Juta Per Bulan
Rp 15 Juta Per Bulan
satu kendala yang ia hadapi sampai sekarang.
Memang, ia mengaku memakai bahan baku kentang untuk donatnya dari Kota Apel tersebut sebagai bahan utama. “Kentang di malang lebih
Diana, yang dihubungi via telepon oleh tim kering dan empuk, beda jika dibandingkan Redaksi Maksindo menuturkan usahanya baru
kentang di sini,” jelasnya.
berjalan sejak lima bulan lalu. Usaha roti dan donat Diana mengisahkan, dulu saat awal yang dinamakan Sari Nikmat ini bermula ketika
membuka usaha, ia harus merogoh kocek yang tak dulu ia sebagai pelaku distributor makanan sejenis.
sedikit. “Jika dihitung dengan mesin, kira-kira Rp 13 “Saya waktu itu mikir daripada saya jadi distributor
juta.”
usaha teman, saya coba-coba buat usaha seperti Donat dan roti mini Sari Nikmat memang ini,” jelasnya.
diolah tanpa bahan pengawet. Diana menjamin Ketertarikannya dengan usaha sebelumnya
bahwa bahan-bahan yang digunakan aman bagi membuat ia mencoba memproduksi donat
kesehatan, apalagi donatnya murni kentang, “Jadi, kentang dan roti mini dengan rasa cokelat dan keju
rasa kentangnya lebih berasa,” tambahnya. dibantu oleh empat karyawannya. Beralamat di
Dengan harga Rp 15 ribu per kotak dengan Mekarsari, Cimanggis, Depok dalam satu harinya
isi 10 buah, Diana ingin menjangkau dari kalangan mereka mampu memproduksi hingga 15 kilogram.
bawah hingga atas. Tak tanggung-tanggung seolah Untuk mempermudah usahanya, wanita yang juga
ingin membuktikan keseriusannya, usaha yang bekerja di bilangan Jakarta membeli mesin dari
berjalan belum ada satu tahun ini sudah beredar di Maksindo, yaitu Mesin Mixer Planerary MF B 15A
beberapa kota di Indonesia. Sebut saja Malang, di Toko Mesin Cabang Pulo Gadung. Meski sempat
Cirebon, Jakarta, Bogor, Depok, dan Bandung. mengalami kendala di bagian mesin, Diana
Produksi donat kentang Sari Nikmat ini pun sudah mengaku puas dengan mesin dari Maksindo.
mendapat sertifikasi halal dan mampu meraup “Bagus, kuat, dan tahan lama,” akunya. Apalagi,
omzet hingga Rp 15 juta per bulan. selain mesin pengolah adonan kue, ia juga
(Herti Annisa)
membeli beberapa mesin lain untuk menunjang usahanya.
M Toyiba (Pengusaha Otak-otak dan Bakso, Tangerang)
Produksi 300 Kilo Otak-Otak per Hari
M Toyiba, pria yang berdomisili di BSD- Cabang Tangerang pada Desember lalu. Setelah Tangerang ini akhirnya memutuskan untuk berhenti memakai mesin, Toyiba mengaku lebih enak dan bekerja di PT Bosco sejak Desember 2013 silam. efisien. “Pakai mesin membuat cost lebih murah,” Keputusannya dinilai karena ia ingin lebih fokus akunya. membangun usaha otak-otak dan bakso yang
Diakui juga, otak-otak buatan Chi Chi Food dibangun sejak Mei 2013. Ketika itu, ia merasa bosan memang memiliki beberapa keungulan. Salah bekerja dengan orang lain dan dilihat bahwa margin satunya adalah harga yang murah. Chi Chi Food yang diterima akan lebih besar. Maka dari itu, ia mematok otak-otak yang terbuat dari ikan tenggiri memutuskan untuk mencari usaha yang sesuai seharga Rp 20.000/kg dan bakso Rp 39.000/kg. Meski dengan pengalaman sebelumnya.
