10
4. Azas dan fungsi kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan tidak hanya dilihat dan dinilai dari segi-segi prestasi dan materiilnya saja, tetapi juga mempertimbangkan kesejahteraan
jasmani dan rohani bagi kelompok maupun pengikut bawahannya. Fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing, membangun,
memberi atau membangunkan motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberikan
supervisi atau pengawasan yang efisien, dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan
perencanaan Kartini Kartono, 1988: 61. Azas-azas kepemimpinan yang baik adalah:
a. Kemanusiaan yaitu mengutamakan sifat-sifat kemanusiaan, pembimbingan
manusia oleh manusia, mengembangkan potensi dan kemampuan setiap individu, demi tujuan-tujuan human.
b. Efisiensi: efisiensi teknis maupun sosial, berkaitan dengan terbatasnya
sumber-sumber, materiil dan manusia, atas prinsip dan penghematan, adanya nilai-nilai ekonomis, serta azas-azas manajemen dan modern.
c. Kesejahteraan dan kebahagiaan yang lebih merata menuju pada taraf
kehidupan yang lebih baik.
5. Kepemimpinan perempuan
Peran pemimpin perempuan sangat berbeda dengan cara pemimpin laki- laki pada umumnya. Banyak orang yang meragukan kinerja seorang pemimpin
11
perempuan, karena perempuan kebanyakan lebih mementingkan kemolekannya saja. Seorang menganggap pemimpin perempuan itu lemah, emosional serta
kurang tegas. Menurut Mulyono Gandadiputra dalam S.C Utami Munandar 1995: 1 perempuan diberbagai masyarakat, menurut pandangan sejarah, telah
memainkan banyak peran. Seiring zaman yang semakin berkembang banyak perempuan yang mulai kuliah dengan pendidikan tinggi bahkan memegang
suatu jabatan penting. Salah satu impian yang diperjuangkan oleh gerakan perempuan
adalah bertambahnya
pemimpin perempuan.
Terbukanya kesempatan perempuan sebagai pemimpin, berarti terbuka pula kesempatan
perempuan untuk mengambil bagian dalam keputusan yang biasanya bersifat realistis dan pragmatis A.Nunuk P. Murniati, 2004:65. Pemimpin perempuan
cenderung mengambil gaya kepemimpinan yang demokratis, yang mendorong partisipasi, berbagi kekuasaan, dan informasi serta berupaya meningkatkan
harga diri pengikutnya H.Veithzal Rivai dkk, 2013: 16. Menurut Rosener dalam Richard L Hughes dkk, 2012: 31, pemimpin
perempuan mendukung berkembangnya partisipasi serta berbagai kekuasaan dan informasi, tetapi jauh melampaui yang umum dianggap sebagai manajemen
partisipatif. Ia menyebutnya sebagai kepemimpinan interaktif. Diskripsi diri kepemimpinan perempuan mencerminkan pendekatan-pendekatan yang
didasarkan pada pengembangan harga diri orang lain dan percaya hasil kinerja terbaik dihasilkan ketika orang bersemangat dengan pekerjaan mereka dan
merasa baik tentang diri mereka sendiri.
12
Pemimpin perempuan dan laki-laki sebenarnya mempunyai tujuan yang sama namun yang membedakan adalah bentuk kekuatan fisik saja. Hal ini
dikemukakan oleh Kimbal Young dalam Kartini Kartono, 1988:40 kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi
yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu, berdasarkan akseptansi atau penerimaan kelompoknya, dan memiliki keahlian
khusus yang tepat bagi kelompoknya.
B. Penelitian Relevan