Uji Hipotesis dan Pembahasan Hasil Penelitian

D. Uji Hipotesis dan Pembahasan Hasil Penelitian

1. Uji Hipotesis

Setelah kriteria goodness-of-fit model struktural yang diestimasi dapat dipenuhi, selanjutnya analisis terhadap hubungan-hubungan struktural model Setelah kriteria goodness-of-fit model struktural yang diestimasi dapat dipenuhi, selanjutnya analisis terhadap hubungan-hubungan struktural model

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisis tingkat signifikansi hubungan kausalitas antar konstruk dalam model yang didasarkan pada nilai C.R (z-hitung) lebih besar dari atau sama dengan nilai z-tabel (z-hitung ³ z- tabel). Kemudian, dengan melihat standardized structural (path) coefficients dari setiap hipotesis terutama pada kesesuaian arah hubungan path dengan arah hubungan yang telah dihipotesiskan sebelumnya. Jika arah hubungan sesuai dengan yang dihipotesiskan dan nilai critical ratio-nya juga memenuhi persyaratan maka dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diuji terbukti.

Nilai z tabel untuk masing-masing tingkat signifikansi adalah:

Dalam penelitian ini, ditetapkan tingkat singnifikansi sebesar 5%. Tabel

IV.17 menunjukkan nilai regression weights dari variabel-variabel yang diuji hubungan kausalitasnya

Regression Weights

Regression Weight

Standart Estimate

S.E

C.R P

Brand Reliability ß Customer Satisfaction Brand Intentions ß Customer Satisfaction Brand Loyalty ßBrand

Reliability Brand Loyalty ß Brand

Intentions Brand Equity ß Brand

Sumber: Data primer yang diolah, 2012.

Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua jalur yang dianalisis memiliki hubungan signifikan, terlihat dari besarnya tingkat signifikansi (p) uji hipotesis yang lebih kecil dari 5 %. Hasil uji hipotesis selengkapnya dibahas dalam sub bab berikutnya.

1. Hipotesis 1 :customer satisfaction berpengaruh positif terhadap brand reliability. Hipotesis ini bertujuan menguji apakah customer satisfaction berpengaruh positif terhadap brand reliability .Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel IV.17 didapatkan hasil nilai CR sebesar 2,651. Karena nilai CR lebih dari 2.56 maka menunjukkan bahwa hipotesis 1 diterima pada tingkat signifikansi α = 0,01. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa customer satisfaction berpengaruh positif terhadap brand reliability . Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Delgado dan Munuera (2005) yang menunjukkan bahwa kepercayaan atas merek dipengaruhi oleh customer satisfaction sedangkan dimensi kepercayaan atas merek itu sendiri salah satunya brand reliability.

Hasil penelitian pertama menunjukan customer satisfaction berpengaruh positif terhadap brand reliability. Pengaruh positif tersebut menandakan bahwa responden yang puas terhadap mie instan Indomie akan memiliki kepercayaan untuk menggunakan mie instan Indomie. Dalam hal ini responden yang puas, percaya bahwa mie instan Indomie dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan mereka. Begitupula sebaliknya responden yang tidak puas dengan produk mie instan Indomie maka responden tidak mempunyai trust untuk menggunakan produk tersebut. Oleh karena itu menjadi hal yang wajib diperhatikan perusahaan untuk memuaskan konsumen dapat mempercayai mie instan Indomie.

intentions Hipotesis ini bertujuan menguji apakah customer satisfaction berpengaruh positif terhadap brand intentions. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel IV.17 didapatkan hasil nilai CR sebesar 5.800. Karena nilai CR lebih dari 2.56 maka menunjukkan bahwa hipotesis 2 diterima pada tingkat signifikansi α = 0,01. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa customer satisfaction berpengaruh positif terhadap brand intentions . Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Delgado dan Munuera (2005) yang menunjukkan bahwa kepercayaan atas merek dipengaruhi oleh customer satisfaction, sedangkan dimensi kepercayaan atas merek itu sendiri salah satunya brand intentions.

Hasil analisis kedua menunjukan bahwa customer satisfaction berpengaruh positif terhadap brand intentions. Pengaruh positif tersebut menandakan bahwa dalam dimensi kepercayaan ini responden yang puas dengan mie instan Indomie percaya bahwa Indomie dapat bertanggung jawab dan melindungi konsumen jika terjadi masalah dengan produk mereka, dikemudian hari. Oleh karena itu harus menjadi perhatian perusahaan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk dan bersedia menerima kritik, saran, dan komplain terhadap produk mie instan mereka serta bersedia bertanggung jawab jika terjadi masalah-masalah yang mungkin muncul dikemudian hari atas produk mie instan Indomie.

