1 Kerangka Teoritis

Gambar 2.1 Kerangka Teoritis

Gambar 2.1

H4

Nilai Perusahaan (NP)

Variabel Corporate Governance : 1. Kepemilikan Manajerial (MAN) 2. Kepemilikan Institusional (INST) 3. Proporsi Dewan Komisaris

Independen (INDP)

Variabel Keputusan Keuangan : 4. Keputusan Investasi (INV) 5. Keputusan Pendanaan (DAN)

6. Kebijakan Deviden (DEV)

H4

H5

H6

H1

H2

H3

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris (Puspowarsito, 2008).

1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengurangi agency cost adalah dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen. Proporsi kepemilikan saham yang dikontrol manajer dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan. Kepemilikan manajerial akan menyejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham (outsider ownership) , sehingga akan memperoleh manfaat langsung dari keputusan yang diambil serta menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.

Jensen & Meckling (1976) juga menganalisis bagaimana nilai perusahaan dipengaruhi oleh distribusi kepemilikan antara pihak manajer yang menikmati manfaat dan pihak luar yang tidak menikmati manfaat. Dalam kerangka ini, peningkatan kepemilikan manajemen akan mengurangi agency difficulties melalui pengurangan insentif untuk mengkonsumsi manfaat/keuntungan dan mengambil alih kekayaan pemegang saham.

Masalah yang sering ditimbulkan dari struktur kepemilikan ini adalah agency conflict , dimana terdapat perbedaan kepentingan antara manajemen perusahaan sebagai decision maker dengan para pemegang saham sebagai owners dari perusahaan. Tentunya perbedaan kepentingan ini akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian Masalah yang sering ditimbulkan dari struktur kepemilikan ini adalah agency conflict , dimana terdapat perbedaan kepentingan antara manajemen perusahaan sebagai decision maker dengan para pemegang saham sebagai owners dari perusahaan. Tentunya perbedaan kepentingan ini akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian

Penelitian Black, Jang dan Kim (2003) menunjukkan bahwa perusahaan dengan tata kelola perusahaan yang baik atau menerapkan good corporate governance , maka dividen atau tingkat return akan dinilai investor lebih tinggi, dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan corporate governance. Julianto dan Jogiyanto (2002) menganalisis bagaimana nilai perusahaan dipengaruhi oleh distribusi kepemilikan antara pihak manajer yang menikmati manfaat dari pihak luar dan yang tidak menikmati manfaat. Dalam kerangka ini, peningkatan kepemilikan manajemen akan mengurangi agency difficulties (kesulitan agen) melalui pengurangan insentif bagi pemegang saham. Hal ini sangat potensial dalam mengurangi alokasi sumber daya yang tidak menguntungkan, yang pada gilirannya akan meningkatkan nilai perusahaan.

Suranta dan Mas’ud (2003) menyatakan bahwa hubungan struktur kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan merupakan hubungan non- monotonik . Hubungan non-monotonik antara kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan disebabkan adanya insentif yang dimiliki oleh manajer dan mereka cenderung berusaha untuk melakukan penyejajaran kepentingan dengan outside owners (pemegang saham) dengan cara meningkatkan

meningkat. Sementara itu, penelitian Haruman (2008) menunjukkan arah hubungan yang negatif antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan. Penurunan nilai perusahaan ini diakibatkan karena tindakan oportunistik yang dilakukan oleh para pemegang saham manajerial. Dimana kepemilikan manajerial menginginkan pendapatan yang tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan investasi usahanya, sehingga apabila kepemilikan manajerial tinggi maka pasar akan cenderung bereaksi negatif yang menyebabkan nilai perusahaan menurun. Hal tersebut bertentangan dengan penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007) yang menyatakan kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, dikarenakan manajemen perusahaan tidak mempunyai kendali terhadap perusahaan, manajemen lebih banyak dikendalikan pemilik mayoritas, sehingga manajemen hanya menjadi kepanjangan tangan pemilik mayoritas.

