DESKRIPSI TENAGA KERJA YANG BEKERJA PADA INDUSTRI KERIPIK DI KELURAHAN SEGALAMIDER KECAMATAN TANJUNGKARANG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

(1)

DESKRIPSI TENAGA KERJA YANG BEKERJA PADA INDUSTRI KERIPIK DI KELURAHAN SEGALAMIDER

KECAMATAN TANJUNGKARANG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2013

Oleh Rizki Wahyuni

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(2)

ABSTRAK

DESKRIPSI TENAGA KERJA YANG BEKERJA PADA INDUSTRI KERIPIK DI KELURAHAN SEGALAMIDER

KECAMATAN TANJUNGKARANG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2013

Oleh

RIZKI WAHYUNI

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013. Titik tekan kajiannya pada pendidikan terakhir, pembagian kerja, curahan jam kerja, pendapatan tenaga kerja, status pekerjaan pada industri keripik, dan asal tenaga kerja. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi penelitian berjumlah 100 orang tenaga kerja. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan tabel persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) sebanyak 72% tenaga kerja berpendidikan dasar, (2) sebanyak 56% tenaga kerja bekerja pada bagian produksi, (3) sebanyak 59% tenaga kerja mempunyai jam kerja tinggi, (4) Seluruh tenaga keja berpendapatan rendah, (5) sebanyak 63% status pekerjaan merupakan pekerjaan pokok, dan (6) sebanyak 69% tenaga kerja berasal dari luar Kelurahan Segalamider.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Kegunaan Penelitian ... 10

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 12

1. Pengertian Geografi ... 12

2. Geografi Ekonomi ... 13

3. Tenaga Kerja ... 14

4. Pendidikan Terakhir ... 15

5. Pembagian Kerja ... 16

6. Curahan Jam Kerja ... 18

7. Pendapatan Tenaga Kerja ... 19

8. Status Pekerjaan Pada Industri Keripik... 21

9. Asal Tenaga Kerja... 23

B. Kerangka Pikir ... 25

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel ... 27

C. Variabel Penelitian ... 27

D. Indikator Penelitian ... 28

1. Pendidikan Terakhir ... 28


(7)

6. Asal Tenaga Kerja ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 30

1. Teknik Observasi... 30

2. Teknik Kuesioner ... 31

3. Teknik Dokumentasi ... 31

F. Teknik Analisis Data... 31

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Fisiografis Kelurahan Segalamider ... 33

1. Letak Astronomis ... 33

2. Letak Administratif ... 34

3. Luas Wilayah... 36

4. Keadaan Air... 37

5. Letak Sosial Ekonomi ... 37

6. Keadaan Klimatologis ... 41

B. Keadaan Non Fisiografis... 46

1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk ... 47

2. Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk ... 49

3. Komposisi Penduduk... 53

a. Kepadatan Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 54

b. Kepadatan Penduduk Menurut Pendidikan ... 57

c. Kepadatan Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 58

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 60

1. Identitas Responden ... 61

a. Jenis Kelamin dan Status Perkawinan ... 61

b. Umur ... 67

2. Deskripsi dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

a. Pendidikan Terakhir ... 70

b. Pembagian Kerja ... 73

c. Curahan Jam Kerja ... 78

d. Pendapatan Tenaga Kerja ... 81

e. Status Pekerjaan pada Industri Keripik ... 85

f. Asal Tenaga Kerja ... 92

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 99

B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bekerja adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan ekonomi yaitu memperoleh pendapatan atau penghasilan. Bekerja yang dimaksud adalah kegiatan rutin yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan penghasilan yang biasanya diukur dengan uang. Sebuah kegiatan dapat dikatakan sebagai pekerjaan jika kegiatan tersebut rutin dilakukan, setidaknya paling sedikit satu jam dalam satu minggu yang lalu dan menghasilkan uang. Pekerjaan yang dijalani berdasarkan motif ekonomi yaitu untuk memperoleh penghasilan.

Jenis pekerjaan merupakan macam pekerjaan yang dimiliki atau dijalani seseorang berdasarkan tugas dan tempat bekerja. Jenis pekerjaan pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu usaha mandiri dengan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan bekerja pada orang lain atau menjadi pegawai. Pegawai bisa dikategorikan menjadi pegawai negeri yaitu seseorang yang bekerja pada instansi pemerintahan dan pegawai swasta yaitu seseorang yang bekerja kepada orang lain.

Berbagai macam usaha mandiri muncul seiring makin berkembangnya perekonomian rakyat kelas kecil menengah. Industri kecil dan menengah merupakan salah satu komponen sektor pengolahan yang mempunyai sumbangan


(9)

cukup besar terhadap upaya menciptakan lapangan kerja baru dan membuka kesempatan masyarakat untuk berusaha yang kemudian bertujuan untuk memeratakan pendapatan. Usaha-usaha mandiri tersebut diwujudkan dalam industri-industri berskala kecil yang dirintis masyarakat mulai dari industri kerajinan tangan hingga industri makanan atau industri kecil lainnya. Industri ini biasanya memanfaatkan bahan-bahan yang murah dan mudah dijumpai di sekitar sebagai bahan bakunya. Seperti halnya industri keripik, di mana industri ini memanfaatkan hasil pertanian lokal, seperti pisang, singkong, talas, dan umbi-umbian sebagai bahan baku utama pembuatan keripik.

Keripik merupakan penganan ringan yang biasanya terbuat dari pisang, ubi kayu, ataupun kentang yang diiris tipis-tipis lalu digoreng (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:750). Keripik adalah makanan ringan yang diolah melalui teknologi yang sangat sederhana dan mudah. keripik merupakan hasil dari proses pengolahan makanan dengan cara menyusutkan atau mengurangi kadar air yang dikandung oleh buah-buahan melalui proses penggorengan hingga dihasilkanlah tekstur yang garing dan renyah. Tujuan dari proses ini adalah agar buah-buahan ataupun bahan baku keripik tersebut dapat tahan lebih lama dan tentu saja meningkatkan nilai tambah produk tersebut jika dijual. Jenis-jenis keripik yang sering kita jumpai adalah seperti keripik pisang, keripik singkong, keripik talas, keripik kentang, hingga keripik nangka dan keripik apel.

Keripik pisang adalah salah satu makanan ringan yang dijadikan oleh-oleh atau buah tangan khas dari Provinsi Lampung. Keripik pisang ini kebanyakan terbuat


(10)

pisang ini memiliki kandungan padatan yang cukup tinggi sehingga sangat cocok untuk membuat keripik dan tepung pisang. Menurut Eddy dan Lilik (2006:29), syarat pisang untuk bahan baku pembuatan keripik pisang adalah pisang yang

memiliki kandungan pati 16,5 – 19,5%. Oleh karena itu, keripik yang dihasilkan

nantinya akan berwarna cerah, bertekstur renyah, dan berasa manis.

Salah satu keripik hasil olahan yang khas dari Provinsi Lampung adalah keripik pisang. Keripik pisang asal Lampung sudah terkenal hingga keluar daerah. Keripik pisang Lampung berbeda dengan keripik-keripik pisang olahan dari daerah lain, karena keripik pisang Lampung telah dimodifikasi dengan aneka rasa mulai dari rasa coklat, keju, mocca dan balado atau buah-buahan seperti strawberry dan melon. Hal inilah yang memberi kekhasan keripik pisang Lampung yang kebanyakan dijadikan oleh-oleh khas asal Provinsi Lampung.

Salah satu sentra industri keripik berskala rumah tangga dan kecil di Kota Bandar Lampung yaitu terletak di Kelurahan Segalamider, tepatnya di Jalan Pagar Alam Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung atau yang lebih dikenal dengan Gang PU. Sebagian besar daerah di Kecamatan Tanjungkarang Barat merupakan pusat industri dan perdagangan (Statistik Daerah Kecamatan Tanjungkarang Barat, 2011:1). Sehingga, sentra industri keripik yang berada di Kelurahan Segalamider merupakan salah satu contoh pusat industri sekaligus perdagangan yang ada di Kecamatan Tanjungkarang Barat.

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan didirikannya sebuah industri baik industri besar maupun industri kecil adalah faktor lokasi, bahan mentah, modal, tenaga kerja, sarana transportasi, sumber energi, dan pemasaran. Bintarto


(11)

(1977:88) mengungkapkan bahwa munculnya industri di suatu wilayah didukung oleh tersedianya bahan mentah/dasar, tersedianya tenaga kerja, tersedia modal, lalu lintas yang baik, organisasi, keinsafan dan kejujuran masyarakat. Berdasarkan pendapat tersebut maka salah satu syarat penting berdirinya industri adalah tersedianya tenaga kerja.

Tenaga kerja merupakan komponen penting dalam industri, di mana tenaga kerja ini berperan dalam proses produksi barang dan jasa dari industri tersebut. Kartasapoetra (1987:94) mengungkapkan bahwa ketersediaan tenaga kerja memang merupakan salah satu syarat utama bagi perkembangannya kegiatan industri. Tenaga kerja merupakan orang-orang yang bersedia menyumbangkan tenaga, waktu, dan pikirannya dalam sebuah kegiatan pekerjaan dan mendapatkan balas jasa berupa upah yang biasanya dinilai dengan uang.

Industri keripik yang telah dirintis sejak lama, sekarang telah berkembang dan produksinya semakin bertambah. Sehingga membutuhkan tenaga kerja karena tidak bisa lagi dikerjakan oleh anggota keluarga sendiri. Hal ini dikarenakan proses pembuatan keripik yang melalui beberapa tahapan, yaitu mulai dari mengupas pisang, mencuci, mengiris, membumbui, menggoreng hingga mengemas keripik dan kemudian menjaga kios. Oleh karena itu, dari tugas-tugas tersebut dibutuhkanlah orang lain yang bisa membantu menyelesaikan pekerjaan yang kemudian menjadi tenaga kerja atau karyawan pada usaha tersebut.

Usaha keripik ini mulai dirintis pada tahun 2002 oleh salah seorang warga bernama Ibu Mery yang berdomisili di Kelurahan Segalamider tersebut, kemudian lama-kelamaan usaha ini diminati dan diikuti oleh orang-orang sekitar hingga kini


(12)

mencapai puluhan pengusaha. Setidaknya ada 17 unit usaha keripik yang dirintis baik secara mandiri ataupun dengan binaan oleh pihak lain, dan dengan total ada 27 kios dari industri-industri tersebut yang berjejer sepanjang jalan. Keripik yang dijual juga sangat beragam, bukan hanya keripik pisang saja, tetapi di kios tersebut juga memproduksi dan menjual keripik-keripik lain seperti keripik singkong, keripik ubi jalar, keripik sukun dan keripik nangka.

