RUMUSAN KONSEP PERENCANAAN DAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG
RUMUSAN KONSEP PERENCANAAN DAN REDESAIN TAMAN BUDAYA KOTA PADANG
6.1. Konsep Makro
Dasar dari konsep perencanaan dan perancangan revitalisasi taman budaya kota padang ini didapatkan dari hasil analisis eksisting site, lingkungan, dan kegiatan pengguna serta bangunan sebelumnya yang telah ada. Diharapkan konsep yang didapatkan mampu menjadi acuan dalam merevitalisasi taman budaya kota padang, sehingga produk desain yang dihasilkan dapat menjawab permasalahan yang ada.
6.1.1. Identitas Site
Lokasi site berada di Jl. Diponegoro, Padang, Sumatra Barat dengan luas 17330,22 m² yang berbatasan dengan Jl. Pramuka di sebelah utara; Jl. Diponegoro di sebelah timur; area pertokoan di sebelah selatan; dan Jl. Samudra dan Pantai Padang di sebelah Barat.
6.1.2. Pencapaian
1) Pintu masuk diletakkan pada sisi timur dan barat seperti kondisi awal yang sudah tersedia. Pintu masuk timur ditujukan sebagai akses menuju gedung pengelola, dan gedung lainnya yang bersifat non-pertunjukan. Pintu masuk barat ditujukan sebagai akses menuju gedung-gedung yang bersifat pertunjukkan dan latihan.
commit to user
135
SITE
Akses kegiatan
servis
Pintu masuk dan keluar bagi kendaraan bermotor dan pejalan kaki (sisi timur)
Pintu masuk dan keluar bagi kendaraan bermotor dan pejalan kaki (sisi barat)
Akses servis
Gambar 6.1. Respon desain pada entrance
bangunan waterfront sumber: Dokumen pribadi 2012
Pintu mas uk dan
keluar
Gambar 6.2. Respon desain pada entrance sumber: Dokumen pribadi 2012
dengan aman dan nyaman memasuki site.
3) SE diletakkan pada utara site agar tidak terjadi cross circulation.
4) Untuk bangunan tambahan yaitu waterfront sebagai gedung pertunjukkan yang diletakkan pada Pantai Padang memiliki dua pintu masuk. Main Entrance digunakan sebagai akses menuju gedung pertun jukkan. Sirkulasi servis diletakkan pada utara site.
6.1.3. Sistem sirkulasi
Sirkulasi yang ditujukan bagi pejalan kaki disediakan pedestrian pada kawasan yang menghubungkan antara bangunan yang satu dengan yang lain. Letak bangunan yang lebih tinggi dari jalan membuat pejalan kaki bisa memanfaatkan selasar sebagai akses untuk masuk kedalam bangunan. Sebagai
commit to user
136
Gambar 6.3. simulasi angin pada bangunan alternative 2 kawasan taman budaya kota Padang
sumber: Dokumen pribadi 2012
terdapat pada kedua main entrance. Sedangkan para pengguna kendaraan bermotor hanya bisa mengakses hingga area perparkiran, karena kendaraan bermotor umum tidak dapat masuk kedalam taman budaya kota padang kecuali untuk kepentingan servis dan dalam keadaan darurat.
Untuk sistem parkir yang digunakan dalam taman budaya kota padang yaitu sistem parkir menyudut 45° dan 90°.
6.1.4. Iklim
Untuk menyelesaikan permasalahn iklim setempat, seperti angin, bentuk bangunan meggunakan gaya bangunan panggung, hal ini berkaitan dengan rongga yang terdapat pada bawah bangunan sehingga angin dapat bergerak bebas disekitar kawasan. Selain itu penggunaan roof garden sebagai penyaring udara kotor yang berasal dari kendaraan, sehingga udara yang masuk menjadi lebih segar dan terasa sejuk.
Sedangkan untuk menyelesaikan permasalahan sinar matahari didapat respon desain sebagai berikut.
commit to user
137
menerima panas pada siang-sore hari, sehingga diberi sunshading dan pepohonan sebagai barier yang mampu mereduksi panas dan mengurangi glare yang masuk ke dalam bangunan.
