Peran Ulama dalam Resolusi Konflik

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dilakukan guna meneguhkan status keluarganya tersebut. Berbeda dengan orang- orang yang memang semenjak lahirnya tidak dididik dan dibesarkan oleh keluarganya yang memang tuan guru. Tentu ia akan membutuhkan usaha yang lebih banyak untuk mendapatkan status yang terhormat tersebut. Dan yang menjadi tolak ukurnya adalah, orang bisa dikatakan berperan, sejauh mana usaha yang dilakukan itu berguna bagi struktur sosial masyarakat. 86 Menurut Horton, peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai suatu status. 87 Peranan umumnya memandang hubungan interpersonal sebagai sebuah panggung sandiwara. Hubungan interpersonal yang dimaksud akan berkembang jika, setiap individu yang terlibat berprilaku berdasarkan norma dan etika sesuai dengan perannya. 88 Ekspektasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas, dan hak yang berkaitan dengan posisi tertentu dalam sebuah kelompok. 89 Peranan dalam prakteknya, lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi, ketika seseorang menduduki suatu posisi tertentu dalam masyarakat, maka dengan sendirinya diasedang menjalankan suatu peranan. Peranan mencakup tiga hal, yaitu: 90 1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan 86 Soerjono, Sosiologi Suatu…, 243. 87 Paul B. dan Chester L. Hunt, Sosiologi, Terjemahan Aminuddin Ram dan Tita Sobari, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1993, 118. 88 Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah 2012, 175. 89 Ibid. 90 Ibid., 244. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. 2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat Peranan sosial merupakan suatu perbuatan seseorang dengan cara tertentu sebagai upaya untuk menjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan status. Seseorang bisa disebut berperan jika ia telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status sosialnya. Apabila seseorang memiliki status sosial tertentu dalam masyarakat, maka selanjutnya ada kecenderungan akan timbul suatu harapan-harapan baru dari masyarakat itu sendiri kepada yang memiliki status. 91 Oleh sebab itu, peranan bisa juga didefinisikan sebagai kumpulan- kumpulan dari berbagai keinginan dan harapan yang terencana terhadap seseorang yang mempunyai status tertentu dalam masyarakat. Atas dasar definisi tersebut maka peranan dalam kehidupan masyarakat adalah sebagai aspek dinamis dari status. 92 91 Abdul Syani, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994,h.94 92 Ibid. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Temuan tesis ini menunjukkan bahwasanya: 1. T.G.H. Mukhtar Amin berperan dalam pengembangan dakwah di Lombok Utara. Peran pengembangan dakwah itu dilakukan dengan pendekatan dakwah kultural. Dalam aktifitas dakwahnya, T.G.H. Mukhtar Amin menggunakan bentuk da’wah bi al-lisan dan da’wah bi al-hal. Pada dakwah da’wah bi al- lisan, metode ceramah menjadi metode yang sering digunakan oleh T.G.H. Mukhtar Amin. Sedangkan untuk da’wah bi al-hal, T.G.H. Mukhtar Amin, menggunakakan metode pemberdayaan masyarakat yang berupaya untuk membangun daya, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran atau potensi yang dimiliki. 2. T.G.H. Mukhtar Amin berperan dalam penyelesaian konflik keagamaan di Lombok Utara, baik itu konflik antar sesama pemeluk agama, antar pemeluk agama yang berbeda, maupun antara konflik lain yang melibatkan unsur agama. Dalam proses penyelesaian konflik keagamaan di Lombok Utara, T.G.H. Mukhtar Amin lebih banyak berstatus sebagai pihak ketiga atau mediator. Ada beberapa metode penyelesaian konflik yang digunakan oleh T.G.H. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Mukhtara Amin, yakni, abitrasi dan mediasi pada beberapa kasus keagamaan yang terjadi di Lombok Utara.

B. Implikasi Teoretik

Teori peranan yang sebagian besar digunakan dalam penelitian ini menunjukan bahwasanya T.G.H. Mukhtar Amin, selaku aktor, yakni sebagai seorang tuan guru, bisa dikatakan berperan dalam konteks pengebangan dakwah dan penyelesaian konflik di Lombok Utara. Tolak ukurnya adalah teori peranan itu sendiri yang berorientasi pada bagaimana seorang yang memiliki status tertentu, bisa menjalankan peran sesuai dengan statusnya itu. Jika tolak ukurnya memang demikian maka, adanya harapan dari masyarakat terhadap aktor tertentu untuk menjalankan peran sesuai dengan statusnya, maka dalam hal ini beliau sudah banyak berperan. Di antara peran-peran yang dijalankan tersebut yakni, berupa aktifitas dakwah dengan berbagai ragamnya. Selain itu, adanya juga peran lain yang beliau lakukan yakni proses penyelesaian konflik yang menyangkut hukum-hukum Islam yang memang berkaitan dengan jabatan beliau sebagai salah seorang anggota MUI Kabupaten Lombok Utara. Sebagai seorang tuan guru, T.G.H. Mukhtar Amin telah banyak melakukan usaha-usaha dakwah di Lombok Utara. Selain itu, masyarakat juga betul-betul melibatkannya dalam berbagai acara keagamaan.

C. Keterbatasan Studi

Selama melakukan penelitian tesis ini, peneliti menemukan beberapa kesulitan di antaranya terkait terbatasnya pertemuan yang intens dengan T.G.H.