Sekolah Mode Medan (Arsitektur Metafora)
S
SE
L
SEMEST
Sebag
DE
UNIV
EKOLAH
(ARSITEKLAPORAN
TKA 490
TER B TA
ai Persyarat Sar
JULAIH
0
EPARTEM
FAKU
VERSITA
H MODE
KTUR MEN PERAN
0 - TUGAS
AHUN AJ
tan Untuk M rjana Arsitek
Oleh
HA HAS
07040603
MEN AR
ULTAS TE
AS SUMAT
2011
E MEDA
TAFORA)NCANGA
S AKHIR
JARAN 20
Memperoleh ktur
SIBUAN
9
RSITEKTU
EKNIK
TERA UT
AN
)AN
R
010 / 2011
h Gelar
N
UR
TARA
(2)
SEKOLAH MODE MEDAN
(ARSITEKTUR METAFORA)Oleh :
JULAIHA HASIBUAN 07 0406 039
Medan,22 Juni 2011
Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. N.Vinky Rahman, MT. NIP. 19660622 199702 1 001 Wahyuni Zahrah,ST,MS
NIP : 19810426 200812 2 003
Ir.Novrial,MEng NIP : 19660303 199303 1 002
(3)
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR
(SHP2A)
Nama : Julaiha Hasibuan
NIM : 07 0406 039
Judul Proyek Tugas Akhir : Sekolah Mode Medan
Tema : Arsitektur Metafora
Rekapitulasi Nilai :
A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:
No Status
Waktu Pengumpulan
Laporan
Paraf Pembimbing
I
Paraf Pembimbing
II
Koordinator TKA-490
1 Lulus Langsung
2 Lulus Melengkapi
3 Perbaikan Tanpa Sidang
4 Perbaikan Dengan Sidang
5 Tidak Lulus
Medan,22 Juni 2011
Koordinator TKA-490
Ir.N Vinky Rahman,MT Ketua Departemen Arsitektur,
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menjadi sumber kekuatan selama berlangsungnya pengerjaan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini mengambil judul: Sekolah Mode Medan. Tugas akhir ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing tugas akhir ibu Wahyuni Zahrah,ST,MS dan kepada bapak Ir.Novrial,M.Eng sebagai pembimbing tugas akhir, atas kesediaannya membimbing, brain storming , motivasi , pengarahan dan waktu beliau kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:
1. Bapak Ir. N Vinky Rahman, MT., Ketua Departemen Arsitektur dan Bapak Imam Faisal Pane,ST,MT,wakil ketua Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Nurlisa Ginting,ST,MT selaku ketua sidang ,dosen penguji dan juga dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing, mendukung dan memotivasi selama pengerjaan tugas akhir ini.
3. Bapak dan Ibu dosen ,staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
4. Orang tua saya yang tercinta, Bapak Sofyan Hasibuan dan Ibu Siti Awan untuk semua kasih, perhatian, dukungan, doa, kesabaran dan segala pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Drs.Sempurna Perangin-angin,M.Pd selaku Pembantu Dekan I dan Ibu Maria selaku ketua jurusan Tata Busana Universitas Negeri Medan Fakultas Teknik atas izin yang diberikan untuk melakukan survey di jurusan Tata Busana.
6. Untuk Agus Mustika dan Yohana, sahabat terbaik dan seperjuangan saya, yang selalu memotivasi, membantu, mendukung, dan menguatkan saya. Dan terima kasih juga untuk teman-teman saya Anggrelany Wiryo, Claudia
(5)
Tumiwa, Shelly, Catherine, Jessica, Wilcen dan Hendra untuk perhatian, dan dukungannya selama saya mengerjakan tugas akhir ini.
7. Semua teman - teman di Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang memotivasi saya untuk mengambil tugas akhir ini dan mendukung saya untuk tetap berjuang hingga akhir, terutama teman-teman seangkatan 2007.
8. Adik – adik stambuk 2008, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, khususnya kepada Jessica (2008) . Terima kasih atas dukungan, motivasi dan doanya kepada penulis selama proses pengerjaan tugas akhir ini.
9. Terima kasih juga kepada kak Ayu dan Kak Dewi atas dukungan, motivasi dan perhatiannya selama mengerjakan tugas akhir ini.
10. Terima kasih kepada pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas bantuan,dukungan ,motivasi, perhatian dan doanya.
Kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberikan dan melimpahkan kasih dan berkat-Nya bagi mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.
Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.
Medan, 22 Juni 2011
Hormat saya,
Julaiha Hasibuan
(6)
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN i
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR (SHP2A) i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR DIAGRAM xii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Maksud Dan Tujuan Perancangan 3
1.2.1.Maksud Perancangan 3
1.2.2.Tujuan Perancangan 3
1.3.Masalah Perancangan 4
1.4.Pendekatan Perancangan 4
1.4.1.Studi Literatur 4
1.4.2.Studi Banding 4
1.4.3.Wawancara 5
1.5.Lingkup Dan Batasan Perancangan 5
1.6.Kerangka Berpikir 6
1.7.Sistematika Laporan 7
BAB II DESKRIPSI PROYEK 8
2.1.Tinjauan Umum 8
2.2.Tinjauan Khusus 9
2.2.1.Pengertian Sekolah Mode Medan 9
2.2.2.Tinjauan Sejarah Mode 9
2.2.3.Tinjauan Perkembangan Mode Dulu Terhadap Mode Sekarang 11
2.2.4.Kurikulum 12
2.3.Lokasi Proyek 16
(7)
2.3.2.Analisa Pemilihan Lokasi Proyek 16
2.4.Program Kegiatan 20
2.5.Kebutuhan Ruang 21
2.5.1.Kebutuhan Ruang Berdasarkan Pengguna 21
2.5.2.Kebutuhan Ruang Berdasarkan Jenis Kegiatan 22
2.6.Proses Kegiatan 25
2.7.Studi Banding Proyek Sejenis 26
2.7.1.Nanyang Academy of Fine Arts (NAFA) 26
2.7.2.Esmod Jakarta 29
BAB III ELABORASI TEMA 31
3.1.Arsitektur Metafora 31
3.1.1.Pengertian Arsitektur Metafora 31
3.1.1.1.Arsitektur 31
3.1.1.2.Metafora 31
3.1.1.3.Arsitektur Metafora 32
3.2.Studi Banding Tema Sejenis 33
3.2.1.Intangible Metaphors 33
3.2.2.Tangible Metaphors 33
3.2.2.1.Stasiun TGV 33
3.2.2.2.The Clyde Auditorium (The Armadillo) 34
3.2.3.Combined Metaphors 34
3.2.3.1.E.X.Plaza Indonesia 34
3.2.3.2.Museum Of Fruit 35
BAB IV ANALISA 38
4.1.Analisa Eksisting 38
4.1.1.Analisa Lokasi 38
4.1.2.Kondisi Eksisting Lahan 39
4.1.3.Tata Guna Lahan 39
4.1.4.Batas Site 40
4.1.5.Eksisting Bangunan Sekitar Site, Sarana dan Prasarana 41
4.1.6.Garis Langit (Skyline) 43
(8)
4.2.1.Analisa Sirkulasi 44
4.2.2.Analisa Pencapaian 45
4.2.3.Analisa View 46
4.2.4.Analisa Vegetasi dan Matahari 47
4.2.5.Analisa Kebisingan 48
4.3.Analisa Fungsional 48
4.3.1.Analisa Kegiatan 48
4.3.2.Analisa Siswa 49
4.3.3.Analisa Jumlah Pengunjung 50
4.3.4.Kebutuhan Areal Parkir 51
4.3.5.Besaran Ruang 52
4.3.6.Penzoningan 55
4.3.7.Hubungan Antar Ruang 56
BAB V KONSEP PERANCANGAN 57
5.1.Konsep Bentukkan Massa 57
5.1.1.Konfigurasi 57
5.1.2.Orientasi Matahari 58
5.1.3.Vegetasi dan Lansekap 58
5.1.4.Angin 59
5.1.5.Fasade 59
5.2.Konsep Ruang Luar 60
5.2.1.Penzoningan 60
5.2.2.Sirkulasi dan Parkir 61
5.2.3.Open Space 62
5.3.Konsep Ruang Dalam 62
5.3.1.Penzoningan 62
5.3.2.Sirkulasi 63
BAB VI HASIL PERANCANGAN 64
6.1.Site Plan 64
6.2.Ground Plan 65
6.3.Denah 66
(9)
6.5.Potongan 69
6.6.Rencana 70
6.6.1. Rencana Pondasi dan Pembalokkan 70
6.6.2. Rencana Atap 73
6.6.3. Rencana Mekanikal dan Elektrikal 75
6.7.Detail 80
6.8.Perspektif Bangunan 82
6.9.Sketsa Suasana 85
DAFTAR PUSTAKA 88
(10)
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Gambar 2.1.Peta Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan 18
Gambar 2.2.Tampak Depan NAFA 27
Gambar 2.3.Ruang duduk terbuka 27
Gambar 2.4.Galeri 27
Gambar 2.5.Lobi 27
Gambar 2.6.Ruang menjahit 28
Gambar 2.8.Workshop 28
Gambar 2.9.Kafetaria 28
Gambar 2.10.Signage 28
Gambar 2.11.Assignment display 28
Gambar 2.12.Resepsionis 29
Gambar 2.13.Skylight 29
BAB III ELABORASI TEMA
Gambar 3.1.Nagoya City Museum 33
Gambar 3.2.Stasiun TGV 34
Gambar 3.3.The Clyde Auditorium (The Armadillo) 34
Gambar 3.4.E.X.Plaza Indonesia 35
Gambar 3.5.Site plan Museum Of Fruit 36
Gambar 3.6.Massa Museum Of Fruit 36
Gambar 3.7.Fruit Plaza 37
Gambar 3.8.Interior Fruit Plaza 37
BAB IV ANALISA
Gambar 4.1.Peta wilayah lokasi 38
Gambar 4.2.Tata Guna Lahan 39
Gambar 4.3.Analisa batas site 40
Gambar 4.4.Analisa bangunan eksisting sekitar site 41
(11)
Gambar 4.6.Potongan A-A 43
Gambar 4.7.Potongan B-B 43
Gambar 4.8.Analisa sirkulasi 44
Gambar 4.9.Analisa pencapaian 45
Gambar 4.10.Analisa view 46
Gambar 4.11.Analisa view 46
Gambar 4.12.Analisa vegetasi dan matahari 47
Gambar 4.13.Analisa Kebisingan 48
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Gambar 5.1.Konsep ide bentukkan massa 57
Gambar 5.2.Orientasi matahari 58
Gambar 5.3.Konsep bentukkan massa terhadap vegetasi dan lansekao 58
Gambar 5.4.Konsep bentukkan massa terhadap arah angin 59
Gambar 5.5.Konsep ide fasade bangunan 59
Gambar 5.6.Konsep penzoningan 60
Gambar 5.7.Konsep sirkulasi 61
Gambar 5.8.Konsep open space 62
Gambar 5.9.Konsep penzoningan ruang pada site 63
Gambar 5.10.Konsep Sirkulasi 63
BAB VI HASIL RANCANGAN
Gambar 6.1. Perspektif Bangunan dari Jalan Kapten Patimura 82 Gambar 6.2. Perspektif Bangunan dari sudut Jalan Kp.Mandailing dan Gang kecil 82 Gambar 6.3. Perspektif Bangunan dari sudut Gang kecil dan Jalan Babura Lama 83 Gambar 6.4. Perpspektif Bangunan dari sudut
Jalan Babura Lama dan Jalan Kapten Patimura 83
Gambar 6.5. Tampak dari Jalan Kapten Patimura 84
Gambar 6.6. Tampak dari Jalan Kp.Mandailing 84
Gambar 6.7. Tampak dari Jalan Babura Lama 84
Gambar 6.8. Sketsa Suasana Eksterior 1 85
Gambar 6.9. Sketsa Suasana Eksterior 2 86
Gambar 6.10. Sketsa Suasana Studio Pola 86
(12)
Gambar 6.12. Sketsa Suasana Resepsionis di Hall 87
(13)
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
Tabel 1.1. Sekolah Fashion yang ada di Indonesia 2
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Tabel 2.1.Kurikulum Pendidikan Strata 1 (S1) 13
Tabel 2.2.Pembagian Wilayah Pengembangan Kota Medan 17
Tabel 2.3.Perbandingan Lokasi alternatif site 19
Tabel 2.4.Kebutuhan ruang berdasarkan jenis kegiatan 22
BAB III ELABORASI TEMA
BAB IV ANALISA
Tabel 4.1.Batas-batas site 40
Tabel 4.2.Bangunan eksisting sekitar site 42
Tabel 4.3.Keterangan analisa sirkulasi 44
Tabel 4.4.Keterangan analisa pencapaian 45
Tabel 4.5.Keterangan analisa vegetasi 47
Tabel 4.6.Perkembangan siswa UNIMED jurusan Tata Busana 49
Tabel 4.7.Jumlah Penduduk Medan Tahun 2009 50
Tabel 4.8.Jumlah pengunjung yang datang ke sekolah 51
Tabel 4.9.Luasan area parkiran 52
Tabel 4.10.Kebutuhan dan besaran ruang 53
Tabel 4.11. Penzoningan ruang 55
BAB V KONSEP PERANCANGAN
(14)
DAFTAR DIAGRAM
BAB I PENDAHULUAN
Diagram 1.1.Kerangka berpikir merancang 6
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Diagram 2.1.Alur kegiatan pengelola 25
Diagram 2.2.Alur kegiatan pendidikan 26
Diagram 2.3.Alur kegiatan pengunjung 26
BAB III ELABORASI TEMA
BAB IV ANALISA
Diagram 4.1.Hubungan antar ruang 56
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Diagram 5.1.Konsep penzoningan ruang dalam 62
(15)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Pada negara yang sedang berkembang , salah satunya adalah negara Indonesia, kehidupan masyarakat akan mengalami perkembangan ke arah struktur dan sistem masyarakat yang
modern dan demokratis. Pertumbuhan masyarakat modern bersamaan dengan peningkatan daya
beli akan meningkatkan konsumsi, dan pada banyak kasus akan mengakibatkan perubahan gaya hidup. Gaya hidup yang paling mudah terpengaruh dan paling sensitif sekaligus mudah dilakukan (affordable) akibat perubahan ini adalah pada dunia mode (fashion).
