Refleksi Filsafat Moral Terhadap Masalah Diskriminasi Gender

14. Refleksi Filsafat Moral Terhadap Masalah Diskriminasi Gender

Sumber : https://scholar.google.co.id/scholar?hl=en&q=Refleksi+Filsafat+Moral+Terhadap+Masal ah+Diskriminasi+Gender&btnG = Penulis

: Nugroho, Hastanti Widy, Dr. A. Sudiarja, Sj Jenis

: artikel jurnal Language : Indonesia Subject

: Filsafat Moral,Diskriminasi Gender Publisher : Universitas Gadjah Mada Published : 2002 Location : Repositori UGM

REFLEKSI FILSAFAT MORAL TERHADAP MASALAH DISKRIMINASI GENDER

MasaIah diskriminasi gender, dengan banyaknya dominasi pria dan subordinasi perempuan ditemukan pada semua masyarakat tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Para ilmuwan seringkaIi menyebut permasalahan tersebut sebagai masalah abadi (perenid). Dan penelitian ini secara khusus berusaha mengungkap masalah diskriminasi gender yang berkaitan dengan moralitas. Muncul sejumlah pertanyaan berkaitan dengan moralitas, apakah moral berkaitan dengan perbedaan gender ?. Jika perbedaan gender berkaitian dengan moditas, norma moral manakah yang sedang berlaku? Bagaimanakah perbedaan gender berpengaruh terhadap pilihan nilai-niiai moral dalam sistem etika?

Sebenarnya inti dari diskriminasi adalah perlakuan berbeda. Akibat pelekatan sifat-sifat gender tersebut, timbul masalah diskriminasi gender. pada awalnya pembagian kerja, baik secara biologi maupun gender antara laki-laki dan perempuan dianggap sama-sama memiliki nilai dan keseimbangan. Perubahan tersebut muncul karena adanya pembagian konsepsi pada laki-laki dan perempuan sehingga mengalami marginalisasi dalam sektor pekerjaan yang berakibat pada kecenderungan perempuan untuk melakukan pekerjaan informal yang kurang memberikan perlindungan hukum dan upah yang rendah. Di samping itu, faktor subordinat perempuan dalam sosial maupun kultural, stereotipe terhadap perempuan juga turut mempengaruhi diskriminasi perempuan dalam pekerjaan. Saat ini berbagai upaya sudah dilakukan oleh kalangan pembaharu untuk menyetarakan laki-laki dan perempuan dalam pekerjaan salah satunya dengan disahkannya Konvensi Penghapusan Segala Diskriminasi terhadap Perempuan pada tahun 1979 sebagai wujud perlindungan perempuan dari berbagai diskriminasi, termasuk dalam sektor pekerjaan.

Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan, yang dilakukan Berdasarkan bahan dari buku-buku, majalah, jurnal dan internet. Kajian kepustakaan tersebut dilakukan untuk menemukan pandangan para fiisuf sepanjang sejarah keberadaan diskriminasi gender tersebut, terutama dalam kaitannya dengan moralitas, sejak Masa Yunani hingga sampai Masa Kontemporer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode hermeneutik dengan tahap-tahap antara lain deskrispsi, komparasi dan refleksi untuk mendapatkan pandangan holistik dan komprehensif dan pnelitian ini antara Iain membuktikan bahwa masalah moditas memang terkait persoalan gender. Terdapat tiga kelompok filsuf yang memiliki pandangan berkaitan dengan diskriminasi gendernya. Fiisuf yang berpandangan bahwa dalam tataran ideal serta pada tataran sosio-kultural hanya terdapat satu sistem moral yang tidak mengenal perbedaan jenis kelamin sama gender.

Filsuf yang berpandangan bahwa pada dataran ideal, sistem moral hanya satu yang berIaku bagi manusia secara umum. Tetapi ketika dimanifestasikan dalam kehidupan sosiai, sistem moral tersebut melahirkan nilai-nilai modalitas berbeda bagi laki -laki dan perempuan. Filsuf yang berpendapat bahwa moralitas dalam tataran ideal serta pada manifestasi kehidupan sehari-hari berbeda bagi laki-laki dan perempuan. Biasa nya gender dalam moralitas terlihat pada niiai-nilai moral maskulin yang mendominasi nilai-nilai feminin dalam norma moral. Dominasi nilai-niiai maskulin teriihat pada pandangan Aristoteles, Agustinus, john iocke dan J .J.Rousseau. Penelitian ini berkesimpulan bahwa dominasi nilai-niIai maskulin diakhiri dengan cara mengembangkan keadilan gender. Terdapat dua langkah yang pertama, memunculkan nilai-nilai feminin pada posisi setara dan pentingnya dengan niiai-niiai maskulin. Dalam hal ini dengan mengembangkan perasaan moral dan prinsip- prinsip etika keutamaan. Kedua, mengusahakan pengembangan moralitas androgen yaitu sistem moral yang memuat nilai feminin dan maskuiin sekaligus.