Analisis Profil Peternak Terhadap Pendapat Dalam Usaha Ternak Kambing di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai

(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

ANALISIS PROFIL PETERNAK TERHADAP PENDAPATAN DALAM USAHA TERNAK KAMBING DI KECAMATAN SEI RAMPAH

KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Oleh :

MANGATUR RAJAGUKGUK 110306066

DAFTAR PERTANYAAN

A. IDENTITAS PETERNAK

1. Nama :………

2. Umur :………tahun

3. Jenis Kelamin : Laki - Laki Wanita

4. Pendidikan Terakhir : SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi

5. Status : Kawin/Belum Kawin

6. Alamat : ………

Kecamatan :……….

Desa :………...

7. Jumlah Anggota Keluarga :

B. KARAKTERISTIK PETERNAK

8. Sudah berapa lamakah beternak kambing ?...Bln/tahun 9. Berapakah jumlah kambing yang dipelihara ?...ekor .

pejantan pertahun...ekor Anakan pejantan pertahun ...ekor


(2)

Indukan pertahun...ekor Anakan betina pertahun...ekor Dara betina...ekor Dara jantan...ekor

10. Bagaimana sistem pemeliharaan ternak kambing Bapak/Ibu? Intensif Semi intensif Ekstensif

11. Pernahkah Bapak/Ibu mengikuti kursus/pelatihan /magang mengenai pemeliharaan kambing?

1 kali 2 kali 3 kali >3 kali

C. BIAYA INVESTASI 1. Pembelian bibit awal

12. Berapakah harga bibit ternak kambing Bapak/Ibu?

pejantan Rp.../ekor. Anakan pejantan Rp... /ekor. Indukan Rp... /ekor. . Anakan betina pertahun Rp... /ekor. 13. berapakah jumlah ternak kambing Bapak/Ibu?

pejantan :.../ekor. Anakan pejantan :... /ekor. Indukan :... /ekor. . Anakan betina pertahun :... /ekor. 2. Kandang

14.Berapakah biaya kandang yang dikeluarkan untuk beternak kambing? Rp………….

15.Berapakah biaya dikeluarkan untuk membeli peralatan kandang?Rp…………


(3)

16.Berapa jumlah kandang yang bapak/Ibu punya...Buah

17.Berapakah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pencucian kandang?Rp………….

18.Apa bahan pembuatan kandang Bapak/Ibu?...

19.Tipe kandang apa yang bapak gunakan? ( leprak/panggung)

BIAYA TETAP

20. Apakah kandang sudah pernah direnovasi? (berapa kali) BIAYA TIDAK TETAP

Pakan

21. Bagaimana sistem pemberian pakan dipeternakan bapak? a. Merumput atau diberi potongan rumput

22.Berapa kalikah dalam sehari pemberian pakan pada kambing ?

a. 3 x sehari 2 x sehari 1 x sehari dan lain-lain (…)

23.Dalam pemeliharaan ternak kambing, pakan apa yang Bapak/Ibu berikan? a. Hijauan + konsentrat/ pakan tambahan Hijauan/rumput saja 24.Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pakan kambing ?

a. Hijauan + konsentrat/ pakan tambahan Rp………

b. Hijauan/rumput saja Rp………

25.Apakah Bapak/Ibu mengelola sendiri pakan yang diberikan ke ternak?

Ya Tidak

26.Pada jam berapa saja bapak memberikan pakan ke ternak? Jawab :...


(4)

27.Apa ada perbedaan perlakuan pemberian pakan antara hijauan dengan kosentrat?

Ada Tidak

28.Apakah ada penanganan terhadap sisa-sisa pakan ?

Ada Tidak

29.Apakah bapak menggunakan limbah pertanian sebagai pakan?

Ya Tidak

30.Jenis limbah apa saja yang digunakan bapak untuk pakan? Jawab :...

31.Bagaimana cara bapak untuk mendapatkan limbah tersebut? Jawab :...

32.Bagaimana caranya bapak mengolah limbah tersebut? Jawab :...

33.Adakah pakan tambahan yang diberikan keternak? a. Vitamin, mineral dan tambahan nutrisi.

34.Bagaimana cara bapak untuk menyediakan pakan sepanjang tahun? Jawab :...

35.Berapakah biaya listrik dan air selama pemeliharaan kambing? Rp……… 36.Berapakah biaya yang dikeluarkan dalam melakukan fumigasi

kandang?Rp………….

Tenaga kerja.

37. Apakah dalam beternak kambing anda menggunakan tenaga kerja?


(5)

38.Apakah saudara bapak/ibu menggunakan tenaga kerja di luar keluarga?

Ya. (TK pria …..orang) (TK wanita …..orang) (TK Anak..…Orang) Tidak

39.Apakah saudara bapak/ibu menggunakan tenaga kerja keluarga?

Ya. (TK pria …..orang) (TK wanita …..orang) (TK Anak..…Orang) Tidak

40.Berapakah jumlah tenaga kerja yang ada dipeternakan kambing anda?...orang

41.Bagaimana pemberian upah tenaga kerja?

Harian Mingguan Bulanan 42.Biaya yang yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja?

Rp…………../Hari Rp…………./Mingguan Rp…………../Bulan Biaya obat-obatan

43.Biaya obat-obatan yang dibutuhkan dalam pemeliharaan kambing ? Obat cacing Rp...

Pemacu pertumbuhan Rp... Obat-obatan Lain Rp...

44.Apa merek obat-obatan yang anda gunakan? Obat cacing ...

Pemacu pertumbuhan ... Obat-obatan Lain ... PENERIMAAN

45.Berapa penjualan ternak kambing Bapak/Ibu per tahun ...? pejantan pertahun Rp...


(6)

Indukan pertahun Rp... Anakan betina pertahun Rp...

46. Berapa banyak ternak kambing yang Bapak/Ibu jual per tahun? pejantan pertahun ... ekor

Anakan pejantan pertahun... ekor Indukan pertahun... ekor

Anakan betina pertahun... ekor 47.Penjualan kotoran ternak per tahun?... kg

...goni /thn

...beko/angkong/thn . ... pick up/thn

... truck/thn 48.Harga kotoran ternak kambing

per goni Rp...

per beko/angkong Rp... per pick up Rp...

per truck Rp...

49.Berapa hasil penjualan Urin pertahun? Rp... 50.Berapa Harga penjualan urin ternak kambing? Rp...

51.Bagaimana jalur penjualan ternak kambing yang bapak/ ibu gunakan ..

Tanda tangan peternak


(7)

Lampiran 2. Karateristik Responden dan analisis pendapatan

No. Nama

Responden Jumlah ternak (ekor) Umur peternak (tahun) Tingkat pendidikan (tahun) Pengalama n beternak (tahun) Jumlah tanggunga n keluarga (orang) Sistem pemeliha raan ternak (dummy) Pemasukan

(Rp) Pengeluaran (Rp) Pendapatan (Rp)

1 Adi Candra 25 38 12 3 1 11200000 3514333 7685667 2 Alasan 10 34 9 5 3 1 10800000 3378667 7421333 3 Amir Husin 8 37 12 4 4 1 10500000 3549667 6950333 4 Anton 8 49 12 6 3 1 13980000 3645333 10334667 5 Asli 10 46 9 5 3 1 14280000 6339000 7941000 6 Bahrum 16 51 6 4 2 1 23580000 6397500 17182500 7 Bowo 14 57 9 4 3 1 19860000 6467667 13392333 8 Brahim 25 44 9 7 2 1 30000000 10460500 19539500 9 Buamin 8 42 6 5 4 1 11000000 3595667 7404333 10 Faisah 9 50 6 4 7 1 4800000 3506833 1293167 11 Hairudin 32 31 9 2 4 2 13700000 636500 13063500 12 Hasan 21 40 9 5 4 1 23280000 8319000 14961000 13 Ino 16 38 6 6 3 1 21700000 3446000 18254000 14 Irwan Sukageni 25 40 12 7 2 1 26980000 10391833 16588167 15 Jumain 23 37 12 5 3 2 24600000 10477167 14122833 16 Jumin 8 36 6 6 3 1 22880000 3384000 19496000 17 Jumono 24 33 6 5 2 1 52300000 6245333 46054667 18 Juniadi 40 24 9 6 - 1 20460000 7880667 12579333 19 Katirin 13 50 6 6 4 1 9600000 3485000 6115000 20 Legina 9 55 6 7 5 1 6840000 3313667 3526333 21 Lela 30 38 12 15 4 1 15900000 7273333 8626667 22 Mamin 13 40 6 6 6 1 13450000 3385667 10064333 23 Marhaina 45 50 12 8 4 1 24300000 7890333 16409667 24 Mimin 22 61 6 4 2 1 21300000 3452667 17847333 25 Misinem 8 56 6 5 6 1 5200000 3645333 1554667 26 Misnan 12 54 6 10 5 1 12560000 3451667 9108333 27 Mulyadi 9 42 9 10 5 1 12700000 6379667 6320333 28 Natiman 6 37 12 5 5 1 24720000 6290667 18429333 29 Neksum 20 45 12 5 3 1 20980000 8484000 12496000 30 Nirzur 25 44 12 7 2 1 26300000 6623000 19677000 31 Nuryani 10 50 6 25 5 1 8800000 3370000 5430000 32 Nuzul 7 25 9 7 2 1 11500000 6307667 5192333 33 Priodi 12 63 6 2 5 2 9600000 488667 9111333 34 Puriadi 15 35 6 5 1 1 20400000 6374667 14025333


(8)

35 Rahmat

Harahap 45 43 12 10 5 2 27600000 1115333 26484667 36 Ramlan 17 42 6 5 4 1 25860000 6382333 19477667 37 Ramli 13 59 6 5 2 1 19440000 1550667 17889333 38 Riaman 15 41 12 7 4 1 27780000 8409000 19371000 39 Risnam 7 32 12 3 4 1 9540000 3361333 6178667 40 Rudi Sugianto 5 29 12 5 4 1 25600000 3579000 22021000 41 Saji 11 44 12 3 2 1 19380000 367667 19012333 42 Sapian 15 50 9 5 2 1 12180000 3385667 8794333 43 Satani 21 36 9 5 3 1 23880000 8305667 15574333 44 Satiamin 13 37 12 5 2 1 19100000 1562333 17537667 45 Siti Halima 15 48 6 3 5 1 11400000 3382000 8018000 46 Sri 16 39 9 5 3 1 17660000 6327667 11332333 47 Suari 16 49 9 3 2 1 27540000 8294000 19246000 48 Sudarman 15 60 6 5 2 1 11000000 3282000 7718000 49 Suhardi 9 42 6 2 6 1 11800000 3346333 8453667 50 Sumardi 22 67 6 3 6 1 20520000 6579667 13940333 51 Sumarman 17 60 9 5 2 1 27020000 6319833 20700167 52 Sumarni 17 43 9 6 4 1 9000000 3270333 5729667 53 Suryanto 32 38 6 2 3 2 18200000 675667 17524333 54 Syahrum 43 54 6 4 5 1 51600000 8059000 43541000 55 Tarmin 14 24 12 8 3 1 65600000 3442000 62158000 56 Wagi Sugianto 17 54 6 2 4 2 7400000 545000 6855000 57 Wagini 24 46 6 20 6 1 11500000 6552667 4947333 58 Wahyudi 20 43 6 15 3 1 40000000 6197333 33802667 59 Wisman 11 53 12 2 2 1 10200000 3249333 6950667 60 Yusmanto 14 42 12 5 3 1 10000000 3487667 6512333

