Tahfiz al-qur'an dalam kajian ‘ulum al-qur'an (studi atas berbagai metode tahfiz)

(1)

AL QUR'AN DALAM KAJIAN

AL QUR'AN

(STUDI ATAS BERBAGAI METODE

)

TESIS

Oleh:

FARID WAJDI

NIM: 04.2.00.1.05.01.0028 Pembimbing:

DR. AHSIN SAKHO MUHAMMAD, MA

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Farid Wajdi: " al Qur'an dalam Kajian Al Qur'an; Studi

Atas Berbagai Metode ". Tesis ini ingin mendeskripsikan metode metode

yang digunakan seorang dalam menghafalkan al Qur’an.

adalah proses menghafalkan ayat ayat al Qur’an secara keseluruhan dan menjaganya dari lupa. Untuk menghafal, seorang menggunakan metode metode tertentu. Metode metode ini pada dasarnya sudah dilakukan sejak masa Rasulullah Saw. ketika menerima wahyu dari Jibril as. Sehingga hal itu merupakan cara cara yang Allah Swt. tetapkan dalam menjaga al Qur’an, sekaligus merupakan tradisi yang sudah melekat bagi kaum muslimin.

Kajian al Qur'an selama ini lebih difokuskan pada studi lapangan di pesantren dan institusi al Qur'an khususnya pada faktor keberhasilan, sistem, sarana prasarana, kualifikasi guru, kurikulum, dan hasil belajar. (Tesis:!

"# $ % !& tahun 1994).

Kajian metode menghafal ditulis oleh Yahyâ bin 6Abd al Razzâq al Ghautsani dalam

' "# $ ( # ) * ) + * (Dâr al Ghutsân,

2001), namun metode metode ini ditulis tidak mendetail dan sangat praktis. Karena itu, dalam tesis ini penulis ingin mendeskripsikan metode metode menghafal al Qur’an secara kritis. Metode tersebut adalah ++, ,& , & + - "

& & & metode menghafal sendiri dan menghafal lima ayat lima ayat.

Di era sekarang, metode metode ini dapat dibantu menggunakan media media elektronik seperti kaset, CD .program hafalan, / , komputer dan

lain lain. Metode metode tersebut dapat optimal dilakukan seorang jika memper hatikan faktor pendukung, yaitu: umur, kecerdasan dan kebersihan hati. Faktor faktor ini sangat menentukan penghafal al Qur’an untuk menggunakan metode metode yang disukai dan atau menggabungkan beberapa metode sesuai kecerdasan dan umurnya, sehingga seluruh indra indra pengetahuan dapat berkembang secara .

Kajian ini menggunakan penelitian kepustakaan 0 / 1 dengan

pendekatan yang bersifat . Penguraian yang mengandung pengertian

yang luas terhadap objek yang dibahas serta bersifat . Untuk menemukan metode metode menghafal harus dilihat dari pengertian dan sejarah kemudian menganalisis metode metode dilihat dari segi kelebihan dan kekurangan serta faktor faktornya. Metode dikaji dalam kitab kitab , 2 al Qur’an dan hadis hadis yang

menggambarkan cara cara Rasulullah dan sahabat dalam menghafal al Qur’an. Untuk memperkaya data, penulis mewawancara beberapa tentang pengalaman dan cara cara mereka dalam menghafal dan membandingkan dengan buku buku metode menghafal al Qur’an kontemporer.


(6)

ﺺﺨﻠﳌﺍ

ﻯﺪﺟﻭ ﺪﻳﺮﻓ

" :

ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﻡﻮﻠﻋ ﺔﺳﺍﺭﺩ ﻝﻼﺧ ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﻆﻴﻔﲢ

:

ﻕﺮـﻃ ﱴﺷ ﰱ ﺔﻴﺤﻬﻨﳌﺍ ﺔﺳﺍﺭﺩ

ﻆﻴﻔﺤﺘﻟﺍ

."

ﺮﻬﻈﻴﺳ ﺚﺤﺒﻟﺍ ﺍﺬﻫ

ﻨﳌﺍ

ﻥﺎﺴﻧﻹﺍ ﺎﻬﻣﺪﺨﺘﺳﺍ ﱴﻟﺍ ﱘﺮﻜﻟﺍ ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﻆﻔﺣ ﺞﻫﺎﻨﻣ ﻦﻣ ﺞﻬ

.

ﻠﻤﻋ ﻮﻫ ﻆﻴﻔﺤﺘﻟﺍ

ﺔﻴ

ﻆﻔﺣ

ﺍ ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﺕﺎﻳ

ﻥﺎﻴﺴـﻨﻟﺍ ﻦـﻣ ﻪـﻴﻠﻋ ﺪﻫﺎﻌﺘﻟﺍﻭ ﻼﻣﺎﻛ ﺎﻈﻔﺣ ﱘﺮﻜﻟ

.

ﺔﻨﻴﻌﳌﺍ ﻆﻔﳊﺍ ﺞﻫﺎﻨﻣ ﻦﻣ ﺞﻬﻨﳌﺍ ﻡﺪﺨﺘﺴﻳ ﻅﺎﻔﳊﺍ ﻥﺎﻛ ﱘﺮﻜﻟﺍ ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﻆﻔﺤﻠﻟﻭ

،

ﺍﺬـﻫ ﻥﺄﺑ ﺔﻘﻴﻘﳊﺍ ﰱﻭ

،ﻡﻼﺴﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻞﻳﱪﺟ ﻚﻠﻣ ﻦﻣ ﻰﺣﻮﻟﺍ ﻰﻘﻠﺘﻳ ﲔﺣ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﱮﻨﻟﺍ ﺮﺼﻋ ﻦﻣ ﺭﺪﺻ ﺪﻗ ﺞﻬﻨﳌﺍ

ﺎﻳﺃ ﻆﻔﺣ ﰱ ﷲﺍ ﺓﺩﺍﺭﺇ ﱴﻟﺍ ﻕﺮﻃ ﻰﻫﻭ

ﲔﻤﻠﺴﳌﺍ ﺪﻨﻋ ﱀﺎﺻ ﺮﺛﺃ ﺎﺎﻓ ﺎﻀﻳﺍﻭ ﻪﺗ

.

،ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﺔﺌﻴﳍﺍﻭ ﺪﻫﺎﻌﳌﺍ ﱴﺷ ﰱ ﺔﻴﻧﺍﺪﻴﻣ ﺔﺳﺍﺭﺩ ﺰﻛﺮﺘﺗ ﻡﻮﻴﻟﺍ ﱘﺮﻜﻟﺍ ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﻆﻔﳊ ﺔﺳﺍﺭﺩ ﺖﻧﺎﻛ

ﺮﻳﺪﻘﺘﻟﺍﻭ ،ﺓﺬﺗﺎﺳﻷﺍ ﻝﺍﻮﺣﺃﻭ ، ﻞﺋﺎﺳﻮﻟﺍﻭ ، ﺞﻫﺎﻨﳌﺍﻭ ،ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﻆﻔﺣ ﻖﻴﻘﺤﺘﻟ ﺚﻋﺍﻮﺒﻟﺍ ﻦﻋ ﺚﺤﺒﺗ ﺔﺻﺎﺧ

ﻚﻟﺫ ﱃﺇ ﺎﻣﻭ

) .

ﺔﻟﺎﺳﺮﻟﺍ

"

ﺍ ﻆﻔﳊ ﺔﻧﺭﺎﻘﻣ ﺔﺳﺍﺭﺩ

ﻱﺩﻮﻌﺴـﻟﺍﻭ ﺎﻴﺴـﻴﻧﻭﺪﻧﺍ ﺪﻠﺑ ﰱ ﱘﺮﻜﻟﺍ ﻥﺁﺮﻘﻟ

.

ﺔﻨـﺳ

١٩٩٤

.(

ﻪـﺑﺎﺘﻛ ﰱ ﱏﺎﺛﻮﻐﻟﺍ ﻕﺍﺯﺮﻟﺍ ﺪﺒﻋ ﻦﺑ ﻲﳛ ﻪﺒﺘﻛ ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﻆﻔﳊ ﺞﻫﺎﻨﳌﺍ ﺔﺳﺍﺭﺩ

"

ﻆـﻔﲢ ﻒـﻴﻛ

ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ

:

ﺔﻴﻠﻤﻋ ﻕﺮﻃﻭ ﺔﻴﺳﺎﺳﺃ ﺪﻋﺍﻮﻗ

"

ﺔﻴﻠﻤﻋﻭ ﺓﺮﺼﺘﻘﻣ ﺚﺤﺒﻟﺍ ﺍﺬﻫ ﻦﻜﻟﻭ ،

، ﻆﻘﻓ

ﻚﻟﺬـﻟﻭ

ﻥﺍ ﺕﺩﺭﺍ

ﺐﺘﻛﺍ

ﺔﻟﺎﺳﺮﻟﺍ ﻩﺬﻫ

ﻴﻟ

ﻟﺍ ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﻆﻔﳊ ﻕﺮﻄﻟﺍ ﺮﻬﻈﺘﺴ

ﻴﻠﻴﻠﲢ ﺔﺳﺍﺭﺩ ﱘﺮﻜ

.

ﻰﻫ ﻕﺮﻄﻟﺍ ﻩﺬﻫﻭ

:

،ﻰـﻘﻠﺘﻟﺍ

ﺔﻳﺩﺮﻔﻟﺍ ﺔﻘﻳﺮﻃﻭ ، ﻢﻴﻬﻔﺘﻟﺍ ، ﺔﺑﺎﺘﻜﻟﺍ ، ﺓﻼﺼﻟﺍ ﰱ ﺓﺀﺍﺮﻘﻟﺍ ، ﺽﺮﻌﻟﺍ ، ﻊﻴﻤﺴﺘﻟﺍ

)

ﺲﻔﻨـﻟﺍ ﻰﻠﻋ ﺩﺎﻤﺘﻋﻹﺍ

(

ﻳﺍ ﺲﲬ ﺔﻘﻳﺮﻃﻭ

ﺕﺎﻳﺍ ﺲﲬ ﺕ

.

،ﻡﻮﻴﻟﺍ ﺍﺬﻫ ﰱﻭ

ﺴﺗ ﻕﺮﻄﻟﺍ ﻩﺬﻫ

ﻞـﺜﻣ ﻚـﻴﻧﻭﺮﺘﻜﻴﻟﺍ ﻞﺋﺎﺳﻮﻟﺎﺑ ﺪﻌ

:

ﺔﻧﺍﻮﻄﺳﺍ ،ﻂﻳﺮﺸﻟﺍ

ﻞﺗﺮ

ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ

ﺮﺑ ﻭﺍ

ﻛﻭ ، ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﺞﻣﺎﻧ

ﺎﻣ

ﻚـﻟﺫ ﱃﺇ ﺎـﻣﻭ ﺮﺗﻮﻴ

.

ﻅﺎـﻔﳊﺍ ﺩﺍﺭﺍ ﺍﺫﺇﻭ

ﻞﺜﻣ ، ﺎ ﺭﻮﻣﻷﺍ ﺍﻮﻤﺘﻬﻳ ﻥﺍ ﻢﻬﻴﻠﻌﻓ ﻕﺮﻄﻟﺍ ﻩﺬﻫ ﻡﺍﺪﺨﺘﺳﺍ

:

ﺲﻔﻨﻟﺍ ﺔﻴﻛﺰﺗﻭ ، ﺀﺎﻛﺬﻟﺍﻭ ،ﺮﻤﻌﻟﺍ

،

ﻩﺬﻫ ﻥﻷ

ﺀﺎﻛﺬـﻟﺍ ﺐﺴـﺣ ﻕﺮﻄﻟﺍ ﻞﻛ ﰱ ﻊﻤﳉﺍ ﻭﺍ ﻢ ﺐﻏﺮﻳﺎﻣ ﻕﺮﻄﻟﺍ ﲔﻴﻌﺗ ﰱ ﻅﺎﻔﺤﻠﻟ ﻱﻮﻗ ﺮﺛﺍ ﺎﳍ ﺭﻮﻣﻷﺍ

ﻮﺣ ﻊﻴﲨ ﺭﻮﻄﺘﻳ ﱴﺣ ﺮﻤﻌﻟﺍﻭ

ﻢﻠﻌﻟﺍ ﺱﺍ

.

