Penggunaan Rumput Laut (Sargassum polycystum) Sebagai Bahan Pupuk Cair dan pengaruhnya terhadap N,P,K,Ca,Mg tanah Ultisol dan produksi Sawi (Brassica juncea L.) Organik

PENGGUNAAN RUMPUT LAUT (Sargassum polycystum) SEBAGAI BAHAN PUPUK CAIR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN N,P,K,Ca,Mg TANAH ULTISOL DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L. ) ORGANIK SKRIPSI OLEH: RICKY AMBARITA 070303049 ILMU TANAH
DEPARTEMEN AGROEKOTEKHNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
Universitas Sumatera Utara

PENGGUNAAN RUMPUT LAUT (Sargassum polycystum) SEBAGAI BAHAN PUPUK CAIR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN N,P,K,Ca,Mg TANAH ULTISOL DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L. ) ORGANIK
SKRIPSI
OLEH: RICKY AMBARITA
070303049 ILMU TANAH Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
DEPARTEMEN AGROEKOTEKHNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi
Nama NIM Departemen Minat Studi

: Penggunaan Rumput Laut (Sargassum polycystum) Sebagai Bahan Pupuk Cair dan pengaruhnya terhadap N,P,K,Ca,Mg tanah Ultisol dan produksi Sawi (Brassica juncea L.) Organik
: Ricky Ambarita
: 070303049
: Agroekotekhnologi
: Ilmu Tanah


Ketua

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
Anggota

(Ir. Alida Lubis, M.S.) NIP: 1954 0721 1979 03.2.001

(Ir.Hardy Guchi,MP) NIP: 1956 0812 21986 03.1.001

DEPARTEMEN AGROEKOTEKHNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan rumput laut (Sargassum polycystum) sebagai pupuk cair dan pengaruhnya terhadap N,P,K,Ca,Mg tanah Ultisol dan produksi sawi (Brassica juncea L.) organik. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan tanah, serta Laboratorium Sentral, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan pada bulan Januari 2012. Contoh tanah yang digunakan adalah tanah Ultisol penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial dengan sembilan perlakuan dan dua ulangan sehingga terdapat delapan belas unit percobaan. Perlakuan terdiri atas P0 (Kontrol), P1 (EM-4 20 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali), P2( EM-4 20 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali), P3 (EM-4 20 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali), P4 (EM-4 20 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali), P5 (EM-4 40 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali), P6 (EM-4 40 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali), P7 (EM-4 40 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali), P8 (EM-4 40 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk cair rumput laut berbeda tidak nyata terhadap N tanah, P tanah, P tersedia, K tanah, K tukar, Ca tanah,dan Mg tanah. Namun berbeda nyata dengan tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun tanaman.
Kata kunci: Sargassum polycystum, pupuk rumput laut, sawi (Brassica juncea L).
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

