2 Uji Regresi Linier Berganda
Melalui bantuan program IBM SPSS Statistics Version 20 diperoleh rangkuman hasil analisis regresi linier berganda seperti
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Regresi Linier Berganda Variabel Pendapatan Asli Daerah PAD dan
Variabel Dana Alokasi Umum DAU secara bersama-sama terhadap Variabel Belanja Modal
Variabel Koefisien
Regresi Beta
R R
2
F
hitung
Keterangan Konstanta
-61.956.430.528 Pendapatan
Asli Daerah X
1
0,497 0,912
0,832 260,766
Signifikan Dana Alokasi
Umum X
2
0,266
Sumber: Output SPSS 20, data sekunder yang diolah Dari hasil perhitungan regresi linier berganda pada tabel 10 di
atas, dapat diketahui hubungan antar variabel independen dan variabel dependen yang dapat dirumuskan dalam rumus sebagai
berikut:
Belanja Modal = -61.956.430.258 + 0,497PAD + 0,266 DAU
Persamaan tersebut dapat diartikan: a Konstanta sebesar -61.956.430.258 menyatakan bahwa jika
tidak ada variabel independen dianggap konstan X
1
=0, X
2
=0, maka Belanja Modal tiap daerah sebesar - 61.956.430.258.
b Koefisien Pendapatan Asli Daerah PAD bertambah sebesar 0,497, artinya apabila terjadi perubahan PAD
sebesar 1 akan menaikkan Belanja Modal sebesar 0,497 atau 49,7.
c Koefisien Dana Alokasi Umum DAU bertambah sebesar 0,266, artinya apabila terjadi perubahan DAU sebesar 1
akan menaikkan Belanja Modal sebesar 0,266 atau 26,6. Secara simultan Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi
Umum berpengaruh positif terhadap Belanja Modal yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi R
1,2y
sebesar 0,912, kemudian besarnya koefisien determinasi R
2 1,2y
adalah 0,832. Perhitungan hasil statistik ini berarti bahwa kemampuan variabel
independen dalam mendeskripsikan variasi perubahan variabel dependen sebesar 83,2, sedangkan sisanya sebesar 16,8
100-83,2 dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model regresi.
Hasil pengujian statistik dengan uji F diterangkan melalui F
tabel
sebesar 3,08 dan F
hitung
sebesar 260,766, maka F
hitung
F
tabel
dengan berarti secara simultan seluruh variabel independen Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum berpengaruh
signifikan terhadap Belanja Modal. Dengan demikian model regresi ini dapat
menjelaskan bahwa “Pendapatan Asli Daerah
dan Dana Alokasi Umum secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Bela
nja Modal”. Maka disimpulkan hipotesis ketiga diterima.
B. Pembahasan
1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Modal
Berdasarkan pada analisis data yang telah dilakukan, hipotesis pertama H
1
menyatakan bahwa “Pendapatan Asli Daerah PAD
berpengaruh Positif terhadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di Pulau Jawa Tahun 2013
”, terbukti yaitu Pendapatan Asli Daerah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Modal,
ditunjukkan dari hasil analisis regresi sederhana diperoleh angka koefisien korelasi r
1y
sebesar 0,862 menunjukkan hasil positif, dan koefisien determinasi r
2 1y
sebesar 0,744 menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah memiliki kontribusi pengaruh terhadap Belanja Modal sebesar
74,4. Setelah dilakukan uji t diperoleh nilai t
hitung
sebesar 17,539 dan nilai t
tabel
sebesar 1,98282, sehingga nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
17,539 1,98282 yang berarti pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Modal adalah signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi Pendapatan Asli Daerah maka Belanja Modal akan semakin meningkat, begitu pula sebaliknya apabila semakin rendah
Pendapatan Asli Daerah maka Belanja Modal akan semakin rendah. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Saptaningsih
Sumarmi 2009 yang menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Modal.
Pemanfaatan Pendapatan Asli Daerah PAD yang baik dan diikuti dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah sehingga akan meningkatkan
Belanja Modal pada daerah tersebut. Berdasarkan hasil penelitian di atas, yaitu semakin besar Pendapatan Asli Daerah PAD yang diperoleh dan
pemanfaatan dari Pendapatan Asli Daerah PAD yang benar membuat besaran dana yang disalurkan pemerintah daerah untuk melakukan
Belanja Modal dapat menjadi besar. Dengan demikian hipotesis satu H
1
diterima.
2. Pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal
Berdasarkan pada analisis data yang telah dilakukan, hipotesis kedua H
2
yang menyatakan bahwa “Dana Alokasi Umum DAU
berpengaruh positif terhadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di Pulau Jawa Tahun 2013
”, terbukti yaitu Dana Alokasi Umum mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Modal, ditunjukkan dari
hasil analisis regresi sederhana diperoleh angka koefisien korelasi r
2y
sebesar 0,610 menunjukkan hasil positif, dan koefisien determinasi r
2 2y
sebesar 0,372 menunjukkan bahwa Dana Alokasi Umum memiliki kontribusi pengaruh terhadap Belanja Modal sebesar 37,2. Setelah
dilakukan uji t diperoleh nilai t
hitung
sebesar 7,920 dan nilai t
tabel
sebesar 1,98282, sehingga nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
7,920 1,98282 yang
berarti pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal adalah signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Dana Alokasi
Umum maka Belanja Modal akan semakin meningkat, begitu pula sebaliknya jika semakin rendah Dana Alokasi Umum maka Belanja
Modal akan semakin rendah. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Kefas Caesar Pradata 2015 yang menyatakan bahwa
Dana Alokasi Umum berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja modal.
Dana Alokasi Umum merupakan dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk
membiayai kebutuhan
pengeluaran dalam
rangka pelaksanaan
desentralisasi PP No.55 Tahun 2005. Hal ini berkaitan dengan perimbangan keuangan antara pusat dengan daerah. Transfer ini
pengaruhnya cukup signifikan sehingga pemerintah daerah dapat menggunakannya untuk memberi pelayanan publik yang lebih baik. Dana
Alokasi Umum DAU dapat di kategorikan sebagai transfer tak bersyarat atau block grant yang merupakan jenis transfer antar tingkat pemerintahan
yang tidak dikaitkan dengan program pengeluaran tertentu. Pada Peraturan Pemerintah PP Nomor 104 Tahun 2000 pasal 15, dijelaskan
bahwa penggunaan DAU tersebut bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan daerah dalam rangka penyediaan pelayanan dasar
pada masyarakat. Berdasarkan dari hasil penelitian diatas yaitu semakin
besar Dana Alokasi Umum DAU yang diterima oleh pemerintah daerah maka dapat menyebabkan semakin besar pula kegiatan Belanja Modal
yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Dengan demikian hipotesis kedua H
2
diterima.
3. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum secara
Bersama-sama terhadap Belanja Modal
Daerah yang ditunjang dengan sarana dan prasarana memadai akan berpengaruh terhadap tingkat produktivitas masyarakat dan akan
menarik investor untuk menanam modalnya pada daerah tersebut, lalu pada akhirnya akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan
PAD diharapkan akan mampu memberi efek yang signifikan terhadap Belanja Modal oleh pemerintah. Dana Alokasi Umum merupakan dana
transfer dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang nilainya cukup signifikan.
Hampir sama dengan Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum merupakan salah satu pembiayaan untuk Belanja Modal guna
pengadaan sarana dan prasarana dalam rangka pemberian pelayanan publik yang baik dari pemerintah daerah kepada masyarakat. Dengan uji
statistik F yang menguji signifikansi pengaruh seluruh variabel independen yaitu Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum
terhadap variabel dependen yaitu variabel Belanja Modal, membuktikan bahwa secara bersama-sama kedua variabel independen berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diperoleh angka koefisien korelasi R
1,2y
sebesar 0,912 menunjukkan hasil positif dan koefisien determinasi R
2 1,2y
sebesar 0,832 yang berarti bahwa Pendapatan Asli Daerah PAD dan Dana Alokasi Umum DAU secara bersama-sama memiliki pengaruh
positif terhadap Belanja Modal sebesar 83,2. Hasil pengujian statistik uji F berupa nilai F
hitung
sebesar 260,766 dan F
tabel
sebesar 3,08, sehingga F
hitung
lebih besar dari F
tabel
260,766 3,08 yang berarti secara bersama- sama seluruh variabel independen Pendapatan Asli Daerah dan Dana
Alokasi Umum berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Hasil Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Kefas Caesar Pradata
2015 yang menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah PAD dan Dana Alokasi Umum DAU berpengaruh positif dan signifikan secara simultan
terhadap Belanja Modal. Hipotesis ketiga H
3
yang menyatakan bahwa “Pendapatan Asli Daerah PAD dan Dana Alokasi Umum DAU
berpengaruh postif secara bersama-sama terhadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di Pulau Jawa Tahun 2013
” diterima.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Di Pulau Jawa tidak semua daerahnya berbentuk kabupaten atau kota, dan terdapat beberapa kabupaten yang berada di luar Pulau Jawa tetapi masuk
ke dalam salah satu provinsi di Pulau Jawa, sehingga penelitian ini