Total

1042 2647 519 356 210 66

116085000

0 292881167

867968833 Rataan 17,4 44,1 8,7 6,0 3,6 1,1 19347500,


(9)

Lampiran 3. Analisis Regresi dengan menggunakan SPSS

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.172E17 6 1.195E17 1089.209 .000a

Residual 5.816E15 53 1.097E14

Total 7.230E17 59

a. Predictors: (Constant), Sistempemeliharaanternak(dummy), Pengalamanbeternak(tahun), Jumlahternak(ekor), Jumlahtangguangankeluarga (orang), Tingkat pendidikan(tahun), Umur peternak(tahun)

b. Dependent Variable: Pendapatan(Rp)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 282155.077 1400981.982 .201 .841

Jumlahternak(ekor) 497242.395 168798.596 .596 2.946 .005

Umur peternak(tahun) 30356.736 108893.123 .092 .279 .782

Tingkat

pendidikan(tahun)

739373.769 428838.098 .440 1.724 .091

Pengalamanbeternak(tah un)

2043.571 339913.942 .001 .006 .995

Jumlahtangguangankelua rga (orang)

-778652.099 1049150.335 -.188 -.742 .461

Sistempemeliharaanterna k(dummy)

723662.277 4641975.824 .055 .156 .877

a. Dependent Variable: Pendapatan(Rp)

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Sistempemeliharaanternak(du

mmy), Pengalamanbeternak(tahun), Jumlahternak(ekor), Jumlahtangguangankeluarga (orang), Tingkat pendidikan(tahun), Umur peternak(tahun)a . Enter

a. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .996a .992 .991 1.0475621E7

a. Predictors: (Constant), Sistempemeliharaanternak(dummy), Pengalamanbeternak(tahun), Jumlahternak(ekor),

Jumlahtangguangankeluarga (orang), Tingkat pendidikan(tahun), Umur peternak(tahun)


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. H, 2003. Sosiologi Pendidikan. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta. Anwar, A. K. 2010. Pembinaan Usaha Budidaya Ikan Bandeng Air Tawar Melalui

Pemberdayaan Kelompok Di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Warta Penyuluhan PPS Bitung.

Aritonang, D, 1993. Perencanaan dan Pengelolaaan Usaha. Penebar Swadaya. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Serdang Bedagai, 2014.

Batubara, L.P., S. Karokaro and S. Elieser 1996. Integration of sheep in oil palm plantation in North Sumatra, Indonesia. Proceedings of the first international symposium on the livestock to oil palm production (MSAP), September 1996.

Berg, R.T, dan Butterfield. R.M, 1976. New Conceps of Cattle Growth. Sydney University Press. Sydney.

Blakely, J. dan D.H. Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Edisi IV. Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Boediono, 1998. Ekonomi Mikro. Seri Sinopsi Pengantar Ilmu Ekonomi No. 1BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.

Chamdi, A.N, 2003. Kajian Profil Sosial Ekonomi Usaha Kambing Di Kecamatan Krendenan Kabupaten Grobongan. Prosiding Seminar Nasional Reknologi Peternakan dan Vateriner. Bogor 20-30 September 2003. Bogor. Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian.

Danie, Ir. Moehar, 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. PT. Bumi Aksara, jakarta.

Devendra, C. dan M. Burns. 1994. Prodiksi Kambing di Daerah Tropis. Terjemahan DK Harya Putra. Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Djalal Nachrowi dan Usman Harsius. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometri Edisi I. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Hartono, B. 2009. Analisis ekonomi rumahtangga peternak sapi potong di kec. damsol, kabupaten donggala, propinsi sulawesi tengah. Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.


(11)

Hartini, dkk, 2013. pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat pendapatan masyarakat peternak sapi perah di desa sukorame kecamatan musuk kabupaten boyolali. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Hasyim, H. 2006. Analisis Hubungan Karakteristik Petani Kopi Terhadap Pendapatan (Studi kasus : Desa Dolok Saribu Kecamatan Paguran Kabupaten Tapanuli Utara). Jurnal Komunikasi Penelitian. Volume 18 (1) 2006

Hernanto, F. 1996. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

Kay, R.D, dan Edward, W. M, 1994. Farm Management. Third Edition. Mc.Graw Hill. Inc. Singapore.

Kurniawati, nuning (2008). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Perempuaan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga Miskin di Kelurahan Penatih Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar

Mubyarto, 1991. Pengantar Ilmu Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Mukarom A. 2009. Analisis Persepsi Petani Terhadap Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor). Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB, Bogor. (Skripsi).

Murtidjo, BA. 1995. Memelihara Kambing Sebagai Ternak Potong dan Perah, Kanisius, Yogyakarta.

Murwanto, A.G. 2008. Karakteristik Peternak dan Tingkat Masukan Teknologi Peternakan Sapi Potong di Lembah Prafi Kabupaten Manokwari. Jurnal Ilmu Peternakan, Juni 2008. Staf Pengajar Jurusan Produksi Ternak FPPK UNIPA

Parwati, I. A. P. 2003. Pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usaha ternak kambing dengan laserpunktur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali.

Salihin, 2014. Analisis Pendapatan Usaha Ternak Kambing dan Tataniaganya di Curup Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu,

Sari, Ida Ayu Dewi Purnama. 2010. Analisi Pengaruh Umur, Status Perkawinan dan Pendidikan Terhadap Pendapatan Perempunan Sektor Informal Di


(12)

Desa Tegal Jana Kecamatan Marga Kabupaten Tabana. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar

Singarimbun and Effendi, 1981. Metode penelitian survai.

Simamora, B. 2002. Panduan Riset Prilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Soeharjo dan Patong, 1973. Sendi-Sendi Pokok Usaha Tani. Departemen Ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor . Soekardono. 2005. Kontribusi Usaha Ternak Sapi Terhadap Pendapatan dan

Distribusi Pendapatan Petani di Daerah Persawahan Irigasi di Desa Sukowiyono, Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi. Buletin Peternakan, Vol 29 (4), 2005.

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Suherman, D. 2001. Hubungan fungsional antara konsumsi energi (TDN), umur,

dan bobot badan dengan produksi susu pada berbagai skala usaha peternakan sapi perah rakyat. Prosiding Seminar Nasional pengolahan Sumber Daya Alam untuk mencapai produktivitas optimum berkelanjutan. Bandar lampung 26-27 juni 2001. Hlm 175-177

Suherman, D. 2006. Pendapatan dan pencurahan tenaga kerja keluarga pada berbagai skala usaha peternakan rakyat di kecamatan sukaraja bengkulu selatan.

Sundari dan K. Efendi. 2010. Analisis pendapatan dan kelayakan usaha peternak kambing peranakan etawah di kecamatan girimulyo kabupaten kulonprogo. Jurnal AgriSains Vol.1 No.1, Maret 2010. Dosen, Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Alumni Prodi Produksi Ternak UMBY

Sumarwan, U. 2004. Prilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. PT. Ghalia Indonesia. Bogor.

Sumoprastowo, C. D.A, 1994. Beternak Kambing Yang Berhasil. PT. Bhratara Niaga Media, Jakarta.

Suparman. 2007. Beternak Kambing. Azka Press. Jakarta.

Suryanto B, 2007. Analisis komparasi pendapatan usaha ternak kambing peranakan ettawah (PE) di desa sambongrejo kecamatan sambong kabupaten blora. Journal of Animal Agricultural Socio-economics : 3 (1) January, 2007 Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Trihastono, H.dkk. 2013. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan dan Efisiensi Uaha Peternak Kelinci di Kabupaten Banyumas. Jurnal


(13)

Ilmiah Peternakan 1(1):25 -30, April 2013. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Widjaja, K, 1999. Analisis Pengambilan Kepuusan Usaha Produksi Peternakan, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. IPB. Bogor.

Williamson, G dan Payne, W. J. A. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Edisi ke-3, Gadjah Mada University Press. Hal 547-578.

Wirartha, I. M, 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Zulfanita, 2008. kajian analisis usaha ternak kambing di desa lubangsampang kecamatan pituruh kabupaten purworejo. Staf Pengajar Fakultas PertanianUniversitas Muhammadiyah, Purworejo


(14)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2015 di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam pengambilan data penelitian adalah metode survey, yaitu pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang baik terhadap suatu persoalan tertentu di dalam daerah atau lokasi tertentu, atau studi ekstensif yang dipolakan untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan (Daniel. M, 2002). Teknik penarikan responden yang digunakan adalah:

• Pada tahap pertama pemilihan 3 buah desa dari beberapa desa yang ada di Kecamatan Sei Rampah dengan metode penarikan responden secara Proportional Stratified Random Sampling (Singarimbun, 1981), yaitu desa yang populasi ternak tertinggi, desa yang populasinya sedang dan desa yang populasinya jarang. Dimana penentuan populasi ternak kambing tersebut ditentukan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai dipilih 3 desa yaitu,

Desa yang populasi ternaknya padat adalah Cempedak Lombang Desa yang populasi ternaknya sedang adalah Sei Parit

Desa yang populasi ternaknya jarang adalah Firdaus Estate

• Pemilihan responden secara acak sederhana, diambil masing-masing 30% dari seluruh peternak dari setiap desa sampel. Wirartha (2006),


(15)

menyatakan bahwa untuk penelitian yang menggunakan data statistik ukuran sampel paling kecil 30% sudah dapat mewakili populasi.

Metode pengumpulan data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data skunder

- Data primer diperoleh langsung dari monitoring responden terhadap kegiatan usaha ternak kambing melalui wawancara dan pengisian daftar kuisioner ( terlampir ).

- Data sekunder diperoleh dari bagian instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik Serdang Bedagai, Kantor Kecamatan Sei Rampah, Kantor Kepala Desa Cempedak Lobang, Kantor Kepala Desa Sei Parit dan Kantor Kepala Desa Firdaus Estate di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari wawancara di lapangan diolah dan ditabulasi kemudian dibuat rataannya. Kemudian data rataan dimasukan kedalam neraca keuangan masing-masing peternak dan diambil rataan pendapatan peternak.

Kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode analisis pendapatan dan analisis regresi linier berganda dengan rumus sebagai berikut:

• Analisis pendapatan

Pd = TR – TC Dimana :


(16)

kambing (rupiah/tahun)

TR : adalah total revenue atau penerimaan yang diperoleh peternak kambing (rupiah/tahun)

TC : adalah biaya yang dikeluarkan peternak kambing (rupiah/tahun)

Jumlah pendapatan ditabulasi secara sederhana, yaitu dengan menghitung pendapatan peternak pada suatu usaha beternak kambing terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dapat dilihat dengan menggunakan model pendekatan Teknik ekonometri dengan menggunakan analisis regresi linier berganda [ alat bantu software statistik package for sosial sciences (SPSS 17)]. Menurut Djalal dan Usman (2002), model pendugaan yang digunakan :

Ỷ = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + µ Keterangan :

Ỷ : Pendapatan peternak (Ỷ : topi) yang dipengaruhi berbagai faktor : dalam memelihara ternak kambing (Rupiah) a : Koefisien intercept (Konstanta)

b1b2b3 : Koefisien regresi

X1 : Skala Usaha (Jumlah Ternak) X2 : Umur peternak (Tahun) X3 : Tingkat pendidikan (Tahun) X4 : Pengalaman Beternak (Tahun) X5 : Jumlah tanggungan keluarga (Orang)

X6 : Sistem pemeliharaan ternak (Variabel Dummy) µ : variabel lain yang tidak diteliti


(17)

Karakteristik sosial ekonomi peternak penelitian ini meliputi : a. Profil peternak

1. Skala usaha adalah jumlah ternak kambing yang dipelihara (Tahun) 2. Umur/usia peternak (tahun)

3. Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal (SD, SMP, SMA, Perguruaan tinggi) atau informal (tahun)

4. Pengalaman beternak adalah lamanya peternak dalam melakukan usaha beternak kambing (tahun)

5. Jumlah tanggungan keluarga (Orang)

6. Sistem pemeliharaan adalah cara pemeliharaan kambing dengan cara ekstensif, semi-intensif atau intensif.

b. pendapatan peternak

1. Penerimaan adalah jumlah yang diterima peternak yang berasal dari penjualan ternak maupun kotoran ternak (Rp)

2. Pengeluaran adalah suatu biaya yang dikeluarkan peternak meliputi bibit, biaya pakan, obat-obatan dan lain sebagainya.

3. Pendapatan adalah selisih penerimaan dengan pengeluaran selama pemeliharaan ternak kambing (dalam kurun waktu tertentu misalnya 1 tahun).


(18)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Usaha Peternakan Kambing Potong Rakyat Di Kecamatan Sei Rampah Jenis kambing potong yang di pelihara peternak responden 90 % PE (Peranakan Etawa) dan 10 % jenis kambing lainnya. Pemeliharaan kambing potong di Desa Cempedak Lombang dan Desa Firdaus Estate Kecamatan Sei Rampah yang dilakukan dengan cara sistem pemeliharaan intensif yakni ternak sepajang hari dikandangkan tanpa pengembalaan dengan di berikan pakan hijauan dan kosentrat. Hijauan di peroleh dari areal pertanian dan perkebunan dengan cara dipotong dengan alat pemotong rumput. Sedangkan pemeliharaan kambing potong di Desa Sei Parit Kecamatan Sei Rampah dilakukan dengan cara semi-intensif yaitu kegiatan pemeliharaan ternak dengan sistem pengembalaan yang dilakukan secara teratur, ternak dikandangkan dan siang hari dilepas atau diangon kelebihan dari sistem pemeliharaan ini kesempatan untuk ternak kawin lebih besar di bandingkan intensif.

Manajemen Pemeliharaan Yang dilakukan

Sistem pemeliharaan secara intensif memerlukan pengandangan terus menerus atau tanpa penggembalaan, sistem ini dapat mengontrol dari faktor lingkungan yang tidak baik. Pada sistem pemeliharaan intensif ternak hanya didalam kandang diberi makan dan tidak dikeluarkan peternak hanya mengambil atau mengarit rumput untuk diberikan kepada ternaknya.

Perkandangan

Lokasi kandang umumnya berada di belakang rumah peternak itu sendiri ternak hampir setiap hari berada di dalam kandang tanpa pengembalaan.


(19)

Ketersediaan air minum di kandang di lakukan pada sore hari secara tidak ad libitum. Pembersihan kotoran kandang dilakukan setiap hari dengan menggunakan sapu lidi, cangku, skop dan kereta sorong, kemudian kotoran dikumpulkan di belakang kandang dan di jual kepada pengumpul. Sebagian peternak kotoran kambing dijadikan sebagai kompos sehingga dapat dimanfaatkan peternak untuk tanaman pertaniaan dan perkebunan, sehingga peternak tidak lagi membeli kompos untuk tanamanya. Pada umumnya peternak tidak melakukan penyemprotan desinfektan pada kandangnya yang bertujuan untuk membunuh kuman-kuman pembawa penyakit.

Kandang selalu dibersihkan setiap hari yaitu pada pagi hari sebelum diberikannya makanan ternak. Kebersihan kandang sangat penting dalam produktivitas ternak. Beberapa yang harus diperhatikan adalah kebersiham lantai kandang. Kebersihan ini dilakukan dengan membersihkan lantai kandang dari kotoran-kotoran ternak serta lantai kandang dijaga agar selalu kering dan tidak lembab dengan tujuan untuk menjaga ternak tidak mudah terserang penyakit dan untuk menekan berkembangnya bibit penyakit di sekitar kandang.

Pemberian pakan

Pemberihan hijauan pada ternak kambing potong di Desa Cempedak Lombang dan Desa Firdaus Estate Kecamatan Sei Rampah dilakukan pada pukul 09.00 WIB. Tujuan diberikan hijauan terlalu kesiangan adalah untuk menghindari hijauan yang masih banyak mengandung embun yang dapat mengakibatkan kembung (timpani) pada ternak kambing. Sedangkan pemberian pakan tambahan (konsentrat) pada pukul 12.00 WIB. dilakukan pemberian pakan tambahan (konsentrat) pada pukul 12.00 WIB siang lebih efektif dibandingkan pemberian di


(20)

bawah pukul 12.00 WIB siang . Kemudiaan hijaun diberikan lagi pada pukul 17.00 WIB. Sedangkan di Desa Sei Parit Kecamatan Sei Rampah ternak digembalakan secara bersama. Biasanya ternak mulai digembalakan di padang penggembalaan pada pukul 14.00 WIB.

Pengendalian Penyakit

Penyakit yang sering menyerang ternak kambing potong seperti demam, cacingan, pneumonia, kembung, pilek dan scabies. Dalam penanganan penyakit peternak juga menggunakan jasa mantri dalam pengobatan ternaknya tetapi tidak sesering mungkin hanya apabila penyakit tersebut telah diobatin sebelumnya tetapi sulit untuk disembuhkan sehingga diperlukan jasa mantri dalam penanganannya.

Ternak yang mengalami mencret, diobati dengan cara diberi larutan garam dan gula masing-masing 10 gram dengan air ± 2,5 liter, atau diberikan larutan oralit atau tablet karbon aktif (norit) sebanyak 2 tablet, juga dapat menggunakan daun jambu biji yang sudah ditumbuk.

Kambing yang terserang kudis diobati dengan menyuntikkan Ivomic ± 2 ml dibawah kulit. Pengobatan pada kambing yang cacingan dilakukan dengan beberapa cara antara lain diberi obat cacing jenis Albendazole sebanyak 5 ml secara oral.

Pengobatan untuk kambing yang terserang kembung dengan cara memberikan minyak kelapa atau minyak kacang ± 100 ml, menekan perut yang kembung atau menusuknya antara tulang rusuk dan tulang panggul, mulut ternak diusahakan tetap terbuka dan ternak dalam posisi berdiri


(21)

Pemasaran Ternak Kambing Potong

Penjualan kambing potong di Kecamatan Sei Rampah yaitu dengan penjualan bobot hidup sistem kilo yaitu dengan menimbang bobot kambing potong yang akan dibeli. Penimbangan bobot tersebut dilakukan oleh si pembeli dan peternak, dan apabila telah disepakati bersama kemudian hasil penimbangan bobot kambing potong tersebut dikalikan dengan harga yang berlaku di pasar. Penjualan kambing potong banyak dilakukan peternak pada saat hari raya idul adha dan idul fitri dimana pada hari-hari besar tersebut permintaan kambing potong hidup maupun dagingnya sangat meningkat sehingga harga dipasaran juga sangat tinggi dan penerimaan yang diterima oleh peternak juga sangat besar dibandingkan dengan hari-hari biasa. Penjualan Kambing potong dilakukan dengan menggunakan jasa agen kambing potong yaitu peternak menjualkan kambingya ke agen untuk dijualkan ke daerah lain dan adapun keuntungan dalam penjualan ke agen yaitu dapat memperkecil resiko yang diterima peternak di dalam penjualan atau pun pendistribusian kambing potong. Untuk distribusi dari penjualan kambing potong dilakukan di Kecamatan yang terdekat seperti Kecamatan Sei Bamban dan Kota Tebing Tinggi.

Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam pelnelitian ini meliputi karakteristik sosial dan ekonomi. Karakteristik sosial peternak yang dianalisis meliputi skala usaha, umur peternak, tingkat pendidikan, pengalaman peternak, jumlah tanggungan keluarga dan sistem pemeliharaan ternak. Sedangkan karakteristik ekonomi


(22)

responden yang dianalisis meliputi total penerimaan dari hasil ternak, total pengeluaran usaha ternak dan pendapatan bersih usaha.

Skala Usaha

Peternak di Kecamatan Sei Rampah memiliki ternak kambing antara 5 sampai 45 ekor dan dibagi dalam 3 Skala yaitu Skala I, Skala II, dan Skala III. Kepemilikan ternak kambing potong berdasarkan Skala di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Kepemilikan jumlah ternak kambing potong

No. Skala usaha Frekuensi ( orang) Persentase (%) 1.

2. 3.

5 - 18 Ekor 19 – 32 Ekor 33 – 46 Ekor

40 16 4

66,7 26,7 6,7

Total 60 100%

Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah, 2015

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar peternak melakukan usaha Skala I yaitu sebesar 40 orang peternak, hal ini disebabkan karena keterbatasan modal dan lahan yang dimiliki.

Umur Responden

Umur seorang peternak berpengaruh terhadap kerja, sebab umur erat kaitannya dengan kemampuan kerja serta pola pikir dalam menentukan corak dan bentuk serta pola manajemen yang diterapkan dalam usaha. Berdasarkan hal inilah, maka peranan tingkatan umur bagi peternak tidak dapat diabaikan. Klasifikasi umur responden pada peternak kambing potong di Kecamatan Sei Rampah dapat dilihat pada Tabel 4.


(23)

Tabel 4.Umur peternak kambing potong di Kecamatan Sei Rampah.

No Umur (Tahun) Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1. 2. 3. 4..

24 – 34 35 – 45 46– 56 57 – 67

8 28 17 7 13,3 46,7 28,3 11,7

Total 60 100%

Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah, 2015

Dalam tabel 4. Umur peternak menyebar antara 24 sampai 67 tahun dengan rataan 44 tahun. Adapun jumlah tertinggi adalah responden dengan tingkat umur 35 sampai dengan 45 tahun yaitu sebanyak 28 orang dan terendah dengan responden dengan tingkat umur yaitu 57 tahun sampai dengan 67 tahun yaitu sebanyak 7 orang. Dengan melihat komposisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa responden masih berada dalam kategori umur produktif (25 sampai 45 tahun), sehingga kemampuan untuk bekerja dan mengelola usaha ternak masih besar.