This study aims to determine the use of seaweed (Sargassum polycystum) as a liquid fertilizer and its effect on N, P, K, Ca, Mg Ultisol and production of mustard (Brassica juncea L.) organically. The research was conducted in the screen house and Chemistry and Soil Fertility Laboratory, and Central Laboratory, Faculty of Agriculture, University of North Sumatra, Medan in January 2012. Soil samples used were Ultisol this research used Completely Randomized Design (CRD) Non-Factorial with nine treatments and two replications so that there are eighteen experimental unit. Treatment consists of P0 (control), P1 (EM-4 with 20 cc of liquid seaweed fertilizer 2 days), P2 (EM-4 with 20 cc of liquid seaweed fertilizer 3 days), P3 (EM-4 20 cc liquid seaweed fertilizer 4 days), P4 (EM-4 with 20 cc of liquid seaweed fertilizer once a day 5), P5 (EM-4 with 40 cc of liquid seaweed fertilizer 2 days), P6 (EM-4 with 40 cc of liquid seaweed fertilizer 3 days), P7 (EM-4 with 40 cc of liquid seaweed fertilizer 4 days), P8 (EM-4 with 40 cc of liquid seaweed fertilizer 5 days ). The results showed that administration of liquid seaweed fertilizer did not differ significantly affected soil N, soil P, available P, K soil, K exchange, soil Ca, and Mg soil. But significantly different with plant height, leaf number, and leaf area of plants. Keywords: polycystum sargassum, seaweed fertilizer, mustard (Brassica juncea L)
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kisaran pada tanggal 12 April 1989. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Putra dari AyahandaT.Ambarita dan Ibunda N.T.Sitorus. Riwayat Pendididkan: 1. Pada tahun 2001 lulus sekolah SD Negeri No.125539 Pematangsiantar 2. Pada tahun 2004 lulus SMP Negeri 2 Pematangsiantar 3. Pada tahun 2007 penulis lulus dari SMA Methodist Pematansiantar 4. Pada tahun 2007 memasuki Fakultas Pertanian memilih jurusan Ilmu Tanah
dengan minat kesuuran Tanah melalui jalur SPMB Universitas Sumatera Utara Medan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti kegiatan organisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA) tahun 2007-2012. Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Unit Kebun Bandar kalippa , Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2012.
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini tepat pada waktunya. Adapun judul Skripsi ini adalah “Penggunaan Rumput Laut (Sargassum polycystum) Sebagai Bahan Pupuk Cair dan pengaruhnya terhadap kandungan N,P,K,Ca,Mg tanah Ultisol dan produksi Sawi (Brassica Juncea L.) Organik” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir.Alida Lubis,MS selaku ketua komisi pembimbing dan Ir.Hardy Guchi,MP selaku anggota pembimbing yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, juni 2013
Penulis
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
PENDAHULUAN........................................................................................... 1 Latar Belakang ..................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ................................................................................. 2 Hipotesa Penelitian .............................................................................. 2 Kegunaan Penelitian ............................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3 Sifat dan Ciri Tanah Ultisol ................................................................. 4 Unsur N, P, K,Na,Ca,Mg ..................................................................... 7 Rumput laut.............................................................................................7 Tanaman Sawi...................................................................................... 10
BAHAN DAN METODE............................................................................... 13 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 13 Bahan dan Alat..................................................................................... 13 Metode Penelitian ................................................................................ 14 Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 15 Persiapan media tanam......................................................................... 16 Penanaman tanaman............................................................................. 16 Pemeliharaan Tanaman ........................................................................ 16 Aplikasi perlakuan ............................................................................... 16 Pemanenan ........................................................................................... 16 Parameter yang diamati........................................................................ 17
Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 18 Hasil ..................................................................................................... 18 N total .......................................................................................... 19 P tanah (%) ................................................................................. 20 P tersedia Tanah (me/100) ........................................................... 20 K Tanah (%) ................................................................................. 21 K-Tukar (me/100)........................................................................ 22 Mg Tanah(%)................................................................................ 23 Ca tanah (%) ................................................................................. 24 Tinggi Tanaman............................................................................ 25 Jumlah daun Tanaman .................................................................. 27 Luas daun Tanaman...................................................................... 29 Klorofil tanaman…………………………………………………. 31 Bobot massa……………………………………………………… 32 Bobot segar jual………………………………………………….. 33 Bobot kering tanaman…………………………………………… 34 Pembahasan.......................................................................................... 35 N total ........................................................................................... 35 P Total .......................................................................................... 35 Ptersedia........................................................................................ 36 K tanah.......................................................................................... 36 K-Tukar ....................................................................................... 37 Catanah ......................................................................................... 37 Mg tanah ....................................................................................... 38 Tanaman ....................................................................................... 39
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 41 Kesimpulan .......................................................................................... 41 Saran..................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 42
LAMPIRAN.................................................................................................... 44
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan rumput laut (Sargassum polycystum) sebagai pupuk cair dan pengaruhnya terhadap N,P,K,Ca,Mg tanah Ultisol dan produksi sawi (Brassica juncea L.) organik. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan tanah, serta Laboratorium Sentral, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan pada bulan Januari 2012. Contoh tanah yang digunakan adalah tanah Ultisol penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial dengan sembilan perlakuan dan dua ulangan sehingga terdapat delapan belas unit percobaan. Perlakuan terdiri atas P0 (Kontrol), P1 (EM-4 20 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali), P2( EM-4 20 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali), P3 (EM-4 20 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali), P4 (EM-4 20 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali), P5 (EM-4 40 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali), P6 (EM-4 40 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali), P7 (EM-4 40 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali), P8 (EM-4 40 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk cair rumput laut berbeda tidak nyata terhadap N tanah, P tanah, P tersedia, K tanah, K tukar, Ca tanah,dan Mg tanah. Namun berbeda nyata dengan tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun tanaman.
Kata kunci: Sargassum polycystum, pupuk rumput laut, sawi (Brassica juncea L).
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
This study aims to determine the use of seaweed (Sargassum polycystum) as a liquid fertilizer and its effect on N, P, K, Ca, Mg Ultisol and production of mustard (Brassica juncea L.) organically. The research was conducted in the screen house and Chemistry and Soil Fertility Laboratory, and Central Laboratory, Faculty of Agriculture, University of North Sumatra, Medan in January 2012. Soil samples used were Ultisol this research used Completely Randomized Design (CRD) Non-Factorial with nine treatments and two replications so that there are eighteen experimental unit. Treatment consists of P0 (control), P1 (EM-4 with 20 cc of liquid seaweed fertilizer 2 days), P2 (EM-4 with 20 cc of liquid seaweed fertilizer 3 days), P3 (EM-4 20 cc liquid seaweed fertilizer 4 days), P4 (EM-4 with 20 cc of liquid seaweed fertilizer once a day 5), P5 (EM-4 with 40 cc of liquid seaweed fertilizer 2 days), P6 (EM-4 with 40 cc of liquid seaweed fertilizer 3 days), P7 (EM-4 with 40 cc of liquid seaweed fertilizer 4 days), P8 (EM-4 with 40 cc of liquid seaweed fertilizer 5 days ). The results showed that administration of liquid seaweed fertilizer did not differ significantly affected soil N, soil P, available P, K soil, K exchange, soil Ca, and Mg soil. But significantly different with plant height, leaf number, and leaf area of plants. Keywords: polycystum sargassum, seaweed fertilizer, mustard (Brassica juncea L)
Universitas Sumatera Utara


