HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Distribusi Hipertensi

Hasil pementaan yang diperoleh selama penelitian penyakit hipertensi pada penduduk di wilayah Puskesmas Poncol Semarang tahun 2015, yaitu saat ini Puskesmas Poncil sudah menggunakan sistem pencatatan dan pelaporan secara online melalui laporan SP2 Online dan manual seperti LB-1, sistem informasi di Puskesmas Pincol dibagian pendaftaran sudah menggunakan komputerisasi, sehingga lebih mudah dalam pengambilan data pasien, petugas yang terkait dalam pemanfaatan SIG yautu petugas pendaftaran yang mancatat data alamat lengkap pasien serta petugas yang bertugas untuk membuat laporan. Data lengkap pasien sudah terdapat di database pada bagian pendaftaran rawat jalan yakni menggunakan simpus, dan data yang digunakan dalam SIG untuk kasus hipertensi adalah LB-1 (rekap yang berisi data kesakitan pasien hipertensi yang berkunjung selama satu bulan), mulai dari bulan januari hingga desember.

Jumlah pasien hipertensi pada Puskesmas Poncol kurun waktu 5 tahun terakhir atau tahun 2010-2015 yang menderita hipertensi esensial sebanyak 4360 sedangkan hipertensi lain sebanyak 4 kasus. Tercatat pada hipertensi esensial terdapat 875 laki – laki dan 1367 perempuan pada kelomopok umur 15 – 45 Jumlah pasien hipertensi pada Puskesmas Poncol kurun waktu 5 tahun terakhir atau tahun 2010-2015 yang menderita hipertensi esensial sebanyak 4360 sedangkan hipertensi lain sebanyak 4 kasus. Tercatat pada hipertensi esensial terdapat 875 laki – laki dan 1367 perempuan pada kelomopok umur 15 – 45

C. Karakteristik Responden

Karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin, kelompok umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tempat tinggal. Dari 32 responden yang mengisi kuesioner terdapat lebih banyak responden perempuan disbanding laki-laki yang menderita hipertensi. Untuk kelompok umurpaling banyak berada di usia 55-70 tahun, untuk riwayat pendidikan paling banyak responden dengan tingkat pendidikan SMA, serta untuk pekerjaan banyak responden yang wiraswasta seperti berjualan di pasar dan sudah tidak bekerja atau pensiunan. Sedangkan untuk distribusi responden paling banyak berada di Kelurahan Pandansari.

D. Penghitungan Skala Guttman Masing-Masing Variabel

Skala Guttman dikembangkan oleh Louis Guttman. Skala ini mempunyai ciri penting, yaitu merupakan skala kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu variabel yang multi dimensi, sehingga skala ini termasuk mempunyai sifat undimensional. Skala Guttman yang disebut juga metode scalogram atau analisa skala (scale analysis) sangat baik untuk menyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut isi universal (universe of content) atau atribut universal (universe attribute).

Koefisien Reprodusibilitas, yang mengukur derajat ketepatan alat ukur yang telah dibuat (yaitu daftar pertanyaan atau pernyataan kuesioner) dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Koefisien Reprodusibilitas :

Kr = 1 – e/n dimana: Kr = 1 – e/n dimana:

e = jumlah eror Kr = koefisien reprodusibilitas Koefisien Skalabilitas: Ks = 1 – e/p dimana:

e = jumlah eror p = jumlah kesalahan yang diharapkan Ks = koefisien skalabilitas

1. Kebiasaan Keluarga dalan Mengonsumsi Makanan Asin dan Berlemak

Pernyataan yang diajukan untuk mengetahui riwayat keluarga dalam mengonsumsi makanan yang asin dan berlemak dari responden.