Tingkat Pendidikan

Dalam sebuah usaha semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atas usahanya dan memiliki daya analisis yang tinggi terhadap peluang-peluang yang ada disekitarnya untuk peningkatan usahanya. Klasifikasi responden berdasarkan kategori tingkat pendidikan formal dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Tingkat Pendidikan peternak kambing potong

No Tingkat Pendidikan Frekuensi (Orang) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. Tidak Sekolah SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat S1 - 26 15 19 - - 43,3 25 31,7 -

Total 60 100%


(24)

Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa klasifikasi responden berdasarkan tingkat pendidikan yang terdiri dari SD, SMP, SMA dan S1. Adapun jumlah responden terbanyak yaitu tingkat pendidikan SD sebanyak 26 orang, sedangkan jumlah responden terkecil yaitu SMP sebanyak 15 orang. Tingkat pendidikan peternak kambing menyebar antar 6 sampai 12 tahun dengan rataan 8,7 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden rata-rata sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP), sehingga tingkat pendidikan responden di golongkan menengah. Pendidikan non formal di daerah penelitian yang khususnya mengenai usaha ternak kambing potong tidak begitu berjalan dengan baik.

Pengalaman beternak

Setiap orang memiliki faktor latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda. Pengalaman diperoleh dari pendidikan sehingga kita harus berusaha meningkatkan pengalaman untuk memecahkan masalah. Klasifikasi responden berdasarkan kategori pengalaman beternak kambing dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Pengalaman beternak kambing potong.

No. Pengalaman Beeternak Frekuensi (orang) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 1- 5 6-10 11-15 16-20 21-25 37 18 3 1 1 61,7 30 5 1,7 1,7

Total 60 100%

Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah, 2015.

Pengalaman beternak kambing potong menyebar antara 5-25 tahun dengan rataan 6 tahun. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat pengalaman beternak sudah relatif lama, tetapi kurang menguasai tentang teknik pengelolaan usaha ternaknya.


(25)

Jumlah tanggungan keluarga dalam suatu rumah tangga adalah tanggungan keluarga yang terdiri dari kepala rumah tangga, istri dan anak serta anggota keluarga lainnya yang menjadi tanggungan dari kepala keluarga. Klasifikasi responden berdasarkan kategori pengalaman beternak kambing dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Tanggungan keluarga responden. No. Tanggungan

Keluarga

Frekuensi (orang)

Persentase (%) 1.

2. 3

0-2 3-5 6-8

17 37 6

28,3 61,7 10

Total 60 100%

Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah, 2015.

Jumlah tanggungan keluarga responden menyebar antara 0-7 orang dengan rataan 4 orang dalam keluarga. Jumlah anggota keluarga yang banyak akan berpengaruh terhadap usaha ternak kambing. Hal ini akan memberikan dampak bahwa pekerja upah dapat dikurangi. Dengan demikian keuntungan yang diterima dari usaha ternak kambing dapat ditingkatkan. Namun, tidak semua anggota keluarga membantu usaha ternak kambing karena dengan alasan anaknya sekolah, sudah menikah, atau anaknya jadi pekerja pada orang lain.

Total Biaya Produksi Pada Usaha Ternak Kambing

Total biaya produksi pada usaha ternak kambing merupakan biaya investasi atau biaya tetap yakni biaya penyusutan (kandang, peralatan, dan perlengkapan) dan biaya variabel meliputi biaya bahan pakan, biaya upah/tenaga kerja dan obat-obatan dihitung pertahun.


(26)

Tabel 8. Rata-rata biaya produksi usaha ternak kambing potong di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai

Desa

Skalah Usaha (Rp)

Total Biaya Produksi Jumlah (Rp) Biaya Tetap

(Rp) Biaya Variabel (Rp) I

5-18 ekor 845.000 6.004.000 6.834.000

19-32 ekor - - - >33 ekor - - -

Rataan 422.500 3.002.000 3.424.500

II 5-18 ekor 19-32 ekor 364.667 829.500 124.000 352.000 1.181.500 488.667

>33 ekor 799.333 316.000 1.115.333

Rataan 498.375 198.000 696.375

III 5-18 ekor 15.090.167 146.972.000 162.062.167 19-32 ekor 6.878.833 90.476.000 97.354.833 >33 ekor 2.662.000 21.168.00 23.830.00

Rataan 456.130 4.789.185 5.245.315

Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa rata-rata biaya produksi usaha ternak kambing potong yang dikeluarkan oleh peternak paling tinggi dalam usaha ternak kambing pada desa III (jumlah populasi tinggi) sebesar Rp 5.245.315 per peternak/tahun, sedangkan pada desa I peternak mengeluarkan biaya rata-rata sebesar Rp 3.424.500 per peternak/tahun dan paling sedikit pada desa II (jumlah populasi Sedang) sebesar Rp 696.375 per peternak/tahun . Hal ini dikarenakan pada desa II (jumlah populasi Sedang) sebagian besar peternak memiliki jumlah ternak yang sedikit yaitu 4-14 ekor saja, sedangkan pada desa I dan desa III terdapat beberapa peternak yang memiliki jumlah ternak lebih dari 5 ekor. Namun jika dibandigkan berdasarkan skala jumlah ternak yang dimiliki menunjukkan hasil yang sama pada setiap desa yaitu peternak yang memiliki jumlah ternak yang lebih besar akan mengeluarkan biaya produksi yang lebih besar.


(27)

Penerimaan

Penerimaan usaha ternak kambing adalah seluruh hasil penjualan ternak kambing selama 1 tahun. Harga per ekor tiap tiap kambing berbeda, tergantung dari umur, bangsa, jenis kelamin, dan besar kecilnya (bobot) ternak. Adapun total penerimaan pada usaha ternak kambing potong di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Rata-rata penerimaan usaha ternak kambing potong di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai

Desa

Skalah Usaha (Rp)

Hasil Penerimaan Produksi

Jumlah (Rp) Pemjualan pupuk

kandang (Rp)

Penjualan ternak

(Rp) I

5-18 ekor 3.840.000 15.700.000 19.540.000 19-32 ekor - - - >33 ekor - - -

Rataan 1.920.000 10.466.667 9.770.000

II 5-18 ekor 3.800.00 13.200.000 17.000.000 19-32 ekor 4.500.000 9.200.000 13.700.000 >33 ekor 6.000.000 21.600.000 27.600.000

Rataan 3.575.000 11.000.000 14.575.000

III 5-18 ekor 29787367 549.150.000 619.730.000 19-32 ekor 90082388 289.500.000 332.840.000 >33 ekor 731.103.333 89.900.000 112.260.000

Rataan 5.245.315 17.458.333 20.056.111

Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah

Berdasarkan tabel diperoleh bahwa rata-rata hasil penerimaan produksi yang paling tinggi pada desa III (populasi tinggi) sebesar Rp 20.056.000 per peternak/tahun, sedangkan pada desa II sebesar Rp 14.575.000 per peternak/ tahun dan yang paling rendah pada desa I (populasi rendah) sebesar Rp 9.770.00 per peternak/ tahun. Namun jika dilihat berdasarkan jumlah kepemilikan ternak setiap desa menunjukkan hasil yang sama pada setiap desa yaitu peternak yang


(28)

memiliki jumlah ternak yang lebih besar akan mengeluarkan biaya produksi yang lebih besar.

Pendapatan

Pendapatan usaha ternak kambing diperoleh dari selisih antara total penerimaan dengan total biaya produksi per tahun. Adapun pendapatan yang diperoleh peternak di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Rata-rata pendapatan peternak dalam usaha ternak kambing di Kecamatan Sei rampah Kabupaten Serdang Bedagai.

Desa Jlh. Kepemilikan

Pendapatan

Jumlah (Rp) Penerimaan

(Rp) Biaya Produksi (Rp)

I 1-2 ekor 19.540.000 6.834.000 12.706.000

3-4 ekor - - >5 ekor - -

Rataan 9.770.000 3.424.500 6.345.500

II 1-2 ekor 17.000.000 488.667 16.511.333

3-4 ekor 13.700.000 1.181.500 12.518.500

>5 ekor 27.600.000 1.115.333 26.484.667

Rataan 14.575.000 696.375 13.878.625

III 1-2 ekor 619.730.000 162.062.167 457.667.833 3-4 ekor 332.840.000 97.354.833 23.5485.167 >5 ekor 112.260.000 23.830.000 88.430.000

Rataan 20.056.111 5.245.315 14.810.796

Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah

Berdasarkan tabel 10 diperoleh bahwa pendapatan peternak yang diperoleh dari usaha ternak kambing paling tinggi pada desa III (populasi tinggi) yaitu sebesar Rp 14.810.796 per peternak/ tahun, sedangkan desa II (populasi sedang) sebesar Rp 13.878.625 per peternak/ tahun dan yang paling kecil pada desa I (populasi rendah) sebesar Rp 6.345.500 per peternak/ tahun . Hal ini berbanding lurus dengan rata-rata pendapatan yang diperoleh oleh peternak berdasarkan jumlah ternak yang


(29)

dimiliki dimana semakin besar populasi ternak yang dimiliki maka akan memperoleh jumlah pendapatan yang tinggi pula.

Pengaruh Variable Terhadap Pendapatan Peternak

Untuk menguji factor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak kambing potong di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai digunakan analisis regresi linear berganda dimana yang menjadi variable bebas (independent) adalah skala usaha (X1), umur peternak (X2), tingkat pendidikan (X3), pengalaman beternak (X4), jumlah tanggungan keluarga (X5) dan sistem pemeliharaan ternak (X6). Sedangkan yang menjadi variabel terikat/tidak bebas (dependent) adalah pendapatan (Y).

Adapun hasil penguji factor yang mempengaruhi pendapatan peternak kambing potong di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Anova (Regresi Linier Berganda)

Sumber Derajat bebas F-tabel F-hitung Tingkat Signifikan Regresi

Residual Total

6 53 59

1,943 1089.209 0.000

Sumber : hasil pengolahan data primer Keterangan :

a. Predictors : (constant), skala usaha, umur peternak, tingkat pendidikan, pengalaman peternak, jumlah tanggungan keluarga dan sistem pemeliharaan ternak.

b. Dependent Variabel : Pendapatan Bersih

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dengan menggunakan Model Pendekatan Ekonometri dengan menggunakan analisis regresi linier berganda alat bantu


(30)

Software Statistical Package for Sosial Sciences (SPSS 17) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12. Analisis regresi linier berganda pengaruh skala usaha, umur peternak, tingkat pendidikan, pengalaman peternak, jumlah tanggungan keluarga dan sistem pemeliharaan ternak di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai.

