Syarat dan Etika Menghafal Al- Qur`ān

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id geriknya, serta harus mencerminkan nilai-nilai Al- Qur‟ān yang dihafalnya. Oleh karena itu, orang yang menghafal Al- Qur‟ān harus menjauhi sifat ma ẓmumah. 21 3. Motivasi atau dukungan orang tua Motivasi atau dukungan dari orang tua sangat penting bagi anak karena mereka juga ikut menentukan keberhasilan anak dalam menghafal Al- Qur‟ān. Orang-orang yang serius ingin menghafal dan memahami Al- Qur‟ān tentunya memiliki motivasi di dalam dirinya. Memiliki keteguhan dan kesabaran seseorang yang hendak menghafal Al- Qur‟ān wajib mempunyai tekad atau kemauan yang besar dan kuat, hal ini akan sangat membantu kesuksesan dalam menghafal Al- Qur‟ān. 22 Sebab, dalam proses menghafal Al- Qur‟ān banyak sekali ditemui berbagai macam kendala, mungkin jenuh, mungkin gangguan lingkungan karena bising dan gaduh. Mungkin gangguan batin atau mungkin karena menghadapi ayat- ayat tertentu yang mungkin dirasakan sulit menghafalnya dan lain sebagainya. Terutama dalam menjaga kelestarian menghafal Al- Qur‟ān. Untuk melestarikan hafalan Al- Qur‟ān perlu keteguhan dan kesabaran. Karena kunci utama keberhasilan menghafal Al- Qur‟ān adalah ketekunan menghafal dan mengulang ayat-ayat yang telah dihafalnya. Itu sebabnya Rasulullah SAW selalu menekankan agar para penghafal Al- Qur‟ān bersungguh-sungguh dalam menjaga hafalannya. 23 Jadi siapapun memiliki 21 Wiwi AlawiyahWahid, Cara Cepat Menghafal Al- Qur’an.Yogyakarta: Diva Press, 2012, 39- 41. 22 Ibid., 31. 23 Ahsin W Al-Hafi ẓ, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Quran......................50-51. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id peluang untuk menjadi hafi ẓ Al-Qur‟ān 30 juz atau sebagainya selama ia bersabar, bersemangat dan tidak putus asa. 4. Istiqamah Yang dimaksud dengan istiqamah adalah konsisten terhadap hafalannya. Seorang penghafal Al- Qur‟ān harus senantiasa menjaga efisiensi waktu, berarti seorang penghafal akan menghargai waktu dimanapun dan kapanpun saja waktu luang. Seorang penghafal Al- Qur‟ān harus bisa istiqamah, baik istiqamah dalam proses menghafal maupun murāja‟ah. Keduanya harus seimbang, prinsipnya tiada hari tanpa menghafal dan murāja‟ah. 24 Dalam proses menghafal Al- Qur‟ān istiqamah sangat penting sekali, walaupun mempunyai kecerdasan tinggi namun jika tidak istiqamah maka akan kalah dengan orang yang kecerdasannya biasa-biasa saja tetapi istiqamah. Sebab, pada dasarnya kecerdasan bukanlah penentu keberhasilan dalam menghafal Al- Qur‟ān namun keistiqamahan yang kuat dan ketekunan sang penghafal itu sendiri. Sang penghafal dianjurkan memiliki waktu-waktu khusus, baik untuk menghafal materi baru maupun untuk mengulang murāja‟ahtakrir, yang waktu tersebut tidak boleh diganggu oleh kepentingan yang lain. 25 Menghafal Al- Qur‟ān harus memiliki kedisiplinan, baik disiplin waktu, tempat maupun disiplin terhadap materi-materi hafalan. Penghafal Al- Qur‟ān bisa membuat jadwal 24 Wiwi AlawiyahWahid, Cara Cepat Menghafal Al- Qur’an..........................72. 