ﺔﻴﺒﺘﻜﳌﺍ ﺚﲝ ﺔﻘﻳﺮﻃ ﺔﺳﺍﺭﺪﻟﺍ ﻩﺬﻫ ﻞﻤﻌﺘﺴﺗ

(library research)

ﺚـﻴﺣ ﻉﻮـﺿﻮﳌﺎﺑ ﺔﻘﻠﻌﺘﳌﺍ

ﻼﻴﻠﲢ ﺎﺿﺍﺮﻌﺘﺳﺍ ﻞﻛﺎﺸﳌﺍ ﺽﺍﺮﻌﺘﺳﺍ

.

ﺚـﺤﺒﻟﺍ ﻉﻮـﺿﻮﲟ ﺎﻴﻓﺍﻭ ﺎﺣﺮﺷ ﻒﻳﺮﻌﺘﻟﺎﺑ ﺡﻭﺮﺸﻟﺍ ﻒﺼﺗ ﺎﻤﻛ

ﻼﻴﻠﲢﻭ

.

ﰱ ﺔﺳﺍﺭﺪﻟﺍ ﺩﻮﻌﺗ ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﻆﻔﺣ ﻕﺮﻃ ﲔﻴﻌﺘﻟﻭ

ﻟﺍ

ﻒﻳﺮﻌﺘ

ﻟﺍﻭ

ﺦﻳﺭﺎﺘ

ﻞﻜﻟ

ﺔﻘﻳﺮﻄﻟﺍ

ﰒ ،

ﻕﺮﻄﻟﺍ ﻞﻴﻠﲢ

ﺎ ﺔﻘﻠﻌﺘﳌﺍ ﺭﻮﻣﻷﺍﻭ ﺺﺋﺎﻘﻨﻟﺍﻭ ﺎﻳﺍﺰﳌﺍ ﻪﺟﻭ ﻰﻠﻋ

.

ﺚﻳﺩﺎﺣﻷﺍﻭ ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﻡﻮﻠﻋ ﺐﺘﻛ ﰱ ﺔﺳﺍﺭﺩ ﺔﻘﻳﺮﻄﻟﺍ ﻞﻴﻠﲢ

ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﻦﻋ ﻪﺑﺎﺤﺻﺃﻭ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﻝﻮﺳﺮﻟﺍ ﻰﻘﻠﺗ ﺔﻴﻔﻴﻛ ﰱ

.

ﺐﺗﺎﻜﻟﺍ ﻡﺪﺨﺘﺳﺍ ﺚﺤﺒﻟﺍ ﺓﺩﺎﻳﺰﻟﻭ

ﳊﺍ ﺪﻨﻋ ﻢﻬﺘﻘﻳﺮﻃﻭ ﻢﺭﺎﲡ ﰱ ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﻅﺎﻔﺣ ﻰﻠﻋ ﺔﻤﻠﻜﺘﳌﺍ ﺔﻘﻳﺮﻄﺑ

ﻆـﻔﳊ ﺐـﺘﻜﻟﺍ ﲔﺑ ﺔﻧﺭﺎﻘﲟﻭ ﻆﻔ

ﺮﺻﺎﻌﳌﺍ ﱘﺮﻜﻟﺍ ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ

.


(7)

ABSTRACK

Farid Wajdi : "Tahfiz al Qur'an in studying 'ulum al Qur'an, study of

some methods of memorizing " This thesis explained good method for some one

who want to memorize al Qur'an.

Tahfiz is the process of memorizing the whole verses and protect it from forget. For memorizing, the huffaz can use some methods. These methods which has done at the Prophet period when he accepted the holy Qur'an from Gabriel. That is Allah's way to protect His holy book and tradition of Muslims.

Study of memorizing alquran only focused in field study and alquran institution, specially in system, factor of success, medium, teacher qualification, curriculum and result of study in that institution. (look at the thesis " komperatif evaluation about education of tahfiz in Indonesia and Saudi Arabia, th. 1994).

The book which have been written by DR. Yahya "Kaifa Tahfaz al Quran; Qawaid asasiyyah wa turuq amaliyyah" surely tell about methods of memorizing, but these methods very practical. Therefore, The writer interprates these method critically. The methods are : Talaqqi, tasmi', al'aradh, qiroah fi alsalah, kitabah, tafhim, memorizing by own self, memorizing five verses on five verses. In this era, these methods can be helped by cassets, murattal CD, type recorder, computer, etc. The methods can be conducted by someone optimally if he payed attention of supplementary factor, such as age, intellegence, and hygiene of heart. These factors are determining of huffaz to use the method which he love or join some methods according to his intellegence and his age, so that all of his knowledge will be improved dynamicly.

The writer interprated these methods analytical and critically. These method studied in ulumul quran books and hadis which explained how the Prophet and his companions use the methods of memorizing al Qur'an. The writer also interview the huffaz about their experience in memorizing al Qur'an for enriching data. Besides that, he compared with the books of memorizing al Qu'ran such as "Dalil al Hairan li hifzil Qur'an" (Daar al iman), "Bimbingan Praktis Menghafal Al Qur'an" (Bumi Aksara, 1994) and etc. To analyse also required the correlation with growth psicology and way of modern learning which entangle visual aspec, auditorial, and cenestetic.


(8)

KATA PENGANTAR

=>?@Aا CD?@Aا Eا =FG

segala puji hanya bagi Allah Swt. yang menyempurnakan nikmat kepada penulis, sehingga penulis dapat merampungkan penulisan tesis ini.

) dan salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad Saw. yang

mengajarkan al Qur'an kepada umatnya sehingga penulis dapat menghafal al Qur'an disela sela kesibukan sebagai mahasiswa, semoga ) tercurah juga kepada

sahâbat, tâbi'în dan ahli al Qur'an yang selalu + dengannya.

Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada mereka mereka yang terlibat dalam penyusunan tesis ini, pertama sekali tentunya kepada kedua orang tua penulis, yaitu ayahanda H. Nakib Muh Fuan dan ibunda Hj. Nur'ain yang selalu memotifasi penulis menyelesaikan kuliah dan meningkatkan disiplin ilmu setinggi tingginya. Do’a yang tulus dan keridhaan mereka memancarkan motifasi tersendiri dalam jiwa penulis untuk menjadi manusia yang berguna dan mulia.

Kepada pembimbing Dr. Ahsin Sakho Muhammad, MA. yang selalu memotifasi dan memberikan masukan masukan dalam penyusunan tesis, beliau juga yang mendorong penulis menghafal al Qur’an dan berprestasi di bidang tafsir al Qur'an dalam event Musâbaqah Tilawatil Qur’an di Provinsi DKI Jakarta dan Nasional. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Prof. KH. Ali Mustafa Yakub, MA. yang membimbing penulis selama kuliah di UIN Jakarta mulai tahun 2000 sampai 2008, berkat do’anya, penulis terdorong untuk menghafal al Qur’an dan mendalami sedikit ilmu ilmu hadîts dengan kesibukan kesibukan sebagai mahasiswa. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Dr. Muhammad Masyhoeri Na6im, MA. tempat penulis mengaji dan menimba ilmu ilmu agama dan al Qur’an di Pesanggrahan. Kepada penguji tesis ini Prof. Dr. Rif'at Syauqi, MA, Dr. Fuad Jabali, MA dan Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, MA, yang telah banyak memberikan masukan masukan kepada penulis untuk merevisi beberapa pembahasan tesis ini.


(9)

Semoga curahan berkah dan kasih sayang Allah Swt. selalu dilimpahkan kepada mereka mereka di dunia dan akhirat.

Kepada Bapak Rektor, Direktur Pasca Sarjana beserta seluruh Dosen dan Staf Civitas Akademika UIN Syarif Hidayullah Jakarta. Bapak Kepala beserta Staf Perpustakaan Utama dan perpustakaan Pasca Sarjana UIN Jakarta (Mr. Suali dan Mr. Syukran) yang banyak membantu penulis meminjamkan buku dan berdiskusi untuk memberikan masukan masukan tesis ini.

Kepada kawan kawan di Pesantren Luhur Ilmu hadis Darus Sunnah angkatan 2004, kawan kawan Lembaga Tahfiz dan Ta’lim al Qur’an Masjid Fathullah UIN Jakarta, kawan kawan penulis selama mengajar di Azhari dan Madina Islamic School Jakarta. Kepada Pembina Yayasan dan Direktur Madina Islamic School, kepada bapak Ketua Program al Azhâr Dr. Syairazi Dimyati, MA. dari merekalah penulis banyak menggali ilmu, pengalaman, serta inspirasi atas penyusunan tesis.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga, kakak, adik dan saudara saudara, dari mereka penulis banyak mendapat pengalaman hidup dan motivasi untuk menyelesaikan kuliah ini. Begitupula kepada istri tercinta Nur Makiyah dan putra kami Ziyan Muhammad Ahnaf Sya’bani yang telah memberikan penulis kebahagiaan hidup, kedamaian, serta yang terpenting kasih sayangnya dalam menjalankan hidup.

Kepada semuanya, penulis tidak dapat membalas sesuatu apapun, semoga Allah Swt. memberikan balasan yang sebaik baiknya, sebagai ibadah dan amal salih. Amiin. Penulis mohon maaf yang sebesar besarnya atas segala kekurangan dan kekhilafan yang terjadi. Semoga penyusunan tesis ini merupakan titik awal untuk menuju masa depan yang lebih baik.

Tanggerang, 12 Juni 2008 Penulis,


(10)

PEDOMAN TRANSLITERASI

=

= kh

= sy

= gh

= n

= b

= d

= s

= f

= w

= t

= dz

= d

= q

ـﻫ

= h

= ts

= r

= t

= k

= '

= j

= z

= z

= l

= y

= h

= s

= ‘

= m

Vokal Panjang:

ﺔﺤﺘﻓ

= â

ﺓﺮﺴﻛ

= î

ﺔﻤﺿ

= û

Kata Sandang:

Kata sandang, yang dalam system aksara Arab di lambangkan dengan huruf, yaitu لا

dialihaksarakan menjali /l/, baik diikuti huruf maupun + .