1. Keluarga saya (ayah, ibu, anak) mempunyai riwayat tekanan darah tinggi yaitu tekanan darah 140/190 mmHg atau lebih. (P1)

2. Keluarga saya memiliki kebiasaan untuk mengonsumsi makanan asin. (P2)

3. Keluarga saya mengonsumsi makanan asin 3 kali atau lebih dalam satu minggu. (P3)

4. Keluarga saya memiliki kebiasaan untuk mengonsumsi makanan yang berlemak tinggi (seperti gorengan, jeroan, daging kmabing, daging sapi, dan kuning telur). (P4)

5. Keluarga saya mengonsumsi makanan yang berlemak tinggi tersebut 3 kali atau lebih dalam satu minggu. (P5)

Pemberian skor yaitu jawaban “Ya” diberi skor 1, sedangkan jawaban “Tidak” diberi skor 0. Dari instrument pengumpulan data secara kuesioner

diperoleh data sebagai berikut:

P5 RES1

P1

P2

P3

P4

RES2 RES3 RES4 RES5 RES6 RES7 RES8 RES9 RES10 RES11 RES12 RES13 RES14 RES15 RES16 RES17 RES18 RES19 RES20 RES21 RES22 RES23 RES24 RES25 RES26 RES27 RES28

Tabel 6. Hasil skoring jawaban kuesioner variabel kebiasaan keluarga dalam mengonsumsi makanan asin dan berlemak

Keterangan :

a. “Res 1” adalah responden pertama, “Res 2” adalah responden kedua, dst.

b. Skor jawaban Ya: 1

c. Skor jawaban Tidak: 0

Diperoleh hasil kuesioner yang dipindahkan ke tabel distribusi frekuensi berikut:

Item Pernyataan

Jumlah Jawaban Tidak P1

Jumlah Jawaban Ya

36 124 RATA – RATA

7.2 24.8 Tabel 7. Distribusi frekuensi jawaban kuesioner variabel kebiasaan keluarga dalam mengonsumsi makanan asin dan berlemak

Skor jawaban Ya: 1 Skor jawaban Tidak: 0 Dikonversikan dalam presentase:

Jawaban “Ya”: 1 x 100% = 100%

Jawaban “Tidak” : 0 x 100% = 0% (sehingga tidak perlu dihitung) Perhitungan jawaban “Ya” dari kuesioner: Jawaban “Ya” rata – rata: 7.2/32 x 100% = 22.5%

Analisis :

Skore

Pernyataan Keterangan

Ya

Tidak

Keluarga saya (ayah, ibu,

yang tidak anak) mempunyai riwayat

Banyak

memiliki riwayat keluarga tekanan darah tinggi yaitu

13 19 dengan hipertensi tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih Keluarga saya memiliki

yang tidak kebiasaan

Banyak

untuk

mengonsumsi makanan

mengonsumsi makanan

asin

asin Keluarga

yang tidak mengonsumsi

saya

Banyak

makanan mengonsumsi makanan

asin 3 kali atau lebih asin 3 kali atau lebih dalam seminggu

dalam seminggu Keluarga saya memiliki

yang tidak kebiasaan

Banyak

memiliki kebiasaan mengonsumsi

untuk

makanan mengonsumsi makanan yang berlemak tinggi

7 25 berlemak tinggi (seperti gorengan, jeroan, daging kambing, daging sapi, dan kuning telur) Keluarga

yang tidak mengonsumsi

saya

Banyak

makanan mengonsumsi makanan yang berlemak tinggi

1 31 berlemak tinggi 3 kali atau tersebut 3 kali atau lebih

lebih dalam seminggu dalam seminggu

Tabel 8. Analisis variabel kebiasaan keluarga dalam mengonsumsi makanan asin dan berlemak

No

Kategori

Jumlah Jawaban

Tabel 9. Sebaran jawaban mengenai variabel kebiasaan keluarga dalam mengonsumsi makanan asin dan berlemak

Perhitungan jawaban “Ya” dari kuesioner: Jawaban “Ya” rata – rata: 22.5% Maka analisis skala guttman, titik kesesuaian dibawah 50%, yaitu 22.5% sehingga dapat dikatakan tidak banyak responden yang memiliki riwayat keluarga hipertensi.

2. Aktivitas Fisik

Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri.

Tekanan darah dipengaruhi oleh aktivitas fisik. Tekanan darah akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas fisik dan lebih rendah ketika beristirahat. Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama melakukan aktivitas fisik, otot membutuhkan energi diluar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh.