Hipotesis ini bertujuan menguji apakah brand reliability berpengaruh positif terhadap brand loyalty. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel

IV.17 didapatkan hasil nilai CR sebesar 3.005. Karena nilai CR lebih dari

2.56 maka menunjukkan bahwa hipotesis 3 diterima pada tingkat signifikansi α = 0,01. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa brand

reliability berpengaruh positif terhadap brand loyalty.Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Delgado dan Munuera (2005) yang menunjukkan bahwa brand loyalty dipengaruhi oleh brand reliability.

Hasil analisis ketiga menunjukan bahwa brand reliability berpengaruh positif terhadap brand loyalty. Pengaruh positif tersebut menandakan bahwa kepercayaan atas merek secara langsung berpengaruh terhadap kesetiaan konsumen, dimana dalam dimensi kepercayaan ini bahwa ketika merek dapat memenuhi kebutuhan dan harapan, konsumen akan terus setia. Kepercayaan yang tinggi akan menghasilkan kesetiaan yang tinggi pula. Oleh sebab itu harus menjadi perhatian perusahaan untuk menjaga kepercayaan yang diberikan konsumen bahwa mie instan Indomie sesuai dengan harapan konsumen, selanjutnya akan tercipta kesetiaan terhadap merek yang dicerminkan dengan melakukan pembelian ulang dengan merek yang sama.

Hipotesis ini bertujuan menguji apakah brand intentions berpengaruh positif terhadap brand loyalty. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel

IV.17 didapatkan hasil nilai CR sebesar 5.893. Karena nilai CR lebih dari

2.56 maka menunjukkan bahwa hipotesis 4 diterima pada tingkat signifikansi α = 0,01. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa brand

intentions berpengaruh positif terhadap brand loyalty. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Delgado dan Munuera (2005) yang menunjukkan bahwa brand loyalty dipengaruhi oleh brand intentions.

Hasil analisis yang keempat menunjukan bahwa brand intentions berpengaruh positif terhadap brand loyalty. Responden yang percaya terhadap mie instan Indomie akan memiliki loyalitas untuk menggunakan mie instan Indomie, konsumen merasa bahwa Indomie adalah produk aman, dapat bertanggung jawab dan melindungi terhadap masalah-masalah yang mingkin akan muncul dikemudian hari, setelah mereka mengkonsumsi mie instan Indomie. Konsumen yang puas tidak akan khuwatir dan takut karena mereka percaya bahwa merek tersebut akan mengutamakan kepentingan konsumen maka dengan sendirinya loyalitas atas merek tersebut juga akan semakin tinggi, dan demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu menjdai perhatian perusahaan agar menjaga kepercayaan konsumen bahwa Indomie dapat memberikan rasa aman, dan selanjutnya akan membentuk kesetian terhadap merek.

Hipotesis ini bertujuan menguji apakah brand loyalty berpengaruh positif terhadap brand equity. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel

IV.17 didapatkan hasil nilai CR sebesar 4.718. Karena nilai CR lebih dari

2.56 maka menunjukkan bahwa hipotesis 5 diterima pada tingkat signifik ansi α = 0,01. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa brand loyalty berpengaruh positif terhadap brand equity. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Delgado dan Munuera (2005) yang menunjukkan bahwa brand equity dipengaruhi oleh brand loyalty.

Hasil analisis yang kelima menunjukan bahwa brand loyalty berpengaruh positif terhadap brand equity. Pengaruh positif tersebut menandakan bahwa kesetiaan konsumen adalah penggerak utama dalam ekuitas merek. Semakin banyak konsumen yang setia dengan merek, semakin banyak pula produk yang digunakan konsumen, sehingga hal itu akan berpengaruh terhadap ekuitas merek suatu produk. Loayalitas yang tinggi menghasilkan ekuitas merek yang tinggi begitu pula sebaliknya loyalitas merek yang rendah menghasilkan ekiutas merek yang rendah pula. Oleh karena itu, menjadi kewajiban perusahaan untuk menjaga konsumen setianya, karena loyalitas merek yang tinggi dianggap sebagai sebuah jalan menuju ekuitas merek yang tinggi.