25 Ibid., 73. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id untuk setiap harinya untuk mempermudah dalam membagi waktu antara hafalan dengan kegiatan lainnya. 26 5. Mampu membaca dengan baik Sebelum penghafal Al- Qur‟ān memulai hafalannya, hendaknya penghafal mampu membaca Al- Qur‟ān dengan baik dan benar, baik dalam tajwid maupun makharij al-huruf nya, karena hal ini akan mempermudah penghafal untuk melafa ẓkannya dan menghafalkannya. 27 6. Sanggup memelihara hafalan Menghafal Al- Qur‟ān merupakan suatu proses yang tidak dapat dikatakan mudah untuk dilalui. Banyak orang yang menghafal Al- Qur‟ān banyak mengalami rintangan dan hambatan, misalnya malas, enggan melanjutkan hafalan dan putus asa karena tidak dapat menghafalkan Al- Qur‟ān. Sifat-sifat yang demikian harus dihilangkan, karena seseorang yang menghafal Al- Qur‟ān sudah diniatkan secara ikhlas menghafal Al- Qur‟ān dan mencari keRiḍaan Allah SWT. Oleh karena itu, perlu adanya pemeliharaan hafalan. Bilamana tidak, maka akan sia-sia dalam usaha untuk menghafal Al- Qur‟an. 28 Syarat-syarat yang harus dipersiapkan bagi orang yang menghafal Al- Qur‟ān tersebut pada dasarnya tidak mengikat. Setiap orang memiliki kemamapuan yang berbeda-beda dalam menangkap, meresapi dan menyimpan surat atau ayat-ayat yang dihafal. Namun demikian, sebaiknya 26 Ilham Agus Sugianto, Kiat Praktis Menghafal Al- Qur’ān, Bandung: Mujahid Press, 2004, 54. 27 Raghib al-Sirjani, Cara Cerdas Menghafal Al- Qur’an, Solo: Aqwam, 2007, 63. 28 M. Taqiyul Islam Qari‟, Cara Mudah Menghafal Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press, 1998, 31. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id persyaratan-persyaratan tersebut harus dipenuhi bagi orang yang mempersipakan diri untuk menghafal Al- Qur‟ān. Abdul Rauf menjelaskan etika penghafal Al- Qur‟an yaitu: a. Selalu menjaga keikhlasan karena Allah dan menjaga diri dari riya‟. b. Harus selalu mutamayiz unggul dari orang lain, selalu bersegera dalam melakukan ketaatan kepada Allah. c. Jangan mencari popularitas atau berniat menjadikannya sebagai sarana mencari nafkah. d. Jangan merasa dirinya lebih baik dari orang lain, namun hendaknya selalu bertawa ḍu‟. e. Jangan berniat mencari imbalan dunia dari Al-Qur‟ān. f. Jangan berniat menjadikan sebagai alat meminta-minta kepada manusia. g. Banyak berdoa kepada Allah agar Al-Qur‟ān menuntunnya ke surga. 29 Dan masih banyak lagi etika yang perlu diperhatikan pada saat membaca maupun menghafal Al- Qur‟ān, tidak hanya pada saat membaca dan menghafal Al- Qur‟ān saja, tapi alangkah baiknya lagi jika mengaplikasikan etika-etika pada saat membaca kitab atau buku pelajaran yang lain karena yang berada di dalamnya adalah ilmu dan Al- Qur‟ān itu 29 Abdul Aziz Abdul Rauf, Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Da’iyah, 87-90. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sendiri adalah sumber dari berbagai macam ilmu. Jadi sudah sepatutnya jika memuliakan Al- Qur‟ān. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III PENYAJIAN DATA

