BAB II PEMBAHASAN 2.1 HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

(1)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL Unsur-unsur hakikat manusia terrdiri dari hal-hal berikut.

1. Susunan kodrat terdiri atas raga dan jiwa.

2. Sifat kodrat terdiri atas makhluk individu dan social

3. Kedudukan kodrat terdiri atas makhluk berdiri sendiri dan makhluk tuhan. Berdasarkan pembedaan demikian maka manusia sebagai makhluk individu dan makhhakikat mahkluk social adalah hakikat manusia berdasar sifat-sifat kodrat yang melekat pada dirinya. Berdasarkan unsur hakikat manusia di atas, notonagoro( 1975) mengatakan bahwa sebagai makhluk individu dan makhluk social merupakan sifat kodrat dari manusia. Frans magnis suseno ( 2001) menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat social. 2.1.1 Manusia sebagai makhluk individu

Individu berasal dari bahasa latin individuum yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang di pakai untuk menyatakan satuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia secara keseluruhan yang tak dapat di bagi, melainkan sebagai kesatuan terbatas, yaitu perseorangan manusia, demikian pendapat Dr. A.Lysen.

Manusia lahir sebagai makhluk individual yang bermakna tidak terbagi atau tidak terpisahkan antara jiwa dan raga. Secara biologis, manusia lahir dengan kelengkapan fisik, tidak berbeda dengan makhluk hewani. Namun, secara rohani ia sangat berbeda dengan makhluk hewani apapun. Jiwa manusia merupakan satu kesatuan dengan raganya untuk selanjutnya melakukan aktivitas atau kegiatan. Kegiatan manusia tidak semata-mata di gerakkan oleh jasmaninya, tetapi juga aspek rohaninya. Manusia mengerahkan seluruh jiwa raganya untuk berkegiatan dalam hidupnya.


(2)

Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk individu tidak hanya bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan corak kepribadiannya, termasuk kemampuan kecakapannya.dengan demikian, manusia sebagai individu merupakan pribadi yang terpisah, berbeda dari pribadi lain. Manusia sebagai makhluk individu adalah manusia sebagai perseorangan yang memiliki sifat sendiri-sendiri. Manusia sebagai individu adalah bersifat nyata, berbeda dengan manusia lain dan sebagai pribadi dengan cirri khas tertentu yang berupaya merealisasikan potensi dirinya.

Setiap manusia memiliki perbedaan. Hal itu dikarenakan manusia memiliki karakteristik sendiri. Ia memiliki sifat, watak, keinginan, kebutuhan, dan cita-cita yang berbeda satu sama lainnya. Setiap manusia diciptakan oleh tuhan dengan ciri dan karakteristik yang unik yang satu sama lain berbeda. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk individu adalah unik.setiap orang berbeda, bahkan orang yang dikatakan kembar pun pasti memiliki perbedaan. Jadi, meskipun banyak persamaan hakiki antar individu, tetap tidak ada dua individu yang sama.

Pertumbuhan dan perkembangan individu menjadi pribadi yang khas tidak terjadi dalam waktu sekejap, melainkan terentang sebagai kesinambungan perkembangan sejak masa janin, bayi, anak, remaja, dewasa sampai tua. Istilah pertumbuhan tertuju pada segi fisik atau biologis individu, sedangkan perkembangan tertuju pada segi mental psikologis individu.

Pertumbuhan dan perkembangan individu di pengaruhi beberapa factor. Mengenai hal tersebut ada tiga pandangan, yaitu

a. Pandanga nativistik manyatakan bahwa pertumbuhan individu semata – mata di tentukan atas dasar factor dari dalam individu sendiri, seperti bakat dan potensi, termasuk pula hubungan atau kemiripan dengan orang tuanya. Misalnya, jika ayah nya seniman maka sang anak akan menjadi seniman pula.