2) Pada area pantai yang direncanakan sebagai bangunan waterfront, diberi sun shading dan barier disekeliling site agar bangunan tetap teduh dan tidak menimbulkan efek silau yang berlebihan.
6.1.5. View
1. Arah hadap view diorientasikan pada arah pantai padang.
2. Arah hadap bangunan baru (waterfront) menghadap ke jalan samudra dan pantai padang. Karena fungsi dari bangunan ini sebagai gedung pertunjukan
maka arah orientasi pengunjung dan penonton mengadap ke pantai.
3. Pembuatan pedestrian pada muka site akan memberikan pandangan baru yang indah bagi site.
4. Zona dengan view menarik berpotensi digunakan untuk penataan bangunan yang dapat mendukung ekspose terhadap kawasan.
commit to user
138
Perletakan barier sebagai filter terhadap kebisingan, barier diletakkan disekitar bangunan tanpa mengganggu sirkulasi dan arah pandang. Pada bangunan
pertunjukkan, panel akustik menjadi alternative peredaman suara, sehingga kebisingan dari jalan tidak mengganggu aktifitas di dalamnya, begitu juga sebaliknya, kebisingan dari dari dalam tidak mengganggu aktifitas dilingkungan sekitar.
6.1.7. Zonifikasi site
Berdasarkan pendekatan di atas, maka disimpulkan untuk zonifikasi makro adalah:
Gambar 6.5. hasil analisa tingkat kebisingan di kawasan taman budaya kota Padang sumber: Dokumen pribadi 2011
Zona publik dimanfaatkan untuk ruang pertunjukkan in door dan gallery
Zona publik dimanfaatkan untuk sirkulasi dan communal space
Zona publik dimanfaatkan untuk sirkulasi
Zona publik dimanfaatkan untuk sarana
pendidikan
Zona semi publik dimanfaatkan
untuk pelayanan
dan pengelola
Zona publik dimanfaatkan untuk
sirkulasi dan perparkiran
Zona service
commit to user
139
Tata hardscape landscape yang digunakan dalam revitalisasi taman budaya kota padang yakni sebagai berikut.
1. Jalur kendaraan menggunakan bahan aspal halus sehingga dapat memberikan kenyamanan.
2. Jalur pedestrian menggunakan paving blok yang dikombinasikan dengan grass blok dan bebatuan.
3. Pada open space/plaza dan amphitheatre menggunakan pengolahan lantai/batu alam.
4. Pemakaian street furniture dengan desain yang dapat mendukung citra bangunan dan juga dapat memberikan nilai estetis yang memperkuat karakter bangunan seperti penerangan jalan/lampu jalan, sculpture, tempat sampah dan lain-lain.
Penataan softscape landscape disekitar site untuk mengatasi kebisingan dan sekaligus sebagai estetika yang mendukung konsep bangunan. Pepohonan yang digunakan yaitu pohon yang berfungsi sebagai prnunjuk arah dan sebagai peneduh jalan.
6.1.9. Sirkulasi Vertikal Pola sirkulasi yang digunakan dalam bangunan taman budaya kota padang yaitu gabungan antara pola linier dan pola cluster serta menggunakan double load coridor dalam penataan ruangan.
Sedangkan sirkulasi vertikal pada luar bangunan menerapkan penggunaan ram, hal ini terkait dengan ramp yang merupakan desain universal, dan aman bagi
commit to user
140
Gambar 6.7. Rumah Gadang sumber: www.ikbar.org (24 maret 2012)
menggunakan tangga sebagai akses antar lantai, namun tetap tidak meninggalkan persyaratan aksesibilitas secara umum pada bangunan. Tangga yang dipilih adalah jenis tangga U karena mempertimbangkan efisiensi ruang dan kenyamanan bagi penggunanya.