Tenaga kerja pada industri ini berasal dari berbagai latar belakang, baik secara pendidikan, status perkawinan, bahkan asal daerah. Tidaklah sulit untuk menjadi tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider, untuk menjadi tenaga kerja pada industri tersebut tidaklah dituntut harus memiliki pendidikan tinggi ataupun keterampilan khusus, meskipun pada umumnya pendidikan merupakan standar yang biasanya digunakan untuk menerima orang sebagai tenaga kerja. Tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider hanya dituntut memiliki semangat kerja yang tinggi, jujur, serta ulet.

Industri keripik di Kelurahan Segalamider merupakan salah satu contoh industri berskala rumah tangga hingga kecil yang banyak menyerap tenaga kerja. Terbukti industri ini menyerap sebanyak 100 orang tenaga kerja. Berikut adalah tabel yang berisi tentang data jumlah tenaga kerja pada masing-masing usaha.


(13)

Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja pada Industri Keripik di Kelurahan Segalamider Tahun 2013

No. Nama Tempat Industri Tenaga Kerja

(orang)

1. Keripik Ibu Mery 12

2. Keripik Cesy Lia 4

3. KeripikAlinda 3

4. Keripik Askha Jaya 6

5. Keripik Latep Jaya 4

6. Keripik KM 10

7. Keripik Suheri 6

8. Keripik Wagiman 6

9. Keripik Fino 5

10. Keripik Assalam Family 5

11. Keripik Rajanya Keripik 6

12. Keripik Rizka 6

13. Keripik Zom-Zom 5

14. Keripik Dua Dara 4

15. Keripik Nisa 4

16. Keripik Nyoto Roso 8

17. Keripik Sumber Rejeki 6

Jumlah 100

Sumber: Hasil observasi dan wawancara dengan pengusaha dan tenaga kerja pada tanggal 21 Februari 2013.

Dari Tabel 1, dapat diperoleh data tentang penyerapan tenaga kerja pada masing-masing industri keripik pisang, di mana setiap usaha kemudian membagi kembali tenaga kerjanya dengan tugas yang berbeda-beda. Secara umum, tenaga kerja pada masing-masing industri tersebut dibagi menjadi dua, yaitu pada bagian produksi dan pada bagian pemasaran. Bagian produksi meliputi tugas sebagai pengupas, pengiris, dan mengolah atau menggoreng. Sementara itu, pada bagian pemasaran bertugas sebagai pengemasan produk dan penjaga kios serta kasir. Tugas yang berbeda-beda tersebut membuat curahan jam kerja mereka pun berbeda-beda, misalnya saja pekerja yang bertugas pada bagian produksi tidak bekerja setiap hari dan hanya beberapa jam saja setelah pekerjaan di dapur usai


(14)

maka mereka diperbolehkan pulang, sedangkan untuk yang bagian pemasaran mereka bekerja setiap hari dan memiliki jam kerja yang lebih teratur dari pagi hingga malam hari yaitu dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 21.00 WIB. Perbedaan tugas ini akan mempengaruhi jumlah pendapatan yang akan diterima masing-masing tenaga kerja, karena pada umumnya semakin banyak jam kerja dan hari kerja yang dicurahkan oleh seseorang dalam pekerjaanya maka semakin tinggi pula pendapatan yang akan diperolehnya.

Tenaga kerja yang bertugas pada bagian produksi tidak setiap hari bekerja. Perbedaan curahan jam kerja dan hari kerja membuat tidak semua tenaga kerja bekerja tiap hari. Hal ini tentu membuat tenaga kerja tersebut mempunyai pekerjaan lain atau pekerjaan sampingan untuk membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari atau mengerjakan pekerjaan lain untuk mengisi waktu luang yang tersisa setelah pekerjaannya pada industri tersebut usai.

Industri keripik di Kelurahan Segalamider menyerap cukup banyak tenaga kerja baik yang berasal dari Kelurahan Segalamider maupun luar kelurahan bahkan luar Kota Bandar Lampung. Hal ini karena tenaga kerja tersebut didatangkan dari daerah penyuplai bahan mentah, yaitu daerah Kalianda dan Pringsewu. Sehingga, tenaga kerja tersebut mendapatkan informasi dari penyuplai bahan mentah terrsebut. Selain itu, tenaga kerja yang berasal dari luar daerah ini adalah masih tergolong kerabat daripada pengusaha keripik tersebut yang tinggal di desa,mereka kemudian dibawa ke kota dan kemudian dijadikan tenaga kerja pada industri tersebut.


(15)

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengkaji tentang

“Deskripsi Tenaga Kerja yang Bekerja pada Industri Keripik Pisang di Kelurahan

Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Tahun

2013”.

B. Identifikasi Masalah

Bertolak dari latar belakang maka dapat diidentifikasi masalah dari deskripsi tentang tenaga kerja yang bekerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2013, sebagai berikut

1. Pendidikan terakhir

2. Pembagian kerja

3. Curahan jam kerja

4. Pendapatan tenaga kerja

5. Status pekerjaan pada industri keripik

6. Asal tenaga kerja

C. Rumusan Masalah

Mengingat sangat pentingnya tenaga kerja dalam sebuah industri, maka seluruh identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kualitas pendidikan terakhir tenaga kerja yang bekerja pada

industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013?


(16)

2. Bagaimana pembagian kerja tenaga kerja yang bekerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013?

3. Berapakah curahan jam kerja tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan

Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013?

4. Berapakah jumlah pendapatan tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan

Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013?

5. Bagaimanakah status pekerjaan tenaga kerja pada industri keripik di

Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013?

6. Dari manakah asal tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan

Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Untuk mengkaji tentang kualitas pendidikan terakhir tenaga kerja pada

industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013.

2. Untuk mengkaji tentang pembagian kerja pada industri keripik di Kelurahan

Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013.


(17)

3. Untuk mengkaji tentang curahan jam kerja tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013.

4. Untuk mengkaji tentang pendapatan tenaga kerja pada industri keripik di

Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013.

5. Untuk mengkaji status pekerjaan tenaga kerja pada industri keripik di

Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013.

6. Untuk mengkaji tentang daerah asal tenaga kerja pada industri keripik di

Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013.

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2.

Sebagai sumbangan pemikiran bagi instansi terkait guna meningkatkan

pembangunan ekonomi terutama industri kerajinan dan kecil.

3.

Sebagai suplemen bahan ajar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

di kelas VIII semester ganjil yaitu pada Kompetensi Dasar: Mendistribusikan pelaku ekonomi (rumah tangga, masyarakat, perusahaan, koperasi, dan negara), serta suplemen bahan ajar dalam mata pelajaran geografi di kelas X.


(18)

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Ruang lingkup subjek adalah tenaga kerja yang bekerja pada industri keripik.

2. Ruang lingkup objek adalah pendidikan terakhir, pembagian kerja, curahan

jam kerja, pendapatan tenaga kerja, status pekerjaan pada industri keripik, dan asal tenaga kerja.

3. Ruang lingkup tempat adalah Kelurahan Segalamider Kecamatan

Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.

4. Ruang lingkup waktu adalah tahun 2013.

5. Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Ekonomi.

Menurut Nursid (1988:54) Geografi ekonomi adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur keruangan aktivitas ekonomi. Dengan demikian titik berat studinya aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang termasuk di dalamnya bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi, komunikasi dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat di atas, industri keripik merupakan salah satu kajian yang tergolong ke dalam geografi ekonomi karena industri keripik adalah salah satu objek bagi manusia dalam melakukan aktivitas yang berkenaan dengan ekonomi yang meliputi kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi dalam hubungannya dengan lingkungan tempat hidupnya, yaitu dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut.


(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Geografi

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi. Menurut Bintarto

dalam Budiyono (2003:3) geografi ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to

describe), dengan menerangkan sifat-sifat bumi, serta menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak khas kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi bagi kehidupan manusia, dalam konteks ruang dan waktu. Selanjutnya, pengertian geografi menurut Daldjoeni (1997:19) adalah suatu ilmu yang mempelajari seluk beluk permukaan bumi serta hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan.

Pada hakikatnya geografi dibagi menjadi dua yaitu geografi fisik dan geografi manusia. Geografi fisik mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi, seperti tanah, air dan udara. Sementara geografi manusia mempelajari aspek keruangan gejala di permukaan bumi, yang mengambil manusia sebagai obyek pokoknya. Geografi manusia sebagai kajian mengenai manusia, yaitu termasuk di antaranya kegiatan manusia itu sendiri baik secara budaya, sosial maupun ekonomi.


(20)

2. Geografi Ekonomi

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, bahwa geografi manusia menelaah mengenai kegiatan manusia di permukaan bumi. Kegiatan-kegiatan tersebut sangat berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan manusia, sehingga dalam usahanya tersebut manusia itu sendiri memanfaatkan bumi untuk aktivitas-aktivitas ekonomi.

Geografi ekonomi menurut Alexander (1979:34) adalah studi tentang variasi wilayah di muka bumi yang mencakup aktivitas manusia, meliputi: produksi, konsumsi dan distribusi dalam hubungannya dengan lingkungan tempat hidupnya. Sehubungan dengan pendapat tersebut, Budiyono (2003:9) mengungkapkan pengertian geografi ekonomi adalah mempelajari sebagaimana manusia mengeksploitasikan sumber daya alam, menghasilkan barang dagangan, juga pola lokasi dan persebaran kegiatan industri serta seluk beluk komunikasi. Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa geografi ekonomi merupakan ilmu yang mengkaji aktivitas-aktivitas ekonomi manusia dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di bumi untuk menghasilkan barang dan jasa yang nantinya digunakan untuk kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

Sehubungan dengan penjelasan di atas, penelitian tentang deskripsi tenaga kerja yang bekerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2013 termasuk ke dalam kajian geografi ekonomi karena titik beratnya adalah kegiatan manusia dalam bidang ekonomi, khususnya industri.


(21)

3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan bagian dari penduduk yang sudah atau sedang bekerja.

Simanjuntak dalam Husni (2001:10) berpendapat bahwa, tenaga kerja (man

power) mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, sedang mencari kerja dan yang melaksanakan pekerjaan lain selain sekolah dan ibu rumah tangga. Tenaga kerja adalah penduduk yang siap dan sedang bekerja, kecuali anak yang sedang menempuh pendidikan dan ibu rumah tangga karena kedua kelompok ini bekerja atau berkegiatan bukan untuk motif ekonomi apalagi mendapatkan uang.

