PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF, PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 4

(1)

PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF,

PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN KEADAAN EKONOMI

KELUARGA TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS

XI JURUSAN BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK

GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 4 SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh Nurul Huda NIM 5101409075

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Nurul Huda

NIM : 5101409075

Program Srudi : S – 1 Pendidikan Teknik Bangunan

Judul Skripsi : Pengaruh Mata Pelajaran Produktif, Praktik Kerja Industri dan Keadaan Ekonomi Keluarga Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi Program Studi S – 1 Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik UNNES.

Semarang , 10 Agustus 2015 Pembimbing

Drs. Harijadi Gunawan B. W, M.Pd


(3)

(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana, Magister, atau Doktor), baik di Universitas Negeri Semarang (UNNES) maupun di Perguruan Tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukan Tim Pembahas.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataann ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Semarang , 26 Agustus 2015

Nurul Huda


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

 Barangsiapa berjalan di suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. (Al-Hadits)

Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan batas kemampuannya.(Qs. Al- Baqarah : 287)

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Qs. Al Insyirah : 5-6)

PERSEMBAHAN :

Tanpa mengurangi rasa syukur kehadirat Allah Azza Wa Jalla, skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Kedua orang tuaku, Bapak Sarmin dan Ibu Sutinah, terimakasih Bapak dan terimakasih Ibu untuk dukungan dan doánya serta kasih sayangnya selama ini.

2. Kedua orang tua angkatku, Alm. Bapak Handoko dan Ibu Damayanti, terimaksih atas semua dukungan dan doánya serta kasih sayangnya selama ini.

3. Almamaterku

4. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Teknik Bangunan 2009 yang selalu memberikan motivasi dan semangat.


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala, pencipta seluruh alam semesta, karena dengan karunia-Nya skripsi ini telah selesai disusun.

Dalam penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Mata Pelajaran Produktif, Praktik Kerja Industri dan Keadaan Ekonomi Keluarga Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis sampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menempuh studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Drs . M. Harlanu, M.Pd. Dekan Fakultas Teknik.

3. Drs. Sucipto, M.T. Ketua Jurusan Teknik Sipil dan Dosen Penguji II yang telah memberikan arahan, saran, dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Eko Nugroho Julianto, S.Pd, M.T. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan.


(7)

vii

5. Drs. Harijadi Gunawan B.W., M.Pd, Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, saran, dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Dra. Sri Handayani, M.Pd, Dosen Penguji I yang telah memberikan arahan, saran, dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Drs. Felik Yuniarto, M.M, Kepala SMK Negeri 4 Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

8. Bapak Koman Wastito Edi Wibowo, Ketua Jurusan Bangunan yang telah membantu penelitian ini.

9. Bapak/Ibu guru SMK Negeri 4 Semarang yang telah membantu penelitian ini. 10.Siswa –siswi SMK Negeri 4 Semarang yang menjadi responden penelitian ini. 11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan dan dukungan dalam rangka penyusunan skripsi ini. Semoga semua bimbingan, dorongan, dan bantuan dari pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini mendapat balasan dan Ridho Allah Subhanahu Wa Taála. Aamiin.

Semarang, 26 Agustus 2015


(8)

viii ABSTRAK

Huda, Nurul. 2015. Pengaruh Mata Pelajaran Produktif, Praktik Kerja Industri dan Keadaan Ekonomi Keluarga Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : Drs. Harijadi Gunawan B.W. , M.Pd.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan untuk menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya. Namun pada kenyataannya sebagian besar lulusan SMK masih menganggur. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh Prestasi Mata Pelajaran Produktif, Praktik Kerja Industri dan Kondisi Ekonomi Keluarga terhadap kesiapan kerja siswa jurusan teknik gambar bangunan SMK Negeri 4 Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Prestasi Mata Pelajaran Produktif, Praktik Kerja Industri dan Keadaan Ekonomi Keluarga terhadap kesiapan kerja siswa jurusan teknik gambar bangunan SMK Negeri 4 Semarang.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI kompetensi Teknik Gambar Bangunan (TGB) SMK Negeri 4 Semarang berjumlah 106 siswa dan teknik sampel yang digunakan adalah simple random sampling berjumlah 68 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda.

Berdasarkan analisis regresi diperoleh persamaan regresi Ý = -125.706 + 1,555 X1 + 1,049 X2 + 0,411 X3 . Kontribusi Mata Pelajaran Produktif, Praktik

Kerja Industri, dan Keadaan Ekonomi Keluarga terhadap Kesiapan Kerja Siswa sebesar 52,2%. Secara parsial pengaruh prestasi Mata pelajaran Produktif terhadap kesiapan kerja sebesar 12,9%, pengaruh Praktik Kerja Industri terhadap Kesiapan Kerja sebesar 8,1%, dan pengaruh Keadaan Ekonomi Keluarga terhadap Kesiapan Kerja Siswa sebesar 13,9%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada pengaruh prestasi Mata Pelajaran Produktif, Praktik Kerja Industri, dan Keadaan Ekonomi Keluarga terhadap Kesiapan Kerja Siswa kompetensi Teknik Gambar bangunan SMK Negeri 4 Semarang baik secara simultan maupun parsial. Saran yang dapat disampaikan antara lain: agar siswa lebih meningkatkan keseriusan dalam mata diklat produktif dan praktik kerja industri (Prakerin) agar memiliki bekal mental, keterampilan serta ilmu dan pengetahuan untuk memasuki dunia kerja.

Kata Kunci : Kesiapan Kerja Siswa; Program Praktik Kerja Industri;Prestasi Mata Pelajaran Produktif; Keadaan Ekonomi Keluarga.


(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 9

1.3Batasan Masalah ... 10

1.4Rumusan Masalah ... 10

1.5Tujuan Penelitian ... 11

1.6Manfaat Penelitian ... 12

1.7Penegasan Istilah ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16

2.1 Kesiapan Kerja ... 16

2.1.1 Prinsip-Prinsip Kesiapan Kerja ... 19

2.1.2 Aspek-Aspek Kesiapan Kerja ... 20

2.2 Mata Pelajaran Produktif ... 26

2.2.1 Pengertian Mata Pelajaran Produktif ... 26

2.2.2 Pengertian Prestasi Mata Pelajaran produktif ... 27

2.2.2.1Pengertian Prestasi ... 27


(10)

x

2.3 Praktik Kerja Industri (Prakerin) ... 28

2.3.1 Pengertian Praktik Kerja Industri ... 28

2.3.2 Tujuan Praktik Kerja Industri ... 31

2.3.3 Manfaat Praktik Kerja Industri ... 33

2.4 Kondisi Ekomoni Keluarga ... 34

2.4.1 KeraPengertian Keadaan Ekonomi ... 34

2.4.2 Indikator Keadaan Ekonomi ... 35

2.5 Penelitian Terdahulu ... 37

2.6 Kerangka Berfikir ... 38

2.7 Hipotesis Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

3.1Rancangan Penelitian ... 45

3.2Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

3.3Populasi dan Sampel Penelitian ... 46

3.3.1 Populasi ... 46

3.3.2 Sampel ... 46

3.4Variabel Penelitian ... 48

3.4.1 Variabel (x) / Variabel Independen ... 48

3.4.2 Variabel (Y) / Variabel Dependen ... 48

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.5.1 Metode Dokumentasi ... 49

3.5.2 Metode Kuesioner atau Angket ... 49

3.6 Uji Coba Intrumen... 50

3.6.1 Uji Validitas Instrumen ... 51

3.6.2 Uji Reliabilitas instrumen ... 52

3.7Teknik Analisis Data ... 54

3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase ... 54

3.7.2 Analisis Regresi Ganda ... 56

3.7.2.1Uji Prasyarat ... 56


(11)

xi

3.7.2.1.2 Uji Liniaritas Data ... 57

3.7.2.1.3 Uji Homogenitas Data ... 58

3.7.3 Menentukan Persamaan Regresi Ganda ... 59

3.7.4 Uji Hipotesis ... 61

3.7.4.1Uji Simultan (Uji f) ... 61

3.7.4.2Uji Parsial (Uji t) ... 62

3.8Analisis Determinasi ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN ... 66

4.1Hasil Penelitian ... 66

4.1.1 Deskriptif Data Penelitian ... 66

4.1.1.1Prestasi Mata Pelajaran Produktif ... 66

4.1.1.2Praktik Kerja Industri (Prakerin) ... 68

4.1.1.3Kondisi Ekonomi Keluarga ... 70

4.1.1.4Kesiapan Kerja ... 72

4.1.2 Analisis Statistik ... 74

4.1.2.1Uji Normalitas ... 74

4.1.2.2Uji Linearitas Data ... 76

4.1.2.3Uji Homogenitas ... 77

4.1.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 78

4.1.4 Uji Hipotesis Penelitian ... 79

4.1.4.1Uji F atau Uji Simultan ... 79

4.1.4.2Uji t atau Uji Parsial ... 80

4.1.5 Analisis Determinasi (R2) ... 82

4.1.5.1Koefisien Determinasi Simultan (R2) ... 82

4.1.5.2Koefisien Determinasi Parsial (r2) ... 82


(12)

xii

BAB V PENUTUP ... 95

5.1Simpulan ... 95

5.2Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian ... 43

Gambar 4.1 Diagram Batang Deskriptif Data Mata Pelajaran Produktif ... 67

Gambar 4.2 Diagram Batang Deskriptif Data Prakerin ... 69

Gambar 4.3 Diagram Batang Deskriptif Data Kondisi Ekonomi Keluarga ... 72


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Penulusuran Data Lulusan SMK N 4 Semarang tahun 2013 ... 8