harga produksinya terjangkau, Toyiba menjamin Adalah Chi-Chi Food, menjadi brand produknya dari segi kualitas. “Di sini kita pakai air usahanya. Nama Chi-Chi diambil dari nama bersih, karena di lokasi pabrik sumber airnya bagus panggilan sang anak, Dea Safitr y. Dalam jadi sangat pengaruh dengan produknya,” tandas menjalankan usahanya, Toyiba dibantu tujuh orang Toyiba. karyawan yang memproduksi otak-otak dan bakso
Meski masih didistibusikan ke wilayah frozen yang didistrubusikan ke Palembang, Palembang, Toyiba bisa menghasilkan omzet yang Sumatera Selatan. Produksi otak-otak dan baksonya cukup besar. Ia mengatakan dalam satu bulan, bisa yang diolah di di Tigaraksa, Tangerang ini dalam satu mendapatkan hingga ratusan juta, “Tergantung harinya mampu memproduksi hingga 300 kg untuk jumlah produksinya,” jelasnya. otak-otak, dan 1 ton produksi bakso.
Usaha otak-otak dan baksonya yang baru Namun, saat ini Toyiba sedang fokus ke berjalan beberapa bulan mulai melebarkan produksi otak-otak saja. Hal ini dilakukan mengingat sayapnya. Toyiba mengaku ingin menambah peminatnya lebih banyak dibandingkan bakso. jangkauan distribusi produknya. “Sekitar bulan “Apalagi saya distribusinya cuma ke Palembang saat Februari saya akan menambah ke wilayah Bogor dan ini. Orang Palembang ternyata sangat suka otak- Bekasi. Di bulan Maret baru menjangkau Jawa otak. Sebab otak-otak yang saya buat ini rasanya Tengah. Tentunya saya berencana akan menambah nggak beda jauh dengan pempek,” katanya.
produksi hingga 1 ton dalam satu hari,” ceritanya Untuk membantu proses produksi, Toyiba sebelum mengakhiri obrolan dengan tim Redaksi membeli sebuah Mesin Horizontal Mixer Dought Maksindo.
WHB-25 dan Vacum Seler DZ 260 A di Toko Mesin (Herti Annisa)
Supomo - Bakmie Jawa Pak Pom
Indonesia melainkan hingga mancanegara. Cita B kangen bagi para perantau. Sehingga mereka tidak
akmie Jawa merupakan salah satu inspirasi untuk membawa nuansa tersebut ke para jenis kuliner yang sudah terkenal perantau di ibukota. “Salah satu tujuan awal saya pamornya, tidak hanya di lidah orang membuka usaha ini sebagai sarana pengobat rasa
rasa mie kuning yang khas dipadu dengan aneka perlu jauh-jauh pulang kampung,” ujarnya. macam bumbu rempah dan potongan-potongan
Bermodalkan sekitar Rp 25 juta untuk bahan lainnya, menjadikan makanan ini disukai oleh membeli perabotan, bahan-bahan, mesin pencetak semua kalangan. Oleh karena itu, tidak mie, dan keperluan lainnya, ia pun mendirikan kios mengherankan jika usaha kuliner yang satu ini Bakmi Pak Pom di depan sebuah bengkel AC, tepat mudah ditemui di mana-mana, mulai dari gerai kaki di pinggir Jalan H. Djuanda Raya, Ciputat, lima, hingga resto berkelas internasional.