(3)

b. Pandangan empiristik menyatakan bahwa pertumbuhan individu semata-mata di dasarkan atas factor lingkungan. Lingkunganlah yang akan menentukan pertumbuhan seseorang. Pandangan ini bertolak belakang dengan pandangan nativistik.

c. Pandangan konvergensi yang menyatakan bahwa pertumbuhsn individu di pengaruhi oleh factor diri individu dan lingkungan. Bakat anak merupakan potensi yang harus di sesuaikan dengan di ciptakannya lingkungan yang baik sehingga ia bisa tumbuh secara optimal. Pandangan ini berupaya manggabungkan kedua pandangan sebelumnya.

Pada dasarnya, kegiatan atau aktivitas seseorang ditujukan untuk memenuhi kepentingan diri dan kebutuhan diri. Sebagai makhluk dengan kesatuan jiwa dan raga, maka aktivitas individu adalah untuk memenuhi kebutuhan baik kebutuhan jiwa, rohani, atau psikologis, serta kebutuhan jasmani atau biologis. Pemenuhan kebutuhan tersebut adalah dalam rangka menjalani kehidupannya.

Pandangan yang mengembangkan pemikiran bahwa manusia pada dasanya adalah individu yang bebas dan merdeka adalah paham individualism. Paham individualisme menekankan pada kekhususan, martabat, hak dan kebebasan orang per orang. Manusia sebagai individu yang bebas dan merdeka tidak terikat apa pun dengan masyarakat ataupun Negara. Manusia bisa berskembang dan sejahtera hidupnya serta berlanjut apabila dapat bekerja secara bebas dan berbuat apa berbuat apa saja untuk memperbaiki dirinya sendiri.

2.1.2 Manusia sebagai makhluk sosial

Manusia sebagai individu ternyata tidak mampu hidup sendiri. Ia dalam menjalani kehidupannya akan senantiasa bersama dan bergantung pada manusia lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus bersoaialisasi dengan manusia lain. Hal ini disebabkan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak dapat memenuhinya sendiri. Ia akan bergabung dengan manusia lain membentuk kelompok-kelompok dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan tujuan hidup. Dalam hal ini, manusia sebagai individu memasuki kehidupan bersama dengan individu lainnya.


(4)

Benarkah manusia sebagai makhluk social? Sejak manusia dilahirkan ia membutuhkan pergaulan dengan orang lain terutama dalam hal kebutuhan makan dan minum. Pada usia bayi, ia sudah menjalin hubungan terutama dengan ayah dan ibu, dalam bentuk gerakan, senyuman, dan kata kata. Pada usia 4 tahun, ia mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya dan melakukan kontak social. Pada usia-usia selanjutnya,, ia terikat dengan norma norma pergaulan dengan lingkungan yang semakin luas.manusia hidup dalam lingkungan sosialnya.

Berdasarkan proses diatas, manusia lahir dengan keterbatasan, dan secara naluriah manusia membutuhkan hidup dengan manusia lainya. Manusia sejak lahir di pelihara dan di besarkan dalam suatu masyarakat terkecil, yaitu keluarga. Keluarga terbentuk karena adanya pergaulan antar anggota sehingga dapat dikatakan bahwa berkeluarga merupakan keutuhan manusia. Esensinya, manuisa memerlukan orang lain atau hidup dalam kelompoknya.

Jadi, menurut kodratnya, manusia di mana pun pada zaman apapun, selalu hidup bersama,hidup berkelompok. Dalam sejarah perkembangan manusia tidak terdapat seorang pun yang hidup menyendiri, terpisah dari kelompok manusia lainnya. Hidup menyendiri, terlepas dari pergaulan masyarakat hanya mungkin terjadi dalam dongeng belaka (seperti tarzan, robinson crusoe), namun dlam kenyataannya, hal itu tidak mungkin terjadi. Sejak dulu, pada diri manusia terdapat hasrat untuk berkumpul dengan sesamanya dalam satu kelompok, hasrat untuk bermasyarakat.