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sayuran merupakan bahan makanan yang diharuskan adanya dalam menu sehari-hari agar tetap sehat. Sayuran diperlukan oleh tubuh karena mengandung klorofil dan flavonoid.Kedua senyawa ini bersifat anti oksidan yang dapat mencegah penyakit kanker. Namun akhir-akhir ini telah diyakini bahwa sebaiknyalah sayuran tersebut dihasilkan melalui pertanian organik. Pertanian konvensional menggunakan pupuk dan pestisida yang mengakibatkan produk sayuran yang dihasilkan dapat mengandung logam berat yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Perkembangan pertanian organik mengaharuskan diupayakan tambahan sumber bahan organik yang lebih luas. Di Negara lain rumput laut sudah dimanfaatkan sebagai pupuk. Sebagaimana diketahui Indonesia merupakan Negara maritim dimana lautan Indonesia masih menyimpan kekayaan bahan organik yaitu dari jenis rumput laut.
Salah satu jenis rumput laut yang banyak terdapat didaerah aliran pantai Sibolga adalah Sargassum polycystum yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Ditinjau dari melimpahnya rumput laut diperairan ini,sangat memungkinkan untuk dipakai sebagai bahan baku pupuk cair organik.
Universitas Sumatera Utara

Pupuk organik yang dihasilkan ,akan dicobakan kepada tanaman sayuran untuk mendapatkan dosisi pupuk yang optimal.diharapkan dengan di bekali pengetahuan bagaimana cara menanam sayuran secara organik di pekarangan atau pun didalam pot maka kebutuhan akan sayuran organik itu akan dapat terpenuhi.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui penggunaan ruumput laut (Sargassum polycystum) sebagai bahan pupuk cair dan pengaruhnya terhadap N,P,K,Ca,Mg tanah Ultisol dan produksi sawi (Brassica juncea L.) organik.
Hipotesis Penelitian Ada perbedaan antara kontrol dengan semua perlakuan terhadap sifat kimia tanah, pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman sawi.
Kegunaan Penelitian - Sebagai bahan informasi tentang pemberian pupuk cair rumput laut pada
tanah Ultisol dan produksi Sawi. - Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di fakultas pertanian
Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara

` TINJAUAN PUSTAKA
Sifat dan Ciri Tanah Ultisol
Konsepsi pokok dari Ultisol adalah tanah-tanah berwarna merah kuning, yang sudah mengalami proses hancuran iklim lanjut sehingga merupakan tanah yang berpenampang dalam sampai sangat dalam (> 2 m), menunjukkan adanya kenaikan kandungan liat dengan bertambahnya kedalaman yaitu terbentuknya horizon bawah akumulasi liat (Musa,dkk, 2006)

Tanah Ultisol mempunyai tingkat perkembangan yang cukup lanjut, dicirikan oleh penampang tanah yang dalam, kenaikan fraksi liat seiring dengan kedalaman tanah, reaksi tanah masam, dan kejenuhan basa rendah. Pada umunya tanah ini mempunyai potensi keracunan Al dan miskin kandungan hara terutama P dan kationkation dapat ditukar seperti Ca, Mg, Na dan K, kadar Al tinggi, kapasitas tukar kation rendah, dan peka terhadap erosi (Foth, 1994).
Ultisol adalah tanah dengan horizon argilik bersifat masam dengan kejenuhan basa rendah. Kejenuhan basa pada kedalaman kurang dari 1.8 m dari permukaan tanah adalah < 35%. Tekstur tanah ini adalah liat hingga liat berpasir, bulk density antara 1.3-1.5, dan permeabilitas lambat hingga sedang (Hardjowigeno, 1993). Sedangkan menurut Prasetyo et al. (2005) yaitu bahwa reaksi tanah Ultisol pada umumnya masam hingga sangat masam (pH 3.1−5.0).
Universitas Sumatera Utara

Pelapukan yang lanjut pada tanah Ultisol dapat membentuk liat oksida hidrous Fe dan Al dalam jumlah yang tinggi dan dapat bereaksi dengan P membentuk sederetan hidroksid yang sukar larut sehingga kurang tersedia bagi tanaman (Tan, 1992).
Unsur Hara
Nitrogen (N)
Nitrogen dalam tanaman dijumpai baik dalam bentuk anorganik maupun organik, yang berkombinasi dengna C, H, O dan kadang-kadang dengan S membentuk asam amino, enzim, asam nukleat, klorofil dan alkaloid. Walaupun N organik dapat terakumulasi dalam bentuk nitrat, akan tetapi bentuk N organik tetap dominant sebagai senyawa protein yang mempunyai berat molekul tinggi (Winarso, 2005).
Nitrogen berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman. Menurut Vest et al (1973) sekitar 75 % dari seluruh N yang dibutuhkan tanaman diperoleh dari fiksasi N, tanaman yang kahat N terlihat kerdil, daun hijau kekunuingan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat mati (Anonimous, 2007).
Urea merupakan pengandung nitrogen sintesis lain yang mempunyai harapan, ia mengandung hampir tiga kali nitrogen yang dikandung natrium nitrat. Ia mengalami hidrolis dalam tanah menghasilkan ammonium karbonat. Jadi, efek segera pupuk ini kearah basa walaupun pengaruh sisanya cenderung merendahkan pH tanah (Buckman dan Brady, 1982).
Universitas Sumatera Utara

Fosfor (P)

Sebagian besar fosfor dalam batuan beku dan bahan induk tanah terjadi

sebagai apatit. Fluorapatit (Ca10(PO4)6F2) merupakan sebagian besar mineral apatit yang dikenal. Fluorapatit mengandung Fluor (F) yang mendukung struktur kristal

yang sangat stabil dan tanah terhadap pelapukan. Apatit menahan perlahan-lahan dan


fosfor trejadi sebagian besar sebagai H2PO4- dalam larutan tanah

(Foth,

1994).

