3.3 Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Sebagai variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi, sedang
variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas Sugiyono, 2009. Variabel bebas adalah
terapi musik dan variabel terikat adalah kecemasan menyusun skripsi.
3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian
1 Terapi Musik
Terapi musik adalah serangkaian upaya yang dirancang untuk membantu atau menolong individu yang mengalami masalah dalam bidang fisik, psikis,
maupun kognitif dengan penggunaan musik atau aktivitas musik. Penyembuhan melalui suara didasarkan pada pengertian bahwa segala sesuatu dalam alam
semesta ini adalah vibrasi. Beberapa vibrasi dapat dirasakan dalam tubuh, ada yang dapat dilihat atau didengar sementara yang lain mungkin hanya dapat
dirasakan dalam perubahan kondisi kesadaran tertentu. Harmoni vibrasi yang hidup dalam tubuh manusia dapat seimbang dan dapat pula tidak seimbang. Maka,
dengan musik dan suara, gangguan di dalam keseimbangan manusia atau keseimbangan antara individu dan alam dapat diperbaiki. Karena itu,
penyembuhan melalui suara yang dikombinasikan dengan musik atau elemen musikal misal, irama, melodi, harmoni untuk meningkatkan kesembuhan. Titik
beratnya adalah pada perubahan – perubahan fisiologis seperti penurunan tekanan
darah, detak jantung atau meredakan ketegangan otot.
2 Kecemasan Mahasiswa dalam Menyusun Skripsi
Kecemasan mahasiswa dalam menyusun skripsi adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan yang dialami mahasiswa, sebagai akibat dari perasaan
khawatir berkaitan dengan proses penyusunan skripsi. Dimana dalam kecemasan terdapat tiga gejala, yaitu gejala fisiologis, gejala behavior, dan gejala psikologis.
3.5 Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ada dua yaitu X Penggunaan Musik Klasik dan Y inventori kecemasan menyusun skripsi. Y
variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan timbulnya atau berubahnya variabel terikat, sedangkan X variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas Sugiyono,1999. 1
Inventori kecemasan dalam mengerjakan skripsi akan disusun berdasarkan teori kecemasan dari Jeffrey dkk 2005 dimana dalam kecemasan tersebut
terdapat tiga gejala, yaitu gejala fisiologis, gejala behavior, dan gejala psikologis. Ketiga gejala ini yang akan dijadikan dasar untuk menyusun item-
item kecemasan dalam mengerjakan skripsi. Item kecemasan dalam mengerjakan skripsi bersifat
favorable
dan
unfavorable.
Untuk item yang
favorable
nilai tertinggi ada pada pilihan sangat sesuai, yaitu mendapatkan nilai empat, sedangkan pilihan sesuai mendapatkan nilai tiga, pilihan tidak
sesuai mendapatkan nilai dua, dan pilihan sangat tidak sesuai mendapatkan nilai satu. Sebaliknya untuk item yang
unfavorable
, pilihan sangat tidak sesuai diberi nilai empat, sedangkan pilihan tidak sesuai diberi nilai tiga,
pilihan sesuai diberi nilai dua, dan pilihan sangat sesuai diberi nilai satu. Inventori kecemasan menyusun skripsi memiliki empat 4 kemungkinan
katagori jawaban yaitu : SS : Jika pilihan adalah sangat sesuai
S : Jika jawabannya adalah sesuai TS : Jika jawabannya tidak sesuai
STS: Jika jawabannya adalah sangat tidak sesuai Dengan nilai skor untuk item favorabel SS = 4, S = 3, TS = 2, STS =
1 sedangkan untuk nilai skor item unfavorabel SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4
Tabel 3.2 Kisi – kisi Inventori Kecemasan Menyusun Skripsi
Aspek Indikator
Item favorabel
Item unfavorabel
Total
Fisiologis Kegelisahan, kegugupan, tangan
atau anggota tubuh bergetar atau gemetar, sensasi dari pita ketat
yang mengikat di sekitar dahi, kekencangan pada pori
– pori kulit perut atau dahi, banyak
berkeringat, telapak tangan berkeringat, pening atau pingsan,
mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit berbicara, sulit
bernafas, bernafas pendek, jantung berdebar keras atau
berdetak kencang, suara yang bergetar, jari
– jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin,
pusing, merasa lemas atau mati rasa, sulit menelan, kerongkongan
terasa tersekat, leher atau punggung terasa kaku, sensasi
seperti tercekik atau tertahan, tangan yang dingin dan lembab,
terdapat gangguan sakit perut atau mual, panas dingin, sering buang
air kecil, wajah terasa memerah,
diare, merasa sensitif atau “mudah marah”.
