Model Kampanye Nowak dan Warneryd

terselubung seringkali para kandidat “membeli” ruang tertentu dari media massa agar kehadiran mereka tetap dirasakan. 33

e. Model Kampanye Nowak dan Warneryd

Menurut McQuail Windahl 1993 model kampanye Nowak dan Warneryd merupakan salah satu contoh model tradisional kampanye. Pada model ini proses kampanye dimulai dari tujuan yang hendak dicapai dan diakhiri dengan efek yang diinginkan. Model ini merupakan deskripsi dari bermacam- macam proses kerja dalam kampanye. di dalamnya juga terdapat sifat normatif, yang menyarankan bagaimana bertindak secara sistematis dalam meningkatkan efektivitas kampanye yang perlu diperhatikan dalam model ini adalah masing-masing elemennya yang saling berhubungan. Perubahan yang terjadi pada satu elemen akan mengakibatkan perubahan pada elemen lainnya. Hal ini terutama terjadi bila yang berubah adalah efek atau tujuan yang dikehendaki. Tujuan kampanye pada model ini tidak bersifat 33 Antar Venus, Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Sosial, Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2009, hlm. 21 Bagan 2.4 Model Perkembangan Lima Tahap Fungsional II Judith Trent dan Robert Friendberg Sumber : Antar Venus Surfacing Primary Surfacing Surfacing rigrid, tetapi dapat berubah, meskipun kampanye sedang berlangsung. 34 Pada model Nowak dan Warneryd ini terdapat tujuh elemen kampanye yang harus diperhatikan, yakni : 1. Intended Effect efek yang diharapkan. Efek yang hendak dicapai harus dirumuskan dengan jelas. Dengan demikian penentuan elemen-elemen lainnya akan lebih mudah dilakukan. 2. Competiting Communication persaingan komunikasi. Agar suatu kampanye menjadi efektif, maka perlu diperhitungkan potensi gangguan dari kampanye yang bertolak belakang counter campaign. 3. Communication Object objek komunikasi. Objek kampanye biasanya dipusatkan pada satu hal saja, karena untuk objek yang berbeda menghendaki metode komunikasi yang berbeda. Ketika objek kampanye telah ditentukan, pelaku kampanye 34 Antar.Venus, Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Sosial, Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2009, hlm. 22 Bagan 2.5 Model Kampanye Nowak dan Warneryd Sumber : Antar Venus Capaian efek Faktor yang Dimanipulasi -pesan -Saluranmedia -Komunikator Kelompo k Penerima Titik Tolak -Persaingan Komunikasi -Objek Kampanye -Target Populasi Efek yang diharapkan akan dihadapkan lagi pada pilihan apa yang akan ditonjolkan atau ditentukan pada objek tersebut. 4. Target Population Receiving Group populasi target dan kelompok penerima. Kelompok penerima adalah bagian dari populasi target. Agar penyebaran pesan lebih mudah dilakukan maka penyebaran pesan lebih baik ditunjukan kepada opinion leader pemuka pendapat dari populasi target. 5. The Channel saluran. Saluran yang digunakan dapat bermacam-macam tergantung karakteristik kelompok penerima dan jenis pesan kampanye. Media dapat menjangkau hampir seluruh kelompok, namun bila tujuannya adalah mempengaruhi perilaku maka akan lebih efektif bila dilakukan melalui saluran antarpribadi. 6. The Message pesan. Pesan dapat dibentuk sesuai dengan karakteristik kelompok yang menerimanya. Pesan juga dapat dibagi kedalam tiga fungsi, yakni : menumbuhkan kesadaran, mempengaruhi, serta memperteguh dan meyakinkan penerima pesan bahwa pilihan atau tindakan mereka adalah benar. 7. The CommunicationSender komunikatorpengirim pesan. Komunikator dapat dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu, misalnya seorang ahli atau seorang yang dipercaya khalayak, atau malah seseorang yang memiliki kedua sifat tersebut. Pendeknya, komunikator harus memiliki kredibilitas dimata penerima pesannya. 8. The Obtained Effect efek yang dicapai. Efek kampanye meliputi efek kognitif perhatian, peningkatan pengetahuan dan kesadaran, afektif berhubungan dengan perasaan, mood dan sikap, dan konatif keputusan bertindak dan penerapan.

f. The Difussion Of Innovation Model

Dokumen yang terkait

KEBERADAAN KOMUNITAS KETIMBANG NGEMIS DI KOTA MEDAN.

0 3 24

Pola komunikasi komunitas ketimbang ngemis Sidoarjo dalam mensosialisasikan program kerja pada pedagang lansia di Kabupaten Sidoarjo.

2 18 121

Gejala Groupthink dalam Komunikasi Kelompok (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Gejala Groutpthink di Komunitas BIGREDS Regional Medan)

0 0 12

Gejala Groupthink dalam Komunikasi Kelompok (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Gejala Groutpthink di Komunitas BIGREDS Regional Medan)

0 1 2

Gejala Groupthink dalam Komunikasi Kelompok (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Gejala Groutpthink di Komunitas BIGREDS Regional Medan)

0 0 6

Gejala Groupthink dalam Komunikasi Kelompok (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Gejala Groutpthink di Komunitas BIGREDS Regional Medan)

0 1 28

Gejala Groupthink dalam Komunikasi Kelompok (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Gejala Groutpthink di Komunitas BIGREDS Regional Medan)

0 0 2

Gejala Groupthink dalam Komunikasi Kelompok (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Gejala Groutpthink di Komunitas BIGREDS Regional Medan)

0 0 20

T1 Lampiran Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Media Sosial dalam Membentuk dan Menggerakan Gerakan Sosial: Studi Kasus pada Akun @ketimbang.ngemis.soloo di Instagram dalam Membentuk dan Menggerakan Gerakan Sosial Anti Me

0 0 20

New Media Dalam Gerakan Sosial (Studi Kasus pada Pemanfaatan Instagram dan Website dalam gerakan sosial memberi dengan membeli oleh Komunitas Regional Ketimbang Ngemis Jakarta (KNJ) )

0 1 193