Fosfor terdapat dalam bentuk phtin, nuklein dan fosfathe merupakan bagian

dari protoplasma dan inti sel. Sebagian bagian dari inti sel sangat penting dalam

pembelahan sel, demikian pula bagi perkembangan jaringan meristem. Fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO4- dan HPO4=. Secara umum, fungsi dari P (fosfor)

dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Dapat mempercepat pertumbuhan akar semai.

2. Dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi

tanaman dewasa pada umumnya.


3. Dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah.

4. Dapat meningkatkan produksi iji-bijian.

(Sutedjo dan Kartasepoetra, 1994).

Secara umum P di dalam tanah dapat dikelompokkan menjadi P-organik dan

P-anorganik. Perbandingan bentuk-bentuk P pada tanah tropika sangat terlapuk (tua)

Universitas Sumatera Utara

adalah: bentuk P aktif 10-20 %; bentuk P orrganik 10-20 % dan bentuk occlude 5080% dari P total (Winarso, 2005). Kalium (K)
Kalium bukan merupakan komponen dari bahan organic yang membentuk tanaman. Ia khusus terdapat di dalam cairan sel di dalam bentuk ion-ion. Namun, ini mempunyai fungsi yang mutlak harus ada di dalam proses metabolisme tanaman. Kalium mempunyai engaruh positif terhadap hasil dan kualitas tanaman (Risema, 1993).
Walaupun K di dalam tanah cukup besar (ribuan kg hingga 20.000 kg.ha-1 atau 0,5 hingga 2,5 %), akan tetapi persentase yang tersedia bagi tanaman selama musim pertumbuhan tanaman rendah, yaitu kurang dari 2 %. Pada tanah-tanah tropik kadar K tanah bisa sangat rendah karena bahan induknya miskin K, crah hujan tinggi dan temperatur tinggi. Kedua factor terakhir mempercepat pelepasan / pelapukan mineral dan pencucian K tanah (Winarso, 2005). Kalsium (Ca)
Pelikan penting pemasok kalsium adalah silikat: anortit, hornblende, termolit, aktinolit dan augit; karbonat: hablur kalsit, batu kapur, kalk, marl, kaliche, kapurterhidrat dan kapur tembok; sulfat: hablur kalsium sulfat, plester Paris, gypsum asli, fluorida: kalsium fluorida dan fosfat; kalsium fosfat (Poerwowidodo, 1992).
Kalsium merupakan unsure yang paling berperan dalam pertumbuhan sel. Ia komponen yang menguatkan dan mengatur daya tembus serta merawat dinding sel. Perannya sangat penting pada titik tumbuh akar (Anonimous, 2007).
Universitas Sumatera Utara

Kalsium diambil tanaman dalam bentuk ion Ca2+, berperan sebagai komponen dinding sel, dalam pembentukkan struktur dan permeabilitas membrane sel. Kalsium rata-rata menyusun 6,5% tubuh tanaman, banyak terdapat dalam daun dan pada beberapa tanaman mengendap sebagai oksalat dalam sel-sel (Hanafiah, 2005).


Magnesium (Mg)

Magnesium adalah activator yang berperan dalam transfomasi energi bebrapa

enzim di dalam tanaman. Unsure ini sangat dominant keberadaannya di daun,

terutama untuk ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat diperlukan

untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsure ini juga merupakan komponen inti

pembentukkan klorofil dan enzim diberbagai proses sintesis protein (Anonimous,

2007).

Unsur magnesium mempunyai fungsi dalam system enzim dan merupakan

penyusun klorofil. Ia juga berfungsi membantu traslokasi fosfor dalam tanaman

(Hakim, dkk, 1986). Magnesium diambil tanaman dalam bentuk ion Mg+, terutama berperan


sebagai penyusun klorofil (satu-satunya mineral), tanpa kolrofil fotosintesis tanaman

tidak akan berlangsung dan sebagai activator enzim. Secara umum

rata-

rata menyusun 0,2% bagian tanaman, sebagian besar terdapat di daun tetapi seringkali

dijumpai dalam proporsi cukup banyak pada bebijian padi, jagung, sorghum, kedelai

da kacang tanah (Hanafiah, 2005).