Di era globalisasi sekarang ini, dimana arus informasi dan komunikasi yang sangat mudah diperoleh akibat kemajuan teknologi , salah satunya internet , menimbulkan pengaruh yang sangat besar terhadap gaya hidup dan kesadaran akan fashion. Sebuah tren mode yang baru muncul di belahan dunia lain dengan cepat dapat terinformasi di kota-kota di Indonesia. Dan segera pula akan muncul produk-produk dengan model sejenis di pasar mode lokal, meskipun produk lokal ini baru terbatas pada peniruan tampilan luar produk, belum pada kualitas bahan ataupun kualitas craftsmanship serta kehalusan pengerjaan produk.
Menimbang fashion adalah bagian dari gaya hidup, maka kesan modern, eksklusif dan global memang akan didapatkan apabila arah orientasi fashion ke luar negri. Akan tetapi apabila dikembangkan secara konsisten dengan visi yang kuat, maka tidak tertutup kemungkinan budaya busana lokal di Indonesia dapat dijadikan unsur khas dari mode atau fashion yang dikembangkan dengan unsur-unsur lokal.
Banyak muncul bibit-bibit baru perancang muda Indonesia juga menunjukkan bahwa produk fashion juga memiliki potensi yang besar di Indonesia yang merupakan bagian dari karya seni. Hal yang diperlukan adalah upaya-upaya sistematis dan terarah untuk mengembangkan bakat-bakat yang ada di dunia mode atau fashion ini agar mereka memiliki dasar-dasar pengetahuan dan teknik perancangan mode yang memungkinkan tumbuhnya perancang mode baru dalam jumlah yang lebih banyak dan berkualitas. Lahirnya talenta mode atau desainer baru dalam jumlah yang banyak akan dapat memberikan karakter spesifik produk fashion di Indonesia, sehingga dapat memicu industri fashion di Indonesia.
(16)
2 Dari tinjauan potensi pasar dan potensi kreatif lokal di sektor industri fashion ini, terlihat bahwa bidang usaha industri fashion di Indonesia merupakan bidang usaha yang sangat menjanjikan.
No Nama Kota Nama Sekolah
1 Jakarta Esmod Jakarta
LaSalle College International Jakarta LPTB Susan Budihardjo
Bunka School of Fashion Phalie Studio
Sekolah Mode Poppy Dharsono Sekolah Tinggi Desain Interstudi Lembaga Kursus Tata Busana Wiwi IKKIS Sekolah Privat Mode & Tehnik Menjahit Busana Halus
2 Bandung Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI)
Sekolah Tinggi Seni Rupa & Desain Indonesia (STISI)
3 Surabaya Arva School of Fashion
4 Medan Dolling School of Fashion Design di Medan
Tabel 1.1. Sekolah Fashion yang ada di Indonesia sumber: http://www.leadcamp.com/
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa minat masyarakat pada perancangan
fashion cukup bagus. Dan juga banyak desainer Indonesia yang telah menjelma menjadi
orang-orang sukses dan terkenal di Indonesia dan telah go International dalam dunia fashion seperti Adjie Notonegoro, Anne Avantie, Arantxa Adi, Biyan Wanaatmadja, Carmanita, Didi Budiarjo,dsb.(sumber:www.google.com)
Sedangkan desainer yang merupakan kebanggaan kota Medan antaralain Edward Hutabarat, Oki Wong, Nilawaty Iskandar (Ketua BPD APPMI Sumut periode 2009-2014),dsb. (www.google.com)
(17)
3 Di Indonesia sendiri memiliki suatu lembaga yang menjadi wadah bagi para perancang maupun pengusaha di bidang fashion yaitu APPMI (Assosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia). APPMI ini telah berdiri sejak tahun 1993,namun hanya beberapa kota di Indonesia yang diizinkan untuk bergabung dalam assosiasi ini. Sumatera Utara sendiri baru dibentuk dan dilantik ketua beserta pengurusnya tahun 2009. Keinginan untuk membentuk APPMI di Sumut sudah ada sejak lima tahun yang lalu, hal ini diungkapkan oleh Nilawaty Iskandar (Ketua APPMI Sumut) (www.google.com). Namun karena syarat pembentukkan tidak dapat dipenuhi maka pembentukkan APPMI Sumut tidak dapat terlaksana. Adapun syaratnya antaralain keharusan sedikitnya lima perancang yang juga pengusaha dan tiga tahun secara berkesinambungan melakukan aktifitas tersebut. Dapat disimpulkan masih minimnya desainer fashion di Medan. Untuk itulah proyek sekolah Mode ini dibuat agar dapat mewadahi masyarakat khususnya Medan dan sekitarnya yang ingin mendalami desain fashion tanpa harus ke luar negri.
1.2.MAKSUD DAN TUJUAN PERANCANGAN 1.2.1.Maksud Perancangan
Maksud dari perancangan proyek ini antaralain:
1. Sebagai wadah pembelajaran bagi masyarakat yang ingin mempelajari dan memperdalam
pemahaman mode/fashion.
2. Sebagai wadah bagi masyarakat yang ingin menjadi seorang desainer.
3. Menyediakan fasilitas-fasilitas yang meningkatkan wawasan mode baik untuk siswa
maupun masyarakat yaitu berupa perpustakaan mode, galeri, peragaan busana /fashion
show ,dsb.
1.2.2.Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan proyek ini antaralain:
1. Mengembangkan dunia mode di Indonesia khususnya di Medan.
2. Selain sebagai sekolah juga menjadi pusat informasi tentang dunia mode/fashion di
Medan.
3. Memicu pertumbuhan aktivitas kreativitas yang lain.
4. Menciptakan bangunan yang menarik secara visual dan memberikan nuansa yang baru,
sehingga mencerminkan suatu ketertarikan antara bangunan dan fungsi di dalamnya. 5. Menciptakan suatu tempat yang dapat menarik wisatawan untuk datang berkunjung.
(18)
4 1.3.MASALAH PERANCANGAN
Masalah perancangan yang timbul dalam kasus proyek ini adalah:
1. Bagaimana menciptakan sebuah tempat yang merupakan fungsi pendidikan namun
menampilkan citra fashion/mode.
2. Bagaimana menciptakan suasana yang nyaman untuk aktivitas pendidikan sehingga siswa dan pengajar dapat berkonsentrasi dengan baik , sekaligus pengunjung juga merasa nyaman.
3. Bagaimana menciptakan ruang-ruang kreatif (studio) untuk mewadahi proses berkreasi para siswa.
4. Bagaimana merancang bangunan dalam konteks kota yang terintegrasi dengan
lingkungan sekitarnya.
1.4.PENDEKATAN PERANCANGAN
Pendekatan yang dilakukan dalam merancang sekolah mode melalui beberapa metode yaitu studi literature, pengamatan lapangan dan studi banding.
1.4.1.Studi Literatur
1. Pendekatan masalah melalui cara deskriptif dengan mempelajari aspek-aspek mengenai dunia mode dan perkembangannya, melalui studi pustaka buku, majalah dan internet.
2. Mempelajari penerapan teknologi dalam desain sekolah mode yang berkaitan dengan
visualisasi dan representasi bangunan.
3. mempelajari standar yang diperlukan bagi ruang-ruang dalam bangunan pendidikan, serta ruang-ruang fasilitas lainnya.
1.4.2.Pengamatan Lapangan
Pengamatan lapangan dilakukan dengan mendokumentasi kondisi tapak perancangan, khususnya karakter lahan. Pengamatan dilakukan dengan mendatangi tapak perancangan untuk mendapatkan data-data mengenai kondisi, masalah dan potensi lingkungan , serta hal-hal lain untuk kemudian diproses dan menjadi pertimbangan dalam merancang.
1.4.3.Studi Banding
Studi banding pada perancangan sekolah mode dilakukan melalui pengumpulan data dari internet, buku, dsb. Studi banding yang dilakukan antaralain studi banding proyek sejenis dan studi banding tema sejenis.
(19)
5 1.4.3.Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak yang memahami akan pendidikan mode guna memperoleh data mengenai kebutuhan akan kegiatan yang dilakukan di sekolah mode.