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 46

Tabel 3.2 Kriteria Koefisien Koelasi dari Guilford Emperical Rulesi ... 64

Tabel 4.1 Kriteria Nilai Variabel Mata Pelajaran Produktif ... 66

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Mata pelajaran Produktif ... 67

Tabel 4.3 Kriteria Nilai Variabel Prakerin ... 68

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Praktik Kerja Industri ... 69

Tabel 4.5 Kriteria variabel Kondisi Ekomoni Keluarga ... 70

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kondisi Ekonomi Keluarga ... 71

Tabel 4.7 Kriteria Nilai Variabel Kesiapan Kerja ... 73

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kesiapan Kerja ... 73

Tabel 4.9 Uji Normalitas ... 75

Tabel 4.10 Uji Linearitas Data ... 76

Tabel 4.11 Uji Homogenitas Mata Pelajaran Produktif ... 77

Tabel 4.12 Uji Homogenitas Prakerin ... 77

Tabel 4.13 Uji Homogenitas Kondisi Ekonomi Keluarga ... 78

Tabel 4.14 Analisis Regresi Linear Berganda ... 78

Tabel 4.15 Uji Hipotesis (Simultan) ... 80

Tabel 4.16 Uji Hipotesis (Parsial) ... 81

Tabel 4.17 Koefisien Determinasi Simultan (R2) ... 82


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Kesiapan Kerja ... 100

Lampiran 2. Angket Uji Coba Instrumen Kesiapan Kerja ... 101

Lampiran 3. Kisi-Kisi Intrumen Penelitian Kesiapan Kerja ... 105

Lampiran 4. Angket Penelitian Kesiapan Kerja ... 106

Lampiran 5. Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Kondisi Ekonomi Keluarga……. 110

Lampiran 6. Angket Uji Intrumen Kondisi Kondisi Ekonomi Keluarga……. 111

Lampiran 7. Angket Intrumen Penelitian Kondisi Ekonomi Keluarga ...116

Lampiran 8. Angket Penelitian Kondisi Ekonomi Keluarga ...117

Lampiran 9. Daftar Nama Responden Uji Coba ...122

Lampiran 10. Data Hasil Uji Coba Instrumen Kesiapan Kerja ...123

Lampiran 11. Data Hasil Uji Coba Instrumen Kondisi Ekonomi Keluarga ...124

Lampiran 12. Validitas dan Reliabilitas Intrumen Kesiapan Kerja...125

Lampiran 13. Validitas dan Reliabilitas Intrumen Kondisi Ekonomi Keluarga..126

Lampiran 14. Daftar Nama Responden ...127

Lampiran 15. Daftar Nilai Mata Pelajaran Produktit Mata Diklat Autocad ...129

Lampiran 16. Daftar Nilai Prakerin ...131

Lampiran 17. Deskripsi Data Kesiapan Kerja ...133

Lampiran 18. Deskripsi Data Kondisi Ekonomi Keluarga...135

Lampiran 19. Deskripsi Data Nilai Prakerin dan Mata Diklat Autocad ...137

Lampiran 20. Hasil Perhitungan SPSS ...140

Lampiran 21. Foto Dokumentasi Penelitian ...150

Lampiran 22. Surat Ijin Observasi dan Penelitian ...153

Lampiran 23. Surat-Surat Syarat Skripsi ...157


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Era persaingan global yang dihadapi saat ini menuntut akan sumber daya manusia yang berkualitas untuk siap menjadi tenaga kerja professional di bidangnya. Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu langkah untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan proses pendidikan. Oleh karena itu, dengan kata lain pendidikan memegang peranan penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam hal ini, para pelaku pembangunan pendidikan terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia agar dapat bersaing dalam pasar tenaga kerja dengan menyesuaikan pembangunan pendidikan itu sendiri.

Pendidikan merupakan salah satu cara dalam rangka mempersiapkan sumber daya yang berkualitas dan profesional, antara lain mempersiapkan tenaga kerja sebelum memasuki dunia kerja agar pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh sesuai dengan syarat-syarat yang dikehendaki oleh suatu pekerjaan. Oleh karena itu hal-hal yang mendorong peserta didik untuk belajar yang dikaitkan dengan tugas dan perannya harus dipersiapkan dilembaga pendidikan tempat mereka menuntut ilmu. Lembaga pendidikan harus memfasilitasi terjadinya proses belajar yang optimal bagi peserta didiknya. Pendidikan yang dilakukan di sekolah merupakan jalur penting untuk membangun dan mengembangkan pengetahuan, bakat, kepribadian, sikap, mental dan spiritual,


(17)

kreatifitas, penalaran dan kecerdasan siswa sebagai bekal ketika akan memasuki dunia kerja.

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu dari jenis pendidikan nasional formal yang ada di negara kita. Dalam rangka mewujudkan jenis pendidikan di atas tentu harus diimbangi dengan kualitas tamatan agar dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan memasuki lapangan kerja. Berdasarkan pasal 15 UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk pendidikan kejuruan. Menurut Depdiknas 2004 pendidikan di SMK bertujuan untuk menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya. Selain itu, pendidikan kejuruan juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan, kemampuan, pemahaman, sikap, kebiasaan kerja, dan pengetahuan bagi siswa guna memenuhi dan mengembangkan keterampilan kerja agar mampu menjadi pekerja yang betul-betul berguna dan produktif.

Kebutuhan dalam dunia kerja perlu disiapkan oleh karena itu, ditawarkan konsep keterkaitan dan kesepadanan (link and match). Dalam bidang teknologi dan kejuruan salah satu strategi pokok dalam rangka operasionalisasi link and match sebagai suatu kebijaksanaan Depdikbud adalah melalui pendidikan dengan Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Pendidikan Sistem Ganda adalah suatu bentuk


(18)

penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematis dan sesuai dengan program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung pada bidang pekerjaan yang relevan, terarah untuk mencapai penguasaan kemampuan keahlian tertentu (Wena, 1996:16). Penerapan Pendidikan Sistem Ganda dimaksudkan agar Sekolah Menengah Kejuruan bekerja sama dengan dunia usaha atau dunia industri dan instansi terkait dalam merencanakan, melaksanakan pendidikan, serta memanfaatkan tamatan seoptimal mungkin. Dengan adanya kerja sama tersebut diharapkan siswa diharapkan memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahlian yang dipilihnya serta memiliki pengalaman yang dapat dijadikan sebagai bekal kesiapan untuk terjun ke dunia kerja.

Perihal kesiapan, menurut Slameto (2010:113) mengungkapkan, kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada atau kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi ini mencakup setidak-tidaknya 3 aspek yaitu: (1). Kondisi fisik, mental dan emosional; (2). Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan; (3) Keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari.

Kesiapan seseorang dapat dibentuk melalui pengalaman yang diperolehnya. Pengalaman yang dimaksud adalah pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh sebagai hasil dari suatu perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan. Untuk menyiapkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, maka sekolah menengah kejuruan menjalin kerja sama dengan


(19)

dunia usaha maupun dunia industri. Para peserta didik diterjunkan untuk praktik langsung ke dunia usaha dan dunia industri. Sekolah menengah kejuruan yang berbasis manajemen, pelatihan industri ini disebut dengan Praktik Kerja Industri (Prakerin) yang merupakan bentuk dari kebijakan pendidikan sistem ganda.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi Kesiapan Kerja yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kematangan baik fisik dan mental, tekanan, dorongan, kreativitas, minat, bakat, intelegensi, kemandirian, penguasaan, ilmu pengetahuan dan motivasi. Faktor eksternal meliputi peran masyarakat keluarga, sarana prasarana, sekolah, informasi dunia kerja dan pengalaman Praktik Kerja Industri. Faktor yang mempengaruhi Kesiapan Kerja peserta didik didapat dari diri peserta didik sendiri, sekolah dan masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Herminanto (1986:6) “faktor yang mempengaruhi kesiapan mental kerja adalah prestasi belajar, keadaan ekonomi orang tua, bimbingan sosial, bimbingan karier, dan pengalaman kerja siswa”. Berdasarkan teori-teori diatas variabel bebas yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah Prestasi Mata Pelajaran Produktif, Praktik Kerja Industri (Prakerin) dan Keadaan Ekonomi Keluarga.

Depdiknas (2005: 4) mata diklat produtif adalah segala mata pelajaran (diklat) yang dapat membekali pengetahuan teknik dasar keahlian kejuruan. Pengertian ini dipertegas sebagai materi yang berkaitan dengan pembentukan kemampuan keahlian tertentu sesuai program keahlian masing-masing. Indikator mata diklat Autocad adalah nilai rapor mata diklat Autocad siswa kelas XI jurusan bangunan program keahlian teknik gambar bangunan semester genap.


(20)

Menurut Oemar Hamalik praktik industri atau dibeberapa sekolah disebut dengan On The Job Training (OJT) merupakan modal pelatihan yang di selenggarakan di lapangan, bertujuan untuk memberikan kecakapan yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu sesuai dengan tuntutan kemampuan bagi pekerjaan (2008:21). Hal ini sangat berguna untuk para siswa agar dapat beradaptasi dan siap terjun ke dunia kerja, sehingga di dalam bekerja nantinya dapat sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Indikator praktik kerja industri (Prakerin) dalam penelitian ini yaitu meliputi nilai aspek teknis dan aspek non teknis yang dapat dilihat pada nilai rapor hasil Prakerin. Keadaan ekonomi orang tua adalah kenyataan yang terlihat atau terasakan oleh indra manusia tentang keadaan orang tua dan kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhannya. Indikator keadaan ekonomi keluarga dalam penelitian ini yaitu: (1) Pekerjaan; (2) Pendapatan; (3) Kebutuhan atau pengeluaran; (4) kepemilikan harta yang berharga; dan (5) kondisi rumah. Dan untuk indikator kesiapan memasuki dunia kerja dalam penelitian ini yaitu: (1). Ilmu dan pengetahuan; (2) Keterampilan; (3) Mental dan Sikap.