Dari beberapa hal tersebut di atas dapat diketahui bahwa kepemilikan manajerial merupakan mekanisme pengurang konflik keagenan antara agent dengan principle, serta mengurangi agency cost dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen dan pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Dari uraian di atas, maka hipotesis pertama dari penelitian ini adalah :

H1 : kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Clay (2002) menyebutkan bahwa aspek persebaran kepemilikan dalam perusahaan merupakan hal yang penting dalam keuangan perusahaan. Teori keagenan mencoba menjelaskan hubungan antara manajer dan pemilik perusahaan. Kepemilikan institusional merupakan wujud prinsipal yang diharapkan berperan dalam aspek pengawasan yang dapat mempengaruhi kebijakan pihak manajemen. Kepemilikan saham oleh pihak institusi lain memberikan dampak yang positif terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan oleh pihak institusional akan berpengaruh terhadap aspek pengendalian perusahaan terutama berkaitan dengan perilaku manajer. Pemilik institusional memiliki hak suara dalam rapat pemegang saham sehingga memiliki peran yang penting dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan perusahaan, kebijakan karyawan dan pemberian insentif bagi manajer.

Chu (2005) melakukan penelitian tentang kepemilikan institusional, kebijakan struktur modal dan nilai perusahaan. Pemegang saham institusional biasanya memiliki porsi kepemilikan yang besar dalam perusahaan. Sebagai pihak mayoritas pemegang saham institusional memiliki hak yang besar atas kendali perusahaan. Dengan pengendalian yang besar itu, kepemilikan institusional mampu mempengaruhi kebijakan keuangan perusahaan dan tetap dapat menjaga tujuan utama manajemen yaitu untuk meningkatkan nilai dan kesejahteraan pemegang saham.

(2007) menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Tingginya kepemilikan oleh institusi akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan yang tinggi ini akan meminimalisasi tingkat penyelewengan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang akan menurunkan nilai perusahaan. Kepemilikan institutional yang tinggi diharapkan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan sehingga nilai perusahaan dapat meningkat. Wardhani (2006) menyebutkan apabila perusahaan tersebut dimiliki oleh investor institusional maka pasar modal akan bereaksi positif karena kepemilikan oleh institusi dapat meningkatkan aspek pengawasan terhadap perusahaan.

Slamet (2005) menyebutkan struktur kepemilikan baik insiders maupun outsiders ownership berpotensi untuk menimbulkan masalah keagenan, ketika masing-masing pihak memanfaatkan kapasitas yang dimilikinya untuk meningkatkan kesejahteraan pribadi dan mengabaikan pihak lain. Alternatif solusi apapun tidak akan efektif. Namun, struktur kepemilikan juga mempunyai peranan penting dalam mengurangi masalah keagenan yang akan mempengaruhi nilai perusahaan, ketika pihak-pihak yang berkepentingan dapat menyelaraskan tujuan.

Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian Haruman (2007) menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Wahyudi dan Pawestri (2006) dalam penelitiannya juga

terhadap nilai perusahaan. Dari beberapa hal tersebut di atas dapat diketahui bahwa dengan adanya kepemilikan institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat mendukung keberadaan manajemen, sehingga investor institusional akan melakukan monitoring secara efektif yang akan meningkatkan kinerja perusahaan. Semakin besar kepemilikan institusional, maka akan semakin besar dorongan suatu institusi untuk mengawasi manajemen sehingga akan mengoptimalkan nilai perusahaan. Dari uraian di atas, maka hipotesis kedua dari penelitian ini adalah :

H2 : kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

3. Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan

Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance) , adanya dewan komisaris independen dalam sebuah perusahaan diharapkan mampu untuk dapat mengawasi jalannya operasi perusahaan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini dikarenakan dewan komisaris independen sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal

atau ukuran dewan komisaris. Komisaris independen diharapkan mampu menjalankan peranan yang baik dalam proses corporate governance didalam perusahaan. Karena komisaris independen berasal dari luar perusahaan diharapkan pandangan dan saran yang diberikan komisaris independen lebih objektif. Ngui et.al (2007) menyatakan bahwa komisaris independen menjembatani kepentingan manajemen dengan kepentingan pemegang saham. Komisaris independen memiliki peran monitoring yang akan berusaha memastikan bahwa manajer akan melakukan pengelolaan perusahaan yang bertujuan memaksimalkan return bagi pemegang saham, dengan adanya mekanisme pengawasan diharapkan sikap opportunis yang menguntungkan manajemen akan dapat dikurangi, sehingga nilai perusahaan meningkat.