6.1.10. Tampilan Bangunan
Pendekatan tampilan Bangunan pada taman budaya mengambil langgam dan filosofi dari rumah tradisional Minangkabau sebagai pencitraan terhadap fungsi bangunan, dengan elemen fasade di dominasi oleh penghijauan pada
bangunan. \
Pada rumah tradisional minangkabau atap bagonjong menjadivciri khas yang sangat menonjol dan menjadi identitas dari bangunan itu sendiri. Serta rangkiang (lumbung) yang beada pada bagian depan rumah menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan dari rumah gadang.
commit to user
141
Pada bangunan yang bersifat formal seperti bangunan unit pengelola termasuk didalamnya perpustakaan dan dokumentasi menggunakan material yang bersifat masif, seperti bata ekspose, dan Smart H-Brick sebagai penutup dinding, element kaca juga akan memberi sentuhan yang berbeda dari bangunan lainnya. Sedangkan penutup lantai, lebih menitikberatkan pada penggunaan keramik. Bagian tubuh dari bangunan ini akan dikombinasikan dengan penggunaan titanium sebagai penutup atap, hal ini terkait dengan iklim mikro setempat yang akan menyebabkan korosi pada material besi dan baja.
Berbeda dengan bangunan pengelola, bangunan yang bersifat non formal lebih menitikberatkan pada penggunaan material yang lebih memberikan kesan ringan dan natural seperti kayu ulin, dinding roaster, dan lantai plester. Penggunaan bata Smart H-Brick juga akan terlihat pada bangunan-bangunan ini, terkait dengan kelebihan bata ini yaitu tahan terhadap gempa. Dalam hal ini pengolahan dinding sangat berpengaruh pada karakter dan citra yang d itimbulkan.
Sedangkan pada bangunan waterfront, hal yang menjadi perhatian yaitu air laut yang menimbulkan korosi dalam waktu yang cepat. Untuk itu penggunaan material seperti titanium yang bersifat anti korosi dan ringan menjadi pilihan tepat sebagai pelap is dari bangunan ini. Pada gallery, penutup lantai yang terdiri dari perpaduan kaca dan material alami seprti enceng gondok, batu-batuan, anyaman menjadi aksen untuk memunculkan kesan unik dan ramah dari ruang pareran.
6.1.12. Pencahayaan
commit to user
142
botol dapat menjadi salah satu alternatif bukaan sehingga matahari dapat masuk tanpa menimbulkan silau yang berleb ihan. Sedangkan lampu listrik hanya digunakan pada malam hari, saat kondisi langit mendung dan pada area-area ruangan yang tingkat keterangannya kurang (sesuai kebutuhan).
Penghematan energi dilakukan melalui pengoperasian lampu listrik menggunakan alat pengendali otomatis (alat peredup atau saklar photo elektrik) yang dapat menyalakan atau mematikan dan membuat cahaya menjadi redup (dimmer control). Pada gedung pertunjukkan, sistem pencahayaan alami memanfaatkan sinar matahari yang masuk melalui skylight dan kaca.
Secara umum sistem penghawaan yang diterapkan pada taman budaya kota padang dijelaskan pada skema berikut.
6.1.13. Penghawaan
Sinar matahari
Pencahayaan alami, menggunakan cahaya
mat ahari
Pencahayaan art if isial
Pener angan lampu dengan di mmer cont rol, hanya menyala pada saat t ingkat terang ruangan rendah.
Skema 6.1. pencahayaan bangunan pada kawasan taman budaya kota Padang sumber: Dokumen pribadi 2012
commit to user
143
padang melalui bukaan-bukaan berupa bukaan-bukaan seperti dinding berongga, dindong botol, dan bukaan kaca. Kolong yang terdapat pada bangunan menjadi sirkulasi pergerakan angin yang menghasilkan kesegaran pada taman budaya kota padang.
6.2. Mikro
6.2.1. Zonifikasi Ruang Peruangan pada taman budaya taman budaya kota padang dikelompokkan
kedalam beberapa zona, yakni sebagia berikut.
1) Zona Publik, merupakan zona yang langsung berhubungan dengan pengunjung, seperti kegiatan belajar dan mengajar di sanggar, kegiatan
promosi dan pemasaran, kegiatan pementasan, kegiatan jasa dan pelayanan.
