Limbah Cair Karakteristik Limbah Sawit 1. Limbah Padat

Karena itu setiap parameter harus tersedia nilainya sebelum masuk sistem pengolahan dan setelah limbah keluar sistem pengolahan harus ditetapkan nilai-nilai parameter yang harus di capai. Artinya harus diungkapkan kualitas limbah sebelum dan sesudah limbah diolah dan ditentukan apakah limbah tersebut memenuhi syarat baku mutu atau tidak Ginting, 2007 . Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP- 51MENLH101995, Baku mutu limbah cair industri adalah batas maksimum limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke sungai. 2.4. Karakteristik Limbah Sawit 2.4.1. Limbah Padat Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik pengolah kelapa sawit ialah tandan kosong, serat dan tempurung. Limbah padat tandan kosong kadang-kadang mengandung buah tidak lepas di antara celah-celah ulir di bagian dalam. Kejadian ini terjadi, bila perebusan dan bantingan yang tidak sempurna sehingga pelepasan buah sangat sulit. Serat yang merupakan hasil pemisahan dari fibre cyclone mempunyai kandungan cangkang, minyak, inti. Kandungan tersebut tergantung pada proses ekstraksi di screw press dan pemisahan pada fibre cyclone. Tempurung yang dihasilkan dari kernel plant yaitu shell separator masih mengandung biji bulat dan inti sawit Naibaho, 1996.

2.4.2. Limbah Cair

Limbah cair yang dihasilkan pabrik pengolahan kelapa sawit ialah air drab, air kondensat, air cucian pabrik, air hydrocyclone dan sebagainya. Jumlah air buangan tergantung pada sistem pengolahan, kapasitas olah dan keadaan peralatan klarifikasi. Universitas Sumatera Utara Menurut pengamatan dari beberapa pabrik kelapa sawit dapat dikatakan bahwa limbah sawit yang di buang langsung ke sungai akan mempengaruhi kualitas air Naibaho, 1996. Pada dasarnya limbah cair tidak memberi efek pencemaran sepanjang kandungan dalam air tidak membawa senyawa-senyawa yang membahayakan ataupun bahan-bahan endapan. Limbah cair di jumpai pada industri yang menggunakan air dalam proses produksinya. Mulai dari pra pengelolaan bahan baku, seperti pencucian sampai pada produksi akhir menghasilkan limbah cair. Limbah cair ini tidak hanya bersumber dari air masuk melainkan air itu sendiri sudah ada dalam bahan baku dan harus dikeluarkan Ginting, 2007 Air merupakan salah satu media yang efektif untuk membawa limbah yang dapat mencemari lingkungan. Air digunakan sebagai bahan penolong, sehingga dalam air terdapat kandungan bahan organik dan anorganik yang berbahaya ataupun beracun. Pabrik-pabrik kimia organik maupun anorganik yang menghasilkan buangan cair mengandung salah satunya minyak dan lemak Ginting,2007 Limbah cair yang keluar berwarna kotor pada saat penyaringan minyak, mengandung minyak dari panas. Limbah ini perlu di saring untuk mendapatkan sisa lemak, melalui sistem saringan penangkap minyak yang terdiri dari beberapa bak kecil berhubungan satu dengan yang lain. Limbah mengalir dari dasar bak dan minyak tertahan di atas permukaan. Lemak ini makin lama makin tebal dan kemudian di pompa ke tempat penampungan Ginting, 2007. Persoalan penting dalam limbah cair adalah bagaimana perusahaan industri mengolah limbahnya sebelum dilakukan pembuangan dan kemana hasil olahan tersebut di buang. Setelah adanya peraturan dan ketentuan tentang pengendalian pencemaran maka perusahaan industri diwajibkan membuat instalasi pengolahan limbah. Setiap Universitas Sumatera Utara limbah yang telah memenuhi syarat tidak ada lagi alasan untuk menolak pembuangan limbahnya ke tempat badan penerima. Sekalipun demikian ada limbah yang memenuhi syarat padahal limbah yang dihasilkan terlihat keruh atau berwarna. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa limbah tersebut berada dalam ambang batas Ginting, 2007.

2.5. Pengolahan limbah