PENGELOLAAN PORTOFOLIO SBSN TAHUN 2012

III. PENGELOLAAN PORTOFOLIO SBSN TAHUN 2012

Dalam rangka perluasan basis investor, diversifikasi sumber pembiayaan, dan pengembangan pasar keuangan dalam negeri, Pemerintah telah menerbitkan surat berharga berdasarkan prinsip syariah, atau dikenal secara internasional dengan istilah sukuk. Instrumen keuangan ini pada prinsipnya sama seperti surat berharga konvensional, dengan perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying transaction) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk, serta adanya aqad atau perjanjian antara para pihak berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

Laporan Pertanggungjawaban SBN Tahun Anggaran 2012 -442-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2012 (audited)

Untuk keperluan penerbitan surat berharga berdasarkan prinsip syariah, perlu adanya pengaturan secara khusus, baik yang menyangkut instrumen maupun perangkat yang diperlukan. Hal tersebut, juga dengan mempertimbangkan adanya kendala-kendala yang dihadapi dari sisi legal dalam hal Pemerintah akan menerbitkan surat berharga berdasarkan prinsip syariah dengan menggunakan basis hukum yang ada di Indonesia pada saat ini. Oleh karena itu, Undang-Undang (UU) Nomor

19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada 7 Mei 2008 telah disahkan dan menjadi landasan legal pengelolaan SBSN. Secara garis besar UU tersebut mengatur hal-hal sebagai berikut:

a. Transparansi pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara dalam kerangka kebijakan fiskal dan kebijakan pengembangan pasar Surat Berharga Syariah Negara dengan mengatur lebih lanjut tujuan penerbitannya dan jenis-jenis akad atau perjanjian yang digunakan.

b. Kewenangan Pemerintah untuk menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara, baik dilakukan secara langsung oleh Pemerintah yang didelegasikan kepada Menteri, ataupun dilaksanakan melalui Perusahaan Penerbit yang dibentuk oleh Menteri.

c. Kewenangan Pemerintah untuk menggunakan Barang Milik Negara sebagai dasar penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (underlying asset).

d. Kewenangan Wali Amanat untuk bertindak mewakili kepentingan Pemegang Surat Berharga Syariah Negara;

e. Kewenangan Pemerintah untuk membayar semua kewajiban yang timbul dari penerbitan Surat Berharga Syariah Negara, baik yang diterbitkan secara langsung oleh Pemerintah maupun melalui Perusahaan Penerbit, secara penuh dan tepat waktu sampai berakhirnya kewajiban tersebut.

f. Landasan hukum bagi pengaturan lebih lanjut atas tata cara dan mekanisme penerbitan Surat Berharga Syariah Negara di pasar perdana maupun perdagangan Surat Berharga Syariah Negara di pasar sekunder agar pemodal memperoleh kepastian untuk memiliki dan memperdagangkan Surat Berharga Syariah Negara secara mudah dan aman.

Sesuai dengan UU Nomor 19 Tahun 2008, tujuan penerbitan SBSN adalah untuk membiayai APBN termasuk membiayai proyek. Pemerintah untuk pertama kalinya menerbitkan SBSN pada Agustus 2008 melalui metode bookbuilding di pasar perdana dalam negeri.

Pada tahun anggaran 2012, pemerintah Indonesia mulai menerbitkan SBSN seri PBS (Project Based Sukuk). SBSN berbasis proyek selain sebagai instrumen pembiayaan APBN juga sekaligus berfungsi mendukung percepatan pembangunan proyek infrastruktur dan pengembangan pasar keuangan syariah di dalam negeri. Manfaat dari penerbitan SBSN berbasis proyek antara lain adalah untuk mendiversifikasi sumber pembiayaan, mendukung percepatan pembangunan proyek infrastruktur, mendukung pengembangan pasar keuangan, khususnya pasar keuangan syariah, mendorong peningkatan pelayanan umum, pemberdayaan industri dalam negeri serta meningkatkan transparansi pelaksanaan kegiatan oleh K/L karena perkembangan pelaksanaan proyek akan dipantau oleh investor dan publik. Penerbitan SBSN seri PBS tersebut dilakukan dengan mekanisme sistem lelang yang ada di Bank Indonesia.

Dalam rangka pengembangan infrastruktur pasar, pada tahun 2012 pemerintah mengimplementasikan Greenshoe Option (GSO) dalam lelang SBSN. GSO adalah lelang tambahan dimana lelang dialksanakan satu hari setelah pelaksanaan lelang regular yang pelaksanaannya diputuskan pada rapat penetapan pemenang regular. Pelaksanaan lelang GSO diatur melalui PMK Nomor 05 Tahun 2011.

Total jumlah penerbitan SBSN yang telah diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2012 adalah sebesar Rp.57.088.811.152.000 yang terdiri dari 6 jenis instrumen yakni IFR, SR, SDHI, PBS, SPN-S dan SNI. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Laporan Pertanggungjawaban SBN Tahun Anggaran 2012 -443-

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2012 (audited)

No Seri

Tanggal Terbit

Maturity Date

Coupon

Jumlah

Metode Penerbitan

Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPN-S) 1,380,000,000,000 Lelang SPN-S 14092012

13 Maret 2012

14 September 2012 3.79592%

SPN-S 09112012

08 Mei 2012

09 Nopember 2012 3.82887%

SPN-S03042013

04 Oktober 2012

03 April 2013 4.69444%

SPN-S17042013

18 Oktober 2012

17 April 2013 4.78075%

Sukuk Retail (SR) 13,613,805,000,000 Bookbuilding SR004

21 Maret 2012

21 September 2015 6.25000%

Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI) 15,342,000,000,000 Private Placement SDHI2017A

21 Maret 2012

21 Maret 2017 5.16000%

SDHI2019A

21 Maret 2012

21 Maret 2019 5.46000%

SDHI2022A

21 Maret 2012

21 Maret 2022 5.91000%

SDHI2016A

27 April 2012

27 April 2016 5.03000%

SDHI2020A

27 April 2012

27 April 2020 5.79000%

SDHI2018A

30 Mei 2012

30 Mei 2018 6.06000%

SDHI2015A

28 Juni 2012

28 Juni 2015 5.21000%

SDHI2020B

28 Juni 2012

28 Juni 2020 6.20000%

Ijarah Fixed Rate (IFR) 400,000,000,000 Lelang IFR0010

02 Februari 2012

15 Februari 2036 10.00000%

Project Based Sukuk (PBS) 16,714,000,000,000 Lelang PBS001

27 Februari 2012

15 Februari 2018 4.45000%

PBS002

27 Februari 2012

15 Januari 2022 5.45000%

PBS003

27 Februari 2012

15 Januari 2027 6.00000%

PBS004

27 Februari 2012

15 Februari 2037 6.10000%

Sukuk Valas 9,639,006,152,000 Bookbuilding SNI22

21 Nopember 2012

21 Nopember 2022 3.30000% $

Tabel 26. Rekapitulasi Hasil Lelang SBSN tahun 2012