1.5.LINGKUP DAN BATASAN PERANCANGAN
Untuk mencapai maksud dan tujuan perancangan sekolah mode, maka lingkup dari perancangan sekolah mode ini adalah sebagai berikut:
1. Menelusuri sejarah dan proses perkembangan mode lokal maupun Internasional.
2. Menelusuri kebutuhan akan ruang-ruang standar sekolah dan fasilitas pendukung sekolah mode seperti ruang peraga,galeri, dsb.
3. Menerapkan tema arsitektur metafora ke dalam bentukkan ruang dan bentukkan massa
bangunan.
Batasan-batasan dalam merancang sekolah mode ini adalah sebagai berikut:
1. Hanya membahas tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam merancang sebuah
sekolah .
2. Kajian arsitektur akan dibatasi oleh tema dalam perancangan proyek ini yaitu arsitektur metafora.
(20)
6 1.6.KERANGKA BERPIKIR
Diagram 1.1.Kerangka berpikir merancang. Latar Belakang
kebutuhan akan pakaian bukan sekedar sebagai penutup badan,namun sekarang pakaian menunjukkan gaya hidup setiap orang.
banyak muncul para desainer muda yang menunjukkan mulai berkembangnya fashion di Indonesia
masih belum ada institusi pendidikan formal (sekolah) khusus fashion di Medan sedangkan banyak lembaga pendidikan nonformal mode (seperti kursus menjahit)
Judul Perancangan
Sekolah Mode Medan
Tema Perancangan
Arsitektur Metafora
Tujuan dan Manfaat
Mengembangkan dunia mode di Indonesia khususnya di Medan.
Selain sebagai sekolah juga menjadi pusat informasi tentang dunia mode/fashion di Medan.
Memicu pertumbuhan aktivitas kreativitas yang lain.
Menciptakan bangunan yang menarik secara visual dan memberikan nuansa yang baru, sehingga mencerminkan suatu ketertarikan antara bangunan dan fungsi di dalamnya.
Menciptakan suatu tempat yang dapat menarik wisatawan untuk datang berkunjung.
Perumusan Masalah
Bagaimana menciptakan sebuah tempat yang merupakan fungsi pendidikan namun menampilkan citra fashion/mode.
Bagaimana menciptakan suasana yang nyaman untuk aktivitas pendidikan sehingga siswa dan pengajar dapat berkonsentrasi dengan baik , sekaligus pengunjung juga merasa nyaman.
Bagaimana menciptakan ruang-ruang kreatif (studio)
Data Perencanaan Data Tapak
Studi Literatur
Studi Banding
Survei Lapangan
Analisa Tapak (Analisa Fisik)
View, sirkulasi, orientasi,dll.
Analisa Fungsional (Analisa Nonfisik)
Pengguna, alur kegiatan,dll.
Programming
Program ruang dalam dan ruang luar
Hubungan Antarruang
Konsep Perancangan
Konsep ruang luar, ruang dalam, massa, tema, struktur dan utilitas
Desain Perancangan
umpan balik
(21)
7 1.7.SISTEMATIKA LAPORAN
Adapun Sistematika pembahasan pada laporan ini adalah sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang kajian latar belakang pembangunan Sekolah
Mode Medan, maksud dan tujuan perancangan, masalah perancangan, pendekatan perancangan dan lingkup dan batasan perancangan
2. BAB II DESKRIPSI PROYEK, membahas mengenai terminologi judul, pemilihan
lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.
3. BAB III ELABORASI TEMA, menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil,
interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding dengan tema sejenis.
4. BAB IV ANALISIS PERANCANGAN, menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan
lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema.
5. BAB V KONSEP PERANCANGAN, menjelaskan konsep penerapan hasil analisis
komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.
6. BAB VI HASIL PERANCANGAN, berisi akan hasil rancangan berupa site plan, denah,
(22)
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1.Tinjauan Umum
Fungsi bangunan : Sekolah Mode Medan
Lokasi : Jalan Kapten Patimura
Luas lahan : ± 1,8 ha
Koefisien lantai bangunan : 4 lantai Koefisien dasar bangunan : 80% Garis sempadan bangunan : n+1
Pemilik : swasta
Sumber dana : swasta
Status : fiktif
Batas-batas : Utara : Jalan Babura Lama
Timur : gang kecil
Selatan : Jalan Kp.Mandailing Barat : Jalan Kapten Patimura
Karakteristik Lokasi :-Kondisi lokasi sekarang merupakan lahan kosong dan rumah penduduk
-Lahan dikelilingi oleh jalur sirkulasi -Kondisi topografi relatif datar.
-Kondisi sekitar lahan sangat baik dilihat dari banyaknya pepohonan yang membuat lingkungan lahan sejuk, rindang, dan nyaman.
Potensi :-Lokasi tapak berada di pusat kota, sehingga
pencapaian yang mudah ke lokasi.
-Meskipun lokasi berada di pusat kota ,namun keadaan sekitar lokasi sangat nyaman dan tenang ( tidak terlalu bising) sehingga sangat berpotensi dibangun sekolah. -Lokasi didukung oleh fasilitas sekitar seperti
(23)
2.2.Tinjauan Khusus
2.2.1.Pengertian Sekolah Mode Medan Judul Sekolah Mode Medan didefinisikan sbb:
Pengertian Sekolah:
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa (atau “murid”) di bawah pengawasan guru.(dikutip dari www.wikipedia.com)
Pengertian Mode:
Mode adalah gaya berpakaian (tetapi juga dapat termasuk masakan, bahasa, seni, arsitektur) yang popular dalam suatu budaya.(dikutip dari www.wikipedia.com)
Pengertian Medan:
Medan adalah salah satu nama kota di Indonesia yang merupakan ibukota Provinsi Sumater Utara.(dikutip dari www.pemkomedan.com)
Dengan demikian Sekolah Mode Medan adalah tempat,bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar tentang mode busana dan pelengkap busananya seperti sepatu, tas, aksesoris,dsb yang setingkat dengan diploma dan bangunan berlokasi di Medan.
2.2.2.Tinjauan Sejarah Mode
Fashion atau mode yang kita lihat sekarang tidak muncul begitu saja. Berikut ini garis besar sejarah perkembangan mode yang terjadi di dunia (dikutip dari laporan tugas akhir Adelina Setyawati Jaya-22404027):
Sejak abad 14, Paris sudah menjadi pusat mode dunia sebab di kota itu kebanyakan pabrik kain berdiri, juga paling banyak penjual bahan pakaian dan perlengkapan
Pada abad 17, muncullah catatan-catatan tertulis tentang fashion yang diterbitkan . Itulah cikal bakal majalah mode modern seperti sekarang ini.
Yang diakui sejarah perancang busana Perancis adalah Rose Bertin, yang pada tahun 1776 menjadi perancang mode untuk Ratu Marie Antomette. Pada masa pemerintahan Napoleon desainer Louis Hippolyte Leroy menciptakan serangkaian busana untuk Ratu Josephine
Tetapi orang yang diyakini sebagai peletak dasar industry mode Perancis adalah seorang Inggris yang bekerja di Paris, Charles Frederick Worth. Pada tahun 1858, Worth menjadi penasihat busana bagi Ratu Eugenie. Dialah yang pertama membangun rumah mode adibusana dan menyelenggarakan fashion show, manekin, staf pemasaran, penjahit dan label Paris. Rumah mode Worth dijalankan oleh keturunannya dan bertahan sampai tahun 1956.
(24)
Yang dinilai sebagai pendobrak gaya busana wanita adalah Paul Poiret. Pada tahun 1910 memperkenalkan busana bergaya oriental, turban dan rok lurus. Yang revolusioner , wanita tidak harus memakai korset (pakaian wajib kaum wanita masa itu).
Pada tahun 1920, Coco Chanel mengganti rancangan gaun eksotis ala Poiret dengan setelan gaun simple dan klasik serta warna warni. Sejak itulah wanita menggunakan rok pendek.
Industri busana siap pakai diperkirakan mulai sejak 1933, ketika Lucien Lellong memperkenalkan toko pakaian jadi, robes e edition. Ini merupakan pendobrakan terhadap tradisi haute couture (adibusana yang hanya dibuat untuk seorang pemesan) yang berlaku saat itu di Paris.
Pada 1947, Christian Dior mengejutkan public dengan konsep New Look yang romantic. Gaun-gaun berpinggang ramping,dada menonjol, dan ujung rok melambai. Semakin kuatlah dominasi Perancis dalam dunia fashion. Nama-nama lain yang bisa disebut sebagai penguat pondasi Perancis sebagai kota mode dunia antaralain Hubert de Givenchy dan Pierre Balmain
Pada 1960-an, Yves Sain Laurent mengembangkan sayap dengan membuka butik busana siap pakai yang tidak terlalu mahal. Sementara itu, di Italia desainer Andro Gucci telah membangun kerajaan fashion-nya dan rajin menggelar peragaan busana di luar negri.
Perkembangan mode juga terjadi di Indonesia. Mode Indonesia sendiri baru benar-benar tercatat baik secara rupa,lisan maupun tulisan pada tahun ’50-an. (dikutip dari www.google.com)
Pada tahun 1950-an -1970 ,Peter Sie adalah orang yang dianggap sebagai maestro dan pelopor perancangan busana Indonesia.Kehadiran desainer seperti Peter Sie mengundang desainer lain seperti Non Kawilarang dan Elsei Sunarya. Masyarakat juga mulai mengenal peragawati seperti Titi Qadarsih dan Rima Melati
Pada era tahun 1970-1990, Dunia mode nasional mulai mengadaptasi kegiatan mode eropa. Sejak diperkenalkan Nobert Schmitt pada tahun 1969 di Eropa, koreografi untuk peragaan busana mendarat di Jakarta pada tahun 1974. Perintis nasionalnya adalah Rudy Wowor yang merupakan murid Schmitt. Profesi ini lalu diikuti oleh Doddy Haykel, Denny Malik dan Guruh Sukarnoputera.
(25)
Pada masa ini, ketebatasan bersekolah mode atau rancangan busana di tanah air tak mematahkan semangat mereka yang ingin menjadi desainer. Sebagian melanglang buana ke luar negri.
Era tahun 1990-2008. Tahun 1990-an ditandai dengan isu globalisasi dan internet artinya kemudahan masyarakat mengakses informasi mode dari luar negri menyebabkan kegandrungan akan budaya barat yang glamour.Beberapa desainer yang naik daun pada masa ini antaralain Sebastian Gunawan, Biyan, Arantxa Adi, Adjie Notonegoro dan Eddy Betty. Hingga akhir 1990-an, persaingan untuk mendapatkan tempat di hati para pecinta mode semakin ketat, apalagi dengan kehadiran sekolah mode Franchisee seperti Esmod dan Lasalle. Di tahun 2000-1n, mode Indonesia semakin kaya akan ide dan ispirasi serta dinamis.
2.2.3.Tinjauan perkembangan mode dulu terhadap mode sekarang.
Ternyata dalam dunia mode berlaku juga faham ‘what goes around, comes aroundí’.Terbukti fashion items dari era 20an hingga 90 an sebenarnya masih terlihat hingga kini, tentu saja telah banyak melalui proses modifikasi sehingga modelnya menjadi lebih uo to date Contohnya antaralain:
1. Tahun 1920
Large Picture Hats :Topi dengan pinggiran yang lebar menyerupai summer hat namun modelnya lebih anggun, sekarang bahkan Samantha dari film Sex and The City sering terlihat menggunakannya.