:

Syaddah dilambangkan tanda ( ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan menggandakan huruf yang diberi tanda itu. Akan tetapi hal itu tidak berlaku

jika huruf yang menerima tanda itu terletak setelah huruf 3

:

Penulisan 2 jika berdiri sendiri diikuti oleh kata sifat ( *) maka

dialihaksarakan menjadi huruf h. Contoh: JKLMNAا J>LOPQا " * " 3

Namun jika 2 diikuti kata benda maka huruf tersebut diaksarakan menjadi


(11)

DAFTAR SINGKATAN

Swt. ) 4

Saw. , 5

as. 4 "

ra. 6 ,

Q.S. al Qur’an Surat

t.tp. tanpa tempat penerbit t.pn. tanpa penerbit

t.th. tanpa tahun

H.R. Hadis Riwayat

M. Masehi

H. Hijriyah

h. Halaman


(12)

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

ABSTRAK………... iii

KATA PENGANTAR……….... vii

DAFTAR ISI………...viii

PEDOMAN TRANSLITERASI……… xi

DAFTAR SINGKATAN...xiv

BAB 1 : PENDAHULUAN………..……….. 1

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah.………... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...……….. 11

D. Tinjauan Kepustakaan…...……….... 11

E. Metode Penelitian……….. 13

F. Sistematika Penulisan……….... 15

Bab II : PENGERTIAN AL QUR'AN DAN URGENSINYA…….... 17

A. Pengertian al Qur'an…..………. 17

B. Kata " dalam al Qur'an dan al Sunnah……….…… 23

C. Nama nama al Qur'an tentang ... 29

D. Manfaat Menghafal al Qur'an...35

E. Keutamaan Menghafal al Qur’an………... 46

Bab III : KAJIAN AL QUR’AN TENTANG …... 47

A. Cara Rasulullah Saw. dan Sahabat Menghafal al Qur'an... 47

B. Perhatian Rasulullah Saw. dan Sahâbat terhadap al Qur’an……….. 59

C. Para Penghafal al Qur'an di Masa Rasul dan Sahâbat….………... 65

D. Penulisan al Qur’an………... 69


(13)

2. Tulisan tulisan al Qur'an setelah Rasul meninggal ...……... 75

3. Para Sekretaris Wahyu……….………... 77

F. Kaidah kaidah Menghafal al Qur’an…………...…………... 79

Bab IV : STUDI ATAS BERBAGAI MACAM METODE ...100

A. Metode ++.……….…...100

A.1. Pengertian dan Sejarah...100

A.2. Bentuk bentuk Metode ++……….105

1.B.1 Metode *……….105

A.2.2.Metode* ………..………….…111

A.2.3.Metode # $ " ……….……….114

A.3. Kelebihan dan Kekurangan ……….………..117

B. Metode ' ………...118

B.1. Pengertian dan Sejarah...118

B.2. Cara cara Metode ' ……….…123

B.3. Kelebihan dan Kekurangan...………..………..… 125

C. Metode ………...127

C.1. Pengertian dan Sejarah...127

C.2. Cara cara Metode ………..… 129

C.3. Kelebihan dan Kekurangan………... 133

D. Metode Menghafal Sendiri…...………...135

D.1. Pengertian...135

D.2. Cara cara Menghafal al Qur'an Sendiri….………...….137

D.3. Kelebihan dan Kekurangan ….………….………... 138

E. Metode Lima Ayat lima Ayat... 140

E.1. Pengertian dan Sejarah... 140

E.2. Cara cara Metode ini………..………...142

E.3. Kelebihan dan Kekurangan ….………….……….…... 144

F. Faktor faktor Pendukung Hafalan..………...146

1. Faktor Umur ………... 147

2. Faktor Kecerdasan...151

3. Faktor Kebersihan Hati...157


(14)

a. Kesimpulan...162

b. Saran saran...164

LAMPIRAN AYAT AYAT ...165

DAFTAR PUSTAKA………….………..178


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Al Qur'an adalah wahyu Allah Swt. yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw. untuk menjadi pedoman hidup manusia. Dalam sejarahnya sejak masa pewahyuan sampai sekarang, al Qur'an selalu dibaca umat Islam setiap hari, kenyataan ini membuktikan tercapainya tujuan penamaan al Qur'an.1 Penamaan al Qur'an menunjukan kitab suci ini selalu terpelihara dalam bentuk hafalan yang merupakan salah satu bentuk jaminan pemeliharaan Allah Swt. Selain itu, salah satu

definisi al Qur'an / menunjukan

keagungan al Qur'an dalam aspek bacaan, karena membaca al Qur'an adalah suatu ibadah yang besar sekali terlebih jika dilakukan dalam salat, sehingga kemuliaan al Qur'an dari sisi bacaan ini menjadikan al Qur'an selalu dihafal oleh umat Islam sejak masa Nabi sampai kini, bahkan membaca al Qur'an termasuk zikir yang paling utama jika dilakukan secara kontinyu dan .2

Allah Swt. menjamin pemeliharaan al Qur'an dan kemudahan menghafalnya, hal itu difirmankan antara lain dalam surat al Hijr/15:9 yaitu:

$

Ρ

Î

)

ß

ø

t

w

Υ

$

u

Ζ

ø

9

¨

t

Ρ

t



ø

.

%!

Ïe

$

#

$

Ρ

Î

)

u

ρ

ç

9

s

t

βθ

Ý

à

Ï

p

t

m

:

∩∪

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al Qur’an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya”.

Menurut M. Quraish Shihab “Allah Swt. terlibat dalam pemeliharaan kitab

kata ( bentuk

kata ini menunjukan dua ,

$ +

an dibentuk dari kata '

Qur Nama al

1

benda) yaitu + $ dan+ $ yang sama sama bermakna bacaan. # $ adalah bacaan dalam

pengertian palafalan atau pengucapan kata ( ) 1. Adapun + $ disamping bermakna )

seperti dalam surat al Qiyâmah/75:17, juga bermakna " + 2$ ( $ 1 yang bermakna kitab

ûr menyebutkan z Man Ibn , 1 $ # " , 0 55:2 / mân h Ra erti dalam surat al sep

, yang dibaca

$ " an bermakna ' Qur al , Selain itu . $ +

yang ketiga yaitu yânî bentuk h Li pendapat al " 7 , ûr z Ibn Man Lihat . ayat dan juz ,

karena ia mengumpulkan setiap surat ,

yaitu mengumpulkan

$ , (Dâr al Hadîts, Cairo, 2003 M./1423 H.), juz 7, h. 283.

2 Menurut al Nawâwi, membaca al Qur'an secara kontinyu sambil adalah zikir yang

paling utama diantara kalimat kalimat lain, karena firman Allah lebih utama dari yang lain, jika dilakukan secara khidmat dan mengikuti etika etika membaca yang dicontohkan Rasulullah dan . Lihat Yahyâ bin Syaraf al Nawâwi, " "8 ) ) & (Indonesia: Maktabah Dâr Ihyâ al Kutub al ‘Arabiyyah, t.th.), h. 85.


(16)

suci Nya dengan hamba hamba pilihan Nya, hal itu ditunjukan dengan

-dalam kalimat " !, kalimat ini menurutnya mengisyaratkan adanya

keterlibatan selain Allah Swt. yakni malaikat Jibril as. dalam menurunkan dan membacakan kepada Nabi Saw., juga orang orang pilihan dari hamba hamba Nya untuk melihara dan menghafalnya”.3 Allah Swt. memilih hamba hamba pilihan untuk memelihara al Qur’an, sebagaimana dalam surat Fâtir/35:32 yaitu:

§

Ν

è

O

$

u

Ζ

ø

O

u

÷

ρ

r

&

|

=≈

t

G

Å

3

ø

9

$

#



t

Ï

%

©

!

$

#

$

u

Ζ

ø

Š

x s

Ü

ô

¹

$

#

ô

Ï

Β

$

t

Ρ

Ï

Š$

t

7

Ï

ã

(

ó

Ο

ß

γ

÷

Ψ

Ï

ϑ

s

ù

Ò

Ο

Ï

9$

s

ß

Ï Å

¡

ø

u

Ζ

Ïj

9

Ν

å

κ

÷

]

Ï

Β

u

ρ

Ó

Å

Á

t

F

ø

)

Β

ö

Ν

å

κ

÷

]

Ï

Β

ρ

u

7

,

Î

/$

y

Ï

N≡

Ž

u

ö



y

ø

9

$

$

Î

/

È

β

ø

Œ

Î

*

Î

/

«

!

$

#

4

š



9≡

Ï

s

Œ

u

θ

è

δ

ã

ô

Ò

x

ø

9

$

#

ç

Ž

Î

7

x

6

ø

9

$

#

∩⊂⊄∪

“Kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang orang yang kami pilih di antara hamba hamba kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan4 dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang amat besar”.

Pemeliharaan terhadap al Qur'an dari langit sampai ke bumi memang tidak sekaligus, Allah Swt. menurunkan al Qur'an secara bertahap kepada manusia. Yahyâ bin 6Abd al Razzâq al Ghautsânî merinci lima tingkat penurunan dan pemeliharaan al Qur'an, yaitu: pertama, Allah Swt. memelihara al Qur'an di 7 2 ,5

sebagaimana dalam surat al Burûj/85:22 yaitu

ظْVُ\ْ]َL ٍحْVَA aِc

("yang tersimpan di 7 2 ". Kedua, Allah memelihara cara penurunan al Qur'an kepada Rasul Saw.

sebagaimana surat al Jinn/72:26 yaitu:

ā

ω

Î

)

Ç

t

Β

4

|

Ó

s

?

ö

$

#

Ï

Β

5

Αθ

ß

§

ç ‾

Ρ

Î

*

s

ù

à

7

è

=

¡

ó

o

.

Ï

Β

È

÷

t

/

Ï ÷

ƒ

y

t

ƒ

ô

Ï

Β

u

ρ

Ï Ï ù

=

z

y

#

Y

|

¹

u

∩⊄∠∪

“Kecuali kepada Rasul yang diridhai Nya, maka sesungguhnya dia menga 3 Usaha kaum muslimin dalam memelihara otentisitas al Qur'an dengan berbagai macam cara,

yaitu menghafal, menulis mengkodifikasi dan merekamnya pada piringan hitam, kaset, CD dan lain lain. Khusus dalam menghafal, sejak dulu hingga kini sekian banyak orang dari anak anak kecil sampai dewasa telah mampu menghafal seluruh ayat ayat al Qur'an, bahkan sekian banyak orang yang menghapal tidak memahami makna dan kandungan. Lihat M. Quraish Shihab, " &

(Jakarta: Lentera Hati, 2000), vol. 3, h. 95 97.

4 Orang yang menganiaya dirinya ialah orang yang lebih banyak melakukan kesalahan dari

kebaikannya, dan orang pertengahan ialah orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya, sedang yang dimaksud dengan orang orang yang lebih dahulu dalam berbuat kebaikan ialah orang orang yang kebaikannya amat banyak dan amat jarang berbuat kesalahan. Lihat al Qur’an dan

Terjemahnya Departemen Agama RI, (Bandung; PT. Syamil Cipta Media, t.th.), h. 438 439.

5 Kata adalah setiap lembaran yang luas, setiap penopang yang ditulis disebut

3 Para ulama berbeda pendapat tentang makna 7 2 , perbedaan itu didasarkan + $ /bacaan yang

sama sama kuat. Kata ( 2 ) dapat dibaca dengan sebagai sifat/ $ dari kata , yang

berarti (nama tempat) /papan penulisan al Qur'an pertama. Pendapat kedua mengatakan bahwa kata 2 dibaca -, dalam hal ini berkedudukan sebagai sifat dari kata ( ًنTUV ). Pendapat kedua ini bermakna bahwa al Qur’an terjaga di . Ibn Manzûr, 7 "* b, jilid 7, h. 153.


(17)

dakan penjaga penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya”.