Lebih lanjut lagi menurut Mulyadi (2003:59) tenaga kerja (man power) adalah

penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Oleh karena itu, yang dimaksud oleh tenaga kerja adalah penduduk dengan usia tertentu yang siap dan atau sedang aktif mendistribusikan tenaga, pikiran dan waktunya dalam proses memproduksi barang dan jasa dengan tujuan ekonomi.

Sebuah kegiatan industri tentu saja memerlukan tenaga manusia untuk menjalankan kegiatan produksinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Marsudi (1999:34) bahwa, tenaga selalu dipergunakan dalam produksi sebagai unsur yang langsung terlihat dalam maupun yang mengatur produksi. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam industri karena tenaga kerjayang nantinya akan terlibat secara langsung dalam proses produksi barang atau jasa. Sementara, menurut Siswanto (2002:33) tenaga kerja adalah salah satu unsur dari perusahaan


(22)

dan memiliki peran yang sangat penting dalam operasional perusahaan. Tenaga kerja menjadi komponen penting dalam sebuah usaha karena merekalah yang akan melaksanakan atau menjalankan produksi dari sebuah usaha tersebut.

4. Pendidikan Terakhir

Pendidikan merupakan usaha penting yang dilakukan setiap manusia dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan tapi juga berbudayademi meningkatnya kualitas sumber daya agar dapat berpartisipasi dengan baik pada pembangunan. Tadjuddin (1995:15) berpendapat, pendidikan dipandang tidak hanya dapat menambah pengetahuan tetapi dapat juga meningkatkan keterampilan (keahlian) tenaga kerja, pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas. Berdasarkan pendapat tersebut diharapkan melalui pendidikanlah sumber daya yang berkualitas akan dihasilkan agar mempunyai keahlian dan keterampilan.

Pendidikan sangatlah penting bagi perkembangan kehidupan manusia dalam mendapatkan pekerjaan dan kehidupan dengan penghasilan yang baik. Tingkat pendidikan akan berpengaruh pada pekerjaan yang nanti akan diperoleh oleh seseorang, karena pada umumnya pendidikan dijadikan standar untuk memperoleh pekerjaan.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 17, 18 dan 19 tentang Sisdiknas bahwa pendidikan di bagi menjadi tiga jenjang pendidikan, yaitu sebagai berikut:


(23)

a. Pendidikan dasar : SD dan SMP

b. Pendidikan menengah : SMA/SMK sederajat

c. Pendidikan tinggi : Diploma dan Sarjana

Jadi yang dimaksud dengan pendidikan terakhir adalah jenjang pendidikan sekolah (formal) yang terakhir dicapai atau ditamatkan oleh tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 17, 18 dan 19 yang telah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya.

5. Pembagian Kerja

Setiap usaha penting sekali untuk memiliki manajemen walaupun sederhana. Manajemen adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama orang-orang dan sumber daya yang lainnya. Hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan manajemen yang baik, efektif dan efisien. Apabila perusahaan perseorangan pada mulanya pemilik perusahaan adalah orang yang mengerjakan hampir semua pekerjaan yang menyangkut usahanya baik mulai dari sebagai perencana, pelaksana hingga penanggung jawab yang dikerjakannya sendiri. Oleh karena itu, dibutuhkannya pembagian kerja terhadap tenaga kerja yang sesuai pada usaha tersebut.

Pembagian kerja adalah perincian atau pengelompokkan suatu aktivitas-aktivitas dan tugas-tugas semacam dan erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh organisasi tertentu. Selain itu, dengan adanya pembagian kerja, maka akan diperoleh manfaat yang baik bagi perusahaan tersebut. Hal ini sesuai dengan


(24)

pendapat Kartasapoetra (1987:43), harus dilakukan pembagian kerja agar para tenaga kerja tersebut dapat melakukan tugas-tugasnya dengan efektif.

Berdasarkan pendapat di atas, maka sebuah usaha perlulah ada organisasi kerja berupa pembagian kerja. Terdapat alasan diadakannya pembagian kerja adalah bahwa seseorang tidak akan melakukan semua pekerjaan yang ada di dalam organisasi/perusahaan seorang diri tanpa bantuan orang lain. Menurut Siagian (1983:10) ada tiga alasan diadakannya pembagian kerja, yaitu:

1) Beban kerja yang harus diemban

2) Jenis pekerjaan yang harus beragam

3) Berbagai spesialisasi yang diperlukan

Pembagian kerja yang telah dibentuk diharapkan nantinya pegawai atau karyawan dapat bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya. Pembagian kerja akan mempermudah karyawan untuk menyelesaikan segala pekerjaannya. Pembagian kerja juga akan memudahkan sebuah usaha untuk mencapai tujuan usahanya secara efektif dan efisien.

Pembagian kerja seperti yang dipaparkan di atas merupakan pembagian kerja berdasarkan tugas yang diemban. Namun lebih lanjut lagi bahwa pembagian kerja yang pada umumnya dilakukan berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Gailey (1987) dalam Tadjuddin (1995:46) mengungkapkan bahwa dari sudut pandang ketenagakerjaan perbedaan kerja menurut gender didasarkan pada konsep maskulin dan feminin. Pembagian kerja tersebut dimaksudkan untuk usaha-usaha yang memperkerjakan tenaga kerja baik laki-laki maupun perempuan yang dimaksudkan untuk menyesuaikan peran dan beban tugas serta ketahanan fisik.


(25)

Kartasapoetra (1987:51) mengemukakan bahwa, langkah berikutnya harus meningkat pada penciptaan spesialisasi pada tiap fungsi (keuangan, produksi atau pengolahan, teknik, pemasaran, hukum, ketatausahaan dan lain-lain) dalam suatu bentuk pembagian kerja organisasi/perusahaan. Berdasarkan pendapat tersebut, maka pembagian kerja pada industri keripik sangat sederhana yang membagi tenaga kerjanya menjadi dua, yaitu:

a. Tenaga kerja pada bagian produksi

b. Tenaga kerja pada bagian pemasaran.

6. Curahan Jam Kerja

Jam kerja adalah waktu yang diperlukan dalam proses memproduksi atau menghasilkan barang dan jasa dengan sebuah sistem yang telah ditetapkan. Menurut Komaruddin (1979:180), pengertian jam kerja yaitu lamanya waktu yang digunakan orang untuk bekerja. Jumlah jam kerja adalah banyaknya jam kerja yang digunakan untuk mencari nafkah.

Basir (1990:51) mengungkapkan, adanya kaitan positif antara jam kerja dengan produktivitas kerja dan kesejahteraan tenaga kerja. Artinya lamanya jam kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil kerja dan pendapatan. Pada umumnya semakin lama jam kerja yang dipakai seseorang untuk bekerjamaka akan semakin tinggi produktivitasnya yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan.

Sehubungan dengan pendapat di atas, curahan jam kerja menurut BPS (206:13) digolongkan menjadi dua, yaitu:


(26)

a. Curahan jam kerja tinggi apabila >35 jam perminggu b. Curahan jam kerja rendah apabila ≤35 jam perminggu

Namun, banyaknya jumlah jam kerja akan berimplikasi terhadap beberapa hal diantaranya kesehatan, kesejahteraan maupun produktivitas. BPS (2010:17) menyatakan bahwa jumlah jam kerja berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan pekerja serta tingkat produktivitas serta biaya tenaga kerja yang dikeluarkan perusahaan. Artinya, ketika jumlah jam kerja tenaga kerja bersangkutan tinggi dan melebihi batas normal yang sudah ditetapkan, maka jam kerja tersebut sudah masuk ke dalam hitungan jam kerja lembur yang tentunya pula harus dibayar dengan upah lembur. Upah lembur adalah upah yang diberikan atau dibayarkan kepada pekerja atau karyawan yang bekerja di luar jam kerja biasa (BPS, 2004:11). Upah ini diberikan sebagai bonus kepada tenaga kerja yang bersedia menambah jam kerjanya pada waktu-waktu tertentu.

7. Pendapatan Tenaga Kerja

Pendapatan merupakan gambaran tentang keadaan ekonomi seseorang. Pendapatan yaitu berupa sejumlah uang atau barang yang diperoleh dari hasil usahanya sendiri dengan bekerja dan dihitung dalam rupiah. Menurut Pringgodigdo (1982:817) menyatakan bahwa pendapatan biasanya berupa sejumlah uang yang diterima seseorang atau lebih anggota/keluarga dari jerih payah keluarga. Pendapatan yang diterima adalah hasil kerja keluarga yang bisa diperoleh dari kepala rumah tangga, ibu, anak maupun anggota keluarga lain dalam rumah tersebut berupa sejumlah uang. Menurut Mulyanto (1982:20), pendapatan dapat diartikan sebagai suatu hasil yang diterima seseorang baik


(27)

berupa uang atau barang maupun jasa yang diperoleh pada periode tertentu. Besar kecilnya pendapatan seseorang akan sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan. Selanjutnya, Mulyanto (1982:323) membedakan pendapatan ke dalam tiga kelompok, yaitu pendapatan formal, pendapatan informal dan pendapatan subsisten. Pendapatan formal adalah pendapatan yang didapatkan dari pekerjaan pokok. Pendapatan informal adalah pendapatan yang diperoleh melalui pekerjaan tambahan atau sampingan, sedangkan pendapatan subsisten adalah pendapatan yang diperoleh dari faktor produksi yang dinilai dengan uang. Pendapatan informal biasanya untuk menunjang pendapatan formal ketika pendapatan formal tersebut dirasa kurang atau belum mencukupi.

Pendapatan tenaga kerja biasanya identik dengan upah. Upah adalah penerimaan bersih pekerja/karyawan berupa uang atau barang yang dibayarkan perusahaan, instantsi ataupun majikan di mana tempat ia bekerja. Terdapat tiga istilah yang dipergunakan untuk menyebutkan sistem pengupahan tenaga kerja berdasarkan masing-masing daerah, yaitu UMR, UMP dan UMK. Penelitian ini menggunakan upah sesuai dengan standar UMK. UMK adalah upah karyawan berdasarkan standar kota tempat bekerja. Sistem pengupahan tenaga kerja di atas berdasarkan kepada regional atau daerah tempat bekerja. Besarnya upah tersebut berbeda-beda dan sangat tergantung pada keadaan sosial dan ekonomi daerah masing-masing.

Berdasarkan Surat Keputusan No:G/66/III.05/HK/2012 dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung menyatakan besarnya UMK Kota Bandar Lampung pada tahun

2012 adalah sebesar Rp 981.000,00. (


(28)

dibayarkan oleh pemilik usaha kepada tenaga kerjanya dalam satu bulan mereka bekerja.

Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan tenaga kerja yang diperoleh dari bekerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider dalam satu bulan yang dinilai dengan uang. Penentuan memakai standar UMK, karena tempat bekerjanya adalah lingkup kota, yaitu UMK Kota Bandar Lampung tahun 2012.

8. Status Pekerjaan pada Industri Keripik

Pekerjaan adalah suatu profesi yang dilakukan seseorang dalam mencari nafkah dan pencaharian. Status pekerjaan merujuk kepada kedudukan pekerjaan yang dimiliki seseorang. Kedudukan pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan. Hal ini sesuai dengan pendapat Basir (1999:18), yaitu:

a) Pekerjaan utama adalah jika seseorang hanya mempunyai satu

pekerjaan maka pekerjaan tersebut digolongkan sebagai pekerjaan utama. Dalam hal pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu, maka penentuan pekerjaan utama adalah waktu terbanyak yang digunakan. Sedang jika waktu yang digunakan sama maka penghasilan yang terbesar sebagai pekerjaan utama.

b) Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan lain di samping pekerjaan

utama.

Berdasarkan pendapat di atas, diasumsikan bahwa pekerjaan pokok adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan curahan jam kerja terbanyak dan atau pekerjaan tersebut memberikan sumbangan pendapatan yang terbesar, sedangkan pekerjaan sampingan merupakan pekerjaan tambahan yang dimiliki seseorang, biasanya pekerjaan ini ada dikarenakan pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan pokok belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari atau


(29)

pekerjaan sampingan ada karena masih ada sisa waktu seseorang setelah mengerjakan pekerjaan pokoknya. Lebih lanjut BPS (2010:20), menyatakan bahwa:

Cara penentuan suatu kegiatan merupakan pekerjaan utama atau bukan adalah sebagai berikut: (1) jika responden pada seminggu yang lalu hanya mempunyai satu pekerjaan, maka pekerjaan tersebut dicatat sebagai pekerjaan utama; (2) jika responden pada seminggu yang lalu mempunyai lebih dari satu pekerjaan, maka pekerjaan yang menggunakan waktu terbanyak dicatat sebagai pekerjaan utama. Jika waktu yang digunakan sama, maka pekerjaan yang memberikan penghasilan terbesar dianggap sebagai pekerjaan utama.

Pekerjaan yang dimiliki oleh tenaga kerja pada industri keripik di sini adalah klasifikasi pekerjaan yang didasarkan pada jumlah jam kerja yang dicurahkan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Apabila jam kerja yang dicurahkan tinggi yaitu >35 jam/minggu, maka pekerjaan tersebut termasuk pekerjaan pokok, sedangkan jika jam kerja yang dicurahkan sedikit, maka pekerjaan tersebut adalah sebagai pekerjaan sampingan.

Pekerjaan pada industri keripik dapat dikatakan bergerak pada sektor informal, di mana sektor ini semakin berkembang sesuai dengan pasar kerja. Pekerjaan pada sektor informal kurang menjanjikan dibandingkan sektor formal, hal ini memungkinkan akantimbulnya mobilitas pekerjaan. Tadjuddin (1995:102), mobilitas pekerjaan diartikan berganti jenis pekerjaan, sebagai contoh buruh pabrik kemudian menjadi tukang, pegawai negeri yang beralih tugas dari administrasi ke juru bayar, dan lain sebagainya. Pergantian pekerjaan akan terus terjadi selama tenaga kerja tersebut merasa belum ada kesesuaian pada pekerjaannya tersebut.


(30)

Seseorang bisa memiliki lebih dari satu jenis pekerjaan. Pekerjaan-pekerjaan tersebut tentu memiliki status masing-masing baik terhadap tenaga kerja laki-laki maupun perempuan. Sebuah pekerjaan dijalani seseorang bertujuan untuk

memperbaiki keadaan perekonomian orang tersebut. Dalam sistem

kemasyarakatan yang kita ketahui, bahwa laki-laki dan perempuan berbeda peranan dalam dunia kerja. Parson dalam Tadjuddin (1995:48) menyatakan, bahwa laki-laki dan perempuan perlu berbeda peran, khususnya interaksi suami

isteri dalam rumah tangga. Laki-laki (suami) memainkan peran instrumental,

sebagai pencari nafkah utama di luar rumah. Artinya, laki-laki sebagai suami bekerja ke luar rumah untuk mencari nafkah, sementara perempuan sebagai isteri cenderung di rumah untuk mengurus anak.

9. Asal Tenaga Kerja

Perkembangan suatu kawasan menjadi sentra industri, maka akan berdampak pada perubahan kondisi demografis daerah sekelilingnya. Hal ini memang identik dengan dampak ekonomi yang akan ditimbulkan oleh adanya industri tersebut. Hal yang paling umum adalah diwujudkan dalam rangka penyerapan penduduk sekitar sebagai tenaga kerja yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi yang bersangkutan. Menurut Nursid (1988:183), sektor industri dapat memberikan lapangan usaha dan lapangan kerja baru bagi penduduk setempat. Industri yang berlokasi di dekat pemukiman penduduk, maka akan membuka lapangan usaha dan lapangan kerja baru serta mengurangi angka pengangguran bagi penduduk yang bermukim di sekitar untuk bekerja.


(31)

Kemudahan dalam mendapatkan tenaga kerja juga menjadi hal yang utama dalam mendukung proses produksi suatu industri. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nursid (1988:129), bahwa keputusan lokasi industri yang bersangkutan, ada yang berorientasi kepada energi, ada yang kepada tenaga kerja, ada yang kepada pasaran, ada yang kepada bahan mentah, dan ada pula yang berorientasi kepada kemajuan teknologi. Sesuai pernyataan di atas berkaitan erat dengan penentuan lokasi industri, yaitu di mana letak sebuah lokasi industri akan di tempatkan pada wilayah yang dekat dengan bahan mentah, pasar ataupun sumber tenaga kerja.

Sebuah kawasan menjadi pusat industri akan menarik minat penduduk dari daerah lain untuk mencari pekerjaan pada kegiatan ekonomi tersebut. Menurut Todaro dalam Mantra (1995:4), bahwa motivasi seseorang untuk pindah adalah motif ekonomi. Motif tersebut muncul karena adanya perbedaan ekonomi antardaerah. Perbedaan tersebut terwujud dalam pendapatan yang nantinya akan diperoleh seseorang setelah bekerja yaitu jika seseorang bekerja di desa pendapataannya akan rendah, maka dari itu ia ke kota untuk mencari pendapatan yang lebih tinggi. Seperti yang diungkapkan oleh Hananto (1989) dalam Tadjuddin (1995:74), selama dua puluh tahun terakhir ini telah terjadi pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor nonpertanian.

Banyaknya penduduk dari desa pindah ke kota dengan tujuan untuk mencari pekerjaan tidak terkecuali kaum perempuan yang pergi ke kota dengan tujuan untuk mengadu nasib dan memperoleh pekerjaan. Hal tersebut sesuai yang diungkapkan Nasruddin (2008:94), bahwa di kota wanita dapat bekerja di bidang jasa yang tidak banyak memeras tenaganya. Sehubungan dengan


(32)

pendapat-pendapat di atas, tenaga kerja yang bekerja pada industri keripik pisang di Kelurahan Segalamider bahwa mereka ada yang berasal dari kelurahan tersebut dan ada yang berasal dari luar kelurahan bahkan luar daerah.

B. Kerangka Pikir

Berdirinya suatu industri tidak terlepas dari berbagai faktor-faktor geografi yang mendukung, seperti faktor lokasi, ketersediaan bahan mentah, ketersediaan modal, ketersediaan tenaga kerja, sarana transportasi, sumber tenaga, dan pemasaran. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, ketersediaan tenaga kerja menjadi hal yang penting dalam kelangsungan kegiatan industri. Namun, pada kenyataannya tidak semua unsur-unsur tersebut ada dalam wilayah industri, termasuk tenaga kerja karena antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain memiliki unsur yang berbeda-beda. Contohnya pada industri keripik di Kelurahan Segalamider, di mana tenaga kerja pada industri tersebut kebanyakan didatangkan dari luar Kota Bandar Lampung.

Secara umum, tenaga kerja tersebut dibagi ke dalam bagian pekerjaan yaitu produksi dan pemasaran. Pembagian kerja berdampak pada curahan jam kerja yang dimiliki oleh tenaga kerja. Pada umumnya semakin tinggi jam kerja yang dicurahkan oleh tenaga kerja, maka semakin tinggi pula pendapatan. Curahan jam kerja juga mempengaruhi status pekerjaan tenaga kerja.


(33)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut The Liang Gie dalam Nursid (1988:75),metodologi adalah cara-cara yang dipakai untuk suatu bidang ilmu sebagai studi mengenai asas-asas dasar dari penyelidikan, yang seringkali melibatkan masalah-masalah tentang logika, penggolongan dan asumsi-asumsi dasar.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nazir (1986:63) metode deskriptif adalah:

Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Berdasarkan pendapat diatas, metode deskriptif adalah penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis/pengolahan data membuat kesimpulan dan laporan, dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif situasi. Oleh karena itu, penelitian


(34)

ini berusaha mendeskripsikan dengan rinci mengenai tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2010:297), populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dankarakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Selanjutnya menurut Suharsimi (1998:115) menyatakan bahwa apabila seseorang akan meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi pada penelitian ini adalah tenaga kerja yang bekerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider yang berjumlah 100 orang tenaga kerja yang tersebar di 17 industri keripik. Dalam penelitian ini tidak menggunakan sampel, karena seluruh tenaga kerja tersebut dijadikan responden.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2006:96). Selanjutnya menurut Idrus (2009:18) menyatakan bahwa variabel ialah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang dipelajari yang memiliki variasi nilai. Berdasarkan pendapat tersebut, maka variabel dalam penelitian ini adalah deskripsi tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider yang meliputi: (1) pendidikan terakhir, (2) pembagian kerja, (3) curahan jam kerja, (4) pendapatan tenaga kerja, (5) status pekerjaan pada industri keripik, dan (6) asal tenaga kerja.