Barnhart & Rosenstein (1998) dalam Lastanti (2004) melakukan penelitian mengenai “Board Composition, Managerial Ownership and Firm Performance ”, yang membuktikan bahwa semakin tinggi perwakilan dari

outsider director (komisaris independen), maka semakin tinggi independensi dan efektivitas corporate board sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Penelitian Besley (1996) dalam Siallagan dan Machfoedz (2006), menguji hubungan antara proporsi dewan komisaris dengan kecurangan pelaporan keuangan. Dengan membandingkan perusahaan yang melakukan kecurangan dengan perusahaan yang tidak melakukan kecurangan, mereka Penelitian Besley (1996) dalam Siallagan dan Machfoedz (2006), menguji hubungan antara proporsi dewan komisaris dengan kecurangan pelaporan keuangan. Dengan membandingkan perusahaan yang melakukan kecurangan dengan perusahaan yang tidak melakukan kecurangan, mereka

H3 : proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

4. Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan

Keputusan investasi merupakan keputusan yang menyangkut pengalokasian dana yang berasal dari dalam maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan akan menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Apabila perusahaan salah di dalam pemilihan investasi, maka kelangsungan hidup perusahaan akan terganggu dan tentunya akan mempengaruhi penilaian investor terhadap perusahaan (Hasnawati, 2005).

Julianto dan Jogiyanto (2002) berpendapat bahwa pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan. Pertumbuhan ini diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan seperti adanya suatu kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan, maka semakin besar kebutuhan-kebutuhan perusahaan tersebut atas dana untuk melakukan ekspansi finansial.

perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Untuk itu, manajer (keuangan) hendaknya menjaga pertumbuhan investasi agar dapat mencapai tujuan perusahaan melalui kesejahteraan pemegang saham sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Menurut Wahyudi dan Pawestri (2006), nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham, sangat dipengaruhi oleh peluang- peluang investasi. Pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (signaling theory).

Penelitian Haruman (2008) dan Kusuma (2001) menunjukkan bahwa keputusan Investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Apabila tingkat investasi di sebuah perusahaan tinggi, maka akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut, sehingga persepsi investor terhadap perusahaan tersebut akan baik. Persepsi investor ini akan berpengaruh terhadap permintaan saham perusahaan. Dari uraian di atas maka hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah :

H4 : keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

5. Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan

Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Sumber dana internal berasal Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Sumber dana internal berasal

Suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari sumber pendanaan yang optimal, apakah dari modal sendiri ataupun dari hutang (Haruman, 2007). Pemilihan sumber dana tersebut dapat mempengaruhi kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan berdampak pada nilai perusahaan tersebut.

Pecking order theory merupakan teori yang mendasarkan pada asimetri informasi yang akan mempengaruhi struktur modal perusahaan dengan cara membatasi akses pada sumber pendanaan dari luar. Oleh karena itu, manajemen akan berhati-hati dalam melakukan peminjaman, sebab jumlah utang yang terlalu tinggi akan menimbulkan risiko financial distress yaitu keadaan dimana perusahaan tidak mempunyai kemampuan melakukan pembayaran kewajiban kepada kreditor sehingga nilai perusahaan akan menurun. Senada dengan penelitian (Sujoko dan Soebiantoro, 2007) yang menyebutkan bahwa leverage mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Berbeda dengan penelitian Wijaya, Bandi dan Wibawa (2010) yang mnunjukkan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Keputusan pendanaan tersebut lebih banyak menggunakan

Sehingga pendanaan melalui ekuitas dapat meningkatkan nilai perusahaan. Putra (2008) menyatakan bahwa kebijakan hutang perusahaan berkaitan dengan struktur modal yang optimal. Semakin besar leverage berarti semakin besar aktiva atau pendanaan perusahaan yang diperoleh dari hutang. Semakin besar hutang maka semakin besar kemungkinan kegagalan perusahaan untuk tidak mampu membayar hutangnya, sehingga memiliki risiko mengalami kebangkrutan. Akibatnya pasar saham akan mereaksi secara negatif yang berupa turunnya volume perdagangan saham dan harga saham yang berdampak terhadap turunnya nilai perusahaan. Di samping itu ada kesan semakin besar hutang mencerminkan perusahaan kesulitan mencari pendanaan melalui penjualan saham di pasar saham dan semakin besar perusahaan tersebut tidak diminati oleh para investor maupun calon investor pasar saham (Djabid, 2009).

