Luas Pengungkapan Pelaporan Keuangan

17 4 Laporan Arus Kas 5 Catatan Atas Laporang Keuangan Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenisnya. Sebagai contoh, laba merupakan bagian dari laporang keuangan, sehingga laba seharusnya juga berguna untuk keputusan kredit. Laba dapat digunakan untuk menilai prospek perusahaan misalnya untuk 1 mengevaluasi performance manajemen 2 memperkirakan earning power 3 memprediksi laba yang akan datang atau 4 menilai resiko investasi atau pinjaman pada perusahaan SFAC No.1. Sedangkan menurut PSAK No.1 Standar Akuntansi Keuangan 2000, laporan keuangan akan memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan aruskas perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna laporan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan 1 informasi yang berguna bagi keputusan investasi dan kredit, 2 informasi yang berguna dalam menilai arus kas masa depan, dan 3 informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahannya Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2007:5

2.1.3.1 Luas Pengungkapan Pelaporan Keuangan

Pada tahun 1991, American Institute Certified Public Accountant AICPA membentuk suatu komite khusus yang dikenal dengan Jenkin 18 Committee yang bertujuan meneliti sifat dan luas informasi yang seharusnya disediakan oleh manajemen untuk memenuhi kebutuhan pemakai. Dari hasil risetnya, mereka merekomendasikan agar perusahaan menyediakan sejumlah pengungkapan tambahan additional disclosure, yang meliputi informasi segmen, data non keuangan dan informasi forward looking Jenkin 1994, dalam Nuswandari, 2009. Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda – beda. Pengungkapan dapat dibagi menjadi beberapa tujuan , yaitu: tujuan melindungi, tujuan informatif, dan tujuan kebutuhan khusus. Tujuan melindungi dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua pemakai cukup canggih untuk mendapatkan informasi atau mengolahnya sendiri hingga memperoleh substansi ekonomik dari informasi tersebut, dengan kata lain pengungkapan ditujukan untuk melindungi perlakuan manajemen yang mungkin kurang terbuka. Sementara itu tujuan informatif dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang dituju sudah jelas memiliki tingkat kecanggihan tertentu. Sehingga, pengungkapan ditujukan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan pemakai. Keluasan pengungkapan untuk tujuan informatif ini ditentukan oleh BAPEPAM bekerjasama dengan penyusun standar. Bentuk tujuan pengungkapan yang ketiga adalah tujuan kebutuhan khusus, 19 yang merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik dan tujuan informatif. Kualitas pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan dikenal dengan berbagai konsep, antara lain: kecukupan adequacy, kelengkapan comprehensiveness, informatif imformativeness, dan tepat waktu time lines. Kualitas pengungkapan ditunjukkan dengan tingkat keluasan pengungkapan sebagai salah satu indikator. Semakin luas tingkat pengungkapan maka semakin valid informasi yang diberikan. Tinggi nya kualitas informasi akuntansi sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan. Yularto dan Chairiri 2003 mengidentifikasi konsep mengenai pengungkapan sehubungan dengan kualitas laporan keuangan menjadi tiga, yaitu: 1 Adequate Disclosure cukup Tingkat pengungkapan yang memadai adalah pengungkapan yang harus dipenuhi agar laporan keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan bagi pemakai dalam mengambil keputusan. 2 Fair Disclosure wajar Tingkat pengungkapan yang wajar adalah tingkat yang harus dicapai agar semua pihak mendapat perlakuan atau informasi yang sama. 3 Full Disclosure lengkap Tingkat pengungkapan yang penuh menuntut penyajian secarapenuh terhadap informasi yang berkaitandengan pengambilan keputusan. 20

2.1.3.2 Pengungkapan Wajib Mandatory Disclosure

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 80 129

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia (Bei)

5 45 100

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DI INTERNET (INTERNET FINANCIAL REPORTING)

3 56 65

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAPORAN KEUANGAN MELALUI INTERNET (INTERNET FINANCIAL REPORTING) DALAM WEBSITE PERUSAHAAN(STUDI KASUS PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA).

0 3 34

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 11

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 12

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 3

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 9

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAPORAN KEUANGAN MELALUI INTERNET (INTERNET FINANCIAL REPORTING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 1 19