(35)

D. Indikator Penelitian

1. Pendidikan Terakhir

Pendidikan terakhir adalah pendidikan formal terakhir yang ditamatkan oleh tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider. Adapun kriteria pendidikan terakhir ini di bagi menjadi tiga jenjang pendidikan, yaitu sebagai berikut:

a. Pendidikan dasar : SD dan SMP

b. Pendidikan menengah : SMA/SMK sederajat

c. Pendidikan tinggi : Diploma dan Sarjana

2. Pembagian Kerja

Tugas pekerjaan yang dimiliki oleh tenaga kerja yang bekerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider meliputi pengupas, pengolah atau menggoreng keripik, pengemas keripik dan penjaga kios. Oleh karena itu, untuk memudahkan penyelesaian tugas secara efektif dan efisien, maka berdasarkan tugas-tugas tersebut pembagian kerja digolongkan menjadi 2, yaitu:

a. Bekerja pada bagian produksi

b. Bekerja pada bagian pemasaran.

3. Curahan Jam Kerja

Curahan jam kerja dalam penelitian ini adalah waktu yang dicurahkan tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider dalam sehari untuk


(36)

melaksanakan pekerjaan yang dihitung dengan satuan jam. Oleh karena itu, curahan jam kerja digolongkan menjadi:

a. Tinggi, jika > 35 jam perminggu

b. Rendah, jika ≤ 35 jam perminggu

4. Pendapatan Tenaga Kerja

Pendapatan pekerja dalam penelitian ini adalah pendapatan atau penghasilan pekerja yang diterima setelah bekerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider. Berdasarkan UMK Kota Bandar Lampung pada tahun 2012 diperoleh informasi bahwa tenaga kerja harus mendapatkan upah sebesar Rp.981.000,00 per bulan, maka pendapatan tenaga kerja dikategorikan sebagai berikut:

a. Tinggi, jika ≥ UMK yaitu Rp 981.000,00.

b. Rendah, jika < UMK yaitu Rp 981.000,00.

5. Status Pekerjaan pada Industri Keripik

Status pekerjaan adalah status pekerjaan tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider, di mana pekerjaan yang dilakukan berdasarkan curahan jam kerja serta pendapatan yang diperoleh, maka status pekerjaan tersebut dikategorikan menjadi:

a. Pekerjaan pokok


(37)

6. Asal Tenaga Kerja

Asal pekerja dalam penelitian ini adalah daerah asal tenaga kerja yang bekerja pada industri keripik pisang di Kelurahan Segalamider, maka asal tenaga kerja tersebut dikategorikan menjadi:

a. Berasal dari Kelurahan Segalamider

b. Berasal dari luar Kelurahan Segalamider

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

Menurut Idrus(2011:101), observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengambilan data penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung ke lokasi penelitian. Selain mengamati, peneliti juga mencatat hal-hal yang berkaitan dengan penelitiannya, sehingga data tersebut nantinya yang akan diolah dalam penelitian dan dituangkan dalam skripsi.

Teknik observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan dan catatan langsung terhadap industri keripik di Kelurahan Segalamider. Hal ini perlu dilakukan karena agar peneliti mengetahui secara jelas objek-objek yang berkaitan dengan penelitian yang nantinya akan dilakukan.


(38)

2. Teknik Kuesioner

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti (Cholid dan Abu, 2003:76). Selanjutnya menurut Suharsimi (1998:140), menyatakan kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner ditujukan kepada tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider. Penelitian ini menggunakan teknik kuesioner untuk memperoleh gambaran responden, yaitu meliputi pendidikan terakhir, pembagian kerja, curahan jam kerja, pendapatan tenaga kerja, status pekerjaan pada industri keripik dan asal tenaga kerja.

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi menurut Suharsimi (2006:236) adalah suatu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang merupakan catatan-catatan transkrip, buku, surat kabar, agenda, dan lain sebagainya. Teknik dokumentasi digunakan dengan maksud untuk memperoleh data yang bersifat sekunder, yaitu berupa data mengenai lokasi penelitian, dalam hal ini adalah Kelurahan Segalamider yang bersumber dari monografi dan profil kelurahan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis tabel dalam bentuk persentase. Data yang diperoleh kemudian diklasifikasikan dan diinterpretasikan untuk memberikan pengertian dari data tabel yang disajikan,


(39)

yang selanjutnya disusun dan dianalisis sebagai laporan hasil penelitian. Analisis data yang telah diperoleh dari responden menggunakan analisis persentase (%) dengan rumus, sebagai berikut:

Keterangan:

% : Persentase yang diperoleh

n : Jumlah nilai yang diperoleh

N : Jumlah responden


(40)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data yang telah diperoleh melalui hasil penelitian yang kemudian ditabulasi, dipersentasekan serta dianalisis, maka dapat disimpulkan deskripsi tenaga kerja yang bekerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013, sebagai berikut:

1. Bahwa kualitas pendidikan tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan

Segalamider adalah hanya sampai pendidikan dasar (SD dan SMP).

2. Bahwa pembagian kerja tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan

Segalamider adalah terbanyak bekerja pada bagian produksi.

3. Bahwacurahan jam kerja tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan

Segalamider adalah tinggi. Hal tersebut tidak sesuai dengan curahan jam kerja yang ditetapkan pemerintah yaitu 35 jam/minggu.

4. Bahwakeseluruhan pendapatan tenaga kerja pada industri keripik di

Kelurahan Segalamider adalah rendah, baik yang menerima upah secara harian maupun bulanan, yaitu dengan rata-rata pendapatan Rp 218.367,00 untuk tenaga kerja harian dan Rp 554.900,00 untuk tenaga kerja


(41)

bulanan.Upah tersebut masih di bawah standar UMK Kota Bandar Lampung Tahun 2013, yaitu Rp 981.000,00 perbulan.

5. Bahwa status pekerjaan tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan

Segalamider adalah sebagai pekerjaan pokok.

6. Bahwa tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider adalah

yang terbanyak berasal dari luar Kelurahan Segalamider. Asal daerahnya sebagian besar dari luar Kota Bandar Lampung dengan asal daerah antara lain Kalianda, Metro, Pringsewu, Tanjung Bintang, Natar, Gading Rejo, dan Banten.

B. Saran

Berdasarkan Hasil Penelitian yang telah disampaikan diatas, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah:

1. Disarankan kepada pengusaha keripik untuk menggunakan sistem pergantian

tenaga kerja pada jam-jam tertentu (shift) agar curahan jam kerja tenaga

kerjanya tersebut tidak melebihi batas yang telah ditentukan oleh pemerintah serta mengantisipasi kelelahan tenaga kerja dalam bekerja.

2. Disarankan kepada pengusaha untuk memberikan hari libur yang teratur

dalam seminggu atau sebulan kepada tenaga kerjanya.

3. Disarankan kepada pengusaha keripik untuk memberikan upah yang sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah.

4. Disarankan kepada pengusaha keripik untuk memberikan upah lembur


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Statistik Industri Kecil dan Rumah Tangga di Indonesia. Badan

Pusat Statistik. Bandar Lampung.

. 2006. Sensus Ekonomi 2006 Analisis Ketengakerjaan. CV. Prodata

Nusantara. Jakarta.

. 2008. Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2008. Badan Pusat

Statistik Indonesia. Jakarta.

. 2009. Monografi Kelurahan Segalamider. Bandar Lampung.

. 2010. Analisis Mobilitas Tenaga Kerja. Badan Pusat Statistik Indonesia.

Jakarta.

. . 2011. Indikator Tenaga Kerja Provinsi Lampung. Badan Pusat Statistik

Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

. . 2011. Indikator Tenaga Kerja di Indonesia. Badan Pusat Statistik

Indonesia. Jakarta.

. . 2011. Statistik Daerah Kecamatan Tanjungkarang Barat 2011. Badan

Pusat Statistik. Bandar Lampung.

. 2012. Profil Kelurahan Segalamider Tahun 2012. Bandar Lampung.

. . 2012. UMK Kota Bandar Lampung Tahun 2012.

(www.disnakertrans.lampungprov.go.id/umk-kabupaten-kota-se-provinsi-lampung/). Diakses pada tanggal 16 Mei 2013 pukul 15.00 WIB.

Basir Barthos. 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.

Bintarto. 1977. Geografi Sosial. UP Spring. Yogyakarta.

Budiyono. 2003. Dasar-Dasar Geografi Sosial. Buku Ajar. FKIP Unila. Bandar


(43)

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2003. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta.

Daldjoeni. 1995. Masalah Penduduk dalam Fakta dan Angka. Alumni. Bandung.

. . 1997. Geografi Baru-Organisasi Keruangan dalam Teori dan

Praktek. Alumni. Bandung.

Eddy Setyo Mudjajanto dan Lilik Kustiyah. 2006. Membuat Aneka Olahan Pisang

(Peluang Bisnis yang Menjanjikan). Agromedia Pustaka. Depok.

Ester Boserup. 1984. Peranan Wanita dalam Perkembangan Ekonomi. Yayasan

Obor Indonesia. Jakarta.

Gunarsih Kartasapoetra. 1993. Klimatologi. Bumi Aksara. Jakarta.

John W. Alexander dan L. James Gibson. 1979. Economic Geography. Prentice of

Hall. New Delhi.

Kartasapoetra. 1987. Pembentukan Perusahaan Industri. Bina Aksara. Jakarta.

Komaruddin. 1979. Ensiklopedia Menejemen. Bumi Aksara. Jakarta.

Lalu Husni. 2001. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Rajawali.

Jakarta.

Mantra, Ida Bagoes. 1995. Mobilitas Penduduk Sirkuler. Universitas Gadjah

Mada. Yogyakarta.

. . 2003. Demografi Umum. Kanikasus.Yogyakarta.

Marsudi Djojodipuro. 1999. Teori Lokasi. Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia. Jakarta.

Moh. Nazir. 1985. Metode Penelitian. Ghalia.Jakarta.

Muhammad Ali. 1987. Penelitian Pendidikan Proses dan Strategi. Bina Aksara.

Bandung.

Muhammad Idrus. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Erlangga. Jakarta.

Mulyadi Sunib. 2006. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Mulyanto Sumardidan Hans-- Dieters Evers (Penyunting). 1982. Kemiskinan dan


(44)

Nasruddin Anshoriy. 2008. Kearifan Lingkungan dalam Perspektif Budaya Jawa. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi (Suatu Pendekatan dan Analisis

Keruangan). Alumni. Bandung.

Pringgodigdo. 1982. Ensiklopedia Umum. Kanisus. Yogyakarta.

Saidiharjo. 1974. Dasar-Dasar Kependudukan. Bursa Buku Sasana Triguna. Yogyakarta.

Siagian, Sondang. P. 1983. Manajemen Stratejik. Bumi Aksara. Jakarta.

Siswanto Sastrohadiwiryo. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Bumi

Aksara. Jakarta.