SMK Negeri 4 Semarang merupakan SMK yang berstatus Negeri dan beralamat di Jalan Pandanaran II/7, Kota Semarang. Beberapa kompetensi keahlian yang terdapat di SMK Negeri 4 Semarang yaitu Teknik Gambar Bangunan, Teknik Audio Video, Teknik Elektronika Industri, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Pemesinan, Teknik Sepeda Motor, Teknik Mekanik Otomotif, Teknik Multimedia dan Teknik Animasi. Masing-masing kompetensi keahlian tersebut memiliki karakteristik dan kompetensi kejuruan yang berbeda.


(21)

Kompetensi keahlian Teknik Gambar Bangunan menjadi salah satu kompetensi unggulan di SMK Negeri 4 Semarang. Salah satu misi dari jurusan Teknik Gambar Bangunan Ini adalah untuk menyiapkan tamatan dengan keahlian gambar bangunan yang sigap, tanggap, terampil, berjiwa wirausaha, berakhlaq mulia dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan jaman. Proses belajar mengajar pada kompetensi keahlian Teknik Gambar Bangunan di dukung adanya teori dan praktik. Praktik yang dilakukan meliputi praktik menggambar manual, menggambar dengan Program Autocad atau Sketchup, dan Praktik Kerja Industri (Prakerin) atau disebut juga On The Job Training (OJT).

Siswa SMK kompetensi keahlian Teknik Gambar Bangunan diarahkan untuk menjadi lulusan yang siap kerja secara profesional dibidang jasa konstruksi dan ikut bergerak di dunia usaha atau perusahaan. Kesiapan kerja siswa Teknik Gambar Bangunan mulai dibina sejak awal masuk kompetensi keahlian Teknik Gambar Bangunan dengan komponen pembelajaran mata diklat produktif. Dengan bekal kompetensi yang telah diperoleh para siswa pada saat di sekolah, maka perusahaan atau dunia usaha yang merekrut tidak akan kesulitan melatih mereka. Selain itu, dengan keterampilan yang dimiliki para siswa juga bisa membuka usaha sendiri atau berwiraswasta.

Struktur kurikulum pendidikan kejuruan dibagi menjadi tiga yaitu kelompok normatif, adaptif dan produktif. Program normatif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Program ini berisi mata diklat yang lebih menitik beratkan pada norma,


(22)

sikap, dan perilaku yang harus diajarkan, ditanamkan, dan dilatihkan pada peserta didik. Mata diklat pada kelompok normatif berlaku sama untuk semua program keahlian. Mata diklat normatif di dalamnya terdapat mata pelajaran pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, seni budaya, bahasa Indonesia, dan pendidikan jasmani. Mata diklat adaptif berkaitan dengan pengetahuan yang bertujuan untuk membekali siswa dalam pengembangan diri, terdiri dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), bahasa Inggris, matematika dan kewirausahaan. Sedangkan mata diklat produktif yaitu mata diklat yang membedakan antara program keahlian satu dengan program keahlian lainnya. Mata diklat produktif dijadikan sebagai komponen penunjang kejuruan yang pada dasarnya memuat pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berkaitan dengan bidang spesialisasinya. Selain itu, komponen isi pembelajaran juga berupa pengetahuan terapan yang dapat dijadikan dasar dalam mempelajari keterampilan-keterampilan.

Berdasarkan rekapitulasi kelulusan siswa SMK Negeri 4 Semarang tahun pelajaran 2013/2014 dan hasil wawancara penulis dengan Ketua Jurusan Teknik Gambar Bangunan, Bapak Koman Wastito Edi Wibowo dan Guru BP, Bapak Hari diketahui bahwa jumlah lulusan dari 98 orang siswa tercatat siswa yang sudah bekerja sebesar 61,22% (60 siswa), siswa yang melanjutkan kuliah sebesar 17,35% (17 siswa), dan siswa yang belum bekerja sebesar 21,43% (21 siswa). Seperti yang terungkap dalam tabel 1.1 berikut ini :


(23)

Tabel 1.1 Penulusuran Lulusan kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang Tahun lulus 2013

Tahun Lulus

Bekerja Melanjutkan

Kuliah Belum Bekerja Jumlah Lulusan Jumlah % Jumlah % Jumlah %

2013 60 61,22 17 17,35 21 21,43 98

Sumber: BKK SMK Negeri 4 Semarang

Dari tabel tersebut diketahui bahwa siswa lulusan kompetensi keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 4 Semarang yang belum mendapat pekerjaan masih banyak. Padahal siswa sudah dibekali Praktik Kerja Industri dan mata pelajaran diklat produktif Autocad, tetapi kenyataanya serapan lulusan yang memasuki dunia kerja masih kurang.

Hal itu terjadi karena siswa yang mengikuti kegiatan Praktik Kerja Industri tidak menangani pekerjaan bidang gambar bangunan atau konstruksi di instansi tempat mereka praktik. Sebagian besar instansi menganggap siswa SMK belum mampu menangani pekerjaan tersebut. Siswa banyak ditempatkan pada pekerjaan lain yang tidak sesuai dengan bidang mereka sehingga mereka tidak dapat mengaplikasikan teori pada mata pelajaran produktif yang diperoleh di sekolah di tempat mereka praktik. Fenomena tersebut menjadi penyebab kurang siapnya siswa memasuki dunia kerja.

Berdasarkan kondisi tersebut, penulis tertarik mengangkat permasalahan itu dalam penelitian penulis dengan judul : Pengaruh Mata Pelajaran Produktif, Praktik Kerja Industri dan Keadaan Ekonomi Keluarga Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Program


(24)

Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi minat seseorang dalam memasuki dunia kerja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi yang berasal dari dalam individu yang meluputi dari faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis meliputi kondisi fisik dan organ tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi bakat, motifasi, mental dan emosi. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi faktor sosial dan non sosial, contohnya lingkungan dan kebiasaan lingkungan sekitar serta budaya yang ada. Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi rendahnya kesiapan mental kerja diantaranya : motivasi belajar, pengalaman praktik secara autodidak maupun non autodidak, bimbingan vokasional, lingkungan teman sebaya, prestasi belajar sebelumnya dan latar belakang ekonomi orang tua.

Dengan adanya faktor tersebut maka dapat diidentifikasi permasalahanya yaitu sebagai berikut:

1. Masih rendahnya kesiapan kerja siswa Sekolah Menengah Kejuruan.

2. Adanya kesenjangan antara kualitas calon tenaga kerja yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan. Dampak dari kesenjangan antara mutu lulusan sekolah menengah kejuruan adalah banyaknya penyimpangan pekerjaan yang dapat menyebabkan tidak terisinya lowongan pekerjaan diakibatkan oleh


(25)

ketidaksiapan siswa sekolah menengah kejuruan dalam memasuki dunia kerja.

1.3 BATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka perlu diadakan pembatasan masalah. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas permasahan yang ingin diteliti, serta agar lebih terfokus dan mendalam mengingat luasnya permasalahan yang ada.

Dari dasar tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penulisan ini antara lain :

1. Mata Pelajaran Produktif Mata Diklat Autocad 2. Praktik Kerja Industri

3. Keadaan Ekonomi Keluarga

4. Siswa SMK Negeri 4 Semarang kelas XI Tahun pelajaran 2014/2015

1.4 RUMUSAN MASALAH

Dari dasar tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penulisan ini antara lain:

1. Seberapa besar kesiapan kerja siswa kelas XI jurusan bangunan program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 4 Semarang tahun 2015? 2. Adakah pengaruh antara prestasi mata pelajaran produktif dengan kesiapan

kerja siswa kelas XI jurusan bangunan program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 4 Semarang tahun 2015?


(26)

3. Adakah pengaruh antara prestasi pengalaman praktik kerja lapangan terhadap kesiapan kerja siswa kelas XI jurusan bangunan program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 4 Semarang tahun 2015?

4. Adakah pengaruh antara keadaan ekonomi keluarga terhadap kesiapan kerja siswa kelas XI jurusan bangunan program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 4 Semarang tahun 2015?

5. Seberapa besarkah pengaruh mata pelajaran produktif , praktik kerja lapangan dan keadaan ekomomi keluarga terhadap kesiapan kerja siswa kelas XI jurusan bangunan program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 4 Semarang tahun 2015?

1.5 TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat kesiapan kerja siswa kelas XI jurusan bangunan program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 4 Semarang tahun 2015.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh mata pelajaran produktif terhadap kesiapan kerja siswa kelas XI jurusan bangunan program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 4 Semarang tahun 2015.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara praktik kerja industri dengan kesiapan kerja siswa kelas XI jurusan bangunan program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 4 Semarang tahun 2015.


(27)

keluarga terhadap kesiapan kerja siswa kelas XI jurusan bangunan program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 4 Semarang tahun 2015.

5. Untuk mengetahui seberapa besarkah pengaruh mata pelajaran produktif , praktik kerja industri dan keadaan ekomomi keluarga terhadap kesiapan kerja siswa kelas XI jurusan bangunan program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 4 Semarang tahun 2015.

1.6 MANFAAT PENULISAN 1. Manfaat Teoriti

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi menengenai pengembangan pendidikan kejuruan, terutama dalam meningkatkan kesiapan kerja siswa serta diharapkan hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai litelatur dalam pelaksanaan penulisan yang relevan di masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis

Hasil penulisan sebagai wadah penerapan ilmu pengetahuan secara teoritis yang telah diperoleh selama kuliah dan memperluas pengetahuan sebagai bekal di masa mendatang atau jenjang selanjutnya.

b. Bagi Sekolah

Diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam menjaga dan meningkatkan kualitas lulusan SMK khususnya SMK Negeri 4 Semarang jurusan teknik bangunan.