Aristoteles (384-322 SM) seorang ahli filsafat yunani kuno menyatakan dalam ajarannya,bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia itu sebbagai makhluk, pada dasarnya selalu ingin bergaul dalam masyarakat. Karena sifatnya yang ingin bergaul satu sama lain, maka manusia di sebut sebagai makhluk social. Manusia sebagai individu (perseorangan) mempunyai kehidupan jiwa yang menyandiri, namun manusia sebagai makhluk social tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.manusia lahir, hidup berkembang, dan meninggal dunia di dalam masyarakat.


(5)

Sebagai individu, manusia tidak dapat mencapai segala sesuatu yang diinginkan dengan mudah tanpa bantuan orng lain.

yang menyebabkan manusia selalu hidup bermasyarakat antara lain karena adanya dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam naluri manusia, misalnya:

1. Hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum. 2. Hasrat untuk membela diri.

3. Hasrat untuk mangadakan keturunan.

adapun insting itu sudah ada pada diri manusia sejak ia dilahirkan. Kebutuhan akan makanan dan minuman termasuk kebutuhan primer untuk segala makhluk hidup baik hewan maupun manusia. Dalam usaha untuk mendapatkan keperluan hidupnya manusia perlu bantuan orang lain. Hidup sendiri akan menimbulkan kesulitan. Setiap usaha akan lebih mudah bila dikerjakan bersama-sama.

dalam kenyataaannya kita melihat orang memburu sebaghewan, menangkap ikan, bercocok tanam, dan sebagainya di lakukan bersama-sama. Dari keinginan untuk memperoleh keinginan hidupnya secara mudah itu maka timbullah dalam diri manusia suatu dorongan untuk hidup bersama dalam masyarakat. Sejak manusia dilahirkan, ia mempunyai dua keinginan pokok yaitu.

a. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia di sekelilingnya. b. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.

Manusia sebagai makhluk social adalah manusia yang senantiasa hidup dengan manusia lain (masyarakatnya ). Ia tidak dapat merealisasikan potensi hanya dengan dirinya sendiri. Manusia akan membutuhkan manusia lain untuk hal tersebut, termasuk dalam mencukupi kebutuhannya.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, kelompok masyarakat pertama adalah keluarga. Keluarga merupakan lingkungan manusia yang pertama dan utama. Dalam keluarga itulah manusia menemukan kodratnya sebagai makhluk social. Karena dalam lingkungan itulah ia untuk pertama kali berinteraksi dengan orang lain.. kelompok berikutnya adalah kelompok pertemanan, pergaulan, kelompok pekerja, dan masyarakat secara luas.


(6)

Secara politik, kehidupan berkelompok manusia di mulai dari keluarga, marga, suku, bangsa, Negara,bahkan masyarakat secara international.

Paham yang mengembangkan pentingnya aspek social kehidupan manusia adalah sosialisme. Sosialisme member nilai lebih pada manusia sebagai makhluk social. Sosialisme merupakan reaksi atas system liberalisme yang di lahirkan oleh paham individualism. Adanya persaingan bebas dalam kapitalisme akan menindas orang- orang yang tidak memiliki modal dan orang-orang miskin. Dalam system ekonomi sosialis, setiap orang memiliki kewajiban member kepada masyarakat, dan masyarakat berhak menerima hasilnya sesuai dengan karyanya. Negara tidak hanya bersifat pasif member kesempatan berusaha, tetapi juga aktif mengusahakan keadilan dan kesejahteraan, terutama bagi masyarakat yang tidak mampu, miskin dan tidak memiliki modal yang cukup.

Namun, sosialisme dalam bentuk ekstrem dapat berkembang kearah komunisme. Dalam komunisme, hak milik individu di hapuskan, diganti menjadi kepemilikan bersama. Komunisma berpandangan bahwa emua orang mendapatkan apa yang sesuai dengan kebutuhannya. Walaupun begitu, baik sosialisme maupun komunisme bertujuan sama yaitu ingin membentuk masyarakat sosialis.

