12
10. Tempat pementasan berbentuk arena; tempat penyelenggaraan tari rakyat sangat lumrah diadakan di arena, dimana kemungkinan tontonan itu menyatu
dengan para penontonnya tidak ada batas antara pemain dan penonton. 11. Bertemakan kehidupan masyarakat; tema tari rakyat mencerminkan
kehidupan masyarakat dimana teori itu dilahirkan dan dibina, serta dikembangkan seiring dengan pengaruh suasana lingkungan tempat dan
waktu. Pemaparan diatas diungkap pula oleh Dolyana 1981: 14 bahwa “Ciri
khas sebuah kesenian rakyat yaitu suasana yang akrab dan kadang-kadang tidak diketahui lagi batas antara pemain dengan penonton”. Hal tersebut sejalan dengan
ciri-ciri kesenian Jonggan yang merupakan kesenian rakyat.
C. Kesenian Tradisional Jonggan
Dalam Ensiklopedi Indonesia, tradisi ialah hal atau segala sesuatu yang diserahkan dari sejarah masa lampau dalam bidang adat, bahasa, tata
kemasyarakatan, keyakinan dan sebagainya. Secara turun temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan oleh
masyarakat. Sejalan dengan perkembangan kebudayaan, berbagai bentuk ekspresi kebudayaan dan kesenian warisan tradisi mempunyai sifat kedaerahan.
Tradisional dapat diartikan pula sebagai segala sesuatu yang sesuai dengan pola- pola bentuk maupun penerapan yang selalu berulang-ulang meliputi segala
pandangan hidup, kepercayaan, ajaran, upacara adat, kesenian yang semua bersifat turun temurun Sedyawati, 1981:48.
13
Seni tradisi dalam kehidupan kita meliputi seluruh bentuk seni yang dihargai dan merupakan terusan atau kelanjutan masa lalu. Kesenian tradisional
adalah sebagai warisan nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun merupakan bentuk kesenian yang sudah menyatu dengan masyarakat, sangat
berkaitan dengan adat istiadat, dan berhubungan erat dengan sifat kedaerahan. Kesenian
tradisional merupakan
ungkapan perasaan
dari masyarakat
pendukungnya secara simbolis. Menurut Sedyawati 1981:48 kesenian tradisional adalah segala sesuatu yang sesuai dengan tradisi, kerangka pola-pola bentuk
maupun penerapan yang selalu berulang dan diwariskan secara turun temurun. Kesenian tradisional sebagai produk rakyat jelas sekali gaya seni dan ciri-cirinya
lebih bersifat spontan dan umumnya mempunyai fungsi ritual. Kesenian tradisional dalam pertumbuhannya erat dengan lingkungan fisik maupun sosial
budaya. Menurut Drs. Soedarsono, “Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang
diungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah”. Selain itu tari merupakan suatu sistem dari upacara, di mana di dalamnya terdapat sekelompok komponen
yang ketergantungan dan berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan. Sistem merupakan totalitas dari sejumlah dan setiap bagian upacara,
diselenggarakan masyarakat sehingga memiliki fungsi Benny, 1986: 250. Jonggan berasal dari bahasa Dayak yang dalam bahasa Indonesia artinya joget
atau menari. Jonggan merupakan kesenian tari-tarian sebagai ungkapan kegembiraan dikalangan masyarakat Dayak Kanayatn. Jonggan muncul pertama
kali di Dusun Tempala Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila
14
Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Nama Jonggan mulai muncul pada tahun 1950 oleh Camat Impan Kepala Camat yang memimpin Kecamatan Sengah
Temila pada saat itu. Adapun dari idenya yaitu untuk mendorong masyarakat untuk membangun jalan dari desa ke desa, maka dia mengambil simpati
masyarakat dengan cara mengadakan kesenian Jonggan. Melihat perkembangan Jonggan yang begitu pesat, muncul keinginan dari
Camat Impan untuk melestarikan kesenian tradisional Jonggan sebagai sarana gotong royong, yang tujuannnya agar memudahkan masyarakat di kampung untuk
memasarkan hasil-hasil pertanian maupun hutan ke Pasar pada waktu itu. Wujudnya masyarakat diminta untuk membangun jalan dari kampung ke
kampung yang terisolir. Malam harinya masyarakat dihibur oleh kelompok kesenian Jonggan yang diselenggarakan oleh Camat Impan secara gratis untuk
melepas lelah dan kepenatan setelah siang harinya mereka bergotong royong membangun jalan.
Akhirnya misi Camat Impan ini berhasil, tidak sekedar menghibur masyarakat jalan dari kampung ke kampung pun terbuka dan patut diingat pada
waktu itu tradisi kesenian Jonggan ini juga dilaksanakan untuk mengupayakan agar tidak meluasnya salah satu jenis kesenian tradisional lainnya yang agak
menyimpang dari kebiasaan masyarakat Dayak yaitu Mak Iyong. Kesenian Mak Iyong ini dinilai merusak tatanan moral orang Dayak karena penarinya dapat
melakukan hal-hal yang tidak wajar terhadap lawannya dan sebaliknya, kalau istilah zaman sekarang disebut “karaoke tempel” sehingga kesenian ini
menimbulkan kesan pornografi. wawancara kepada Bapak Miden.
15
D. Fungsi Kesenian Tradisional