Rumput Laut

Universitas Sumatera Utara

Rumput laut yang hidup didasar laut perairan Indonesia jumlahnya cukup besar, wajar dicatat sebagi tumbuhan yang berfaedah, sebagai bahan makanan atau bahan penyegar. Pada tahun 1292 ketika orang eropa pertama kali menjelajah perairan Indonesia telah mengumpulkan rumput laut dan digunakan untuk sayuran, dan biasanya terbatas hanya pada keluarga nelayan saja (Heyne. 1998).
Rumput laut mengandung karbohidrat dalam jumlah yang besar, sedikit protein dan berbagai vitamin.Enzim di dalam sistem pencernaan manusia tidak mampu menguraikan karbohidrat yang terkandung di dalam rumput laut, oleh karena itu rumput laut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dan bahan tambahan industri makananan ,indusri obat-obatan dan kosmetik (Sugiarto, 1978).
Rumput laut dapat juga digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan mineral antara lain kalium dan hormon seperti auksin dan sitokinin yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pemanfaatan rumput laut sebagai pupuk organik ditunjang pula oleh adanya sifat hidrokoloid (daya serap air) yang tinggi pada rumput laut yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya serap air dan dapat menjadi substrat yang baik untuk mikroorganisme tanah (Soerawijadja, 2005).

Kandungan kimia yang umum terdapat dalam rumput laut adalah pigmen fotosintetik seperti klorofil dan karotenoid, steroid dan triterpen, terpenoid lain seperti monoterpen, sesquiterpen, diterpen, asam lemak, lipid, hidrokarbon dan asetilena, fenol, tirosin, floroglusinol, resorsinol, dan vitamin seperti vitamin C, vitamin B12, biotin, miasin, tokoferol dan vitamin lainnya, polisulfida, polisulfat, mineral-mineral.
Universitas Sumatera Utara

Selain itu rumput laut mengandung polisakarida yaitu agar-agar, karaginan dan

alginat. Bahan baku pembuatan agar-agar dan karaginan adalah alga (ganggang)

merah, sedangkan bahan baku untuk pembuatan alginat adalah ganggang coklat

(Lobban, 1981).

Salah satu jenis rumput laut yang tumbuh hampir di seluruh perairan

Indonesia adalah Sargassum. Jenis ini termasuk dalam divisi Thallophyta, kelas

Phaeophyceae, bangsa Vocales, suku Sargassaceae, marga Sargassum, jenis

Sargassumsp. Bentuk luar tumbuhan ini telah terlihat adanya akar, batang, buah yang

mana bagian-bagian ini bukanlah merupakn organ tumbuhan sebenarnya tetapi hanya


berupa talus. Percabangan talusnya juga beragam ,diantaranya ditokom, pinat,

pektinat dan ada juga yang sederhana tidak bercabang. Kekerasan talus juga beraneka

ragam ada yang lunak atau seperti tulang rawan ada yang keras karena mengandung

kapur. Pigmen yang terkandung dalam rumput laut dapat digunakan untuk

membedakannya sehingga dikenal adanya rumput laut (alga) bewarna coklat, merah,

hijau dan biru. Warna ini yang mengkelompokkan adanya alga coklat, merah, hijau

dan biru. Sebagian besar rumput laut menempel pada berbagai struktur kokoh seperti

batu, atau pecahan karang dengan akar yaitu bagian tumbuhan yang termodifikasi

secara sederhana (Sugiarto, 1978).

Rumput laut mempunyai prospek yang baik untuk bahan pupuk organik

karena keistimewaanya yang kaya hara mikro dan teristimewa zat pengatur tumbuh.

Zat pengatur tumbuh yang dikandungnya antara lain auksin, sitokinin, giberilin, asam

absisat dan etilen. ZPT tidak hanya dapat meningkatkan produksi ,tetapi juga

meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan

dan serangan

Universitas Sumatera Utara

serangga, serta memperbaiki struktur tanah

(

http:// tentang rumput laut.blogspot.com/2011/03).

Pembuatan pupuk organik dengan menggunakan bahan rumput laut dalam

bentuk padat diawali dengan menghancurkan rumput laut sampai halus. Tujuannya,

agar bakteri penghancur dalam proses fermentasi dapat bekerja maksimal. Selain itu,

senyawa laktosan (senyawa gula) dapat mudah menyatu. Semua bahan baku

pembuatan pupuk rumput laut itu dicampur dan dimasukkan kedalam wadah semisal

drum, plastik, atau tempat yang memungkinkan berlangsungnya proses fermentasi

kedap udara. Apabila selama fermentasi terdapat udara, maka proses pembuatan

pupuk pun akan gagal. Waktu fermentasi optimal untuk membuat pupuk rumput laut

padat itu sekitar dua minggu .Selain pupuk pupuk padat, ada pula pupuk rumput laut

cair. Bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat pupuk cair tidak berbeda dengan

pupuk padat.Perbedaan hanya terletak pada proses pembuatan dan lama waktu

fermentasi. Pupuk rumput laut cair membutuhkan penambahan air

dengan

waktu fermentasi selama lima hari. Hasil penelitian memaparkan berdasarkan hasil

uji antara pupuk rumput laut lebih subur. Dalam uji coba penyemprotan pupuk

rumput laut dilakukan dua kali selama masa tanam. Secara umum, tanaman

yang diberi pupuk rumput laut menghasilkan batang lebih besar dan tegak, urat

daun terasa kasar , batang tidak mudah patah , dan daun bewarna hijau tua, urat

daun terasa halus, serta mudah sobek

(http:// tentang rumput

laut.blogspot.com/2011/03).

