fungsi konservasi yang dikelola untuk mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kondisi
tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air dan curah hujan.
DAS bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan social dan
ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait
pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau. DAS bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang
dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan
menyalurkan air ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah.
Kebutuhan akan air bagi kehidupan manusia secara langsung atau tidak langsung makin meningkat. Untuk meningkatkan ketersediaan air permukaan
perlu ada tindakan yaitu dengan memperbaiki kondisi daerah aliran sungai DAS yang sudah memburuk menjadi hijau kembali dengan membuat
penyimpanan di permukaan dalam bentuk waduk.
2.3 Analisa Hidrologi
2.3.1 Curah Hujan Rata-Rata
Curah hujan rata-rata adalah tinggi air hujan yang jatuh pada suatu wilayah, dihitung setiap periode waktu. Data hujan yang tercatat disetiap stasiun
Universitas Sumatera Utara
penakar hujan adalah tinggi hujan di sekitar stasiun tersebut. Curah Hujan adalah jumlah hujan yang jatuh selama periode pertumbuhan tanaman dan hujan
itu berguna untuk memenuhi kebutuhan air tanaman KAT. Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan
pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik
tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan wilayahdaerah dan dinyatakan dalam mm.
Cara-cara perhitungan curah hujan daerah dari beberapa pengamatan menggunakan Arthmatic Mean, Thiessen, dan Isohyet teori.
1. Metode Arithmatic Mean Rata-Rata Aljabar Biasanya cara ini digunakan pada daerah datar dan banyak stasiun penakar
hujannya dan dengan anggapan bahwa di daerah tersebut sifat curah hujannya adalah merata. Perhitungan dengan cara ini lebih objektif daripada cara isohyets,
dimana faktor subyektif masih turut menetukan.Suyono, 1976 = R
1
+ R
2
+ ….. + R
n
.................................................................. 2.1 di mana
= Curah hujan daerah mm, n = jumlah titik-titik pos-pos pengamatan dan R
1
, R
2
….. R
3
= curah hujan di tiap titik pengamatan mm.
2. Metode Polygon Thiessen Cara ini memasukkan faktor pengaruh daerah yang diwakili oleh stasiun
penakar hujan yang disebut weighting factor atau disebut juga koefisien Thiessen
. Cara ini biasanya digunakan apabila titik-titk pengamatan di dalam daerah studi tersebut tidak secara merata. Metode Thiessen akan memberikan
Universitas Sumatera Utara
hasil yang lebih teliti daripada cara aljabar tetapi untuk penentuan titik pengamatannya dan pemilihan ketinggian akan mempengaruhi ketelitian yang
akan didapat juga seandainya untuk penetuan kembali jaringan segitiga jika terdapat kekurangan pengamatannya pada salah satu titik pengamatan
Suyono, 1976 Luas masing-masing daerah tersebut diperoleh dengan cara berikut:
Semua stasiun yang didalam atau di luar DAS dihubungkan dengan
garis sehingga terbentk segitiga dengan sudut sangat tumpul.
Pada masing-masing segitiga ditarik garis sumbunya, dan semua garis sumbu tersebut membentuk poligon
Luas daerah yang hujannya dianggap diwakili oleh salah satu
stasiun yang bersangkutan adalah daerah yang dibatasi oleh garis-garis polygon tersebut atau dengan batas DAS.
Luas relatif daerah ini dengan luas DAS merupakan factor
koreksinya. Curah hujan rata-rata dapat dihitung dengan persamaan sebagai beikut:
Suyono,1976 = W
1
R
1
+ W
2
R
2
+ … + W
n
R
n
..................................................................... 2.2 Wi
................................................................................................ 2.3 di mana
= Curah hujan maksimum harian rata-rata, W
i
= Faktor Pembobot, A
1
= Luas daerah pengaruh stasiun I, A
total
= Luas daerah aliran, R = Tinggi hujan pada stasiun dan n = Jumlah titik pengamat.
Universitas Sumatera Utara
k c
D t
3
t m
s d
H b
Cara dia kedalaman h
cara ini dip Demikian pu
tidak benar,
3. Metode Is Cara
topografi menghubung
saat yang be dalam cara p
Hujan diteta batas DAS
Gamb atas dipand
hujan sebaga andang belu
ula apabila s maka poligo
sohyet a lain yang
adalah den gkan tempat
ersamaan. P poligon Thie
apkan sebag terhadap lu
bar 2.2 Pemb dang cukup
ai fungsi luas um memuask
salah satu sta on harus diu
diharapakan ngan cara
t-tempat yan ada dasarny
essen , kecua
gai hujan rat uas DAS. Ke
bagian denga baik karen
s daerah yan kan karena
asiun tidak b ubah.
n lebih baik ishoyets
. I ng mempuny
ya cara hitun ali dalam pen
ta-rata antar esulitan yang
an cara Thiee na memberi
ng dianggap pengaruh to
berfungsi, m
k dengan m Isohyets
ini yai kedalam
ngan sama d netapan besa
ra dua buah g dijumpai a
esen ikan koreks
p diwakili. A opografi tida
misalnya rusa
mencoba me i adalah g
man hujan sa dengan yang
aran faktor k isohyets
at adalah kesul
si terhadap Akan tetapi
ak tampak. ak atau data
emasukkan garis yang
ampai pada digunakan
koreksinya. tau dengan
litan dalam
Universitas Sumatera Utara
setiap kali harus menggambarkan garis isohyets, dan juga masuknya unsur subjektivitas dalam penggambaran isohyet.
Curah hujan dapat dihitung dengan metode isohyet Suyono, 1976
…… .
............................................................ 2.4
di mana = Curah hujan daerah, A
1
, A
2
, ….A
n
= luas bagian antara-bagian antara garis-garis isohiet, R
1
, R
2
,…..R
n
= Curah hujan rata-rata pada bagian-bagian A
1
, A
2
, ….A
n.
2.3.2 Debit Andalan