Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

B. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Informasi yang digunakan untuk mengukur kinerja bank adalah berdasar Laporan Publikasi Keuangan Bank selama periode 2007- 2009. Data yang diambil adalah laporan triwulanan masing-masing bank yang dipublikasikan di surat kabar atau internet. 2. Ukuran kinerja bank yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan bank yang meliputi Capital Adequacy Ratio mewakili rasio permodalan, Non Performing Loan mewakili rasio kualitas aktiva produktif, Return on Asset dan Return on Equity mewakili rasio rentabilitas, Beban Operasional dibagi Pendapatan Operasional mewakili rasio efisiensi, dan Loan to Deposit Ratio mewakili rasio likuiditas.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana kinerja keuangan perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional untuk masing-masing rasio keuangan. 2. Bagaimana kinerja perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional secara keseluruhan. Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1 Bagi penulis, dengan melakukan penelitian ini penulis memperoleh pengalaman dan ilmu pengetahuan baru mengenai perbankan syariah. 2 Bagi Bank syariah, dapat dijadikan sebagai catatankoreksi untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangan. 3 Bagi bank konvensional, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan atau pertimbangan untuk membentuk atau menambah Unit Usaha Syariah atau bahkan mengkonversi menjadi bank syariah. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bank Konvensional.

Pengertian bank menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 : 1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyaraka dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak 2. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi, dalam penghimpunan dan penyaluran dananya, bank memberikan atau mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu suatu periode tertentu. Menurut Sigit Triandaru Totok Budisantoso, “Persentase tertentu ini biasanya ditetapkan pertahun.” Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia saat ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa indonesia dimana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh bangsa Belanda. Universitas Sumatera Utara Sebagaimana telah dikemukakan oleh Kasmir, 2008: 20 Dalam mencari keuntungan bank konvensional menggunakan dua metode yaitu : a. Menetapkan bunga sebagai harga untuk produk simpanan seperti giro, tabungan, ataupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjaman kredit juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan spread based b. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based

A. Sistem Penghimpunan Dana

Aktifitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat. Pada dasarnya suatu bank mempunyai empat alternatif untuk menghimpun dana untuk kepentingan usahanya, yaitu : • Dana sendiri • Dana dari deposan • Dana pinjaman • Sumber dana lain Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya Universitas Sumatera Utara dalam bentuk simpanan. Simpanan dana dari deposan yang sering disebut dengan nama rekening atau account. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarkat adalah seperti : 1. Simpanan Giro Demand Deposit, Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan 2. Simpanan Tabungan Saving Deposit Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dapat dilakukan dengan menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kuitansi atau kartu ATM. Kepada para pemegang rekening tabungan akan diberikan bunga tabungan yang merupakan jasa atas tabungannya. Sama seperti halnya dengan rekening giro, besarnya bunga tabungan tergantung dari bank yang bersangkutan. 3. Simpanan Deposito Time Deposit Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu jatuh tempo. Penarikannya pun dilakukan sesuai jangka waktu Universitas Sumatera Utara tersebut. Jenis deposito pun beragam sesuai dengan keinginan nasabah. Dalam prakteknya Deposito terdiri dari Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito, dan Deposit on call. Disamping itu, bank juga memberikan jasa-jasa Bank Lainnya sebagai kegiatan penunjang , kegiatan ini banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah. Dalam praktiknya jasa-jasa perbankan yang ditawarkan antara lain adalah : pengiriman uang, kliring, inkaso, safe deposit box, Bank card, Bank Notes, Bank Garansi, Bank Draft, Letter of Credit LC, menerima setoran-setoran, serta melayani pembayaran-pembayaran.