2. Tahun 1930
Cardigan : Di tahun ini cardigan terlihat sangat manis dan dijadikan luaran blouse, sekarang imi cardigan muncul dalam model yang beragam.
Empire Waisted-Gown : gaun berpotongan di bawah dada ini menjadi tren tersendiri di tahun 30an. Hingga kini di ajang-ajang penghargaan di Hollywood, potongan empire waist masih terus berjaya.
3. Tahun 1940
Swing skirts : rok lebar mengembang ini dulu memang a must have item yang biasanya dipakai saat para perempuan berdansa. Sekarang swing skirt bisa dipakai kapan saja, bahkan daily wear sekalipun.
4. Tahun 1950
Petticoats : rok berlapis-lapis layaknya rok penari balet ini adalah undergarment agar rok lebih mengembang. Di era 2000an petticoats terlihat dipakai lagi.
(26)
5. Tahun 1960
Dyed shirts :terkenal dengan sebutan tie-dye. Motif celup ini identik dengan kaum hippy. Tahun 2009, tie-dye kembali in.
6. Tahun 1970
Halter neck dress : gaun bergaya halter baru popular di era 70an dan sekarang gaun model ini tidak pernah absen dari atas runaway maupun red carpet.
7. Tahun 1980
Acid washed denim : jeans biru dengan kesan pudar ini adalah trademark tahun 80an. Tidak disangka , sejak tahun 2009 hampir semua fashionista menggunakannya kembali.
8. Tahun 1990
Rock Tee : kaos yang bergambar ataupun bertulisan grup band favorit masing-masing telah ada sejak tahun 90an. Tren ini kembali lagi di tahun 2005.
(www.google.com) 2.2.4.Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai misi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Sekolah Mode Medan memiliki tiga tingkatan pendidikan yaitu tingkat diploma satu (D1) , diploma tiga (D3) dan strata satu (S1). Kurikulum tingkat D1 dan D3 mengacu pada kurikulum sekolah mode di Jakarta yaitu sekolah Esmod Jakarta, sedangkan kurikulum tingkat S1 mengacu pada kurikulum pendidikan mode di Medan yaitu Universitas Negeri Medan, Fakultas Teknik jurusan Tata Busana.
Kurikulum Pendidikan Strata 1 (S1)
Pendidikan untuk jenjang S1 terdiri dari 8 semester, dimana pada semester ke-3 mahasiswa dibagai menjadi 3 jurusan. Jurusan yang diambil sesuai minat masing-masing mahasiswa antaralain:
1. Jurusan Keahlian Produksi Busana ( pada mata kuliah bertanda *) 2. Jurusan Keahlian Desain ( pada mata kuliah bertanda **)
(27)
Semester 1 Semester 2 Pendidikan Konsumen
Ilmu Kesejahteraan Keluarga Matematika
Dasar Seni dan Desain Pengetahuan Busana Teknik Komputer Teknologi Busana I Konstruksi Pola I Menggambar Mode I Tata Rias
Ilmu Tekstil
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pelayanan Prima
Akunting
Desain Ragam Hias Konstruksi Pola II Teknologi Busana II Bahasa Inggris Dasar Kerajinan
Semester 3 Semester 4
Kewirausahaan Bahasa Inggris Busana Pembuatan Busana Pria Lingerie (Busana Dalam) Teknik Sulaman Tangan Desain Tekstil
Pembuatan Busana Wanita I Pembuatan Busana Anak * Menggambar Mode ** Kerajinan Tangan II ***
Evaluasi Hasil Belajar Penelitian Pengajaran Busana Daerah
Interaksi Belajar Mengajar Teknik Sulaman Tangan Koreografer
Teknik Sulaman Bordir Konstruksi Pola Draping Pembuatan Busana Wanita II * Desain Busana Wanita ** Kerajinan Tangan II ***
Semester 5 Semester 6
Statistik
Perencanaan Pengajaran Telaah Kurikulum PUB I
Pembuatan Busana Tailoring * Desain Mode **
Apresiasi Sulaman Bordir*** Bahasa Indonesia
Filsafat Pendidikan
Perkembangan Peserta Didik
Pendidikan Agama
Pendidikan Kewarganegaraan Psikologi Pendidikan
Profesi Kependidikan Micro Teaching Event Organizer (EO) Seminar
PUB II
Pembuatan Adi Busana * Aplikasi Komputer **
Apresiasi Sulaman Tangan ***
Semester 7 Semester 8
PPL/KKN PKLI
Pameran Busana * Peragaan Busana ** Pameran Handy Craft *** Skripsi
Mata Kuliah Pilihan: Karakter Bahan Merchandise Kepribadian
Tabel. 2.1.Kurikulum Pendidikan Strata 1(S1) Sumber : Universitas Negeri Medan Jurusan Tata Busana
(28)
Kurikulum Pendidikan Diploma Tiga (D3)
Pendidikan untuk jenjang D3 terdiri dari 6 semester. Adapun target pencapaian kemampuan di bagi menjadi per tahun antaralain:
1. Tahun pertama : Pengenalan dan Persiapan (Discovery and Preparation)
Pada tahun ini mahasiswa dikenalkan dasar atas profesinya, mode dunia (the world of fashion) dan proses kreasi. Mahasiswa menjadi terbiasa dengan pakaian wanita dan pria.
2. Tahun Kedua : Personal Prosedur dan Kreasi (Personal Procedure and creation) Mahasiswa belajar mengenai desain pakaian dengan struktur dan belajar bagaimana mengadaptasikannya ke dalam kenyataan. Mahasiswa mengenal berbagai jenis sector seperti indutri tekstil-pakaian , pakaian rajut, pakaian dalam, dan mendedikasikan semuanya ke dalam projek pribadi.
3. Tahun Ketiga : Spesialisasi dan Personal Koleksi (Specialization and Personal Collection)
Selama tahun ketiga ini mahasiswa lebih menjurus kepada kenyataan yang lebih dan lebih spesifik akan profesinya.Adapun jurusan yang diberikan antralain pakaian wanita, pakaian pria atau pakaian anak-anak. Mahasiswa mulai mengerjakan projek pribadinya dan harus selesai akhir tahun dan mempresentasikannya untuk menentukan apakah lulus atau tidak.
Adapun pelajaran yang dipelajari antalain: a. Teknologi Bahan
b. Seni dan Sejarah Mode c. Marketing Mode d. CAD
e. Busana Daerah f. Model Vivant
g. Visual Merchandising dan Promosi h. Guest Speakers
i. Studi Banding ke pabrik j. Workshop
k. Menggambar Mode (sumber: Sekolah Esmod Jakarta)
(29)
Kurikulum Pendidikan Diploma Satu (S1)
Pendidikan untuk jenjang D1 terdiri dari 2 jurusan yaitu:
1. Desain Mode dan Draping Pola (Fashion Design and Pattern Drafting)
Mahsiswa dikenalkan dasar atas profesinya, mode dunia (the world of fashion) dan proses kreasi. Adapun pelajaran yang akan dipelajari antaralain:
a. Desain Mode (Fashion Design) b. Draping Pola (Pattern Drafting) c. Teknologi bahan (Textile technology)
d. Seni dan Sejarah Mode (Art and Fashion History) e. Marketing Mode (Fashion Marketing)
f. CAD
g. Busana Daerah h. Model Vivant i. Guest Speakers
2. Bisnis Perdagangan Mode (Fashion Business Retail)
Jurusan ini sangat intensif dan memerlukan konsentrasi yang tinggi. Mahasiswa mempelajari menegenai keterampilan bisnis mode seperti peralatan (merchandising), pembelian, promosi, manajemenr,dan sebagainya. Mahasiswa juga diberi pilihan untuk bertemu dan belajar langsung dengan Guest Speakers ( orang yang bekerja di industri mode). Selain itu, juga ada studi banding dan praktek pekerjaan untuk memperoleh pengalaman di lingkungan pekerjaan. Adapun pelajaran yang dipelajari antaralain:
a. Marketing
b. Analisa dan Trend c. Analisa Konsumen d. Konstruksi Draping Pola e. Peralatan Mode
f. Perdagangan Dunia g. Fashion Calculation h. Teori warna
i. Budaya Mode
j. Pengendalian kualitas k. Fenomena Desain Mode
(30)
l. Fashion Buying Plan
m. Fashion Merchandising Plan n. Draping Pola Mode
o. Pengetahuan Bahan (sumber: Sekolah Esmod Jakarta) 2.3.Lokasi Proyek
Pada pembahasan ini, akan diuraikan tentang deskripsi/tinjauan lokasi proyek. 2.3.1.Kriteria Pemilihan Lokasi Proyek
Beberapa kriteria dalam pemilihan lokasi antaralain:
1. Lokasi tapak harus berada di Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) dengan peruntukkan lahan sebagai pusat pendidikan dan permukiman.
2. Lokasi tapak harus strategis. Strategis yang dimaksud bukan harus berada di pusat kota atau daerah kota yang ramai, melainkan loksai yang mudah dijangkau oleh umum baik dengan kendaraan maupun pejalan kaki
3. Lokasi tapak berada di daerah yang sehat yang berarti:
a. Lokasi tidak terletak pada daerah perindustrian yang menimbulkan polusi udara.
b. Lokasi berada di daerah yang memiliki vegetasi yang baik seperti banyaknya pepohonan rindang.
4. Lokasi berdekatan atau berada di jalur utama.
5. Lokasi berdekatan dengan fasilitas kesenian, budaya serta tempat wisata lainnya 6. Adanya fasilitas pendukung di sekitar lokasi tapak seperti supermarket, rumah makan,
dan sebagainya.
7. Tersedianya jaringan utilitas seperti jaringan PLN,PDAM, Telkom, Riol Kota dan lain-lain.
2.3.2.Analisa Pemilihan Lokasi Proyek
Sebuah kota memiliki kebijakan-kebijakan dalam mengatur wilayah-wilayahnya agar dapat berkembang dengan teratur. Salah satu kebijakan dalam segi perkembangan pembangunan kota adalah adanya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Kota Medan juga memiliki RTRW dengan menetapkan adanya satuan-satuan wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) , dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap sektor atau wilayah. WPP kota Medan dibagi menjadi lima wilayah yaitu:
(31)
WPP Cakupan Kecamatan
Pusat
Pengembangan Peruntukan Lahan
Program Pembangunan A M. Belawan M. Marelan M. Labuhan BELAWAN Pelabuhan, Industri, Permukiman, Rekreasi, Maritim
Jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan dan permukiman.
B M. Deli TJ. MULIA
Perkantoran, Perdagangan, Rekreasi Indoor, Permukiman
Jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, sarana pendidikan. C M. Timur M. Perjuangan M. Tembung M. Area M. Denai M. Amplas AKSARA Permukiman, Perdagangan, Rekreasi Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan. D M. Johor M. Baru M. Kota M. Maimoon M Polonia INTI KOTA CBD, Pusat Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman Perumahan permanen, pembuangan sampah, sarana pendidikan. E M. Barat M. Helvetia M. Petisah M. Sunggal M. Selayang M. Tuntungan SEI SEKAMBING Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota
Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan.
