102 memberikan pendapat kewajaran tersebut. Auditor harus mengumpulkan
bukti-bukti yang cukup untuk menyatakan kewajaran sebuah laporan keuangan. Jika auditor dipaksa perusahaan untuk menyatakan pendapat wajar
tanpa pengecualian sebuah laporan keuangan tanpa bukti-bukti yang memadai adalah sebuah pelanggaran standar audit dan kode etik. Laporan
keuangan yang dinyatakan wajar tanpa pengecualian tanpa bukti yang sebenarnya adalah pelanggaran terhadap standar pelaporan. Auditor yang
menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian juga melanggar kode etik profesi auditor. Auditor harus independen.
Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maria dan Elisa 2014 dan Kadek Evi Ariyantini, dkk 2014 yang
menyatakan bahwa Tekanan Ketaatan berpengaruh terhadap Audit Judgment.
3. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu terhadap Audit Judgment auditor
yang bekerja di BPK Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Hipotesis 3 yang diajukan peneliti dalam penelitian ini yaitu Tekanan Anggaran Waktu berpengaruh terhadap Audit Judgment auditor yang bekerja
di BPK Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Ini ditunjukkan dari nilai signifikansi variabel Tekanan Ketaatan sebesar 0,046 yang berarti
lebih kecil dari 0,05 dan nilai t
hitung
sebesar 2,082 yang berarti lebih besar dari nilai t
tabel
yaitu 1,69389. Persamaan regresi variabel X
3
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -0,475 yang berarti setiap kenaikan Tekanan
Anggaran Waktu sebesar 1 poin akan menurunkan Audit Judgment sebesar
103 0,475. Nilai R square sebesar 0,126 berarti Tekanan Anggaran Waktu
berpengaruh sebesar 0,126 atau 12,6 terhadap Audit Judgment. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Tekanan Anggaran Waktu memberikan
pengaruh terhadap Audit Judgment auditor yang bekerja di BPK Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tugas audit yang dilakukan oleh auditor harus dilakukan tepat waktu sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Auditor
mengalokasikan waktu penyelesaian audit sesuai dengan kemampuannya. Anggaran waktu penyelesaian tugas audit yang terlalu sempit dan tidak sesuai
kemampuan akan mempengaruhi auditor untuk berperilaku menyimpang dari standar profesional. Ketika auditor dihadapkan pada waktu penyelesaian
audit yang terlalu sempit maka auditor akan mengambil tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan standar profesional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
hipotesis 3 dalam penelitian ini diterima.
4. Pengaruh Pengalaman Audit terhadap Audit Judgment auditor yang
bekerja di BPK Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Hipotesis 4 yang diajukan peneliti dalam penelitian ini yaitu Pengalaman Audit berpengaruh terhadap Audit Judgment auditor yang
bekerja di BPK Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Ini ditunjukkan dari nilai signifikansi variabel Pengalaman Audit sebesar 0,039
yang berarti lebih kecil dari 0,05 dan nilai t
hitung
sebesar 2,157 yang berarti lebih besar dari nilai t
tabel
yaitu 1,69389. Persamaan regresi variabel X
4
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,279 yang berarti setiap
104 kenaikan Pengalaman Audit sebesar 1 poin akan menaikkan Audit Judgment
sebesar 0,279. Nilai R square sebesar 0,134 berarti Pengalaman Audit berpengaruh sebesar 0,134 atau 13,4 terhadap Audit Judgment. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa Pengalaman Audit memberikan pengaruh terhadap Audit Judgment auditor yang bekerja di BPK Perwakilan Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rida
MM Siagian dkk, 2014 bahwa Pengalaman Audit berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Judgment. Audit judgment yang diambil oleh
auditor dipengaruhi pengalaman yang dimiliki oleh auditor. Banyaknya pengalaman dalam bidang audit membantu auditor dalam menyelesaikan
tugas yang cenderung memiliki pola yang sama Reni dan Dheane, 2015. Pengalaman yang dimiliki auditor dapat membuat auditor belajar dari
kesalahan dimasa lalu agar bisa membuat judgment yang lebih baik Kadek Evi Ariyantini, dkk, 2014. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh
auditor maka semakin baik audit judgment yang dibuat oleh auditor. Auditor yang memiliki pengalaman audit lebih banyak akan membuat
audit judgment yang lebih baik dibandingkan dengan auditor yang memiliki lebih sedikit pengalaman audit. Auditor yang mempunyai banyak
pengalaman audit dapat menggunakan pengalaman yang dimiliki ketika mengambil judgment untuk beberapa keadaan yang hampir serupa.