Analisis Profil Peternak Terhadap Pendapat Dalam Usaha Ternak Kambing di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai

12

PENDAHULUAN

Latar belakang
Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang relatif mudah
dipelihara dan dapat memakan berbagai hijauan terutama terhadap daun-daun
muda. Kambing dapat hidup menyesuaikan diri pada daerah dimana ternak lain
sukar hidup seperti di daerah batu-batuan, daerah perbukitan atau daerah
pegunungan (Williamson dan Payne, 1993).
Usaha ternak kambing di pedesaan pada umumnya dikelola secara
tradisional, yang dicirikan oleh pemberian pakan dan kandang yang sederhana
saja. Ciri lain yang dimiliki peternak tradisional, yaitu motif

usaha yang

dilakukan bukan merupakan usaha pokok, hanya sebagai tabungan dan penghasil
pupuk untuk tanaman pertanian. Motif pengelolaan seperti ini pada umumnya
tidak memperhitungkan sisi ekonomi usaha. Akibat jauh dari kondisi ini, yaitu
rendahnya produktivitas ternak, yang pada akhirnya akan berdampak pula pada
rendahnya pendapatan yang diperoleh petani peternak.

Sistem

pemeliharaan yang digunakan oleh para peternak terdiri atas

beberapa cara yaitu dengan sistem pemeliharaan intensif (dengan pemeliharaan
sepenuhnya dikandang), semi intensif (dengan cara pemeliharaan sebagian waktu
dikandangkan dan sebagian waktu digembalakan) dan pemeliharaan ekstensif
(dengan pemeliharaan sepenuhnya digembalakan).
Penetapan kebijakan diberlakukannya otonomi daerah mendorong setiap
daerah agar mampu mengembangkan komoditas unggulan sebagai sumber
pemasukan bagi pendapatan asli daerah. Salah satu komoditas pada subsektor

Universitas Sumatera Utara

13

peternakan yang mulai dikembangkan pemerintah khususnya Kabupaten Serdang
Bedagai adalah ternak kambing. Pengembangan usaha ternak kambing didukung

dengan adanya sumber daya ternak kambing lokal yang berkualitas dan adaptif

terhadap kondisi lingkungan yang panas dan lembab. Indikator peningkatan
pembangunan subsektor peternakan dapat dilihat dengan adanya indikasi
bertambahnya populasi ternak pada komoditas yang ada (Zulfanita, 2008).
Peternak yang memiliki jumlah ternak yang lebih banyak mempunyai
kesempatan mendapatkan keuntungan yang meningkat (Suherman, 2001). Namun
dinyatakan pula bahwa peningkatan dalam jumlah ternak tidak selalu menjamin
peningkatan pendapatan bersih, karena operasional yang lebih besar dibawah
kesanggupan mengolah dari peternaknya sendiri (Suherman, 2006).
Masukan teknologi yang rendah ini dilakukan atas dasar fakta bahwa
karakteristik peternak kambing di Indonesia masih sulit untuk melakukan
masukan teknologi yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain: karena tingkat pendidikan yang rendah, tingkat kepemilikan lahan yang
sempit, sulitnya mendapatkan modal usaha (Murwanto, 2008).
Karakteristik Sosial peternak merupakan salah satu aspek penting yang
turut berpengaruh dalam mengadopsi inovasi dalam usaha tani. karakteristik
peternak dapat menggambarkan keadaan peternak yang berhubungan dengan
keterlibatannya dalam mengelola usaha ternak. Karakteristik peternak bisa
mempengaruhi dalam hal mengadopsi suatu inovasi. Karakteristik peternak
sebagai individu yang perlu diperhatikan untuk melihat apakah faktor-faktor ini
akan mempengaruhi respon peternak terhadap inovasi yang diperkenalkan

(Sumarwan, 2004).

