Motivasi melakukan pernikahan Motivasi untuk menikah mungkin berbeda-beda pada setiap

fisik, etnik, kebangsaan, agama, kebudayaan, ekonomi, politik, dan pendidikan yang diwariskan dari keluarga dan sanak keluarganya. Keluarga merupakan role model bagi generasi selanjutnya dalam kehidupan sosial seseorang.

3. Motivasi melakukan pernikahan Motivasi untuk menikah mungkin berbeda-beda pada setiap

individu. Menurut Olson dan DeFrain 2006, dari berbagai alasan orang menikah, ada yang menikah dengan alasan positif dan ada juga dengan alasan yang negatif. Orang yang menikah karena alasan positif cenderung memiliki hubungan pernikahan yang lebih baik. Turner dan Helms 1995 menyatakan bahwa ada beberapa motivasi orang untuk memasuki kehidupan perkawinan, yaitu : a. Cinta Cinta dan komitmen diantara pasangan seringkali menjadi alasan utama dilakukannya perkawinan. Pasangan ingin selalu saling berbagi dalam hidup dan membina hubungan yang dekat intimate relationship dalam lembaga perkawinan. Cinta merupakan hal yang paling utama pasangan melakukan perkawinan dan hanya sedikit pasangan yang melakukan perkawinan tidak didasari adanya perasaan cinta Simpson, Campbell, Berscheld, dalam Feldman, 1989. b. Kebersamaan Perkawinan merupakan lembaga dimana pasangan dapat menghabiskan waktunya hidup bersama secara permanen. Kebersamaan dapat menimbuklan kesejahateraan well being emosional dan psikologis diantara pasangan, yang akan berdampak tumbuhnya rasa aman dan nyaman. Kebersamaan tersebut juga dapat memberikan rasa aman da kesempatan untuk saling berbagi diantara pasangan. Sejalan dengan pernyataan tersebut Campbell dalam Duvall dan Miller, 1985 menyatakan bahwa pernikahan memberikan sumbangan penting yang unik bagi perasaan well being pada kebanyakan pria dan wanita. c. Konfomitas Bagi beberapa pasangan, perkawinan merupakan hal yang memang harus dilakukan atau perkembangan dari suatu hubungan antara pria dan wanita. Pernikahan tampaknya merupakan proses pemilihan. Motif sosial juga turut terpengaruh yaitu tekanan dari keluarga dan teman-teman. d. Legitimasi hubungan seks Setiap masyarakat mempunyai norma-norma yang berkenaan dengan siapa seseorang yang dapat melakukan hubungan sosial dan dalam keadaan circumstance seperti apa Benokratis, 1996 status pernikahan memberikan legistimasi hubungan seksual. Status pernikahan membuat pasangan suami-istri dapat melakukan hubungan seksual secara sah dan dilindungi secara hukum. e. Legitimasi anak Anak yang lahir dalam suatu keluarga mempunyai status identitas. Turner dan Helms 1995 menyatakan bahwa pasangan yang melakukan pernikahan dengan alasan untuk memiliki dan mengasuh anak. f. Perasaan siap Pasangan memutuskan untuk melakukan pernikahan karena mereka merasa telah siap. Perasaan siap ini merupakan hasil proses sosialisasi di lingkungan Blood dalam Donna,2008. g. Mendapatkan keuntungan Hal ini bukanlah alasan yang kuat mengapa seseorang melakukan pernikahan. Akan tetapi, bagi pasangan yang memperhatikan kesejahteraan ekonomi, alasan ini mungkin menjadi alasan utama pasangan melakukan pernikahan. h. Engagement Tahap ini pasangan memberitahukan kepada orang banyak bahwa mereka menikah dan secara tradisional biasanya ditandai dengan cincin berlian atau penggantinya sebagai pasangan tunangan dan pasangan yang akan dinikahi pada masa yang akan datang.

4. Tahap-tahap pernikahan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepuasan Pernikahan pada Wanita yang Menikah Melalui Proses Ta’aruf

0 0 79

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepuasan Pernikahan pada Wanita yang Menikah Melalui Proses Ta’aruf T1 802009147 BAB I

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepuasan Pernikahan pada Wanita yang Menikah Melalui Proses Ta’aruf T1 802009147 BAB IV

0 0 116

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepuasan Pernikahan pada Wanita yang Menikah Melalui Proses Ta’aruf T1 802009147 BAB V

0 1 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepuasan Pernikahan pada Wanita yang Menikah Melalui Proses Ta’aruf

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepuasan Pernikahan pada Wanita yang Menikah di Usia Remaja Awal

0 22 144

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepuasan Pernikahan pada Wanita yang Menikah di Usia Remaja Awal T1 802009081 BAB I

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepuasan Pernikahan pada Wanita yang Menikah di Usia Remaja Awal T1 802009081 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepuasan Pernikahan pada Wanita yang Menikah di Usia Remaja Awal T1 802009081 BAB IV

0 3 154

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepuasan Pernikahan pada Wanita yang Menikah di Usia Remaja Awal T1 802009081 BAB V

0 0 4