Kesenian Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kesenian Jonggan di Dusun Tempala Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat T1 152009025 BAB II

7 memiliki fungsi dan tujuan didalam peranan kehidupannya. Berdasarkan konsep tersebut dapat dimengerti bahwa karya seni dalam hal ini tari, merupakan aktivitas budaya yang semula hadir sebagai suatu usaha bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia lahir maupun batin didalam menjalin hubungannya dengan lingkungan dan masyarakat. Pada dasarnya kesenian yang berkembang di Indonesia terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kesenian yang lahir di kalangan Istana atau kerajaan dan kesenian yang lahir di kalangan rakyat kesenian rakyat. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sujana, Anis 2001:132 sebagai berikut: Sekarang dikenal dua kutub kebudayaan, yaitu kebudayaan rakyat di satu pihak dan kebudayaan istana di pihak lain volkskuns dan hofkuns, maka kesenian rakyat menempati bagian luar outdoor Keraton, dan kesenian Istana menempati bagian dalam indoor keraton. Dari ungkapan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesenian terbagi menjadi dua di mana terdapat kesenian istana dan rakyat, hal ini dapat dibedakan dari tempat pertunjukannya dimana kesenian rakyat dipentaskan dibagian luar keraton dan kesenian istana dipentaskan dibagian dalam keraton. Berdasarkan pemaparan diatas jelas terdapat dua kebudayaan atau tradisi yang terdapat dalam sebuah pertunjukan di masyarakat. Di mana perbedaan tersebut menunjukan status sosial masyarakat dari kalangan mana dia berasal.