Ketiga, Allah menghafalkan al Qur'an di hati Rasulullah Saw. dan memeliharanya, sebagaimana penurunan surat al Qiyâmah/75 ayat 16 19, ketika ayat ini diturunkan Rasulullah Saw. selalu cepat cepat menghafal al Qur'an dan menggerakkan bibirnya, beliau memiliki kewajiban untuk menghafal sehingga hal itu dirasa terlalu berat,6 maka turunlah ayat ini sebagai jaminan Allah untuk menghafalkan al Qur’an kepada Rasul Nya. Keempat, Allah memelihara al Qur'an secara berangsur angsur dalam proses penyampaian kenabian sekaligus menyampaikan cara membaca yang benar. Allah Swt. berfirman dalam surat al Najm/53:3 4 yaitu

ْنِإ ، ىَVَhْAا ِCَi ُjِkْlَm MَLَو

aَ?ْVُm ٌaْ?َو ّQِإ َVُه

("dan tiadalah yang diucapkannya itu (al Qur'an) menurut kemauan

hawa nafsunya, ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan"). Kelima, Allah memelihara al Qur'an setelah disampaikan dengan sempurna kepada Rasulullah Saw. dan membiarkannya selalu terjaga dan terpelihara sampai hari kiamat. Dalam pemeliharaan ini ada tiga hal, yaitu (1) Allah Swt. memelihara huruf huruf dan kalimat kalimat al Qur'an sebagaimana diturunkan kepada Nabi Saw. dengan cara yang ) dan + ,. (2) Allah Swt. memelihara penjelasan dan maknanya

dengan benar. (3) Allah memelihara "# $ dan memberi pahala yang

besar bagi siapa saja yang membacanya, mereka adalah hamba pilihan yang hafal di hati dan menguatkan hafalan secara sebagaimana diturunkan.7

Kemudahan menghafal al Qur'an dan pengajarannya disebutkan empat kali dalam surat al Qamar/54, ayat 17, 22, 32, 40, yaitu:

ô

s

)

s

9

u

ρ

$

t

Ρ

÷

Ž

£

œ

o

t

β#

u

ö



à

)

ø

9

#

$

Ì



ø

.

Ïe

%#

Ï

9

ö

y

γ

ù

s

Ï

Β

9



Ï

.

£

Β

∩⊇∠∪

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”.

Kata

ّqrA

dalam ayat ini berarti

=h\Aاو ،u\]Aاو ،@آq

ّtrA

(untuk diingat, dihafal

dan difahami). Artinya Allah Swt. telah memudahkan menghafal al Qur'an dan akan bantu siapa saja yang mau menghafal, maka siapa yang menghafal al Qur'an pasti akan ditolong dan dibantu Allah Swt.8 Salah satu faktor kemudahan menghafal al

6 Muhammad bin Ismâ‘il al Bukhâri,

" (t.tp.: Maktabah Dahlan, t.th.), juz 3,

h. 2036.

7 Yahyâ bin 6Abd al Razzâq al Ghautsâni,

' "# $ "' # ) *

) + * &(Dimasq: Dâr al Ghautsân, 2001), cet. ke IV, h. 19 22.

8 Abû ‘Abdillah al Qurtûbî,

"9 * "# $ &(Cairo: Dâr al Sya‘ab, 1377 h.), juz


(18)

Qur'an adalah karena Allah Swt. menjadikan al Qur'an sebagai " 2 yaitu

santapan ruh bagi hamba hamba Nya yang selalu diterima hati dan akal manusia. Santapan ruh ini menjadikan al Qur'an selalu dibaca, dirindukan, diulang ulang dalam salat. Cukuplah ini sebagai bukti kemudahan Allah Swt. menjaga al Qur'an.

Pada masa Rasulullah Saw., penyebutan mereka yang menghafal al Qur'an diungkapkan dengan istilah " , / , , "# - & dan " # .9 Penyebutan "# lebih dominan dibanding yang lain, karena "#

secara harfiah berarti para pembaca al Qur'an, yaitu mereka yang senantiasa membiasakan membaca al Qur'an di pagi, siang dan malam hari. Sehingga al Qur'an adalah bacaan wirid harian mereka. Istilah ini dapat dipakai juga untuk , yaitu mereka yang menghafal al Qur'an, karena dengan sering membaca al Qur'an berarti mereka menghafalnya. Di sisi lain, istilah istilah yang disebutkan Rasul di atas menunjukan kesempurnaan makna yang dipredikatkan mereka, yaitu yang selalu berinteraksi dengan al Qur’an baik dari aspek hafalan, pemahaman dan pengamalan. Dalam mengajarkan al Qur'an, Rasulullah selalu mengutamakan aspek aspek ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis dari Abi ‘Abd al Rahmân, ia berkata:

ِﻝﻮﺳﺭ ﻦِﻣ ﹶﻥﻮﹸﺋِﺮﺘﹾﻘﻳ ﺍﻮﻧﺎﹶﻛ ﻢﻬﻧﹶﺃ ﻢﱠﻠﺳﻭ ِﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ ﻲِﺒﻨﻟﺍ ِﺏﺎﺤﺻﹶﺃ ﻦِﻣ ﺎﻨﹸﺋِﺮﹾﻘﻳ ﹶﻥﺎﹶﻛ ﻦﻣ ﺎﻨﹶﺛﺪﺣ

ﺍﻮﻤﹶﻠﻌﻳ ﻰﺘﺣ ﻯﺮﺧﹸﺄﹾﻟﺍ ِﺮﺸﻌﹾﻟﺍ ﻲِﻓ ﹶﻥﻭﹸﺬﺧﹾﺄﻳ ﺎﹶﻠﹶﻓ ٍﺕﺎﻳﺁ ﺮﺸﻋ ﻢﱠﻠﺳﻭ ِﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ ِﻪﱠﻠﻟﺍ

ِﻢﹾﻠِﻌﹾﻟﺍ ﻦِﻣ ِﻩِﺬﻫ ﻲِﻓ ﺎﻣ

ﹶﻞﻤﻌﹾﻟﺍﻭ ﻢﹾﻠِﻌﹾﻟﺍ ﺎﻨﻤِﻠﻌﹶﻓ ﺍﻮﹸﻟﺎﹶﻗ ِﻞﻤﻌﹾﻟﺍﻭ

.

"Telah berbicara orang yang telah membaca pada kami dari sahabat Nabi Saw., jika mereka mempelajari sepuluh ayat dari Rasulullah Saw., mereka tidak melanjutkan sepuluh ayat setelahnya sampai mengetahui ilmu dan amal. Mereka berkata: kami mempelajari ilmu dan amal sekaligus".10

menghafal al Qur'an. Menurut Syairazi Dimyati, Allah tidak memberi jaminan kemudahan ibadah apapun selain menghafal al Qur'an. Ibadah ibadah salat, puasa, zakat, haji tidak ada jaminan kemuda han melaksanakannya, namun menghafal al Qur'an dijamin kemudahannya. Kemudahan ini bukan berarti seperti membalikan tangan, namun difahami dari kemudahan membaca al Qur'an yang telah diajarkan sejak masa Nabi sampai kini, selain itu al Qur'an dibaca dalam shalat dan ibadah ibadah lainnya sehingga memudahkan umat Islam dalam menghafal. Wawancara Pribadi dengan Syairazi Dimyati, Jakarta 15 November 2007.

9 Penggunaan istilah

&pada masa Rasul kurang populer, walaupun beliau pernah menye

butkan. Istilah istilah yang populer adalah " + - & + - atau # - ,

# - , # - & dan "# . Istilah istilah ini menunjukkan arti mereka yang biasa

berinteraksi dengan al Qur’an yang mencakup membaca, menulis, menghafal dan mengamalkan. Penyebutan kata atau disebutkan dalam riwayat al Tirmidzi dan Ibn Majah, namun hadis hadis tersebut setelah diteliti Ali Mustafa Yakub berkualitas sangat * & lihat Ali Mustafa Ya'kub, 8 8 : / : "# $ & (Jakarta: Gema Insani Press, 1990),

cet. ke I, h. 35 36.

10 Hadîts diriwayatkan Ahmad bin Hanbal dan Ibn Abî Syaibah. Lihat Ahmad bin Hanbal,

;&(Beirut: Dâr al Kutub al ‘Ilmiyyah, 2004), h. 464. Dan Muhammad


(19)

Dalam kajian * 2 al Qur'an,11 memang tidak dikaji dalam satu

pembahasan khusus. Kajian masuk dalam salah satu bagian dalam * al

Qur'an. 9 * al Qur'an adalah kajian pengumpulan al Qur'an baik dalam hafalan

maupun tulisan, dimana pengumpulan tulisan tulisan al Qur'an lebih banyak diulas, karena aspek sejarah penulisan al Qur'an lebih urgen, baik pada masa Rasulullah, Abû Bakar, ‘Utsmân sampai terbentuknya * dan kaidah

kaidah al Qur'an. Karena ini menyangkut identitas al Qur'an, baik tulisan, sejarah, bacaannya serta perdebatan perdebatan lain. Dalam kajian + $ al

Qur'an, juga dibahas lebih pada aspek keragaman bacaan, riwayat riwayat bacaan dari satu imam pada imam lainnya, perbedaan riwayat tersebut, serta tata cara pelafalannya. Selain * al Qur'an, kajian 2 al Qur'an juga membahas ,

terutama pada pembahasan penurunan al Qur'an secara . .

Penurunan al Qur'an secara banyak memberikan pelajaran pelajaran penting pada proses penghafalan al Qur'an, pelajaran itu antara lain: pertama, menunjukan al Qur'an sangat mudah dihafal, karena diturunkan secara bertahap seperti lima ayat, sepuluh ayat dan atau satu surat langsung. Kedua, pembacaan al Qur'an secara dan tidak tergesa gesa, dalam membaca ini Rasulullah biasa mengajarkan dalam shalat dan luar shalat. Ketiga, lebih membekas dalam hati dan meningkatkan keimanan bagi Rasul dan sahabatnya karena Jibril as. selalu menurunkan ayat ayat al Qur’an di saat saat dan waktu yang tepat.

Dalam penurunan ini, Allah juga mengajarkan metode pengajaran al Qur'an yang baik sebagaimana direkam dalam surat al Qiyâmah/75:17 18 yaitu:

¨

β

Î

)

$

u

Ζ

ø

Š

=

n

t

ã

ç

y

è

÷

Η

s

d

ç

t

Ρ#

u



ö

è

%

u

ρ

∩⊇∠∪

#

s

Œ

Î

*

s

ù

ç

t

Ρ

&

ù

t



s

%

ô

ì

Î

7

¨

?

$

$

s

ù

ç

Ρ#

t

u

ö



è

%

∩⊇∇∪

"Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu".

Hadîts riwayat Ahmad menurut ++ +< Syu6aib al Arnaut berkualitas , diriwayatkan dari jalur 6Atâ bin Yasâr.

yang disampaikan .

firman Allah Swt âbuni yaitu

S menurut ‘Ali al an ' Qur al 2 $ Kajian 11

âbat dan h

a s ara an dari p '

Qur penafsiran al /

penjelasan ,

berupa penjelasan dari Beliau .