Tanaman Sawi

Universitas Sumatera Utara

Sawi bukan tanaman asli Indonesia ,menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun dataran tinggi. Meskipun demikian demikian pada kenyataanya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.
Tanaman sawi tahan terhadap air hujan,sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa sejuk. Lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus ,subur ,serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7 ( Anonimous, 2007 ).
Sawi merupakan tanaman semusim.Bentuknya yang hampir menyerupai caisim. Sawi dan caisim kadang sukar dibedakan,sawi berdaun lonjong,halus tidak berbulu dan tidak berkrop. Kedua jenis sayuran itu dapat disilangkan ( kawin silang ). Tanaman sawi mempunyai batang yang pendek dan lebih langsing daripada petsai. Urat daun utama lebih sempit dari pada petsai tetapi daunnya lebih liat. Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserak ( roset ) hingga sukar membentuk
Universitas Sumatera Utara

krop. Tanaman ini mempunyai akar tunggang dan akar samping yang banyak tetapi dangkal. Bunganya mirip petsai tetapi rangkain tandan lebih pendek.Ukuran kuantum bunganya lebih kecil dengan warna pucat yang spesifik.Ukuran bijinya lebih kecil dan bewarna hitam kecoklatan. Hampir setiap orang gemar sawi karena rasanya segar (enak) dan banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan sedikit vitamin C,namun daun sawi rasanya agak pahit (Sunarjono, 2004).
Brassica juncea tampaknya berasal dari wilayah tengah Asia dekat kaki pegunungan Himalaya. Migrasi terjadi kepusat domestika sekunder di India wilayah tengah dan barat cina dan wilayah kaukasus. Catatan dalam bahasa sansekerta menunjukkan bahwa tanaman ini ditanam sejak tahun 3000 SM. Tanaman setahun yang menyerbuk sendiri ini, sawi coklat atau sawi kuning. Klasifikasi anggota brassica juncea amat membingungkan karena terdapat berbagai bentuk yang berbeda karena beberapa jenis kadang-kadang disebut sebagai sawi cina atau sawi oriental ( Vincet,1998 ).
Di sentra sayuran Medan di daerah Marelan, sawi merupakan sayuran yang terbanyak ditanam. Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk organik seperti pupuk kandang ayam, pupuk kandang sapi, ataupun kompos, pupuk anorganik yaitu Urea diberikan setelah sawi dipindah tanamkan. Pemberian diberikan tiga kali yaitu pada 6 hari, 12 hari dan 18 hari setelah tanam. Aplikasi dengan menyiranmkan larutan Urea dengan dosis gr/ltr. Penanaman sawi secara konvensional ini disertakan dalam penelitian ini dengan tujuan sebagai perbandingan terhadap penggunaan pupuk cair rumput laut
Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa menggunakan dan menggunakan polibeg dengan tanah Ultisol sebagai media tanam. Analisis tanah dan tanaman Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Departemen Ilmu Tanah serta Laboratorium Sentral Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl waktu penelitian dimulai pada bulan Januari hingga maret 2012.
Bahan dan Alat Bahan
Bahan yang digunakan adalah tanah Ultisol Simalingkar B, rumput laut Sargassum polycystum, benih sawi, bahan fermentasi, EM-4, dan bahan-bahan kimia untuk kebutuhan analisis. Alat
Alat yang digunakan adalah, Spectrofotometer, timbangan, alat gelas laboratorium, dan tempat sampel tanah yang akan diambil dan alat-alat lainya.
Universitas Sumatera Utara

Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan Metoda Statistik Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 9 perlakuan dan 2 ulangan, dengan perlakuan sebagai berikut: Non faktorial P0 = EM-4 20 cc tanpa pemberian pupuk cair rumput laut P1 = EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali P2 = EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali P3 = EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali P4 = EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali P5 =EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali P6 = EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali P7 = EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali P8 = EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali Sehingga didapat kombinasi perlakuan 2 x 9 = 18 unit percobaan.
Universitas Sumatera Utara

Model Linear Rancangan Acak Kelompok : Model rancangan yang digunakan adalah non Faktorial: Yij = µ + Ui + Aj + €ij Dimana: Yij = Respon tanaman yang diamati µ = Nilai tengah umum Ui = Pengaruh Ulangan ke-i Aj = Pengaruh pupuk ke-j €ijk = Pengaruh galat percobaan dari ulangan ke-i, pemberian ke-j, dan
Dosis pupuk P ke-k
Pelaksanaan Penelitian Percobaan dilakukan di dalam polibag di rumah kasa. Media tanam yang digunakan adalah tanah Ultisol. Dimasukkan kedalam polibeg 5 kg tanah kering oven dan diletakkan teratur di rumah kasa dan diberi label sesuai dengan pengacakan perlakuannya. Benih sawi ditabur di masing-masing polibeg dan setelah seminggu ditinggalkan hanya 1 tanaman. Tanaman dipelihara dan diberi pestisida organik bila
Universitas Sumatera Utara

diperlukan, sedangkan pemberian pemupukan dilakukan sesuai dengan perlakuan. Pada sekitar umur 35 hari tanaman sawi sudah dapat dipanen.
Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan tanah Ultisol kering udara. Tanah dimasukkan kedalam polibeg setara 5 kg tanah kering oven. Polibeg diberi label sesuai dengan perlakuanya. Letak plibeg diatur dalam 2 kelompok yaitu ulangan 1 dan 2 dan pada masing – masing kelompok dilakukan pengacakan.
Penanaman Tanaman Benih sawi ditabur di masing-masing polibeg dan setelah seminggu ditinggalkan hanya 1 tanaman.
Pemeliharaan Tanaman Tanaman dipelihara dan diberi pestisida organik bila diperlukan, sedangkan pemberian pemupukan dilakukan sesuai dengan perlakuan.
Pemanenan Pada sekitar umur 35 hari tanaman sawi sudah dapat dipanen.
Universitas Sumatera Utara