A. Gambaran Obyek Penelitian

Dalam hal ini, penulis akan memaparkan tentang profil kelima pesantren ta ḥfīẓ Al- Qur`ān yaitu Pondok Pesantren Ta ḥfīẓ Rau ḍatul Qur`ān Balung Kulon Jember, Pondok Pesantren Ta ḥfīẓ Nurul Qur`ān Al-Shadhili Loh Jejer Wuluhan Jember. Pondok Pesantren Ta ḥfīẓ Al- Ṣiddiqiyah Putri Sumbersari Jember, Pondok Pesantren Ta ḥfīẓ Al- Fanāni Universitas Mu ḥammadiyah Jember, Pondok Pesantren Ta ḥfīẓ Ibnu Kathir Patrang Jember, kemudian dilanjutkan pemaparan tentang implementasi metode yang diterapkan di setiap pesantren serta kesulitan dan kemudahan dalam proses ta ḥfīẓ Al-Qur`ān.

1. Pondok Pesantren Taḥfīẓ Rauḍatul Qur`ān Balung Kulon Jember

a. Sejarah Singkat Berdirinya Pesantren

Pondok Pesantren Ta ḥfīẓ Rauḍatul Qur`ānadalah salah satu dari sekian banyak pesantren Ta ḥfīẓ Al-Qur`ān di Jember. Didirikan dari sebuah tuntutan atas sebuah keprihatinan warga masyarakat terhadap problema-problema yang dihadapi manusia, terutama yang berkaitan dengan Al- Qur`ān. Pesantren ini bertujuan untuk menciptakan para penghafal Al- Qur`ān serta memahami isi kandungannya, karena pesantren ini terlahir dari masyarakat maka keberadaannya diharapkan akan mampu memformulasikan sederetan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id permasalahan ummat dan kemasyarakatan serta mampu memberikan konstribusi bagi pembangunan Nasional dengan memberikan tawaran- tawaran kultural dan produktif kontribuktif dalam pengisian nilai-nilai keagamaan seutuhnya. Secara geografis Pondok Pesantren ini terletak di Jln. PB. Sudirman NO.35 Balung Kulon Jember. Berdirinya pesantren ini awalnya tidak ada tujuan, akan tetapi permintaan masyarakat sekitar dan pangilan hati untuk mengamalkan Ilmu Al- Qur`ān yang telah didalami. Bermula dari keinginan seorang wali santri yang ingin memondokkan anaknya di rumah Nyai Mulazimah agar bisa menghafal Al- Qur`ān melihat bahwa Nyai Mulazimah adalah seorang penghafal Al- Qur`ān. Disitulah kemudian masyarakat meminta agar Nyai Mulazimah membangun pesantren, dengan dana seadanya dan meminta bantuan kepada Departemen Agama maka didirikanlah pesantren. Pada tahun 1998 mendapat Surat Ijin Operasional dari Departemen Agama RI. Dari pemaparan Nyai Mulazimah, pondok pesantren ini didirikan selain karena panggilan hati yang mana Nyai Mulazimah disiplin ilmunya adalah Al- Qur`ān juga karena amanat yang dipercayakan kepada beliau untuk membimbing putra-putri mereka mendalami ilmu Al- Qur`ān khususnya ta ḥfīẓ. Pada awal mulanya hanya ada santri satu dari Banyuwangi yang datang bersama orang tuanya meminta agar putri mereka diperkenankan untuk menghafal Al- Qur`ān di bawah bimbingan Nyai digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Mulazimah. Awalnya Nyai Mulazimah bimbang mau nerima atau tidak, kalau tidak menerima sudah kewajiban beliau untuk menularkan ilmu yang didapat dan kalau diterima tidak ada tempat yang memadai. Dan akhirnya anak tersebut tetap bersikukuh untuk mondok disana akan tetapi Nyai Mullazimah meminta maaf karena ditempatkan dikamar belakang yang saat hujan selalu mengalami kebocoran. Disitulah Nyai Mullazimah ingin membuat tempat tinggal santri atau pondok yang seadanya dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengamalkan Ilmu Al- Qur`ān. Semuanya berjalan dengan sendirinya, seperti air yang mengalir, tujuan utama beliau hanya ingin menularkan dan mengembangkan ilmu yang sudah beliau dapat kepada masyarakat. Tidak ada keinginan yang muluk-muluk, yang terpenting menurut beliau adalah bisa mengamalkan ilmu dan bisa manfaat bagi orang banyak. Mengingat zaman sekarang sudah mulai krisis akan moral, khususnya kaum remaja dan anak-anak. Kalau tidak ditanamkan Al- Qur`an nanti tidak seimbang dengan perkembangan kemajuan teknologi yang ada. Adapun tokoh-tokoh yang terlibat dalam proses berdirinya pesantren ini tak lain adalah masyarakat sekitar dan para wali santri. Masyarakat ingin menimba ilmu juga dari pesantren, lambat laun mereka meminta kepada Nyai Mulazimah agar mengisi pengajian di sebuah majlis taklim. Dibentuknya majlis taklim ini bertujuan agar digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menghidupkan kembali aktivitas yang ada dalam masyarakat yang sudah lama vakum dikarenakan tidak ada orang yang bisa membimbing dengan baik. Terlebih lagi dengan adanya pesantren ini jiwa rohani masyarakat seakan bangkit. Tak heran jika di lingkungan sekitar pesantren Nyai Mulazimah menaungi 4 majlis taklim sema`an Al- Qur`ān. “Jadi, untuk sementara ini kan masyarakat mempercayakan. Jadi, otomatis saya bekerjasama dengan masyarakat. Apalagi sampai sekarang yang melibatkan yang paling yang tidak bisa meninggalkan ya wali santri. Dari tokoh- tokoh wali santri banyak kan, daerah-daerah tertentu tokoh- tokoh masyarakatnya. Kemudian tokoh masyarakat sini sudah jelas, sudah sangat mendukung. Lebih ini saya sudah diminta untuk menghidupkan kegiatan masyarakat. Yang sementara yang bisa saya terima ada empat kelompok majlis taklim yang setiap hari diminta untuk mengisi acara pengajian, ini permintaan dari tokoh masyarakat yang ada yang memegang majlis taklim. Jadi ingin menimba ilmu juga dari pondok, maunya seperti itu. Dan itu setiap malam. Dan untuk majlis taklim saya dikasih waktu malam. Jadi saya harus keliling ke tokoh-tokoh mengisi pengajian setiap malam. Ya itu kalau ndak salah ada empat sampai lima majlis taklim”. 1 Faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya pesantren ini selain karena panggilan hati dari Nyai Mullazimah sendiri juga atas dasar amanah yang dipercayakan masyarakat. Karena menurutnya posisi amanat itu semakin banyak, paling tidak beliau harus lebih memperhatikan pembelajaran utamanya Al-Qur`an. Santri-santri yang beliau didik adalah merupakan titipan jadi benar-benar beliau didik dengan kebaikan-kebaikan dengan penuh rasa tanggung jawab dan 1 Mulazimah, wawancara, Balung Kulon, 10 Januari 2015.