(32)
Sekolah dan jug kawasan Kawasa termasu pusat pe Berdasa pemban 1. WPP CBD Pem Huta Pusa Perk Rek Perm WPP Perm Perk Perd Kon Rek Lapa Huta G
h Mode Me ga pusat in
n Jalan Jend an tersebut uk WPP D endidikan ,p arkan krite ngunan anta Alternatif 1 Lokasi Luas Batas P D D, Pusat merintahan,
an Kota, at Pendidikan kantoran,
reasi Indoor, mukiman
P E mukiman, kantoran, dagangan, servasi, reasi, angan Golf, an Kota
Gambar .2.1.P
dan merupa nformasi m deral Sudirm dalam ren yang diper perkantoran eria pemil aralain: 1
: Jalan K : ± 1,8 h : Utara Timur ,
eta Wilayah P
akan bangun mode. Sekol
man, Kecam ncana RUTR runtukkan b n, rekreasi in
lihan loka
Kapten Pati ha
: Jal
r : Ga
Pengembangan
nan yang m lah Mode matan Meda RK kota M bagi daerah ndoor, dan p
asi maka imura,Keca lan Babura ang kecil n Pembangun memiliki fun Medan yan an Baru, Ko Medan term h CBD, pu permukima
diperoleh
amatan Med
Lama
nan Kota Meda
ngsi sebagai ng direncan ota Medan. masuk daera sat pemerin an. beberapa
dan Baru, M WP Pela Indu Per Rek WP Perk Perd Rek Perm WP Perm Perd Rek an
i tempat pen nakan berlo
ah pusat ko ntahan, huta
alternatif
Medan P A abuhan, ustri, rmukiman,
reasi, Maritim
P B kantoran, dagangan, kreasi Indoor, mukiman
P C mukiman, dagangan, reasi ndidikan okasi di ota yang an kota, f lokasi m
(33)
Selatan : Jalan Kp.Mandailing Barat : Jalan Kapten Patimura 2. Alternatif 2
Lokasi : Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Medan Baru, Medan Luas : ± 1,8 ha
Batas : Utara : Jalan Jenderal Sudirman Timur : Sungai Babura
Selatan : Jalan Babura lama Barat : Bangunan
3. Alternatif 3
Lokasi : Jalan Perintis Kemerdekaan Luas : ± 2,6 ha
Batas : Utara : Jalan Perintis Kemerdekaan Timur : Jalan Timor
Selatan : Jalan Sena Barat : Jalan Gaharu
Kriteria Lokasi
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
Luas lahan 3
±1,8 ha
3 ±1,8 ha
3 ±2,6 ha
Tingkatan Jalan 3
Jalan Arteri primer
3
Jalan Arteri Primer
3
Jalan Arteri Primer Pencapaian ke Lokasi 3
Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru medan baik
dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.
3
Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru medan baik
dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.
3
Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru medan baik
dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Jangkauan terhadap Struktur kota 3
Berada di pusat kota dan merupakan daerah pengembangan CBD,
pendidikan, permukiman, rekreasi,
3
Berada di pusat kota dan merupakan daerah pengembangan CBD,
pendidikan, permukiman, rekreasi,
1 Berada di daerah
pengembangan, perdagangan dan
(34)
perkantoran, pusat pemerintahan dan hutan
kota
perkantoran, pusat pemerintahan dan hutan
kota Fungsi Pendukung
sekitar lokasi
3
Pertokoan, kantor, plaza, hotel, pendidikan,sarana
pariwisata lainnya, permukiman mewah
3
Pertokoan, kantor, plaza, hotel, pendidikan,sarana
pariwisata lainnya, permukiman mewah
3
Pertokoan, kantor, plaza, hotel, pendidikan,sarana pariwisata lainnya, permukiman . RUTRK (Pengembangan pendidikan, rekreasi) 3 sesuai 3 sesuai 1 Kurang sesuai
Fungsi eksisting 3
Lahan kosong dan bangunan yang tidak
berfungsi baik
3
Lahan kosong dan bangunan yang tidak
berfungsi baik
3 Lahan kosong
Kontur Relatif datar
3
Berkontur 2
Realtif datar 3 Pengenalan Entrance 3
sangat baik
dikelilingi jalur sirkulasi
2
baik
berada di dua jalur sirkulasi
2
baik
berada di dua jalur sirkulasi
Total Nilai 27 25 23
Peringkat 1 2 3
Tabel. 2.3.Perbandingan lokasi alternatif site
Keterangan: 1 : cukup 2 : baik 3 : baik sekali
Kesimpulan:
Berdasarkan perbandingan ketiga alternatif lokasi maka diperoleh lokasi 1yaitu jalan Kapten Patimura, Kecamatan Medan Baru, Medan.
2.4.Program Kegiatan
Kegiatan yang diutamakan adalah kegiatan pendidikan,bertujuan untuk memberikan wadah bagi masyarakat dalam bidang pendidikan yaitu pendidikan mode. Kegiatan lain yang akan dilakukan antaralain:
(35)
Pariwisata : menjadi tempat berkunjung bagi pariwisata dengan disediakan galeri maupun pengadaan peragaan busana secara berkala.
Konsultasi : menjadi tempat konsultasi mengenai kecantikan,mode dan pendidikan
Komersial : menjual souvenir dan produk mode hasil karya siswa maupun para desainer Indonesia khususnya Medan.
Adapun jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan sebagai berikut: a. Kegiatan umum
1. Kegiatan pendidikan 2. Kegiatan pelayanan jasa
pelayanan jasa konsultasi
pelayanan jasa promosi dan pemasaran b. Kegiatan pendukung
1. Kegiatan pengelola 2. Kegiatan servis 2.5.Kebutuhan Ruang
2.5.1.Kebutuhan Ruang berdasarkan pengguna
Tinjauan akan kebutuhan ruang terhadap pengguna bangunan antaralain: 1. Pengelola :
Direktur Utama : ruang kerja, wc, ruang rapat, kantin
Wakil Direktur : ruang kerja, wc, ruang rapat, kantin
Sekretaris : ruang kerja, wc, ruang rapat, ruang arsip, kantin,
Staff : ruang tata usaha, ruang kerja, wc, ruang rapat, ruang arsip, ruang percetakan, kantin, loker staff
Karyawan : ruang tata usaha, ruang kerja, wc, ruang rapat, kantin, loker karyawan.
2. Pendidikan:
Pelajar : ruang belajar, ruang praktek, ruang informasi, kantin, wc, ruang seminar, ruang serba guna, ruang administrasi,ruang tata usaha.
Dosen : ruang tata usaha, ruang dosen, ruang mengajar, wc, kantin,ruang seminar, ruang informasi.
(36)
3. Pengunjung :
Wisatawan : ruang informasi, ruang galeri dan pameran, area souvenir, kafetaria, wc, ruang pelayanan konsultasi. 4. Servis
Teknisi : ruang tata usaha, ruang kontrol, wc, kantin.
Pelayan : ruang tata usaha, ruang pelayanan, wc, kantin. 2.5.2.Kebutuhan Ruang berdasarkan jenis kegiatan
No Nama Ruang Kegiatan Fasilitas
Fasilitas pendidikan dan pendukung 1 Studio
Perancangan
Merancang desain fashion sebagai awal dari kegiatan menghasilkan pakaian
Meja, kursi,kertas gambar, peralatan gambar, LCD dan screen
2 Studio Pembuatan pola
Pattern making atau
mendesain pola , bentuk, dan jenis pakaian yang akan dirancang
Meja, kursi,kertas gambar, peralatan gambar, LCD dan screen
3 Studio menjahit Menjahit pakaian, membentuk pakaian sesuai dengan yang diinginkan dari awal
merancang di studio perancangan
Meja jahit,kursi, peralatan jahit
4 Studio workshop Proses belajar mengajar yang sifatnya praktek seperti membatik,menyulam tangan
Meja, kursi,kertas gambar, peralatan gambar, lemari 5 Ruang
Penyimpanan bahan dan alat
Melihat, mempelajari dan memilih bahan pakaian untuk praktek, menyimpan dan mengambil peralatan menjahit,
Contoh bahan, kain, model baju, manekin, meja,kursi lemari, rak
6 Ruang kelas Ruang belajar dan mengajar utama, melakukan interaksi, transfer ilmu pendidikan,
Meja , kursi, LCD dan screen
(37)
memberi teori dasar fashion 7 Ruang komputer Merancang pakaiaan pada
komputer, menelusuri internet mengenai fashion terkini, printing
Unit-unit komputer, meja, kursi, printer, akses internet
8 Perpustakaan Membaca literature fashion, meminjam buku,diskusi antar siswa
Rak-rak buku, meja, kursi, peralatan,
peminjaman buku, unit komputer, ruang diskusi
9 Ruang Tata Rias Mempelajari kecantikan dalam merias wajah
Kursi, meja, cermin, lemari
10 Ruang Mengepas Untuk mengepaskan hasil rancangan berupa pakaian
Cermin,rak /gantungan pakaian, pasfot
(patung) Fasilitas Pengelola, Administrasi dan Akademik 1 Ruang penerima
tamu/lobby
Menerima tamu, tempat tunggu tamu
Sofa, meja
2 Ruang informasi Menyampaikan informasi Meja, kursi, komputer, lemari
3 Ruang Administrasi
Melayani pembayaran, mengururs surat dan berkas siswa
Meja,kursi,komputer, lemari
4 Ruang rapat Mengadakan rapat,diskusi para pengajar,pengelola
Meja rapat, kursi-kursi, LCD dan screen, 5 Ruang pengelola
-Direktur Utama - Wakil Direktur - sekretaris
Menjalankan dan mengawasi kegiatan sekolah
Meja,kursi, komputer, lemari, sofa
6 Ruang Staff Tempat untuk bekerja staff Unit-unit meja dan kursi, komputer, lemari 7 Ruang Dosen Mempersiapkan diri sebelum
mengajar, memberikan
Unit-unit meja dan kursi ,komputer, lemari
(38)
penilaian terhadap siswa, membuat soal ujian,dsb 8 Ruang arsip Menyimpan berkas-berkas
penting
Meja, kursi, lemari arsip, komputer 9 Ruang percetakan Memperbanyak berkas-berkas
(mengcopy)
Mesin pencetak, lemari
10 Ruang perlengkapan
Mengambil dan meletakkan peralatan seperti kertas, spidol, bahan untuk mengajar
Rak , lemari ,meja, kursi
11 Pantry Menyiapkan
makanan/minuman untuk pengelola maupun tamu yang datang
Meja,kursi,
perlengkapan dapur
Fasilitas umum 1 Galeri/ruang
pamer
Memajang karya-karya siswa, menjadi tempat kunjungan wisatawan
Display manekin
2 Ruang serba guna Untuk tempat acara atau kegiatan tertentu seperti fashion show
Meja, kursi, stage, backstage,
catwalkstage (temporary 3 Cafeteria atau
kantin
Makan, minum, melayani, memasak,dsb
Meja dan kursi , dapur dan perlengkapannya, 4 Ruang Souvenir Menjual barang-barang mode,
cenderamata sekolah mode
Lemari,etalase, rak
5 Konsultasi Menerima pengunjung, melakukan konsultasi,
membayar biaya konsultasi
Meja,kursi, lemari, komputer, kasir
Fasilitas servis/pelayanan 1 Ruang genset Menghidupkan dan mematikan
genset sebagai cadangan listrik
Mesin-mesin genset
(39)
elektrikal gedung, mengontrol keadaan gedung dengan CCTV
TV, kursi, lemari, meja
3 Ruang Pompa Meletakkan tangki air, mengawasi, merawat
Tangki air
4 Janitor Menyimpan alat-alat
kebersihan
Sapu,pel,sikat, peralatan bersih 5 Gudang Menyimpan barang-barang Rak-rak barang 6 Ruang bongkar
muat
Memasukkan barang-barang yang dibeli (biasanya dapat dimasuki truk)
7 Loker karyawan Menyimpan barang-barang karyawan selama sedang berkerja
Loker-loker, kursi.
