Kegunaaan Penelitian Penelitian Terdahulu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Jika diklasifikasikan, ada beberapa perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu di atas. Misalnya dari segi lokasi penelitian, pendekatan yang digunakan serta rumusan masalah yang dipaparkan. Berikut perbandingan hasil penelitian tentang studi tokoh yang berkaitan dengan dakwah, yakni: No Nama Peneliti Tahun Judul Hasil Penelitian 1. Nurun Naimah 2012 Dakwah Pesantren; Studi Metode Pengobatan Kyai H. Ahmad Rosyidi dalam Menangani Santri Abnormal di Pondok Pesantren Nailul Falah Wonoanyar Wonorejo Pasuruan Dari penelitian yang dilakukannya tersebut, menghasilkan kesimpulan bahwa ada beberapa metode pengobatan yang dilakukan oleh KH Ahmad Rosyidi, yakni pra terapi, proses terapi dan pasca terapi. Pra terapi ini terdiri dari penyiapan tempat bagi santri yang abnormal, kemudian membagi mereka ke dalam klasifikasi abnormal ringat, sedang dan berat. Adapun untuk implikasi dakwahnya sudah berlangsung selama proses pengobatan berlangsung. Hal tersebut bisa diamati dari praktek-praktek pengobatan yang dilalui. Penelitian ini menggunakan metede kualitatif. 2 Dwi ismiyati 2015 Dakwah KH. Noer Muhammad Iskandar: Studi Metode Dan Media Dwi dalam penelitiannya menggolongkan KH. Noer Muhammad digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Iskandar sebagai seorang ulama yang mengalami transformasi dua generasi, yakni salaf dan modern. Ini bisa dilihat dari upaya beliau dalam menggabungkandua terminologi generasi tersebut. Misalnya,dari sistem pengajaran di Pesantren Ash- Shiddiqiyyah yang tidak hanya mengajarkan kitab-kitab klasik salaf namun juga mengajarkan ilmu-ilmu modern formal di sekolah formal yang berada di bawah naungan pesantren Ash- Shiddiqiyyah 3 Luluk Fikri Zuhriyah 2003 Dakwah di Tengah Masyarakat Pluralis: Telaah Teknik Dakwah Dialogis atas Pemikiran Nurcholish Majid Luluk Fikri Zuhriyah yang mengkaji pemikiran Nurcholish Majid tentang teknik dakwah dialogis sebagai sebuah metode dalam menyelesaikan permasalahan- permasalahan keagamaan di tengah- tengah pluralitas dan eksklusivisme negatif masyarakat Indonesia. Luluk mengidentifikasikan penelitiannya ke dalam dua kelompok. Pertama, seputar pemikiran Nurcholish Majid terhadap kerukunan hidup beragama di Indonesia, yang digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id berorientasi pada pluralisme dan titik temu agama-agama. Kedua, adalah persoalan solusi terkait problematika kerukunan antar umat beragama di Indonesia melalui teknik dakwah dialogis 4. Moch. Choirul Arif 2001 Dakwah dalam persfektif KH. Abdul Wahid Hasyim Penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa, target terbesar dari dakwah Islam adalah terciptanya masyarakat Islam dengan menerapkan nilai Islam sebagai pola kehidupannya. Tetapi, KH. Abdul Wahid Hasyim melihat hal tersebut sulit diwujudkan. Menurut beliau penyebabnya beragam, di antaranya adalah, ketidakjelian da’i dalam membaca “realitas objek umat”, sehingga pesan dakwah yang disampaikan seringkali tidak efektif. Selain itu menurut beliau, kurangnya koordinasi antar lembaga dakwah juga menjadi faktor penting terkait kurang mengenanya pesan dakwah kepada umat. KH. Abdul Wahid Hasyim kemudian menawarkan sebuah solusi pemikiran bahwasanya, seorang da’i harus tau betul digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id prinsip-prinsip dakwah Rasulullah, yang bermuara pada rasionalitas pesan dakwah, serta adanya prinsip persaudaraan manusia. Dengan begitu, pengembangan dakwah makin mampu ditingkatkan, supaya pesan dakwah lebih mengena kepada umat. Tabel 1.1