Subarjo. 2006. Meteorologi Dan Klimatologi. Buku ajar. FKIP. Universitas

Lampung. Bandar Lampung.

Sudarmi. 2005. Geografi Regional Indonesia. Bahan Ajar. Program Studi

Pendidikan Geografi. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R n D. Alfabeta. Bandung.

Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka

Cipta. Jakarta.

Tadjuddin Noer Effendi. 1995. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan

Kemiskinan. Tiara Wacana Yogya. Yogyakarta.


(45)

KUESIONER PENELITIAN

DESKRIPSI PEKERJA YANG BEKERJA PADA INDUSTRI KERIPIK DI KELURAHAN SEGALAMIDER KECAMATAN TANJUNGKARANG BARAT KOTA BANDAR

LAMPUNG TAHUN 2013

1. Identitas Responden

1. Nama Responden : ………...

2. Jenis Kelamin : ...

3. Umur : ...

4. Status Perkawinan : ...

5. Alamat : ...

2. Pendidikan Terakhir

6. Apakah pendidikan terakhir anda?

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. Diploma/S1

3. Pembagian Kerja

7. Pada bagian manakah anda bekerja pada industri keripik?

Bidang Produksi Bidang Pemasaran

Mengupas Kasir

Mengiris Pengemasan

Menggoreng Pramuniaga

Lainnya Lainnya

(Berikan tanda checklist √)

4. Curahan Jam Kerja

8. Apakah anda setiap hari bekerja pada industri keripik ini?

a. Iya

b. Tidak

9. Pukul berapa anda mulai bekerja?

Jawab:...

10. Pukul berapa pekerjaan anda selesai?

Jawab:... Tanggal :


(46)

Kemarin, hari...=...jam 2 hari yang lalu, hari... =... jam 3 hari yang lalu, hari... =...jam 4 hari yang lalu, hari...=...jam 5 hari yang lalu, hari...=...jam 6 hari yang lalu, hari...=...jam 7 hari yang lalu, hari...=...jam

Total =...jam

12. Apakah ada pembagian waktu kerja (shift)?

a. Ada

b. Tidak ada

13. Berdasarkan apakah pembagian waktu kerja (shift) yang diterapkan?

a. Waktu/jam kerja

b. Hari kerja

14. Jika ada, ada berapa shift?

a. 2

b. 3

c. ...(sebutkan jika tidak ada pada pilihan)

15. Berapa jam kerja pada setiap shift?

Jawab:...

16. Adakah hari libur bekerja setiap minggunya?

a. Iya

b. Tidak

17. Jika iya, berapa hari anda mendapat libur dalam seminggunya?

Jawab:...

18. Jika tidak, kapan anda bisa mendapatkan libur (off)?

Jawab:...

19. Sejak kapan anda bekerja di sini?

Jawab:……….. 5. Pendapatan

20. Bagaimanakah sistem pembayaran upah?

a. Harian

(Rp...) b. Bulanan

(Rp...)


(47)

Per Jam Per Kg Per Hari

6. Status Pekerjaan Pada Industri Keripik

21. Selama anda bekerja di sini, adakah pekerjaan lain?

a. Ada

b. Tidak ada

22. Jika ada, apa pekerjaanya?

Jawab:...

23. Pekerjaan yang mana yang lebih utama?

a. Pada industri keripik

b. Di luar industri keripik

24. Pada pekerjaan mana waktu yang lebih banyak dihabiskan anda untuk bekerja?

a. Pada industri keripik

b. Di luar industri keripik

7. Asal Pekerja

25. Di manakah tempat tinggal anda?

a. Desa/Kelurahan :

b. Kecamatan :

c. Kota/Kabupaten :

26. Berapa jarak tempat tinggal anda dengan tempat bekerja?

Jawab :...km

27. Apakah anda berasal dari luar Kota Bandar Lampung?

a. Iya

b. Tidak

28. Jika iya, di manakah tempat tinggal anda yang sebenarnya?

Jawab:...

29. Berapa jarak tempat tinggal anda dengan Kota Bandar Lampung?

Jawab:...


(48)

c. Menyewa atau kost

d. Pulang-Pergi

31. Jika anda menyewa atau kost, berapa biaya yang anda keluarkan untuk menyewa?

a. Iya...(Rupiah)

b. Tidak

32. Bagaimanakah cara pembayaran tempat tinggal anda?

a. Bulanan (Rp...)

b. Mingguan (Rp...)

c. ...(sebutkan jika tidak ada dipilihan)

33. Jika anda menyewa, berapa jarak tempat kost dengan tempat kerja anda?

Jawab:...

34. Bagaimana cara anda pergi ke tempat bekerja?

a. Jalan kaki

b. Angkot

c. Sepeda motor

d. Lainnya...

35. Berapa lama waktu yang andaperlukan untuk sampai ke tempat bekerja (jika

menggunakan kendaraan)?

Jawab : ...(menit atau jam)

36. Apakah untuk dapat mencapai tempat kerja, anda mengeluarkan biaya (jika anda

menggunakan alat transportasi)?

a. Iya(Rp...perhari)


(49)

REKAPITULASI DATA PRIMER HASIL PENELITIAN TAHUN 2013

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nama Jenis kelamin

Umur (Th)

Pendidikan Status Kawin

Alamat Bidang Pekerjaan Tiap

Hari iya/tdk Mulai Kerja (pagi) Kerja usai pd pkl

Produksi Pemasaran

Kupas Iris Goreng Kasir Kemas Pramu

1. Mulyadi L 36 SMP M Gading Rejo Iya 08.00 16.00 2. Raju L 20 SMP M TJ. Bintang Iya 08.00 16.00

3. Oni L 21 SMP BM Kalianda Iya 08.00 16.00

4. Khairul L 23 SMP BM Pringsewu Iya 08.00 16.00 5. Sahrul L 22 SMP BM Kalianda Iya 08.00 16.00 6. Komariyah P 37 SD M Batu Putu Iya 08.00 21.00 7. Fitri P 21 SMA BM Natar Iya 08.00 21.00 8. Putri P 19 SMA BM Natar Iya 08.00 21.00 9. Ina P 19 SMA BM Kalianda Iya 08.00 21.00 10. Novi P 19 SMA BM Pringsewu Iya 08.00 21.00 11. Sari P 18 SMA BM TJ. Bintang Iya 08.00 21.00 12. Evi P 18 SMA BM Kalianda Iya 08.00 21.00 13. Sukadi L 43 SD M Segalamider Tdk 09.00 16.00 14. Puput P 18 SMP BM Segalamider Iya 08.00 20.00 15. Lulu P 18 SMP BM Segalamider Iya 08.00 20.00 16. Indah P 19 SD BM Segalamider Tdk 09.00 16.00 17. Sugi L 46 SD M Segalamider Tdk 10.00 16.00 18. Lilis P 21 SMP BM Segalamider Iya 08.00 21.00 19. Lusi P 17 SMA BM Segalamider Iya 08.00 21.00 20. Mustofa L 25 SMP BM Kalianda Iya 07.00 22.00 21. Tika P 18 SMA BM Kalianda Iya 07.00 22.00 22. Tini P 18 SD BM Kalianda Iya 07.00 22.00 23. Sinta P 19 SMP BM Palas Iya 07.00 22.00 24. Dewi P 19 SMP BM Kalianda Iya 07.00 22.00 25. Aini P 19 SD BM Kalianda Iya 07.00 22.00 26. Margono L 45 SD M Langkapura Tdk 09.00 15.00 27. Supri L 34 SMP M Langkapura Tdk 09.00 15.00 28. Harti P 38 SMP M Segalamider Tdk 09.00 15.00 29. Leli P 28 SMP M Segalamider Iya 07.30 19.30 30. Bambang L 49 SD M Segalamider Tdk 08.00 16.00 31. Indra L 29 SMP M Segalamider Tdk 08.00 16.00 32. Rohim L 32 SMP M Segalamider Tdk 08.00 16.00 33. Toto L 24 SD BM Pesawaran Tdk 08.00 16.00 34. Yuli P 18 SMA BM Pringsewu Iya 07.00 21.00 35. Erni P 19 SMP BM Kalianda Iya 07.00 21.00 36. Resti P 18 SMA BM Pringsewu Iya 07.00 21.00 37. Ana P 19 SMP BM Banten Iya 07.00 21.00 38. Yuni P 18 SMP BM Kalianda Iya 07.00 21.00 39. Nur P 18 SMP BM Metro Iya 07.00 21.00 40. Wanto L 39 SMP M Segalamider Tdk 09.00 15.00 41. Joko L 33 SMP M Langkapura Tdk 09.00 15.00 42. Septi P 20 SMA BM Kalianda Iya 08.00 20.00 43. Prapti P 27 SMP M Palapa Tdk 08.00 20.00 44. Neni P 22 SMA BM Palapa Iya 08.00 20.00 45. Mulyanto L 32 SMP M Langkapura Tdk 09.00 16.00 46. Agus L 31 SMP M Segalamider Tdk 09.00 16.00 47. Ahmad L 35 SMP M Segalamider Tdk 08.00 15.00 48. Tari P 18 SMA BM TJ. Bintang Iya 08.00 21.00 49. Yani P 20 SMA BM Langkapura Tdk 08.00 15.00 50. Ita P 19 SMP BM Pringsewu Iya 07.00 19.00 51. Bagus L 27 SMP M Kedaton Tdk 09.00 15.00

52. Eko L 30 SMP M Kedaton Tdk 09.00 15.00

53. Gita P 19 SMA BM Segalamider Iya 07.00 19.00 54. Ningrum P 18 SMA BM Segalamider Iya 07.00 19.00

55. Edi L 34 SMP M Palapa Tdk 09.00 17.00

56. Tono L 29 SMP M Palapa Tdk 09.00 17.00

57. Dian P 20 SMA BM Kalianda Iya 08.00 21.00 58. Cici P 21 SMP BM Kedaton Tdk 09.00 17.00 59. Arina P 19 SMA BM Kalianda Iya 08.00 21.00 60. Lilik P 25 SD M Segalamider Tdk 09.00 17.00 61. Santo L 34 SD M Segalamider Tdk 07.00 16.00 62. Komang L 40 SMP M Segalamider Tdk 07.00 16.00

