Prinsip dasar perbankan syariah Sistem Operasional Bank Syariah Sistem Penghimpunan Dana

A. Prinsip dasar perbankan syariah

Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia, namun sudah menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan sejak hadirnya bank syariah saat ini. Menurut Kasmir, “saat ini bank syariah sudah berjumlah sekitar empat ratusan lebih kantornya.” Keluarnya fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank Konvensional tahun 2003 lalu memperkuat kedudukan bank syariah di Indonesia. Jumlah keuntungan bank syariah semakin besar maka semakin besar pula bagi hasil yang diterima nasabah, demikian juga sebaliknya. Dalam menjalankan fungsi dan perannya bank syari’ah secara garis besar, sistem operasional bank syari’ah ditentukan aqad yang terdiri dari lima dasar aqad. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut : a. Pembiayaan berdarasarkan prinsip bagi hasil mudharabah b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal musyarakah c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahah d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan ijarah; atau e. Dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa itina Universitas Sumatera Utara Selanjutnya, penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah juga sesuai dengan syariah islam. Sumber penetuan harga atau pelaksanaan kegiatan prinsip syariah dasar hukumnya adalah Al-Quran dan Sunnah Rasul.

B. Sistem Operasional Bank Syariah

Menurut Novita Wulandari 2004, “Pada sistem operasi bank syariah, pemilik dana menanamkan uangnya di bank tidak dengan motif mendapatkan bunga, tapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi hasil.” Dana nasabah tersebut kemudian disalurkan kepada mereka yang membutuhkan misalnya modal usaha, dengan perjanjian pembagian keuntungan sesuai kesepakatan.

C. Sistem Penghimpunan Dana

Penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan oleh bank konvensional adalah dalam bentuk Tabungan, Deposito, dan Giro yang lazim disebut dengan Dana Pihak Ketiga. Dalam bank syariah penghimpunan dana dari masyarakat dilakukan tidak membedakan nama produk tetapi melihat pada prinsip yaitu prinsip wadiah dan prinsip mudharabah. Apapun nama produknya, yang diperhatikan adalah prinsip Universitas Sumatera Utara yang digunakan atas produk tersebut, hal ini sangat terkait dengan porsi pembagian hasil usaha yang akan dilakukan antara pemilik danadeposan shahibul maal dengan bank syariah sebagai mudharib. Menurut Muhammad 2004 : 50, Berdasarkan prinsip tersebut diatas bank syariah dapat menghimpun dana dari pihak ketiga dalam bentuk : a Titipan Wadiah simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan. b Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko untuk investasi umum dimana bank akan membayar pembagian keuntungan secara proporsional c Investasi khususmudharabah muqayyadah dimana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil risiko atas investas itu.

D. Sistem Penyaluran Dana