Universitas Sumatera Utara

14

Menurut Simamora (2002), karakteristik seseorang mempengaruhi cara
dan kemampuan yang berbeda dalam bentuk persepsi, informasi apa yang
diinginkan, bagaimana menginterpretasi informasi tersebut. Dalam penelitian ini
karakteristik peternak yang dimaksud adalah umur peternak, tingkat pendidikan,
sistem pemeliharaan dan pengalaman beternak.
Analisis profil peternakan bertujuan mencari titik tolak untuk memperbaiki
hasil dari usaha ternak tersebut. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk
merencanakan perluasan usaha baik menambah cabang usaha ataupun melakukan
kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang dapat meningkatkaan pengetahuan
peternak sehingga mempengaruhi pengalaman beternaknya. Demikian halnya
fenomena yang terjadi di Sumatera Utara sehingga menimbulkan pertanyaan
dengan pengalaman yang kurang, tingkat pendidikan yang menengah, faktor
produktivitas yang disebabkan oleh umur serta sistem pemeliharaan seperti diatas
apakah mempengaruhi besarnya pendapatan pada masyarakat peternak tersebut.

Sehubungan dengan hal diatas maka penulis mencoba untuk meneliti dan
menganalisis profil peternak yang mempengaruhi pendapatan peternak kambing
pada suatu daerah berdasarkan pengalaman beternak, tingkat pendidikan,
umur/usia dan sistem pemeliharaan ternak kambing.
Kabupaten Serdang Bedagai merupakan Kabupaten di Sumatera Utara
yang memiliki populasi kambing yang cukup banyak yaitu 65.488 pada tahun
2011, 72.233 pada tahun 2012, 76.980 pada tahun 2013 dan 80.720 ekor pada
tahun 2014 (Dinas Pertanian dan Peternakan, 2014). Populasi ternak kambing
tersebar di Tujuh belas kecamatan dan salah satunya adalah di Kecamatan Sei
Rampah.

Universitas Sumatera Utara

15

Kecamatan Sei Rampah merupakan salah satu daerah penyebaran populasi
ternak di Kabupaten Serdang Bedagai yang berpotensi untuk dikembangkan
populasi ternak kambing. Karena kawasan tersebut termaksud salah satu wilayah
di Propinsi Sumatera Utara yang perkembangan populasi ternak kambing pada
tahun 2014 mencapai 9.192 ekor (Dinas pertanian dan peternakan, 2014).


Rumusan Masalah
Usaha ternak kambing dalam usahatani merupakan salah satu usaha yang
dikelola oleh petani/peternak dengan peran ekonomi yang relatif terbatas. Usaha
ternak kambing merupakan salah satu jenis usaha yang dilakukan oleh sebagian
masyarakat Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai. Usaha
peternakan ini ada yang dijadikan sebagai pekerjaan utama, ada juga yang
dijadikan sebagai pekerjaan sampingan.
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dirumuskan beberapa
permasalahan profil peternak (umur, pengalaman beternak, tingkat pendidikan,
dan sistem pemeliharaan ternak) dengan pendapatan?
1. Apakah ada hubungan umur dengan pendapatan?
2. Apakah ada hubungan pengalaman beternak dengan pendapatan?
3. Apakah ada hubungan tingkat pendidikan dengan pendapatan?
4. Apakah ada hubungan sistem pemeliharaan ternak dengan pendapatan?

Universitas Sumatera Utara

16


Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengalaman beternak,
tingkat pendidikan, umur peternak, dan sistem pemeliharaan ternak terhadap
pendapatan peternak kambing di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang
Bedagai.

Kegunaan penelitian
1. Menjadi acuan bagi peternak kambing dalam melakukan pemeliharaan
ternak kambing guna meningkatkan pendapatannya.
2. Bagi instansi yang terkait khususnya dapat menjadi acuan dalam rangka
pembangunan usaha ternak kambing di wilayah yang bersangkutan atau
didaerah lain.
3. Menjadi sumber informasi bagi kalangan akademis dan peternak lainnya.

Universitas Sumatera Utara