1, 5, 6, 7, 9, 14, 15,
17, 18,
25, 26,
27, 29,
30, 33, 37 2, 13, 16, 19,
28, 34 22
Tabel 3.2 Kisi – kisi Inventori Kecemasan Menyusun Skripsi lanjutan
Aspek Indikator
Item favorabel
Item unfavorabel
Total
Behavior Perilaku menghindar, perilaku
melekat dan dependen, perilaku tergucang.
11, 35 10, 21, 32,
36, 38 7
Psikologis Khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan
ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa
depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera
terjadi, tanpa ada penjelasan yang jelas, terpaku pada sensasi
ketubuhan, sangat waspada terhadap sensasi ketubuhan,
merasa terancam oleh orang ataun peristiwa yang normalnya hanya
sedikit atau tidak mendapat perhatian, ketakutan akan
kehilangan kontrol, ketakutan kan ketidakmampuan untuk mengatasi
masalah, berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan, berpikir
bahwa semuanya tidak lagi bisa dikendalikan, berpkir bahwa
semuanya terasa sangat membingungkan tanpa bisa
diatasi, khawatir terhadap hal
– hal sepele, berpikir tentang hal
mengganggu yang sama berulang – ulang, berpikir bahwa harus bisa
kabur dari keramaian, kalau tidak pasti akan pingsan, pikiran terasa
bercampur aduk atau kebingungan, tidak mampu
menghilangkan pikiran
– pikiran terganggu, berpikir akan segera
mati, meskipun dokter tidak menemukan sesuatu yang salah
secara medis, khawatir akan ditinggal sendirian, sulit
berkonsentrasi atau memfokuskan fikiran.
3, 20, 22, 24,
4, 8, 12, 23, 31
9
Jumlah 20
16 36
2 Penggunaan Terapi Musik
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan musik
anxiety reduction
yang tedapat dalam CD Terapi musik produksi Pusat Riset Terapi Musik Gelombang Otak www.terapimusik.com.
Terapi musik meliputi beberapa tahap dalam pelaksanaannya seperti yang digambarkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.3 Kisi – kisi Terapi Musik
No Keterangan
Indikator 1.
Pertemuan pertama 1.
Penulis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan dilakukannya
kegiatan. 2.
Tanya jawab kesiapan anggota. 3.
Penulis membahas masalah kecemasan anggota
4. Penulis berdiskusi bersama
– sama dengan anggota membahas tujuan yang
ingin dicapai dalam kegiatan. 5.
Penulis menentukan terapi musik sebagai upaya mengurangi kecemasan.
2. Pertemuan kedua
1. Penulis menjelaskan kembali kegiatan
yang akan dilakukan. 2.
Penulis menjelaskan prosedur terapi musik.
3. Penulis memandu jalannya terapi musik.
4. Penulis menjelaskan kegiatan akan
diakhiri. 5.
Anggota memberi kesan – kesan dan
kemajuan yang dicapai masing - masing anggota.
6. Membahas kegiatan lanjutan.
3. Pertemuan ketiga
1. Penulis melakukan apersepsi
2. Penulis memandu jalannya terapi musik.
3. Penulis menjelaskan kegiatan akan
segera diakhiri. 4.
Anggota memberi kesan-kesan dan kemajuan yang dicapai masing
– masing anggota.
5. Membahas kegiatan lanjutan.
Tabel 3.3 Kisi – kisi Terapi Musik lanjutan
No Keterangan
Indikator
4. Pertemuan keempat
1. Penulis melakukan apersepsi
2. Penulis memandu jalannya terapi
musik. 3.
Penulis menjelaskan kegiatan akan segera diakiri.
4. Anggota memberi kesan
– kesan dan kemajuan yang dicapai masing
– masing anggota.
5. Membahas kegiatan lanjutan.
5. Pertemuan kelima
1. Penulis menanyakan perkembangan
anggota setelah terapi musik. 2.
Anggota kelompok dipandu untuk melakukan terapi musik.
3. Anggota kelompok di minta untuk
mengisi inventori kecemasan untuk
posttest
3.6 Uji Coba Instrumen