(28)

c. Bagi Guru

Diharapkan dapat memberikan motivikasi kepada siswa agar mempunyai semangat dan motivasi agar siap memasuki dunia kerja.

d. Bagi Orang Tua

Diharapkan dapat memberikan bimbingan, motivasi , serta dorongan kepada putra dan putrinya dengan bekerjasama dengan pihak sekolah. e. Bagi Siswa

Diharapkan agar siswa dapat memahami arti pentingnya pendidikan, dapat termotivasi, dan menumbuhkan semangat untuk terjun ke dunia kerja.

1.7 PENEGASAN ISTILAH

Penegasan istilah yang ada dalam tema yang diambil dalam skripsi ini adalah:

1. Mata pelajaran produktif

Mata Pelajaran Produktif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Bila dalam SKKNI belum tercantum, maka digunakan standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang dianggap mewakili Dunia Usaha atau Dunia Industri atau Asosiasi Profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian.


(29)

2. Praktik Kerja Industri

Praktik kerja industri adalah kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan didunia usaha atau dunia industri yang relevan dengan dengan kompetensi (kemampuan) siswa sesuai bidangnya. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan prosedur tertentu, bagi siswa yang bertujuan untuk magang disuatu tempat kerja, baik dunia usaha maupun didunia industri setidaknya sudah memiliki kemampuan dasar sesuai bidang yang digelutinya atau sudah mendapatkan bekal dari pembimbing disekolah untuk memiliki ilmu-ilmu dasar yang akan diterapkan dalam dunia usaha atau dunia Industri. Alasan utama mengapa para siswa-siswi habus memiliki bekal ilmu pengetahuan dasar sesuai bidangnya agar dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri tidak mengalami kendala yang berarti dalam penerapan Ilmu Pengetahuan dasar yang kemungkinan besar dalam proses praktek kerja industri mendapatkan ilmu-ilmu baru yang tidak diajarkan di Lembaga Kejuruan terkait.

3. Keadaan Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi adalah status atau kedudukan yang merekat seseorang yang dapat dilihat dari pola kehidupan sehari-hari melalui ciri-ciri tertentu yang dinamakan status simbol.


(30)

4. Kesiapan kerja

Kesiapan Kerja adalah keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan.


(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kesiapan Kerja

Simanjuntak dalam Wena (1996:121) proses penyiapan tenaga kerja pada dasarnya dapat dilakukan melalui jalur pendidikan formal, jalur latihan kerja, dan jalur pemantapan dalam pengalaman lapangan kerja, sehingga jelas terlihat bahwa perencanaan tenaga kerja merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan dan sekaligus mencakup perencanaan pendidikan. Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh dunia industri menurut Wena (1996: 48) adalah tenaga kerja dengan karateristik sebagai berikut:

1. Terampil, berarti tenaga kerja yang betul-betul menguasai keterampilan, baik segi kognitif, afektif maupun psikomotoriknya.

2. Profesional, berarti tenaga kerja yang betul-betul menguasai bidang keahliannya.

3. Produktif, berarti tenaga kerja yang betul-betul mampu menghasilkan karya atau menunjukkan unjuk kerja yang maksimal.

4. Beretos kerja tinggi, berarti tenaga kerja yang betul-betul memiliki etika kerja yang tinggi dalam melakukan tugasnya.

5. Sikap kerja wirausaha, berarti tenaga kerja yang mampu mengembangkan usahanya secara mandiri, tanpa selalu bergantung pada pihak lain.


(32)

Hukum kesiapan (law of readness) menurut Mustaqim (2008: 49) yaitu sebagai berikut :

1. Bila sudah ada “kecenderungan bertindak” lalu bertindak akan membawa kepuasan dan tidak akan ada tindakan-tindakan lain untuk mengubah kondisi itu.

2. Bila sudah ada “kecenderungan bertindak” tetapi tidak bertindak akan

menimbulkan ketidakpuasan. Hal ini akan menimbulkan respon-respon lain untuk mengurangi/meniadakan ketidakpuasan.

3. Apabila belum ada “kecenderungan bertindak” dipaksa bertindak maka akan

menimbulkan ketidakpuasan untuk menghilangkan/ mengurangi

ketidakpuasan tersebut akan muncul tindakan lain.

Slameto (2010:113) mengungkapkan, kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada atau kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi ini mencakup setidak-tidaknya 3 aspek yaitu:

1. Kondisi fisik, mental dan emosional

Dalam kondisi fisik, mental dan emosional yang stabil, seseorang akan lebih mudah memberikan respon terhadap suatu situasi. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, dalam kondisi fisik, mental dan emosional yang stabil dalam artian tidak ada gangguan yang berarti seseorang akan lebih konsentrasi dan


(33)

mudah untuk menerima ilmu dan pengetahuan selama pembelajaran berlangsung dan siap menerapkannya ketika praktik kerja industri.

2. Kebutuhan- kebutuhan, motif dan tujuan

Dalam memenuhi kebutuhan seseorang akan terdorong dan termotivasi untuk segera memenuhi kebutuhan tersebut serta mencapai tujuannya tersebut. Hubungan antara kebutuhan, motif, tujuan dan kesiapan adalah sebagai berikut:

a Kebutuhan ada yang disadari dan ada yang tidak disadari.

b Kebutuhan yang tidak disadari akan mengakibatkan tidak adanya dorongan untuk berusaha.

c Kebutuhan mendorong usaha, dengan kata lain akan timbul motif.

d Motif tersebut diarahkan ke pencapaian tujuan.

3. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari.

Dalam pekerjaan sehari-hari keterampilan itu tidak cukup pada hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan saja yang didapat di bangku sekolah, tetapi harus ditunjang dengan keterampilan lainnya seperti keterampilan menganalisis, keterampilan perencanaan, keterampilan berkomunikasi serta keterampilan bersosialiasi.

Seorang profesional harus memiliki pengetahuan, baik yang spesifik maupun yang umum. Pengetahuan tidak cukup diperoleh dari hasil pembelajaran


(34)

di sekolah, tetapi hasrus ditambah secara terus menerus. Semakin banyak pengetahuan yang diketahuinya, maka semakin luas wawasan yang dimilikinya.

Kesiapan kerja yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat kesiapan siswa untuk bekerja sesuai dengan kompetensi keahlian di bidang Jasa Konstruksi setelah melakasanakan program praktik kerja industri serta penyerapan teori dan praktik industri di lapangan melalui pembelajaran mata diklat produktif sehingga mampu dan siap untuk memasuki dunia kerja terutama di bidang Jasa Konstruksi.

2.1.1 Prinsip-prinsip Kesiapan Kerja

Thorndike dalam Slameto (2010:114) kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya, ini menurut belajar asosiatif.

Prinsip-prinsip Readiness (kesiapan):

a. Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi).

b. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman.

c. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan.

d. kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan (Slameto, 2010:115).


(35)

2.1.2 Aspek-aspek Kesiapan

Menurut Slameto (2010:115) aspek-aspek kesiapan terdiri dari:

a. Kematangan (maturation)

Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan mendasari perkembangan, sedangkan perkembangan ini berhubungan dengan fungsi-fungsi (tubuh + jiwa) sehingga terjadi diferensiasi. Latihan-latihan yang diberikan pada waktu sebelum anak matang tidak akan memberi hasil.

b. Kecerdasan

Menurut J. Piaget dalam Slameto (2010:115) perkembangan kecerdasan adalah sebagai berikut:

1). Sensori motor period (0 – 2 tahun)

Anak banyak bereaksi reflek, reflek tersebut belum terkoordinasikan. Terjadi perkembangan perbuatan sensori motor dari yang sederhana ke yang relatif lebih kompleks.

2). Preoperational period (2 – 7 tahun)

Anak mulai mempelajari nama-nama dari objek yang sama dengan apa yang dipelajari orang dewasa.


(36)

3). Concrete operation (7 – 11 tahun)

Pikiran anak sudah mulai stabil dalam arti aktivitas batiniah (internal action), dan skema pengamatan mulai diorganisasikan menjadi sistem pengerjaan yang logis (logical operational system).

4). Formal operation (lebih dari 11 tahun)

Kecakapan anak tidak lagi terbatas pada objek-objek yang konkret serta ia dapat memandang kemungkinan-kemungkinan yang ada melalui pemikirannya (dapat memikirkan kemungkinan kemungkinan), dapat mengorganisasikan situasi/masalah, dapat berpikir dengan betul (dapat berpikir yang logis, mengerti hubungan sebab akibat, memecahkan masalah/berpikir secara ilmiah.

Menurut Syamsul (1994:54), kesiapan terhadap sesuatu akan terbentuk jika tercapai perpaduan antara tiga faktor yaitu:

a. Tingkat Kematangan

Tingkat kematangan adalah suatu saat dalam perkembangan yang berfungsi fisik atau mental telah mencapai perkembangan sempurna dalam arti siap digunakan. Kematangan tidak dapat dipengaruhi bila saatnya belum tiba, tetapi dengan latihan, tingkat kematangan dapat tercapai. Pada saat inilah kematangan dapat memberikan hasil yang maksimal karena pada saat inilah seseorang individu dapat memiliki kesiapan sehingga mempunyai kemungkinan yang terbaik untuk melaksanakan kemampuan tertentu.


(37)

b. Pengalaman-Pengalaman yang diperlukan

Pengalaman merupakan salah satu penentuan kesiapan kerja. Untuk menciptakan kesiapan seseorang terhadap suatu pekerjaan dapat direncanakan melalui pengalaman yang diberikan pada orang tersebut. Piaget membedakan ada dua macam pengalaman:

1) Pengalaman fisis, terdiri tindakan atau aksi seseorang terhadap objek yang dihadapi untuk mengabstraksikan sifat-sifat.