G. Sistematika Pembahasan

Dalam penyusunan tesis ini, penulis membagi pembahasan ke dalam beberapa bab. Dan tiap-tiap bab dibagi atas beberapa sub, yang mana isi antara yang satu dengan yang lain saling berkaitan, dengan maksud agar mudah dipahami. Adapun sistematika pembahasan tesis ini adalah sebagai berikut: Bab Pertama Pendahuluan. Bab ini memuat latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan maslah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, dan sistematika pembahasan. Bab Kedua Tinjauan Umum. Bab ini membahas tinjauan pustaka yang berkaitan dengan teori peran dan konsep dakwah, peran ulama, konflik dan resolusi konflik keagamaan, kedudukan tuan guru pada masyarakat Sasak serta kerangka teoretik. Bab Ketiga. Bab ini memuat tentang metode penelitian, yang mencakup jenis penelitian, jenis data, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan pendekatan penelitian. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Bab Keempat Hasil Penelitian. Bab ini memaparkan data yang didapatkan di lapangan terkait kondisi obyektif Lombok Utara dan Suku Sasak, serta temuan yang berkaitan dengan peran T.G.H. Muhktar Amin dalam pengembangan dakwah dan resolusi konflik, untuk kemudian dilakukan analisis data, guna melihat bagaimana perannya terhadap perngembangan dakwah dan penyelesaian konflik keagamaan di tengah masyarakat. Bab Kelima Penutup. Bab ini memuat kesimpulan, implikasi teoretik, keterbatasan studi, dan rekomendasi. Bagian akhir yang memuat daftar pustaka, pedoman wawancara, daftar riwayat pendidikan penulis dan lampiran-lampiran. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Epistimologi keilmuan dakwah harus senantiasa dikembangkan berdasarkan konteks dan perkembangan keilmuan. Untuk menunjang upaya tersebut, perlu dilakukan kajian-kajian tentang dakwah yang sifatnya operasional dan fungsional. Oleh karena itu, bab ini secara khusus membahas format yang ideal mengenai konsep-konsep dan definisi-defini yang berkaitan langsung dengan peran, pengembangan dakwah, penyelesaian konflik serta definisi tuan guru, agar kajian ini mampu memberikan pemahaman yang holistik terkait peran T.G.H. Mukhtar Amin dalam pengembangan dakwah dan penyelesaian konflik keagamaan di Lombok Utara. Untuk memudahkan pemahaman terhadap judul dari penelitian ini, maka akan dipaparkan beberapa konsep terkait judul di atas. Di antara konsep yang dimaksud adalah:

A. Kedudukan Status

dan Peranan Sosial Social Role 1. Kedudukan dan Cara Masyarakat Mengembangkannya Selo Soemardjan, sebagaimana dikutif Soerjono menyatakan bahwa, dalam teori-teori sosiologi yang membicarakan tentang lapisan masyarakat, maka kedudukan status dan peranan role adalah unsur utamanya. 1 Keduanya merupakan unsur baku di dalam lapisan masyarakat, serta memiliki makna 1 Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005, 239. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id penting bagi sistem sosial. 2 Terdapat hubungan timbal balik di dalamnya, di mana kedudukan dan peranan individu mempunyai arti yang penting. Hal ini didasarkan pada, terciptanya sebuah masyarakat yang langgeng, tidak terlepas dari adanya keseimbangan kepentingan antar individu-individu pada masyarakat itu sendiri. Ralp Linton sebagaimana dikutif Soerjono menegaskan bahwa, secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Pengertian ini menegaskan bahwa, semakin banyak seseorang menempati pola tertentu dalam masyarakat, juga berpengaruh pada beberapa kedudukan yang ia dapat, terutama jika mengacu pada kerangka masyarakat secara menyeluruh. 3 Bahkan menurut Koentjaraningrat, suatu saat, seorang individu bisa saja berada dalam suatu keadaan dimana ia bertindak dalam tiga bahkan sampai empat kedudukan sekaligus, dan ia harus memerankan kedudukan itu dalam satu waktu tertentu. 4 Soerjono menyatakan, sekurang-kurangnya ada dua macam kedudukan yang dikembangkan oleh masyarakat, yakni: 5 a. Ascribrd Status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Dalam hal ini Sorjono mencontohkan misalnya dengan kedudukan bangsawan yang didapatkan oleh anak yang memang memiliki orang tua bangsawan. Dan umumnya, ascribed status biasa terjadi pada 22 Menurut Soerjono, yang dimaksud dengan sistem sosial adalah pola-pola yang berfungsi mengatur hubungan timbal balik antar individu dalam masyarakat, ataupun antara individu dengan masyarakat . Ibid . 3 Ibid., 240. 4 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Ed, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009, 139. 5 Soerjono, Sosiologi Suatu…, 240. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id masyarakat-masyarakat dengan sistem lapisan yang tertutup dan feodal. Achieved Status, adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang melalui usaha-usaha yang memang disengaja. Kedudukan seperti ini tidak diperoleh melalui kelahiran, melainkan bersifat terbuka bagi siapa saja, tergantung pada kemampuan setiap orang untuk mendapatkan tujuan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, bisa disimpulkan bahwasanya, dalam konteks kehidupan sosial, faktor-faktor pengetahuan dan pendidikan serta faktor lainya, begitu berpengaruh terhadap kedudukan seseorang. Faktor pendidikan misalnya, orang yang berstatus sarjana tentu akan dilihat secara berbeda oleh masyarakat dengan orang yang hanya tamatan SD, selama si sarjana tadi memang berprilaku selayaknya seorang sarjana. Mungkin memang sudah menjadi sesuatu yang alamiah terjadi, bahwasanya masyarakat cenderung memberikan imbalan reward, terhadap orang-orang yang memang memiliki kelebihan dari yang lain. Termasuk dengan memberikan gelar- gelar tertentu, penghormatan-penghormatan tertentu, bahkan bentuknya bisa beragam, misalnya seperti pemberian pangkat, kedudukan, atau bahkan jabatan tertentu di tengah masyarakat.