Fasilitas parkir
1 Area parkir Untuk memarkirkan kendaraan Garis parkir, lampu , Tabel 2.4.Kebutuhan ruang berdasarkan jenis kegiatan
2.6.Proses Kegiatan 1. Pengelola
(40)
2. Pendidikan
Diagram 2.2.Alur Kegiatan Pendidikan 3. Pengunjung
Diagram 2.3.Alur Kegiatan Pengunjung 2.7.Studi Banding Proyek Sejenis
Untuk kasus proyek ini, dilakukan studi banding terhadap dua institusi pendidikan dibidang fashion atau mode yaitu Nanyang Academy of Fine Arts (NAFA) yang berlokasi di 38 Bencoolen Street, Singapore dan Sekolah Esmod Jakarta yang berlokasi di Jalan Asem II No:3-5, Cipete, Jakarta Selatan.
2.7.1.Nanyang Academy of Fine Arts (NAFA)
NAFA merupakan sekolah seni dan desain yang berlokasi di 38 Bencoolen Street, Singapore. NAFA juga merupakan sekolah seni dan desain yang memiliki berbagai macam jurusan, salah satunya adalah fashion design. Program-program yang ditawarkan pada jurusan ini
(41)
adalah BA Fas Jurusan luas ba lengkap perrpus terdapat lantai-la Ruang-r assignm Signage membu berupa pada lan (Dikutip Gam Diploma in shion Design n fashion de angunan sek p antara lai stakaan, kaf t lobi, gale antai atasny ruang pera ment display
e pada ged uat orang te skylight da ntai-lantai d p dari Lapo
mbar .2.2.Tamp
Gambar 2
n Fashion D n Technolo esign ini ter kitar 6.0002 in studio p fetaria, dan eri dan kant ya.
antara yang ay yang me
dung juga ertarik untu ari lantai em di antaranya oran Tugas A
pak Depan NA
.4 .Galeri Design, BA gy. rdapat pada 2 . Fasilitas perancangan ruang dudu tor adminis g berfungsi emamerkan didesain se uk melihat.
mpat dan m a sehingga b Akhir Gema
AFA
Fashion D
a satu gedun yang terda n, pembuata
uk untuk be trasi sedang
sebagai si karya-kary edemikian
Gedung in menembus h bangunan be
ala Rifa- 15
esign, BA F
ng sendiri d apat di gedu an pola, w erkumpul m gkan ruang
irkulasi ata ya siswa s rupa sehin ni juga men hingga lobi erkesan tera 5203064) G Fashion De dengan ting ung fashion orkshop, ru murid-murid g-ruang pen au koridor ehingga tid ngga berkes nggunakan p
di lantai da ang.
Gambar.2.3.Ru
Gambar 2
esign with T
ggi enam la n design in uang jahit, d. Pada lant ndidikan terd
dilengkapi dak membo san unik d
pencahayaa asar melew
uang duduk Te
2.5.Lobi Textiles, ntai dan ni cukup galeri , tai dasar dapat di dengan osankan. dan juga an alami wati void erbuka
(42)
Gambar 2.6.R
Gambar 2.8. W
Gambar.2.10.
Ruang Menjah
Workshop
.Signage hit
Gam
Gam
Gam
mbar 2.7. Ruan
mbar 2.9. Kafe
mbar 2.11.Ass
ng Komputer
etaria
signment disp
(43)
2.7.2.Es Latar b profesio jangka dapat b yaitu: 1. 2. Sekolah 1. 2. Adapun 1. 2. Gambar 2.12. smod Jaka belakang di onalisme S panjang ad ersaing di e
Mencetak d dan industr Menggabun h perancang Sasaran Lulusan Masyar pembua Manfaat
Suatu s
Dapat m
Mengap
Mengga
Mening n fasilitas ya Perpustakaa Perpustakaa . Resepsionis arta idirikannya DM (Sumb dalah menc era globalisa dan mening ri terkait. ngkan tekni g mode Esm
n SMA, SM rakat umum atan pola). ekolah form mencetak da plikasikan t abungkan te gkatkan prof ang disediak an buku an kain
Sekolah E ber Daya M ciptakan de
asi. Esmod
gkatkan sum
ik dan sentu mod memilik
MK
m yang mem
mal dalam b an meningk teknologi in eknik dan se
fesionalism kan di sekol
Esmod ada Manusia) d sainer –des berdiri pad
mber daya m
uhan interna ki sasaran d
miliki mina
bidang mode katkan SDM nternasional entuhan inte me dalam ind lah Esmod
alah untuk di bidang in sainer muda da 9 Septem
manusia yan
asional deng dan manfaat
at dalam du
e.
M di bidang m untuk meni ernasional d dustri mode antaralain: Gambar 2.1 meningkatk ndustry mo a serta wir mber 1996 de
ng professio
gan budaya sebagai ber
unia mode
mode dan in ingkatkan s dengan buda . 13.Skylight kan kwalit ode ,dengan raswasta ba engan fungs onal dibidan lokal. rikut: (desain mo ndustri terka standar indu aya lokal. tas serta n tujuan aru yang si utama ng mode ode dan ait. ustri.
(44)
3. Ruang jahit
4. Ruang kelas dengan fasilitas Air Conditioning (AC) 5. Ruang serbaguna
6. Toko buku 7. Kafetaria 8. workshop
Sekolah perancangan mode Esmod menawarkan program pendidikan antaralain: 1. Program 3 tahun (diploma)
2. Program 1 tahun
(45)
BAB III
ELABORASI TEMA
3.1.Arsitektur Metafora
3.1.1.Pengertian Arsitektur Metafora 3.1.1.1.Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan , digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia beradab ( www.tripod.com)
Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya dan dilengkapi dengan proses belajar, dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni (mengutip Vituvius, De Architectura)
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan,lansekap hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga nerujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut (www.wikipedia.com)
3.1.1.2.Metafora
Menurut Aristoteles, Metafora adalah memberi nama pada sesuatu yang menjadi milik sesuatu yang lain; pemindahan dari genus menjadi spesies, atau dari spesies menjadi genus atau dari spesies menjadi spesies atau pada dasar analogi….. Aristoteles juga mengatakan ,” Metafora memberi gaya , kejernihan , daya tarik dan berbeda dari yang lain: dan ini bukanlah hal yang penggunaannya bisa diajarkan oleh satu orang ke orang lain “ (Abel, 1997).
Dengan kata lain ,Metafora adalah perumpamaan suatu hal dengan suatu yang lain. 3.1.1.3.Arsitektur Metafora
Arsitektur metafora adalah salah satu ilmu dalam arsitektur yang mengidentifikasi suatu bangunan arsitektural dengan pengandaian sesuatu yang abstrak sehingga setiap pengamat akan mempunyai persepsi masing-masing sesuai dengan persepsi yang timbul pada saat pertama kali melihat bangunan tersebut.
(46)
Ada tiga kategori metafora yaitu:
Intangible matafora (metafora abstrak)
Intangible metafora merupakan metafora yang diterapkan dalam arsitektur dimulai dari konsep, kondisi manusia atau kualitas tertentu (individualisasi, kealamiahan, tradisi, budaya)
Tangible metafora (metafora nyata)
Tangible metafora merupakan metafora yang diterapkan dalam arsitektur dimulai dari visual atau karakter material (seperti rumah sebagai istana, atau kuil sebagai langit)
combined metafora (metafora kombinasi)
combined metafora merupakan metafora gabungan antara Intangible dan Tangible metafor
Beberapa kelebihan dalam menggunakan arsitektur metafora antaralain:
penggalian bentuk-bentuk arsitektur yang lebih baik, yang tidak hanya terbatas pada plantonis, fungsialis, dan sebagainya
memberi peluang untuk melihat suatu karya dalam sudut pandang lain
membawa pikiran seseorang ke suatu hal yang belum diketahui
(47)
3.2.Studi Banding Tema sejenis 3.2.1.Intangible Metaphors
Beberapa karya arsitek Jepang menerapkan Metafora Abstrak ini. Salah satu arsiteknya adalah Kisho Kurokawa. Kisho Kurokawa mengangkat konsep simbiosis dalam karya-karyanya. Kisho Kurokawa mencoba ‘membawa’ elemen sejarah dan budaya pada “Engawa” (tempat peralihan sebagai ‘ruang antara’ pada bangunan : antara alam dan buatan, antara masa lalu dan masa depan). Konsep ini diterapkan pada salah satu karya Kisho Kurokawa yaitu “Nagoya City Art Museum” . Sejarah dan budaya adalah sesuatu obyek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan (intangible). Oleh karena itu, karya Kisho Kurokawa ini tergolong pada Intangible Metaphors (Metafora abstrak)
Gambar.3.1.Nagoya City Art Museum 3.2.2.Tangible Metaphors
3.2.2.1.Stasiun TGV
Salah satu karya arsitektur yang menggunakan gaya bahasa tangible Metaphors (Metafora Konkrit) adalah Stasiun TGV, Lyon,Perancis. Stasiun ini dirancang oleh Santiago Calatrava, seorang arsitek kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur, Santiago Calatrava merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor burung. Bentuk Stasiun TGV ini didesain menyerupai seekor burung . Bagian depan bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi-sisi bangunannya pun dirancang menyerupai bentuk sayap burung.
(48)
3.2.2.2. Bangun Clyde, Armadi itu, ban 3.2.3.C 3.2.3.1. Contoh Budima bahwa hasil ek dan me .The Clyde
nan The Cly sebelah b
illo” karena
ngunan ini te
ombined M .EX Plaza I
Karya arsit an Hendrop gubahan m kspresi dari erespon gay Auditoriu yde Auditori arat jemba a bentuknya ergolong da Gamb Metaphors Indonesia tektur Meta purnomo (D massa E.X y
gaya kinet ya sentripug
Gamb
m (The Ar ium ini diran
atan Kingst a diadopsi d alam jenis T
bar.3.3.The Cl
afora Kombi DCM). Dal yang terdiri tic mobil-m gal dari bu
bar.3.2.Stasiun
madillo)
ncang oleh ton dan pu dari binatan
Tangible Me
lyde Auditoriu
inasi adalah lam buku “ atas lima mobil yang s
undaran Ho n TGV Norman Fo usat kota. g “Armadil etaphors (M
um (The Arm
h pada gedu “Indonesian buah kotak sedang berg tel Indones oster, terleta Bangunan llo” (trengg Metafora kon adillo)
ung E.X Pla n Architectu k dengan po gerak denga sia yang pa
ak di pinggi ini dijuluk giling). Oleh nkrit). aza Indonesi ure Now” osisi miring an kecepata adat. Kolom ir sungai ki “The h karena ia, karya , ditulis g adalah an tinggi m-kolom
(49)
penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil, sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis-garis ban yang menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetic merupakan sebuah obyek yang abstrak (intangible). Kita tidak dapat melihat gaya kinetic secara visual akantetapi ban-ban mobil merupakan obyek yang dapat kita lihat secara visual (tangible). Perpaduan antara gaya kinetic (obyek abstrak) dan ban-ban mobil (obyek konkrit) inilah yang menghasilkan metafora kombinasi (combined metaphors).