2) Pengalaman matematis-logis, terdiri dari tindakan terhadap objek untuk mempelajari akibat tindakan-tindakan terhadap objek itu.

Pengalaman merupakan pengetahuan atau keterampilan yang sudah dikuasai seseorang sebagai akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya selama jangka waktu tertentu. Jadi seseorang baru dapat dikatakan berpengalaman apabila telah memiliki tingkat penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang banyak sesuai dengan bidang pekerjaannya.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengalaman adalah tingkat penguasaan serta pemahaman seseorang dalam bidang yang diminatinya yang dapat diukur dari lama kegiatan belajar serta tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Pengalaman dapat diperoleh melalui pendidikan dan latihan. Pada dasarnya pendidikan dimaksudkan guna mempersiapkan tenaga kerja sebelum memasuki lapangan pekerjaan, agar pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh sesuai dengan syarat yang dikehendaki oleh suatu jenis pekerjaan.


(38)

c. Keadaan Mental dan Emosi yang Serasi

Sikap kerja perlu dimiliki seseorang dalam bekerja. Dengan sikap kerja yang baik seseorang akan bekerja penuh tanggung jawab, jujur, percaya diri dan mampu menghadapi kesulitan yang dihadapi serta menentukan keberhasilan bekerja.

Bila sikap kerja dikaitkan dengan kesiapan mental dari seseorang atau individu untuk memasuki dunia kerja maka diperlukan adanya kematangan emosional seseorang yang akan bekerja dan minat untuk bekerja.

Selain itu, seseorang dalam bekerja harus memiliki keahlian atau kemampuan tertentu berupa tenaga, waktu dan pikiran yang dijual kepada pihak lain atau orang lain untuk mendapat imbalan yang terukur, biasanya dalam bentuk uang, untuk memenuhi nafkah hidupnya dengan segala resiko yang diperhitungkan. Dalam bekerja seseorang, seseorang perlu membekali dirinya dan terus menerus selalu berusaha memperbaiki diri agar kompetensidapat diakui serta mampu berkompetisi dengan pihak-pihak lain, terutama dalam bidang profesi sejenis.

Adapun bekal yang diperlukan oleh seorang dalam bekerja adalah ilmu pengetahuan dalam bidang profesinya, keterampilan, mental, sikap, serta integritas diri. Selain itu diperlukan juga pengetahuan lain, sikap diri yang positif, kesehatan dan kebugaran fisik yang prima, agar dapat menjalankan tugas-tugas profesinya dengan baik.


(39)

Menurut Gunawan (1999:29) faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja adalah:

1) Ilmu dan Pengetahuan

Seorang profesional harus mempunyai ilmu dan pengetahuan, baik yang spesifik maupun yang umum. Pengetahuan dan ilmu ini tidak cukup diperoleh dari hasil pelajaran semalam disekolah, tetapi harus ditambah secara terus menerus. Semakin banyak pengetahuan yang diketahuinya, maka semakin luas wawasan yang dimilikinya.

2) Keterampilan

Pengetahuan saja tidak cukup karena hal tersebut berupa pengetahuan yang teoritis untuk itu perlu dipraktikkan dalam segala kesempatan terutama pada waktu menjalankan tugas kerja, yang akan menjadi pengalaman. Ilmu dan pengetahuan ditambah dengan pengalaman akan menjadi keterampilan untuk mempraktikan pengetahuan.

3) Mental dan sikap

Dalam menerapkan ilmu dan pengetahuan, tidak cukup keterampilan saja yang dikembangkan, tetapi harus dibarengi dengan pengembangan dalam menerapkan mental dan sikap seorang profesional. Mental adalah suatu perwujudan dari sikap batin seseorang yang akan mendorong tingkah lakunya dalam menghadapi kenyataan, misalnya sikap berani, tahan uji, ulet, dan lain-lain.


(40)

Sedangkan sikap adalah bagaimana cara kita menghadapi kenyataan. Bentuk dari sikap diantaranya berupa:

a) Berpikir positif

b) Selalu optimis

c) Mampu menghadapi resiko apapun

d) Selalu ingin mengembangkan diri

e) Mempunyai motivasi yang tinggi terhadap pencapaian prestasi

f) Percaya diri

g) Kreatif

h) Ulet, gigih, tekun, sabar, cerdik dan tahan banting

i) Mudah beradaptasi dengan lingkungan dan tuntutan baru

j) Kepemimpinan

k) Mampu menemukan dan mengembangkan sesuatu yang bermanfaat atau berinovasi


(41)

2.2 Mata Pelajaran Produktif

2.2.1 Pengertian Mata Pelajaran Produktif (Kejuruan)

Kata kejuruan sering dikaitkan dengan kata pendidikan, yakni pendidikan kejuruan, sehingga para ahli cendrung hanya mendefinisikan pendidikan kejuruan. Dengan mendefinisikan pendidikan kejuruan, kita akan lebih mudah mengerti mata pelajaran kejuruan itu sendiri.

Mata pelajaran kejuruan merupakan mata pelajaran pilihan yang dapat dipilih siswa sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan serta kebutuhan daerah dan pembagunan. Dari tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran produktif berfungsi untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap terhadap profesi kejuruan yang diajarkan serta memberi kesadaran untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan.

Mata pelajaran di SMK di bedakan menjadi tiga (3) kelompok yaitu mata pelajaran normatif, mata pelajaran adaptif dan mata pelajaran produktif. Mata pelajaran produktif adalah kelompok mata pelajaran yang membekali peserta didik agar memiliki kopetensi kerja sesuai Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan standard kompetensi yang disepakati oleh forum yang dianggap mewakili dunia usaha atau industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian. Dikmenjur, (2008:3) mata pelajaran produktif adalah segala mata pelajaran yang dapat membekali pengetahuan teknik dasar keahlian kejuruan.


(42)

Mata pelajaran produktif pada penelitian ini penulis tidak mengambil semuanya untuk dijadikan sampel bahan penelitian, akan tetapi penulis mengambil satu mata pelajaran produktif yaitu mata diklat autocad. Mata diklat autocad di ambil karena untuk bekerja di Dunia Industri atau Dunia Usaha bidang jasa konstruksi penguasaan program autocad menjadi persyaratan wajib bagi pelamar kerja nantinya.

1) Auto CAD

Kompetensi yang ingin dicapai pada mata pelajaran ini adalah : (a) Mendiskripsikan perangkat lunak untuk menggambar bangunan.

(b) Mengatur tata letak gambar pada model space dengan perangkat lunak. (c) Membuat back-up data level 1.

(d) Membuat restore data level 1.

(e) Menggambar dengan perangkat lunak.

2.2.2 Pengertian Prestasi Mata Pelajaran Produktif (Kejuruan) 2.2.2.1 Pengertian Prestasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 895) “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya)”. Menurut sardiman (2002: 46) “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dalam atau dari luar individu dalam belajar”.


(43)

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil dari proses belajar sebagai bukti usaha yang telah dilaksanakan yang dapat di ukur dengan test tertentu.

2.2.2.2 Pengertian Prestasi Mata Pelajaran Produktif

Depdiknas (2005: 4) mata diklat produktif adalah segala mata pelajaran (diklat) yang dapat membekali pengetahuan teknik dasar keahlian kejuruan. Pengertian ini dipertegas sebagai materi yang berkaitan dengan pembentukan kemampuan keahlian tertentu sesuai program keahlian masing-masing.

Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi mata pelajaran produktif adalah bukti keberhasilan siswa dalam penguasaan terhadap mata pelajaran keahlian kejuruan melalui tahap - tahap evaluasi belajar yang dinyatakan dengan nilai. Dari prestasi mata pelajaran produktif yang telah dicapai siswa dapat diketahui sejauh mana program-program kejuruan dapat dikuasai oleh siswa. Siswa yang prestasinya tinggi dalam mata pelajaran produktif akan memiliki kemampuan kejuruan yang tinggi pula, dan begitu juga sebaliknya. Untuk mengetahui prestasi yang dimiliki oleh siswa selama proses pendidikan mata pelajaran produktif dapat dilihat pada nilai yang tercantum pada raport.

2.3 Praktik Kerja Industri (Prakerin) 2.3.1 Pengertian Praktik Kerja Industri

Menurut Oemar Hamalik praktik industri atau dibeberapa sekolah disebut dengan On The Job Training (OJT) merupakan modal pelatihan yang


(44)

di selenggarakan di lapangan, bertujuan untuk memberikan kecakapan yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu sesuai dengan tuntutan kemampuan bagi pekerjaan (2008:21). Hal ini sangat berguna untuk para siswa agar dapat beradaptasi dan siap terjun ke dunia kerja, sehingga di dalam bekerja nantinya dapat sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

Praktek kerja industri merupakan suatu pola belajar dimana setiap siswa mengalami proses melalui bekerja langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya. Menurut Anwar (2006: 50), “Praktek kerja industri atau magang adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja secara langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu keahlian profesional tertentu”.

Praktik kerja industri adalah “suatu program yang bersifat wajib tempuh bagi siswa SMK yang merupakan bagian dari Program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dalam pedoman teknis pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda pada SMK disebutkan bahwa Praktik Kerja Industri adalah praktik keahlian produktif yang dilaksanakan di industri atau di perusahan yang berbentuk kegiatan mengajarkan pekerjan produksi dan jasa” (Kepmendiknas, 1997).

