BAB 4 PEMAKNAAN ‘MUTIARA’ DALAM THE PEARL
4.1. Analisis Penanda Utama dalam The Pearl
Dalam novel The Pearl, mutiara memegang peran penting sebagai penanda utama. Mutiara tersebut mewakili semua tanda yang ada dalam teks,
yang juga menghubungkan sekuen-sekuen cerita dalam novel ini. Ditemukannya mutiara oleh Kino merupakan awal dari serangkaian konflik sepanjang cerita
dalam novel ini dan dibuangnya mutiara ke laut mengakhiri seluruh rangkaian cerita tersebut.
Skema 1: Mutiara sebagai Penanda Utama prime signifier
Ketidakmampuan Kino untuk mengobatkan anaknya
karena tidak punya mutiara berharga
Perubahan pandangan Perubahan
pandangan hidup Kino
terhadap Kino
Tumbuhnya Pengobatan
Perubahan Tragedi
harapan- Coyotito
watak Kino kematian harapan baru
Coyotito
Mutiara
62
Kino yang pada awalnya digambarkan sebagai seorang nelayan mutiara miskin, yang hidup sederhana. Meskipun demikian, dia menikmati kehidupannya
yang bahagia bersama istri dan anaknya. Masalah mulai menghampirinya, yaitu tatkala anaknya disengat kalajengking dan memerlukan pertolongan seorang
dokter. Namun, pertolongan itu tidak didapatnya karena dia tidak punya cukup uang untuk membayar biaya pengobatan. Yang ada padanya hanya beberapa butir
mutiara yang tidak berharga. Now Kino reached into the secret place somewhere under his blanket.
He brought out a paper folded many times. Crease by crease he unfolded it, until at last there came to view eight small misshapen seed pearls, as
ugly and gray as little ulcers, flattened, and almost valueless. …
“The doctor has gone out,” he said.Steinbeck, 1963:15
Dari petikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa mutiara-mutiara kecilnya, yang baginya adalah harta yang paling berharga, sampai-sampai dia
harus melapisinya berkali-kali dan menyimpannya dengan hati-hati, ternyata tidak bernilai di mata dokter dan tidak bisa digunakan untuk membayar pengobatan
anaknya. Hal ini menunjukkan adanya tolok ukur kekayaan yang jelas berbeda antara Kino dan si dokter.
Sejak saat itu, dia menyadari bahwa sebagai satu-satunya cara untuk mengatasi masalahnya dan agar tidak diremehkan orang lain, dia harus
menemukan mutiara yang berharga. Dan benarlah pemikirannya. Kino mulai dikenal orang sejak dia menemukan mutiara besar itu. Orang-orang berbondong-
bondong mengunjungi Kino, baik sekadar ingin melihat mutiara yang ditemukannya, maupun memiliki tujuan lain dalam benak mereka.
63
… it came to the priest walking in his garden, and it put a thoughtful look in is eyes and a memory of certain repairs necessary to the
church….the news came to the shopkeepers, and they looked the men’s clothes that had not sold so well….every man suddenly became relared to
Kino’s pearl, and Kino’s pearl went into the dreams,the speculation, the shcemes, the plans, the future, the wishes, the needs, the lusts, the hunger,
of everyone… Steinbeck, 1963: 28,30
Bagi Kino sendiri, mutiara yang dimilikinya menumbuhkan harapan- harapan baru dalam hidupnya. Sebelum dia menemukan mutiara tersebut, tidak
terbersit dalam benaknya untuk mengukuhkan pernikahannya kembali di gereja, menyekolahkan anaknya, maupun membeli barang-barang berharga. Namun,
mutiara ini telah memberinya kekuatan dan harapan baru untuk mengubah hidupnya.
Mutiara ini juga yang mendatangkan kemujuran bagi keluarganya. Anaknya mendapat perlakuan istimewa dari dokter yang semula tidak mau
mengobati si kecil yang sakit. Dia sudi bertandang dan mengobati Coyotito, sekalipun dia tidak melakukannya dengan cuma-cuma. Dokter mempertaruhkan
reputasinya untuk menolong keluarga Kino, yang semula dipandang sebelah mata lantaran kondisi ekonominya yang buruk, karena dia yakin Kino mampu
membayarnya dari hasil menjual mutiara miliknya. Mutiara ini pula yng telah mengubah Kino menjadi orang yang berbeda.
Dia bukanlah Kino yang dulu; bersifat sederhana dan penyayang keluarga, dia telah menjadi seorang yang tamak dan tidak punya belas kasihan, yang
menempatkan mutiara di atas segalanya, dan karenanya dia menjadi seorang pembunuh.
64
Kino pun harus menanggung derita akibat pembunuhan yang dilakukannya demi mempertahankan miliknya. Dia dan keluarganya terpaksa menjadi pelarian
dan tragisnya mereka kehilangan anak mereka yang mati tertembak dalam pelarian.
Kehilangan anak karena mutiara yang dipertahankannya menumbuhkan kesadaran dan pandangan hidup yang baru tentang harta yang paling berharga
dalam hidup Kino. Pembuangan mutiara itu ke laut mengakhiri rangkaian cerita The Pearl.
Dari deskripsi di atas, mutiara dapat mewakili hampir semua kejadian dalam novel tersebut karena mutiara lah yang merangkai peristiwa demi peristiwa
yang ada dan membentuk satu kebulatan cerita. Dengan demikian, mutiara dapat dikatakan sebagai penanda utama prime signifier The Pearl.
4.2. Analisis Pemaknaan Mutiara dalam The Pearl