Perbedaan antara sosialisme dan komunisme terletak pada cara yang di gunakan untuk mengubah masyarakat kapitalis liberal manjadi masyarakat soaialis. Paham sosialisme berpendapat bahwa perubahan dapat dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis, sedangkan komunisme berpendapat bahwa perubahan masyarakat sosialis harus dilakukan dengan cara revolusi, yaitu menghancurkan system kapitalisme liberal. Untuk itu, diperlukan pemerintahan dictator ploretariat dalam masa transisi perubahan masyarakat.


(7)

2.2. KARAKTERISTIK MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU Setiap insan yang dilahirkan tentunya mempunyai pribadi yang berbeda atau menjadi dirinya sendiri, sekalipun sanak kembar. Itulah uniknya manusia. Karena dengan adanya individulitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat, daya tahan yang berbeda. Kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendiri merupakan ciri yang sangat essensial dari adanya individualitas pada diri setiap insan.

Menurut Oxendine dalam (Tim Dosen TEP, 2005) bahwa perbedaan individualitas setiap insan nampak secara khusus pada aspek sebagai berikut

1. Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, kemampuan bertindak.

2. Perbedaan sosial: status ekonomi,agama, hubungan keluarga, suku. 3. Perbedaan kepribadian: watak, motif, minat dan sikap.

4. Perbedaan kecakapan atau kepandaian

2.3 KARAKTERISTIK MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:

1. Dorongan untuk makan

2. Dorongan untuk mempertahankan diri 3. Dorongan untuk melangsungkan jenis


(8)

2.4 PERANAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

2.4.1 Peranan manusia sebagai makhluk individu

Sebagai individu, manusia memiki harkat dan martabat yang mulia. Setiap manusia dilahirkan sama dengan harkat dan martabat yang sama pula. Perbedaan yang ada seperti berbeda keyakinan, tempat tinggal,ras, suku, dan golongan tidak meniadakan persamaan akan harkat dan martabat manusia.

Oleh karena itu, pengakuan dan penghargaan manusia sebagai manusia mutlak di perlukan. Pengakuan dan penghargaan itu di wujudkan dengan pengakuan akan jaminan atas hak – hak asasi manusia. Manusia memiliki hak-hak dasar yang sama yang tidak boleh di halangi oleh manusia lain. Penindasan terhadap hak-hak dasar orang lain pada dasarnya adalah merendahkan derajat kemanusiaan. Seorang individu pastilah tidak mau harkat dan martabatnya direndahkan, bahkan di injak-injak oleh individu lain.

Manusia sebagai makhluk individu berupayamerealisasikan segenap potensi dirinya, baik potensi jasmani maupun rohani. Jasmani atau raga adalah badan atau tubuh manusia yang bersifat kebendaan, dapat di raba, dan bersifat riil.rohani atau jiwa adalah unsur- unsur manusia yang bersifat kerohanian, tidak terwujud, tidak bisa di raba, atau ditangkap dengan indra. Unsur jiwa ini terdiri dari tiga jenis, yaitu akal, rasa, dan kehendak.

Sebagai makhluk individu, manusia berusaha memenuhi kepentingan atau mengejar kebahagiaan sendiri. Motif tindakannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang meliputi kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Penekanan pada kepentingan diri memunculkan sifat individualistic dalam diri pribadi yang bersangkutan. Di samping itu, factor pemenuhan atas kepentingan diri tersebut juga menjadikan individu akan saling bersaing untuk hal tersebut.

Berdasarkan sifat kodrat manusia sebagai individu, dapat di ketahui bahwa manusia memiliki harkat dan martabat, manusia memiliki hak-hak dasar, setiap manusia memiliki potensi diri yang khas, dan setiap manusia memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dirinya.


