius,
dalam buku itu diungkapkan bahwa bangunan yang baik haruslah memiliki
aspek:
• Keindahan / Estetika (Venusitas)
• Kekuatan (Firmitas)
(56)
• Kegunaan / Fungsi (Utilitas)
Arsitektur adalah penyeimbang dan pengatur antara ketiga unsur tersebut,
dimana semua aspek memiliki porsi yang sama sehingga tidak boleh ada satu
unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus
mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat
dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik
unsur estetika maupun psikologis. Arsitektur adalah bidang multi-disiplin ilmu,
termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora,
ekonomi,sosial,politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Diperlukan kemampuan
untuk menyerap berbagai disiplin ilmu ini dan mengaplikasikannya dalam suatu
sistematika yang integral. Vitruvius
menyatakan, "Arsitektur adalah ilmu yang
timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu
dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni". Ia pun
menekankan
perlunya
seorang
arsitek
memahami
sosial,kedokteran,hukum,ekonomi,filsafat, dsb. Filsafat adalah salah satu yang
utama
di
dalam
pendekatan
arsitektur.
Rasionalisme,
empirisisme,
strukturalisme, post-strukturalisme, dan fenomenologi adalah beberapa
pengaruh filsafat terhadap arsitektur.
lll.1.2 PENGERTIAN METAFORA
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian metafora secara
bahasa kiasan adalah “kiasan, per
-umpama-an, suatu bentuk pengandaian atau
menyatakan sesuatu dengan nama atau istilah lain”.
Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk
menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan. Metafora berasal
dari bahasa latin yaitu “Methapherein” yang terdiri dari 2 buah kata yaitu “metha”
yang berarti : setelah, melewati dan “pherein” yan
g berarti :membawa. Secara
etimologis diartikan sebagai pemakaian kata-kata bukan arti sebenarnya,
melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan.
(57)
lll.1.3 PENGERTIAN ARSITEKTUR METAFORA
Pada awal tahun 1970-an muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur
dengan bahasa, menurut Charles Jenks dalam bukunya “The Language of Post
Modern” dimana Arsitektur dikaitkan dengan gaya bahasa, antara lain dengan
cara metafora. Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau
ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan
menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.
Arsitektur yang berdasarkan prinsip prinsip Metafora, pada umumnya dipakai
jika untuk mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek
ke subjek lain; mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan
sesuatu hal yang lain; serta mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area
konsentrasi atau penyelidikan lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau
melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan
dengan cara baru). Terdapat 3 kategori Metafora dalam Arsitektur :
Combination metaphor (metafora kombinasi) :
Rancangan arsitektur yang memiliki metafora abstrak dan konkrit didalamnya menghasilkan suatu bentuk penerapan yang tidak secara lansung menampilkan sebuah bentuk melainkan terdapat sebuah tahap transformasi didalamnya. Merupakan penggabungan kategori 1 dan kategori 2 dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain dimana mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya.Hal ini mengakibatkan adanya tanggapan yang berbeda dari setiap pengamat terhadap bangunan tersebut. Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah EX Plaza Indonesia karya Budiman Hendropurnomo yang menjadikan gaya kinetik pada sebuah mobil sebagai konsepnya, yang diterjemahkan menjadi gubahan masa lima kotak yang miring sebagai ekspresi gaya kinetik mobil, kolom-kolom penyangganya sebagai ban mobil.
(58)
Gambar 3.1
EX Plaza Indonesia
Tangible metaphor(Metafora Konkri/metafora yang nyata) :
Rancangan arsitektur yang mengacu kepada benda-benda nyata(Tangible) dan metafora yang berangkat dari hal – hal visual serta spesifikasi/karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah rumah adalah puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana. Metafora Konkrit dapat dilihat pada karya Santiago Calatrava yaitu
Stasiun TGV. Stasiun TGV merupakan interpretasi dari Metafora seekor burung.