B. Sistem Penyaluran Dana

Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan lending. Penyaluran dana dilakukan oleh bank konvensional melalui pemberian pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan kredit. Kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari beragam jenis, tergantung dari kemampuan bank dalam menyalurkan dananya. Sebelum kredit dikucurkan, bank terlebih dahulu menilai kelayakan kredit yang diajukan oleh nasabah. Universitas Sumatera Utara Menurut Dahlan Siamat 1995 : 97 “Sistem penyaluran dana bank berdasarkan pada suatu proses yang disebut transformasi asset dengan mempertimbangkan faktor-faktor likuiditas, risiko, dan keuntungan.” Besar kecilnya bunga kredit sangat mempengaruhi keuntungan bank, mengingat keuntungan utama bank adalah selisih bunga kredit dengan bunga simpanan. Secara umum jenis-jenis kredit yang ditawarkan meliputi : 1. Kredit Investasi Merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang melakukan investasi atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini memiliki jangka waktu yang relatif panjang. 2. Kredit Modal Kerja Merupakan kerdit yang digunakan sebagai modal usaha. Biasa kredit jenis iniberjangka waktu pendek, yaitu tidak lebih dari satu tahun. 3. Kredit Perdagangan Merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka memperlancar atau memperluas atau memperbesar kegiatan perdagangannya. 4. Kredit Produktif Universitas Sumatera Utara Merupakan kredit yang bisa berupa investasi, modal kerja, atau perdagangan. Dalam arti kredit ini diberikan untuk diusahakan kembali sehingga pengembalian kredit diharapkan dari hasil usaha yang dibiayai. Agar penyaluran dana tersebut dapat menghasilkan keuntungan bagi bank, maka biaya yang dikeluarkan dalam penghimpunan dana harus lebih kecil daripada penerimaan yang diperoleh dari penyaluran dana. Menurut Sigit Triandaru Totok Budisantoso 2006 : 106, “penghimpunan dan penyaluran dana inilah yang akan melandasi penerapan tingkat bunga pinjaman yang akan dikenakan antara tingkat bunga simpanan dan tingkat bunga kredit.” Selisih antara tingkat bunga pinjaman dan tingkat bunga simpanan disebut dengan spread. Semakin efisien kinerja suatu bank, akan semakin kecil komponen-komponen yang ditambahkan pada tingkat bunga simpanan untuk membentuk tingkat bunga pinjaman. Dengan kata lain, besar kecilnya spread pada suatu bank dapat dijadikan indikator tingkat efisiensi atas kinerja suatu bank.

2.2. Bank Syariah.

Universitas Sumatera Utara Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank islam atau biasa dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan perbankan yang operasionalnya dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang perngoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat islam Bank syariah dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari aktifitas funding untuk disalurkan kepada aktifitas financing, dengan harapan bank yang bersangkutan tetap mampu memenuhi kriteria- kriteria likuiditas, rentabilitas dan solvabilitasnya. Sebagaimana halnya bank konvensional, bank syariah juga mempunyai peran sebagai lembaga perantara intermediary antara satuan-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana surplus unit dengan unit-unit yang mengalami kekurangan dana deficit unit. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bank syari’ah adalah bank yang dalam melaksanakan aktivitasnya dalam pemberian jasa dan lainnya berdasarkan prinsip Syari’ah Islam, seperti menghindari penggunaan instrumen bunga riba dan beroperasi dengan prinsip bagi hasil profit anf loss sharing. Universitas Sumatera Utara

A. Prinsip dasar perbankan syariah

Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia, namun sudah menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan sejak hadirnya bank syariah saat ini. Menurut Kasmir, “saat ini bank syariah sudah berjumlah sekitar empat ratusan lebih kantornya.” Keluarnya fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank Konvensional tahun 2003 lalu memperkuat kedudukan bank syariah di Indonesia. Jumlah keuntungan bank syariah semakin besar maka semakin besar pula bagi hasil yang diterima nasabah, demikian juga sebaliknya. Dalam menjalankan fungsi dan perannya bank syari’ah secara garis besar, sistem operasional bank syari’ah ditentukan aqad yang terdiri dari lima dasar aqad. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut : a. Pembiayaan berdarasarkan prinsip bagi hasil mudharabah b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal musyarakah c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahah d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan ijarah; atau e. Dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa itina Universitas Sumatera Utara Selanjutnya, penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah juga sesuai dengan syariah islam. Sumber penetuan harga atau pelaksanaan kegiatan prinsip syariah dasar hukumnya adalah Al-Quran dan Sunnah Rasul.

B. Sistem Operasional Bank Syariah

Menurut Novita Wulandari 2004, “Pada sistem operasi bank syariah, pemilik dana menanamkan uangnya di bank tidak dengan motif mendapatkan bunga, tapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi hasil.” Dana nasabah tersebut kemudian disalurkan kepada mereka yang membutuhkan misalnya modal usaha, dengan perjanjian pembagian keuntungan sesuai kesepakatan.

C. Sistem Penghimpunan Dana

Penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan oleh bank konvensional adalah dalam bentuk Tabungan, Deposito, dan Giro yang lazim disebut dengan Dana Pihak Ketiga. Dalam bank syariah penghimpunan dana dari masyarakat dilakukan tidak membedakan nama produk tetapi melihat pada prinsip yaitu prinsip wadiah dan prinsip mudharabah. Apapun nama produknya, yang diperhatikan adalah prinsip Universitas Sumatera Utara yang digunakan atas produk tersebut, hal ini sangat terkait dengan porsi pembagian hasil usaha yang akan dilakukan antara pemilik danadeposan shahibul maal dengan bank syariah sebagai mudharib. Menurut Muhammad 2004 : 50, Berdasarkan prinsip tersebut diatas bank syariah dapat menghimpun dana dari pihak ketiga dalam bentuk : a Titipan Wadiah simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan. b Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko untuk investasi umum dimana bank akan membayar pembagian keuntungan secara proporsional c Investasi khususmudharabah muqayyadah dimana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil risiko atas investas itu.