Tangerang Selatan. Karena berkonsep kaki lima, Salah satunya adalah Supomo, memasuki kios tersebut hanya buka dari pukul 18.00 hingga masa purnabaktinya sebagai karyawan swasta, pukul 24.00 setiap hari Selasa sampai hari Minggu. tidak lantas ikut menurunkan semangatnya untuk
Walaupun menyediakan aneka menu berwirausaha, sekaligus melestarikan kuliner kuliner khas Jawa, ia mengaku awalnya juga sempat daerah. Pria asal Magelang ini merupakan owner menjual menu sego kucing (nasi kucing) di kiosnya. Bakmie Jawa Pak Pom, yang menyajikan aneka “Selain bakime, saya juga menjual sego kucing kuliner khas Jawa, termasuk Bakmie Jawa. Usaha dengan harapan mendapatkan target pasar yang berdiri sejak bulan Juni 2013 tersebut kalangan menengah ke bawah, seperti mahasiswa, didasarkan pada hobinya makan bakmie. Ia juru mudi taksi, dan lain-lain,” ujarnya. Namun bersama sang istri telah mencoba bermacam- hasilnya tidak seperti yang diharapkan, hari macam bakmie di berbagai tempat, sebelum pertama, dari 80 bungkus sego kucing yang akhirnya memutuskan untuk mencoba membuat disediakan hanya laku sekitar 8 bungkus saja. Di resep Bakmi sendiri.
hari-hari berikutnya ia terpaksa mengurangi jumlah nasi kucing yang dijual, namun pembelinya pun
Dari Sego Kucing ke Bakmi
tetap menurun bahkan sempat tidak laku sama sekali. Walhasil pada hari kelima, ia pun berhenti
Ditemui di kios miliknya, pensiunan staf menyediakan sego kucing. “Saya putuskan untuk marketing sebuah media cetak ibukota ini stop, sebab saya tidak mau serakah karena di dekat mengatakan memulai usahanya karena sini juga sudah ada yang menjual nasi kucing. mendapatkan inspirasi dari perjalanannya ke Akhirnya fokus ke Bakmi saja” jelasnya. daerah Jawa, seperti Solo, Temanggung hingga
Kebalikan dengan sego kucing, Supomo Magelang. Supomo, yang pada saat perjalanannya mengaku permintaan terhadap Bakmi Godog di tersebut sempat mengunjungi beberapa tempat warungnya justru kian bertambah. Setiap harinya yang menawarkan kuliner khas Jawa, mendapatkan pembeli yang datang hampir pasti menanyakan
menu Bakmi Godog yang resepnya ia buat sendiri
Selain perlakuan yang ramah terhadap Mie kuning yang ia gunakan memang pelanggan, Supomo juga memiliki metode untuk bukan sembarang mie. Ia membuat sendiri adonan mengevaluasi kepuasan pelanggan. Bekerja selama mie Jawa tersebut berdasarkan komposisi bahan
32 tahun sebagai staf marketing, ia kemudian tertentu dan mencetaknya menggunakan Mesin menerapkan ilmu marketing yang dimiliki kepada Pencetak Mie otomatis tipe MJ-180 produksi usahanya tersebut. Setiap pelanggan yang datang Maksindo. Dengan menggunakan mesin tersebut ia dan selesai makan, biasanya akan diberikan mampu memproduksi sebanyak 2 kilo mie kuesioner untuk menilai seberapa puas mereka berkualitas dalam waktu 2 jam. Supomo mengaku terhadap makanan, minuman, pelayanan hingga sangat puas dengan kinerja mesin tersebut, selain fasilitas yang tersedia. Kebanyakan dari para pengoperasiannya sangat mudah, ia juga belum pelanggan tersebut menyatakan kepuasannya, pernah menemui kendala selama
meskipun ada juga kritikan hingga komplain menggunakannya.