Rasulullah Saw

tâbi'în, mengetahui metode mufassirîn dan uslub mereka dalam menafsirkan ayat, serta penjelasan kekhususan dan ketokohan mereka, serta syarat syarat penafsiran. Ilmu ilmu dalam $ 2 al Qur'an menurut al Zarkasyi mencapai lima puluh ilmu, bahkan sampai tujuh puluh ribu ilmu sesuai jumlah , âbûni S Lihat Muhammad ‘Ali al .

an yang tidak dapat dijangkau kecuali oleh Allah Swt '

Qur kalimat al

" *= 2 "# $ & (Jakarta: Dâr al Kutub al 6Ilmiyyah, 1424 h.), cet. ke I, h. 8, dan

Dâr al : Cairo ( & $ # " *= 2 " , Zarkasyi Badruddin Muhammad bin ‘Abdullah al

. 24 . h , .) H 1428 , adîts H


(20)

ayat ini menunjukan bahwa Allah melalui Jibril as. membacakan al Qur'an pada Nabi Saw. ketika diturunkan. Caranya Jibril as. membacakan ayat yang akan diturunkan kemudian Nabi mengikuti bacaan tersebut pelan pelan agar beliau betul betul faham dan hafal ayat yang disampaikan.12 Ketika membaca, Rasul dilarang mengikuti bacaan Jibril sampai selesai jibril membaca, setelah selesai baru Rasul membaca seperti diajarkan Jibril, hal ini sebagai teguran Rasul yang ingin cepat cepat menghafalnya. Sebagaimana dalam surat Tâhâ/20:114 yaitu

Ÿ

ω

u

ρ

ö

y

f

÷

è

?

s

È

β#

u

ö



à

)

ø

9

$

$

Î

/

Ï

Β

È

ö

6

s

%

β

r

&

#

|

Ó

ø

)

ã

ƒ

š



ø

s

9

Î

)

ç ã

ô

m

u

ρ

(

è

%

ρ

u

Éb

>

§

Î

Τ

÷

Š

Î

$

V

ϑ

ù

=

Ï

ã

∩⊇⊇⊆∪

“Dan janganlah kamu tergesa gesa membaca al Qur'an sebelum disempur nakan mewahyukannya kepadamu dan katakanlah: ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan"

Menurut al Râzi, surat al Qiyâmah/75 ayat 17 18 ini menunjukan bahwa Allah Swt. berkewajiban memelihara dan menghafalkan al Qur'an di hati Rasulnya, hal itu ditegaskan dengan lafadz

vwأ@yو

yang berarti "membacakannya".13 Proses pemeliharaan dan pembacaan wahyu disampaikan malaikat Jibril kepada Rasulullah Saw. dan diulang ulang di bulan Ramadan. Malaikat Jibril as. suka mendatangi Nabi untuk , bahkan menjelang akhir hayatnya sampai dua kali beliau menghatamkan al Qur'an kepada Jibril as. Para sahabat juga mengikuti metode ini, sebagian mereka ada yang menerima secara langsung dari mulut Nabi, mereka yang sibuk dengan kegiatan, saling menimba informasi kepada yang hadir dalam majlis Nabi. Pengajaran al Qur'an lebih marak lagi disampaikan dalam salat, Rasul membacakan dengan khidmat ayat ayat al Qur'an yang mungkin sebagian mereka belum mendengarnya. Untuk memasyarakatkan ) al Qur'an, Rasul mendorong

mereka untuk membaca al Qur'an dan mengajarkannya kepada yang belum bisa. Dari sini dapat difahami bahwa kajian tidak dikaji secara komprehensif dalam * 2 al Qur'an, di sisi yang lain para ulama klasik yang menulis kajian al

Qur'an khususnya sangat , karena kajian ini berhubungan dengan membaca al Qur'an, pembacanya, keutamaan surat surat al Qur'an, tata cara membaca, menjaga hafalan dari lupa dan akhlak mereka terhadap al Qur'an. 8

dalam pengertian lebih mengedepankan sebagai suatu ibadah yang bernilai 12 Al Qur'an dan terjemahnya Departemen Agama Indonesia, tahun 1990 (footnot no. 947). 13 Fakhruddîn al Râzi,


(21)

tinggi dan bersumber dari Rasulullah Saw. juga tradisi sahabat. Jika dikatakan ibadah dia harus bersumber yang jelas dari Rasulullah Saw., yang ini pada gilirannya menjadikan sebagai tradisi umat Islam yang sangat kental dan tidak bisa dipisahkan dari identitas Islam yang memiliki kitab suci al Qur'an dari masa ke masa sampai kini. Ciri kajian yang bersifat ini dapat dipandang positif bagi umat Islam sepanjang zaman, karena dengan kekuatan inilah ia terus terjaga, terpelihara dan memiliki nilai ibadah yang tinggi, selain itu mensinergikan kekuatan otak

dan hati ( ) / ) bagi siapapun yang ingin menghafal

dengan mengoptimalkan indra indra belajarnya.

Di era sekarang, kajian al Qur'an dirasakan sangat urgen untuk dikem bangkan terutama pada aspek metode. Beberapa komunitas umat Islam pada masa kini sangat mengharapkan anak anak keturunan mereka menghafal al Qur'an seperti ulama terdahulu, sehingga didirikan sekolah sekolah modern yang menggunakan kurikulum dan atau ilmu ilmu al Qur'an. Ulama terdahulu mensyaratkan hafalan al Qur'an sebagai awal pembelajaran sebelum mempelajari ilmu ilmu lain, seperti penuturan al Walîd bin Muslim (195 h.) berkata: kami belajar dalam satu majelis dengan guru kami al Auzâ‘î (157 h.), ia berkata: "Wahai anakku apakah engkau telah menghafal al Qur'an, kalau berkata sudah, beliau menyuruh membaca ayat !...

ْ=

ُآ

ِد

َQ

ْو

َا a

ِc

ُEا

ُ=

ُ{

ْ>

ِz

ْV

ُm

!&14 jika menjawab: belum, ia berkata: pergi dan hafalkan

al Qur'an sebelum mempelajari ilmu ilmu lain.15 Seorang anak yang menghafal al Qur'an di usia muda, Allah akan menyatukan al Qur'an dengan darah dan dagingnya, artinya akan melekat kuat dalam diri sampai dewasa. Sebagaimana dalam sebuah hadis Rasulullah Saw. bersabda:

ِﻪِﻣﺩﻭ ِﻪِﻤﺤﹶﻠِﺑ ُﷲﺍ ﻪﹶﻄﹶﻠﺧ ﻦِﺴﻟﺍ ﻲِﺘﹶﻓ ﻮﻫﻭ ﹶﻥﺁﺮﹸﻘﹾﻟﺍ ﻢﱠﻠﻌﺗ ﻦﻣ

.

"Siapa yang mempelajari al Qur'an di usia kecil, Allah akan mencampurkan dengan daging dan darahnya".16

Pentingnya menghafal al Qur'an menjadi tanda kemajuan pendidikan Islam 14 Q.S. Al Nisâ/4:11.

15 Al Khâtib al Baghdâdi,

"9 , "6 ) ) @ " A& (Beirut: Mua

ssasah al Risâlah, 1991), cet. ke 1, h. 42.

mad bin h

Dan A . 94 . h & A , .) th .t , Fikr Dâr al : Beirut ( & ' " " & Bukhâri l A 16 . h , I ke . cet , 2 juz , .) h 1410 , 6Ilmiyyah Kutub al Dâr al : Beirut ( & % " , , Baihaqi usein al H dia , ammad h ukim bin Mu H

orang yang bernama hadis tersebut terdapat se

: Bukhari berkata Al

. 330

ukim bin H

Menurut Ibn Hajar ia .

ammad bin Qais bin Makhramah h

ragu apakah itu Hukim bin Mu

" +

, 6Asqalânî Lihat Ibn Hajar al

. tingkatan keenam

& 2+

ammad bin Qais berkualitas h

Mu

& (Beirut: Dâr al Fikr, 1995), juz 1, cet. ke I, h. 136.


(22)

bahkan kebudayaan Islam. Di era modern ini pendidikan disentralkan kepada siswa, mereka adalah objek sekaligus kutub positif kegiatan pembelajaran, sedangkan guru hanya membimbing, mengarahkan dan melindungi siswa.17 Karena itu metode menghafal al Qur'an penting sekali untuk dikembangkan, apalagi dengan kemajuan teknologi dan media media elektronik yang dapat membantu proses menghafal. Dengan berbagai latar belakang ini penulis terdorong untuk menulis " al

Qur'an dalam Kajian Al Qur'an; Studi Atas Berbagai Macam Metode

!. Sebagai salah seorang hamba pilihan Allah Swt. yang telah menghafal al

Qur'an, disamping juga pengalaman mengajar di beberapa sekolah dan institusi al Qur’an, penulis terdorong untuk mengkaji ini untuk mengembangkan juga lebih lanjut diwaktu waktu yang akan datang dalam sejarah pengalaman hidup ini.

B. Identifikasi, Perumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, al Qur'an sebagai kitab suci umat Islam selalu mendapat apresiasi terutama dari hafalan, bahkan dalam kajian * 2 al

Qur'an, aspek ini dimasukkan dalam usaha usaha yang Allah Swt. bentuk dalam memelihara otentisitas kitab suci Nya. Karena dengan hafalan, al Qur'an terpelihara otentisitasnya sehingga masyarakat Islam sejak dahulu sampai kini selalu menjaga tradisi ini sebagai jalan mereka + kepada Allah Swt. Hafalan juga

merupakan barometer pemeliharaan al Qur'an, karena hanya mengandalkan tulisan tulisan saja kurang B , seperti yang terjadi pada kitab kitab samawi dahulu. Dari

sini, masalah masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Apakah definisi al Qur'an?

2. Apakah urgensi al Qur'an jika dihubungkan dengan usaha usaha yang Allah dan Rasulullah lakukan dalam menjaga otentisitas kitab sucinya?

3. Apakah nama nama al Qur'an memiliki urgensi dalam ?

4. Apakah manfaat menghafal al Qur’an sangat penting untuk menjaga keaslian al Qur’an dan lebih luas lagi ajaran agama Islam?

17 Konsep pendidikan modern dan klasik berbeda. Dalam pendidikan klasik, anak dianggap

sebagai kertas putih yang dapat ditulis sesuai kehendak guru, anak bagaikan adonan yang dapat dicetak sesuai keinginan kita. Disamping itu priode klasik juga memfokuskan kemampuan akal, memori dari pada kemampuan fisik. Pendidikan modern memadukan aspek fisik, sosial, moral, efektif, estetik dan sebaginya secara . Pengajaran terlibat langsung dalam kehidupan merupakan media paling tepat dalam mewujudkan perkembangan anak yang utuh dan sehat. Semua masalah dan kegiatan dipusatkan kepada siswa, karena mereka adalah objek sekaligus kutub positif pembelajaran. Lihat Ma'ruf Mustafa Zurayq, Sukses Mendidik Anak, terjemah: Badruddin, (Jakarta: Serambi, 2001), cet. ke I, h. 10 11.


(23)

5. Apakah saja kajian * 2 al Qur'an yang mengkaji tentang menghafal al Qur'an

dan metode metodenya secara utuh?

Dari berbagai masalah tersebut, penulis membatasi pada persoalan proses menghafal al Qur'an yang secara telah disampaikan Rasulullah Saw. pada umatnya, baik dalam bentuk perintah, anjuran anjuran, peringatan dan akhlak. Menghafal al Qur'an bukan hanya mampu mengucapkan huruf, kalimat dan ayat ayatnya, lebih dari itu menjaga hafalan dari lupa merupakan hal penting dalam term

. Kerena itu menurut Nawabuddin kata mengandung dua unsur, pertama, hafal seluruh ayat ayat al Qur'an dan mencocokkannya dengan . Kedua, senantiasa sungguh sungguh menjaga hafalan setiap hari dari sifat lupa.18

Proses menghafal ini lebih ditekankan pada aspek metodenya. Metode yang dimaksud adalah seperangkat tata cara yang digunakan penghafal al Qur'an dalam usahanya menghafal dan melekatkan hafalan secara kontinyu.19 Dengan demikian kajian metode menjadi hal inti dalam pembahasan tesis ini, metode tersebut ditelaah dalam kajian * 2 al Qur'an yang berhubungan, seperti; bagaimana Rasul menerima

al Qur'an dari Jibril as., bagaimana sahabat menerima al Qur'an dari Rasul, cara cara sahabat dalam menghafal al Qur'an, urgensi dalam proses menghafal. Selain itu, metode ditelaah juga dari pengalaman pribadi para penghafal yang sukses menggunakan metode metode tertentu, sehingga antara teori dan praktek bisa digabung dan ditambah. Metode ini selanjutnya ditelaah secara kritis, terutama aspek kegunaannya bagi seorang, yaitu melihat sisi umur, kecerdasan dan kebersihan hati. Sehingga seseorang lebih siap menggunakan metode tertentu yang ia dipilih.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka persoalan tersebut dapat dirumuskan dengan sebuah pertanyaan yang akan dijawab dalam tesis ini, pertanyaan tersebut adalah, bagaimana urgensi al Qur'an dalam kajian * 2 al Qur'an?,

serta apa saja metode metode menghafal al Qur'an yang digunakan oleh para penghafal al Qur’an?.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

18 Lihat Abd al Rabbi Nawabuddin,

C "# $ & terjemah: Ahmad E.

