1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pesatnya pertumbuhan industri di era global menyebabkan perubahan paradigma pembangunan di Indonesia. Sehingga pembangunan di Indonesia yang
semula pada bidang agraris tradisional berubah menjadi agraris berteknologi, bahkan menuju ke pembangunan industri. Sejalan dengan perkembangan
pembangunan dan industri, kebutuhan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keterampilan semakin meningkat. Oleh karena itu, keberadaan SMK sebagai
pencetak tenaga kerja terampil tingkat menengah sangatlah penting. Namun, siswa SMK belum sepenuhnya memiliki kesiapan kerja karena masih
banyak lulusan SMK yang masih menganggur. Survei angka pengangguran berdasar pendidikan tertinggi yang dilakukan Badan Pusat Statistik per Februari
2012 yaitu pengangguran lulusan sekolah dasar ke bawah sebanyak 1.120.090, lulusan sekolah menengah pertama 1.890.755, lulusan sekolah menengah atas dan
kejuruan sebanyak 3.074.946, dan lulusan universitas sebanyak 492.343. http:bps.go.id
, 2011. Di sisi lain industri di Indonesia masih kekurangan tenaga kerja terampil
untuk ditempatkan di berbagai bidang dunia usaha dan dunia industri. Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang dikutip
dalam surat kabar online kompas.com tanggal 11 Februari 2011, sekitar 30 persen lowongan kerja tahun 2010 tidak terisi. Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri
Indonesia Bidang
Tenaga Kerja,
Pendidikan, dan
Kesehatan
2 James T Riady dalam situs harian online Okezone.com mengungkapkan bahwa
sebanyak 1,9 juta tenaga kerja berusia muda tersebut dibutuhkan untuk memenuhi berbagai jenis usaha dan jenjang pekerjaan hingga tahun 2014.
Menurut data pengangguran berdasarkan pendidikan tertinggi per Februari 2012, lulusan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan masih
menyumbangkan tingkat pengangguran tinggi. Perbandingan tingkat penganggur- an pendidikan menengah yaitu SMA sebesar 10,34 persen dan SMK sebesar 9,51
persen. Perbandingan antara besar presentase pengangguran SMA dengan SMK menunjukkan bahwa kompetensi kerja yang dimiliki siswa tamatan SMK lebih
tinggi dibanding siswa tamatan SMA. Berdasarkan observasi pendahuluan di SMK Negeri 1 Bantul, setiap tahun
lebih dari 50 lulusan siswa SMK Negeri 1 Bantul langsung mendapat pekerjaan. Memang diakui banyak diantara lulusan yang bekerja pada bidang
yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya. Selain itu, sering kali spesifikasi keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia usaha atau dunia industri DUDI
kurang sesuai dengan keterampilan yang dimiliki oleh siswa. Sehingga terjadi kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki oleh lulusan SMK Negeri 1 Bantul
dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia usaha atau dunia industri. Pernyataan tersebut didukung dengan observasi di Wahana, sebuah internet
service provider di D.I.Yogyakarta, bahwa industri masih memberikan pelatihan dan pendampingan kepada setiap tenaga kerja baru selama kurang lebih 1 bulan
agar tenaga kerja baru memiliki kecakapan atau keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
3 Penguasaan terhadap materi pelajaran produktif diharapkan dapat
memberikan efek kesiapan dalam menghadapi kondisi atau pekerjaan yang relevan terhadap materi yang dipelajari. Pemberian mata pelajaran produktif pada
siswa SMK bertujuan agar siswa memiliki bekal keilmuan untuk menghadapi dan memecahkan masalah ketika berada di dunia kerja. Pengalaman praktik kerja
industri memberikan wawasan dan tambahan pengetahuan kepada siswa untuk siap bekerja setelah lulus dari SMK. Hal ini, karena siswa telah melihat dan
terbiasa dengan keadaan dunia kerja yang sebenarnya. Praktik kerja industri memberi kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilan dan
mengaplikasikan teori–teori yang telah didapat di sekolah sehingga menumbuh- kan kepercayaan diri untuk siap bekerja setelah lulus dari SMK.
Sejauh ini terdapat penelitian oleh Astari Nuri Yuniati 2012 dan Putu Agus Aprita 2012 di beberapa SMK yang berbeda menyatakan bahwa mata pelajaran
produktif dan praktik kerja industri secara individu maupun bersamaan memiliki pengaruh yang positif terhadap kesiapan kerja siswa. Namun, apakah betul mata
pelajaran produktif dan praktik kerja industri memiliki pengaruh terhadap kesiapan kerja siswa Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMK
Negeri 1 Bantul. Di samping itu, belum terdapat penelitian mengenai pengaruh mata pelajaran produktif dan praktik kerja industri baik secara individu maupun
bersamaan terhadap kesiapan kerja siswa di SMK Negeri 1 Bantul khususnya Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan perancangan penelitian mengenai besarnya pengaruh prestasi mata pelajaran produktif dan praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja siswa di
4 SMK Negeri 1 Bantul khususnya untuk Kompetensi Keahlian Teknik Komputer
dan Jaringan.
B. Identifikasi Masalah