terhadap makanan karena perbedaan selera. Selain bakmie godog, warung Bakmie Pak Namun hal tersebut tetap dijadikan sebagai bahan Pom juga menyediakan menu lainnya seperti nasi evaluasi agar pelayanannya lebih baik lagi.] goreng, mie goreng, dan nasi godog. Ada juga
menu yang disebut Magelangan, menu tersebut Omzet Menjanjikan
merupakan kuliner asli dari Magelang yang sajiannya terdiri dari mie goreng dicampur dengan
Harga makanan maupun minuman yang nasi. Supomo mengaku menyediakan menu ditawarkan di Bakmie Pak Pom terbilang sangat tersebut karena mendapatkan usulan dari salah terjangkau untuk semua kalangan. Hal itu seorang pelanggannya. Selain makanan, ada juga dikarenakan target pasarnya sejak awal memang aneka minuman tradisional seperti wedang uwuh, para konsumen kelas menengah hingga ke bawah, wedang Jahe, hingga bir pletok. Semua formula seperti yang diungkapkan oleh Supomo. Satu porsi minuman tersebut ia racik sendiri menggunakan menu Bakmi Godog, Mie Goreng, Nasi Godog, dan bahan-bahan alami.
Magelangan seharga Rp 15 ribu. Sedangkan menu Untuk mempermudah pemesanan, Nasi Goreng hanya Rp 12 ribu. Untuk minuman Supomo juga menyediakan layanan antar (Delivery Supomo - Bakmie Jawa Pak Pom yang ditawarkan harganya bervariasi mulai dari Rp Order) dengan syarat minimum pemesanan
5 ribu hingga Rp 7 ribu.
seharga Rp 40 ribu dan lokasi yang diantarkan Meskipun usahanya baru sebatas warung dalam radius 3 km dari kedainya. Hal tersebut ia tenda, namun omzet yang dihasilkan cukup lakukan, dengan alasan agar karyawan yang menjanjikan. Setiap bulannya, Supomo mengaku mengantarkan makanan tidak perlu terlalu jauh mendapatkan omzet hingga Rp 11 juta dari pergi dan kualitas makanan tidak berubah saat penjualan. Jumlah tersebut belum dipotong biaya sampai ke tangan konsumen.
untuk bahan-bahan, gaji pegawai, retribusi dan kebersihan sebesar Rp 750 ribu per bulannya.
Suasana Kekeluargaan
Walau belum ada satu tahun berjalan, ia mengaku grafik penjualannya terus meningkat sejak pertama
Alumni Perbanas ini mengaku memiliki kali buka pada Bulan Juni, hingga mencapai strategi khusus agar pelanggannya merasa betah puncaknya bulan Desember 2013. Ia pun sudah untuk datang ke kedainya. Karena warungnya mempersiapkan langkah ekspansi dengan dibangun berdasarkan konsep kekeluargaan, ia menambahkan gerai di lokasi lain. Untuk memperlakukan konsumen yang datang layaknya mewujudkannya, Ia mengaku sudah beberapa kali keluarga sendiri. “Setiap pelanggan yang datang melakukan survey lokasi. Ke depannya ia berharap tidak cuma makan, lalu pulang. Biasanya saya ajak dapat mengembangkan usahanya lebih lanjut agar ngobrol tentang berbagai hal. Bahkan, kadang- dapat diteruskan ke anak-cucunya.
(Bayuaji Alviantoro)
Bakso Malang Omzetnya Rp 7 Juta Per Hari
Aris Manto (Pemilik usaha Bakso Arema 87 Bekasi)
tempat tinggalnya di Kota Harapan Indah, Bekasi. daging yang empuk hingga penyajian menarik dan B Popularitas baksonya yang jempolan itu cepat
akso Malang merupakan salah satu Aris mengawali usahanya dengan berjualan kuliner yang sudah terkenal di seluruh
keliling menggunakan gerobak sepeda di sekitar Indonesia. Cita rasa yang gurih, tekstur
harganya yang relatif terjangkau menjadi alasan tersebar dari mulut ke mulut sehingga mengapa kuliner ini begitu disenangi banyak
mengundang minat dari lima orang rekannya untuk kalangan. Penikmatnya pun tidak terbatas pada
turut berpartisipasi. Tahun 2009 dengan dukungan usia, profesi maupun kalangan tertentu saja.