(9)

Dengan uraian di atas, manusia sebagai makhluk individu berperan untuk mewujudkan hal-hal tersebut. Manusia sebagai individu akan berusaha :

a. Menjaga dan mempertahan harkat dan martabatnya.

b. Mengupayakan terpenuhi hak-hak dasarnya sebagai manusia.

c. Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani. d. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya. Dalam hidup bermasyarakat, individu memberikan fungsi-fungsi positif sebagai berikut: perlu dihargainya harkat dan martabat diri seorang manusia, adanya jaminan akan hak dasar setiap manusia, dan berkembangnya potensi – potensi diri yang kreatif dan inovatif tidak jarang di temui dalam masyarakat ada seseorang yang memiliki potensi baik yang dengan potensi itulah ia mampu menggerakkan masyarakatnya untuk maju. Misalnya, seorang lulusan akademi pertanian mempelopori masyarakatnya dalam proyek penghijauan lahan kritis, seorang sarjana pendidikan mempelopori gerakan bebas buta aksara, atau seoarang sarjana kedokteran mempelopori gerakan penanggulangan wabah penyakit demam berdarah di daerahnya, dan lain-lain.

Namun demikian, dalam hidup kemasyarakatan , individu bisa menghasilkan fungsi-fungsi negatif. Misalnya, unsure pemenuhan kepentingan diri menjadikan orang per orang memiliki sifat individualistic dan egois.orang tidak mau lagi membantu, bersimpati,atau berempati terhadap orang lain karena yang di pentingkan kebutuhan diri. Di samping itu, peraingan yang terjdi dapat menjurus pada persaingan yang tidak sehat. Akibatnya, masyarakat akan tidak tertib, penuh persaingan, perseteruan, dan pemaksaan masing-masing kehendak.

2.4.2 Peranan manusia sebagai makhluk social

Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat social. Artinya, manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Fakta ini memberikan kesadaran akan “ketidakberdayaan” manusia dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.

Kebutuhan akan orang lain dan interaksi social membentuk kehidupan berkelompok pada manusia. Berbagai tipe kelompok social tumbuh seiring dengan kebutuhan manusia untuk saling berinteraksi.


(10)

Dalam berbagai kelompok social ini, manusia membutuhkan norma-norma pengaturannya. Terdapat norma-norma social sebagai patokan untuk bertingkah laku bagi manuusia di kelompoknya. Norma-norma tersebut ialah

a. norma agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dari tuhan yang di peruntukkan bagi umat-Nya. Norma agama berisi perintah agar di patuhi dan larangan agar di jauhi umat beragama. Norma agama ada dalam ajaran – ajaran Agama.

b. Norma kesusilaan atau moral, yaitu norma yang bersumber dari hati nurani manusia untuk mengajak pada kebaikan dan menjauhi keburukan.norma moral bertujuan agar manusia berbuat baik secara moral. Orang yang berkelakuan baik adalah orang yang bermoral, sedangkan yang berkelakuan buruk adalah tidak bermoral atau amoral.

c. Norma kesopanan atau adat adalah norma yang bersumber dari masyarakat dan berlaku terbatas pada lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Norma ini dimaksudkan untuk menciptakan keharmonisan hubungan antarsesama. d. Norma hukum, yaitu norma yang dibuat masyarakat secara resmi (negera)

yang pemberlakuannya dapat dipaksakan. Norma hokum di muat dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang bersifat tertulis.

Selain itu, norma dapat dibedakan pula menjadi empat macam berdasarkan kekuatan berlakunya di masyarakat. Ada norma yang daya ikatnya sangat kuat,sedang, dan ada pula norma yang daya ikatnya sangat lemah. Keempat jenis norma tersebut adalah cara ( usage), kebiasaan (folk-ways), tata kelakuan ( mores), dan adat istiadat ( custom).

a. Cara (usage)

Cara adalah bentuk kegiatan manusia yang daya ikatnya sangat lemah. Norma ini lebih menonjol dalam hubungan antarindividu atau

antarperorangan. Pelanggaan terhadap norma ini tidak mengakibatkan hukuman yang berat, tetapi sekedar celaan. Contohnya cara makan, ada yang makan sambil berdiri dan ada yang makan sambil duduk. Cara kedua mungkin dianggap lebih pantas dari cara pertama.