Gambar.3.4.E.X.Plaza Indonesia
3.2.3.2.Museum Of Fruit
Museum of Fruit ini merupakan salah satu karya arsitektur dengan menggunakan tema Metafora dalam kategori combined metaphor. Karya Itsuko Hazegawa ini mengambil sifat-sifat dari bibit yang tumbuh, buah-buahan serta tumbuh-tumbuhan yang ditampilkan dalam sebuah bangunan. Itsuko menggunakan bentuk bibit-bibit yang berbeda yang disebar ke tanah dalam penampilan keseluruhan kompleks bangunannya, termasuk dalam menemukan bentuk denah dari tiga massa utama. Sisi inilah yang merupakan kategori tangible metaphor.
(50)
Gambar.3.5.Site Plan Museum Of Fruit
Gambar.3.6.Massa Museum Of Fruit
Sedangkan kategori intangible metaphor tampak pada gambaran sebuah bibit yang tumbuh menjadi pohon yang besar, ini ditampilkan ke dalam salah satu massa yaitu fruit plaza. Kemudian dia menampilkan kenangan akan matahari tropis di mana bibit berkecambah pada
green house. Dia juga menggambarkan dunia gen buah-buahan ke dalam rancangan exhibition hall.
(51)
Gambar.3.7.Fruit Plaza
(52)
(53)
BAB IV ANALISA
4.1.Analisa Eksisting
4.1.1.Analisa Lokasi (Potensi Site Terhadap Kota-Kawasan Lingkungan)
(1) (2)
(5) (4) (3)
Gambar4.1. (1) peta wilayah Indonesia; (2) peta Pulau Sumatera ; (3) Peta wilayah Medan ; (4) Peta wilayah Kecamatan Medan Baru ; (5) Peta wilayah Site
(sumber: www.google.com ; CAD Medan)
Lokasi proyek Sekolah Mode Medan terletak di Kota Medan. Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara,Indonesia (sumber:www.pemkomedan.com). Kota Medan secara geografis terletak di antara 2027’ -2047’ lintang Utara dan 98035’ -98044’ bujur timur, posisi Kota Medan berada di bagian Utara Provinsi Sumatera Utara dengan topografi mirirng kea rah Utara dan berada pada ketinggian tempat 2,5 -37,5 m di atas permukaan laut (www.sumutprov.go.id). Lokasi proyek berada di Kecamatan Medan Baru yaitu Wilayah
(54)
Pengem pusat p permuk Babura 4.1.2.K Lo Lu K K K K Fi 4.1.3.T Ketera Ru Ko Fa mbangan Pe pemerintaha kiman. Loka lama. Kondisi Eks okasi tapak uas lahan Kontur KDB KLB Kepemilikan isik tapak
ata Guna L
ngan: umah tinggal omersial asilitas pendidik embangunan an, hutan asi berada d
isting Laha
Lahan
kan
n (WPP) D kota, pusat di antara jal
an
Gambar
Perkan Taman Fasilita
D dengan p t pendidika lan Kapten P
: Jalan K Kotama : ±1,8 ha : relatif d : 80% : min 500 : swasta : lahan ko
r 4.2.Tata Gun
ntoran n
as penginapan
peruntukkan an , perka Patimura , j
Kapten Patim adya Medan (±18.000 m datar
00 m2
osong dan b
na Lahan
n lahan seb antoran, rek
jalan Kp.M
mura, Kecam n, Sumatera m2)
bangunan Fasilitas umu peribadatan, o pemerintahan dan SPB) bagai daera kreasi indo Mandailing d matan Meda a Utara, Indo
um (kesehatan, organisasi baik n maupun swast
h CBD, oor, dan dan jalan an Baru, onesia. ta
(55)
4.1.4.B Sebelah den Sebelah deng atas Site 1.UTAR
h Utara berbat ngan Jalan Bab
3.SELAT
Selatan berba gan jalan Kp.M
RA tasan langsung bura Lama TAN atasan langsun Mandailing 4 Gambar Tang g Jalan Lama b dijadika side e Tang ng Ja Kp.Ma berp dijadika side e Tabel 3
r. 4.3.Analisa b
ggapan Babura berpotensi an sebagai entrance l ggapan alan andailing potensi an sebagai entrance 4.1.Batas-bata 1 batas site 2.TIM Sebelah tim langsung deng 4.BA Sebelah Bar langsung d Kapten P aas site MUR mur berbatasan gan Gang keci
ARAT rat berbatasan dengan Jalan Patimura. 2 Tang il. Area lah berba dengan Bab berp dijadika maupu kegiatan Tang Jalan Pati berp dijadik entr ggapan han yang atasan n sungai bura otensi an taman un untuk n outdoor. ggapan Kapten imura otensi kan main rance
(56)
4.1.5.Ek Lokasi penduku Sarana Prasara ksisting Ba tapak bera ung antaral a Perhotelan Institusi pen Retail Perkantoran ana Jalan yang Fasilitas sa Fasilitas rio Fasilitas lis Fasilitas pe Fasilitas tel 11 12 13 14 15 angunan Se ada di kaw
ain:
ndidikan
n
cukup lebar luran air be ol kota strik edestrian lepon Gamb 1 10 ekitar Site, wasan inti k
r dan bagus ersih bar.4.4. Anali 2 9 Sarana da kota yang
s pada Jalan
sa bangunan e
4 3
8
an Prasaran memiliki b
n Kapten Pat
eksisting sekit 4 na banyak sar timura tar site
rana dan pr
5
7 6
(57)
DH SIN WI NA 1. HARMA AG 4. VIHARA 7. GAPORE P ACADEM 10. ISMA SUDI 13. ANYANG ZH GUNG A PLAGET MY IRMAN HI HUI SD N TAM TU CH Tabel.4.2. ban 2. NEGERI 06 5. MAN SUDIR 8. PT.PLN 11. UMBLE TO 14. HINERGY S ngunan eksisti 60882 RMAN OTS SPA
ing sekitar site
RAHM EI S THE RUMAH GE e 3. MAT GALER 6. SCHOOL 9. TRADERS 12. LULUR &S 15. ELATO RI SPA
(58)
Tangga Berdasa sekitar kecantik yang be 4.1.6.G Tangga Berdasa lantai, d disesua apan: arkan analis bangunan kan seperti ertujuan unt Garis Langit apan: arkan analis dengan lebi ikan dengan sa eksisting pendidikan spa. Semua tuk edukasi t (Skyline) sa skyline/g ih dominan n ketinggian bangunan n, tempat a fasilitas s dan tempat
Gamba
Gamba
Gamb
garis langit t bangunan n bangunan sekitar site wisata sep sangat mend t wisata.
ar 4.5. analisa
ar 4.6.Potonga
ar 4.7.Potong
terlihat bang 2 lantai. M n sekitar. dapat terlih perti rahma dukung fun skyline an A-A an B-B gunan sekita Maka bangun
hat bahwa lo at galeri, t ngsi site seb
ar site mem nan yang ak
okasi site b taman dan bagai sekola miliki keting kan diranca berada di tempat ah mode gian 1-5 ang akan
(59)
4.2.Ana 4.2.1.A JL.K Jl.K Tangga Berdasa alisa Poten Analisa Sirk 1. KAPTEN PA 3. Kp MAND apan: arkan analis Jalan Kapte Jalan Babu kebutuhan 1 3
si dan Kon kulasi
ATIMURA
AILING
sa sirkulasi en Patimura ura lama dan
servis. ndisi Site Gamba A Keter Jalan Pati merupa utam kawa Jala merupa dua arah lebar Kepadat hanya tert Keter Jala Mand memil ±3 m. jarang kend sehingg jalan se jalan m aliran Bab Tabel. 4.3.K
di atas mak a berpotensi n Jalan Kp
ar 4.8.analisa s rangan Kapten imura akan jalur ma di asan ini. an ini akan jalur h, dengan ± 20 m. tan terjadi a waktu tentu rangan an Kp dailing liki lebar Jalan ini g dilalui daraan ga suasana epi. Ujung merupakan n sungai bura. Keterangan ana
ka site dikeli i menjadi ja .Mandailing sirkulasi 2 JL.BABU 4 GA alisa sirkulasi.
ilingi oleh j alur sirkulas g berpotens 2. RA LAMA 4. ANG . alur sirkula i kendaraan si sebagai ja
2 4 A Keter . Jalan lama m lebar ± Jalan i sering oleh pengu rumah (menjad parkir). merupak bu Keter Gang bangu memilik 3 m. E
gang tembus ja Kp.Ma karena bang asi yaitu: n ke dalam s
alur sirkula 2 4 rangan Babura memiliki
± 6 m. . ini lebih dipadati mobil unjung h makan di tempat Jalan ini kan jalan untu. rangan g antar unan ini
ki lebar ± Eksisting g tidak s hingga alan andailing dibatasi gunan. site. asi untuk
(60)
4.2.2.A Tangga Berdasa yaitu Analisa Penc apan: arkan analis Jalan Kapt Mongonsid Jalan S.Pa Arifin,Iskan Jalan Jende Walikota, d capaian sa pencapai ten Patimur di, Iskandar arman menj ndar Muda, eral Sudirm dan sebagain Gambar KE Pencapai Sudirman Pencapai Patimura Pencapai Lubis Pencapai Pencapai Tabel 4.4.Ket
ian di atas
ra menjadi Muda, Dr.M jadi akses , dan sebaga
an menjadi nya.
