Pembahasan Hasil Penelitian

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil dari analisis data menunjukkan bahwa keputusan investasi dan kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian dari ke enam variabel independen hanya dua variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

1. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.

Kepemilikan manajerial (MAN) diindikasi dapat mengatasi masalah keagenan karena kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan dapat menyejajarkan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Hal ini dapat digunakan sebagai pengurang konflik kepentingan yang mendorong manajemen melakukan kecurangan, sehingga dengan adanya kepemilikan manajerial maka semakin kecil kecenderungan pihak manajemen melakukan tindakan yang menguntungkan diri sendiri.

manajerial mempunyai hubungan yang negatif dengan nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.8 yang memperlihatkan nilai koefisien kepemilikan manajerial sebesar -0,040 dan nilai t sebesar -0,780 dengan nilai signifikansi sebesar 0,441. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena memiliki angka signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil ini tidak sejalan dengan hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial (MAN) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (NP). Temuan penelitian ini konsisten dengan penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Manajemen perusahaan tidak mempunyai kendali terhadap nilai perusahaan. Manajemen lebih banyak dikendalikan pemilik mayoritas sehingga manajemen hanya sebagai kepanjangan tangan dari pemilik mayoritas.

Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006), Nasser (2008), Rachmawati dan Triatmoko (2007) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan.

Pengujian terhadap hipotesis ke dua tentang kepemilikan institusional (INST) menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.8 yang menunjukkan nilai koefisien kepemilikan

signifikansi sebesar 0,605 jauh di atas tingkat signifikan 5%. Dengan demikian kepemilikan institusional tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusi tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan (nilai perusahaan). Pemegang saham institusi yang mempunyai fungsi pengawasan atau monitoring terhadap kinerja manajemen kadang kala melakukan pengawasan yang luput terhadap tindakan manajer. Manajer dapat melakukan suatu tindakan diluar pengawasan dari pemegang saham institusi (Haruman, 2007). Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006) dan Haruman (2007) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Menurut Utami dan Rahmawati (2008), kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap perusahaan sampel, artinya semakin tinggi kepemilikan institusional dalam perusahaan tidak akan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil ini menunjukan bahwa kepemilikan institusional tidak dapat mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pandangan atau konsep yang mengatakan bahwa investor institusional adalah pemilik yang lebih memfokuskan pada current earnings (Porter, 1992 dalam Pranata dan Mas’ud, 2003). Hal tersebut dapat terjadi karena kepemilikan institusional

kebijakan perusahaan. Peranan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan menjadi tidak signifikan karena cenderung pasif dan menjaga posisi di dalam perusahaan. Manajemen terkadang mengambil kebijakan yang tidak optimal dan cenderung mengarah kepada kepentingan pribadi serta luput dari pengawasan pemegang saham institusi, sehingga mengakibatkan penggabungan strategi antara pemegang saham institusi dan pihak manajemen ditanggapi negatif oleh pasar. Hal ini tentunya berdampak pada penurunan harga saham di pasar modal dikarenakan kepemilikan institusional belum mampu menjadi mekanisme yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.

3. Pengaruh proporsi dewan komisaris independen terhadap nilai perusahaan.

Proporsi dewan komisaris independen (INDP) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut bertentangan dengan hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian dari Rachmawati dan Triatmoko (2007). Adanya kemungkinan bahwa proporsi dewan komisaris independen yang tinggi bukan merupakan jaminan bahwa kinerja perusahaan akan menjadi semakin baik sehingga pasar mengganggap bahwa proporsi dewan komisaris independen bukanlah faktor yang mereka pertimbangkan dalam mengapresiasi nilai perusahaan.

yaitu penelitian Rachmawati dan Triatmoko (2007) dan Susanti, Rahmawati dan Aryani (2010). Akan tetapi, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nasser (2008) yang menyatakan bahwa komposisi dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

4. Pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan hasil uji hipotesis ke empat menunjukkan bahwa keputusan investasi (INV) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (NP). Hal itu dapat terlihat dari tingkat signifikansi keputusan investasi berada pada angka 0,062. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai yang ditetapkan,

yaitu α = 0,10 maka hipotesis ke empat (H4) dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai

perusahaan diterima. Keputusan investasi (INV) juga memiliki beta koefisien yang positif terhadap nilai perusahaan, sehingga apabila keputusan investasi naik sebesar satu satuan, maka nilai perusahaan juga akan naik sebesar satu satuan.

Implikasi dari kesimpulan tersebut adalah efek langsung dari sebuah keputusan investasi terhadap nilai perusahaan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi itu sendiri melalui pemilihan proyek atau kebijakan lain seperti menciptakan produk baru, penggantian mesin yang lebih efisien, research dan development (Myers, 1977). Pengeluaran Implikasi dari kesimpulan tersebut adalah efek langsung dari sebuah keputusan investasi terhadap nilai perusahaan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi itu sendiri melalui pemilihan proyek atau kebijakan lain seperti menciptakan produk baru, penggantian mesin yang lebih efisien, research dan development (Myers, 1977). Pengeluaran

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijaya, Bandi dan Wibawa (2010) dan Haruman (2008).

5. Pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan.

Hasil dari penelitian ini memberikan konfirmasi bahwa keputusan pendanaan (DAN) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (NP). Hasil tersebut bertentangan dengan hipotesis dalam penelitian yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan (DAN) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (NP). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian Hardiningsih (2011) yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan (DAN) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (NP). Tinggi rendahnya rasio utang terhadap ekuitas, tidak berimplikasi pada tinggi rendahnya nilai perusahaan. Tidak adanya pengaruh keputusan pendanaan atau kebijakan utang dengan nilai perusahaan mengindikasikan bahwa biaya utang maupun biaya ekuitas adalah relatif ekuivalen dan Hasil dari penelitian ini memberikan konfirmasi bahwa keputusan pendanaan (DAN) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (NP). Hasil tersebut bertentangan dengan hipotesis dalam penelitian yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan (DAN) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (NP). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian Hardiningsih (2011) yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan (DAN) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (NP). Tinggi rendahnya rasio utang terhadap ekuitas, tidak berimplikasi pada tinggi rendahnya nilai perusahaan. Tidak adanya pengaruh keputusan pendanaan atau kebijakan utang dengan nilai perusahaan mengindikasikan bahwa biaya utang maupun biaya ekuitas adalah relatif ekuivalen dan

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Wijaya, Bandi dan Wibawa (2010), Rachmawati dan Triatmoko (2007), Sujoko dan Soebiantoro (2007) dan Nasser (2008) yang menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

6. Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.

Pada pengujian hipotesis ke enam menunjukkan bahwa kebijakan dividen (DEV) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (NP). Hal ini terlihat dari tabel 4.8 yang menunjukkan tingkat signifikansi kebijakan dividen berada pada angka 0,001. Nilai tersebut lebih kecil dari angka yang ditetapkan, yaitu α = 0,05 maka hipotesis ke enam (H6) dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa kebijakan dividen (DEV) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (NP) diterima. Kebijakan dividen (DEV) juga memiliki koefisien B yang positif terhadap nilai perusahaan, sehingga apabila kebijakan dividen (DEV) naik sebesar satu satuan, maka nilai perusahaan juga akan naik sebesar satu satuan.

diperoleh perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas. Implikasi bagi perusahaan adalah perusahaan harus merencanakan untuk mengambil kebijakan yang membagikan labanya kepada pemegang saham dalam bentuk dividen daripada menahan sebagian labanya dalam bentuk capital gain karena dengan membagikan labanya kepada pemegang saham dalam bentuk dividen akan meningkatkan nilai perusahaan. Implikasi bagi investor adalah investor akan menginvestasikan dananya pada perusahaan yang membagikan laba dalam bentuk dividen secara konsisten. Selain itu investor juga akan menginvestasikan dananya kepada perusahaan yang membagikan dividen dalam jumlah yang besar.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Wijaya, Bandi dan Wibawa (2010) dan Gusaptono (2010) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Dokumen yang terkait

PANDANGAN MURID TERHADAP GURU: 60 TAHUN PROF. DR. M. AMIN ABDULLAH

0 0 16

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SEBAGAI SOLUSI KONFLIK PADA HUBUNGAN REMAJA DAN ORANG TUA DI SMK BATIK 2 SURAKARTA Rina Sari Kusuma Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK - KOMUNIKASI ANTAR PR

0 0 6

Kata kunci : Model Pelatihan, Manajemen Mutu, Kerjasama Sekolah PENDAHULUAN - MANAJEMEN MUTU KERJASAMA KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PENINGKATAN KUALITAS DAN AKREDITASI SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN-KOTA MAGELANG

0 0 8

PAKOM PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY Rita Pramujiyanti Khotimah, Masduki, N. Setyaningsih Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas Muhammadiyah Surakarta Email: r

0 1 8

PENINGKATAN PENDAPATAN UKM MELALUI PENGUASAAN TEKNOLOGI PAKAN LELE DAN PEMANFAATAN LIMBAH LOKAL DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO, KABUPATEN WONOGIRI

0 0 8

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PENELITIAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU MATEMATIKA SMASMK MUHAMMADIYAH DI KLATEN DAN SUKOHARJO Masduki dan Muhammad Noor Kholid Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta E

0 0 8

PEMITRA BAGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MATEMATIKA GURU DAN SISWA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS DI BOYOLALI Sutama, Sabar Narimo, dan Suyatmini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Email : sutamaums.ac.id Abstra

0 0 7

PENINGKATAN KETRAMPILAN MEDIA KOMUNIKASI DAN PERLUASAN KERJASAMA DALAM PENCEGAHAN NARKOBA OLEH POLDA DIY DAN BNNP YOGYAKARTA

0 0 10

PEMITRA PENDAMPINGAN KELOMPOK TANI DAN PETERNAK LELE DESA PUCUNG, KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI

0 0 9

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA

0 1 20