Variabel Koefisien Regresi

Std Error t-hitung Signifikan Kostanta Xı X2 X3 X4 X5 X6 R Square Regresion Residual F Ratio F-tabel (α =0.05)

T-tabel (α =0.05

282.155,077 497.242,395 30.356,736 739.373,769 2.043,571 - 778.652,099 723.662,277 0,992 7,172E17 5,816E15 1.089,209 2,28 1,943 1.400.981,982 168.798,596 108.893,123 428.838,098 339.913,942 1.049.150,335 4.641.975,824 0,201 2,946 0,279 1,724 0.006 -0,742 0,156 0,841 0,005 0,782 0,091 0,995 0,461 0,877

Sumber : hasil pengolahan data primer

Berdasarkan Tabel diatas diperoleh persamaan sebagai berikut :

Y = 282.155,077 + 497.242,395 (Xı) + 3.0356,736 (X2) + 739.373,769 (X3) +

2.043,571 (X4) – 778.652,099 (X5) + 723.662,277 (X6 ) + µ

Keterangan :

Ý : Pendapatan peternak domba

Xı : Skala Usaha X2 : Umur peternak

X3 : Tingkat pendidikan

X4 : Pengalaman beternak

X5 : Jumlah tanggungan keluarga

X6 : Sistem pemeliharaan ternak

µ : Variabel yang tidak diteliti

Berdasarkan hasil regresi di atas dapat diketehui

1. Nilai Konstan adalah sebesar 282.155,077. Artinya apabila variabel bebas yaitu skala usaha, umur peternak, tingkat pendidikan, pengalaman


(31)

peternak, jumlah tanggungan keluarga dan sistem pemeliharaan tidak ada maka peternak akan memperoleh pendapatan sebesar nilai Konstanta yaitu 282.155,077

2. R square bernilai 0.992 artinya bahwa semua variabel bebas mempengaruhi variabel terikat sebesar 99,2 % dan selebihnya yaitu 0.8 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian

3. Secara serempak nilai F hitung (1.089,209) lebih besar dari F tabel. Hal ini menunjukkan bahwa secara serempak ke enam variabel tersebut yaitu skala usaha, umur peternak, tingkat pendidikan, pengalaman peternak, jumlah tanggungan keluarga dan sistem pemeliharaan ternak berpengaruh secara nyata (ada pengaruh positif) terhadap pendapatan peternak kambing potong dengan taraf signifikan 0,000.

4.Secara parsial nilai t-hitung variabel yang mempengaruhi adalah variabel skala usaha (2,946) umur peternak (0,279), Tingkat pendidikan (1,724), Pengalaman beternak (0,006), Jumlah tanggungan keluarga (0,742), dan Sistem pemeliharaan ternak (0,156).

a. Variabel skala usaha pada usaha ternak kambing potong, jika diukur tingkat kepercayaan 95% yang ditunjukkan oleh t-hitung (X1) sebesar

(2,946), lebih besar dari t-tabel (α =0,05) yakni sebesar 1,943. Hal ini

menunjukkan bahwa skala usaha berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak. Semakin bayak jumlah ternak kambingnya semakin bayak pendapatan yang akan dihasilkan peternak.

b. Variabel umur peternak ternak pada peternak kambing potong, jika diukur tingkat kepercayaan 95% yang ditunjukkan oleh t-hitung (X2)


(32)

sebesar (0,279), lebih kecil dari t-tabel (α =0,05) yakni sebesar 1,943. Hal ini menunjukkan bahwa umur peternak berpengaruh tidak nyata terhadap pendapatan peternak.

c. Variabel tingkat pendidikan pada peternak kambing potong, jika diukur tingkat kepercayaan 95% yang ditunjukkan oleh t-hitung (X3)

sebesar (1,724), lebih kecil dari t-tabel (α =0,05) yakni sebesar 1,943. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh tidak nyata terhadap pendapatan peternak.

d. Variabel pengalaman beternak pada ternak kambing potong, jika diukur di tunjukkan t-hitung (X4), sebesar 0.006 lebih kecil dari t-tabel

(α =0,05) yakni sebesar 1,943. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman beternak berpengaruh tidak nyata terhadap pendapatan peternak.

e. Variabel jumlah tanggungan keluarga pada usaha ternak kambing potong, jika diukur di tunjukkan t-hitung (X5), sebesar (-0,742) lebih

kecil dari t-tabel (α = 0,05) yakni sebesar 1,943). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah janggungan keluarga peternak berpengaruh tidak nyata terhadap pendapatan peternak.

f. Variabel sistem pemeliharan ternak pada usaha ternak kambing potong, jika diukur di tunjukkan t-hitung (X5), sebesar (0,156) lebih

kecil dari t-tabel (α = 0,05) yakni sebesar 1,943). Hal ini menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan ternak berpengaruh tidak nyata terhadap pendapatan peternak.


(33)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:.

a. Jumlah ternak merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan peternak. Sedangkan umur peternak, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, jumlah tanggungan keluarga dan sistem pemeliharaan ternak berpengaruh tidak nyata terhadap pendapatan peternak di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai.

b. Rata-rata pendapatan di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai peternak sebesar Rp. 14.466.147,2 /tahun.

Saran

pendapatan peternak dapat ditingkatkan dengan memperbanyak skala usaha ternak kambing yang dipelihara. Kendala dalam meningkatkan pendapatan peternak kambing di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai adalah kurangnya modal yang dimiliki peternak dan minimnya pengetauan peternak terhadap pakan ternak.


(34)

TINJAUAAN PUSTAKA

Keadaan Umum Daerah Penelitian Letak wilayah

Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 20 57” Lintang Utara, 30 16” Lintang Selatan, 980 33” Bujur Timur, 990 27” Bujur Barat Dengan ketinggian wilayah 0-500 meter dari permukaan laut. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki luas wilayah 1.900,22 km2 (190.022 Ha) yang terdiri dari 17 Kecamatan dan 243 Desa/Kelurahan, Ibukota Kabupaten Serdang Bedagai terletak di Kecamatan Sei Rampah yaitu Kota Sei Rampah. Secara administratif Kabupaten Serdang Bedagai berbatasan dengan berbagai wilayah sebagai berikut sebelah utara dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Kabupaten Simalungun, sebelah timur dengan Kabupaten Asahan dan Kabupaten Simalungun, serta sebelah barat dengan kabupaten Deli Serdang.

Iklim

Kabupaten Serdang Bedagai memiliki iklim tropis dimana kondisi iklimnya hampir sama dengan Kabupaten Deli Serdang sebagai kabupaten induk. Pengamatan Stasiun Sampali menunjukkan rata-rata kelembapan udara per bulan sekitar 83%, curah hujan berkisar antara 78 sampai dengan 297 mm perbulan dengan periodik tertinggi pada bulan Oktober 2012, hari hujan per bulan berkisar 12-20 hari dengan periode hari hujan yang besar pada bulan April 2012. Rata-rata kecepatan udara berkisar 2,4 m/dt dengan tingkat penguapan sekitar 3,9 mm/hari. Temperature udara per bulan minimum 23,7 0C dan maksimum 33,1 0C.


(35)

18

Tabel 1. Populasi ternak kambing di Kabupaten Serdang Bedagai dalam Kecamatan.

No Kecamatan 2012 2013 2014

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Perbaungan Teluk Mengkudu Pegajahan Sipispis

Pantai Cermin Serba Jadi Dolok Masihul Sei Rampah Bintang Bayu Kotarih Tebing Tinggi Sei Bamban Tebing Syahbandar Bandar Khalifah Tanjung Beringin Silinda Dolok Merawan 6.516 1.445 12.179 1.639 4.477 1.169 8.397 4.337 2.704 1.413 8.137 5.723 5.643 1.355 538 1.107 5.452 8.045 1.464 12.683 1.511 4.431 1.257 8.639 4.587 2.863 1.383 8.987 6.366 6.100 1.247 470 1.037 5.920 10.831 2.387 12.267 2.078 6,461 1.592 6.549 9.192 3.121 1.508 5.178 2.870 7.348 673 1.638 1.015 6.012

Jumlah 72.233 76.980 80.720

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai (2014).

Tabel 2. Populasi berbagai ternak di Kecamatan Sei Rampah menurut Desa.

No Desa Kambing Domba Babi

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Rambung Sialang Tengah Rambung Sialang Hulu Perguluan

Sinah Kasih Sei Parit

Rambung Estate Rambung Sialang Hilir Tanah Raja Simpang Empat Cempedak Lombang Pematang Ganjang Sei Rampah Silau Rakyat Sei Rejo Pematang Pelintahan Firdaus Firdaus Estate 102 105 551 456 278 234 230 376 1.895 2.423 256 353 282 228 224 1.110 89 34 34 360 212 154 43 31 71 282 128 334 137 48 270 312 514 38 - - - - - - - - 10 - - 18 - - - - -

Jumlah 9.192 3.002 28


(36)

19

Ternak kambing

Ternak kambing mempunyai peranan pada tiga aspek utama yaitu aspek biologis, ekonomi dan sosial budaya masyarakat yang memungkinkan pengembangan ternak kambing. Sehingga keberadaan kambing tidak saja dapat menciptakan lapangan pekerjaan maupun lapangan usaha, namun juga memberikan penghasilan dan pendapatan (Sutama, 2004).

Kambing merupakan jenis ruminansia yang lebih efisien dari pada domba dan sapi. Kambing dapat mengkonsumsi bahan kering yang relatif lebih banyak untuk ukuran tubuh (5-7% dari berat badan). Bila dibandingkan dengan sapi konsumsi bahan kering sapi hanya 2-3% dari berat badannya. Kambing juga lebih efisien dalam mencerna pakan yang mengandung serat kasar dibandingkan dengan sapi atau domba. Oleh karena itu kambing akan mengkonsumsi dan menggunakan makanan yang berserat kasar, dimana sapi atau domba mungkin tidak akan menyentuhnya (Blakely, J dan D.H. Bade, 1998).

Ternak kambing dapat beranak kembar dan mudah dalam pemeliharaannya. Ditinjau dari aspek pengembangan secara komersil sangat potensial bila diusahakan, karena umur dewasa kelamin dan dewasa tubuh serta lama bunting ternak kambing sangat pendek dibandingkan dengan ternak ruminansia lainnya (Sundari dan K. Efendi, 2010)

Kambing dipelihara oleh masyarakat petani secara luas, karena mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan yaitu 1) sebagai tabungan, sewaktu-waktu mudah dijual jika diperlukan. 2) lekas berkembangbiak, kambing beranak lebih dari satu ekor dalam satu kali melahirkan dan dalam setahun dapat 2 kali beranak. 3) modal yang diperlukan relatif kecil, sehingga terjangkau oleh


(37)

20

petani. 4) kandang dan pemeliharaannya sederhana, tidak membutuhkan tempat yang luas dan tenaga kerja yang banyak. 5) dapat memanfaatkan tanah yang kosong dan memberikan kesuburan tanah, karena kotoran kambing lebih baik dari kotoran sapi. (Sumoprastowo, 1994)

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

Keberhasilan peternak kambing tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor internal peternak kambing, seperti pakan yang diberikan, jumlah ternak yang dipelihara. Disamping faktor tersebut, ada faktor lain yang cukup besar peranannya untuk mendorong keberhasilan usaha ternak yaitu pendidikan dan lama beternak. Karena faktor – faktor tersebut sangat berpengaruh dalam pengelolaan usaha (Triastono . H, dkk, 2013)

Menurut Berg dan Butterfield (1976), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pertambahan berat badan adalah bangsa ternak, umur ternak, jenis kelamin dan makanannya serta lingkungannya.

Batubara, dkk (1996) menyebutkan bahwa dalam pendekatan agribisnis, hal utama yang harus diperhatikan adalah tipologi usaha seperti jumlah peternak per petani (skala usaha), jumlah peternak per kelompok (cluster), jumlah cluster per hamparan dan jumlah hamparan per kawasan.