B. Kesenian

Kesenian merupakan unsur kebudayaan selalu mengalami perkembangan dan perubahan dari masa ke masa. Perubahan itu disadari oleh pandangan manusia yang dinamis dan semakin lama semakin berkembang dalam konsep proses dan hasil karya berkesenian. 8 Hal tersebut dapat dimengerti karena kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan dan manusia adalah pencipta sekaligus penikmatnya. Oleh karena itu, sepanjang sejarahnya manusia tidak akan lepas dari seni, karena hal tersebut mengandung nilai estetis keindahan sedangkan manusia menyukai keindahan. Sejalan dengan hal tersebut, Rohidi 2000:3 berpendapat sebagai berikut: Kesenian telah menyertai manusia sejak awal kehidupannya, dan sekaligus juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari seluruh hidup manusia. Semua ini menunjukkan keunikan baik dari umurnya maupun ke universalnya, sebagai salah satu bagian dari kebudayaan. Berdasarkan paparan diatas, berarti dengan seni seseorang dapat memperoleh kenikmatan yang dirasakannya tidak hanya secara fisik saja, melainkan juga secara batiniah. Estetika adalah disiplin terhadap keindahan atau seni. Bahasan seni dalam estetika mencakup masalah filosofi pengetahuan dan sains sekaligus. Kemudian secara bertahap berkembanglah berbagai disiplin seni yang lebih mengedepankan aspek rasional dan empiris yang didasari oleh interaksi bangsa-bangsa di dunia ini. Dimulai oleh disiplin antropologi yang kemudian bersentuhan dengan disiplin seni. Kenikmatan itu timbul apabila kita menangkap simbol-simbol estetika dari penciptanya, sehingga sering orang menyatakan nilai seni merupakan nilai spiritual kejiwaan. Pandangan tersebut dikemukakan pula oleh Rohindi 2000:11, sebagai berikut: Kesenian adalah sebagai pedoman bagi pemenuhan integrative, yang bertalian dengan keindahan berfungsi untuk mengintegrasikan berbagai kebutuhan tersebut menjadi suatu satuan sistem yang diterima oleh cita rasa yang langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan pembenaran secara moral dan penerimaan akal pikiran warga masyarakat pendukungnya. 9 Karena kompleksitas dan kedalamannya, maka orang membuat batasan- batasan tentang seni. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam memahami dan menilai seni, sehingga timbul konsep-konsep yang bervariasi sesuai dengan pemahaman, penghayatan, pengalaman dan pandangan seseorang terhadap seni. Berbagai kesenian merupakan petualangan manusia, dan sebagian besar karya-karya tentang estetika pada masa kini, dimulai dari perbedaan-perbedaan umum diantara cabang-cabang seni yang dihasilkan dalam kehidupan kita. Namun demikian, dalam tahapan tertentu berbagai cabang kesenian ini mempunyai satu kesatuan yang membentuk identitas masyarakat pendukungnya. Kesenian sudah melekat dalam tatanan hidup masyarakat. Hal ini tidak dapat kita pungkiri lagi karena kesenian telah ada sejak jaman dulu dalam kehidupan masyarakat. Sifat dari kesenian adalah tidak lepas dari masyarakat penyangganya, dan kesenian adalah ungkapan kreativitas dari kebudayaan itu sendiri Kayam, 1981: 38. Bentuk kesenian adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia di zaman dulu yang sering disebut sebagai kesenian tradisional. Kesenian tradisional lahir dari masyarakat, dipelihara oleh masyarakat, serta mendapatkan pengembangannya oleh masyarakat. Oleh karena itu masyarakatlah yang menentukan perubahan pada kesenian tradisional. Kesenian tradisional memiliki ciri tersendiri yang berpijak kepada adat istiadat atau aturan- aturan yang sudah baku, seperti yang diungkapkan oleh Edy Sedyawati 1981:48 bahwa: Predikat tradisional bisa diartikan sebagai segala yang sesuai dengan tradisi sesuai dengan kerangka pola-pola bentuk maupun penerapan yang selalu berulang, sedang yang tidak tradisional adalah yang terikat pada kerangka apapun. 10 Dari pernyataan diatas, menunjukkan bahwa pandangan masyarakat tentang kesenian tradisi hanya diartikan sebagai warisan budaya yang patut dilestarikan tanpa pengamatan yang lebih dalam, serta mencerminkan makna dan simbol yang terdapat didalamnya. Kesenian tradisional sangat dirasakan masyarakat pendukungnya sebagai sarana untuk mencapai suatu kebutuhan baik moril maupun spiritual. Mereka sangat percaya bahwa keinginannya akhirnya akan tercapai. Akan tetapi makna yang terkandung dalam kesenian tradisional pada umumnya berhubungan dengan kebutuhan pendukungnya. Dari begitu banyak gaya tari rakyat yang ada, maka dapat dilihat ciri-ciri yang selalu ada pada setiap tari rakyat, hal ini diungkapkan oleh Sedyawati 1986: 169 diantaranya sebagai berikut: 1. Fungsi sosial; Tarian yang mempunyai sifat sosial atau kebersamaan atau bisa ditarikan oleh semua kalangan masyarakat. 2. Ditarikan bersama; Kelompok ataupun massal, bukan pemain atau penari saja akan tetapi penonton juga dapat ikut andil pada pertunjukan tari rakyat tersebut. 3. Sifatnya spontanitas dan komunikatif; geraknya dilakukan tanpa dipikirkan terlebih dahulu tapi muncul secara spontan, asalkan mendekati suasana hati lingkungan, dapat menjadi unsur berlangsungnya sebuah tari rakyat. 4. Bentuk geraknya sederhana; Bentuk gerak yang diungkapkan bukan gerak yang sukar dan tinggi mutunya dalam arti gaya tari tertentu yang tinggi 11 nilainya, akan tetapi sifat atau bentuk gerak yang sederhana tidak ada pengolahan, sekedar mengimbangi bentuk gerak dan irama pasangannya. 5. Tata rias dan busana pada umumnya sederhana; Kespontanitasan yang dituntut untuk berpartisipasi dalam tarian rakyat dengan sendirinya menjadikan unsur tata rias dan tata busana penampilan tari rakyat sangat sederhana. 6. Irama iringan dinamis; Iringan musiknya penuh semangat dan tenaga, sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. Dengan diiringi hentakan-hentakan pukulan kendang lebih kerap yang menyebabkan gending iringan terasa lebih dinamis. 7. Jarang membawakan cerita lakon; Di dalam pertunjukkan tari rakyat ini tidak membawakan cerita lakon. 8. Jangka waktu pertunjukkan tergantung dari gairah penari yang tergugah; Waktu pertunjukkan tari rakyat sangat tergantung dengan banyaknya para apresiator dari penonton yang terlibat. Sebaliknya bila suasana sekeliling termasuk penonton tidak apresiatif, dan tambahan lagi penari-penari yang hadir tidak saling menggugah kegairahan mereka, hal semacam ini dapat menyebabkan pertunjukkan menjadi sangat kurang bergairah dan patah ditengah jalan. 9. Sifat tari rakyat sering humoristis; Dari segi sifat tari rakyat, dapat dirasakan bahwa humor sangat menonjol mewarnai sifat tari rakyat itu. 12 10. Tempat pementasan berbentuk arena; tempat penyelenggaraan tari rakyat sangat lumrah diadakan di arena, dimana kemungkinan tontonan itu menyatu dengan para penontonnya tidak ada batas antara pemain dan penonton. 11. Bertemakan kehidupan masyarakat; tema tari rakyat mencerminkan kehidupan masyarakat dimana teori itu dilahirkan dan dibina, serta dikembangkan seiring dengan pengaruh suasana lingkungan tempat dan waktu. Pemaparan diatas diungkap pula oleh Dolyana 1981: 14 bahwa “Ciri khas sebuah kesenian rakyat yaitu suasana yang akrab dan kadang-kadang tidak diketahui lagi batas antara pemain dengan penonton”. Hal tersebut sejalan dengan ciri-ciri kesenian Jonggan yang merupakan kesenian rakyat.

C. Kesenian Tradisional Jonggan

Dokumen yang terkait

Studi komparasi kehidupan sosial ekonomi antara petani karet dan petani kelapa sawit di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.

0 1 137

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Kejadian Hipertensi di Desa Karangan, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat T1 462012041 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Kejadian Hipertensi di Desa Karangan, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat T1 462012041 BAB II

0 2 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Kejadian Hipertensi di Desa Karangan, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat T1 462012041 BAB IV

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Kejadian Hipertensi di Desa Karangan, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat T1 462012041 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kesenian Jonggan di Dusun Tempala Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kesenian Jonggan di Dusun Tempala Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat T1 152009025 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kesenian Jonggan di Dusun Tempala Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat T1 152009025 BAB IV

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kesenian Jonggan di Dusun Tempala Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat T1 152009025 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kesenian Jonggan di Dusun Tempala Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat

0 0 15