Dari hal di atas dapat diketahui bahwa pemilihan sumber dana (keputusan pendanaan) yang optimal pada suatu perusahaan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan berdampak pada nilai perusahaan tersebut. Keputusan pendanaan yang tepat akan dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Dari uraian di atas, maka hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah : H5 : keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Kebijakan dividen sering dianggap sebagai signal bagi investor dalam menilai baik buruknya perusahaan, hal ini disebabkan karena kebijakan dividen dapat membawa pengaruh terhadap harga saham perusahaan. Pandangan bahwa semakin tinggi dividen pay out ratio (DPR), maka semakin tinggi pula nilai dari sebuah perusahaan. Investor menilai dividen pay out ratio lebih besar daripada pertumbuhan, karena mereka merasa lebih yakin jika menerima dividen dibandingkan dengan capital gain dari laba ditahan. Ini membuktikan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan dalam penciptaan nilai perusahaan (Gusaptono, 2010).

Wijaya, Bandi dan Wibawa (2010), Sujoko dan Soebiantoro (2007) menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Investor lebih menyukai dividen yang tinggi dibandingkan dengan dividen yang akan dibagikan di masa yang akan datang dan capital gains , dan sesuai dengan signaling theory bahwa pembayaran dividen berisi informasi tentang prospek perusahaan di masa yang akan datang.

Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian dari Haruman (2008), yang menyatakan bahwa dividend pay out ratio mempunyai pengaruh signifikan dengan arah negatif. Bagi sebagian investor, pembayaran dividen yang tinggi diindikasikan sebagai ketidakmampuan perusahaan dalam mengelola cash flow-nya.

Dapat diketahui bahwa para investor memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengharapkan pengembalian dalam Dapat diketahui bahwa para investor memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengharapkan pengembalian dalam

Dari uraian di atas, maka hipotesis keenam dalam penelitian ini adalah : H6 : kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Dokumen yang terkait

PANDANGAN MURID TERHADAP GURU: 60 TAHUN PROF. DR. M. AMIN ABDULLAH

0 0 16

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SEBAGAI SOLUSI KONFLIK PADA HUBUNGAN REMAJA DAN ORANG TUA DI SMK BATIK 2 SURAKARTA Rina Sari Kusuma Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK - KOMUNIKASI ANTAR PR

0 0 6

Kata kunci : Model Pelatihan, Manajemen Mutu, Kerjasama Sekolah PENDAHULUAN - MANAJEMEN MUTU KERJASAMA KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PENINGKATAN KUALITAS DAN AKREDITASI SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN-KOTA MAGELANG

0 0 8

PAKOM PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY Rita Pramujiyanti Khotimah, Masduki, N. Setyaningsih Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas Muhammadiyah Surakarta Email: r

0 1 8

PENINGKATAN PENDAPATAN UKM MELALUI PENGUASAAN TEKNOLOGI PAKAN LELE DAN PEMANFAATAN LIMBAH LOKAL DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO, KABUPATEN WONOGIRI

0 0 8

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PENELITIAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU MATEMATIKA SMASMK MUHAMMADIYAH DI KLATEN DAN SUKOHARJO Masduki dan Muhammad Noor Kholid Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta E

0 0 8

PEMITRA BAGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MATEMATIKA GURU DAN SISWA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS DI BOYOLALI Sutama, Sabar Narimo, dan Suyatmini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Email : sutamaums.ac.id Abstra

0 0 7

PENINGKATAN KETRAMPILAN MEDIA KOMUNIKASI DAN PERLUASAN KERJASAMA DALAM PENCEGAHAN NARKOBA OLEH POLDA DIY DAN BNNP YOGYAKARTA

0 0 10

PEMITRA PENDAMPINGAN KELOMPOK TANI DAN PETERNAK LELE DESA PUCUNG, KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI

0 0 9

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA

0 1 20