Beberapa karakteristik peternak yang diduga berpengaruh terhadap pendapatan peternak yaitu :

a. Skala Usaha

Pendapatan usaha ternak sangat dipengaruhi oleh banyaknya ternak yang jual oleh peternak itu sendiri sehingga semakin banyak jumlah ternak maka semakin tinggi pendapatan bersih yang diperoleh (Soekartawi, 1995)


(38)

21

Pendapatan yang tinggi dapat diperoleh dengan skala usaha yang besar dan didukung oleh pengoperasian usaha yang efisien. Masalah yang berhubungan dengan minimalisasi biaya salah satunya adalah skala usaha ternak, dimana peternak harus memutuskan tentang besar dan volume usaha ternaknya. Peternakan perlu mempertimbangkan besar dan volume usaha untuk memperoleh skala usaha yang ekonimis (Noegroho et al,. 1991)

b. Umur Peternak

Semakin tinggi usia seseorang semakin kecil ketergantungannya kepada orang lain atau semakin mandiri. Chamdi (2003) mengemukakan, semakin muda usia peternak (usia produktif 20-45 tahun) umumnya rasa keingintahuan terhadap sesuatu semakin tinggi dan minat untuk mengadopsi terhadap introduksi teknologi semakin tinggi.

Umur merupakan variabel yang berpengaruh terhadap pendapatan. Umur dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas dalam bekerja, dimana kondisi umur yang masih produktif, maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja baik dan maksimal (hasyim, 2006)

c. Tingkat pendidikan

Menurut kurniawati (2008), menyatakan bahwa faktor pendidikan dan jenis pekerjaan berpengaruh nyata terhadap pendapatan perempuan. Penelitian sebelumnya juga dilakuakan oleh sari (2010), menemukan bahwa umur, status perkawinan dan pendidikan berpengaruh nyata terhadap pendapatan pekerja perempuan sektor informal.

Tingkat pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap sosial ekonomi masyarakat. Karena dengan adanya tingkat pendidikan yang lebih tinggi, maka


(39)

22

seseorang akan lebih mudah menerima segala perkembangan yang ada di se-kitarnya dan sebaliknya, jika pendidikan yang dimiliki itu rendah maka kemungkinan untuk menerima suatu perkembangan yang ada di sekitarnya akan sedikit mengalami kesulitan. Jadi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seseorang memiliki peranaan penting terhadap pembangunan sosial ekonomi masyarakat (Hartini, dkk, 2013).

Dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan keterampilan/pendidikan yang dimiliki menyebabkan keterbatasan kemampuan untuk masuk dalam dunia kerja (Ahmadi, 2003).

d. Pengalaman Beternak

Dalam setiap kegiatan dan aktivitas manusia, faktor pengalaman umumnya merupakan salah satu faktor penentu bagi seseorang dalam menentukan sikap, pendapat, pandangan dan tindakan nyata sehari-hari (suradisastra, 1980).

Menurut Samsudin (1977) pengalaman beternak merupakan interaksi antara lama kegiata usaha dan tingkat keterampilan sehingga akan mempengaruhi pengalaman dalam usaha ternak yang dilakukan. Lebih lanjut dikatakan bahwa pengetahuan dan pengalaman berternak akan bertambah apabila ikut aktif dalam kegiatan penyuluhan-penyuluhan untuk ternak. Bertambahnya tingat keterampilan diharapkan petani akan lebih dinamis, aktif dan terbuka dalam mengadopsi teknologi baru.

Pengalaman dalam mengelola suatu kegiatan usaha sangat berpengaruh terhadap keterampilan dalam mengelola usaha, sehingga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan manajemen. Pengalaman sangat bermanfaat dalam


(40)

23

menjalankan segala aktivitas hidup yang sedang maupun yang akan dilakukannya nanti, dalam dunia usaha khususnya berternak, pengalaman berternak yang menguntungkan maupun merugikan dapat dijadikan tolak ukur dalam memutuskan aktivitas berternak untuk masa yang akan datang (Salihin, 2014) e. Sistem Pemeliharaan

Sistem pemeliharaan secara intensif memerlukan pengandangan terus menerus atau tanpa penggembalaan, sistem ini dapat mengontrol dari faktor lingkungan yang tidak baik dan mengontrol aspek-aspek kebiasaan kambing yang merusak (Williamson dan Payne1993). Dalam sistem pemeliharaan ini perlu dilakukan pemisahan antara jantan dan betina sehubungan dengan ini perlu memisahkan kambing betina muda dari umur tiga bulan sampai cukup umur untuk dikembangbiakkan, sedangkan untuk pejantan dan jantan harus dikandangkan atau ditambatkan terpisah (Devendra dan Burns, 1994).

Sistem pemeliharaan semi–intensif adalah kegiatan pemeliharaan ternak dengan sistem pengembalaan yang dilakukan secara teratur dan baik dalam kondisi tertentu, pemilik sudah mulai menaruh perhatian terhadap ternak yang dipeliharanya, terutama ketika ternak akan melahirkan dan digemukkan untuk dipotong dengan mengurung ternak selama sehari penuh. Dalam hal ini pemilik sudah mulai menjaga kebersihan kandang dan memberikan obat-obatan /konsentrat sebagai tambahan makanan (Mulyono dan Sarwono,2007).

Sistem pemeliharaan ekstensif merupakan beternak secara tradisional yaitu campur tangan peternak terhadap ternak peliharaanya hampir tidak ada. Ternak dilepas begitu saja dan pergi mencari pakan sendiri di lapangan pengembalaan, pinggiran hutan atau tempat lain yang banyak ditumbuhi rumput dan sumber


(41)

24

pakan. Sesuai dengan habitat aslinya, ternak menyukai pakan dari tanaman di daerah perbukitan (Mulyono dan Sarwono,2007).

Usaha peternakan rakyat

Usaha ternak kambing merupakan komoditas ternak yang hampir seluruhnya merupakan usaha peternakan rakyat yang dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan petani di pedesaan.

Sampai saat ini peternakan di Indonesia masih didominasi oleh peternakan rakyat, dengan jumlah kepemilikan ternak kambing sedikit yaitu 1-2 ekor saja, serta kepemilikan lahan yang sempit. Usaha peternakan kambing merupakan usaha sampingan dari usahatani tanaman pangan yang dilakukan petani di pedesaan (Murtidjo, 1995).

Usahatani atau usaha peternakan mempunyai ciri khas yang mempengaruhi prinsip-prinsip manajemen dan tehnik-tehnik yang digunakan. Usahatani dan usaha peternakan sering dianggap sebagai usaha yang lebih banyak resikonya dalam hal output dan perubahan harga serta pengaruh cuaca terhadap keseluruhan proses produksi (Kay dan Edward, 1994).

Didalam pertanian rakyat, hampir tidak ada usaha tani yang memproduksi satu macam hasil saja. Disamping hasil-hasil tanaman, usaha pertanian rakyat meliputi pula usaha-usaha peternakan, perikanan, dan kadang-kadang usaha pencarian hasil hutan (Mubyarto, 1991).


(42)

25

Pendapatan Usaha Ternak Biaya produksi

Biaya adalah nilai dari semua pengorbanan ekonomis yang diperlukan, yang tidak dapat dihindarkan, dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk menghasilkan suatu product (Cyrilla dan Ismail, 1988).

Sudarmono (2003) menyatakan bahwa biaya dalam pengertian ekonomi adalah suatu korbanan yang harus dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang yang siap dipakai konsumen. Biaya produksi peternakan adalah biaya yang menyebabkan proses produksi berjalan lancar, perhitungan biaya produksi sangat penting untuk menghitung pendapatan yang didapatkan kemudian digunakan untuk menentukan suatu usaha layak untuk terus dijalankan atau tidak. Menurut Boediono (1998), biaya mencakup suatu pengukuran nilai sumber daya yang harus dikorbankan sebagai akibat dari aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mencari keuntungan. Berdasarkan volume kegiatan, biaya dibedakan atas biaya tetap dan biaya variable.

Biaya tetap (fix cost) adalah banyaknya biaya yang dikeluarkan dalam kegitan produksi yang jumlah totalnya tetap pada volume kegiatan tertentu, sedangkan biaya variable (variabel cost) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan ( Widjaja, 1999).

Depresiasi asuransi, perbaikan rutin, pajak dan bunga modal termasuk ke dalam biaya tetap, sedangkan pakan, bibit, pupuk, obat-obatan, bahan bakar dan kesehatan ternak termasuk biaya tidak tetap (Kay and Edward, 1994).


(43)

26

Penerimaan dan pendapatan

Penerimaan usaha menurut Suryanto (2007) adalah nilai atau hasil dari penjualan produk-produk yang dihasilkan dari suatu usaha.

Penerimaan usahatani adalah nilai uang yang di terima dari penjualan pokok usahatani, tidak mencakup pinjaman uang untuk keperluan usahatani. Adapun penerimaan usahatani adalah merupakan hasil perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual (Soekartawi, dkk, 1995).

Pendapatan petani merupakan ukuran penghasilan yang diterima oleh petani dari usaha taninya. Dalam analisis usahatani, pendapatan petani digunakan sebagai indikator penting karena merupakan sumber utama dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pendapatan petani peternak merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya produksi (Parwati, 2003)

Menurut Nuegroho, et al (1991), menyatakan bahwa pendapatan usaha ternak menggambarkan imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal yang diinvestasikan ke dalam usaha tersebut. Pendapatan bersih usaha tani merupakan selisih antara pendapatan kantor dan pengeluaran total tanpa memperhitungkan tenaga kerja keluarga petani, bunga modal sendiri dan pinjaman. Analisis pendapatan dapat memberikan bantuan untuk menukur keberhasilan usaha dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kegiatan usahatani dalam satu tahun.

Pola pengeluaran rumahtangga merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran kemana pendapatan tersebut didistribusikan, semakin tinggi pendapatan peternak maka pengeluaran rumahtangga untuk konsumsi presentasinya akan semakin kecil begitu sebaliknya bila pendapatan kecil maka


(44)

27

presentasi pengeluaran untuk konsumsi semakin besar dan semakin kecil pengeluaran untuk investasi (Hartono, 2009).

Analisis pendapatan usahatani selalu disertai dengan pengukuran efisiensi pendapatan usahatani. Untuk mengetahui efisiensi suatu usahatani terhadap penggunaan satu unit input dapat digambarkan oleh nilai rasio penerimaan dan biaya yang merupakan perbandingan antara penerimaan kotor yang diterima usahatani dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam proses produksi atau yang dikenal dengan analisis Revenue Cost Ratio (Mukarom, 2009).

Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) adalah membandingkan antara penerimaan dan pengeluaran biaya. Besarnya R/C Ratio akan menunjukan tingkat keuntungan yang dicapai, apabila nilai R/C Ratio lebih dari 1 maka usaha yang dijalankan adalah layak untuk diusahakan (Anwar, 2010).