Koswara, (Jakarta: CV Tri Daya Inti, 1992), cet. ke I, h. 16.

19 Metode dalam menghafal al Qur'an adalah pengalaman para penghafal al Qur'an, mereka

menerima dari gurunya, seorang guru menerima dari gurunya lagi dan begitu seterusnya sampai kepada Nabi saw. Beberapa metode yang berkembang sekarang penekanannya lebih pada penggunaan media media elektronik, sedang varian varainnya sudah ada sejak masa Nabi Saw.


(24)

Sekurang kurangnya ada tiga hal yang menjadi tujuan penelitian ini, yaitu: 1. Untuk menemukan data data baru tentang al Qur’an dalam kajian , 2

al Qur’an yang belum dikaji ulama ulama secara komprehensif. Data data ini kemudian menjadi acuan dalam mengembangkan metode menghafal al Qur’an. 2. Memberikan informasi dan mengembangkan kajian , 2 al Qur’an tentang

, hal ini sangat besar manfaatnya untuk menjaga kemurnian ayat ayat al Qur’an dan kemutawâtiran al Qur’an sejak diturunkan sampai kini.

3. Menjelaskan metode metode menghafal dalam kajian , 2 al Qur’an yang

digunakan penghafal. Metode metode ini belum dikaji para ulama , 2 al

Qur’an, namun hal tersebut sangat penting di masa kini sebagai upaya melestarikan dan menghidupkan kembali tradisi tersebut.

Sedangkan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai partisipasi dan sumbangan penulis dalam rangka mengembangkan bidang al Qur’an yang boleh dikatakan sangat dibutuhkan umat Islam untuk memelihara tradisi al Qur’an kepada umat Islam di masa modern ini. 2. Sebagai sumbangan pemikiran dan pengalaman penulis dalam al Qur’an

untuk mensosialisasikan metode metode menghafal al Qur’an ini di berbagai sekolah sokolah Islam, institusi dan lembaga al Qur’an khususnya dan umumnya bagi seluruh umat Islam yang merindukan menghafal al Qur’an.

D. Tinjauan Kepustakaan

Sepanjang pengetahuan penulis, kajian secara akademis memang kurang, ada beberapa hasil kajian Skripsi dan Tesis di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengkaji , seperti skripsi yang berjudul "Tradisi al Qur'an dalam kajian al Qur'an di Indonesia (Study kasus Pondok Pesantren al Munawwir, Sunan Pandan, dan Nurul Ummah di Yogyakarta)", yang ditulis Uun Yusufa, namun kajiannya berupa penelitian lapangan di tiga pesantren, yang mencakup perbedaan, kurikulum, metode dan tingkat keberhasilannya, latar belakang para penghafal, pentingnya guru yang dan memiliki sanad al Qur'an.20 Ada juga tesis yang berjudul "Tinjauan Komperatif tentang Pendidikan al Qur'an di Indonesia dan Saudi Arabia" yang ditulis H.M. Bunyamin Yusuf Surur,

20 Uun Yusufa, mahasiswi S1 Jurusan Tafsir Hadis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, judul skripsi " "# $ "# $ %

0 : : " )) & : & 8 = D 1!,


(25)

tesis ini membandingkan sistem pendidikan di Indonesia dan Saudi Arabia, yang mencakup aspek landasan filosofis & sarana dan pra sarana, materi hafalan,

metode menghafal, kualifikasi tenaga pendidik, peserta didik, evaluasi hasil belajar dan lingkungan sosial. Faktor faktor ini dibandingkan penulisnya untuk melihat perbedaan mendasar pendidikan di dua negara itu.21 Selain itu ada juga tesis yang berjudul " Faktor faktor yang mempengaruhi penghafalan al Qur'an di Institut Ilmu al Qur'an Jakarta" yang ditulis oleh Drs. Kemas H. M. Siddiq Umary. Penelitian ini bermaksud mendapatkan masukan terhadap pembinaan penghafalan al Qur'an yang mantap atas faktor yang menjadi pendukung dan penghambat mahasiswi IIQ dalam menghafal. Masalah yang diteliti adalah kemauan dan motifasi Mahasiswi, tingkat ekonomi, keadaan keluarga, latar belakang pendidikan, beban SKS kuliah, pemahaman keagamaan, pemanfaatan waktu luang serta motifasi dan kemampuan.22

Howard M. Federspiel menyebutkan bahwa ada dua buku yang secara langsung mengkaji menghafal al Qur’an dan cara mencapai seorang , yaitu

E : "# - : (al Husna:1985), karya

Muhaimin Zein, dan buku "# - / 7 < :

disusun oleh Pembinaan Masyarakat Islam.23 Tulisan Muhaimin Zein lebih memfokuskan pada faktor faktor menghafal dan penyelesaiannya, yaitu faktor psikologis dan lingkungan. Juga dikaji tentang aspek dan metode menghafal, peranan instruktur dan ayat ayat 3 Sedang buku terjemah al Qur'an secara

menekankan pemahaman al Qur'an kata perkata agar mudah dimengerti yang dapat dipakai sebagai metode menghafal.

Buku yang mengkaji metode menghafal al Qur'an adalah tulisan Yahya bin ‘Abd al Razzâq al Ghautsânî dalam "' "# $ "' & # )

) + & (Dâr al Ghautsân, 2001). Sebagai pakar pendidikan,

al Ghautsani bahkan menulis juga artikel yang berjudul ! + % * "

# $ "' % *% " "7 ) "* !

(2007), dalam dua tulisan ini beliau menulis metode metode menghafal al Qur'an 21 Bunyamin Yusuf Surur, mahasiswa program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta, judul tesis ! "# $

% !& tahun 1994.

22 Kemas H.M. Siddiq Umary, mahasiswa program Pasca Sarjana Universitas Agama Islam

Negeri Syarif hidayatullah Jakarta, judul tesis " Faktor faktor yang mempengaruhi penghafalan al Qur'an di Institut Ilmu al Qur'an Jakarta" tahun 2005.

23 Howard M. Federspiel,

' "# - 8 & (Bandung, Mizan, 1996), cet. ke II,


(26)

secara simpel dan praktis mencakup tata cara dan kegunaannya, beberapa alat dan media yang digunakan dalam menghafal seperti: papan tulis, kasset, radio, cd tilawah al Qur'an, video, dan lain lain. Selain itu beliau juga menulis metode metode yang sudah berkembang di beberapa negara negara seperti Sudan, Uzbekistan, Muritania, Sinegal, Kamerun dan lain lain. Selain metode beliau juga menulis kaidah kaidah menghafal dan nasihat nasihat penghafal al Qur'an dalam memelihara hafalan. Namun, tulisan al Ghautsâni tidak menganalisis satu metode dengan metode lain, beliau hanya memaparkan metode metode menghafal al Qur'an yang sudah berkembang dan menulisnya secara simpel dan praktis. Dalam memaparkan metode, al Ghautsani cendrung menggunakan potensi potensi indra manusia, kejadian/fenomena alam, cerita, gambar, tempat, musabaqah + $ media

media elektronik dan bahkan makanan makanan yang membantu menguatkan otak, sehingga metode yang ditulis sangat banyak yaitu dua puluh lima metode.

E. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara kepustakaan atau / , yaitu dengan

membaca secara kritis kitab kitab * 2 al Qur'an dan hadis hadis tentang 3

Selain itu, penelitian ini menggunakan dan .

Maksudnya, penguraian atau kupasan penelitian secara luas dan menyeluruh, juga merupakan sebuah penelitian yang berusaha untuk menuturkan masalah masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek/obyek penelitian berdasarkan fakta fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Artinya untuk menemukan metode metode menghafal al Qur’an di sini, harus dilihat secara utuh dalam kajian

, 2 al Qur’an dan hadis hadis tentang bagaimana Rasulullah menerima al Qur’an

dari malaikat Jibril as. serta pengalaman pengalaman al Qur’an dalam menghafal. Untuk mendukung hal tersebut, penulis melakukan wawancara kepada beberapa yang menggunakan metode metode menghafal al Qur’an. Metode metode dianalisis secara menyeluruh dalam tiga aspek, yaitu pengertian dan sejarah, cara cara menggunakannya serta kelebihan dan kekurangan. Selanjutnya analisis diteruskan dengan mendeskripsikan faktor faktor pendukung hafalan. Pendapat Yahyâ bin 6Abd al Razzâq al Ghautsâni dan al Qur’an diperkaya untuk mendukung suatu metode dan atau membandingkan dengan metode metode lain yang cocok bagi seorang penghafal.


(27)

yaitu:

1. Mengumpulkan ayat ayat, hadis, dan tentang al Qur'an3 Ayat ayat dan

hadis penulis kumpulkan untuk memformulasikan metode metode menghafal. Khusus untuk hadis hadis yang dikutip, penulis hadis hadis tersebut dengan memberikan komentar ulama atasnya.

2. Penulisan ayat ayat al Qur’an dan hadis diletakkan diatas, sebagian ayat dan hadis ada yang dialihaksarakan, karena sudah diulangi pada pembahasan sebelumnya. 3. Terjemah al Qur’an dikutip dalam al Qur’an dan Terjemahnya Departemen

Agama RI yang telah di pada 17 September 2004. Sedangkan terjemah hadis hadis dikutip dari buku Nasihat Nabi kepada Pembaca dan Penghafal al Qur’an karangan Ali Mustafa Yakub, sebagiannya diterjemahkan penulis sendiri. 4. Ayat ayat ditulis secara abjad (hijaiyyah) bukan sesuai urut surat

dan tidak dicantumkan secara keseluruhan, karena selain jumlahnya yang banyak juga akan menghabiskan banyak halaman.

5. Penggunaan Program (% " B 3 ;3AA) dan

" untuk membantu mengutip ayat ayat al Qur'an, hadis hadis dan

perkataan ulama tentang .

6. Penamaan metode diambil dari pemahaman hadis hadis dan 3Ada juga yang

diambil dari pengalaman pribadi 3

7. Cara cara penggunaan tiap tiap metode diambil dari buku buku , wawancara dan pengalaman pribadi penulis atas metode tersebut.

8. Jadual harian metode lima ayat lima ayat tidak ditulis semua, penulis hanya mencontohkan dalam surat al Baqarah.

Sumber otoritatif yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah buku buku

tafsir seperti: "# 2 & % ' & % 9 " &

F "6 3 Buku buku , 2 al Qur'an, yaitu: "% + ,= 2 "

# $ & " ,= 2 "# $ "*% . Kitab kitab hadîts

tentang keutamaan dan sejarah al Qur'an yaitu: " & &

2 & " & "8 $. Kitab kitab hadîts lain yang

digunakan untuk mendukung data seperti , & , "% &

" $ "' 3 Sedangkan buku metode menghafal al Qur'an adalah '

"# $ # ) * ) + * karangan Yahya bin

'Abdul Razzâq al Gautsânî. Adapun teknis penulisan tesis berpedoman pada buku


(28)

oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, cetakan II, tahun 2007.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tesis ini ditulis dalam lima bab yang masing masing bab terdiri dari pasal pasal yang terkait antara satu dengan yang lainnya, dengan sistematika sebagai berikut:

Bab pertama adalah pendahuluan tesis yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab kedua adalah pengertian al Qur'an dan urgensinya, bab ini mengu raikan pengertian al Qur'an, kata dalam al Qur'an, nama nama al Qur'an tentang , perhatian Rasulullah dan sahabat terhadap al Qur'an, dan keutamaan menghafal al Qur'an.