rekan-rekan dan tambahan dana pinjaman dari Perkembangan bisnis Bakso Malang ini sudah
Bank, ia pun mulai berekspansi menambah jumlah berkembang sampai ke berbagai daerah, tidak
gerobak menjadi sepuluh unit. Tidak hanya itu, ia hanya sebatas di kota Apel tersebut. Popularitas
juga merubah penampilan gerobaknya agar bakso Malang itulah yang kemudian mendasari Aris
seragam dan mengambil alih dua pangkalan bakso Manto, pengusaha Bakso Malang Arema 87 yang
yang tutup dari brand lain.
berlokasi di kawasan Kota Harapan Indah, Bekasi . Hingga saat ini, ia sudah memiliki 14 unit gerobak sepeda dan dua pangkalan tetap di
Berkembang Sangat Cepat
kawasan Harapan Indah, Bekasi. Adapun penjualan dilakukan secara keliling di hunian cluster dan non
Usaha Bakso Malang Arema 87 yang dilakoni cluster perumahan Harapan Indah. Namun, Aris pria asli Malang ini sudah dirintis sejak 2008.
memprioritaskan pembeli dari kawasan non cluster, Berawal dari kegiatan isengnya berjualan bakso
karena selain jumlah pembelinya lebih banyak, saat sedang libur bekerja. Tak disangka, respon dari
berjualan di area tersebut lebih mudah tanpa perlu masyarakat cukup baik, baksonya laris manis
mengurus perizinan pada developer. Selain diserbu pembeli. Karena melihat pangsa pasar yang
dijajakan keliling, ia juga menerima order untuk menjanjikan itu muncul ide untuk membuka usaha
hajatan khusus seperti ulang tahun, khitanan, pesta bakso secara permanen. Maka, Aris pun
pernikahan, dan lain-lain.
memutuskan untuk keluar dari tempatnya bekerja Walaupun berkembang sangat cepat, dan mulai merintis usaha Bakso. Usaha Baksonya itu
beberapa kendala juga pernah dihadapi oleh Aris di kemudian diberi brand “Bakso Arema 87”, yang
awal. Ia mengaku pernah dimintai beragam jenis diambil dari nama klub sepakbola pujaannya,
pungutan liar, bahkan beberapa pegawainya juga Arema Malang. Bahkan karena sangat besar
mengaku pernah dipalak saat sedang berjualan. kecintaannya terhadap Arema, ia menetapkan
Selain itu, pendapatannya juga sempat seragam pegawai dan gerobak baksonya berwarna
terpengaruh saat beredar isu mengenai bakso biru menyerupai seragam klub sepakbola
berformalin di masyarakat. Namun, kendala kebanggaan tanah kelahirannya tersebut.
tersebut tidak meruntuhkan semangat Aris. Sebab ia senantiasa yakin dengan kualitas produknya.
Harga baksonya sendiri bervariasi sesuai Omzet 5 juta Sehari
permintaan konsumen. Satu porsi bakso biasa cukup membayar seharga Rp 7 ribu, sedangkan
Dengan produksi sebanyak 20-40 kilo per bakso urat dihargai Rp 9 ribu per porsi. Untuk satu harinya, Aris mengaku baksonya hampir selalu porsi lengkap ia jual Rp 10 ribu, isinya campuran terjual habis. Tidak heran kalau ia mampu bakso halus dan bakso urat, dilengkapi dengan mie mengantongi omzet bersih dari seluruh gerobak dan pangsit. Dengan harga yang cukup terjangkau miliknya sebesar 5 juta per hari. Sebanyak 25 % dari tersebut, tidak heran jika pembelinya banyak.
total keuntungannya tersebut untuk gaji anak buahnya. Keuntungannya bisa semakin tinggi jika
Produksi Melonjak
ada order untuk hajatan khusus.“Kalau sedang ada acara, omzet saya bisa sampai 7 juta per hari,”
Di tahun 2010, usahanya berkembang sangat jelasnya. pesat dengan tingginya respon dari konsumen.