Pernyataan yang diajukan untuk mengetahui aktivitas fisik dari responden.

1. Saya Terbiasa untuk istirahat atau tidur 6 – 7 jam setiap malam. (P1)

2. Saya terbiasa berolahraga 2 – 3 kali setiap minggu. (P2)

3. Saya terbiasa menggunakan waktu secara rutin 30 – 45 menit setiap berolahraga. (P3)

Pemberian skor yaitu jawaban “Ya” diberi skor 1, sedangkan jawaban “Tidak” diberi skor 0. Dari instrument pengumpulan data secara kuesioner diperoleh data sebagai berikut:

P1

P2

P3

RES 1

RES 2

RES 3

RES 4

RES 5

RES 6

RES 7

RES 8

RES 9

RES 10

RES 11

RES 12

RES 13

RES 14

RES 15

RES 16

RES 17

RES 18

RES 19

RES 20

RES 21

RES 22

Tabel 10. Hasil skoring jawaban kuesioner variabel aktivitas fisik

Keterangan :

a. “Res 1” adalah responden pertama, “Res 2” adalah responden kedua, dst.

b. Skor jawaban Ya: 1

c. Skor jawaban Tidak: 0 Diperoleh hasil kuesioner yang dipindahkan ke tabel distribusi frekuensi berikut:

Item Pertanyaan

Jumlah Jawaban Tidak P1

Jumlah Jawaban Ya

13,6 Tabel 11. Distribusi frekuensi jawaban kuesioner variabel aktivitas fisik

Skor jawaban Ya: 1 Skor jawaban Tidak: 0 Dikonversikan dalam presentase:

Jawaban “Ya”: 1 x 100% = 100% Jawaban “Tidak”: 0 x 100% = 0 % (sehingga tidak perlu dihitung) Perhitungan jawaban “Ya” dari kuesioner:

Jawaban “Ya” rata-rata:

Ya Tidak

Saya terbiasa untuk istirahat

Banyak yang istirahanya atau tidur 6-7 jam setiap

cukup

malam Saya terbiasa untuk

Banyak yang terbiasa berolahraga 2 – 3 kali setiap

untuk berolahraga minggu Saya terbiasa menggunakan

Banyak yang terbiasa waktu secara rutin 30 – 45

berolahraga secara rutin menit setiap berolahraga

Tabel 12. Analisis variabel aktivitas fisik

Sebaran jawaban mengenai aktifitas fisik No

Kategori

Jumlah Jawaban

Tabel 13. Sebaran jawaban mengenai variabel aktivitas fisik

Perhitungan jawaban “Ya” dari kuesioner: Jawaban “Ya” rata-rata = 57.2 %

Maka analisis Skala Guttman, titik kesesuaian diatas 50%, yaitu 57.2% sehingga dapat dikatakan aktifitas fisik responden tergolong baik, jadi akttifitas fisik bukan merupakan faktor risiko dari kejadian hipertensi.

3. Kebiaaan Merokok

Nikotin dalam tembakau merupakan penyebab meningkatnya tekanan darah segera setelah hisapan pertama. Seperti zat-zat kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah amat kecil di dalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah. Hanya dalam beberapa detik nikotin sudah mencapai otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Dengan mengisap sebatang rokok akan memberi pengaruh besar terhadap naikya tekanan darah.

Pernyataan yang diajukan untuk mengetahui kebiasaan merokok dari responden.

1. Saya adalah seorang perokok aktif. (P1)

2. Saya dapat menghabiskan 1 atau lebih bungkus rokok dalam sehari. (P2)

3. Anggota keluarga saya adalah seorang perokok aktif. (P3)

4. Saya sering terpapar asap rokok atau saya seorang rokok pasif. (P4)

5. Saya terbiasa merokok dan jenis rokok saya adalah rokok kretek. (P5) Pemberian skor yaitu jawaban “Ya” diberi skor 1, sedangkan jawaban “Tidak” diberi skor 0. Dari instrument pengumpulan data secara kuesioner diperoleh data sebagai berikut:

P5 RES1

P1

P2

P3

P4

RES2 RES3 RES4

RES5 RES6 RES7 RES8 RES9 RES10 RES11 RES12 RES13 RES14 RES15 RES16 RES17 RES18 RES19 RES20 RES21 RES22 RES23 RES24 RES25 RES26 RES27 RES28 RES29 RES30 RES31

RES32

1 1 1 1 1 JUMLAH 21 19 17 24 17

Tabel 14. Hasil skoring jawaban kuesioner variabel kebiasaan merokok

Keterangan :

a. “Res 1” adalah responden pertama, “Res 2” adalah responden kedua, dst.

b. Skor jawaban Ya: 1

c. Skor jawaban Tidak: 0

Diperoleh hasil kuesioner yang dipindahkan ke tabel distribusi frekuensi berikut:

Item Pernyataan

Jumlah Jawaban Tidak P1

Jumlah Jawaban Ya

98 62 RATA – RATA

12,4 Tabel 15. Distribusi frekuensi jawaban kuesioner variabel

kebiasaan merokok

Skor jawaban Ya: 1 Skor jawaban Tidak: 0 Dikonversikan dalam presentase:

Jawaban “Ya”: 1 x 100% = 100% Jawaban “Tidak” : 0 x 100% = 0% (sehingga tidak perlu dihitung) Perhitungan jawaban “Ya” dari kuesioner: Jawaban “Ya” rata – rata: 19,2/32 x 100% = 60%

Analisis

Skore

Pernyataan Keterangan

Ya

Tidak

Saya adalah seorang Banyak yang seorang

perokok aktif. perokok aktif. Saya

yang dapat menghabiskan 1 atau

dapat

Banyak

menghabiskan 1 atau lebih

lebih bungkus rokok bungkus rokok dalam sehari.

dalam sehari. Anggota keluarga saya

Banyak yang anggota adalah seorang perokok

17 15 keluarganya seorang aktif. perokok aktif. Saya sering terpapar

yang sering asap rokok atau saya

Banyak

24 8 terpapar asap rook atau seorang rokok pasif.

seorang perokok pasif. Saya terbiasa merokok

Banyak yang terbiasa dan jenis rokok saya

merokok dan jenis

adalah rokok kretek. rokoknya adalah rokok kretek.

Tabel 16. Analisis variabel kebiasaan merokok

No

Kategori

Jumlah jawaban

62 6,2% Tabel 17. Sebaran jawaban mengenai variabel kebiasaan merokok

2 Tidak

Perhitungan jawaban “Ya” dari kuesioner: Jawaban “Ya” rata – rata: 60%

Maka analisis skala guttman, titik kesesuaian diatas 50%, yaitu 60% sehingga dapat dikatakan banyak responden yang memiliki kebiasaan merokok. Dan nilai tersebut menunjukkan adanya kecenderungan subjek penelitian yang merokok lebih berisiko Maka analisis skala guttman, titik kesesuaian diatas 50%, yaitu 60% sehingga dapat dikatakan banyak responden yang memiliki kebiasaan merokok. Dan nilai tersebut menunjukkan adanya kecenderungan subjek penelitian yang merokok lebih berisiko

4. Kebiasaan Konsumsi Kopi

Meminum kopi berbahaya bagi penderita hipertensi karena senyawa kafein bisa menyebabkan tekanan darah meningkat tajam. Cara kerja kafein dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adinosin dalam sel saraf yang yang akan memicu produksi hormon adrenalin dan menyebabkan peningkatan tekanan darah, sekresi asam lambung, dan aktivitas otot, serta perangsang hati untuk melepaskan senyawa gula dalam aliran darah untuk menghasilkan energi ekstra. Kafein mempunyai sifat antagonis endogenus adenosin, sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi dan peningkatan resistensi pembuluh darah tepi. Namun dosis yang digunakan dapat mempengaruhi efek peningkatan tekanan darah. Seseorang yang biasa minum kopi dengan dosis kecil mempunyai adaptasi yang rendah terhadap efek kafein.