Bab ketiga menjelaskan kajian * 2 al Qur’an tentang , yang meliputi

pembahasan tentang al Qur'an pada masa rasulullah saw. dan sahâbatnya, cara sahâbat menerima dan menghafal, para penghafal al Qur'an di masa Rasul dan sahâbat, penulisan al Qur’an, kaidah kaidah umum menghafal al Qur’an dan ayat

ayat .

Bab keempat menjelaskan studi atas berbagai macam metode , hal ini meliputi tentang metode metode menghafal al Qur'an, yaitu metode ++, ,

, metode menghafal sendiri dan metode lima ayat lima ayat. Selain itu dibahas pengaruh media media elektronik dalam menghafal dan faktor faktor pendukung hafalan yaitu faktor umur, kecerdasan dan kebersihan hati.

Bab kelima adalah bab penutup, yang berisi kesimpulan dari pembahasan sub sub sebelumnya dan juga memuat saran saran.


(29)

BAB II

PENGERTIAN AL QUR’AN DAN URGENSINYA

A. Pengertian al Qur'an

al Qur'an adalah bentuk kata majemuk ( ), terdiri dari kata dan al Qur'an. adalah bentuk dari kata artinya "menghafal",24 asal dari kata " yaitu antonim dari kata lupa. Dalam bahasa arab kata

memiliki beragam makna, " (menjaga uang), "*

(memelihara janji), "$ (memperhatikan urusan).25 Menurut Ibn Sayyidih

bermakna memelihara hafalan dan menjaganya dari lupa, dalam bahasa arab ada ungkapan " $ ) $ " artinya "memelihara hafalan ilmumu

dan orang lain".26 Dari kata membentuk derivasi kata yang beragam seperti (menjaga yang disekitar dan melindungi), " (memelihara

hafalan), (menjaga sesuatu untuk dirinya), dan (sadar/terjaga).27

% - dari kata adalah dan .28 adalah

$ + (yang menghafal sesuatu di luar kepala), kata ini juga bermakna "

(pemelihara sesuatu),29 al Qur'an menggunakan istilah ini dalam bentuk

$ .perintah memelihara shalat, yaitu: H 2 , " ) ) "

) 333G("peliharalah semua shalat dan shalat ) 333”).30

Kata 2 bermakna ) 2 (lakukanlah dengan kontinyu).31 Menurut al

Azhari, atau adalah orang orang pilihan yang diberikan keistimewaan menghafal apa yang didengar dan menjaganya dari lupa.32 Kata juga memiliki

$ $ 2 " , seperti: $ $ (mengendalikan diri), a

24 Ibrâhîm Anîs, dkk.,

" $ "5 & (Mesir: Dâr al Ma‘ârif, 1392 H.), h. 185.

25 Ibrâhîm Anîs,

" $ "5 & h. 186.

26 Ibn Manzûr,

7 "$ &(Cairo: Dâr al Hadîts, 2003 M./1423 H.), juz 7, h. 440.

27 Ibrâhîm Anîs,

" $ "5 & h. 185.

28 Ibrâhîm Anîs,

" $ "5 & h. 185.

29 Ibn Manzûr,

7 "$ I, h. 440.

30 Q.S. al Baqarah/2: 238. 31 Abu Ja‘far al Tabari,

9 $ " $) "# $ & (Riyâd: Muassasah al Risâlah,

1420 H.), juz 5, cet. ke I, h. 168.

32 Ibrâhîm Anîs,


(30)

$ bermakna (memelihara dengan baik), a $ (membela/

mempertahankan), $ " $ yaitu(menepati janji).33

Sedangkan kata bermakna " ) " $ (yang diserahi

sesuatu),katainimenunjukan makna lebih/ . Al Qur'an menyebutkan kata ini untuk nama nama Allah yang baik ( " " ). Antara lain dalam surat

Hud/11:57, Saba'/34:21, Syûrâ/42:6, dan sifat para nabi, dalam surat al An'am/6:104, Hûd/11: 86, dan Yusûf/12:55.34 Jika dikaitkan dengan Allah maka bermakna "

atau " , karena "yang diserahi sesuatu" dia mengetahui yang tersembunyi

maupun yang nampak, namun jika dikaitkan dengan sifat Nabi bermakna "pandai menjaga amanah", seperti dalam surat al An âm/6:104 dan Hûd/11:86.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata hafal adalah: “Masuk dalam ingatan (tentang pelajaran) dan dapat mengucapkan di luar kepala (tanpa melihat buku atau catatan lain)”. Kata menghafal adalah bentuk kata kerja yang berarti: “Berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu diingat”.35

Sedangkan al Qur’an adalah firman Allah Swt. yang bernilai mukjizat, menurut Hasbi Ash Shiddieqy adalah “Kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw. dengan perantara malaikat Jibril as., yang ditilawahkan secara lisan, diriwayatkan kepada kita secara ) ”.36

Kata al Qur’an dapat kita terjemahkan secara sederhana yaitu: “meng hafalkan al Qur’an”, menurut al Zabîdi menghafal ini maksudnya adalah H) , , + G (menghafalkan al Qur'an di luar kepala), atau juga bermakna

H G(menghafalkan).37 Menurut Ibn Manzûr berarti * " *

yaitu menjaga dari hilangnya dan kehancurannya.38 Jika dikaitkan dengan al Qur'an maka berarti menjaga secara terus menerus.

al Qur’an dapat didefinisikan sebagai “Proses menghafal al Qur’an dalam ingatan sehingga dapat dilafadzkan/ucapkan di luar kepala secara benar dengan 33 Ahmad Zuhdi Muhdar,

' ' % & (Yogyakarta: Yayasan Ali

Maksum, t.th.), cet. ke IV, h. 724.

34 Muhammad Fu'âd ‘Abd al Bâqî,

" * " "# $ "' ,

(Cairo: Dâr al Hadîts, 2001), h. 255.

35 Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,

'

% &(Jakarta: Balai Pustaka, 1999), cet. ke X, h. 97.

36 M. Hasbi ash Shiddieqy,

: *= "# - . & (Jakarta: Bulan

Bintang, 1992), cet. ke XIV, h. 1.

37 ‘Abd al Razzâq al Husainî al Zabîdî,

* 2 & (Beirut: Dâr Ihyâ al Turâts al ‘Arabi,

1984), jilid 1, h. 5053.

38 Ibn Manzûr,


(31)

cara cara tertentu secara terus menerus”,39 orang yang menghafalnya disebut "

bentuk pluralnya adalah " . Dari definisi ini ada dua hal pokok pengertian

sebagaimana disebut ‘Abd al Rabbi Nawabuddin, yaitu: pertama, seorang yang menghafal dan kemudian mampu melafazkan dengan benar sesuai hukum tajwid harus sesuai dengan al Qur'an. Kedua, seorang penghafal senantiasa menjaga hafalannya secara terus menerus dari lupa, karena hafalan al Qur'an itu sangat cepat hilangnya.40 Orang yang telah hafal sekian juz al Qur'an kemudian tidak menjaganya, maka dia tidak di sebut seorang al Qur'an, karena tidak menjaganya secara terus menerus, begitupun jika baru hafal beberapa juz dan beberapa ayat, maka dia tidak dikategorikan al Qur'an3 Menurut Bunyamin Yusuf Surur, orang yang hafal al

Qur'an artinya orang yang hafal seluruh al Qur'an dan mampu membacanya secara keseluruhan di luar kepala atau " sesuai aturan bacaan bacaan ilmu tajwid

yang sudah mashur. Dengan demikian jelaslah bahwa yang mendapat gelar adalah orang yang telah hafal tiga puluh juz dan mampu membacanya "

sesuai dengan ilmu tajwid yang benar, jadi kalau hafal sepuluh sampai dua puluh juz belum berhak mendapat gelar " .41

Menurut Helen N. Boyle dalam # / / menghafal adalah proses

gabungan antara mental dan fisik dalam sebuah bentuk ibadah keagamaan, merupakan tradisi budaya di negeri negeri islam. Namun menghafal ini lebih baik dari tradisi tradisi yang lain, karena ia merupakan ibadah ritual agama yang bernilai tinggi.42 Biasanya menghafal al Qur'an adalah awal dari pendidikan islam, namun bukan berarti akhir dari pendidikan seorang, ia merupakan langkah awal untuk mempelajari ilmu ilmu lain seperti bahasa, tafsir, hadis, fiqh, usul fiqh dan lainnya.

Term pada masa Rasulullah Saw. memang kurang populer, Untuk menyebutkan aktivitas membaca dan menghafal al Qur’an, Rasulullah menyebutkan dengan istilah + al Qur’an, pelakunya disebut "+ -3 "+ - adalah bentuk

plural dari kata "+ &artinya orang yang membaca al Qur’an. Istilah ini disebutkan

39 Definisi ini penulis telaah pengertian secara bahasa dan pengalaman penghafal al

Qur’an. Definisi dikemukakan untuk paling tidak memberikan pengertian sementara tentang yang menggambarkan proses menghafal al Qur’an dari pengalaman pengalaman al Qur’an dan batasan sementara definisi ini yang dikemukakan 6Abd al Rabbi Nawabuddin.

40 ‘Abd al Rabbi Nawabuddin,

"# - & terjemah: Ahmad E.

Koswara, (Jakarta: CV. Tri Daya Inti, 1992), cet. ke I, h. 16 17.

41 Bunyamin Yusuf Surur,

' : "# $

% , (Tesis Program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri Sunan

Kalijaga, Yogyakarta, 1994), h. 67.