Dokumen yang terkait

Menghafal al-Qur’an dalam pendidikan formal

0 6 5

Tahfiz al-qur'an dalam kajian ‘ulum al-qur'an (studi atas berbagai metode tahfiz)

0 23 189

MOTIVASI MENGHAFAL AL QUR’AN PADA MAHASANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIZHUL QUR’AN DI SURAKARTA Motivasi Menghafal Al Qur’an Pada Mahasantri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Di Surakarta.

0 3 15

MOTIVASI MENGHAFAL AL QUR’AN PADA MAHASANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIZHUL QUR’AN DI SURAKARTA Motivasi Menghafal Al Qur’an Pada Mahasantri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Di Surakarta.

0 3 17

PENERAPAN METODE AL-QASIMI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN BAITUL QUR’AN Penerapan Metode Al-Qasimi Dalam Menghafal Al-Qur’an Di Pondok Pesantren Baitul Qur’an Garut, Dawung, Sambirejo Sragen Tahun 2012-2013.

0 2 19

PENERAPAN METODE AL-QASIMI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN BAITUL QUR’AN GARUT, DAWUNG, Penerapan Metode Al-Qasimi Dalam Menghafal Al-Qur’an Di Pondok Pesantren Baitul Qur’an Garut, Dawung, Sambirejo Sragen Tahun 2012-2013.

0 3 15

IMPLEMENTASI METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN IMPLEMENTASI METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN: (Studi Kasus di Pondok Tahfizhul Qur’an Abu Bakar As-Shiddiq Ngampilan Yogyakarta Tahun 2010).

0 8 25

Implementasi metode menghafal al Qur'an dalam mewujudkan kualitas hafalan al Qur'an: studi komparasi di pondok pesantren tahfiz al Qur’an Shohihuddin Surabaya dan pondok pesantren modern al Azhar Gresik.

10 30 149

PENDIDIKAN TAHFIZ ALQUR’AN : STUDI KASUS DI PESANTREN TAHFIZ FADHILATUL QUR'AN KETAPANG - SAMPANG.

0 3 167

IMPLEMENTASI METODE TALAQQI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN AL-MASYITHOH SERANGAN BONANG DEMAK - STAIN Kudus Repository

0 0 10