Saat ini, Aris sendiri sudah tidak lagi ikut Seiring dengan kebutuhan produksi bakso yang berjualan keliling menggunakan gerobak sepeda, semakin meningkat, kini dalam sehari memerlukan namun ia mengaku tetap mengontrol proses bakso sebanyak 20 kilo. Padahal kemampuannya produksi baksonya agar kualitas tetap terjaga. mencetak bakso secara manual hanya sekitar 2,5 Menurut Aris prospek usaha bakso Malang ini di kg/jam, dan waktu untuk produksi dibatasi hanya masa mendatang masih sangat cerah. Walaupun sekitar empat jam, yaitu pukul 7 pagi hingga pukul terus bermunculan kompetitor, ia mengatakan
11 siang, demi menjaga kesegaran dan kualitas. bahwa sesama pengusaha Bakso Malang bersaing Ditambah lagi ia harus mengolah panganan lainnya secara sehat. Hal itu karena mereka semua masih sebagai pelengkap bakso seperti mie, bakwan, terikat dalam satu paguyuban. pangsit, dan tahu goreng.
Melihat kondisi usahanya saat ini membuat Karena tidak sanggup mengejar produksi, ia Aris optimis menatap ke depan. Ia berencana untuk pun memutuskan untuk menggunakan bantuan semakin memperluas usahanya dengan mesin dalam proses produksi baksonya. Pilihannya membentuk franchise atau waralaba. Hal itu jatuh pada Mesin Pencetak Bakso tipe MF-C280B dilakukan selain untuk alasan bisnis, juga sebagai dari Maksindo. Informasi mengenai mesin tersebut sarana untuk melestarikan budaya kuliner daerah awalnya ia dapatkan melalui rekannya, karena Malang. Aris berharap dengan begitu bakso belum ada gambaran kemudian ia mencari tahu Malang bisa lebih dikenal masyarakat luas. Karena lebih lanjut lewat internet. “Awalnya yang saya tahu ia menilai, di wilayah Bekasi persaingan usaha tokonya ada di Surabaya, tapi begitu saya hubungi bakso Malang masih sangat rendah. “Untuk bakso ke sana, kemudian diarahkan ke toko yang ada di Malang, persaingannya masih kurang Pulo Gadung,” jelasnya.
dibandingkan jenis makanan lain. Dulu ada Sejak menggunakan mesin pencetak baks, ia beberapa pengusaha, tapi kemudian tutup. mampu memproduksi sebanyak 20 kilo bakso pada Kompetitor yang masih ada sekarang juga sudah hari biasa. Sedangkan pada hari libur produksinya mulai redup pamornya” jelasnya lagi. melonjak sebesar 40 kilo per hari. Jumlah tersebut
Sebagai pengusaha bakso yang terbilang dibagi untuk kebutuhan berjualan keliling dan sukses bertahan dan berkembang hingga saat ini, pesanan untuk acara tertentu. “Perbandingannya Aris mengaku kunci kesuksesannya adalah bersabar sangat jauh sekali, dulu jika pakai tangan butuh dalam merintis usaha dan banyak belajar. waktu 2 jam untuk mencetak 5 kilo, sekarang dalam Sepanjang perjalanannya menekuni bisnis ini, ia waktu yang sama bisa dapat 30 kilo,” ujar bapak dua kerap mendengarkan kritik dari orang lain terhadap anak itu. Melonjaknya produksi juga membuat produknya. “Komplain atau kritikan dari orang itu bakso yang ia jual lebih banyak, hasilnya pasti ada, dan itu sudah biasa dalam usaha. Saya keuntungan yang didapatkan pun meningkat jadikan kritik sebagai motivasi untuk terus maju dan secara signifikan.
sarana untuk memperbaiki kualitas produk dan diri kita,” ujarnya menutup perbincangan.
(Bayuaji Alviantoro)