63. Eni P 28 SMA M Kedaton Tdk 07.00 16.00

64. Pariyah P 39 SD M Palapa Tdk 07.00 16.00 65. Umi P 20 SMA BM Kedaton Iya 07.00 20.00 66. Yana P 20 SMA BM Segalamider Iya 07.00 20.00 67. Ayub L 48 SD M Segalamider Tdk 08.00 15.00 68. Diana P 18 SMA BM Segalamider Iya 08.00 20.00 69. Hepa P 45 SD M Segalamider Tdk 08.00 15.00 70. Sariyah P 25 SMP M Segalamider Tdk 08.00 15.00 71. Sri Lestari P 45 SD M Palapa Tdk 08.00 15.00 72. Antawiyani P 43 SMP M Palapa Tdk 08.00 15.00 73. Amin L 21 SMP BM Kedaton Tdk 08.00 16.00 74. Topik L 35 SD M Segalamider Tdk 08.00 16.00 75. Wulan P 18 SMA BM TJ. Bintang Iya 07.30 19.00 76. Tri P 19 SMP BM TJ.Bintang Iya 07.30 19.00

77. Puji L 24 SD BM Kedaton Tdk 07.30 15.00

78. Pramono L 37 SMP M Segalamider Tdk 07.30 15.00 79. Neli P 22 SMP BM Pringsewu Iya 07.30 19.00 80. Dita P 20 SMA BM Segalamider Iya 07.30 19.00 81. Ujang L 43 SD M Segalamider Tdk 08.00 17.00 82. Andri L 25 SMP BM Kalianda Tdk 08.00 17.00 83. Budianto L 24 SMP BM Kalianda Tdk 08.00 17.00 84. Elis P 20 SMA BM Gading Rejo Iya 07.00 20.00 85. Maya P 19 SMA BM Metro Iya 07.00 20.00 86. Ida P 21 SMP BM Kalianda Iya 07.00 20.00 87. Periyadi L 20 SD BM Kalianda Tdk 08.00 15.00 88. Sudarmanto L 34 SMP M Kedaton Tdk 08.00 15.00 89. Saminto L 46 SD M Segalamider Tdk 08.00 16.00 90. Hidayat L 39 SD M Langkapura Tdk 08.00 16.00 91. Jannah P 19 SMP BM Kalianda Iya 07.00 20.00 92. Titi P 19 SMP BM Kalianda Iya 07.00 20.00 93. Supiyah P 40 SD M Palapa Tdk 08.00 16.00 94. Ririn P 34 SMA M Segalamider Tdk 08.00 16.00 95. Malik L 30 SMP M Langkapura Tdk 07.30 16.00 96. Mahmudah P 34 SMP M Kedaton Tdk 07.30 16.00 97. Dede L 21 SMP BM Pringsewu Iya 08.00 19.00

98. Imah P 40 SD M Kedaton Tdk 07.00 15.00

99. Kurnia P 19 SMA BM Metro Iya 07.00 20.00 100. Sukirah P 46 SD M Palapa Tdk 08.00 16.00


(50)

8 jam 8 jam 8 jam 8jam 8jam 8 jam 8jam 56 jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √ 8 jam 8 jam 8 jam 8jam 8jam 8 jam 8jam 56 jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2010 √

8 jam 8 jam 8 jam 8jam 8jam 8 jam 8jam 56 jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2010 √ 13 jam 13jam 13 jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91 jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √

13 jam 13jam 13 jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91 jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √

13 jam 13jam 13 jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91 jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2012 √ 13 jam 13jam 13 jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91 jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2012 √

13 jam 13jam 13 jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91 jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √ 13 jam 13jam 13 jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91 jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √

13 jam 13jam 13 jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91 jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √

7 jam - - - 7 jam - - 14 jam Tdk - - - Iya 5 hr Tdk Produksi 2009 √

12 jam 12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 84 jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2010 √

12 jam 12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 84 jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2010 √

7 jam - - - 7 jam - - 14 jam Tdk - - - Iya 5 hr Tdk Produksi 2009 √ - 6 jam - - - 6jam - 12jam Tdk - - - Iya 5 hr Tdk Produksi 2010 √

13 jam 13jam 13 jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91 jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2009 √

13 jam 13jam 13 jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91 jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √ 15jam 15jam 15jam 15jam 15jam 15jam 15jam 105jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2010 √

15am 15jam 15jam 15jam 15jam 15jam 15jam 105jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √ 15jam 15jam 15jam 15jam 15jam 15jam 15jam 105jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √

15jam 15jam 15jam 15jam 15jam 15jam 15jam 105jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √

15jam 15jam 15jam 15jam 15jam 15jam 15jam 105jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2012 √ 15jam 15jam 15jam 15jam 15jam 15jam 15jam 105jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √

- - 6jam - 6jam - - 12jam Tdk - - - Iya 4 hr Tdk Produksi 2012 √ - - 6jam - 6jam - - 12jam Tdk - - - Iya 4 hr Tdk Produksi 2011 √

- - 6jam - 6jam - - 12jam Tdk - - - Iya 4 hr Tdk Produksi 2010 √

12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 84jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2009 √ 8jam - 8jam - 8jam 8jam - 32jam Tdk - - - Iya 3 hr Tdk Produksi 2010 √

8jam - 8jam - 8jam 8jam - 32jam Tdk - - - Iya 3 hr Tdk Produksi 2011 √

8jam - 8jam - 8jam 8jam - 32jam Tdk - - - Iya 3 hr Tdk Produksi 2010 √ 8jam - 8jam - 8jam 8jam - 32jam Tdk - - - Iya 3 hr Tdk Produksi 2009 √

14jam 14jam 14jam 14jam 14jam 14jam 14jam 98jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2009 √ 14jam 14jam 14jam 14jam 14jam 14jam 14jam 98jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √

14jam 14jam 14jam 14jam 14jam 14jam 14jam 98jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2012 √

14jam 14jam 14jam 14jam 14jam 14jam 14jam 98jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2012 √ 14jam 14jam 14jam 14jam 14jam 14jam 14jam 98jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √

14jam 14jam 14jam 14jam 14jam 14jam 14jam 98jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2012 √

6jam - - - - 6jam - 12jam Tdk - - - Iya 5 hr Tdk Produksi 2011 √ 6jam - - - - 6jam - 12jam Tdk - - - Iya 5 hr Tdk Produksi 2012 √

12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 84jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2010 √ 6jam - - - - 6jam - 12jam Tdk - - - Iya 5 hr Tdk Produksi 2010 √

12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 84jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2010 √

7jam 7jam - - - - 7jam 21 jam Tdk - - - Iya 4 hr Tdk Produksi 2012 √ 7jam 7jam - - - - 7jam 21 jam Tdk - - - Iya 4 hr Tdk Produksi 2012 √

7jam 7jam - - - - 7jam 21jam Tdk - - - Iya 4 hr Tdk Produksi 2010 √

13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91 jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √ 7jam 7jam - - - - 7jam 21jam Tdk - - - Iya 4 hr Tdk Produksi 2010 √

12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 84jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2012 √

- 6jam - 6jam - - - 12jam Tdk - - - Iya 5 hr Tdk Produksi 2010 √ - 6jam - 6jam - - - 12jam Tdk - - - Iya 5 hr Tdk Produksi 2011 √

12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 84jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √ 12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 12jam 84jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2009 √

- 8jam 8jam - - - 8jam 24jam Tdk - - - Iya 4 hr Tdk Produksi 2010 √ - 8jam 8jam - - - 8jam 24jam Tdk - - - Iya 4 hr Tdk Produksi 2010 √ 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2010 √

- 8jam 8jam - - - 8jam 24jam Tdk - - - Iya 4 hr Tdk Produksi 2011 √

13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2010 √

- 8jam 8jam - - - 8jam 24jam Tdk - - - Iya 4 hr Tdk Produksi 2011 √

- 9jam - 9jam 9jam - 9jam 36jam Tdk - - - Iya 3 hr Tdk Produksi 2010 √ - 9jam - 9jam 9jam - 9jam 36jam Tdk - - - Iya 3 hr Tdk Produksi 2012 √

- 9jam - 9jam 9jam - 9jam 36jam Tdk - - - Iya 3 hr Tdk Produksi 2012 √

- 9jam - 9jam 9jam - 9jam 36jam Tdk - - - Iya 3 hr Tdk Produksi 2011 √

13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2010 √

13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √ 7jam - - - 7jam - - 14jam Tdk - - - Iya 5 hr Tdk Produksi 2012 √


(51)

- 7jam - 7jam - - - 14jam Tdk - - - Iya 5 hr Tdk Produksi 2009 √ 11 ½ 11 ½ 11 ½ 11 ½ 11 ½ 11 ½ 11 ½ 80 ½ jm Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2010 √ 11 ½ 11 ½ 11 ½ 11 ½ 11 ½ 11 ½ 11 ½ 80 ½ jm Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2009 √

- 7 ½ - 7 ½ - - - 15jam Tdk - - - Iya 5 hr Tdk Produksi 2011 √ - 7 ½ - 7 ½ - - - 15jam Tdk - - - Iya 5 hr Tdk Produksi 2010 √

11 ½ 11 ½ 11 ½ 11 ½ 11 ½ 11 ½ 11 ½ 80 ½ jm Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2010 √

11 ½ 11 ½j 11 ½ 11 ½ 11 ½ 11 ½ 11 ½ 80 ½ jm Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2010 √ 9jam 9jam 9jam - 9jam - - 36jam Tdk - - - Iya 3 hr Tdk Produksi 2010 √

9jam 9jam 9jam - 9jam - - 36jam Tdk - - - Iya 3 hr Tdk Produksi 2011 √ 9jam 9jam 9jam - 9jam - - 36jam Tdk - - - Iya 3 hr Tdk Produksi 2010 √

13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √

13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2010 √ 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2012 √

6jam - - - - 6jam 6jam 18jam Tdk - - - Iya 4 hr Tdk Produksi 2010 √

6jam - - - - 6jam 6jam 18jam Tdk - - - Iya 4 hr Tdk Produksi 2012 √ - 8jam 8jam - 8jam - 8jam 32jam Tdk - - - Iya 3 hr Tdk Produksi 2012 √

- 8jam 8jam - 8jam - 8jam 32jam Tdk - - - Iya 3 hr Tdk Produksi 2010 √

13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √ 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2010 √

- 8jam 8jam - 8jam - 8jam 32jam Tdk - - - Iya 3 hr Tdk Produksi 2012 √ - 8jam 8jam - 8jam - 8jam 32jam Tdk - - - Iya 3 hr Tdk Produksi 2010 √

- 8½ - 8½jm - - - 17jam Tdk - - - Iya 5 hr Tdk Produksi 2010 √

- 8½ - 8½jm - - - 17jam Tdk - - - Iya 5 hr Tdk Produksi 2010 √

11jam 11 11jam 11jam 11jam 11jam 11jam 77jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2011 √