(11)

b. Kebiasaan ( folkways)

Kebiasaan adalah kegiatan atau perbuatan yang di ulsng-ulang dalam bentuk yang oleh orang banyak karena disukai. Norma ini lebih kuat daya ikatnya dahripada norma cara. Contohnya, kebiasaan member salam bila bertemu.

c. Tata kelakuan ( mores )

Tata kelakuan adalah kebiasaan yang dianggap sebagai norma pengatur. Sifat norma ini di satu sisi sebagai pemaksa suatu perbuatan dan di sisi lain sebagai suatu larangan. Dengan demikian, tata kelakuan dapat menjadi acuan agar masyarakat menyesuaikan diri dengan kelakuan yang ada serta meninggalkan perbuatan yang tidak sesuai dengan tata kelakuan.

d. Adat istiadat ( custom )

Adat istiadat adalah tata kelakuan yang telah menyatu kuat dalam pola-pola perilaku sebuah masyarakat. Oleh karena itu, pada umumnya

kelompok masyarakat atau suku memiliki norma adat yang berbeda-beda. Norma ini memiliki daya ikat yang sangat kuat. Norma adat berisi perintah dan larangan. Anggota masyarakat yang melanggar norma ini akan

mendapat sanksi adat yang berlaku.

Manusia dalam kelompok social nya, misalnya hidup bernegara, terikat pada norma-norma sebagai hasil interaksi dari manusia itu sendiri. Keterikatan kepada norma termasuk pula keterikatan untuk menghargai adanya orang lain. Jadi, jika dalam dimensi individu, muncul hak-hak dasar manusia maka dalam dimensi social ini muncul kewajiban dasar manusia. Kewajiban dasar manusia adalah menghargai hak dasar orang lain serta menaati norma-norma yang berlaku di masyarakatnya.


(12)

Berdasarkan hal di atas, maka manusia sebagai makhluk social memiliki implikasi-implikasi sebagai berikut.

a. Kesadaran akan “ ketidakberdayaan “ manusia bila seorang diri. b. Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain. c. Penghargaan akan hak-hak orang lain.

d. Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.

Keberadaannya sebagai makhluk social, menjadikan manusia melakukan peran-peran sebagai berikut.

a. Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok. b. membentuk kelompok-kelompok social.

c. Menciptakan norma-norma social sebagai pengaturan tertib kehidupan kelompok.


(1)

2.2. KARAKTERISTIK MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU Setiap insan yang dilahirkan tentunya mempunyai pribadi yang berbeda atau menjadi dirinya sendiri, sekalipun sanak kembar. Itulah uniknya manusia. Karena dengan adanya individulitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat, daya tahan yang berbeda. Kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendiri merupakan ciri yang sangat essensial dari adanya individualitas pada diri setiap insan.

Menurut Oxendine dalam (Tim Dosen TEP, 2005) bahwa perbedaan individualitas setiap insan nampak secara khusus pada aspek sebagai berikut

1. Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, kemampuan bertindak.

2. Perbedaan sosial: status ekonomi,agama, hubungan keluarga, suku. 3. Perbedaan kepribadian: watak, motif, minat dan sikap.

4. Perbedaan kecakapan atau kepandaian

2.3 KARAKTERISTIK MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:

1. Dorongan untuk makan

2. Dorongan untuk mempertahankan diri 3. Dorongan untuk melangsungkan jenis


(2)

2.4 PERANAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

2.4.1 Peranan manusia sebagai makhluk individu

Sebagai individu, manusia memiki harkat dan martabat yang mulia. Setiap manusia dilahirkan sama dengan harkat dan martabat yang sama pula. Perbedaan yang ada seperti berbeda keyakinan, tempat tinggal,ras, suku, dan golongan tidak meniadakan persamaan akan harkat dan martabat manusia.

Oleh karena itu, pengakuan dan penghargaan manusia sebagai manusia mutlak di perlukan. Pengakuan dan penghargaan itu di wujudkan dengan pengakuan akan jaminan atas hak – hak asasi manusia. Manusia memiliki hak-hak dasar yang sama yang tidak boleh di halangi oleh manusia lain. Penindasan terhadap hak-hak dasar orang lain pada dasarnya adalah merendahkan derajat kemanusiaan. Seorang individu pastilah tidak mau harkat dan martabatnya direndahkan, bahkan di injak-injak oleh individu lain.