Parameter Penelitian
Peubah amatan yang diukur meliputi : Sifat kimia tanah
- C-Organik tanah dengan menggunakan metode Walkey and Black - N total tanah dengan menggunakan metode Kjedhal - P-total tanah dengan menggunakan metode HClO4 - Ca dengan metode NH4OAc pH 7 -Mg dengan metode NH4OAc pH 7 -K total dengan metode eksraksi HCl -K tukar dengan metode NH4OAc pH 7 Sifat fisik tanah - Tekstur tanah tanah dengan menggunakan metode Hydrometer - Kadar air tanah - Kapasitas lapang Tanaman -Tinggi tanaman -Berat basah tanaman -Berat kering akar -Klorofil tanaman -Bobot segar jual tanaman -Bobot massa tanaman -Luas daun tanaman
Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

N-Total Tanah

Tabel 1. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap N-Total tanah

Perlakuan

N-total

(…..%.....)

P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut

0.13

P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali)

0.19

P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali)

0.13

P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali)

0.14

P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali)

0.16

P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali)

0.13

P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali)

0.18

P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali)

0.14

P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali)

0.15

Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%

Dari hasil Sidik Ragam pada Lampiran diketahui bahwa pemberian pupuk

cair rumput laut tidak berpengaruh nyata terhadap N-total tanah. Dari hasil rataan

dapat dilihat bahwa nilai N-total tanah tertinggi terdapat pada perlakuan K1 atau EM-

4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali yaitu sebesar 0.19%. Nilai N-

total terendah pada P0 tanpa perlakuan pemberian pupuk cair rumput laut 13% .

Universitas Sumatera Utara

Fospor Tanah

Tabel 2. Pengaruh pemberian pupuk cair rumput laut terhadap fosfor tanah .

Perlakuan

Fospor tanah (...%...)

P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut

0.23

P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali)

0.22 0.20

P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali)

0.23

P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali)

0.24

P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali)

0.25

P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali)

0.23

P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali)

0.21

P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali)

0.25

Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%

Dari hasil Sidik Ragam pada Lampiran diketahui bahwa pemberian pupuk cair rumput laut tidak berpengaruh nyata terhadap P tanah. Dari hasil rataan dapat dilihat bahwa nilai P tanah tertinggi terdapat pada perlakuan P8 atau EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali yaitu sebesar 0.25%. Nilai P tanah terendah pada P2 perlakuan pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali 20% .

Universitas Sumatera Utara

P- Tersedia

Tabel 3. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap P-tersedia

Perlakuan

P-tersedia

(...ppm...)

P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut (kontrol))

13.19

P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali)

26.75

P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali)

28.58

P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali)

34.98

P4 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali)

33.46

P5 (EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali)

25.99

P6 (EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali)

28.13

P7 (EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali)

28.58

P8 (EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali)

24.31

Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%

Dari hasil Sidik Ragam pada Lampiran diketahui bahwa pemberian pupuk cair rumput laut tidak berpengaruh nyata terhadap P tersedia. Dari hasil rataan dapat dilihat bahwa nilai P tersedia tertinggi terdapat pada perlakuan P3 atau EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali yaitu sebesar 34.98 ppm. Nilai P tersedia terendah pada P0 tanpa perlakuan pemberian pupuk cair rumput laut 13,19 ppm

Universitas Sumatera Utara

K Tanah

Tabel 4. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap Kalium tanah

Perlakuan

Kalium Tanah

(...%...)

P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut (kontrol))

1.56

P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali)

1.88 1.87

P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali)

1.69

P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali)

2.10

P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali)

1.99

P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali)

2.46

P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali)

1.82

P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali)

2.19

Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%

Dari hasil Sidik Ragam pada Lampiran diketahui bahwa pemberian pupuk cair rumput laut tidak berpengaruh nyata terhadap K tanah. Dari hasil rataan dapat dilihat bahwa nilai K tanah tertinggi terdapat pada perlakuan P6 atau EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali yaitu sebesar 2.46%. Nilai K tanah terendah pada P0 tanpa perlakuan pemberian pupuk cair rumput laut 1.56%

Universitas Sumatera Utara

K-Tukar Tanah

Tabel 5. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap K-Tukar tanah

Perlakuan

K- Tukar (...me/100...)