Analisis usaha

Analisis usaha ternak merupakan kegiatan yang sangat penting bagi suatu usaha ternak komersil. Melalui hasil analisis ini dapat dicari langkah pemecahan berbagai kendala yang di hadapi. Analisis usaha peternakan bertujuan mencari titik tolak untuk memperbaiki hasil dari usaha ternak tersebut. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk merencanakan perluasan usaha baik menambah cabang usaha atau memperbesar skala usaha. Hernanto (1996), menyatakan bahwa analisis usaha dimaksudkan untuk mengetahui kinerja usaha secara menyeluruh.

Pendapatan (income statement) lebih menunjukkan kepada sumber-sumber penerimaan dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk mencapai penerimaan tersebut. Berdasarkan data tersebut dapat diukur keuntungan usaha dan


(45)

28

tersedianya dana riil untuk periode selanjutnya. Menurut Suharno dan Nazaruddin (1994), gambaran mengenai usaha ternak yang memilki prospek cerah dapat dilihat dari analisis usahanya. Analisis usaha juga dapat memberikan informasi lengkap tentang modal yang diperlukan, penggunaan modal, besar biaya untuk bibit, pakan, kandang serta lamanya modal akan kembali dan tingkat keuntungan yang diperoleh.

Analisis pendapatan berfungsi untuk mengukur berhasil tidaknya suatu kegiatan usaha, menentukan komponen utama pendapatan dan apakah komponen itu masih dapat ditingkatkkan atau tidak. Kegiatan usaha dikatakan berhasil apabila pendapatannya memenuhi syarat cukup untuk memenuhi semua sarana 16 produksi. Analisis usaha tersebut merupakan keterangan yang rinci tentang penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu tertentu (Aritonang 1993).


(46)

12

PENDAHULUAN

Latar belakang

Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang relatif mudah dipelihara dan dapat memakan berbagai hijauan terutama terhadap daun-daun muda. Kambing dapat hidup menyesuaikan diri pada daerah dimana ternak lain sukar hidup seperti di daerah batu-batuan, daerah perbukitan atau daerah pegunungan (Williamson dan Payne, 1993).

Usaha ternak kambing di pedesaan pada umumnya dikelola secara tradisional, yang dicirikan oleh pemberian pakan dan kandang yang sederhana saja. Ciri lain yang dimiliki peternak tradisional, yaitu motif usaha yang dilakukan bukan merupakan usaha pokok, hanya sebagai tabungan dan penghasil pupuk untuk tanaman pertanian. Motif pengelolaan seperti ini pada umumnya tidak memperhitungkan sisi ekonomi usaha. Akibat jauh dari kondisi ini, yaitu rendahnya produktivitas ternak, yang pada akhirnya akan berdampak pula pada rendahnya pendapatan yang diperoleh petani peternak.

Sistem pemeliharaan yang digunakan oleh para peternak terdiri atas beberapa cara yaitu dengan sistem pemeliharaan intensif (dengan pemeliharaan sepenuhnya dikandang), semi intensif (dengan cara pemeliharaan sebagian waktu dikandangkan dan sebagian waktu digembalakan) dan pemeliharaan ekstensif (dengan pemeliharaan sepenuhnya digembalakan).

Penetapan kebijakan diberlakukannya otonomi daerah mendorong setiap daerah agar mampu mengembangkan komoditas unggulan sebagai sumber pemasukan bagi pendapatan asli daerah. Salah satu komoditas pada subsektor


(47)

13

peternakan yang mulai dikembangkan pemerintah khususnya Kabupaten Serdang Bedagai adalah ternak kambing. Pengembangan usaha ternak kambing didukung dengan adanya sumber daya ternak kambing lokal yang berkualitas dan adaptif terhadap kondisi lingkungan yang panas dan lembab. Indikator peningkatan pembangunan subsektor peternakan dapat dilihat dengan adanya indikasi bertambahnya populasi ternak pada komoditas yang ada (Zulfanita, 2008).

Peternak yang memiliki jumlah ternak yang lebih banyak mempunyai kesempatan mendapatkan keuntungan yang meningkat (Suherman, 2001). Namun dinyatakan pula bahwa peningkatan dalam jumlah ternak tidak selalu menjamin peningkatan pendapatan bersih, karena operasional yang lebih besar dibawah kesanggupan mengolah dari peternaknya sendiri (Suherman, 2006).

Masukan teknologi yang rendah ini dilakukan atas dasar fakta bahwa karakteristik peternak kambing di Indonesia masih sulit untuk melakukan masukan teknologi yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: karena tingkat pendidikan yang rendah, tingkat kepemilikan lahan yang sempit, sulitnya mendapatkan modal usaha (Murwanto, 2008).

Karakteristik Sosial peternak merupakan salah satu aspek penting yang turut berpengaruh dalam mengadopsi inovasi dalam usaha tani. karakteristik peternak dapat menggambarkan keadaan peternak yang berhubungan dengan keterlibatannya dalam mengelola usaha ternak. Karakteristik peternak bisa mempengaruhi dalam hal mengadopsi suatu inovasi. Karakteristik peternak sebagai individu yang perlu diperhatikan untuk melihat apakah faktor-faktor ini akan mempengaruhi respon peternak terhadap inovasi yang diperkenalkan (Sumarwan, 2004).


(48)

14

Menurut Simamora (2002), karakteristik seseorang mempengaruhi cara dan kemampuan yang berbeda dalam bentuk persepsi, informasi apa yang diinginkan, bagaimana menginterpretasi informasi tersebut. Dalam penelitian ini karakteristik peternak yang dimaksud adalah umur peternak, tingkat pendidikan, sistem pemeliharaan dan pengalaman beternak.

Analisis profil peternakan bertujuan mencari titik tolak untuk memperbaiki hasil dari usaha ternak tersebut. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk merencanakan perluasan usaha baik menambah cabang usaha ataupun melakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang dapat meningkatkaan pengetahuan peternak sehingga mempengaruhi pengalaman beternaknya. Demikian halnya fenomena yang terjadi di Sumatera Utara sehingga menimbulkan pertanyaan dengan pengalaman yang kurang, tingkat pendidikan yang menengah, faktor produktivitas yang disebabkan oleh umur serta sistem pemeliharaan seperti diatas apakah mempengaruhi besarnya pendapatan pada masyarakat peternak tersebut.

Sehubungan dengan hal diatas maka penulis mencoba untuk meneliti dan menganalisis profil peternak yang mempengaruhi pendapatan peternak kambing pada suatu daerah berdasarkan pengalaman beternak, tingkat pendidikan, umur/usia dan sistem pemeliharaan ternak kambing.

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan Kabupaten di Sumatera Utara yang memiliki populasi kambing yang cukup banyak yaitu 65.488 pada tahun 2011, 72.233 pada tahun 2012, 76.980 pada tahun 2013 dan 80.720 ekor pada tahun 2014 (Dinas Pertanian dan Peternakan, 2014). Populasi ternak kambing tersebar di Tujuh belas kecamatan dan salah satunya adalah di Kecamatan Sei Rampah.


(49)

15

Kecamatan Sei Rampah merupakan salah satu daerah penyebaran populasi ternak di Kabupaten Serdang Bedagai yang berpotensi untuk dikembangkan populasi ternak kambing. Karena kawasan tersebut termaksud salah satu wilayah di Propinsi Sumatera Utara yang perkembangan populasi ternak kambing pada tahun 2014 mencapai 9.192 ekor (Dinas pertanian dan peternakan, 2014).

Rumusan Masalah

Usaha ternak kambing dalam usahatani merupakan salah satu usaha yang dikelola oleh petani/peternak dengan peran ekonomi yang relatif terbatas. Usaha ternak kambing merupakan salah satu jenis usaha yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai. Usaha peternakan ini ada yang dijadikan sebagai pekerjaan utama, ada juga yang dijadikan sebagai pekerjaan sampingan.

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dirumuskan beberapa permasalahan profil peternak (umur, pengalaman beternak, tingkat pendidikan, dan sistem pemeliharaan ternak) dengan pendapatan?

1. Apakah ada hubungan umur dengan pendapatan?

2. Apakah ada hubungan pengalaman beternak dengan pendapatan? 3. Apakah ada hubungan tingkat pendidikan dengan pendapatan?


(50)

16

Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengalaman beternak, tingkat pendidikan, umur peternak, dan sistem pemeliharaan ternak terhadap pendapatan peternak kambing di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai.

Kegunaan penelitian

1. Menjadi acuan bagi peternak kambing dalam melakukan pemeliharaan ternak kambing guna meningkatkan pendapatannya.

2. Bagi instansi yang terkait khususnya dapat menjadi acuan dalam rangka pembangunan usaha ternak kambing di wilayah yang bersangkutan atau didaerah lain.


(51)

4

ABSTRAK

MANGATUR RAJAGUKGUK, 2016 “ Analisis Profil Peternak Terhadap Pendapatan Dalam Usaha Ternak Kambing Potong Rakyat Di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai ” di bawah bimbingan bapak Ir. R. Edhy Mirwandhono, M.Si sebagai ketua komisi pembimbing dan bapak Ir. Armyn Hakim Daulay, MBA. sebagai anggota komisi pembimbing.

Penelitian ini di laksanakan di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai yang di mulai dari bulan Agustus sampai Oktober 2015. Metode Penarikan sample yang digunakan adalah Proprtional Stratified Random Sampling yaitu dengan cara memilih 3 desa yaitu, Desa Firdaus Estate (populasi rendah), Desa Sei Parit (populasi sedang), dan Desa Cempedak Lombang (populasi tertinggi). Responden dalam penelitian ini berjumlah 60 keluarga peternak Kambing yang di dapat dari 30% peternak masing-masing desa yaitu desa Firdaus Estate (2 peternak), Desa Sei Parit (4 peternak), dan Desa Cempedak Lombang (54 peternak)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala usaha berpengaruh positif terhadap pendapatan peternak kambing potong sedangkan, umur peternak, pendidikan peternak, pengalaman beternak, jumlah tanggungan keluarga dan sistem pemeliharaan ternak berpengaruh negatif terhadap pendapatan peternak kambing potong.


(52)

5

ABSTRACT

MANGATUR RAJAGUKGUK, 2016 “Farmer Profile of Income Analysis in Goat Live Stock Business at Sei Rampah Subdistrict of Serdang Bedagai District” Under supervised by R. EDHY MIRWANDHONO and ARMYN HAKIM DAULAY. The research was conducted in Sei Rampah Subdistrict of Serdang Bedagai District from August to October 2015. The research used servey method used Proportional Stratified Sampling as the method to take the respondens that was by choosing 3 villages based on buffalo population, that were Firdaus Estate village (low population), Sei Parit village (medium population) and Cempedak Lobang (high population). writer took 60 family as farmers arise goats as the samples wich gotten from 30% families in each village, neamly Firdaus Estate village (2 farmers), Sei Parit village (4 farmers) and Cempedak Lobang (54 farmers).

The results of the research showed that the scale of goats breeders give positive effect for the incomes of the farmers, while cutting, age of farmers, ranchers education, farming experience, number of dependents and livestock rearing system negatively affect revenue cut goat breeders.