Pada hakekatnya penerapan PSG ini meliputi pelaksanaan praktik keahlian produktif, baik di sekolah dan di dunia usaha atau di dunia industri (DU/DI). Sekolah membekali siswa dengan materi pendiddikan umum (normatif) pengetahuan dasar penunjang (adaptif), serta teori dan


(45)

keterampilan dasar kejuruan (produktif). Selanjutnya DU/DI diharapkan dapat membantu

bertanggung jawab terhadap peningkatan keahlian profesi melalui program khusus yang dinamakan Praktik Industri.

Praktik Kerja Industri merupakan bagian dari Pendidikan Sistem Ganda (PGS) yang diilhami sebagai pendidikan dua sistem (dual system) yang dilakukan di Jerman, yang kemudian mulai diberlakukan di Indonesia berdasarkan kurikulum SMK tahun 1994, dipertajam dengan kurikulum SMK edisi 1999 dan dipertegas dengan kurikulum SMK edisi 2004. Praktik Kerja Industri merupakan inovasi program SMK dimana peserta didik melakukan praktik kerja di dunia usaha atau di dunia industri (DU/DI). Praktik Industri merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di SMK.

Proses penyiapan siswa agar mempunyai kesiapan kerja kurang maksimal apabila dilakukan hanya disekolahan saja. Kerjasama dengan pihak lain seperti dunia industri dan dunia usaha (DU/DI) sangat diperlukan untuk mendukung kesiapan kerja siswa. Praktik Industri diharapkan akan dapat memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa tentang kondisi dunia kerja yang sesungguhnya dan pelaksanaan kegiatan ini merupakan suatu pelatihan bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan baik dalam hal pengetahuan maupun keterampilan yang sesuai dengan bidang keahlian busana. Dengan demikian bimbingan dari dunia usaha maupun dunia industri (DU/DI) sangatlah dibutuhkan, karena diharapkan akan terjadi transfer ilmu


(46)

pengetahuan dan keterampilan sehingga siswa akan lebih siap memasuki dunia kerja.

Selama melaksanakan Praktik Kerja Industri guru tidak sepenuhnya melepas peserta didik dan diserahkan kepada pendamping Praktik Kerja Industri. Guru tetap mendampingi peserta didik bahkan melakukan monitoring minimal satu bulan sekali untuk mengetahui keadaan peserta didik dan memantau perkembangan pengetahuan yang diperoleh peserta didik selama pelaksanaan Praktik Kerja Industri.

Berdasarkan pendapat diatas praktek kerja industri adalah suatu bentuk kegiatan yang diikuti siswa dengan bekerja langsung di dunia kerja secara terarah dengan tujuan membekali peserta didik dengan sikap dan ketrampilan sesuai dengan cara belajar langsung di Dunia Industri atau Dunia Usaha.

2.3.2 Tujuan Praktik Kerja Industri

Program Praktik Industri di SMK bertujuan agar siswa memperoleh pengalaman langsung bekerja pada industri yang sebenarnya. Oemar Hamalik mengemukakan “secara umum pelatihan bertujuan mempersiapkan dan membina tenaga kerja, baik struktural maupun fungisional, yang memiliki kemampuan berdisiplin yang baik” (Oemar Hamalik,2008:16). Dengan demikian kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan siwa agar memiliki rasa siap memasuki dunia kerja.

Tujuan Praktik Industri juga tertuang dalam Depdikbud (1997:7) adalah sebagai berikut:


(47)

1) Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan kejuruan melalui peran serta institusi pasangan (DU/DI).

2) Menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan.

3) Menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuaan keterampilan dan sikap yang menjadi bekal dasar pengembangan dirinya secara berkelanjutan. 4) Memberi pengetahuan dan penghargaan terhadap pengalman kerja

sebagai bagian dari proses pendidikan.

5) Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan Pendidikan Menengah

Kejuruan melalui pendayagunaan sumber daya pendidikan yang ada di dunia kerja. (Depdikbud, 1997 : 7)

Adapun tujuan Praktik Industri menurut Wardiman Djojonegoro (1998:79) antara lain:

1) Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional yaitu

tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntunan dunia kerja.

2) Meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan dan kesepakatan (link and match) antara lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan. 3) Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

kerja yang berkualitas professional dengan memanfaatkan sumberdaya pelatihan yang ada di dunia kerja.

4) Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.


(48)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Praktik Kerja Industri bertujuan untuk menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja, meningkatkan disiplin kerja, memberi penghargaan terhadap pengalaman kerja. Melalui Praktik Kerja Industri ini pengalaman siswa dan wawasan tentang dunia kerja secara nyata akan bertambah sehingga diharapkan siswa akan memiliki kesiapan kerja yang tinggi. Hal ini tercantum dalam tujuan Praktik Kerja Industri dengan nomor 2 dan 3, bahwa siswa diberikan ilmu pengetahuan keterampilan, sikap, dan etos kerja yang menjadi bekal dasar pengembangan diri untuk menyiapkan diri siswa memasuki dunia kerja.

2.3.3 Manfaat Praktik Kerja Industri

Praktik Kerja Industri bermanfaat bagi peserta didik untuk memperoleh pengalaman di dunia kerja dan menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik. Selain itu, dengan mengikuti Praktik Kerja Industri, peserta didik dapat melatih dan menunjang skill yang telah dipelajari di sekolah untuk diterapkan di tempat Praktik Kerja Industri tersebut, dapat menghayati dan mengenal lingkungan kerja sehingga peserta didik siap kerja di dunia usaha maupun dunia industri setelah lulus dari SMK.

Undang-Undang Praktik Kerja Industri Dikmenjur, (2008) mengungkapkan bahwa Praktik Kerja Industri (Prakerin) adalah program wajib yang harus diselenggarakan oleh sekolah khususnya sekolah menengah kejuruan dan pendidikan luar sekolah serta wajib diikuti oleh siswa/warga belajar. Penyelenggaraan Praktik Kerja Industri akan membantu peserta didik untuk


(49)

memantapkan hasil belajar yang diperoleh di sekolah serta membekali siswa dengan pengalaman nyata sesuai dengan program studi yang dipilihnya. Selain itu, Daffa Akhtar (2008:1) menjelaskan bahwa Prakerin adalah suatu komponen praktik keahlian profesi, berupa kegiatan secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap kerja profesional yang dilakukan di industri.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan Praktik Kerja Industri, peserta didik dapat memantapkan hasil belajarnya, membentuk sikap, menghayati dan mengenali lingkungan kerja, serta menambah kemampuan dan keterampilan sesuai dengan bidangnya.

2.4 Kondisi Ekonomi Orang Tua 2.4.1 Pengertian Keadaan Ekonomi

Agar dapat menunjang pendidikan peserta didik yang baik dibutuhkan adanya sarana dan kelengkapan yang memadahi. Dalam memenuhi sarana dan kelengkapan tersebut diperlukan dana. Kartini Kartono mengemukakan “salah satu motif seseorang bekerja adalah karena keharusan ekonomi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup” (Kartini Kartono, 1999:82). Masalah ketersediaan dana untuk menunjang pendidikan peserta didik yang baik berkaitan dengan kondisi ekonomi orang tua. Kondisi ekonomi adalah status atau kedudukan yang merekat seseorang yang dapat dilihat dari pola kehidupan sehari-hari melalui ciri-ciri tertentu yang dinamakan status simbol. Menurut Soerjono Soekanto (2000:267) ada beberapa ciri tertentu yang dianggap sebagai status simbol, misalnya cara berpakaian, pergaulan, cara mengisi waktu luang, memilih tempat


(50)

tinggal, cara dan corak mengisi rumah kediaman dan seterusnya. Sedangkan menurut Dimyati Mahmud (1992:101) status ekonomi antara lain meliputi tingkat pendapatan, tingkat penghasilan, jenis pekerjaan, jabatan orang tua, fasilitas khusus, dan barang-barang berharga yang ada di rumah seperti radio, televisi, kulkas, dan lain-lain.

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi ekonomi orang tua adalah kenyataan yang terlihat atau terasakan oleh indra manusia tentang keadaan orang tua dan kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhannya

2.4.2 Indikator Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi keluarga dapat dilihat dari indikator sebagai berikut : a. Pekerjaan

Pengertian pekerjaan menurut Poerwodarminto (1996:180) adalah : 1) Barang apa yang dilakukan atau diperbuat, tugas kewajiban, hasil bekerja

atau perbuatan

2) Mata pencaharian, barang yang dijadikan pokok kehidupan, sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah.

3) Hal belajarnya sesuatu

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah dan untuk mengubah dirinya dengan tujuan meningkatkan taraf hidup.

b. Pendapatan


(51)

diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga dan laba. Termasuk juga beragam tunjangan seperti kesehatan dan pensiun. Sedangkan menurut Bangun yang dikutip oleh Mulyanto Sumardi (1982:322) pendapatan adalah jumlah penghasilan riil seluruh anggota keluarga yang disambungkan untuk memenuhi kebutuhan bersama ataupun perseorangan dalam keluarga.

c. Kebutuhan atau pengeluaran

Secara alamiah manusia tidak dapat pisah dari kebutuhannya, manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas baik jumlah maupun jenisnya. Manusia membutuhkan makanan, pakaian dan rumah. Selain itu manusia juga membutuhkan barang-barang kebutuhan sekunder, pendidikan, rekreasi dan lain-lain. Semakin tinggi taraf hidup ( kemampuan ekonomi ) seseorang semakin tinggi pula kualitas dan kuantitas kebutuhannya, karena manusia merasa dirinya makmur apabila semua kebutuhannya dapat terpenuhi.

d. Kepemilikan harta yang bernilai ekonomi

Menurut Mulyanto Sumardi ( 1982 : 93 ) kepemilikan harta dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1) Kepemilikan harta berupa uang

2) Kepemilikan harta berupa barang, seperti sawah, barang elektronik, alat transportasi, perhiasan dan sebagainya

e. Kondisi rumah

1) Keluarga kaya umumnya memiliki rumah permanen bahkan rumah


(52)

mandinya berada di dalam rumah, rumah milik sendiri.