2) Zona Semi Publik, merupakan zona yang masih berkaitan penting dengan
pengunjung dan mempunyai sifat tak langsung, seperti kegiatan teknik.
3) Zona Privat, merupakan zona intern pada taman budaya yang tidak
melibatkan pengunjung secara langsung, meliputi kegiatan pengelolaan.
4) Zona Servis, merupakan zona yang bersifat operasional bangunan.
6.2.2. kebutuhan ruang
6.2.2.1. Kegiatan, kebutuhan, dan besaran ruang Kegiatan yang diwadahi dalam taman budaya kota padang, yaitu: a)
kegiatan kegiatan latihan; b) kegiatan pementasan; c) kegiatan pameran/pagelaran;
d) kegiatan informasi; e) kegiatan koordinasi/keorganisasian; f) kegiatan
commit to user
144
kendaraan. Untuk memenuhi kegiatan tersebut, maka wadah dan besaran yang disediakan yakni sebagai berikut. Kelompok Kegiatan
Wadah kegiatan
Luas
(m²)
Volume (m³)
R. Latihan Tari (indoor)
R.Latihan R. Ganti Lavatory R.Instruktur Gudang Mushalla R.wudhu
± 99,36 m² ± 28,68 m² ± 17,2 ± 12,0 ± 8,0 ± 6,6 ± 4,0
± 99,36 x 4m = ±397,44 ± 28,68 x 4m = ±114,72 ± 17,2 x 3m = ± 51,6 ± 12,0 x 4m = ± 96,0 ± 8,0 x 3m = ± 24,0 ± 6,6 x 4m = ± 26,4 ± 4,0 x 3m = ± 12,0
TOTAL ±175,84 m ± 722,16 R. Latihan Tari
(outdoor)
83,2 m² 83,2 m²
R. Latihan teater
R.Latihan R. Ganti Lavatory R.Instruktur Gudang Mushalla R.wudhu
± 99,36 m² ± 28,68 m² ± 17,2 ± 12,0 ± 8,0 ± 6.6 ± 4,0
± 99,36 x 4m = ±397,44 ± 28,68 x 4m = ±114,72 ± 17,2 x 3m = ± 51,6 ± 12,0 x 4m = ± 96,0 ± 8,0 x 3m = ± 24,0 ± 6,6 x 4m = ± 26,4 ± 4,0 x 3m = ± 12,0
TOTAL ±175,84 m ± 722,16
commit to user
145
R.Latihan Musik
R.Latihan R.Instruktur Gudang Alat Lavatory Mushalla R.wudhu
± 54,6 ± 12 ± 30 ± 17.2 ± 6,6 ± 4,0
± 54,6 x 4m = ± 218,4 ± 12 x 4m = ± 96,0 ± 30 x 4m = ± 120,0 ± 17.2 x 3m = ± 51,6 ± 6,6 x 4m = ± 26,4 ± 4,0 x 3m = ± 12,0
Perpustakaan R.Baca Hall Lavatory R.Koleksi R.Audio R.Slide R.Produksi R.Kantor R. CCTV Mushalla
± 120 ± 189,8 ± 30 ± 40 ± 12 ± 21 ± 23,8 ± 12 ± 12 ± 5,0 ± 14,2
± 120 x 4m = ± 480,0 ± 189,8 x 4m = ± 759,2 ± 30 x 4m = ± 120,0 ± 40 x 3m = ± 120,0 ± 12 x 4m = ± 96,0 ± 21 x 4m = ± 84,0 ± 23,8 x 4m = ± 95,2 ± 12 x 4m = ± 96,0 ±12 x 4m =± 96,0 ± 5,0 x 4m = ± 20,0 ±14,2 x 3m = ± 42,6
Hall/lobby Stage
Seat Reherseal R.Ganti
± 50 ± 100
± 325 ± 13,5 ± 66
± 50 x 4m = ± 200,0 ± 100 x 8m = ± 800,0
± 325 x 8m = ± 2600,0 ± 13,5 x 4m = ± 54,0 ± 66 x 4m = ± 264,0
commit to user
146
R.Make up Lighting Video Sound MCR Gudang Pantry R. CCTV Lavatory pemain Lavatory Penonoton Mushalla Wudhu
± 66 ± 20 ± 20 ± 20 ± 19,5 ± 25 ±9 ± 5,0 ± 14,8 ± 22,8