Gambar 3.2 S
tasiun TGV
Intangible metaphor(Metafora Abstrak/metaphor yang tidak dapat diraba) :
Rancangan mengacu kepada hal-hal yang bersifat abstrak dan tidak dapat dibendakan.Metafora yang berangkat dari suatu konsep,ide,hakikat manusia dan nilai- nilai seperti: individualism,naturalism, komunikasi, tradisi, dan budaya. Metafora Abstrak dapat dilihat pada beberapa karya Arsitek Jepang, seperti Kisho Kurokawa.
Kisho Kurokawa mengangkat konsep simbiosis dalam karya-karyanya. Kisho Kurokawa mencoba membawa elemen sejarah dan budaya pada engawa (tempat peralihan sebagai ”ruang antara” pada bangunan: antara alam dan buatan, antara masa lalu dan
(59)
masa depan). Konsep ini dapat dilihat pada karya Kisho Kurokawa, salah satunya yaitu
Nagoya City Art Museum. Elemen sejarah dan budaya merupakan sesuatu obyek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan (Intangible). Oleh karena itu, karya Kisho Kurokawa tergolong pada Metafora Abstrak.
Gambar 3.3 Nagoya City Art Museum
Metafora atau kiasan pada dasarnya mirip dengan konsep analogi dalam
arsitektur,yaitu menghubungkan di antara benda-benda. Tetapi hubungan ini
lebih bersifat abstrak ketimbang nyata yang biasanya terdapat dalam metode
analogi bentuk. Perumpamaan adalah metafora yang menggunakan kata-kata
senada dengan “bagaikan” atau “seperti” untuk mengungkapkan suatu
hubungan. Metafora dan perumpamaan mengidentifikasi pola hubungan sejajar.
Charles Moore, dalam suatu pembahasan tentang hal menarik hatinya,
mengemukakan bahwa ia ingin agar bangunan-bangunan menyerupai batu
alam.
Pengertian metafora dalam arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.
Prinsip-prinsip Metafora dalam Arsitektur pada umumnya dipakai jika:
Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain. mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain.
Mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru).
(60)
Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut :
Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.
Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya. Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif.
lll.2 INTERPRETASI TEMA
Penerapan arsitektur metafora pada bangunan adalah dengan mencoba
atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain serta
mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal
yang lain.
Oleh sebab itu penyampaian metafora buku dan kertas dapat dilihat
dalam berbagai jenis,jika dilihat dari posisi/cara peletakanya buku dan
kertas.Ada beberapa contoh sebagai berikut:
Gambar 3.4. Buku yang tertumpuk tidak
rapi
Gambar 3.5. Buku yang
terbuka
Gambar 3.7. Buku yang ditumpuk tidak
rapi
Gambar 3.6. Buku yang didirikan tertumpuk
tidak rapi
(61)
Gambar 3.8. Buku miring tidak
rapi
Gambar 3.9 halaman buku yang dilipat
tidak rapi
Gambar
3.10.
Buku
terbalik
Gambar 3.11 buku yang terbuka dan di
tumpukan
(62)
lll.3 STUDI BANDING TEMA SEJENIS lll.3.1 MILWAUKEE ART MUSEUM
Judul Proyek : Milwaukee Art Museum
Fungsi : Museum seni
Gambar 3.12 Fasade Museum Seni Milwauke
Museum Seni Milwaukee dirancang oleh Santiago Calatrava pada tahun 2001. Bangunan ini merupakan bangunan yang pertama kali didesain Calatrava di Amerika Serikat. Bangunan ini tidak hanya menggambarkan perluasan ruang untuk museum seni Milwaukee, tetapi juga unntuk menampilkan gambaran baru dari museum ini, dan perluasan untuk kota Milwaukee.
Calatrava mengajukan desain di depan danau. Hal itu membentuk hubungan antara kota Milwaukee dengan danau Michigan dan perluasan jalan Wisconsin hampir ke danau.
Perluasan bangunan Calatrava dengan memanfaatkan pencahayaan alami dan terbuka sehingga dapat melihat view danau dari dalam gedung. Selasar penghubung yang rendah dan transparan sehingga terjadi penghubung bangunan baru dan bangunan lama.