Pernyataan yang diajukan untuk mengetahui perilaku konsumsi kopi pada penderita hipertensi di Puskesmas Poncol :

1. Saya adalah seorang yang gemar minum kopi (P1)

2. Saya memiliki kebiasaan meminum kopi dua cangkir atau lebih per hari (P2)

3. Saya memiliki kebiasaan meminum kopi hitam (P3) Pemberian skor yaitu jawaban “Ya” diberi skor 1, sedangkan jawaban “Tidak”

diberi skor 0. Dari instrument pengumpulan data secara kuesioner diperoleh data sebagai berikut:

P1

P2

P3

RES1 RES2 RES3

RES4 RES5 RES6 RES7 RES8 RES9 RES10 RES11 RES12 RES13 RES14 RES15 RES16 RES17 RES18 RES19 RES20 RES21 RES22 RES23 RES24 RES25 RES26 RES27 RES28 RES29 RES30 RES31 RES32

JUMLAH

Tabel 18. Hasil skoring jawaban kuesioner variabel kebiasaan minum kopi

Keterangan :

a. “Res 1” adalah responden pertama, “Res 2” adalah responden kedua, dst.

b. Skor jawaban Ya: 1

c. Skor jawaban Tidak: 0

Diperoleh hasil kuesioner yang dipindahkan ke tabel distribusi frekuensi berikut:

Item Pertanyaan

Jumlah Jawaban Tidak P1

Jumlah Jawaban Ya

15 Tabel 19. Distribusi frekuensi jawaban kuesioner variabel

kebiasaan minum kopi

Skor Jawaban Ya

Skor Jawaban Tidak

Dikonversikan dalam persentase : Jawaban “Ya” : 0 x 100% = 100% Jawaban “Tidak” : 0 x 100% = 0 ( Sehingga tidak perlu dihitung) Perhitungan jawaban “Ya” dari kuesioner Jawaban “Ya” rata- rata : 16,3/32 x 100% = 50,9%

Analisis

Skore

Pernyataan Keterangan

Ya

Tidak

Saya adalah seorang Banyak yang seorang

yang gemar minum kopi perokok aktif. Saya

yang dapat kebiasaan

memiliki

Banyak

meminum menghabiskan 1 atau lebih

kopi dua cangkir atau bungkus rokok dalam sehari.

lebih per hari Saya

memiliki Banyak yang anggota kebiasaan

meminum 10 22 keluarganya seorang kopi hitam

perokok aktif. Tabel 20. Analisis variabel kebiasaan minum kopi

No

Kategori

Jumlah jawaban

47 4,7% Tabel 21. Sebaran jawaban mengenai variabel kebiasaan minum kopi

2 Tidak

Perhitungan jawaban “Ya” dari kuesioner: Jawaban “Ya” rata – rata: 50,9%

Maka analisis skala guttman, titik kesesuaian diatas 50%, yaitu 50,9% sehingga dapat dikatakan banyak responden yang memiliki kebiasaan konsumsi kopi. Dan nilai tersebut menunjukkan adanya kecenderungan subjek penelitian yang mengonsumsi

kopi lebih berisiko menderita hipertensi daripada subjek penelitian yang tidak mengonsumsi kopi. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Hesti R (2012) yang menyatakan kebiasaan mengonsumsi kopi tidak memiliki hubungan dengan kejadian Hipertensi. Perbedaan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata responden di Puskesmas Poncol terlebih pada responden wanita memiliki kebiasaan mengonsumsi kopi dan itu berpengaruh terhadap kejadian Hipertensi yang dialami saat ini.

E. Hasil Perhitungan FFQ

Berdasarkan faktor risiko yang diteliti dari 32 responden dengan menggunakan FFQ diperoleh hasil bahwa jenis minuman yang sering dikonsumsi oleh penderita Hipertensi yaitu kopi dengan skor rata-rata 25 dengan nilai A dan berkategori sering. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara frekuensi mengonsumsi kopi dengan kejadian Hipertensi.

Berdasarkan faktor risiko kebiasaan mengonsumsi makanan asin diperoleh hasil dari 32 responden 7 diantaranya memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan asin sebanyak 3 kali dalam seminggu. Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan mengonsumsi ikan asin tidak banyak memberikan pengaruh terhadap kejadian hipertensi.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65