± 17,4 ± 5,0
± 66 x 4m = ± 264,0 ± 20 x 4m = ± 80,0 ± 20 x 4m = ± 80,0 ± 20 x 4m = ± 80,0 ± 19,5 x 4m = ± 78,0 ± 25 x 3m = ± 75,0 ± 9 x 3m = ± 21,0 ± 5,0 x 4m = ± 20,0 ± 14,8 x 3m = ± 44,4 ± 22,8x 3m = ± 68,4
± 17,4 x 4m = ± 69,6 ± 5,0 x 3m = ± 15,0
TOTAL
± 799 ± 4881,8
Pameran R. Pamer R. Sekretariat R. Perawatan R. Penyimpanan R. CCTV Lavatory Mushalla Wudhu
± 500 ± 28,8 ±9 ±9 ± 5,0 ± 22,8 ± 10,2 ± 4,0
± 500 x 5m = ± 2500 ± 28,8 x 4m = ± 115,2 ± 9 x 4m = ± 36 ± 9 x 4m = ± 36 ± 5,0 x 4m = ± 20,0 ± 22,8 x 3m = ± 68,4 ± 10,2 x 4m = ± 40,8 ± 4,0 x 3m = ± 14,0 TOTAL ± 588,8 ± 2830,4
Pengelola
Hall/lobby
± 30
± 30 x 4m = ± 120,0
commit to user
147
Informasi R. Tata Usaha R. Administrasi R. Keuangan R. Humas R. Personalia R. Pimpinan R. Sekretaris R. Tamu Lavatory R.Rapat R. CCTV Gudang Mushalla Wudhu
± 23,4 ± 26,4 ± 20,1 ± 20,1 ± 20,1 ± 20,1 ±16 ± 10 ±9 ± 18 ± 25 ± 5,0 ± 5,0 ± 6,6 ± 4,0
± 23,4 x 4m = ± 93,6 ± 26,4 x 4m = ± 105,6 ± 20,1 x 4m = ± 80,4 ± 20,1 x 4m = ± 80,4 ± 20,1 x 4m = ± 80,4 ± 20,1 x 4m = ± 80,4 ±16 x 4m = ± 64,0 ± 10 x 4m = ± 40,0 ± 9 x 4m = ± 36,0 ± 18 x 3m = ± 54,0 ± 25 x 4m = ± 100,0 ± 5,0 x 4m = ± 20,0 ± 15 x 3m = ± 45,0 ± 6,6 x 4m = ± 26,4 ± 4,0 x 3m = ± 12,0
TOTAL
± 258.8 ± 1038,2
Kantin/Cafetaria
R.Makan Dapur Kotor & Pantry Lavatory Gudang
± 137,5 ± 36,0
± 9.0 ± 18,0
± 137,5 x 4m = ± 550,0 ± 36,0 x 3,5m = ± 126,0
± 9.0 x 3m = ± 27,0 ± 18,0 x 3,5m = ± 63,0
R.Sholat R.Wudhu
± 32,5 ± 8,0
± 32,5 x 3m = ± 97,5 ± 8,0 x 3m = ± 24,0
commit to user
148
Tabel 6.1. besaran ruang taman budaya kota padang
sumber: dokumen pribadi
Km/WC Sirkulasi
± 8,0 ± 9,7
± 8,0 x 2,75 = ± 22,0 ± 9,7 x 4m = ± 38,8
TOTAL
± 58,2 ± 182,3
ATM Centre
± 7,5 ± 7,5 x 3m = ± 22,5
R.ME & Genset
± 30
± 30 x 3,5m = ± 105,0
Reservoir
± 30
± 30 x 3,5m = ± 105,0
Photvoltaic ± 18
± 18 x 3,5m = ± 63,0
R. CCTV
±5 ± 5 x 4m = ± 20
R. Perawatan
± 18 ± 18 x 3,5m = ± 63,0
Gudang umum
± 30
± 30 x 3,5m = ± 105,0
Perparkiran
± 1531
Kelompok kegiatan
Total Luas (m²)
Total Volume (m³) R. Latihan tari (indoor)
±175,84
± 722,16
R. Latihan tari (Outdoor) ± 83,2 ± 83,2
R. Latihan teater ±175,84
± 722,16
R.Latihan Musik ± 124,4
± 524,4
Dokumentasi
± 479,8 ± 2009 Pementasan ± 799 ± 4881,8 Pameran ± 588,8 ± 2830,4 Pengelola ± 258.8 ± 1038,2
commit to user
149
Tabel 6.2. Rekapitulasi luas dan volume ruang taman budya kota padang sumber: dokumen pribadi
Kantin/Cafetaria ± 200,5 ± 766,0
Mushalla ± 58,2
± 182,3
ATM Centre
± 7,5 ± 22,5
R.ME & Genset ± 30
R. CCTV