Di dalam bangunan, pintu masuk hall sangat spektakuler. Permainan cahaya yang melalui panel-panel kaca atapnya tidak membuat orang jenuh dan dari dalam kita dapat memulai pandangan kita terhadap karya Calatrava sampai mendetail.
(63)
Interior bangunan menampilkan bentuk-bentuk yang sederhana, detail dan finishingnya berulang-ulang. Bentuknya organik dan terus mengubah pandangan orang yang berada di dalamnya. Berdiri di akhir pintu masuk, kita hampir merasakan mengambang di atas danau.
Gambar 3.13 Interior Museum Seni Milwaukee
Pintu masuk utama berbentuk parabolic, kaca yang menutupi aula dengan langit-langit 90 kaki. The Burke Brise Soleil-nya dapat bergerak, sayap seperti Sun Screen dengan kisi-kisi 72 baja, yang bertahan di atas kaca pada atap aula penerima dan dapat mengendalikan cahaya pada bangunan. Kisi-kisi panjangnya dari 26 kaki sampai 105 kaki, jika sayap brise soleil-nya melebar pada titik terlebar panjangnya mencapai 217 kaki, dan beratnya 90 ton.
Desain Calatrava's sering terinspirasi oleh alam, yang menampilkan kombinasi dari bentuk-bentuk organik dan inovasi teknologi. Milwaukee Art Museum ekspansi menggabungkan beberapa elemen terinspirasi oleh lokasi danau Museum. Di antara banyak unsur maritim dalam desain Calatrava adalah: kisi-kisi baja bergerak terinspirasi oleh sayap burung, sebuah jembatan penyeberangan kabel dengan tiang menjulang terinspirasi oleh bentuk os perahu layar dan mengingatkan satu lantai melengkung galleria gelombang.
(64)
Kesimpulan :
Ide bentukan bangunan Museum Art Milwaukee ini bersumber dari alam, yang menampilkan kombinasi bentuk-bentuk organik dan inovasi teknologi.
Secara khusus bangunan ini terinspirasi dari oleh sayap burung, oleh sebab itu the Burke Brise Soleil-nya dapat bergerak seperti merekonstruksikan kepakan sayap burung yang juga berfungsi sebagai pengatur cahaya yang masuk ke dalam bangunan.
Bagian interior bangunan juga didesain berbentuk organik, bila diperhatikan seperti bentukan rongga.
lll.3.2 Sidney Opera House
Judul Proyek : Sidney Opera House ,Sidney, Australia
Fungsi
: Gedung pertunjukkan teater
Gambar 3.14. Sidney Opera House
Merupakan bangunan yang dibangun tahun 1957 dengan fungsi sebagai gedung pertunjukkan teater, ballet, dan berbagai seni lainnya. Konsep perancangan gedung opera ini berasal dari cangkang.
(65)
Sistem struktur yang digunakan gedung opera ini adalah struktur cangkang berbentuk spherical geometry dengan bentang kurang lebih 185 m dan ketinggian mencapai 67 meter diatas permukaan laut. Atap terbuat dari 2194 bagian beton precast yang masing-masing seberat 15,5 ton. Kesemuanya disatukan dengan kabel baja sepanjang 350 km. Berat atap keseluruhan mencapai 27.230 ton yang dilapisi 1. 656. 056 keramik Swedia.
Berat bangunan 161.000 ton ditopang oleh 580 kostruksi baja yang ditanam pada kedalaman 25 m di bawah permukaan laut. Penyangga atap terdiri dari 32 kolom beton yang masing-masing 2,5 meter persegi dengan struktur dinding curtain wall.
Sydney Opera House Ditinjau Dari Struktur Shell pada atap merupakan bentuk metafora dengan menerapkan sistem shell free form. Dimana bentuk shell yang ada tidak mengikuti pola geometri tetapi terikat secara struktural yang dalam hal ini bentuk geometri tetap ada tetapi bukan merupakan faktor utama.