P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut (kontrol))

0.41

P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali)

0.32 0.29

P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali)

0.28

P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali)

0.44

P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali)

0.43

K6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali)

0.34

P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali)

0.30

P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali)

0.29

Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%

Dari hasil Sidik Ragam pada Lampiran diketahui bahwa pemberian pupuk cair rumput laut tidak berpengaruh nyata terhadap K tukar. Dari hasil rataan dapat dilihat bahwa nilai K tukar tertinggi terdapat pada perlakuan P4 atau EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali yaitu sebesar 0.44me/100. Nilai K tukar terendah pada P3 perlakuan pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali 0.28 me/100.

Universitas Sumatera Utara

Magnesium Tanah

Tabel 6. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap magnesium tanah

Perlakuan

Magnesium

tanah (...%...)

P0(tanpa pemberian pupuk cair rumput laut (kontrol))

0.24

P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali)

0.14

P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali)

0.21

P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali)

0.23

P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali)

0.27

P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali)

0.24

P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali)

0.17

P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali)

0.19

P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali)

0.23

Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%

Dari hasil Sidik Ragam pada Lampiran diketahui bahwa pemberian pupuk cair rumput laut tidak berpengaruh nyata terhadap Mg tanah. Dari hasil rataan dapat dilihat bahwa nilai Mg tanah tertinggi terdapat pada perlakuan P4 atau EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali yaitu sebesar 0.27%. Nilai Mg tanah terendah pada P6 perlakuan pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali 0.17% .

Universitas Sumatera Utara

Kalsium tanah

Tabel 7. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap kalsium tanah.

Perlakuan

Kalsium

tanah (...%...)

P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut (kontrol))

6.68

P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali)

5.47

P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali)

6.86

P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali)

6.25

P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali)

6.73

P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali)

7.26

P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali)

6.36

P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali)

6.40

P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali)

6.39

Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%

Dari hasil Sidik Ragam pada Lampiran diketahui bahwa pemberian pupuk cair rumput laut tidak berpengaruh nyata terhadap Ca tanah. Dari hasil rataan dapat dilihat bahwa Ca tanah tertinggi terdapat pada perlakuan P5 atau EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali yaitu sebesar 07.26%. Nilai Ca tanah terendah pada P1 perlakuan pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali 5.47% .

Universitas Sumatera Utara

Tinggi Tanaman

Tabel 8. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap tinggi tanaman Tinggitanaman

Perlakuan

(...cm...)

P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut (kontrol)) P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali)

27.05ab 29.15b

P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali)

27.60a

P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali)

24.90a

P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 24.90b

P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 30.50ab

P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 27.50ab

P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 27.30ab

P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali)

27.25ab

Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%

Universitas Sumatera Utara

Perbandingan signifikansi perlakuan terhadap tinggi tanaman

Pembandingan

Uji Kontras (Linear Orthogonal) Tinggi tanaman

P0 VS P1,P2,P3,P4,P5,P6,P7,P8

tn

P1,P2,P3,P4,P5,P6,P7,P8

tn

P1 VS P5

*

P2 VS P6

*

P3 VS P7

tn

P4 VS P8

*

Keterangan : * = nyata tn = tidak nyata
Dari hasil Sidik Ragam pada Lampiran diketahui bahwa pemberian pupuk cair rumput laut tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Dari hasil rataan dapat dilihat bahwa nilai tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P5 atau EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali yaitu sebesar 30.50 cm Nilai tinggi tanaman terendah pada P3 perlakuan pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali 24.90 cm.

Universitas Sumatera Utara

Jumlah Daun

Tabel 9. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap jumlah daun

tanaman

Perlakuan

jumlah daun

(…..tangkai.....)

P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut

10.50abc

P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 10.50abc

P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 9.50ab

P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 11.00bc

P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 11.50c

P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 9.50ab

P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 10.00abc

P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali)

9.00a

P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali)

9.50ab

Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%

Universitas Sumatera Utara

Perbandingan signifikansi perlakuan terhadap jumlah daun tanaman

Pembandingan

Uji Kontras (Linear Orthogonal) Jumlah daun tanaman

P0 VS P1,P2,P3,P4,P5,P5,P7,P8 P1,P2,P3,P4 VS P5,P6,P7,P8 P1 VS P5 P2 VS P6 P3 VS P7 P4 VS P8

tn tn tn * * *

Keterangan : * = nyata tn = tidak nyata
Dari hasil Sidik Ragam pada Lampiran diketahui bahwa pemberian pupuk cair rumput laut tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Dari hasil rataan dapat dilihat bahwa nilai jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan P3 atau EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali yaitu sebesar 11 tangkai. jumlah daun terendah pada P7 perlakuan pemberian pupuk cair rumput laut 9 tangkai .

Universitas Sumatera Utara

Luas Daun Tanaman

Tabel 10. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap luas daun tanaman Luas Daun

Perlakuan

(…..cm.....)

P0(tanpa pemberian pupuk cair rumput laut

37.00bc

P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 28.75a P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 44.85c

P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 41.30bc

P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 44.75c

P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 36.00ab

P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 36.10ab

P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 37.50bc

P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 39.10bc

Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%

Perbandingan signifikansi perlakuan terhadap luas daun tanaman

Pembandingan

Uji Kontra