(53)

ANALISIS PROFIL PETERNAK TERHADAP PENDAPATAN DALAM

USAHA TERNAK KAMBING POTONG DI KECAMATAN

SEI RAMPAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

OLEH :

MANGATUR RAJAGUKGUK 110306066

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016


(54)

2

ANALISIS PROFIL PETERNAK TERHADAP PENDAPATAN DALAM

USAHA TERNAK KAMBING POTONG DI KECAMATAN

SEI RAMPAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

OLEH :

MANGATUR RAJAGUKGUK 110306066

PETERNAKAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Meraih Gelar Sarjana Di Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016


(55)

3

Judul Skripsi : Analisis Profil Peternak Terhadap Pendapat Dalam Usaha Ternak Kambing Di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai.

Nama : Mangatur Rajagukguk

Nim : 110306066

Progaram Studi : Peternakan

Disetujui oleh, Komisi Pembimbing

Ir. R. Edhy Mirwandhono. M.Si Ir. Armyn Hakim Daulay, MBA. Ketua Anggota

Mengetahui,

Dr. Ir. Ma’ruf Tafsin, M.Si Ketua Program Studi Peternakan


(56)

4

ABSTRAK

MANGATUR RAJAGUKGUK, 2016 “ Analisis Profil Peternak Terhadap Pendapatan Dalam Usaha Ternak Kambing Potong Rakyat Di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai ” di bawah bimbingan bapak Ir. R. Edhy Mirwandhono, M.Si sebagai ketua komisi pembimbing dan bapak Ir. Armyn Hakim Daulay, MBA. sebagai anggota komisi pembimbing.

Penelitian ini di laksanakan di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai yang di mulai dari bulan Agustus sampai Oktober 2015. Metode Penarikan sample yang digunakan adalah Proprtional Stratified Random Sampling yaitu dengan cara memilih 3 desa yaitu, Desa Firdaus Estate (populasi rendah), Desa Sei Parit (populasi sedang), dan Desa Cempedak Lombang (populasi tertinggi). Responden dalam penelitian ini berjumlah 60 keluarga peternak Kambing yang di dapat dari 30% peternak masing-masing desa yaitu desa Firdaus Estate (2 peternak), Desa Sei Parit (4 peternak), dan Desa Cempedak Lombang (54 peternak)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala usaha berpengaruh positif terhadap pendapatan peternak kambing potong sedangkan, umur peternak, pendidikan peternak, pengalaman beternak, jumlah tanggungan keluarga dan sistem pemeliharaan ternak berpengaruh negatif terhadap pendapatan peternak kambing potong.


(57)

5

ABSTRACT

MANGATUR RAJAGUKGUK, 2016 “Farmer Profile of Income Analysis in Goat Live Stock Business at Sei Rampah Subdistrict of Serdang Bedagai District” Under supervised by R. EDHY MIRWANDHONO and ARMYN HAKIM DAULAY. The research was conducted in Sei Rampah Subdistrict of Serdang Bedagai District from August to October 2015. The research used servey method used Proportional Stratified Sampling as the method to take the respondens that was by choosing 3 villages based on buffalo population, that were Firdaus Estate village (low population), Sei Parit village (medium population) and Cempedak Lobang (high population). writer took 60 family as farmers arise goats as the samples wich gotten from 30% families in each village, neamly Firdaus Estate village (2 farmers), Sei Parit village (4 farmers) and Cempedak Lobang (54 farmers).

The results of the research showed that the scale of goats breeders give positive effect for the incomes of the farmers, while cutting, age of farmers, ranchers education, farming experience, number of dependents and livestock rearing system negatively affect revenue cut goat breeders.


(58)

6

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 14 Mei 1992 di Desa Kuala Bangka, Kecamatan Kuala Hilir, Kabupaten Labuhan Batu Utara dari Ayah Ual Rajagukguk dan Ibu Sauna Simaremare. Penulis merupakan putra ke empat dari lima bersaudara.

Pendidikan yang pernah ditempuh Penulis sampai saat ini yaitu, tahun 1999 memasuki SD Negeri 102044 Sei Bamban dan lulus tahun 2005, pada tahun 2005 melanjutkan pendidikan di SMP N 3 Sei Bamban dan lulus tahun 2008, kemudian tahun 2008 memasuki SMA Katolik Cinta Kasih Tebing Tinggi dan lulus tahun 2011, selanjutnya pada tahun 2011 masuk Universitas Sumatera Utara, Fakultas Pertanian, Program Studi Peternakan melalui jalur Ujian Masuk Bersama Perguruan Tinggi (UMB-PT) dan memilih Program Studi Peternakan.

Selama mengikuti Perkuliahan Penulis aktif sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Peternakan (IMAPET) dan Ikatan Mahasiswa Kristen Peternakan (IMAKRIP)

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juli sampai Agustus 2014 di Loka Penelitian Kambing Potong (LOLIT KAMBING) di Desa Sei Putih, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Penulis melaksanakan penelitian di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai pada bulan Agustus sampai Oktober 2015.


(59)

7

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaiakan Skripsi yang berjudul “ Analisis Profil Peternak Terhadap Pendapatan Dalam Usaha Ternak Kambing Potong Di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua penulis yaitu Bapak Ual Rajagukguk dan Ibu Sauna Simaremare yang telah mendidik penulis selama ini. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Ir. Edhy Mirwandhono, M.Si dan Bapak Ir. Armyn Hakim Daulay, MBA selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan kepada penulis.

Disamping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Peternakan serta semua rekan mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(60)

8

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK... i

ABSTRACK... i

RIWAYAT HIDUP... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN...viii

PENDAHULUAN Latar Belakang... 1

Rumusan Masalah... 3

Tujuan Penelitian... 4

Hipotesis Penelitian... 4

Kegunaan Penelitian... 4

TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Daerah Penelitian... 5

Ternak Kambing...6

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi... 9

Profil Peternak... 9

Pengalaman Beternak...10

Tingkat Pendidikan...10

Umur...11

Sistem Pemeliharaan Ternak...11

Usaha Peternakan Rakyat...12

Pendapatan Usaha Ternak...13

Analisi Usaha... 14

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian... 16

Penentuan responden Penelitian... 16

Pengumpulan Data... 17

Analisis Data... 17


(61)

9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Usaha Peternakan Kambing Potong...24

Profil Responden...27

Pendapatan Peternak...33

Pengaruh Variabel Terhadap Pendapatan Peternak Kambing Potong...34 DAFTAR PUSTAKA


(62)

10

DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Populasi ternak kambing di Kabupaten Serdang Bedagai ...7

2. Populasi Berbagai Ternak di Kecamatan Sei Rampah...7

3. Kepemilikan jumlah ternak kambing potong...26

4. Umur peternak kambing potong di Kecamatan Sei Rampah...27

5. Tingkat Pendidikan peternak kambing potong...27

6. Pengalaman beternak kambing potong...28

7. Tanggungan keluarga responden...29

8. Rata-rata biaya produksi usaha ternak kambing potong...30

9. Rata-rata penerimaan usaha ternak kambing potong...31

10.Rata-rata pendapatan peternak dalam usaha ternak kambing...32

11.Anova (Regresi Linier Berganda)...33

12.Analisis regresi linier berganda pengaruh skala usaha, umur peternak, tingkat pendidikan, pengalaman peternak, jumlah tanggungan keluarga dan sistem pemeliharaan ternak kambing potong...34


(63)

11

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal 1. Kuisioner Penelitian... 2. Karakteristik Responden dan Analisis Pendapatan... 3. Analisis Regresi Dengan Menggunakan SPSS...


(1)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 14 Mei 1992 di Desa Kuala Bangka, Kecamatan Kuala Hilir, Kabupaten Labuhan Batu Utara dari Ayah Ual Rajagukguk dan Ibu Sauna Simaremare. Penulis merupakan putra ke empat dari lima bersaudara.

Pendidikan yang pernah ditempuh Penulis sampai saat ini yaitu, tahun 1999 memasuki SD Negeri 102044 Sei Bamban dan lulus tahun 2005, pada tahun 2005 melanjutkan pendidikan di SMP N 3 Sei Bamban dan lulus tahun 2008, kemudian tahun 2008 memasuki SMA Katolik Cinta Kasih Tebing Tinggi dan lulus tahun 2011, selanjutnya pada tahun 2011 masuk Universitas Sumatera Utara, Fakultas Pertanian, Program Studi Peternakan melalui jalur Ujian Masuk Bersama Perguruan Tinggi (UMB-PT) dan memilih Program Studi Peternakan.

Selama mengikuti Perkuliahan Penulis aktif sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Peternakan (IMAPET) dan Ikatan Mahasiswa Kristen Peternakan (IMAKRIP)

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juli sampai Agustus 2014 di Loka Penelitian Kambing Potong (LOLIT KAMBING) di Desa Sei Putih, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Penulis melaksanakan penelitian di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai pada bulan Agustus sampai Oktober 2015.


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaiakan Skripsi yang berjudul “ Analisis Profil Peternak Terhadap Pendapatan Dalam Usaha Ternak Kambing Potong Di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua penulis yaitu Bapak Ual Rajagukguk dan Ibu Sauna Simaremare yang telah mendidik penulis selama ini. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Ir. Edhy Mirwandhono, M.Si dan Bapak Ir. Armyn Hakim Daulay, MBA selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan kepada penulis.

Disamping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Peternakan serta semua rekan mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(3)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK... i

ABSTRACK... i

RIWAYAT HIDUP... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN...viii

PENDAHULUAN Latar Belakang... 1

Rumusan Masalah... 3

Tujuan Penelitian... 4

Hipotesis Penelitian... 4

Kegunaan Penelitian... 4

TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Umum Daerah Penelitian... 5

Ternak Kambing...6

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi... 9

Profil Peternak... 9

Pengalaman Beternak...10

Tingkat Pendidikan...10

Umur...11

Sistem Pemeliharaan Ternak...11

Usaha Peternakan Rakyat...12

Pendapatan Usaha Ternak...13

Analisi Usaha... 14

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian... 16

Penentuan responden Penelitian... 16

Pengumpulan Data... 17

Analisis Data... 17


(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Usaha Peternakan Kambing Potong...24

Profil Responden...27

Pendapatan Peternak...33

Pengaruh Variabel Terhadap Pendapatan Peternak Kambing Potong...34 DAFTAR PUSTAKA


(5)

DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Populasi ternak kambing di Kabupaten Serdang Bedagai ...7

2. Populasi Berbagai Ternak di Kecamatan Sei Rampah...7

3. Kepemilikan jumlah ternak kambing potong...26

4. Umur peternak kambing potong di Kecamatan Sei Rampah...27

5. Tingkat Pendidikan peternak kambing potong...27

6. Pengalaman beternak kambing potong...28

7. Tanggungan keluarga responden...29

8. Rata-rata biaya produksi usaha ternak kambing potong...30

9. Rata-rata penerimaan usaha ternak kambing potong...31

10. Rata-rata pendapatan peternak dalam usaha ternak kambing...32

11. Anova (Regresi Linier Berganda)...33

12. Analisis regresi linier berganda pengaruh skala usaha, umur peternak, tingkat pendidikan, pengalaman peternak, jumlah tanggungan keluarga dan sistem pemeliharaan ternak kambing potong...34


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal 1. Kuisioner Penelitian... 2. Karakteristik Responden dan Analisis Pendapatan... 3. Analisis Regresi Dengan Menggunakan SPSS...