2) Keluarga menengah, rumah milik sendiri, permanen dengan lantai keramik tetapi tidak mewah, kamar mandi di dalam rumah.

3) Rumah keluarga miskin umumnya semi permanen, tidak ada kamar mandi didalam rumah, pemiliknya menggunakan kamar mandi atau wc umum. 2.5 PENELITIAN TERDAHULU

1. Penelitian yang dilakukan oleh Emi Prabawati Dwi Sulistyarini (2012) yang berjudul “Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja Dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Peserta Didik Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Tempel Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hasil penelitian tersebut adalah (1) Motivasi Memasuki Dunia Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kesiapan Kerja peserta didik kelas XI SMK N 1 Tempel tahun pelajaran 2011/2012 sebesar 20,10% variabel ini mempengaruhi Kesiapan Kerja, (2) Pengalaman Praktik Kerja Industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kesiapan Kerja peserta didik kelas XI SMK N 1 Tempel tahun pelajaran 2011/2012 sebesar 33,80% variabel ini mempengaruhi Kesiapan Kerja, (3) Motivasi Memasuki Dunia Kerja dan Pengalaman Praktik Kerja Industri secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kesiapan Kerja peserta didik kelas XI SMK N 1 Tempel tahun pelajaran 2011/2012 sebesar 38,90% kedua variabel ini secara bersama- sama mempengaruhi Kesiapan Kerja.


(53)

2. Penelitian yang dilakukan oleh Aziiz Aji Wijaya (2012) yang berjudul “Pengaruh Prestasi Mata Pelajaran K3 Dan Pengalaman Praktik Industri Terhadap Kesiapan Kerja Pada Siswa Kelas XI SMK Muda Patria Kalasan”. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa : (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara prestasi mata pelajaran K3 terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XI SMK Muda Patria Kalasan sebesar 28.30% (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengalaman praktik industri terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XI SMK Muda Patria Kalasan sebesar 18.20% dan (3) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara prestasi mata pelajaran K3 dan pengalaman praktik industri terhadap kesiapan kerja pada siswa kelas XI SMK Muda Patria Kalasan sebesar 46.40%.

2.6KERANGKA BERPIKIR

1. Pengaruh kemampuan Mata pelajaran Produktif Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang

Secara umum penguasaan masing-masing siswa terhadap mata pelajaran produktif kejuruan dapat diketahui dari hasil akhir semester yang diberikan oleh guru melalui raport, semakin tinggi penguasaan siswa terhadap mata pelajaran produktif yang diberikan oleh guru, maka semakin tinggi pula keispan kerja siswa dalam pelaksanaan praktik kerja di bengkel.

Dalam hal ini diduga bahwa pengaruh siswa yang memiliki nilai tinggi dalam mata pelajaran produktif akan memiliki kesiapan yang tinggi pula


(54)

terhadap praktik kerja di bengkel, sehingga akan lebih siap untuk memasuki dunia kerja industri sangat berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa untuk Kerja Siswa Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang. Dengan demikian tinggi rendahnya mata pelajaran produktif sangat sangat mempengaruhi kesiapan kerja siswa dalam memasuki dunia kerja industri. Siswa yang memiliki prestasi mata pelajaran produktif pastinya akan lebih percaya diri dan besar harapannya terhadap kemampuan kejuruan yang dimilikinya. Dengan demikian diduga akan lebih siap memasuki dunia kerja industri nantinya.

2. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Lapangan Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang.

Praktik kerja lapangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempersiapakan diri siswa ketika memasuki dunia kerja yang sesungguhnya, sehingga siswa memiliki bayangan-bayangan yang perlu diperhatikan. Kegiatan praktik kerja lapangan ini merupakan aspek utama dalam membentuk siswa agar bias terampil dalam memasuki dunia kerja industri. Kegiatan praktik kerja lapangan ini akan menghadapakan siswa secara langsung dengan macam dan situasi kerja yang sesungguhnya. Sehingga diduga siswa akan memiliki kemampuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan di dunia imdustri.

Dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan cendrung siswa memiliki kemampuan yang berfariatif ada siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan ada pula siswa yang memiliki kemampuan rendah. Tinggi rendahnya


(55)

kemampuan praktik kerja lapangan siswa menunjukkan tinggi rendahnya penguasaan mata pelajaran produktif yang dikuasainya. Disamping itu pula akan mempengaruhi mental siswa, di mana siswa yang memiliki pengalaman kerja lapangan yang tinggi akan memiliki rasa percaya diri yang besar terhadap kemampuan kerja yang dimilikinya. Dengan demikian diduga akan siap dalam memasuki dunia kerja industri.

Dengan demikian bedasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa diduga terdapat pengaruh antara praktik kerja lapangan yang dicapai siswa dengan kesiapan ,kerjanya dalam memasuki dunia kerja industri nantinya.

3. Pengaruh Kondisi Ekonomi Keluarga Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang.

Kondisi ekonomi keluarga setiap masing-masing peserta didik tentunya pasti berbeda-beda, ada yang berkecukupan dan juga sebaliknya. Agar dapat menunjang pendidikan peserta didik yang baik dibutuhkan adanya sarana dan kelengkapan yang memadahi. Dalam memenuhi sarana dan kelengkapan tersebut diperlukan dana. Masalah ketersediaan dana untuk menunjang pendidikan peserta didik yang baik berkaitan dengan kondisi ekonomi orang tua. Siswa yang berasal dari keluarga berkecukupan tentunya dia akan lebih fokus pada sekolahnya dan tidak perlu memikirkan masalah dana untuk sekolahnya, sedangkan siswa yang berasal dari keluarga yang kondisi ekonominya lemah tidak akan fokus pada sekolahnya karena ia memikirkan masalah tentang dana untuk memenuhi kebutuhan dia sekolah. Sehingga diduga siswa yang berasal


(56)

dari keluarga yang kondisi ekonominya rendah akan lebih siap untuk terjun menjadi tenaga kerja.

4. Pengaruh Kemampuan Mata Pelajaran Produktif, Pengalaman Praktik Kerja Industri dan Kondisi Ekonomi Keluarga Dengan Kesiapan Kerja Siswa Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang.

Bedasarkan kajian teoritas yang telah dibahas sebelumnya di atas, telah diketahui bahwa sebelum pelaksanaan praktik kerja lapangan ke dunia kerja terlebih dahulu siswa dibekali dengan mata pelajaran teori dan praktik yang dikelompokkan menjadi mata pelajaran produktif. Dalam mata pelajaran produktif siswa memperoleh pengetahuan sekaligus keterampilan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Kegiatan belajar mata pelajaran produktif lebih ditekankan pada ilmu aplikatif yang berguna sebagai tumpuan untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan lebih lanjut.

Praktik kerja lapangan sendiri adalah serangkaian kegiatan belajar yangmerupakan penerapan dan pengembangan terhadap kemampuan siswa baik kognitif, afektif, dan pshikomotorik. Semakin sering siswa melakukan praktik dan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk praktik tersebut, maka akan semakin tinggi penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang tersebut. Semakin tinggi penguasaan pengetahuan dan keterampilan, maka semakin siap siswa itu untuk terjun ke dunia kerja industri.

Selain itu, kondisi ekonomi keluarga setiap masing-masing peserta didik tentunya pasti berbeda-beda, ada yang berkecukupan dan juga sebaliknya. Agar


(57)

dapat menunjang pendidikan peserta didik yang baik dibutuhkan adanya sarana dan kelengkapan yang memadahi. Dalam memenuhi sarana dan kelengkapan tersebut diperlukan dana. Masalah ketersediaan dana untuk menunjang pendidikan peserta didik yang baik berkaitan dengan kondisi ekonomi orang tua. Semakin rendah kondisi ekomoni keluarganya maka semakin siap untuk terjun ke dunia kerja industri.

Dari uraian tersebut di atas maka dapat diduga bahwa terdapat pengaruh mata pelajaran produktif, praktik kerja lapangan, dan konsisi ekomoni keluarga terhadap kesiapan siswa menjadi tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa untuk Kerja Siswa Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang.

Dari kerangka berfikir di atas dapat dibuat pradigma penelitian pengaruh antara ketiga variabel bebas yaitu mata pelajaran produktif, pengalaman praktir kerja lapangan dan kondisi ekonomi keluarga kemudian variabel terikatnya kesiapan Kerja Siswa Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang. adapun pradigma penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut :


(58)

Gambar. 2.1 Paradigma Penelitian

Keterangan:

X1 = Variabel Prestasi Mata Pelajaran Produktif (Independent)

X2 = Variabel Prestasi Praktik Kerja Industri (Independent)

X3 = Variabel Keadaan Ekonomi Keluarga (Independent)

Y = Variabel Kesiapan Kerja (Dipendent)

= Pengaruh Mata Pelajaran Produktif, Praktik Kerja Industri dan Keadaan Ekonomi Keluarga secara individu terhadap Kesiapan Kerja.

= Pengaruh Mata Pelajaran Produktif, Praktik Kerja Industri, dan Keadaan Ekonomi Keluarga secara bersama-sama terhadap Kesiapan Kerja.

X

1

X

2

X

3


(59)

2.7 HIPOTESIS

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka dapat diambil hipotesis penelitian sebagai berikut :

Ha1 : Ada pengaruh Mata Pelajaran Produktif, Praktik Kerja Industri, dan

Keadaan Ekomoni Keluarga terhadap Kesiapan Kerja Siswa kelas XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang.