Manusia sebagai makhluk individu berupayamerealisasikan segenap potensi dirinya, baik potensi jasmani maupun rohani. Jasmani atau raga adalah badan atau tubuh manusia yang bersifat kebendaan, dapat di raba, dan bersifat riil.rohani atau jiwa adalah unsur- unsur manusia yang bersifat kerohanian, tidak terwujud, tidak bisa di raba, atau ditangkap dengan indra. Unsur jiwa ini terdiri dari tiga jenis, yaitu akal, rasa, dan kehendak.

Sebagai makhluk individu, manusia berusaha memenuhi kepentingan atau mengejar kebahagiaan sendiri. Motif tindakannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang meliputi kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Penekanan pada kepentingan diri memunculkan sifat individualistic dalam diri pribadi yang bersangkutan. Di samping itu, factor pemenuhan atas kepentingan diri tersebut juga menjadikan individu akan saling bersaing untuk hal tersebut.

Berdasarkan sifat kodrat manusia sebagai individu, dapat di ketahui bahwa manusia memiliki harkat dan martabat, manusia memiliki hak-hak dasar, setiap manusia memiliki potensi diri yang khas, dan setiap manusia memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dirinya.


(3)

Dengan uraian di atas, manusia sebagai makhluk individu berperan untuk mewujudkan hal-hal tersebut. Manusia sebagai individu akan berusaha :

a. Menjaga dan mempertahan harkat dan martabatnya.

b. Mengupayakan terpenuhi hak-hak dasarnya sebagai manusia.

c. Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani. d. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya. Dalam hidup bermasyarakat, individu memberikan fungsi-fungsi positif sebagai berikut: perlu dihargainya harkat dan martabat diri seorang manusia, adanya jaminan akan hak dasar setiap manusia, dan berkembangnya potensi – potensi diri yang kreatif dan inovatif tidak jarang di temui dalam masyarakat ada seseorang yang memiliki potensi baik yang dengan potensi itulah ia mampu menggerakkan masyarakatnya untuk maju. Misalnya, seorang lulusan akademi pertanian mempelopori masyarakatnya dalam proyek penghijauan lahan kritis, seorang sarjana pendidikan mempelopori gerakan bebas buta aksara, atau seoarang sarjana kedokteran mempelopori gerakan penanggulangan wabah penyakit demam berdarah di daerahnya, dan lain-lain.

Namun demikian, dalam hidup kemasyarakatan , individu bisa menghasilkan fungsi-fungsi negatif. Misalnya, unsure pemenuhan kepentingan diri menjadikan orang per orang memiliki sifat individualistic dan egois.orang tidak mau lagi membantu, bersimpati,atau berempati terhadap orang lain karena yang di pentingkan kebutuhan diri. Di samping itu, peraingan yang terjdi dapat menjurus pada persaingan yang tidak sehat. Akibatnya, masyarakat akan tidak tertib, penuh persaingan, perseteruan, dan pemaksaan masing-masing kehendak.

2.4.2 Peranan manusia sebagai makhluk social

Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat social. Artinya, manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Fakta ini memberikan kesadaran akan “ketidakberdayaan” manusia dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.

Kebutuhan akan orang lain dan interaksi social membentuk kehidupan berkelompok pada manusia. Berbagai tipe kelompok social tumbuh seiring dengan kebutuhan manusia untuk saling berinteraksi.