D. Sistem Penyaluran Dana

Setelah Dana Pihak Ketiga terkumpul, maka sesuai dengan fungsi intermediary-nya maka bank berkewajiban menyalurkan dana tersebut untuk pembiayaan. Dalam hal ini, bank harus mempersiapkan strategi penggunaan dana-dana yang dihimpunnya sesuai dengan rencana alokasi berdasarkan kebijakan yang telah digariskan. Berikut ini beberapa bentuk pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah dalam sistem penyaluran dananya antara lain : a Pembiayaan dalam prinsip bagi hasil Mudharabah b Pembiayaan dalam prinsip penyertaan Musyarakah Universitas Sumatera Utara c Pembiayaan dalam prinsip jual beli Al Bai’ d Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa Iajarah dan Ijarah wa Iqtina e Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya.

2.3. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja. 1. Akad dan Aspek Legalitas Akad yang dilakukan dalam bank syariah memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Nasabah seringkali berani melanggar kesepakatanperjanjian yang telah dilakukan bila hukum itu hanya berdasarkan hukum positif belaka, tapi tidak demikian bila perjanjian tersebut memiliki pertanggungjawaban hingga yaumil qiyamah nanti. Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya harus memenuhi ketentuan akad. 2. Lembaga Penyelesaian Sengketa Penyelesaian perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabah pada perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional. Kedua belah pihak pada perbankan syariah tidak menyelesaikannya di peradilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai tata cara dan hukum materi syariah. Lembaga yang mengatur hukum materi dan Universitas Sumatera Utara atau berdasarkan prinsip syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase Muamalah Indonesia atau BAMUI yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia. 3. Struktur Organisasi Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang amat membedakan antara bank syariah dan bank konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjamin efektivitas dari setiap opini yang diberikan oleh Dewan Pengawas Syariah. Karena itu biasanya penetapan anggota Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, setelah para anggota Dewan Pengawas Syariah itu mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional. 4. Bisnis dan Usaha yang Dibiayai Bisnis dan usaha yang dilaksanakan bank syariah, tidak terlepas dari kriteria syariah. Hal tersebut menyebabkan bank syariah tidak akan mungkin membiayai usaha yang mengandung unsur- unsur yang diharamkan. Terdapat sejumlah batasan dalam hal pembiayaan. Universitas Sumatera Utara Tidak semua proyek atau objek pembiayaan dapat didanai melalui dana bank syariah, namun harus sesuai dengan kaidah-kaidah syariah. 5. Lingkungan dan Budaya Kerja Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sesuai dengan syariah. Dalam hal etika, misalnya sifat amanah dan shiddiq, harus melandasi setiap karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim yang baik, selain itu karyawan bank syariah harus profesional fathanah, dan mampu melakukan tugas secara team-work dimana informasi merata diseluruh fungsional organisasi tabligh. Dalam hal reward dan punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3. Perbedaan sistem bunga dengan syariah No Pokok-pokok perbedaan Sistem bunga Prinsip syariah 1. Dasar perjanjian penentuan bungaimbalan Perjanjian pengenaan bunga tidak berdasarkan keuntungankerugian. Perjanjian imbalan berdasarkan pada keuntungankerugian 2. Dasar perhitungan bunga imbalan Persentase tertentu dari total dana yang dipinjamkan kepada nasabah Besarnya misbah bagi hasil didasarkan atas jumlah keuntungan yang diperoleh nasabah 3. Kewajiban pembayaran bunga imbalan a. Pembayaran bunga tetap harus dibayar, meskipun usaha nasabah mengalami kerugian b. besarnya pembayaran bunga oleh nasabah jumlahnya tetap meskipun keuntungan nasabah lebih besar dari jumlah yang diperkirakan a. Pembayaran imbalan dilakukan apabila nasabah memperoleh keuntungan. Sebaiknya bila rugi, jumlah kerugian atau risiko ditanggung kedua belah pihak b. Besarnya imbalan berubah sesuai dengan besar- kecilnya keuntungan yang didapat nasabah 4. Persyaratan jaminan pembiayaan Pembiayaan umumnya memerlukan penyerahan jaminan berupa barang atau harta nasabah Persyaratan jaminan tidak mutlak diperlukan 5. Obyek pembiayaan Jenis usaha yang dibiayai tidak dibedakan, sepanjang memenuhi persyaratan Jenis usaha yang dibiayai harus sesuai dengan ketentuan syariah 6. Pandangan syariah terhadap prinsip bunga Pembayaran pengenaan bunga terhadap nasabah dianggap haram Pembayaran imbalan berdasarkan bagi hasil sifatnya halal. Universitas Sumatera Utara

2.4. Kinerja Keuangan bank