Ha2 : Ada pengaruh Mata Pelajaran Produktif terhadap Kesiapan Kerja Siswa kelas

XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang.

Ha3 : Ada pengaruh Praktik Kerja Industri terhadap Kesiapan Kerja Siswa kelas XI

Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang.

Ha4 : Ada pengaruh Keadaan Ekonomi Keluarga terhadap Kesiapan Kerja Siswa

kelas XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Semarang.


(60)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Rancangan Penelitian

Ditinjau dari sifatnya penelitian ini merupakan penelitian expost facto, yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa yang sudah terjadi dan kemudian menurut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif korelasional.

Disebut penelitian deskriptif korelasional karena penelitian ini akan mencari pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang yang lain yaitu variabel prestasi mata pelajaran produktif, variabel pengalaman praktik kerja lapangan, dan variabel keadaan ekonomi keluarga terhadap variabel kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi, dan menggunakan pendekatan kuantitatif karena variabel bebas dan terikatnya diukur dalam bentuk angka-angka, dan kemudian dicari ada tidaknya pengaruh antara kedua variabel tersebut dan dikemukakan seberapa besarnya.

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 4 Semarang pada Kelas XI

semester genap Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan (TGB) pada tahun pembelajaran 2014/2015.


(61)

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian dimana data diambil untuk digeneralisasikan, sedangkan subyek penelitian bisa berupa benda, hal, orang (Arikunto, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI TGB (Teknik Gambar Bangunan) di SMK Negeri 4 Semarang yang terbagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas XI TGB 1, kelas XI TGB 2, dan kelas XI TGB 3.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa

1 XI TGB 1 36

2 XI TGB 2 34

3 XI TGB 3 36

Jumlah 106

Sumber : Daftar Presensi Kelas XI TGB Tahun Peljaran 2014/2015

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Teknik pengambilan sampelnya adalah “simple random sampling”. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Ciri utama dari teknik sampling ini adalah setiap unsur dari keseluruhan populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih karena


(62)

semua subyek dalam populasi dianggap sama (homogen) (Usman, 2008: 183). Pengambilan sampel secara acak sederhana dapat dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak, dan sebagainya (Sugiyono, 2007: 64).

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan perhitungan menggunakan rumus slovin. Rumus slovin digunakan karena ukuran populasinya diketahui dengan pasti sebelumnya (Sugiana dalam http:// dankfsugiana wordpress.com.2008 / 08. populasi dan teknik sampling, 2008: 5). Perhitungan penentuan sampel dilakukan dengan cara sebagai berikut:

keterangan:

n = sampel

N = populasi

d = galat pendugaan (yang digunakan 10%)

= 51, 4 dibulatkan menjadi 68 orang.

berdasarkan perhitungan di atas, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 68 orang siswa yang diambil secara acak dari seluruh populasi (106 siswa). Untuk uji coba instrumen diambilkan dari siswa yang tidak terpakai dalam sampel penelitian.


(63)

3.4Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sift atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 3). Variabel yang akan diteliti meliputi:

3.4.1 Variabel bebas (X) / Variabel Independen / Prediktor

Variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2007: 4). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah prestasi mata pelajaran produktif (X1), pengalaman praktik kerja industri (X2) dan keadaan ekonomi keluarga

(X3).

3.4.2 Variabel terikat (Y) / Variabel Dependen / Kriterium

Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007: 4). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesiapan kerja siswa (Y).

3.5Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian data merupakan suatu faktor yang sangat penting. Dengan adanya data, maka analisis data dapat dilakukan, sehingga dapat ditarik simpulannya. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 136), dijelaskan bahwa teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.

Dalam penelitian ini terdapat dua teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik angket atau kuesioner untuk mendapatkan data tentang


(64)

kondisi ekonomi keluarga (X3) dan kesiapan menajdi tenaga kerja industri jasa

konstruksi (Y), teknik dokumentasi untuk mendapatkan data prestasi mata pelajaran produktif (X1), dan prestasi pengalaman praktik kerja lapangan (X2).

Dijelaskan sebagai berikut: 3.5.1 Metode Dokumentasi

Menurut Arikunto, (2006:231) metode dokumentasi adalah ”metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, rapor, agenda, dan sebagainya”. Dalam penelitian ini penulis akan mencari data-data pada masing-masing kelas XI TGB 1, XI TGB 2, dan XI TGB 3 di SMK Negeri 4 Semarang tahun pembelajaran 2014/2015. Metode dokumentasi dipergunakan untuk mendapatkan data tentang rata-rata nilai prestasi mata pelajaran produktif dari semester I sampai IV dan untuk mendapatkan data nilai hasil praktik kerja Industri siswa Kelas XI jurusan teknik gambar bangunan SMK Negeri 4 Semarang.

3.5.2 Metode Kuesioner atau Angket

Teknik kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan alat bantu penelitian atau instrumen penelitian berupa kuesioner atau angket. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006: 151).

Angket digunakan untuk mendapatkan data tentang keadaan ekonomi keluarga (X3) dan data tentang kesiapan kerja siswa (Y). Adapun angket yang


(65)

disusun merupakan angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan alternatif jawabannya sehingga responden tinggal memilih, hal ini akan memudahkan responden dalam menjawab.

Pertanyaan pada angket berpedoman pada indikator dari variabel penelitian yang dijabarkan dalam beberapa butir item, semua butir item dalam angket berupa pertanyaan objektif sehingga responden tinggal menjawab salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaannya. Dalam angket ini disediakan empat alternatif jawaban yaitu A , B ,C , D. Setiap butir soal merupakan pernyataan yang bersifat positif dengan ketentuan penskoran yaitu untuk jawaban A=4, jawaban B=3, jawaban C=2, dan D=1 .

Penyusunan butir-butir angket didasarkan atas kisi-kisi angket yang telah disesuaikan dengan landasan teori yang telah dikaji dan dikembangkan. Setelah angket disusun, butir-butir angket tersebut diuji cobakan kepada siswa yang bukan merupakan sampel penelitian. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen-instrumen, sehingga dengan kriteria tertentu dapat ditentukan butir instrumen yang dapat digunakan dan yang tidak dapat digunakan.

3.6 Uji Coba Instrumen

Instrumen yang baik adalah instrumen yang memenuhi syarat validitas dan reliabilitas, sehingga dapat digunakan untuk memperoleh data yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Sebelum digunakan untuk penelitian maka


(66)

instrumen penelitian harus melalui tahap uji yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen (Arikunto, 2006: 168). Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Instrumen yang valid memiliki validitas tinggi, begitupun sebaliknya.

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, dapat diandalkan. Suatu instrumen yang dapat dipercaya atau yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data ( Arikunto, 2006: 178).

Uji validitas dan reliabilitas angket kondisi ekonomi keluarga (X3) dan kesiapan

menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi (Y) instrumen diuji cobakan kepada 36 siswa yaitu siswa kelas XI jurusan teknik gambar bangunan SMK Negeri 4 Semarang yang bukan sebagai sampel penelitian.

3.6.1 Uji Validitas Angket

Pengukuran validitas angket dilakukan menggunakan analisis butir yang artinya menghitung korelasi antara masing-masing butir dengan skor total (skor yang ada). Validitas ini menunjukkan sejauh mana isi kuesioner atau angket mewakili semua aspek dari suatu konsep. Untuk mengetahui validitas angket digunakan rumus korelasi product momen dari Karl Pearson (Arikunto, 2006: 170). Di dalam uji validitas, peneliti menggunakan bantuan program


(67)

komputer Microsoft Office Excel 2010 untuk menghitungnya. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien korelasi antara X dan Y

= jumlah responden

= skor item nomor tertentu = skor total

Kriteria yang digunakan dalam pengujian (taraf signifikansi α = 5%, 2-tailed) adalah jika - r hitung < - r tabel atau r hitung > r tabel maka butir valid dan jika - r tabel

- r hitung - r tabel maka butir tidak valid. Nilai r tabel dicari dengan melihat r product moment yaitu pada α = 5%, 2-tailed dan n = 36.

Kriteria yang validitas butir soal (Arikunto, 2006) (a) Antara 0,80 < rxy ≤ 1,00 : Sangat tinggi

(b) Antara 0,60 < rxy ≤ 0,80 : Tinggi

(c) Antara 0,40 < rxy ≤ 0,60 : Cukup

(d) Antara 0,20 < rxy ≤ 0,40 : Rendah

(e) Antara 0,00 < rxy ≤ 0,20 : Sangat rendah

3.6.2 Uji Reliabilitas Angket

Dalam menghitung reliabilitas instrumen peneliti menggunakan bantuan program komputer Micosoft office Excel 2010. Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah koefisien alpha dari


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

164

Lampiran 24 : Surat Keterangan Selesai Penelitian


Dokumen yang terkait

PENGARUH PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 ADIWERNA TEGAL TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 0 68

PENGARUH PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 ADIWERNA TEGAL TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 0 68

PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TENAGA KERJA INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SISWA KELAS XI JURUSAN BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

1 1 121

PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM STUDI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 SEYEGAN.

0 5 128

PERANAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN BIMBINGAN KARIR TEHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PAKET KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

0 0 139

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN UNTUK MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA KELAS XII PROGAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 0 139

PENGARUH PRESTASI MATA PELAJARAN PRODUKTIF, PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 1 BANTUL.

0 0 168

PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TENAGA KERJA INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SISWA KELAS XI JURUSAN BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

30 273 121

PENGARUH PRESTASI BELAJAR KELOMPOK MATA PELAJARAN KOMPETENSI KEJURUAN DAN HASIL PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 SEYEGAN.

0 0 182

PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN GAMBAR BANGUNAN GEDUNG, RAB & DOKUMEN PROYEK DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK N 2 YOGYAKARTA.

0 0 164