Kesimpulan:
Ide dan konsep dari bentuk bangunan berasal dari metafora cangkang. Bentuk bangunan-bangunan metafora terkesan dinamis dan tidak kaku.
Bentuk lengkung yang merupakan hasil intrepertasi dari bentuk cangkang diwujudkan dengan menggunakan sistem struktur cangkang (shell), sehingga terkesan sebagai cangkang raksasa, karena sang arsitek menerapkan metafora konkrit dalam desainnya (sesuai dengan bentuk aslinya).
lll.3.3. Lyon Satolas Airport
Judul Proyek : Lyon Satolas AirPort,Perancis
(66)
Gambar 3.15 Studi Banding Tema Sejenis Lyon Satolas Airport
Merupakan Bandara Udara yang juga memiliki fungsi sebagai jalur masuk bus dan kereta subway. Mengambil Bentuk ekspresi sayap burung. Bagian depan bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi-sisi bangunannya pun dirancang menyerupai bentuk sayap burung. Penggunaan bahan rangka baja untuk mengekspresikan morfologi sayap burung. Baja yang digunakan yaitu baja lengkungan dengan panjang 120 meter dan tinggi 40 meter.
Kesimpulan:
Bentuk sayap burung pada Bandar Udara ini merupakan wujud ekspresi dari metafora seekor burung.
Material yang digunakan untuk menampilkan bentuk sayap burung menggunakan rangka baja lengkungan.
Detail rangka Baja dan ruangan yang ekspresif dengan teknologi menambah kesan tidak biasa karena menampilkan garis-garis miring dan lengkung yang jauh dari kesan bangunan kaku lainnya.
(67)
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN IV.1 ANALISA EKSISTING
IV.1.1 Analisa Lokasi (Posisi Site Terhadap Kota-Kawasan Lingkungan)
Gambar 4.1 Peta Lokasi Site Peta Sumatera Utara Peta Kota Medan Peta Medan Timur
(68)
Peruntukan lahan disekitar site berupa perumahan penduduk yang difungsikan juga sebagai ruko dan fungsi lainnya seperti rumah makan. Site juga terletak didaerah yang memiliki potensi tujuan wisata, perkantoran, fasilitas umum, dan perniagaan.
IV.1.2 Kondisi Eksisting di Sekitar Tapak
A
B
C
D
F
U
E
(69)
Unsur potensial utama site ini adalah :
Berada di kawasan yaqng memiliki potensial wisatadan dekat dengan fasilitas lainnya, seperti pertokoan, swalayan, tempat makan dan perusahaan.
Memiliki fasilitas olahraga yang lancer dan memadai.
Keterangan gambar :
A.
Site yang menjadi lokasi proyek. Site yang ada sekarang adalah Perpustakaan
Daerah Sumatera Utara. Yang terletak di jalan Bridgen Katamso No. 45.
Dengan luas site : 6.144, 5358 m²
KDB
: 80 %
GSB
: ½ n + 1
Topografi
: relative datar
B.
Pada bagian utara site merupakan perumahan penduduk yang difungsikan juga
sebagai toko yang menjual alat
–
alat konstruksi besi. Bagian perumahan/
ruko dan Perpustakaan dipisahkan oleh jalan mesjid Raya.
C.
Pada bagian timur laut terdapat taman Sri Deli yang berfungsi sebagai taman
kota dan open space.
D.
Pada bagian barat, tepatnya pada bagian depan site adalah bangunan Istana
Maimun.Yang merupakan bangunan bersejarah dan menjadi salah satu tujuan
wisata di kota Medan.
E.
Pada bagian barat daya atau tepatnya di sebelah kanan Istana Maimun terdapat
perumahan penduduk yang difungsikan sebagai tempat usaha juga. Adapun
usaha yang ada seperti fotocopy, moneychanger, tempat makan, toko, dll.
F.