(4)

Dalam berbagai kelompok social ini, manusia membutuhkan norma-norma pengaturannya. Terdapat norma-norma social sebagai patokan untuk bertingkah laku bagi manuusia di kelompoknya. Norma-norma tersebut ialah

a. norma agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dari tuhan yang di peruntukkan bagi umat-Nya. Norma agama berisi perintah agar di patuhi dan larangan agar di jauhi umat beragama. Norma agama ada dalam ajaran – ajaran Agama.

b. Norma kesusilaan atau moral, yaitu norma yang bersumber dari hati nurani manusia untuk mengajak pada kebaikan dan menjauhi keburukan.norma moral bertujuan agar manusia berbuat baik secara moral. Orang yang berkelakuan baik adalah orang yang bermoral, sedangkan yang berkelakuan buruk adalah tidak bermoral atau amoral.

c. Norma kesopanan atau adat adalah norma yang bersumber dari masyarakat dan berlaku terbatas pada lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Norma ini dimaksudkan untuk menciptakan keharmonisan hubungan antarsesama. d. Norma hukum, yaitu norma yang dibuat masyarakat secara resmi (negera)

yang pemberlakuannya dapat dipaksakan. Norma hokum di muat dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang bersifat tertulis.

Selain itu, norma dapat dibedakan pula menjadi empat macam berdasarkan kekuatan berlakunya di masyarakat. Ada norma yang daya ikatnya sangat kuat,sedang, dan ada pula norma yang daya ikatnya sangat lemah. Keempat jenis norma tersebut adalah cara ( usage), kebiasaan (folk-ways), tata kelakuan ( mores), dan adat istiadat ( custom).

a. Cara (usage)

Cara adalah bentuk kegiatan manusia yang daya ikatnya sangat lemah. Norma ini lebih menonjol dalam hubungan antarindividu atau

antarperorangan. Pelanggaan terhadap norma ini tidak mengakibatkan hukuman yang berat, tetapi sekedar celaan. Contohnya cara makan, ada yang makan sambil berdiri dan ada yang makan sambil duduk. Cara kedua mungkin dianggap lebih pantas dari cara pertama.


(5)

b. Kebiasaan ( folkways)

Kebiasaan adalah kegiatan atau perbuatan yang di ulsng-ulang dalam bentuk yang oleh orang banyak karena disukai. Norma ini lebih kuat daya ikatnya dahripada norma cara. Contohnya, kebiasaan member salam bila bertemu.

c. Tata kelakuan ( mores )

Tata kelakuan adalah kebiasaan yang dianggap sebagai norma pengatur. Sifat norma ini di satu sisi sebagai pemaksa suatu perbuatan dan di sisi lain sebagai suatu larangan. Dengan demikian, tata kelakuan dapat menjadi acuan agar masyarakat menyesuaikan diri dengan kelakuan yang ada serta meninggalkan perbuatan yang tidak sesuai dengan tata kelakuan.

d. Adat istiadat ( custom )

Adat istiadat adalah tata kelakuan yang telah menyatu kuat dalam pola-pola perilaku sebuah masyarakat. Oleh karena itu, pada umumnya

kelompok masyarakat atau suku memiliki norma adat yang berbeda-beda. Norma ini memiliki daya ikat yang sangat kuat. Norma adat berisi perintah dan larangan. Anggota masyarakat yang melanggar norma ini akan

mendapat sanksi adat yang berlaku.

Manusia dalam kelompok social nya, misalnya hidup bernegara, terikat pada norma-norma sebagai hasil interaksi dari manusia itu sendiri. Keterikatan kepada norma termasuk pula keterikatan untuk menghargai adanya orang lain. Jadi, jika dalam dimensi individu, muncul hak-hak dasar manusia maka dalam dimensi social ini muncul kewajiban dasar manusia. Kewajiban dasar manusia adalah menghargai hak dasar orang lain serta menaati norma-norma yang berlaku di masyarakatnya.


(6)

Berdasarkan hal di atas, maka manusia sebagai makhluk social memiliki implikasi-implikasi sebagai berikut.

a. Kesadaran akan “ ketidakberdayaan “ manusia bila seorang diri. b. Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain. c. Penghargaan akan hak-hak orang lain.

d. Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.

Keberadaannya sebagai makhluk social, menjadikan manusia melakukan peran-peran sebagai berikut.

a. Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok. b. membentuk kelompok-kelompok social.

c. Menciptakan norma-norma social sebagai pengaturan tertib kehidupan kelompok.