42 Helen N. Boyle,

# / / : B E & (London: Routledge


(32)

baik dalam bentuk , yaitu aktivitas membacanya, - pelaku yang membaca,

maupun - yaitu perintah. Seperti dalam peperangan di Bi’ir Ma6unah dan

Yamanah mereka yang terbunuh kebanyakan dari "# -& jumlah mereka

lebih dari tujuh puluh orang.43 Untuk menunjukan aktivitas membaca al Qur’an Rasul sering memuji mereka dan mengangkat aktivitas ini sebagai suatu ibadah yang tinggi pahalanya, begitupun dalam bentuk perintah. Karena itu mereka yang pandai ini disebut dengan predikat yang berbeda beda yaitu " , / , , "# - 3 Istilah + - disebutkan al Bukhâri untuk menunjukan aktivitas

seorang yang hafal surat surat tertentu, istilah tersebut adalah

~•ry @•h€ ari ةءا@‚Aا

. Al Bukhâri mengutip hadis dalam bab ini dimana seorang perempuan mendatangi Rasul ingin menghibahkan diri dan menikah kepadanya, namun Rasul menolak, kemudian datang seorang laki laki yang mengetahui hal itu dan menyodorkan diri untuk menikahinya, Rasul berkata: apakah engkau memiliki mahar?, ia berkata: tidak. Rasul berkata: apakah engkau menghafal al Qur’an?. Ia berkata: saya hanya hafal surat ini dan surat ini, kemudian Rasul berkata: apakah engkau telah hafal surat surat tersebut?. Ia menjawab: ia, maka Rasul berkata, aku telah menikahkanmu dengan al Qur’an.44

Istilah lain yang menunjukan hafal al Qur’an yaitu , & yang berarti

mengumpulkan (baik di dada maupun dalam tulisan), mengumpulkan di dada ini artinya menghafalkan al Qur’an, dari istilah ini kemudian lahir kajian - al

Qur’an. Beberapa sahabat sering mengungkapkan istilah ini untuk menunjukan mereka telah hafal al Qur’an, sepeti penuturan Ibn 6Umar ra. ia berkata: “Aku telah mengumpulkan al Qur’an (menghafal) dan membacanya setiap malam...”.45 Anas bin Mâlik ketika ditanya Qatâdah: “Siapakah yang telah mengumpulkan (menghafal) al Qur’an pada masa Nabi Saw.?. ia menjawab: mereka berjumlah empat orang yaitu:

43

- - terjadi pada masa Rasul yaitu pada bulan Safar tahun keempat hijriah. Antara satuan perang Uhud dan Ahzâb. Menurut Ibn Ishâq mereka yang terbunuh sebanyak 40 orang, namun dalam riwayat yang sahih mereka berjumlah 70 orang. Sedangkan tragedi Yamamah terjadi pada pemerintahan Abu Bakar al Shiddiq tahun 12 hijriah. Lihat al Mubârakfûri, 8 ) &

terjemah "6 + " 2 & (Jakarta: Pustaka al Kautsar, 2006), cet. ke XXI, h. 379 380, juga

Muhammad Husein Haekâl, 2 " + & terjemah: Ali Audah, (Bogor,

Pustaka Litera Antar Nusa, 2006), cet. ke VI, h. 162. Bandingkan juga dalam Muhammad bin Ismâ6îl al Bukhâri, " , (Beirut: Dâr Ibn Katsîr, 1987), cet. ke III, juz 4, h. 1497, juga Abû al

Husein Muslim bin al Hajjâj, (Semarang: Toha Putra, t.th.), juz 1& h. 468.

44 Hadîts . Lihat al Bukhâri,

" & juz 4, h. 1920, juga Muslim,

& juz 4, h. 143.

45 Ahmad bin Hanbal, (Beirut: Muassasah al Risâlah, 1999), juz 2, cet. ke II,


(1)

al Mausîli, Abu Ya‘la D $ " & Beirut: Dâr al Kutub al Ilmiyyah, t.th.

McAuliffe, Jane Dammen, # - & New York: Cambridge Press, 2006.

al Mubârak, ‘Abdullah bin, "9 % " A, Beirut: Dâr al Kutub al ‘Ilmiyyah, t.th.

al Mubârakfûri, Safiyurrahman, 8 ) & terjemah "6 + " 2 & Jakarta: Pustaka al Kautsar, 2006.

Munawwir, Ahmad W, ' )) "% & Yogyakarta:

Pustaka Progressif, 1997.

Murâd, Mustafa, ' "# $ & Cairo: Dâr al Fajr, 2003. Al Nasâ‘i, ‘Abd al Rahmân "8 , Semarang: Toha Putra, t.th.

Nawabuddin, ‘Abd al Rabbi, "# - & Jakarta: CV. Tri Daya Inti, 1992.

Al Nawâwi, Yahya bin Syaraf, " @ "# $ & Jaddah: al Haramain, t.th.

______a" "8 ) ) & t.tp.: Dâr al Kutub al Arabiyyah, t.th.

RRRRRR "8 ) ) &Cairo: Dâr al Taqwâ li al Turâts, 2001.

Poonowala, Isma6il K, dkk, "# $ /

/ &Bekasi: PT. Gugus Press, 2002.

: ;3;, Harf Production, 2000, " 3

Al Qalmûni, Abû Dzar, Aunu al Rahman fi Hifzil al Qur'an, t.tp.: Maktabah Taufiqiyah, t.th.

al Qatân, Manna, *= "# $ , Cairo: Mansyurât ‘Ashr Hadîts, t.t. al Qazwinî, Abu ‘Abdillah, % &t.tp.: Maktabah Dahlan, t.th.

al Qurah, Ahmad Rusydi, " $ ) " & Jakarta: M.A. Jaya, t.th. Al Qurtûbî, Abû ‘Abdillâh, "# 2 &Cairo: Dâr al Syu‘ab, 1372 H. Al Qusyairi, Muhammad, 6 "# , Dimasq: Dâr al Khair, 1991. al Râzi, Fakhruddin, " & Beirut: Dâr al Fikr, 1410 H. Reporter, Bobbi dan Mike Hernacki, # 7 & Bandung: Kaifa, 2002. Riyâd, Sa‘d, ' 8 "# $ & Cairo: Muassasah Iqra' 2007. Rose, Colin, dan Malcolm J. Nicholl, // 7 F ;A E &


(2)

al Sabûnî, Muhammad ‘Ali, " *= 2 "# $ & Jakarta: Dâr al Kutub al Islamiyyah, 2003.

al Sabt, Khâlid ibn ‘Utsmân, # ) * " 9 * ) & (t.tp.: Dâr Ibn ‘Affân, 1997.

al Askari, Abû Hilâl, "9 , , "% & Cairo: Dâr al Kutub al Ilmiyyah, 2003.

Sensa, Muhammad Djarot, ## # / # / " /

"# $ & Jakarta: Hikmah, 2004.

ash Shiddieqy, M. Hasbi, : *= "# - . & Jakarta: Bulan Bintang, 1992.

Shihab, M. Quraish, dkk, $= "# $ & Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001.

RRRRRR " & : & ' ' "# $ & Jakarta: Lentera

Hati, Sya'ban 2005.

RRRRRR % " " "# $ &

Jakarta: Lentera Hati, 2006.

RRRRRR "# $ ; F : 5 '

&Bandung: Mizan, 1999.

al Sijistâni, Abû Dâud, 2 & t.tp.: Maktabah Dahlan, t.th.

al Sijistâni, Ibn Ishâq, " &Beirut: Dâr al Kutub, 1995. al Sirjâni, Râghib, E E "# $ &Solo: Aqwâm, 2007.

Sumin, Syar‘i, # $ " * : = & Jakarta: UIN, 2005.

Surur: Bunyamin Yusuf, "# $

% & Yogyakarta: IAIN, 1994.

al Suyûti, Jalâluddîn, "% + * 2 "# $ & Cairo: Dâr al Hadits, 2004.

RRRRRR "9 * " A, Beirut: Dâr al Fikr, 1981.

Syahrûr, Muhammad, "' ) "# $ # $ $ & Cairo: Syirkah Matbû‘ât, 2000.

al Tabarî, Muhammad Ibn Jarîr, " & Beirut: Dâr al Fikr, 1405 H. al Tahâwî, Abu Ja‘far, " , Beirut: Muassasah al Risâlah, 1415 H. al Tabrâni, Abû al Qâsim, " & Beirut: Muassasah al Risâlah, 1984.

RRRRRRR " $ "' ;& al Mausil: Maktabah ‘Ulum wa Hikam, 1983.


(3)

Tim Penyusun Pusat Pembinaan Bahasa, ' % & Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Umary, Kemas H.M. Siddiq, F " "

# $ % % "# $ 9 & Jakarta: UIN, 2005.

Usman, Basyaruddin, Asnawir, : & Ciputat: Ciputat Press, 2002. Wawancara pribadi dengan Syairazi Dimyati Muhammad pada 18 Maret 2008. Wawancara pribadi dengan Ahsin Sakho Muhammad, Jakarta, 27 Pebruari 2008 Wawancara pribadi dengan Ahmad Khairil Anwar al Hâfîz, pada 24 Maret 2008.

Woolfson, Richard, : & Bandung: Jabal, 2008.

Yakub, Ali Mustafa, ) 8 & Jakarta: Pustaka firdaus, 2000.

Yusuf al Qardawi, "Menghafal al Qur'an", artikel diakses pada 14 Juni 2006 dari situs http://www.dakwah.info.html.

Yusufa, Uun, "# $ "# $ % 0

: : " )) & : & 8 =

D , Jakarta: UIN, 2002.

Al Zamaksyari, Muhamad, "' & Beirut, Dâr al Fikr, 2000.

Al Zarkasyi, ‘Abdullah, " *= 2 "# $ & Cairo: Dâr al Hadits, 2006. Al Zarqâni, M. ‘Abd al ‘Azîm, "% &Cairo: Dâr al Hadits, 2001. al Zuhaili, Wahbah, " " & Beirut, Dâr al Fikr, 1424 H.

Zurayq, Ma'ruf Mustafa, & Jakarta: Serambi, 2003.

Zen, Muhaimin, E .: "# $ : "

& Jakarta: al Husna, 1985.


(4)

1. Nama : Farid Wajdi, S.Th.I, al Hafiz 2. TTL : Tanggerang, 27 Maret 1983 3. Status : Menikah (anak satu/putra)

4. Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka, No. 36, Rt 01/011, Larangan, Tangerang 15154 Telp. 021 73441271 / 08174926642

PENDIDIKAN FORMAL

Tahun Sekolah Ijazah

1989 1995 1995 1998 1998 2000 2000 – 2004 2000 2005 2004 2008

MI Al Munawwaroh Tanggerang

MTs. Manba‘ul Ulum Pon Pes Ash Shiddiqiyah MAK Darussalam Pon Pes Darus Salam Ciamis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pesantren luhur Ilmu Hadis Darus Sunnah

Pasca Sarjana (S2) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

MI MTs. MAK S 1 " S2 PENGALAMAN PENGALAMAN

1. Hafal al Qur'an 30 juz 0 " 1 di UIN Syarif Hidayatullah tahun 2004 dan di Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus Sunnah.

2. Instruktur al Qur'an di Pesantren Darus Sunnah tahun 2005 2006 3. Instruktur di LTTQ (Lembaga Tahfiz dan Ta'lim al Qur'an) Masjid

Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mulai tahun 2006 sekarang. 4. Koordinator al Qur'an di sekolah MTs. Al Munawwaroh 2006 2008 5. Koordinator di sekolah Azhari dan Madina Islamic School Jakarta mulai

2006 2008 (mengundurkan diri bulan Januari).

6. Memberikan Training al Qur’an kepada guru guru di Madina Islamic School dan Yayasan Amal Mulia Depok tahun 2007.

7. Mengikuti Training ESQ dan " " di Gedung BI (Bank Indonesia) tahun 2006.

8. Koordinator al Qur'an di Daarul Qur'an Internasional Boarding School (2008)


(5)

1. Sarjana Terbaik Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan filsafat Tahun 2004.

2. Penghargaan santri terbaik penghfal al Qur’an 30 juz di Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus Sunnah tahun 2004.

3. Juara 10 besar tahfiz 15 juz sePesantren Indonesia diselenggarakan oleh Kedubes Arab Saudi di Asrama Haji Jakarta tahun 2005

4. Juara I Tafsir B. Indonesia MTQ Tingkat Provinsi DKI Jakarta tahun 2006 5. Juara harapan Tafsir B. Indonesia MTQ Tingkat Nasional di Kendari 2006 6. Juara I Tafsir B. Arab MTQ Tingkat Kota Tangerang Tahun 2006

7. Juara I 30 juz MTQ Tingkat Kota Tangerang Tahun 2007.

KARYA ILMIAH

1. Peranan Imâm al Syafi'i dalam Bidang Hadis (Skripsi di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Jakarta, 2004)

2. Memaknai Jihad di Era Modern (2005)

3. Menumbuhkan Cinta Hafalan al Qur'an untuk Anak anak (2007) 4. Panduan Tahfîz al Qur'an di Madina Islamic School (2006 2007) 5. Quantum Tahfidz; siapa bilang menghfal al Qur'an itu susah. (2009)

6. One Day One Ayat; Karena menghafal al Qur'an itu dimudahkan dan menyenangkan. (2009)


(6)