Bagian timur juga terdapat bangunan mesjid raya yang merupakan bangunan
(70)
IV.1.3 Sarana dan Prasarana
Prasarana site :
Prasarana site yang ada di lokasi saat ini adalah :
Jalan yang lebar berpotensi untuk sirkulasi kenderaan yang melintas dan
memungkinkan untuk kenderaan melintas dengan lancer.
Fasilitas saluran air bersih
Fasilitas saluran air kotor
Fasilitas listrik
Fasilitas telepon
Sarana Site
Sarana site meliputi bidang ekonomi, pendidikan, sosial, budaya antara lain
berupa :
Pertokoan
Disepanjang jalan Bridgen Katamso terdapat banyak pertokoan dengan fariasi
dagangan dan ada juga rumah makan. Di jalan Sisingamangaraja yang berada di
bagian timur bangunan terdapat Pusat perbelanjaan yaitu Yuki Simpang raya.
Usaha kecil
Di sepanjang jalan Mesjid dan Jalan Mahkamah terdapt banyak tukang
konstruksi baja dan tukang las besi.
Budaya
Di bagian selatan bangunan atau tepatnya di depan site ada Istana Maimun yang
merupakan warisan budaya kebanggaan Kota Medan, dan Mesjid Raya pada
bagian timur
(71)
IV.2 ANALISA POTENSI DAN KONDISI SITE
IV.2.1 Sirkulasi
Site yang berada di Jalan Bridgen Katamso dapat dicapai dengan
kenderaanpribadi dan kenderaan umum. Juga dapat di capai dengan berjalan kaki karena
di Kenderaan Bermotor
Gambar 4.3 Gambar Sirkulasi pencapaian
Usulan
(72)
Pejalan kaki
Gambar 4.4 Gambar sirkulasi pejalan kaki
Pedestrian
yang
berada
disepanjang jalan Mesjid Raya
selebar 2,5 m. pedestrian ini
ada juga di sepanjang jalan
Bridgen Katamso dengan lebar
yang sama.
Usulan :
Pedestrian tersebut dapat tetap
dipertahankan karena sudah dapat
mengakomodasi kebutuhan pejalan
kaki. Namun pedestrian ini kurang
nyaman karena adanya pedagang di
pedestrian ini sehingga menggangu
pejalan
kaki.
Sehingga,
untuk
selanjutnya pedestrian ini akan
difungsikan untuk pejalan kaki saja,
tanpa
adanya
pedagang,
agar
kenyamanan pejalan kaki terpenuhi.
(73)
IV.2.2 Analisa View
Site berada pada kawasan wisata yang memberi potensi view yang baik dan
menciptakan suasana ruang dalam dan ruang luar yang baik dari segi pemandangan ke
dalam dan luar site.
Ke dalam site
View dari bagian utara yaitu perumahan penduduk yang difungsikan juga sebagai bangunan komersil
View dari arah timur yaitu dari Mesjid Raya dan perumahan penduduk
Usulan :
Bagian sisi bangunan yang memiliki nilai lebih diolah dengan fasad dan tampilan yang menarik, sehingga bangunan ini dapat dinikmati dan memiliki daya tarik.
(1)
(2)
(3)
(4)
Gambar 6.17. Perspektif Entrance Perpstakaan
Gambar 6.18. Perspektif dan Bangunan 3D
(5)
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi, (1997), Data Arsitek, Jilid 1, 2,dan 3 Edisi 33. Jakarta:Erlangga
Parmonangan, Manurung.2012.Pencahayaan Alami dalam Arsitektur. Yogyakarta:Andi. Riera Ojeda,Oscar and Pasnik, Mark.2003. Materials Architecture Detail.USA:Rockport.
Badan Pusat Statistik Medan (2011) Medan dalam Angka.
Sumber internet:
http://geometryarchitecture.wordpress.com/2010/04/05/metafora-sebagai-pendekatan-dalam-mencapai-geometri/
http://tension structure connection details-fabric architecture /
http://calonarsitek.wordpress.com/2008/10/22/metafora-definisi-dalam-arsitektur/ http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Mini_Indonesia_Indah (www.wikipedia.com)