4.9.analisa pe
ETERANGA
ian yang diak n
ian yang diak a
ian yang diak
ian yang diak ian yang diak
terangan anali terlihat lok akses untu Mansyur, da untuk sek ainya. akses untuk encapaian AN kses melalui kses melalui kses melalui kses melalui kses melalui isa pencapaian
kasi site be
uk sekitar d an sebagain kitar daerah
k daerah se
Jalan Jender Jalan Kapte Jalan Abdul Jalan S.Parm Jalan n
erada di dae
daerah jala nya.
h jalan Ga
ekitar jalan T
ral n llah man erah yang an Djamin ajah Mada, Tjik Ditiro, strategis Ginting, , Zainal Juanda,
(61)
4.2.3.A View k Tangga Berdasa 1. 2. 3. 4. View k Tangga Berdasa mungki jalan in Analisa View ke luar apan: arkan analis
Area ini m garuda dan Area ini m sudah tidak Area ini me sederhana. Area ini me karena me ketenangan ke dalam apan: arkan analis in terutama ni lebih bany
w
sa view ke l memiliki vie gedung jam memiliki view k berpenghu emiliki view emiliki view endapatkan n.
sa view di a a jika diliha yak dilewati
Gamb
luar maka: ew yang s msostek.
w kurang b uni.
w yang kur
w yang cuku view veg
Gamb
atas maka se at pada jala
i oleh kenda
bar 4.10.analis
angat bagu
bagus karen
ang bagus k
up bagus jik getasi dan
bar 4.11.analis
emua sisi b an utama y
araan.
sa view
us yaitu ban
na hanya ter
karena hany
ka dilihat pa sungai se
sa view
angunan dih aitu Jalan K
ngunan gel
rlihat dereta
ya terlihat d
ada lantai at hingga me harapkan di Kapten Pat KETER lato, rumah an perumah deretan rum tas (2/3/sete emberikan irancang se timura kare RANGAN sangat bagu bagus Tidak bagus h makan han yang mah yang erusnya) suasana menarik ena pada us s
(62)
4.2.4.A JL PA Tangga Analisa Vege 1. L.KAPTEN ATIMURA apan: Berdasarka setiap jalan udara di sek untuk temp Berdasarka dala Are pad pen veg
etasi dan M
G
JL.B
an analisa ve n banyak d kitar site sej pat pendidik an analisa ar am perancan ea entrance b da siang-so ncahayaan a
etasi. 1 3 Matahari Gambar 4.12.a 2. BABURA LAM Tabel 4.5.ke
egetasi di at ditumbuhi p
juk, dan tin kan.
rah matahar ngan, dimen berada di ar ore hari. H alami. Untu
analisa vegeta
MA JL.K
eterangan ana
tas maka sit pepohonan ngkat polusi
ri terhadap s nsi banguna rah barat se Hal ini m uk mengura
asi dan mataha
3. Kp.MANDAIL alisa vegetasi te dikeliling yang rinda udaranya ti site maka: an diperkeci ehingga aka memungkink angi panas ari
LING PIN
gi oleh vege ang dan tu idak tinggi.
il untuk arah an mendapa
kan sinar matahari d
2
4
4 NGGIR SUN
BABURA
etasi yang te umbuhan. S Hal ini san
h barat dan atkan sinar m
matahari dapat mengg NGAI erlihat di Sehingga ngat baik timur. matahari sebagai gunakan
(63)
4.2.5.A Tangga Berdasa 4.3.Ana 4.3.1. A Analisa yang di 1. 2. Analisa Keb apan: arkan analis Jalan Kapt berdekatan dsari sirkul dan membe Jalan Babu karena jalan Gang anta memberika alisa Fungs Analisa Keg a kegiatan d
lakukan. Ad Pengelola Aktifitas ke men mel mel seko men busa Pelajar Aktifitas ke bisingan sa kebisinga ten Patimur langsung lasi kendara eri jarak ant ura lama d n ini tidak s ar bangunan an tingkat ke
sional giatan dilakukan be dapun peng egiatan peng njalankan da lakukan per lakukan pro olah mode. njalin kerjas ana maupun egiatan pela Gambar 4
an di atas m ra memiliki dengan jala aan. Untuk tara jalan de an jalan K sering dilalu n tidak m etenangan d
erdasarkan gguna dari s
gelola antar an mengaw rawatan ban omosi men sama denga n penyalura ajar antarala 4.13.analisa k maka: i tingkat ke
an ini akan menangan engan bangu Kp Mandail ui kendaraan enyebabkan dan konsent
siapa saja p ekolah mod
ralain: wasi kegiatan
ngunan. ngenai seko
an pihak lua an tenaga ke
ain:
kebisingan
ebisingan y n mendapat inya dapat unan. ing memili n. n kebisinga trasi belajar pengguna b de ini antara
n yang berla
olah mode
ar dalam m erja lulusan
yang paling tkan kebisi
dibuat buff
iki tingkat
an, hal ini . angunan da alain: angsung di untuk me mengadakan sekolah mo KETERAN Sa Bi Ti tinggi. Ar ingan yang fer berupa kebisingan i berpotens
an apa saja
sekolah. enarik calon pameran, p ode. NGAN angat Bising ising idak bising rea yang berasal vegetasi n rendah si untuk aktifitas n siswa peragaan
(64)
mempelajari semua kurikulum yang telah ditetapkan sekolah mode.
mematuhi tata tertib yang ada di sekolah mode.
melakukan pameran hasil karyanya sendiri baik pameran di galeri maupun pada acara peragaan.
ikut serta dalam setiap acara yang diselenggarakan oleh pihak sekolah mode. 3. Pendidik
Aktifitas kegiatan pendidik antaralain:
memimpin kegiatan belajar mengajar di dalam kelas maupun studio.
ikutserta dalam setiap kegiatan yang diadakan sekolah. 4. Pengunjung
Aktifitas kegiatan pengujung antaralain:
melihat-lihat galeri yang berisi pameran produk tertentu ataupun hasil karya dari siswa sekolah mode.
menghadiri undangan dari peragaan busana yang diadakan sekolah mode.
mencari informasi mengenai sekolah mode, biasanya merupakan calon siswa yang tertarik melanjutkan pendidikan di bidang mode.
berkonsultasi mengenai mode. 4.3.2.Analisa Siswa
Di peroleh adanya 3 jenjang pendidikan di sekolah mode ini yaitu S1, D3 dan D1. Untuk D1 ada dua jurusan, sehingga total angkatan yang ada di sekolah mode ini adalah
1. Siswa S1 : 4 angkatan 2. Siswa D3 : 3 angkatan 3. Siswa D1 : 2 angkatan + Total : 9 angkatan
No Tahun yang ikut seleksi
Lulus seleksi Pendaftaran ulang
Selesai studi
1 2005 204 72 43 49
2 2006 215 80 52 30
3 2007 270 120 48 54
4 2008 226 114 68 49
5 2009 238 128 66 46
Total 1153 514 277 228
Tabel 4.6.Perkembangan Siswa UNIMED jurusan Tata Busana Sumber: Jurusan Tata Busana UNIMED
(65)
Proyeksi banyaknya siswa pada 5 tahun mendatang Dik : tahun 2009= 66 siswa (Pt)
tahun 2005=43 siswa (Po) t = 5 tahun
Dit : r =……….?
Jawab. Pt = Po (1+r) t
log (1+r) =
= , ,
= 0,02
1+r = antilog 0,02
= 1,05
r = 1,05-1
r = 0,05
= 5%
maka perkembangan siswa : 5% per tahun
Jika siswa tahun 2009: 66 siswa , maka 5 tahun yang akan datang = 66 +(5% x 5x66)=82,5. 4.3.3.Analisa Jumlah Pengunjung
Banyaknya Pengunjung wisatawan
Jumlah kunjungan wisatawan ke kota Medan tahun 2010 : 131123 orang (sumber: Data Dinas Kepariwisataan)
Maka jumlah pengunjung per hari adalah 131123 orang : 365 hari = 359,24 atau 360 org/hari. Banyaknya Pengunjung dari kota Medan
No Golongan Umur Jumlah Total
1 10 - 14 1406,7
2 15 – 19 1387,0
2 20 - 24 1310,0
3 25 – 29 1158,0
4 30 – 34 968,8
5 35 – 39 857,2
6 40 – 44 781,4
Total 7869,1
Tabel. 4.7.Jumlah Penduduk Medan tahun 2009 Sumber: Data BPS Medan
Sasaran pengunjung umum adalah umur 10 – 45 tahun
Golongan umur 10 – 39 : 7087,7 orang
Golongan umur 40 – 44(asumsi 25%) : 195,35 orang +
(66)
Diasumsikan warga Medan golongan menengah ke atas adalah 30% maka diperoleh: 30% x 7283,05 orang = 2185 orang
Diasumsikan yang akan datang berkunjung adalah 50 % maka diperoleh data 50% x 2185 orang = 1092 orang
Total pengunjung harian adalah 1092 orang : 365 hari = 3 orang per hari Banyaknya siswa
Berdasarkan data dari UNIMED 1 kelas teori terdiri dari 40 siswa. Ada 6 angkatan antaralain:
S1 : 4 angkatan x 80 siswa : 320 siswa
D3 : 3 angkatan x 80 siswa : 240 siswa
D1 : 2 angkatan x 40 siswa : 80 siswa +
Total : 640 siswa
Banyaknya Pendidik
Diasumsikan banyaknya dosen adalah 20 dosen
No Pengunjung Jumlah
1 Wisatawan 360
2 Penduduk Lokal 3
3 Siswa 640
4 Pendidik 20
Total 1023 ~ 1000
Tabel. 4.8.Jumlah Pengunjung yang datang ke sekolah sumber : hasil olah data primer
4.3.3. Kebutuhan Areal Parkir
Berdasarkan hitungan jumlah pengunjung maka pengunjung yang datang adalah 700 orang. Mobil Pribadi
Diasumsikan sebanyak 60% menggunakan mobil pribadi Jika 1 mobil berkapasitas 4 orang (idealnya) maka:
(60% x 1000) : 4 = 150 mobil, luasan standar 1 mobil 20 m2 Luas = 105 mobil x 20 m2/mobil = 3000 m2
Mobil Pengelola
Direktur dan wakil direktur = 2 mobil, luasan standar 1 mobil 20 m2 Luas = 2 mobil x 20 m2/mobil = 40 m2
Sepeda Motor
(67)
(10% x 1000) : 2 = 50 sepeda motor, luasan standar 1 mobil 2 m2 Luas = 35 mobil x 2 m2/mobil = 100 m2
Bus
Diasumsikan sebanyak 5% menggunakan bus Jika 1 bus berkapasitas 40 orang maka:
(5% x 1000) : 40 = 2 bus, luasan standar 1 bus 60 m2 Luas = 2 mobil x 60 m2/mobil = 120 m2
No Jenis Parkiran Luasan (m2) 1 Mobil Pribadi Pengunjung 3000
2 Mobil Pengelola 40
3 Sepeda motor 100
4 Bus 120
Total 3260 Tabel.4.9.Luasan Area Parkiran
Sumber :Hasil olah data pribadi 4.3.4.Besaran Ruang
Berdasarkan presiksi banyaknya siswa 5 tahun mendatang, banyak siswa 80.
1 angkatan akan dibagi menjadi 2 kelas @ 40 siswa. Jika S1: 2 kelas , D3 : 2 kelas , D1: 2 kelas maka jumlah kelas teori ada 6 kelas.
Kelas Studio yaitu:
1. Studio perancangan : 6 studio 2. Studio Pembuatan Pola : 6 studio 3. Studio Menjahit
mesin jahit pakaian : 6 studio mesin jahit bordir : 6 studio
4. Studio tata rias : 2 studio
5. Studio mengepas : 2 studio
Ruang Komputer, disediakan 2 ruang Ruang mengepas, disediakan 2 ruang
(1)
Gambar 6.3.Perspektif Bangunan dari sudut Gang kecil dan Jalan Babura Lama
(2)
Gambar 6.5.Tampak dari Jalan Kapten Patimura
Gambar 6.6.Tampak dari Jalan Kp.Mandailing
Gambar 6.6.Tampak dari Gang Kecil
(3)
6.9.Skets
sa Suasana
Ga
Ga
ambar 6.8.Sket
ambar 6.9.Sket
tsa Suasana Ek
tsa Suasana Ek ksterior 1
(4)
Gam
G
mbar 6.10.Sket
Gambar 6.11.Sk
tsa Suasana Stu
ketsa Suasana
udio Pola
(5)
Gambar
Gamba
r 6.12.Sketsa S
ar 6.13.Sketsa S
Suasana Reseps
Suasana Ruang
sionis di Hall
(6)