- 8jam - - 8jam - - 16jam Tdk - - - Iya 5 hr Tdk Produksi 2010 √

13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 13jam 91jam Tdk - - - Tdk - Ambil Cuti 2012 √

8jam 8jam - - - - 8jam 24jam Tdk - - - Iya 4 hr Tdk Produksi 2011 √

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

Kerja Lain ya/Tdk Kerja Apa (Jk Ya) Kerja Utama Waktu Kerja Terbanyak

Tempat Tinggal Jrk (km) Luar Kota Ya/Tdk Tempat Tinggal Asli (jk ya)

Jrk Asal (km) Tinggal Di Balam Kost (ya/ tdk) Byr Kost Jrk kost Ke tempat kerja Wkt (mnt ) Ongkos

Kripik Luar Kripik Luar Kelurahan Kec. Kota Jln Mtr Iya (Rp) Tdk

Tidak - - - Iya Gd. Rejo 35 Pengusaha - - - √

Tidak - - - Iya Tj.Bintang 20 Pengusaha - - - √

Tidak - - - Iya Kalianda 65 Pengusaha - - - √ Tidak - - - Iya Pringsewu 40 Pengusaha - - - √

Tidak - - - Iya Kalianda 60 Pengusaha - - - √ Tidak - - - Batu Putu TBB Balam 2 Tidak - - - √ 10’ 6.500 -Tidak - - - Iya Natar 15 Pengusaha - - - √

Tidak - - - Iya Natar 15 Pengusaha - - - √ Tidak - - - Iya Kalianda 50 Pengusaha - - - √

Tidak - - - Iya Pringsewu 40 Pengusaha - - - √

Tidak - - - Iya Tj.Bintang 15 Pengusaha - - - √ Tidak - - - Iya Kalianda 65 Pengusaha - - - √

Ada Buruh - √ - √ Segalamider TKB Balam 0,2 Tidak - - - - - - √ - 5 ‘ - √ Tidak - - - Segalamider TKB Balam 0,3 Tidak - - - - - - √ - 7 ‘ - √

Tidak - - - Segalamider TKB Balam 0,2 Tidak - - - √ - 5 ‘ - √

Tidak - - - Segalamider TKB Balam 0,4 Tidak - - - √ - 10 ‘ - √

Ada Kuli - √ - √ Segalamider TKB Balam 0,5 Tidak - - - - - - √ - 10’ - √

Tidak - - - Segalamider TKB Balam 0,2 Tidak - - - √ - 5’ - √ Tidak - - - Segalamider TKB Balam 0,25 Tidak - - - √ - 5’ - √

Tidak - - - Iya Kalianda 65 Pengusaha - - - √

Tidak - - - Iya Kalianda 60 Pengusaha - - - √ Tidak - - - Iya Kalianda 50 Pengusaha - - - √

Tidak - - - Iya Palas 45 Pengusaha - - - √

Tidak - - - Iya Kalianda 50 Pengusaha - - - √ Tidak - - - Iya Kalianda 55 Pengusaha - - - √


(1)

Ada Buruh - √ - √ Langkapura TKB Balam 0,5 Tidak - - - √ - 10’ - √

Ada Dagang - √ - √ Segalamider TKB Balam 0,3 Tidak - - - √ - 7 ‘ - √

Tidak - - - Segalamider TKB Balam 0,3 Tidak - - - √ - 7 ‘ - √

Ada Buruh √ - √ - Segalamider TKB Balam 0,3 Tidak - - - √ - 7 ‘ - √

Ada Buruh √ - √ - Segalamider TKB Balam 0,2 Tidak - - - √ - 5 ‘ - √

Ada Buruh √ - √ - Segalamider TKB Balam 0,1 Tidak - - - √ - 5 ‘ - √

Tidak - - - Iya Pesawaran 15 Pengusaha - - - √ Tidak - - - Iya Pringsewu 45 Pengusaha - - - √ Tidak - - - Iya Kalianda 60 Pengusaha - - - √ Tidak - - - Iya Pringsewu 40 Pengusaha - - - √ Tidak - - - Iya Banten 120 Pengusaha - - - √ Tidak - - - Iya Kalianda 60 Pengusaha - - - √ Tidak - - - Iya Metro 40 Pengusaha - - - √ Ada Kuli - √ - √ Segalamider TKB Balam 0,2 Tidak - - - 5 ‘ - √

Ada Buruh - √ - √ Langkapura TKB Balam 0,2 Tidak - - - √ - 5 ‘ - √

Tidak - - - Iya Kalianda 55 Pengusaha - - - √ Tidak - - - Palapa Kdtn Balam 0,7 Tidak - - - √ 5 ‘ 5.000 - Tidak - - - Palapa Kdtn Balam 0,5 Tidak - - - √ - 10’ - √

Ada Buruh - √ - √ Langkapura TKB Balam 0,4 Tidak - - - √ - 8 ‘ - √

Ada Buruh - √ - √ Segalamider TKB Balam 0,3 Tidak - - - √ - 5 ‘ - √

Ada Buruh - √ - √ Segalamider TKB Balam 0,2 Tidak - - - √ - 5 ‘ - √

Tidak - - - Iya Tj.Bintang 15 Pengusaha - - - √ Ada Dagang - √ - √ Langkapura TKB Balam 0,6 Tidak - - - √ - 10’ - √

Tidak - - - Iya Pringsewu 35 Pengusaha - - - √ Ada Ojek - √ - √ Kedaton Kdtn Balam 0,4 Tidak - - - √ - 7 ‘ - √

Ada Kuli - √ - √ Kedaton Kdtn Balam 0,6 Tidak - - - √ - 8 ‘ - √

Tidak - - - Segalamider TKB Balam 0,4 Tidak - - - √ - 7 ‘ - √

Tidak - - - Segalamider TKB Balam 0,6 Tidak - - - √ 5 ‘ 6.500 - Ada Kuli - √ - √ Palapa Kdtn Balam 0,5 Tidak - - - √ - 8 ‘ - √

Ada Kuli - √ - √ Palapa Kdtn Balam 0,7 Tidak - - - √ 5 ‘ 6.500 - Tidak - - - Iya Kalianda 60 Pengusaha - - - √ Tidak - - - Kedaton Kdtn Balam 0,5 Tidak - - - √ - 8’ - √

Tidak - - - Iya Kalianda 60 Pengusaha - - - √ Ada Dagang - √ - √ Segalamider TKB Balam 0,25 Tidak - - - √ - 5’ - √

Ada Kuli √ - √ - Segalamider TKB Balam 0,1 Tidak - - - √ - 5’ - √

Ada Buruh √ - √ - Segalamider TKB Balam 0,3 Tidak - - - √ - 5 ‘ - √

Tidak - - - Kedaton Kdtn Balam 0,5 Tidak - - - √ - 8 ‘ - √

Ada Dagang - √ - √ Palapa Kdtn Balam 0,5 Tidak - - - √ - 8 ‘ - √

Tidak - - - Kedaton Kdtn Balam 0,4 Tidak - - - √ - 7 ‘ - √

Tidak - - - Segalamider TKB Balam 0,1 Tidak - - - √ - 7 ‘ - √

Ada Buruh - √ - √ Segalamider TKB Balam 0,2 Tidak - - - √ - 5 ‘ - √

Tidak - - - Segalamider TKB Balam 0,3 Tidak - - - √ - 5’ - √

Tidak - - - Segalamider TKB Balam 0,2 Tidak - - - √ - 5 ‘ - √

Tidak - - - Segalamider TKB Balam 0,4 Tidak - - - √ - 7 ‘ - √

Tidak - - - Palapa Kdtn Balam 0,7 Tidak - - - √ - 10 ‘ - √

Tidak - - - Palapa Kdtn Balam 0,6 Tidak - - - √ - 10’ - √

Ada Kuli - √ - √ Kedaton Kdtn Balam 0,5 Tidak - - - √ - 8 ‘ - √

Ada Kuli - √ - √ Segalamider TKB Balam 0,1 Tidak - - - √ - 5’ - √

Tidak - - - Iya Tj.Bintang 10 Pengusaha Tdk - - - √ Tidak - - - Iya Tj.Bintang 15 Pengusaha Tdk - - - √ Ada Buruh - √ - √ Kedaton Kdtn Balam 0,7 Tidak - - - √ - 5’ - √

Ada Montir - √ - √ Segalamider TKB Balam 0,2 Tidak - - - √ - 5’ - √

Tidak - - - Iya Pringsewu 35 Pengusaha Tdk - - - √ Tidak - - - Segalamider TKB Balam 0,3 Tidak - - - √ - 5’ - √

Ada Buruh - √ - √ Segalamider TKB Balam 0,15 Tidak - - - √ - 7’ - √

Ada Buruh - √ - √ - - - - Iya Kalianda 60 Pengusaha Tdk - - - √ Ada Buruh - √ - √ - - - - Iya Kalianda 60 Pengusaha Tdk - - - √ Tidak - - - Iya Gd. Rejo 30 Pengusaha Tdk - - - √ Tidak - - - Iya Metro 40 Pengusaha Tdk - - - √ Tidak - - - Iya Kalianda 50 Pengusaha Tdk - - - √ Ada Buruh - √ - √ - - - - Iya Kalianda 50 Pengusaha Tdk - - - √ Ada Kuli √ - √ - Kedaton Kdtn Balam 0,4 Tidak - - - √ - 5’ - √

Ada Montir - √ - √ Segalamider TKB Balam 0,2 Tidak - - - √ - 7 ‘ - √

Ada Buruh - √ - √ Langkapura TKB Balam 0,4 Tidak - - - √ - 10’ - √

Tidak - - - Iya Kalianda 60 Pengusaha Tdk - - - √ Tidak - - - Iya Kalianda 65 Pengusaha Tdk - - - √ Tidak - - - Palapa Kdtn Balam 0,6 Tidak - - - √ - 5’ - √

Ada Dagang - √ - √ Segalamider TKB Balam 0,2 Tidak - - - √ - 5’ - √

Ada Buruh - √ - √ Langkapura TKB Balam 0,3 Tidak - - - √ - 8’ - √

Ada Dagang - √ - √ Kedaton Kdtn Balam 0,5 Tidak - - - √ - 7’ - √

Tidak - - - Iya Pringsewu 40 Pengusaha Tdk - - - √ Tidak - - - Kedaton Kdtn Balam 0,4 Tidak - - - √ Tidak - - - Iya Metro 35 Pengusaha Tdk - - √ - 10’ - √


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)