± 5,0 ± 20 R. Perawatan ± 18 ± 63,0
Gudang umum ± 30
6.2.3. Struktur Pada Taman Budaya Pada pengaplikasiannya bangunan taman budyaa menggunakan spaceframe dan rangka baja, hal ini terkaitdengan space frame, truss, dan rangka baja mudah dibentuk dan lebih ringan.
Pada bangunan waterfront, upper struktur yang digunakan yaitu spaceframe dan plat beton digunakan dengan pertimbangan ruangan yang akan direncanakan akan memiliki bentang yang lebar tanpa adanya kolom yang menyangga ditengah.
6.2.4. Energi Alternatif Dalam Aplikasinya
commit to user
150
Skema 6.2. sistem air bersih pada kawasan taman budaya
kota Padang sumber: Dokumen pribadi 2011
wind turbin energi angin diubah menjadi pembangkit listrik mandiri untuk mencukupi listrik dalam bangunan dan mampu memangkas energy listrik ebesar 11% - 15%.
Selain itu, pengaplikasian solar panel (photovoltaic) menjadi salah satu upaya dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam yakni sinar matahari. Photovoltaic (Solar Panel) ini akan memanfaatkan energi dari sinar matahari, yang mana panel-panel ini akan menangkap energi dari sinar matahari untuk kemudian diubah menjadi energi listrik alamiah. Sinar matahari dengan panel photovoltaic diubah menjadi pembangkit listrik, bersama turbin angin menyuplai listrik mandiri dalam bangunan, tidak selalu bergantung listri PLN, meskipun tetap berlangganan listrik PLN namun konsumsi energinya dapat
dihemat.
6.2.5. Sistem air bersih
6.2.6. Sistem Sanitasi
PDA
Ground tank
Pomp
Top Reservoir
Distribusi Sumu
Fasilitas
Rainwater Cacthing
commit to user
151
Skema 6.3. sistem air kotor pada kawasan taman budaya kota Padang
sumber: Dokumen pribadi 2011
Skema 6.4. sistem pembuangan sampah pada kawasan taman budaya kota Padang sumber: Dokumen pribadi 2011
Air limbah dari bangun an dapat diatur ulang den gan sistem- sistem grey water sistem, black water sistem, dan rainwater sistem.
b. Air kotor
6.2.7. Sistem Pembuangan Sampah
6.2.8. Sistem Keamanan Terhadap Bahaya kebakaran
1. Sistem Sprinkler Air
2. Fire Estinguisher
Air kotor
Bak penampung
Sumur resapan
Pengolahan Biogas
Listrik air
Sampah yang bisa didaur ulang
Sampah yang tidak bisa didaur
TPA
Bak penampung
sampah daur
Bak penampung sampah non daur
ulang
Daur
commit to user
152
Skema 6.5. sistem instalasi listrik pada kawasan taman budaya kota Padang
sumber: Dokumen pribadi 2011
6.2.9. Sistem Kelistrikan
Panel utama
Panel skunder
Panel skunder
Distribusi
Distribusi
Panel biogas
commit to user